NovelToon NovelToon

Trio M.A.E

Mike Cahill, Edward Blair dan Abimanyu Giandra

London, MB Enterprise

"Jadi si pak tua itu hendak merayakan ulang tahunnya di Jakarta?" omel Mike Cahill ke Edward Blair yang pusing dengan keinginan ayah angkatnya.

"Iya. Dia pengen minum-minum dengan mertua lu!" balas Edward.

"Ya elah ... Dia itu sudah mau delapan puluh tahun!"

"Tujuh puluh lima tahun! Jangan elu tambahin!" pendelik Edward Blair. "Bisa tantrum tar!"

"Bukannya orang kalau sudah tuwir makin tantrum?" balas Mike Cahill.

"Tunggu. Bukannya di Jakarta ada Stephen ya?" Edward pun tersenyum lebar. "Stephen kan bisa minta tolong sama si Abi buat cari tempat untuk perayaan. Dan aku yakin, dia pasti marah-marah."

"Oh ya ampun. Kamu dan Abimanyu itu kenapa tidak pernah akur sih!" gerutu Mike.

***

Jakarta, Giandra Otomotif Co.

"Yang ulang tahun mertuanya Nabila tapi kenapa aku yang bagian rempong?" amuk Abimanyu saat Stephen Blair datang ke ruang kerjanya untuk mengajak pria itu makan siang.

"Macam kamu tidak tahu kakak aku satu itu yang hobi membuat kamu emosi?" senyum Stephen Blair.

"Enak saja! Dasar mafia cloningan Chris Pine!" sungut Abimanyu. "Urus Bokapnya sendiri lah!"

"Bi, kamu tahu kan kalau keluarga aku itu punya berbagai cara untuk memaksakan segala sesuatu? Apalagi kalau sudah suka," ucap Stephen Blair.

Abimanyu berdiri dan mengambil jasnya. "Apa maksudmu sudah suka?"

"Keluarga Blair dan Pratomo itu sangat selektif dalam memilih pertemanan dan kami memilih kamu. Jadi ... Bersabarlah dengan kami yang sering membuat darting." Stephen menepuk bahu Abimanyu yang sedang memakai jasnya.

"Kita makan dimana?" tanya Abimanyu Giandra sambil berjalan keluar bersama dengan Stephen Blair.

"RR'S Meals lah!"

***

RR's Meals Kuningan Jakarta

"Jadi mas Abi harus mencari tempat untuk ulang tahun Oom Duncan McGregor?" kekeh Ryu Reeves.

"Yang benar saja Ryu! Ini yang punya mertua siapa? Yang dibikin repot siapa!" omel Abimanyu Giandra.

"Hahahaha, mas Abi. Welcome ke keluarga kami ...." Ryu tersenyum manis.

Abimanyu menggelengkan kepalanya. "Ampun, deh! Stephen, aku suka kamu dan Diana tapi tidak kakakmu!"

Stephen Blair hanya tertawa kecil. "Bi, dinikmati saja. Toh baik kan untuk bisnis kamu juga."

Abimanyu hanya menyipitkan matanya.

***

Mansion Giandra

"Jadi mbak Yuna mau ke Jakarta?" tanya Dara saat Yuna menghubungi dirinya.

"Iya. Papa Duncan ingin bertemu dengan Pakdhe Adrianto. Papa kan mau merayakan ulang tahunnya yang ke tujuh puluh lima di Jakarta dan ghibah dengan Pakdhe. Tahu sendiri lah mereka itu besan tukang ghibah."

Dara tertawa kecil. "Ya ampun, orang kalau sudah sepuh itu sukanya aneh-aneh ya mbak?"

"Ya gitu deh. Eh Dara, apa kamu tahu siapa yang diminta tolong untuk mencari tempat untuk acara?" kerling Yuna.

"Jangan bilang ... Mas Abi?" tebak Dara.

"Bingo!"

Dara memegang pelipisnya. "Aku tidak yakin mas Abi tidak ngomel-ngomel deh!"

Yuna terbahak. "Oh, aku yakin sekali Abi akan ngomel-ngomel!"

Dara hanya menghela nafas panjang. "Ampun deh kalian itu!"

"Welcome to our family."

***

"Mommy, apakah kita akan ke Jakarta?" tanya Duncan ke ibunya yang baru saja selesai melalui panggilan video dengan Dara, istri Abimanyu Giandra.

"Kenapa D?" balas Yuna.

"Kan sekalian main dengan dik Ghani."

Yuna tersenyum. "Kamu kangen dengan Ghani ya?"

Duncan mengangguk. "Kan Opa ulang tahun pas musim panas jadi sekalian liburan."

Yuna menatap putranya yang berumur enam tahun dan sangat dekat dengan Ghani, putra Abimanyu dan Dara yang berusia dua tahun.

"Iya sayang. Kita ke Jakarta. Kamu juga kangen sepupu kamu yang lain bukan?" senyum Yuna.

"Iya mommy."

***

Siapa kangen dengan kwartet ini?

Yuhuuuu up malam Yaaaaa

Kita nostalgia dengan cerita trio rusuh sebelum generasi trio amburadul ( Duncan Blair, Ghani Giandra dan Eiji Reeves ), trio gen empat ( Arjuna, Fuji dan Levi ), trio kampret ( Arka, Valentino dan Shinichi ), trio Psikopat ( Yagami, Dirandra dan Alucard ).

Buat yang kangen generasi kedua ... Akan banyak cerita komedi unfaedah. Semoga suka.

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Vivienne Neville

"Gimana kabar Vivet?" tanya Abimanyu sambil makan siang bersama dengan Stephen Blair dan Ryu Reeves.

"Semakin brutal ke anaknya. Tahu sendiri kan dia paling rusuh!" kekeh Ryu Reeves.

"Aku heran dengan Jammie. Tabaaahhh banget sama Vivet!" ucap Abimanyu.

"Kan sama dengan Dara tho Bi. Dia juga tabah dengan suami macam kamu. Sering darting tidak jelas," gelak Stephen.

"Jangan bawa-bawa Adara lah. Dia kan memang limited edition." Abimanyu menoleh ke Ryu. "Kamu sendiri? Apa sudah dapat ijin bersama Giselle?"

"Masih berjuang, mas Abi. Mommy yang agak gimana karena status Giselle."

"Aku doakan kamu akan mendapatkan restu dari Oom Eddie dan Tante Adriana."

"Aamiin. Terima kasih mas Abi." Ryu melirik ke arah ponselnya. "Ya ampun."

"Apaan?" tanya Stephen Blair.

"Lihat ini." Ryu memperlihatkan foto Javier Arata yang berusia setahun belepotan coklat. "Emaknya ini gimana sih?"

"Ya resiko buat black forest dengan bayi di sebelahnya," gelak Stephen.

***

Flashback Sepuluh Tahun Lalu, Edinburgh Skotlandia

"Putri saya melakukan apa?!" seru Adinda Pratomo Neville kepada sang kepala sekolah sedangkan di sebelahnya sang putri hanya duduk dengan wajah melengos malas.

"Putri anda melakukan penganiayaan kepada teman sekelasnya, Mrs Neville. Dan sekarang temannya berada di rumah sakit karena mengalami patah kaki."

Adinda hanya bisa mengelus dadanya. Astaga! Lagi!

"Kami akan membantu biaya perawatan anak yang dilukai oleh Vivienne," ucap Adinda. Bagi keluarga Neville, uang bukanlah masalah bagi mereka.

Adinda Pratomo, bungsu dari empat bersaudara Pratomo adalah seorang pengusaha properti di bawah bendera PRC group milik keluarganya sedangkan suaminya, Alexander Neville adalah mantan pemain klub Manchester United dan sekarang terjun ke dunia bisnis bersama istrinya.

Keluarga Neville memiliki empat orang anak, Brett dan Darren adalah kembar identik berusia 19 tahun yang sekarang mengikuti jejak ayahnya, lalu Christopher atau Chris berusia 17 tahun adalah atlet tenis yang baru saja menjuarai Wimbledon.

Adinda sempat hamil namun akibat kecelakaan ketika bermain ski, dia mengalami keguguran dan dokter pun meminta agar dirinya tidak hamil lagi. Seminggu usai dari rumah sakit, Adinda dan Alex menemukan seorang bayi perempuan yang ditaruh di depan pagar mansion mereka.

Adinda yang baru saja kehilangan putrinya, langsung jatuh cinta dengan bayi bule perempuan bermata biru itu. Ketika mereka membawanya ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisinya dan betapa terkejutnya keduanya ketika mengetahui bahwa bayi itu mengalami kecanduan kokain akibat dari orangtuanya.

Kedua suami istri itu berusaha menyelamatkan bayi cantik itu dan melakukan detoksifikasi agar semua zat-zat adiktif itu keluar dari tubuh bayi yang baru berusia dua bulan itu. Sementara Adinda mencoba menyelamatkan bayi yang dia beri nama Vivienne Lee Neville, Alex mencari tahu siapa kedua orang tua bayi itu.

Akhirnya Alex menemukan nenek bayi itu yang meminta agar Alex dan Adinda mengadopsi cucunya karena kedua orangtuanya sudah meninggal karena over dosis sedangkan dirinya sakit kanker getah bening stadium akhir dan tidak mau cucunya ditaruh di panti asuhan. Jadi dia memberanikan diri meletakkan cucunya di depan mansion Neville. Alex dan Adinda pun menghubungi pengacara mereka untuk melakukan perjanjian tertulis. Tidak lama setelahnya, sang nenek pun meninggal.

Adinda sendiri merasa bahwa Vivienne adalah pengganti putrinya yang tiada jadi dia mendidik nya sama seperti generasi Pratomo lainnya. Wajib bisa bela diri dan menembak dan Vivienne adalah anak yang cerdas sampai dia mampu melepaskan dan memasang Glock tanpa salah di usia 8 tahun. Diantara sepupu perempuannya, Nabila, Shanum, Alexa dan Yuna, Vivienne adalah perempuan paling jago menembak. Selain itu, dia memilih mengambil bela diri krav maga dibanding lainnya.

Dan kini Adinda menyesal putrinya menjadi terlalu bar-bar hingga membuat teman sekolahnya patah kaki.

***

"Vivienne Lee Neville! Ini kali ketiganya kamu berbuat ulah! Tiga sekolah, princess! Tiga Sekolah Elit di Inggris Raya mengeluarkan dirimu!" bentak sang ayah, Alexander Neville.

Vivienne hanya duduk manis tanpa terganggu kena bentakan papanya.

"Astaghfirullah Al Adzim! Sayang, kamu itu ikut bela diri bukan buat matahin kaki orang!" Alex mengusap wajahnya kasar.

"Sudah! Kamu papa hukum! Sekolah home schooling lalu habis ini papa buang kamu dari Inggris!" putus Alexander gemas.

"Buang kemana pa? Tokyo ya?" ucap Vivienne dengan mata berbinar-binar.

Alex dan Adinda hanya melongo melihat putrinya tidak terganggu Omelan papanya.

"Kamu minta Tokyo? Papa kasih! Asalkan Double A yang mengawasi kamu!" ucap Alexander.

Double A adalah Alex dan Alexa Reeves anak kembar Adriana Pratomo dan Eddie Reeves. Mereka berdua adalah artis dan model yang kemudian menjadi penerus PRC group cabang Tokyo. Alexa sudah menikah dengan Jeffry Kim, seorang arsitek.

"Kamu boleh ke Tokyo asal kamu menyelesaikan SMA disini dan bisa masuk kampus terkenal di Tokyo! Itu syarat dari papa. Sanggup nggak?" Alex menatap Putrinya yang bermata biru.

"Sanggup pa!" ucap Vivienne tegas dan yakin.

***

Vivienne sekarang berada di ruang kerja Mike Cahill, calon kakak iparnya karena Mike adalah kekasih Nabila Pratomo kakak sepupu Vivienne. Mike pun memanggil Vivienne dengan panggilan Vivet atau Vivienne cerewet dan terkadang wewet karena saking ceriwisnya.

"Jadi kamu ditantang Oom Alex untuk bisa masuk ke sebuah kampus bergengsi di Tokyo sebagai persyaratan boleh tinggal di sana?" tanya Mike.

"Yoi! Bang, kasih clue dong!"

"Clue apa?" tanya Mike sambil membaca laporan pasiennya.

"Bagaimana cara membuka brangkas papa."

Mike mengangkat kepalanya. "Hah? Memang ada apa di brangkas Oom Alex?"

"Black card ku."

Mike menepok jidatnya.

***

Pagi ini Vivienne lagi-lagi kabur dari home schooling nya dan memilih ke rumah sakit Royal Infirmary of Edinburgh. Sudah dua Minggu ini dia memang menemani sang mama yang memiliki proyek di Edinburgh.

Gadis berusia 14 tahun itu dengan santainya masuk ke lobby rumah sakit dan semua orang mengenalnya sebagai adik dari Dokter Mike Cahill kepala divisi bedah karena sama-sama memiliki mata biru.

"Bang Mikeee!" serunya namun dia tidak menemukan kakak iparnya melainkan melihat seorang pria culun memakai kacamata old style dan cardigan.

"Bah! Si Vivet!" umpat pria itu.

"Astaga naga! Apes dah aku ketemu makhluk nggak punya akhlak kayak lu!"

"Eh bocil! Enak aja bilang aku gadha akhlak!"

"Iyalah! Kakak main masuk ruangan bang Mike seenaknya!" omel Vivienne.

"Lha elu apa nggak Vet!" umpat pria itu yang bernama Brandon Cooper.

"Aku sih sudah biasa keluar masuk ruangan bang Mike, kan kita mirip kakak adik!"

"Eh bocil! Elu tuh bisa krav maga bukan berarti boleh matahin kaki orang, cumiiii !" omel Brandon.

"Eh Bambang! Dengerin ya, aku matahin kaki orang bukan tanpa alasan! Dia pantas mendapatkan kaki patah karena berani mau melecehkan aku! Sayang asetnya lupa aku kremes!"

Brandon menatap Vivienne horor. "Astoge Vivet!"

"Baru kena hajar gitu saja nangis! Payah! Cowok banci!" umpat Vivienne. "Belum gue hajar bijinya tuh!"

Brandon melongo. "Ya ampun tante Adindaaaaaa! Anakmu ini lhoooo!"

"Kenapa manggil mama? Mama tahu lah anaknya ini cantik paripurna, rajin morotin kakak-kakaknya, tidak sombong dan sangat pengertian," cengir Vivienne.

"Astaghfirullah Al adzim! Kamu bolos home schooling lagi?" suara Mike terdengar di pintu ruangannya.

"Kalau iya kenapa? Kok bang Mike yang bingung? Wong aku B saja tuh!" sahut Vivienne santai.

"Bro, kamu yakin nggak ada cowok yang mau sama cewek nggak jelas begini?" tanya Brandon ke Mike.

"Apa? Cewek nggak jelas? Enak saja! Nih dadaku tumbuh dengan sempurna, apalagi aset belakang tuh! Njepong aka jentit kan bokongku!" Vivienne menunjukkan aset tubuhnya. "Bilang! Nggak jelas dari mana?"

"Nggak jelas dari perilaku mu Wet! Cewek kok brutal!" komentar Brandon.

"So?" Vivienne menaikkan sebelah alisnya.

"Gue bakalan Bancakan kalau ada pria yang sanggup membuat kamu bertekuk lutut!" sahut Mike.

"Mau buat apa lu?" tanya Brandon.

"Gue bakalan manggil campursari main di rumah Oom Adrian!" ucap Mike cuek.

"Deal bro!" seru Brandon sambil terbahak.

"Lha, malah campursari?" Vivienne menatap kedua kakaknya sebal.

***

Yuhuuu Up Pagi Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote n gift

Tararengkyu ❤️ 😊 ❤️

Jammie Arata

Present Day

"Tapi aku bersyukur Vivienne bersama Jammie. Soalnya dia bisa melindungi adikku," ucap Ryu Reeves.

"Jadi ingat dulu si Vivienne minta sekolah ke Tokyo," senyum Stephen, "Dan membuat pusing Alex, Alexa dan Jeffry."

"Ya begitulah adikku yang kacau," kekeh Ryu.

"Bukan aku membenarkan tapi memang semua keluarga kamu kacau, Ryu!" ujar Abimanyu.

Ryu Reeves terbahak. "Apakah kamu mau bergabung mas Abi?"

"Tidak, terima kasih!"

"Bi, bukannya Duncan ingin punya ibu kedua Dara? Jangan-jangan, nanti kamu berbesan dengan kakakku?" cengir Stephen Blair.

Abimanyu melotot dan langsung mengetuk meja makan tiga kali. "Amit-amit! Amit-amit! Amit-amit!"

Stephen dan Ryu tertawa terbahak-bahak.

***

Flashback

Vivienne menyelesaikan SMA nya dengan ogah-ogahan. Bukan karena dia tidak cerdas tapi otaknya sudah penuh keinginan terbang ke Tokyo. Dia sudah bosan di Manchester maupun London. Hanya di Edinburgh lah, Vivienne menemukan passionnya mengganggu Mike dan Nabila yang sekarang sudah menikah.

"Mbak!" panggil Vivienne di ruang Nabila yang memang lagi sepi tidak ada pasien.

"Kenapa Vet?"

"Aku bingung!" keluh gadis cantik itu.

Nabila menatap adik cantiknya dengan wajah bingung. "Tumben kamu bingung. Matahari masih normal kan terbitnya?"

"Ish mbak tuh! Kok satu server sama kak Brandon?" cebik Vivienne. "Aku tuh mau dibuang papa ke Tokyo cuma aku nggak mau ke Tokyo University."

"Lha kamu maunya dimana? Bukannya perjanjian sama Oom Alex harus kampus bergengsi?"

"Iya sih cuma aku mau ke Tokyo nya tahun depan, nggak tahun ini. Makanya sekarang mau cari-cari dulu kampus yang prestisius apa selain Todai ( nama lain Tokyo University )."

"Emang kamu yakin lulus SMA?" ledek Nabila.

"Iiihhh! Mbak Nabila tuh lhoooo! Ngece!" cebik Vivienne.

"Aku heran sama kamu deh Vet, bule kok hobi ngomong Jawa?" kekeh Nabila.

"Aku kan bule multi internasional dan nomaden!"

"Kok nomaden?"

"Bisa Jawa bisa bule, waktu dan tempat ikut kondisi," gelak Vivienne cuek.

Nabila hanya memegang pelipisnya. "Beneran nih bocah minta diruwat dan ruqyah!"

"Isshh aku mah masih waras, belum ketempelan jin lotere!"

"Mana ada jin lotere sayang!" tekan Nabila kesal.

"Selama black card aku ditahan papa, kan siapa tahu aku dapat lotere jadi bisa bikin black card lagi."

"Udah deh! Nggak usah ngaco tuh otak! Lama-lama mbak MRI kamu baru tahu rasa!"

"Astaghfirullah, segitunya sih nistain anak cantik begini?"

"Biarin! Kamu bikin mbak kesal!"

"Jangan kesal padaku lho mbak, aku tahu aku itu paling segalanya dari semua cucu perempuan eyang Pratomo. Jadi kalau kesal sama aku tuh percuma soalnya aku bakalan ngangenin. Siapa lagi yang bisa membuat kalian tertawa dan gemas sekaligus? Cuma aku kan? Cewek paling imut sejagat klan Pratomo."

Nabila melongo. Ya ampun narsisnya adikku satu ini!

***

Hasil pengumuman ujian SMA Vivienne pun diumumkan dan yang membuat kedua orangtuanya shock adalah nilainya semua sempurna padahal putrinya tukang bolos, kalau guru datang dikerjain sampai nangis. Ini tidak salah?

Brett sang kakak malah dengan sadis bilang adiknya mencontek.

"Mas Brett kedebret, mau contek dari mana? Lha wong aku ujian ajah yang ngawal aku dua orang pengawas lho! Sangar nggak? Tahu saja aku tuh cantik sampai harus dikawal," ucap Vivienne dengan cueknya.

"Gue yakin lu pasti nyontek!" sahut Brett.

"Kok pada nggak yakin kalau adiknya ini punya otak diatas rata-rata plus saingan sama Einstein?" cebik Vivienne kesal karena dia memang tidak pernah mencontek. Semua hasil ujiannya memang dari otaknya sendiri.

"Soalnya kamu tuh saking cerdasnya sampai-sampai perilakumu keterlaluan bar-barnya," sahut Darren, saudara kembar Brett.

"Wah bang Darren mengakui kalau aku cerdas? Alhamdulillah ada yang paham!" jawab Vivienne dramatis yang membuat semua orang di meja makan sebal.

"Ma, apa mama yakin semua zat adiktif di tubuh Vivet udah habis tidak tersisa?" tanya Chris.

"Memang kenapa?" tanya Adinda.

"Lha otaknya Vivienne masih geser," kekeh Brett.

"Aaaahhhh abang-abangku durjana semuaaaaa! Bang Mike, adikmu dinistaiiinnn!" rengek Vivienne.

"Lha kok malah bawa-bawa Mike?" tanya Alex sang papa.

"Cuma bang Mike yang sayang beneran sama Vivet!" jawab Vivienne sok mau nangis.

"Iya jelas lu sayang. Kan kamu jadi sugar babynya," gelak Darren.

"Haaaahhhh?" teriak Alex dan Adinda bersamaan.

"Tenang pa, ma. Sugar baby disini itu karena bang Mike royal traktir Vivet jadi dia kan kayak sugar babynya," kekeh Brett.

"Ya ampun Vivienne! Nggak boleh morotin Mike ya! Kan dia sudah menikah sama Mbakmu!" tegur Adinda.

"Kalau soal morotin mah wajib! Mas, bang, minta sumbangan dong! Uang jajan Vivi habis nih!" Mata biru Vivienne langsung menatap memelas.

"Lha kartumu kemana semua?" tanya Chris.

"Ditahan papa semua" keluhnya.

"Haaaahhhh?"

***

Setahun Kemudian, Tokyo Jepang

Seorang pria berusia 20 tahun masuk ke dalam ruangan Alex Reeves. Pria berwajah Asia itu adalah Jammie Arata, lulusan akademi bisnis di Tokyo. Jammie adalah anak yatim piatu yang dijadikan anak asuh Adriana Reeves dan sekarang bekerja di PRC group menjadi asisten Alex, putra Adriana.

Alex Reeves, pria berusia 27 tahun itu adalah seorang bujangan yang diincar para kaum hawa namun dia masih memilih melajang dibandingkan adik kembarnya, Alexa yang sudah menikah muda dengan Jeffry Lee di usia 22 tahun. Bahkan sekarang Alexa sudah memiliki dua orang anak kembar, Kenzo dan Keanu.

"Tuan Reeves memanggil saya?" tanya Jammie.

"Iya, Jammie. Besok adik sepupuku akan datang ke Tokyo untuk berkuliah di Tokyo Institut Of Technology. Aku memintamu menjadi bodyguardnya."

Jammie melongo. "Tapi aku kan bukan bodyguard, tuan."

"Kamu bisa beladiri kan? Bisa menembak kan?"

Jammie mengangguk. "Bukannya Nyonya Reeves meminta saya untuk bisa semua itu?"

"Bagiku itu sudah cukup. Besok kamu jemput adikku yang cantik tapi bar-barnya juga aduhai. Aku harap kamu bisa sabar menghadapi anak itu sebab itu perintah dari Oom Alex Neville sendiri."

Jammie hanya bisa mengangguk. "Baik, Sir."

"Ini foto adikku, namanya Vivienne Lee Neville. Usia 16 tahun, jago tembak dan krav maga. Jadi kamu berhati-hati dengan bocah nakal satu ini."

Cantik! Batin Jammie.

"Jangan tertipu dengan semua muslihatnya! Dia anak paling nakal diantara semua saudara ku. Jadi, kamu harus sabar ya," kekeh Alex Reeves.

Jammie memandang foto yang diberikan.

"Jam berapa saya besok harus menjemput nona Vivienne?"

"Jam sembilan pagi. Ohya selain dia akan kuliah disini, dia juga ada pemotretan disini. Jadi kamu harus mengawalnya terus ya. Aku tidak mau ada insiden aneh-aneh karena di Inggris dia sudah diblacklist."

Jammie terkejut. "Kenapa bisa diblacklist Sir?"

"Well, menghajar orang sampai babak belur dan terakhir dikeluarkan dari sekolahnya karena membuat patah kaki orang yang hendak melecehkannya. Sebenarnya Oom Alex ingin menuntut tapi melihat korban parah banget, jadinya batal deh. Toh dia sudah mendapatkan hasilnya dari adikku satu ini. Akibatnya tidak ada sekolah di Inggris yang mau menerima Vivienne," kekeh Alex Reeves santai.

Oh my. Keluarga Pratomo yang perempuan memang bar-bar semuanya.

"Baik Sir. Besok saya akan menjemputnya di Narita. Apa dia memakai pesawat pribadi milik tuan Neville?"

"Nggak, Vivienne naik British Airways."

Jammie mengambil foto Vivienne lalu dirinya permisi dari ruangan Alex Reeves.

Alamat aku harus ekstra sabar menghadapi gadis cantik ini.

***

Yuhuuu Up Malam Yaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote n gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!