"kita cerai saja, aku akan tidur diluar malam ini"
Selina kembali membulatkan matanya, meski sudah terlalu sering kata-kata itu keluar dari mulut Dante, hanya karna hal kecil, Dante selalu menganggapnya sebagai masalah besar.
Sambil meneteskan air mata selina menyerahkan bantal dan selimut pada dante, dan dante segera meraih bantal dan selimut itu, lalu melangkahkan kaki keluar dari kamar, Dante mendorong pintunya dengan keras dan kasar.
Membuat Selina tersontak kaget, Selina duduk meringkuk di bawah ranjangnya masih terisak dengan sepi.
"Mas, kenapa.. Sifatmu begitu keras mas....
sudah berapa kali kau membuatku merasa kesepian seperti ini" ratap selina sambil memegang wajahnya.. sesekali ia mengusap air matanya yang tidak berhenti menetes.
Malam itu Selina terlelap dengan mata sembab,
dan Dante yang tampak pulas tidur di sofa ruang tengah, seperti tanpa beban..
Dante memang selalu mempermasalahkan kesalahan-kesalahan kecil Selina, seperti pulang kemalaman saat menghadiri arisan dengan temannya, membantah pendapat Dante saat sedang beradu argumen, mengungkit keasalahan Dante saat sedang Bertengkar, dan kali ini diam-diam tanpa sepengetahuan Dante, Selina menyisihkan sebagian uangnya untuk join membuat Rumah singgah para Lansia terlantar dengan sahabat masa kuliahnya dulu Devin, hal itu memancing api cemburu dan amarah Dante, membuat Dante marah besar dan lagi-lagi mengeluarkan kata-kata Cerai.
pagi harinya, Selina bangun dengan kepala pusing namun tetap bangkit dari tidurnya untuk melangkahkan kakinya menuju dapur seperti biasa Selina selalu menyiapkan sarapan untuk Dante sebelum Dante berangkat ke kantor nya untuk bekerja.
pagi ini Selina hanya membuat nasi goreng spesial dan smoothies pisang kesukaan Dante..
setelah makanan siap, Selina melangkah menuju ruang tengah, ia berniat untuk membangunkan suaminya yang pemarah itu.
masih dalam keadaan memakai lingeri dan blazer putihnya, Selina belum sempat mandi.
Selina duduk di samping kepala Dante, ia membelai rambut Dante dengan lembut, menatap Dante dengan tatapan rindu, mengingat 2 minggu ini Dante pergi keluar kota untuk melihat dan mengawasi proyek Barunya. Namun sesampainya di Rumah..saat Selina masih membersihkan diri di kamar mandi..Dante mengutak-atik ponsel selina dan menemukan chat percakapannya dengan Devin..
Dari itulah pertengkaran hebat tadi malam terjadi,
dengan nafas berdebar Selina mengecup kening Dante dengan Lembut, namun tiba-tiba Dante terbangun dan matanya membulat..
Rupanya kemarahan nya masih belum juga padam, Dante langsung bangkit dari tidurnya, membuat selina menggeser duduknya ke belakang..
"jangan bilang kau mau goda aku, agar aku tidak jadi menceraikanmu!!" bentak Dante membuat mata Selina berkaca-kaca..
"tidak mas, aku hanya ingin membangunkanmu, untuk sarapan, bukankah kau harus cepat berangkat ke kantor" jawab Selina Lirih
"Lalu untuk apa, kau menciumku dengan masih menggunakan Baju itu" bentak Dante Lagi.
Selina memegang blazer lingerinya dan Berusaha merapatkannya di area dada.
"aku belum sempat mandi dan berganti pakaian mas, aku tadi baru selesai menyiapkan sarapan untuk kita"
"sarapan? Kau pikir aku akan memakan masakanmu pagi ini!!" ucapan itu seakan menusuk hati Selina ..kali ini air matanya benar-benar tidak bisa di tahan lagi.
" i..iya mas.. "dengan nafas terisak selina segera bangkit untuk meninggalkan Dante
Namun dante menarik tangan Selina..
"katakan padaku, apa kau mencintai Devin"
Selina hanya terdiam, ia tahu menjawab pun tidak akan berguna saat keadaan Dante sedang emosi begini
"jawab sel.." teriak Dante lebih keras kali ini bahkan Dante menendang meja di depan sofa
Selina membalikkan badanya, dengan tangis yang masih terisak Selina menjawab
"kau atau Devin yang suamiku mas"
"jelas aku suamimu sel, lalu untuk apa kau bekerja sama dengan dia!!, jika kau mau buat rumah singgah kau bisa bilang padaku aku akan berikan semua uangku untuk keinginanmu itu!!"
Selina mengusap air mata dengan tangan kirinya masih dalam genggaman Date
" aku butuh seseorang untuk mengelola rumah singgah itu mas, agar rumah itu ditempati oleh orang-orang yang benar-benar membutuhkan, sementara kau tidak akan punya waktu untuk itu kau sibuk, aku hanya membutuhkan Devin untuk itu" jelas Selina
"Lalu kenapa harus Devin, kenapa tidak cari teman perempuanmu !!" dante berusaha mengejar penjelasan Selina
" ya karena Dia punya jiwa di situ mas.. " jawab Selina
"alah.. Alasan saja kau sel!! Muka Dante memerah
melihat wajah Dante yang seakan akan membunuhnya hari ini, selina segera memasang benteng pertahanan diri..
meski masih merasa sakit atas setiap perlakuan Dante
Selina nekat menjatuhkan tubuhnya pada pangkuan Dante.
dengan segala keberanian yang ia kumpulkan ia melingkarkan tanganya pada leher Dante, dan mendaratkan bibirnya pada bibir dante, kali ini bukan ciuman lembut..namun panas dan liar ..
anehnya, Dante membalas ciuman itu lebih liar Lagi bahkan kini ia memegang erat pinggang Selina dengan nafas memburu..
Selina yang merasa kesulitan bernafas melepaskan ciuman itu.
Namun Dante semakin menarik tubuhnya
"apa yang kau lakukan sel, bukannya aku masih suamimu, aku bebas melalukan apapun padaku"
selina yang merasa mendapat sinyal hijau..kemudian menyandarkan kepalanya pada dada Dante dan dengan Lembut mengecup Leher jenjang berjakun itu.
"ehmm.." dengan mengerang lirih Dante mengeluarkan kata lagi
" kau selalu bisa merobohkan tembokku sel"
Selina dengan mata menggoda menjawab perkataan Dante....
"kalau pagi ini kau tidak mau makan masakanku lalu apa yang akan kau makan" sambil memainkan jemarinya di dada bidang Dante..
Dante yang sudah merasa tubuhnya panas dengan permainan Selina Lalu bangkit,.membuat Selina terduduk namun masih dengan kaki sedikit terbuka, Dante segera membuka kemeja piyama yang ia kenakan dan kini terlihat jelas perut berototnya.. Selina yang terduduk disampingkan mendongak memperhatikan Dante dengan hati berdebar namun juga rindu yang sebenarnya memuncak..
Dante sedikit membungkuk dan berbisik tepat di depan telinga istri cantiknya itu
"apa Lagi yang bisa ku makan Sel, semua sudah tersedia di depanku"
Mendengar itu Darah Selina mengalir lebih cepat ..seakan Lupa dengan kata-kata kasar Dante tadi malam..namun karna rindu yang sudah Lama membendung dalam hatinya...
Selina melepaskan blazer lingeri yang masih membalut lenganya..ia memejamkan mata dan mendongakkan kelapanya ke atas .
"mas.. Jangan minta cerai lagi ".ucap Selina dengan nada lirih,
"kalau aku gak minta cerai kau tidak akan se liar ini untuk menggodaku sel"
Dante meraih tubuh Selina dan menciumi istrinya yang kali ini sudah terhanyut dalam keinginan seorang wanita..
Dante yang melihat istrinya sudah sangat hanyut dalam gairah, dengan tersenyum miring mengerjakan kewajibannya yang sudah 2 minggu ini tidak ia tunaikan..
dalam gelora kemesraan itu Sesekali melirik ke arah Dante.. Dalam hatinya selina tertawa riang "akhirnya kudapatkan kembali hatimu mas".
Setelah selesai, Dante memeluk tubuh selina yang masih dalam setengah balutan lingeri putihnya,
"kenapa senyum-senyum begitu" tegur Dante yang dari tadi melirik ke arah bibir istrinya yang hanya terjeda sedikit di depan bibirnya.
Sebelum menjawab, Selina mengecup lembut bibir Dante lalu berkata
"apa mas mencintaiku .." Dengan senyum tipis menggoda..
mendengar pertanyaan itu Dante mengira Selina menginginkan permainan itu lagi..
Dante segera menarik kembali pinggang istrinya yang membuat Selina kaget, matanya menatap lebar tepat ke arah mata Dante
"jawab dong mas, jangan diam saja mulutnya..tapi malah aktif gerakanya" selina mengelus pipi Dante sambil terkekeh
Dante menatap Selina dengan tajam
"lagipula setelah apa yang sering kita lakukan , mengapa kau masih bertanya tentang hal itu"
" kalau kau mencintaiku, mengapa semenjak kita menikah, aku tak pernah mendengar lagi dari bibirmu, bahwa kau mencintaiku"
sambil memainkan ujung hidung runcing suaminya itu dengan jemarinya.
Dante menghela nafas pendek
" Sel..sel..untuk apa semua pernyataan itu, yang penting aku setia kepadamu"
Selina berusaha menggugat perkataan Dante dengan Mata terbelalak
" tapi mas.. Semua wanita juga ingin di perlakukan secara manis oleh suaminya, apalagi mendengar kata aku mencintaimu oleh bibir suaminya sendiri"
entah mengapa setiap mendengar tuntutan itu keluar dari mulut Selina membuat Dante justru merasa gemas pada istrinya, bukan nya malah menuruti kemauan istrinya..
Nafas Dante malah makin memburu seakan muncul lagi gairahnya untuk menyalurkan hak batinnya pada istrinya..
Dante segera memegang kepala Selina dengan ke dua tanganya..menarik wajah Selina dan mendapatkan bibir itu lagi.
"ahh,.mas.." selina berusaha melepaskan dekapan itu....
"jawab dulu apa kau mencintaiku" protes Selina dengan mata sayu mengharap kata yang indah keluar dari mulut Dante.
"untuk apa..Sel..untuk apa berkali-kali kau bertanya tentang hal yang kau sudah tahu jawabannya,.."
"tapi mas apa susahnya bilang kalau kau masih mencintaiku.."
Dante yang semakin gemas dengan setiap ucapan istrinya .. Malah mengeratkan pelukannya bahkan kali ini mencium bibir istrinya lebih liar..
" mas....." ucap Selina berusaha mendorong Dante..
"katakan dulu.."
Dante menghela nafas namun kali ini dengan perasaan kesal..
"ya ..Sel..iya aku mencintaimu..kau puas.. "
mendengar itu muncul perasaan lega dari hati Selina..
"mas kalau kau mencintaiku jangan meminta cerai lagi.."
" kau tau kan, aku mengatakan itu dalam keadaan marah..apa kau benar-benar berfikir kalau aku akan menceraikan mu,.." ucap dante meyakinkan istrinya..
"tapi..perkataanmu itu membuat hatiku sakit mas"
"jangan memperdulikan apa yang ku katakan saat aku sedang marah..."
Dante mencoba menyingkirkan keraguan istrinya, dengan berbisik lirih dan lembut..tepat pada telinga selina..
"aku masih mau Sel..." sambil meniupkan nafas kecil pada leher Selina..
Mendengar pernyataan itu, Selina hanya memejamkan mata..menuruti setiap Gerakan yang Dante buat..sesekali Selina membuka sedikit kelopak matanya mengintip wajah Dante yang sedang larut dalam alunan nikmat yang lembut...namun lekas-lekas menutup kembali kelopak matanya dan membiarkan aliran kenikmatan itu menguasai setiap ruang paling rahasia dalam dirinya..
"derrtttt..derttt.. "
bunyi ponsel Dante yang terus bergetar, tidak mampu menghentikan derasnya arus cinta yang sedang mereka arungi.
Hingga akhirnya mereka rebah, lelah namun tersenyum puas dalam dekapan yang masih tersisa hangatnya.
Dalam sisa letih selepas cinta terlampiaskan, Dante menggeliat lalu meraih ponselnya.Ia menekan Layarnya dan memanggil kembali nomor yang dari tadi menghubunginya, setelah panggilan Dante di terima, terdengar suara laki-laki dengan suara tegas.
"selamat pagi Pak Dante, mohon maaf mengganggu tapi saya ingin mengingatkan pak..bahwa meeting dengan klien setengah jam lagi"
"oh oke.."ucap Dante santai lalu menutup telponnya
Rupanya itu adalah asisten pribadinya di kantor..
Selina yang mendengar percakapan itu beranjak bangun dan Perlahan ia membenahi lingeri yang tersingkap, menutup kembali keindahan dadanya.
"mas..maaf ya...kamu jadi terlambat meeting hari ini.."
Dante duduk kembali di samping Selina lalu melingkarkan tangannya pada perut istrinya, janggutnya menempel pada pundak Selina
" apa yang kau katakan Sel.. Bahkan aku rela batal meeting jika hari ini kau belum puas" sambil mengecup pundak itu...
" ah.. Mas ini.., sudah cepat mandi..nanti kamu terlambat mas...sayang kan nanti kalau proyekmu batal"
" masih banyak klien yang mau memakai jasa perusahaan ku Sel..tapi proyek memberimu keturunan harus segera dilaksanakan" goda Dante pada istrinya yang dari tadi tersenyum tipis menahan kebahagiaan yang ia sembunyikan..
" mas..kalau mau cepat punya anak jangan marah-marah terus dong" bantah Selina pada ucapan suaminya..
"baik ..aku akan mengurangi amarahku yang sering meledak ledak ini, tapi katakan dulu padaku apa kau sudah puas.."
Selina yang bingung menjawab perkataan itu hanya bisa mengatakan..
"ehh.. Em ..sudah mas.., sudah kamu cepat mandi sana"
walau dalam hatinya masih ada kerinduan pada Dante.. Sebenarnya masih ingin berlama-lama merasakan hangatnya pelukan suami es batu itu..
" aku tau kau tak serius Sel..kau masih belum puas kan ..jujurlah aku ini suamimu"
bujuk Dante agar Selina mengatakan yang sebenarnya..
"ya..mas..aaku..em sebernarnya masih ingin seharian ini bersamamu..tapi kurasa kau harus profesional mas..."
Mendengar pernyataan itu hati Dante merasa Lega..
"baiklah Sel..aku akan pergi ke kantor nanti setelah meeting aku akan pulang cepat biar Herman yang handle kantor hari ini"
Selina hanya menggangguk, bersamaan dengan Dante yang bangkit dan berjalan menuju kamar mandi..
Selesai mandi Dante langsung berpamitan pada Selina..
"maaf sel ..kamu sarapan sendiri dulu ya..setelah ini masaklah lagi yang enak untuk makan siang, karena aku akan pulang untuk memakanmu" celetuk Dante
Selina langsung melotot mendengar pernyataan suaminya..
"apa mas...memakanku?"
Dengan menggangguk tegas Dante menjawab
"tentu..setelah masak jangan lupa juga mandi yang bersih dan hidangkan tubuhmu yang wangi untukku siang ini"
"ah mas Dante ini..sudah cepat berangkat hati-hati di jalan ya"
Dante pun berangkat ke kantornya dengan hati yang lega..
Sementara selina tengah menyantap nasi goreng yang ia masak tadi pagi... Bunyi handphonenya berdering..rupanya Devin..
"iya Vin."jawab Selina..
"gimana, jadi ketemu kan Sel buat bahas Rumah singgah" ucap Devin penuh antusias
Selina yang tadinya semangat langsung terdiam, mengingat kemarahan dan kecemburuan Dante tadi malam " maaf vin, kayaknya kita batalin dulu ya ketemunya, gak bisa hari ini, aku mau izin mas Dante dulu..boleh apa enggak"
Devin dengan nada kecewa menjawab
"ohh oke deh kalau gitu, kabar-kabar lagi ya"
dan panggilan itu tertutup
Selina hanya menghela nafas sambil mengunyah pelan nasi gorengnya, ia bergumam "mas..mas.. Sebenarnya hatimu baik...tapi kenapa kepalamu harus sekeras batu mas.. "
Setelah selesai sarapan Selina kembali merapikan meja makannya, kakinya hendak melangkah ke kamar mandi saat semua piring kotor telah ia cuci..
Namun langkahnya terhenti mengingat ucapan Dante
"hidang kan tubuh yang bersih dan wangi untukku"
Selina segera membalikkan badannya dan mengambil beberapa bahan makanan dalam kulkas..
"kayaknya aku, masak dulu aja deh ..nanti mas Dante pulang tinggal di anget in, nanti selesai masak aku mandi biar pas mas Dante pulang, aku masih fresh" celetuk Selina sambil terkekeh menutup mulutnya sendiri..
Rumah itu terasa sepi..
Dante yang kini telah menjadi anak tunggal, kakak perempuannya Naomi telah meninggal 4 tahun lalu, disusul ayahnya telah meninggal 3 tahun yang lalu..sementara ibunya..
Bu ratna tinggal Di rumah lain yang tidak jauh dari tempat Dante dan Selina tinggal saat ini.
Bu ratna hanya tinggal bersama dengan 1 asisten rumah tangga dan 1 sopir pribadi di rumahnya..
sebenarnya setelah menikah Selina ingin tinggal bersama bu Ratna agar ia dan mertuanya tidak sama-sama kesepian saat Dante pergi bekerja..
Namun hal itu justru di tolak Dante dengan alasan .. Ia telah membangunkan rumah untuk Selina..
"aku hanya ingin kita lebih leluasa mengekpresikan
Hasrat kita tanpa rasa canggung Sel..tolong mengertilah.."
Akhirnya Selina pun setuju untuk mendiami rumah yang di bangunkan Dante untuknya...
dan bu Ratna pun juga setuju mengenai hal itu..
"baik bukan masalah buat ibu, kalau kalian ingin tinggal di rumah kalian sendiri, asal cepat buatkan cucu untuk ibu.." celetuk bu Ratna yang membuat Dante semakin semangat memboyong istrinya untuk menempati rumah berarsitektur minimalis elegan itu, yang tentunya di desain dari tangan Dante Sendiri..
Sementara Selina adalah anak ke dua dari Bu Sari dan Pak Bima.. Kakaknya bernama Bryan masih belum menikah dan bekerja di restoran ternama sebagai chef..
awalnya Selina memiliki toko kue Sweet Bite, namun setelah menikah Rini asisten Selina yang menghandle toko kue itu karna Dante sama sekali tidak memperbolehkan Selina untuk bekerja...
"kau harus fokus pada pernikahan kita dan keinginan ibu untuk segera menimang cucu Sel.."
perintah Dante waktu awal pernikahan mereka..membuat Selina meninggalkan Toko kuenya..ia hanya sesekali ke Toko untuk melihat keadaan toko dan.memberi beberapa arahan pada Rini dan kadang hanya sekedar menerima Laporan harian dari Rini.
kini usia Pernikahan Selina dan Dante telah menginjak 2 tahun. Namun belum juga ada tanda kehamilan dalam diri Selina.. Mereka sudah berupaya untuk memeriksakan diri ke dokter dan dokter bilang tidak ada masalah dari keduanya..
"mungkin belum waktunya pak..bu, yang penting pak Dante dan bu Selin rajin berusaha" penyataan Dokter waktu itu..
Namun dalam hati selina menyadari bahwa Dante yang sering meledak-ledak dalam amarah itulah yang mungkin membuat Tuhan masih enggan memberinya keturunan..
Siang ini rencana nya Selina akan memasak Ayam Bakar madu untuk suaminya.
Selina menyiapkan potongan ayam segar di atas meja, lalu meracik bumbu dari bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, kemiri, dan sedikit ketumbar. Semua itu ia haluskan bersama garam dan merica hingga harum. Di sampingnya sudah tersedia madu kental, kecap manis, dan sejumput margarin yang nantinya akan dioleskan saat ayam dimasukkan pada oven listrik miliknya..
Setelah itu Selina mulai menakar beras, lalu mencampurnya dengan santan, serai, daun salam, dan sedikit garam. Perlahan ia menyalakan kompor, membiarkan wangi gurih santan bercampur rempah memenuhi dapur, tanda nasi uduk buatannya mulai matang.
Lalu Selina mencuci dan mengupas 2 buah mentimun, ia mengiris serong menjadi beberapa bagian, mencuci selada dan menatanya cantik di atas piring keramiknya..
Setelah semua matang, aroma harum masakan muncul dari dapur minimalis itu..
Selina menghirup aroma itu dengan rasa bangga.
"hem wanginya ..pasti nanti mas Dante suka masakanku, sekarang waktunya mandi..agar nanti mas Dante juga menyukai aroma tubuhku" celetuk selina sambil terkekeh kecil melangkahkan kakinya menuju kamar mandi..
jam dinding menunjukan pukul 11.22 saat selina keluar dari kamar mandi.. Yang di susul dengan ponsel yang ia letakkan di atas kasurnya bergetar, sebelum sempat mengganti bajunya dengan handuk putih yang masih membalut tubuh dan rambutnya yang masih basah..selina membuka 1 pesan yang menurutnya sangat penting, dari siapa lagi, tidak lain itu adalah pesan dari suami yang tadi malam mendiamkannya, membiarkannya kesepian, namun pagi tadi kembali menyiramkan madu dalam hatinya..
dengan penuh antusias Selina membaca satu persatu huruf dari pesan itu yang membuat hatinya bergetar..
"sudah mandi Sel..aku sudah dalam perjalanan pulang"
Jari selina pun bergerak cepat menekan tombol huruf dalam layar ponselnya itu..
"sudah di perjalanan mas, cepat sekali meetingnya hari ini tumben"
"iya nih Sel, kebetulan klienya gak ribet dan gak banyak maunya.. Jadi ya cepet kelar"
"kamu udah mandi kan" balasan Dante seakan memberi sinyal agar istrinya segera mempersiapkan Diri untuk permainannya siang ini..
dengan dada bergetar selina membuka kamera ponselnya dan mengambil gambar close up wajahnya sendiri dan menekan tombol kirim pada nomor Dante..
"Waw.. gk usah ganti baju Sel gitu aja" tunggu 30 menit lagi aku sampi..makanan sudah siap juga kan ?"
"eh...enak aja gk ganti baju...makanan sudah siap, bonus koki cantiknya sudah wangi Bos Proyek gantengku" balasan selina berusaha menggoda Dante..
Membaca pesan itu..Dante pun hanya tersenyum tipis sendiri sambil memegang Setir dan dengan teratur menginjak pedal gasnya..
Selina kembali meletakkan ponselnya kali ini ia akan menggunakan Dress katun merah marun, dan mengoleskan riasan tipis pada paras yang sebenarnya tanpa make up pun sudah terlihat cantik dan anggun..rambutnya di biarkan terurai
tidak lupa ia menyemprot parfum pada beberapa bagian tubuhnya..
Dalam batin selina berkata
" kayaknya bakal sia- sia juga dandan kayak gini, nanti juga bakal di acak- acak lagi" sambil memainkan ujung rambutnya..
Setelah itu selina pergi kembali ke meja makan untuk menyiapkan makanan yang telah ia masak tadi..bunyi klakson mobil muncul depan rumahnya saat selina sedang asyik menata meja makannya."pasti mas Dante males buka gerbang sendiri"
selina segera berlari kecil keluar rumah membuka gerbang dan membiarkan mobil hitam mengkilat miliK Dante masuk perlahan.
Setelah turun dari mobil Dante berjalan masuk rumah sambil merangkul bahu Selin..
"gimana sih Sel..kan sudah ku bilang gak usah Ganti baju.." Dante memegang janggut Selina dan menimang nimang nya.."ini juga buat apa pakai lipstik gini"
Selina tertunduk kecewa dan sedikit murung karena perkataan Dante...
"mas ini aku kan dandan gini buat mas"
"buat ku, kau tak perlu melakukan apapun Sel..sediakan saja tubuhmu"...
sambil terus melangkah masuk menuju meja makan, sesampainya di meja makan Dante menghirup aroma lezat dari masakan yang telah di sediakan istrinya..
"wah..pas banget ini Sel..Ayam Bakar Madu..kesukaaanku"
celetuk Dante bahagia melihat hidangan di depanya..
Selina membuka tutup nasi dan berkata
" ditambah ini kesukaan mu juga mas...nasi uduk"
"wah ..kamu memang benar seleraku Sel" ucap Dante yang sudah duduk sambil membalikkan piring yang tengkurap di depannya
Selina menyendokkan 1 centong nasi dan meletakkan nya pada piring Dante lalu melakukannya lagi untuk meletakkannya pada piringnya Sendiri..
"aku atau masakanku yang seleramu mas.."
Sambil mengambil beberapa potong ayam Dante menjawab dengan tegas..namun tanpa menatap mata Selina
"setelah aku kenyang nanti, kamulah Seleraku Sel.."
Selina hanya tersenyum tipis mendengar hal itu, mereka pun menghabiskan makan siangnya dengan suasana hangat..dan bunyi tabrakan sendok dan piring yang memecah kesunyian rumah itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!