NovelToon NovelToon

Pesugihan Geteh Kentel

Bab 1. Warung sate

"Sate nya dua porsi, Pak!" pelanggan sudah datang untuk memesan.

"Sate kecap saja atau sama sate Padang juga?" tanya Pak Parmin yang siap melayani.

"Sate Padang nya saja." pelanggan agak berteriak karena banyak pelanggan yang datang.

"Saya bungkus dua, sate kecap saja dan acar nya di pisah ya." pesan Joko yang pulang kerja.

Pak Parmin sebenar nya sudah punya anak buah dua orang, namun banyak juga yang kewalahan menghadapi pelanggan yang datang sampai seperti ini. sangking banyak nya yang datang, malah sampai kadang tidak terlayani oleh anak buah dan juga Pak Parmin sendiri yang selalu saja ada di sana untuk ikut kerja.

Istri Pak Parmin juga tidak mau ketinggalan dan selalu menunggu gerobak yang sebelah, mereka punya gerobak yang besar dan ada dua. sampai kadang kala mereka harus lari kesana kemari apa bila sudah malam karena pelanggan yang datang semakin ramai saja, susah payah mereka harus melayani karena mereka juga kadang tidak sabar untuk segera makan.

Warung yang di buka padahal hanya pinggiran jalan saja dan pakai tenda, tapi sangat luas dan bisa sampai sepuluh meter panjang nya. itu semua terisi apa bila sudah malam, kadang kala membuat pedagang lain juga merasa iri akan ramai nya pelanggan yang datang kesana.

"Pak bungkus dua." Arya datang untuk membeli sate.

"Oh Mas Arya, bungkus saja ya?" tanya Pak Parmin ramah.

"Mau makan di sini tapi ramai, jadi bungkus saja." jawab Arya santai dan menunggu di atas motor.

"Di tunggu ya, Mas!" Pak Parmin sigap membakar sate karena memang dia bagian yang itu.

Arya menunggu dan sambil melihat juga dagangan nya Pak Parmin ini, sama sekali tidak melihat yang aneh dari sini. namun kenapa orang orang sudah mulai bergosip dan mengatakan kalau dia punya pesugihan di warung ini sehingga sangat ramai, jadi mulai ada kabar yang tidak enak sehingga Pak Parmin mulai sungkan.

Tapi walau pun gosip terus beredar terus menerus di semua orang, namun warung ini tetap saja ramai karena mereka sudah candu dengan makanan dari Pak Parmin. sebagian mengatakan kalau masakan nya memang enak sehingga orang banyak yang suka, bukan karena pesugihan nya yang di katakan oleh orang orang kampung sini.

Hanya orang itu saja yang mengatakan gosip itu, bisa jadi saingan sendiri yang menyebar gosip itu agar warung yang ramai ini mulai sepi. tidak bisa kalau sudah soal berdagang begini, sebab mereka memang harus kuat mental dan kuat fisik juga agar tetap sehat untuk melanjutkan bisnis yang sudah berjalan lama.

"Mas beli sate juga?" Joko menghampiri Arya yang duduk di atas motor.

"Iya, sama siapa kamu?" Arya sudah kenal dekat dengan Joko karena banyak mengalami hal hal di kampung ini.

"Sendiri lah nama nya saja jomblo." cengir Joko.

"Noh si Udin juga beli sate!" Arya menunjuk Udin yang baru datang.

"Hei Bro!" Joko menepuk bahu Udin yang baru datang.

Udin tersenyum karena mereka memang teman, sebenar nya Arya lah yang paling tua karena dia sudah punya anak dan dia memang sudah sangat lama tinggal di desa ini. hanya saja Arya bukan lah manusia biasa, sehingga tidak bisa mau menua dan tetap kelihatan muda.

Kalau di lihat asli nya memang sekitar empat puluh tahunan, namun karena dia siluman ular sehingga dia tidak bisa tua dan kelihatan tetap berusia dua puluh tahun. padahal anak Arya saja sudah berusia dua puluh lima tahun, tapi kalau orang yang tidak tau maka jelas tidak akan percaya akan hal itu.

"Kapan bawa gandengan kau, Din?" Joko suka sekali menggoda.

"Tunggu Mas Arya duluan lah, yang tampan saja belum laku." jawab Udin pula.

"Eh maaf ya, kalau ini bukan belum laku tapi memang tidak ada niat." sahut Arya dengan gaya angkuh nya.

"Mentang mentang tampan saja gaya nya bukan main." ejek Joko.

Arya tertawa saja dan sesekali mata nya masih melihat kearah dandang yang di pakai oleh Pak Parmin, ia ingin mencari keanehan yang sudah di katakan oleh orang orang. namun sejauh ini belum ada sama sekali yang aneh, malah yang ada dia mencium aroma yang sangat lezat.

"Kau ada melihat hal yang aneh, Sam?" tanya Arya lewat kontak batin.

"Tidak ada, aku sudah kesana tadi dan tidak ada apa apa." jawab Sam.

"Apa yang aneh ini, apa memang dia murni usaha ya!" Arya juga mulai ragu dengan omongan orang orang.

"Bisa jadi lah, orang kan kebanyakan iri sehingga menimbulkan gosip buruk." jelas Sam pula.

"Sejak tadi aku sudah melihat dan mencari hal yang aneh, tapi tidak ada masalah lain kok." lirih Arya pula.

"Tapi kok memang ramai sekali dan agak tidak wajar ya?" Sam juga agak curiga rasa nya.

"Kalau pun pakai pakai ya cuma penglaris saja, bukan yang pakai pesugihan." ujar Arya pula.

Sam mengangguk paham karena biasa nya yang pakai pesugihan maka langsung terlihat, ini sama sekali tidak ada. yang nama nya penglaris bila yang parah maka sampai memakai liur pocong atau semacam nya, tapi ini tidak ada yang terlihat di mata mereka berdua.

"Mas aku duluan ya." Joko sudah menerima pesanan nya.

"Iya, hati hati." angguk Arya yang masih menunggu milik nya.

"Besok pupuk sawit nya sudah datang atau belum, Mas?" Udin baru ingat soal pupuk sawit nya.

"Agak sore seperti nya, besok kau lihat dulu mereka yang panen di kampung ujung ya." pinta Arya.

"Oke." angguk Udin yang selalu manut kalau di suruh.

Arya melirik anak buah nya yang sangat patuh ini, memang sangat patuh dan yang jelas dia begitu jujur apa bila sedang di beri kepercayaan oleh Arya. jadi tidak bisa mau mengatakan kalau Udin bukan orang baik, seburuk apa pun kisah nya dulu di buat orang tua nya namun dia begitu legowo menerima.

"Cari lah pasangan, Din!" suruh Arya pula.

"Takut tidak ada yang mau." jawab Udin tersenyum malu.

"Soal Seruni itu bagai mana, kau tidak mau?" Arya menatap Udin.

"Aku...aku bukan tidak mau, tapi takut orang tua nya tidak setuju." Jawa Udin pula.

"Atau kau masih penasaran dengan merpati putih itu?" seringai Arya.

Udin hanya tersenyum saja karena dia amat penasaran dengan gadis misterius yang pernah menolong diri nya, Arya juga sebenar nya mau menjadikan Udin dengan anak sepupu dia. namun Udin malah mau mengurus gadis misterius itu, dengan Seruni pun belum pernah ketemu.

Selamat datang pembaca Novita Jungkook di karya baru, jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya.

Bab 2. Pesugihan atau tidak?

"Apa ini, Ar?" Purnama mengambil sate yang sudah di buka dua dua nya.

"Coba Kakak lihat, apa kah sate ini ada yang aneh!" suruh Arya menatap Kakak nya.

"Sate nya Pak Parmin ya?" Purnama langsung tau karena dia pun sudah dengar soal gosip yang beredar di kampung mereka belakangan ini.

Arya mengangguk dan sejak tadi dia bungkus sate sudah dia buka, di mata dia pun sama sekali tidak ada apa apa. sama hal nya dengan di warung nya tadi, tidak ada hal yang aneh sedikit pun sehingga Arya merasa itu semua hanya lah gosip belaka tentang pesugihan yang di katakan oleh orang orang.

Ini sekarang Purnama yang melihat soal sate laris manis nya Pak Parmin, namun Purnama juga tidak ada melihat keanehan yang sudah terjadi. memang mereka belum pernah makan sehingga rasa sate ini pun kurang tau bagai mana, malah mendadak saja sekarang semua gosip terus menyebar kalau Pak Parmin pakai pesugihan.

Sampai Arya saja sudah datang kesana untuk membuktikan sendiri apa kah kabar itu benar ada nya, Sam juga ikut untuk di jadikan saksi karena kadang kala Purnama kan tidak percaya dengan apa yang sudah adik nya lihat. adik nya suka banyak tingkah, jadi kurang bisa mau di percaya sepenuh hati.

"Tidak ada yang aneh kok, ku rasa memang hanya omongan orang iri saja karena dagangan Pak Min laris." Sam buka suara soal itu.

"Aku makan ya untuk membuktikan rasa nya berubah atau tidak." Purnama mengambil satu tusuk.

"Makan lah, aku juga akan mencicipi nya." angguk Arya ambil satu tusuk juga.

Dua siluman ini segera memakan nya dan mencerna apa rasa sate yang sedang laris manis ini, namun rasa nya memang sangat enak dan begitu lezat. konon apa bila pemilik warung punya pesugihan maka rasa masakan akan berubah, tapi ini sama sekali tidak berubah rasa nya dan tetap saja enak.

"Tidak ada yang aneh, memang enak kok sate nya." Purnama mengusap mulut nya.

"Iya, ku rasa memang hanya gosip orang yang tidak suka pada Pak Min." angguk Arya.

"Di sana loh tadi tidak ada apa apa, aku sudah keliling kok dan di gerobak pun tidak ada penglaris apa pun." Sam yakin sekali.

"Untuk sekarang selidiki dulu yang menyebar gosip, siapa biang masalah itu sehingga warga sini terus saja berkata tidak enak." suruh Purnama.

"Kasihan juga sama Pak Min lah aku, dia pasti sedih dan takut kalau sampai sate nya tidak laku lagi gara gara omongan orang." lirih Arya pelan.

"Kan banyak to yang jualan sate gerobak kecil itu, pasti nya dia membuat gosip begitu karena rasa iri dengki." sahut Sam pula.

"Di atas meja nya tidak ada apa apa, Sam?" tanya Nana.

"Bersih kok, sama sekali tidak ada apa pun. dan ya, sejak kapan kau hanya memanggil nama ku saja!" Sam menatap kekasih nya sengit.

Nana kabur karena tadi terbawa suasana sehingga main sebut nama nya, selain Sam lebih tua dan yang jelas Sam adalah kekasih nya sehingga agak kurang nyaman langsung di panggil nama. mau nya di panggil pakai embel embel lain, memang kadang kala ada saja tingkah pasangan ghaib ini.

"Pastikan semua nya dan aku mau istirahat dulu." pamit Purnama untuk masuk kamar.

"Hahhh, aku malas pula urusan dengan orang orang dengki." keluh Arya masih tetap makan sate.

"Kau harus bisa mengurus dengan baik, jangan sembrono karena bakal kena amuk!" Sam mengingatkan.

"Aku tuh ya kadang kadang mau mengurus semua nya dengan baik, tapi ada saja gebrakan yang mengacaukan semua nya." keluh Arya.

"Maka nya harus fokus, kau itu kadang kadang banyak tingkah maka nya banyak gagal." seru Sam tetap menyalahkan Arya yang kadang tidak becus.

"Komen saja bisa mu, coba kau urus sendiri pun bakal tidak bisa." Arya merutuk kesal.

Sam yang di serang balik jadi terdiam karena ini memang sering terjadi dalam urusan mereka, Arya menyepelekan lawan sehingga masalah baru muncul dan yang tukang naik darah sudah siap sedia karena dia memang tidak punya stok sabar walau hanya sedikit saja, sejak dulu sampai sekarang dia tetap lah lamaran

...****************...

"Makan sate, Pak." Joko memberikan satu bungkus untuk Pak Tejo.

"Sate nya siapa ini?" Pak Tejo mengambil bungkusan yang untuk dia.

"Pak Parmin, kan dia yang paling enak maka nya aku langganan tempat dia." Joko begitu lahap memakan sate milik nya.

"Aku tidak mau, ini sate pesugihan yang entah di campur dengan apa." tolak Pak Tejo.

Joko menarik nafas berat sambil mengunyah karena dia pun ikut kesal pada Bapak nya ini, gampang sekali percaya dengan omongan orang orang. padahal sama sekali tidak ada apa apa, sate Pak Min laris ya karena rasa nya memang enak dan juga lezat bukan karena pesugihan yang di gosip.

"Bapak itu jangan sembarangan saja kalau ngomong, nanti di dengar sama Pak Min loh." Joko mulai malas.

"Biar lah dia dengar, toh orang orang juga sudah sangat yakin ini dia pakai pesugihan! kau itu harus kurangi hobi mu, itu bukan makanan sehat." sengit Pak Tejo.

"Terserah, yang penting aku suka karena rasa nya enak." Joko bodo amat.

"Ya enak lah wong pakai iler pocong atau juga barang lain, aku yakin di dalam dandang nya itu ada sempak istri nya untuk penglaris." yakin Pak Tejo.

"Nanti kalau di dengar Mbak Pur Bapak pasti kena marah, sembarangan saja kalau bicara!" peringat Joko.

Setelah mendengar nama Purnama di sebut baru lah Pak Tejo diam karena memang dia belum tau pasti, jadi ya memang hanya gosip saja dan Pak Tejo sudah termakan soal gosip itu karena melihat dagangan nya Pak Min laris luar biasa dan bisa membangun rumah besar.

"Ah terserah lah, yang penting aku tidak akan pernah mau lagi makan sate itu!" Pak Tejo bergidik dan segera pergi.

"Bagus lah kalau tidak mau, aku jadi puas makan dua bungkus sate." sengit Joko pula.

"Makan lah iler pocong itu, kan rasa sempak istri Pak Min lezat." Pak Tejo tetap tidak mau kalah dari putra nya.

Joko sama sekali tidak peduli, kenapa dia bisa seyakin itu soal sate nya Pak Min. sebab dia juga melihat Arya beli sate di sana, orang yang tau hal ghaib saja mau beli dan pasti di makan, jadi Joko pun yakin kalau sate ini tidak ada apa apa nya seperti yang di gosip.

Selamat pagi besty, jangan lupa like dan komen nya ya.

Bab 3. Kecelakaan

"Lihat lah warung dia ramai nya bisa begitu, kalau tidak pakai penglaris mana mungkin bisa ramai." sinis Uda Jhon.

"Aku sih merasa agak curiga juga karena ini agak tidak lazim saja, masa iya mau parkir saja sampai tidak kebagian tempat karena sangking ramai nya." sahut Uda Peri.

"Sudah jelas lah dia ada pakai pakai, lihat lah orang yang jualan di sekitar sini. tidak ada yang ramai nya aneh begitu!" Udah Jhon sangat kesal.

"Aku paling banyak dalam satu malam dapat lah lima ratus atau empat ratus, itu sudah yang paling banyak." sahut Peri lagi karena dia memang dagang yang keliling.

Uda Jhon sudah yakin sekali kalau Pak Min memang pakai sesuatu sehingga sangat laris dan mau dagang begitu mudah, bahkan belum buka saja sudah ada yang antri menunggu untuk makan sate nya. biar pun sate yang lain ada, tapi mereka tidak mau membeli sate itu dan tetap menunggu Pak Min saja.

Seolah lidah mereka memang sudah sangat candu dengan sate buatan nya Pak Min, tidak bisa mau berpaling sedikit pun dari sana. cita rasa yang begitu lezat di lidah, sehingga mereka sangat terpikat dan esok nya harus kembali lagi untuk membeli sampai tidak ada rasa bosan sedikit pun di lidah mereka.

"Kemarin Mas Arya beli loh di warung dia, aku rasa sebentar lagi pasti akan bubar warung nya." yakin Uda Jhon.

"Gimana kalau pas sudah di beli tapi ternyata tidak ada apa apa?" Peri agak ragu juga soal nya.

"Ah aku yakin itu ada, tunggu saja kabar nya besok dari Arya." Uda Jhon merasa ini sebuah hal yang sangat pasti.

Padahal dia pun tidak tau apa apa soal itu, dia hanya berkata sesuai dengan naluri nya saja, sebab kadang kala manusia memang di kuasai oleh rasa iri hati yang sangat besar sehingga mau tak mau pun jadi kesan nya sangat jahat dan tidak punya rasa iba.

Peri juga merasa Uda Jhon hanya terlalu itu karena dagangan dia yang sepi pembeli, jadi tidak ada kerjaan lain selain suka ghibah Pak Min saja. memang sebagian ada yang ragu, namun sebagian lagi ada yang yakin apa bila melihat ramai nya warung yang kadang kala seperti tidak lazim.

Hanya saja mereka tidak tau cara membuktikan nya bagai mana, sudah banyak juga anak muda yang mencoba karena konon yang di bawa pulang menjadi tidak enak. tapi milik nya Pak Min tetap enak, maka dari itu sebagian langsung mengatakan kalau masakan keluarga nya Pak Min memang lah enak maka nya laris manis.

"Eh dua tulang sate lagi ngobrol kah?" Pak Tejo mampir di tempat nya Uda Jhon.

"Lagi ngomongi tu yang pakai pesugihan, kita mah biasa saja enggak ada hal hal begitu." sahut Uda Jhon.

"Ya Allah ramai nya, berapa juta omset nya Pak Min ini dalam satu malam." Pak Tejo kagum juga di buat nya.

"Weh itu lima juta ku rasa lebih, belum lagi gulai kambing dan segala macam itu." sahut Peri.

"Ya karena ada penglaris nya saja maka nya ramai, uang yang di dapat pun berjuta juta banyak nya!" sengit Uda Jhon yang sangat kesal.

"Udah lah, Da! siapa tau itu memang rezeki nya dia, tidak boleh kita kita iri dengki." nasihat Peri.

"Indak ado aden ko iri dengki, tapi itu memang pakai penglaris!" sahut Uda Jhon.

"Aku rasa memang lah, Per!" sahut Pak Tejo pula yang setuju dengan ucapan nya Udah Jhon barusan.

Braaaaaak.

Ketika mereka sedang debat soal penglaris, tiba tiba sebuah motor dengan motor terlibat kecelakaan yang sangat parah karena mereka sama sama ngebut tadi. tubuh terpental dan satu nya terseret di aspal hingga darah nya bertebaran di sana, yang satu sudah tidak bergerak alias meninggal di tempat karena hantaman yang sangat keras.

"Ya Allah malah kecelakaan pula, mana langsung meninggal dua dua nya!" teriak Peri ikut kaget.

"Bantu cepat, ya Allah kasihan itu darah nya berserakan." Pak Tejo juga ikut lari lari.

"Bukan darah saja itu, otak nya juga!" teriak Uda Jhon ikut ngeri melihat darah dan otak bersatu di atas aspal.

Semua yang ada di sana berlarian untuk melihat kecelakaan maut ini, padahal tadi lagi asik ghibah soal warung lawan jualan nya tapi kalau ada kejadian seram begini maka sudah pasti langsung kabur untuk melihat nya karena penasaran dengan apa yang sudah terjadi di jalanan itu sehingga mereka sampai jatuh.

"Meninggal ya?" tanya warga yang ada di sana.

"Gimana enggak meninggal, ini otak nya saja keluar loh!" Peri serasa mau muntah.

"Bantu lah cepat, kasihan cuma di lihat saja." Pak Min juga ikut melihat.

"Pinggir kan dulu jasad nya, itu Eko ada kok." Pak Tejo menunjuk polisi yang tinggal di kampung mereka.

Eko segera menghubungi teman nya untuk mengurus kecelakaan ini, kalau di biarkan terlalu lama di jalan makan akan kasihan juga. tapi warga memang banyak yang takut untuk membantu, Pak Min turun tangan membantu anak muda yang sudah meninggal ini dengan mengambil semua serpihan tubuh nya yang jatuh di aspal.

Tidak ada yang tau kala itu ada sebuah tangan yang mengambil cepat darah di atas aspal, darah yang masih menetes itu di masukan kedalam mangkuk kecil dan sosok nya segera menghilang dari pandangan mereka semua. memang tidak ada yang sadar, karena mereka sibuk sendiri untuk mengurus mayat tersebut, apa lagi yang ini kan masih belum di datangi olah warga.

Sebab warga fokus dengan yang satu ini, di kota yang melanting jauh tidak meninggal akibat tidak ada luka. padahal ini juga meninggal dan menderita luka dalam, maka nya darah keluar dari telinga dan juga hidung nya.

"Yang sana!" teriak warga baru ingat kalau ada jasad satu lagi.

Tapi orang yang mengambil darah itu sudah pergi tidak ada di sana lagi, sehingga mereka sama sekali tidak tau kalau darah tersebut sudah di ambil dalam mangkuk. entah untuk apa, namun yang jelas dia sangat girang ketika mengambil.

"Sudah semua ini, Mas Eko." Pak Min menatap Eko yang membantu juga.

"Terima kasih, nanti akan di bawa untuk di cari keluarga nya." jawab Eko.

Jalanan bukan lagi ramai karena pembeli nya Pak Min, melainkan karena kecelakaan yang sangat tragis ini, mereka sibuk untuk melihat dan ada juga yang sibuk untuk ambil video sehingga nanti bisa di sebarkan.

Selamat pagi besty, jangan lupa like dan komen nya ya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!