NovelToon NovelToon

Pernikahan Dadakan

BAB 1

Nayla Putri adalah gadis berusia 20 tahun. Ia tinggal di kota B bersama ayah, ibu tiri dan adik tirinya. Ibu kandung Nayla telah meninggal dunia 20 tahun yang lalu tepat saat dia dilahirkan.

Tok

Tok

Tok

Pintu kamar Nayla diketuk oleh sang adik. Mendengar pintu diketuk Nayla yang sedang asik bermain ponsel sambil rebahan langsung bangun dan membuka pintu.

"Ada apa luna? " tanya Nayla setelah membuka pintu kamar.                 "Kakak di panggil ayah katanya ada hal penting yang ingin di sampaikan. Ayah menunggu kakak di ruang keluarga" jawab luna.

"Hal penting apa?" Tanya Nayla lagi.

"Aku tidak tau kak kata ayah ini urusan orang dewasa". Jawab Luna.         "Ya udah karena aku sudah menyampaikan pesan ayah aku balik ke kamar dulu ya kak soalnya udah ngantuk". Kata luna lagi

"Oke kamu balik aja ke kamar kakak mau ke bawah dulu nemuin ayah".

Setelah menutup pintu kamar Nayla langsung turun ke lantai bawah untuk menemui sang ayah.        Sampai di ujung tangga Nayla melihat ayah dan ibu tirinya sedang berbicara dengan serius dan raut wajah yang tegang. Ibu Mira, nama ibu tiri Nayla segera memanggil Nayla setelah melihat Nayla yang sedang melamun di ujung tangga.

"Nay, sini mengapa kamu malah melamun disana?" panggil Ibu Mira.

Ayah Nayla yang bernama Fandi langsung membalikkan badan setelah mendengar ucapan istrinya.

"Nayla sini nak ayah ingin berbicara hal penting dengan kamu." panggil Ayah Fandi.

Nayla segera berjalan kearah kedua orang tuanya itu. Begitu sampai ia segera duduk di sofa samping ayahnya.

"Ayah ada apa, mengapa ayah terlihat begitu bingung?" tanya Nayla.

"Nay sebenarnya ayah ada masalah dikantor. Salah satu karyawan papa ada yang berkhianat dan dia menjual dokumen penting itu ke seseorang".ujar ayah

"Astaga siapa orang itu ayah dan mengapa dia begitu tega kepada ayah".tanya Nayla lagi.

"Dia Rafli, salah satu orang kepercayaan ayah dikantor". Jawab ayah Fandi

Mendengar nama itu Nayla jadi terkejut karena setaunya Rafli orang yang sangat berdedikasi tinggi dan hormat terhadap ayahnya.

"Yaampun Nayla nggak nyangka selama ini Rafli itu sangat baik apalagi terhadap ayah".ujar Nayla masih terkejut.

"Iya ayah juga masih tidak menyangka. Tapi semua orang bisa berubah karena tergiur dengan uang banyak".ujar Ayah Fandi.

"Lalu sekarang Rafli sudah papa pecat".ujar Ayah Fandi lagi.

"Apa ayah sudah melaporkan dia kepolisi?" tanya Nayla.

"Iya, ayah sudah melaporkan dia kepolisi tapi dia sekarang kabur entah kemana. Polisi masih berusaha mencari dia".ujar ayah Fandi.

"Lalu keadaan perusahaan ayah sekarang bagaimana?" kata Nayla.

"Perusahaan ayah sekarang terancam bangkrut Nay" bukan ayah Fandi yang menjawab tetapi Ibu Mira yang sedari tadi diam menyaksikan percakapan ayah dan anak itu.

"Astaga jadi kita sekarang harus bagaimana?" tanya Nayla dengan suara bergetar.

"Sebenarnya ada seorang pengusaha yang mau membantu menyuntikkan dana ke perusahaan tapi dia memberikan syarat".ujar ayah Fandi.

"Syarat apa ayah?". Ujar Nayla dengan senyum. Nayla berharap perusahaan ayahnya bisa terus berjalan. Bukan takut akan miskin, Nayla hanya tidak mau perusahaan yang ayahnya rintis dari bawah harus hancur.

"Dia ingin manikah dengan kamu nak" Ujar ayah Fandi dengan menatap kedua bola mata Nayla.

Nayla yang mendengar ucapan sang ayah melunturkan senyumnya seketika dan digantikan raut wajah terkejut.

"Mengapa syaratnya seperti itu".ujar Nayla masih kaget.

Nayla menatap ayah dan ibunya yang hanya diam membisu.

"Ayah juga tidak tau Nayla, karena orang itu baru di kota ini. Tetapi, pemuda itu terkenal di kalangan pebisnis kelas atas di negri ini". Kata Ayah Fandi.

Nayla hanya diam membisu mendengar ucapan sang ayah. Melihat Nayla yang hanya diam ayah Fandi memegang pundak nayla.

"Kalau kamu keberatan tidak apa-apa. Ayah juga tidak akan memaksamu nak".ujar ayah Fandi

"Nayla tidak mungkin menikah dengan orang yang tidak Nayla kenal sebelumnya ayah. Nayla hanya ingin menikah dengan orang yang Nayla cintai".ucap Nayla dengan mata berkaca-kaca.

"Iya ayah tau hal itu. Ayah hanya meminta kesiapan kamu jika sewaktu-waktu semua harta kita akan di sita oleh pihak bank. Karena ayah tidak mampu membayar hutang lagi".ujar ayah Fandi sambil menghapus air mata Nayla yang sudah menetes kepipi.

"Apa tidak ada cara lain lagi ayah untuk menyelamatkan perusahaan".kata Nayla menatap ayahnya.

"Ayah tidak punya pilihan lagi, semua teman-teman ayah tidak ada yang bisa membantu".ucap ayah Fandi dengan putus asa.

Ayah Fandi juga bingung juga kecewa mengapa semua rekan bisnisnya seakan tidak ada yang mau membantunya padahal dia termasuk orang yang baik dan selalu membantu teman-teman yang jika ada yang terkena kesulitan. Ayah Fandi merasa segala sesuatu yang terjadi kepadanya sekarang sudah direncanakan. Namun ia bingung siapa yang berani melakukan ini dengan sangat matang.

"Sudahlah mas kamu pasrahkan saja semuanya sama Allah, jika memang harta ini masih milik kita pasti akan tetap bersama kita namun jika Allah mau mengambilnya kita ikhlaskan saja. Karena semua ini hanya titipan".ujar ibu Mira dengan bijaksana.

"Iya ayah, ibu benar nay siap jika harus kehilangan semua fasilitas ini".ujar Nayla dengan senyum meyakinkan ayahnya.

Ayah Fandi langsung membawa Nayla kepelukannya. Ia mencium kening sang anak dengan sayang.

"Ayah minta maaf belum bisa jadi ayah yang baik untuk kamu".ujar ayah Fandi.

"Ayah ngomong apasih, ayah itu ayah terhebat untuk Nayla. Ayah udah ngerawat Nayla dari kecil tanpa ibu sukma. Ayah pahlawannya Nayla. Justru Nay yang minta maaf karena belum bisa bahagiain ayah".ucap sambil terisak dengan memeluk tubuh ayahnya.

"Nayla juga minta maaf karena belum bisa bantu ayah mempertahankan perusahaan yang ayah sudah bangun dari no. Nayla tidak bisa menerima pernikahan yang sudah pria itu tawarkan. Maafkan Nayla ayah".ucap Nayla lagi

Ayah Fandi yang mendengar ucapan Nayla  langsung melepaskan pelukan mereka dan memegang kedua pipi Nayla agar mau menatapnya.

"Kamu tidak perlu minta maaf soal itu nay. Ayah mengerti, ayah juga tidak mungkin memberikan kamu kepada orang yang ayah tidak ketahui dengan baik".ujar ayah Fandi.

"Benar kata ayahmu Nay. Kamu tidak usah khawatir".ucap Ibu Mira menyahuti ucapan sang suami.

Setelah tangis Nayla berhenti ayah Fandi menyuruh Nayla untuk kembali ke kamar karena malam semakin larut.

"Nay sebaiknya kamu kembali ke kamar. Ini sudah larut malam dan besok kamu masih harus ke kampuskan".suruh ayah Fandi.

"Iyah ayah kalau begitu Nayla kembali kekamar dulu".pamit Nayla sambi berdiri dari duduknya.

BAB 2

Setelah sampai di kamar. Nayla langsung membaringkan tubuhnya ke kasur. Meski berusaha untuk menutup mata nyatanya Nayla tak bisa tertidur juga. Ia masih memikirkan hal yang ayahnya sampaikan.

Masih di malam yang sama namun tempat yang berbeda. Terlihat seorang lelaki tampan sedang berdiri di balkon kamarnya ia adalah Aslan Attariq atau kerap di sapa aslan. Meski raganya ada di sini namun pikirannya masih memikirkan kejadian beberapa bulan lalu.

flashback

Di dalam sebuah cafe terlihat Aslan sedang duduk santai dengan secangkir kopi di atas meja. Aslan sedang menunggu sang kekasih datang. Tidak lama terlihatlah seorang wanita cantik datang dan menghampiri meja Aslan.

Melihat sang kekasih sudah datang tanpa basa basi Aslan lalu mempersilahkan kekasihnya untuk duduk dengan senyum hangatnya.

"Silahkan duduk kiara".ucap aslan

"Tadi kamu bilang di telfon ada yang ingin kamu bicarakan, ada apa? ".lanjut Aslan setelah kiara duduk di hadapannya.

"Aslan sampai kapan kita akan seperti ini? Orang tuaku membutuhkan kepastian tentang hubungan kita sedangkan orang tuamu belum juga merestui hubungan kita".ucap Kiara

Mendengar ucapan sang kekasih Aslan terdiam,  dia juga tidak tau harus melakukan apa karena setiap meminta restu kepada orang tuanya akan berakhir perdebatan.

melihat Aslan yang hanya diam tak membalas ucapannya. Kiara langsung menggenggam tangan Aslan yang berada diatas meja.

"Sayang kamu cintakan sama aku".ucap Kiara sambil menatap kedua bola mata Aslan.

"Kiara kamu kenapa ngomong gitu. Selama ini aku berjuang itu karena apa, karena aku cinta sama kamu".ujar Aslan membalas tatapan Kiara.

"Aku akan berusaha ngomong lagi sama orang tuaku. Aku mohon kamu sabar nunggu aku".ucap Aslan sambil menghapus air mata yang sudah menetes di pipinya.

"Tapi papi mau jodohin aku kalau kamu tidak datang kerumah dalam waktu dekat As".ujar Kiara.

Aslan yang semula menghapus air mata Kiara menghentikan pergerakannya mendengar ucapan Kiara. Pasokan udaranya seakan terhenti. Ia menatap Kiara yang masih menangis didepannya.

"Maksud ucapan kamu apa sayang?".ucap Aslan dengan nada dingin dan menatap tajam Kiara.

"Iya As, ayah mau menjodohkan aku. Aku mau nolak tapi aku nggak bisa".ujar Kiara. Ia juga sadar, sekarang ini Aslan sudah dalam mode emosi.

Aslan masih berusaha mengontrol emosinya. Ia merupakan orang yang mudah terpancing emosi dan memilih diam karena takut kata-katanya akan menyakiti hati Kiara. Setelah mampu mengendalikan dirinya. Aslan mulai mengambil tangan Kiara dan menciumnya dengan lembut.

Kiara yang mendapat perlakuan seperti itu semakin terisak.

"Sayang tolong kasih aku waktu sebentar lagi. Aku janji sama kamu, aku akan secepatnya datang ke rumah kamu bersama orang tuaku".ujar Aslan dengan lembut.

"Tapi aku tidak yakin kamu bisa meyakinkan orang tua kamu sayang. Kamu tau bagaimana bencinya keluarga kamu sama keluarga aku".ujar Kiara

"Kamu tenang saja untuk akan menjadi urusan aku. Kamu hanya perlu menyuruh papi dan mami kamu bersabar".ucap Aslan meyakinkan Kiara.

Setelah Kiara sudah agak tenang. Aslan mulai memanggil pelayan dan memesan makanan untuk mereka berdua.

Setelah makan Aslan langsung mengantar Kiara untuk pulang ke rumah karena Kiara tadinya ke cafe manaiki taxi.

Selama perjalanan dari cafe Sampai rumah Kiara. Baik Aslan dan Kiara tak ada yang membuka suara. Mereka berdua masih memikirkan nasib cinta mereka.

Sekitar 20 menit perjalanan. Akhirnya mobil Aslan tiba di depan pagar rumah Kiara.

"Sayang aku masuk dulu yah, kamu mau nggak sekalian mampir mumpung papi lagi ada di dalam".ajak Kiara

"Tidak usah sayang, aku langsung pulang saja. Aku masih ada urusan soalnya".tolak Aslan dengan lembut.

"Yaudah kalau begitu kamu hati-hati di jalan dan jangan lupa pesan aku tadi".kata Kiara sambil mengingatkan Aslan tentang rencana perjodohan papinya.

"Iyah".ujar Aslan sambil mencium kening Kiara sebelum akhirnya Kiara turun dari mobil.

Setelah Kiara masuk ke dalam rumah Aslan langsung mengendarai mobilnya ke perusahaan pusat Megajaya grub yaitu perusahaan keluarganya yang sebentar lagi akan menjadi miliknya.

Begitu sampai di depan kantor ia langsung disambut security yang menjaga pintu masuk. Security itu langsung menunduk hormat kepada Aslan.

"Selamat siang tuan muda".sapa security.

"Tolong kamu parkir mobil saya". perintah Aslan sambil memberikan kuncil mobil Ferrari miliknya kepada security tadi.

"Baik tuan muda".kata security lalu mengambil kunci mobil itu.

Setelah itu Aslan langsung masuk kedalam kantor. Para karyawan yang berpapasan dengan Aslan menunduk hormat. Sedangkan Aslan tetap jalan dengan wajah datar.

Kemudian Aslan langsung masuk ke dalam lift khusus, dan menekan angka 75 dimana ruangan sang papa berada. Setelah sampai di lantai ruangan papanya. Sekertaris papanya yang bernama Roy segera menghampiri Aslan.

"Selamat siang tuan muda, apa anda ingin bertemu tuan besar?".tanya Roy

"Iya Roy saya ingin bertemu papa. Apa papa ada di ruangannya?"tanya Aslan.

"Maaf tuan muda, tuan besar sekarang lagi meeting di lantai 60".ujar Roy.

"Apa perlu saya panggilkan jika memang ada hal penting yang ingin anda sampaikan".tawar Roy

"Tidak perlu. Saya akan menunggu papa di dalam ruangannya".ujar Aslan sambil berjalan kearah ruangan papanya.

Kemudian Aslan langsung membuka pintu dan masuk kedalam ruangan yang sebentar lagi akan menjadi miliknya.

Untuk saat ini Aslan memang masih di tempatkan di kantor cabang sebagai direktur. Namun tak lama lagi ia akan dipindahkan ke kantor pusat sebagai CEO menggantikan sang papa.

Aslan hanya duduk di sofa ruangan itu sambil memikirkan kata-kata yang akan ia sampaikan pada papanya.

Tak lama kemudian pintu diketuk dan masuklah seorang OB yang membawa secangkir kopi.

"Selamat siang tuan muda, tadi pak Roy menyuruh saya membawakan anda kopi".ucap OB sambil meletakkan secangkir kopi itu ke meja depan Aslan".

"Hmm terima kasih".ucap Aslan dengan wajah tetap datar.

Setelah meletakkan kopi di meja. OB itu langsung keluar setelah sebelumnya pamit ke Aslan.

Sekitar 30 menit kemudian pintu ruangan itu terbuka lagi dan yang masuk adalah papa Aslan yang bernama  Dion.

"Hei son sejak kapan kamu di sini".tanya papa Dion setelah melihat sang anak duduk di sofa ruangannya.

"Sekitar 45 menit yang lalu pah".ujar Aslan

"Apa ada hal yang penting  yang ingin kamu sampaikan".tanya papa Dion.

"Iyah pah ini masalah hubungan aku dan Kiara".ujar Aslan

Mendengar nama yang di ucapkan Aslan papa Dion langsung merubah wajahnya yang semula sumringah menjadi menatap tajam sang anak yang berada di depannya saat ini.

"Apa kamu masih tidak mengerti ucapan papa Minggu lalu? ".tanya papa Dion

BAB 3

"Aku mengerti pah, tapi aku sangat mencintai Kiara".ujar Aslan

"Bagaimana bisa kamu mencintai orang yang sudah menghianati keluarga kita As".teriak papa Dion setelah mendengar ucapan Aslan.

"Kiara tidak salah pah, dia juga hanya korban disini".teriak Aslan juga hingga urat-urat lehernya tercetak.

"Korban kamu bilang, dia mengetahui kalau papinya menghianati kita tapi apa dia diam saja dan membiarkan. Kalau saja kita terlambat mengetahuinya, Perusahaan ini akan hancur As." Kata papa Dion sambil menatap Aslan yang membisu.

"Kamu jangan buta karena cinta. Wanita itu hanya pura-pura polos di depan kamu padahal aslinya dia sama seperti ayahnya yang licik".ujar papa Dion kembali.

Aslan yang mendengar papahnya menyebut Kiara licik langsung menatap tajam papanya yang dibalas tatapan menantang oleh papa Dion.

"kamu marah karena papa sebut wanita itu licik".ujar papa Dion dengan senyum remeh. Sangat mudah memancing amarah anaknya ini persis seperti dirinya. Batin papa Dion.

"Kalau kamu memang lebih memilih wanita itu daripada keluarga kamu. Silahkan pergi, tapi ingat jangan pernah menunjukkan wajah kamu lagi dihadapan papa dan mama kamu".ujar Papa Dion.

Mendengar itu tanpa bicara Aslan langsung keluar dari ruangan papanya sambil membanting pintu.

Aslan langsung keluar dari kantor papahnya dengan penuh emosi dan aura yang begitu menyeramkan. Seluruh karyawan yang berpapasan dengannya hanya menunduk takut karena sudah mengerti jika tuan mudanya ini marah akan sangat menyeramkan.

Begitu sampai di parkiran khusus. Ia langsung masuk ke dalam mobilnya dan mengendarainya dengan kecepatan tinggi. Hal itu ia lakukan untuk meluapkan emosinya. Meski harus beberapa kali mendengar teriakan orang-orang karena merasa terganggu.

Begitu sampai di apartemen Aslan langsung masuk kedalam kamarnya dan mengurung diri.

Tak terasa waktu berlalu. Ternyata sudah seminggu Aslan mengurung diri di apartemen. Keluarganya sempat beberapa kali menemuinya tapi dia tak menggubris.

Sampai siang hari itu kebetulan stok makanan yang ada di kulkasnya sedang habis. Aslan berniat akan ke minimarket apartemennya. Baru akan membuka pintu, bel apartemennya sudah dipencet. Iapun langsung membuka dan ternyata kurir yang membawa paket.

Setelah menerima paket itu. Aslan duduk di sofa dan membuka paket itu dan betapa terkejutnya saat ia melihat isi paket itu ternyata undangan pertunangan Kiara dengan laki-laki lain.

Aslan lalu meremas undangan itu dengan rahang mengeras. Ia juga menemukan sepucuk kertas yang berisi tulisan Kiara.

"Aslan, aku minta maaf karena tidak bisa menunggu kamu lagi. Aku tidak bisa menolak perintah papi. Tapi satu hal yang harus kamu tahu aku selalu mencintai kamu baik sekarang maupun nanti".tulis Kiara dalam surat itu.

Sejak saat itu Aslan pergi keluar kota tanpa sepengetahuan keluarganya. Ia memutuskan menenangkan diri dikota B.

Flashback end

Mengingat kenangan itu Aslan meremas kuat besi pembatas balkon itu.

"Kamu yang meninggalkan aku Kiara, jadi jangan salahkan aku jika aku membuka hati untuk wanita lain".batin Aslan

Setelah itu iapun melangkah masuk menuju kasurnya. Setelah membaringkan tubuhnya iapun mulai terlelap.

Pagi hari ini Nayla bangun dengan keadaan tidak semangat. Ia masih memikirkan masalah yang semalam ayahnya ucapkan.

Dengan lesuh dia bangkit dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi untuk memulai ritual mandinya.

Setelah kurang lebih 15 menit di dalam kamar mandi Nayla keluar dalam keadaan lebih segar. Ia segera menuju kearah lemari dan mengambil pakaian yang akan digunakan untuk ke kampus hari ini.

Setelah memakai bajunya ia segera ke arah meja rias untuk melakukan ritual skincare paginya. Kemudian ia segera mengambil tas dan sepatu yang akan digunakan pagi ini.

Setelah semua siap, dia keluar dari kamar dan segera ke lantai bawah untuk sarapan sebelum ke kampus.

Di ruang makan dia sudah ditunggu oleh keluarganya.

"Morning semua".sapa Nayla kepada ayah, ibu dan adiknya.

"Morning kak".balas luna

"Kakak tumben telat turunnya, biasanya kakak yang paling cepat rajin".lanjut luna

"Iya kakak telat bangun".ujar Nayla.

"Yaudah sekarang kamu sarapan Nay, nanti keburu telat kekampusnya".sahut ayah Fandi.

Kemudian mereka mulai sarapan. Setelah sarapan ayah Fandi mengantar Nayla kekampus dan Luna kesekolahnya.

"Ayah emang nggak repot kalau ngantar kita dulu baru kekantor?".tanya Nayla ketika berada di dalam mobil.

"Ya nggak apa-apa kok. Ayah juga ngantarnya sekali-kali doang nggak setiap hari".jawab ayah Fandi sambil tersenyum menatap putrinya itu.

Pertama-tama ayah Fandi mengantar Luna ke sekolah dulu. Setelah sampai di depan gerbang sekolah. Lunapun berpamitan kepada ayah dan kakaknya.

"Luna masuk dulu yah ayah, kak Nay".kata Luna sambil mencium tangan sang ayah.

"Iya kamu belajar yang rajin yah nak".jawab ayah Fandi.

"Assalamualaikum".ucap Luna sebelum keluar dari mobil.

"Waalaikum salam".jawab ayah Fandi dan Luna.

kemudian ayah Fandi mulai menyetir lagi untuk mengantar Nayla ke kampus.

"Gimana kuliah kamu sekarang Nay?".tanya ayah Fandi sambil menyetir.

"Alhamdulillah lancar kok ayah. Yah walaupun sering capek sih karena semakin banyak tugas yang dosen berikan".jawab Nayla dengan mengeluh.

"Memang seperti itu Nay, apa lagi sebentar lagi kamu akan penelitian pasti akan semakin sulit. Kamu berdoa saja semoga Allah selalu memberikan kemudahan kepada kamu untuk mengerjakan semua tugasmu".ujar Ayah Fandi.

"Amin, doain Nay yah ayah semoga secepatnya Nayla bisa lulus terus bisa kerja deeh".ujar Nayla.

"Tanpa kamu minta ayah selalu doain kamu Nay".ucap ayah Fandi sambil tersenyum hangat pada Nayla.

"Ohiya, rencana ayah selanjutnya tentang perusahaan bagaimana?".tanya Nayla

"Tadi sekertaris ayah nelfon katanya orang yang mau bantu ayah ingin ketemu dikantor".ucap ayah Fandi.

"Apa orang itu yang memberikan syarat pernikahan ayah".tanya Nayla.

"Iya orang itu Nay, memang siapa lagi hanya dia satu-satunya orang yang mau membantu ayah".ujar ayah Fandi.

Nayla hanya diam membisu. Ayah Fandi yang tau akan apa yang sedang dipikirkan sang anak langsung membuka suara kembali.

"Kamu tidak perlu cemas Nay. Ayah akan mencoba bernegosiasi kembali dengan dia. Mungkin aja dia mau bertemu dengan ayah sebentar karena di berubah pikiran. Iyakan".ujar ayah Fandi mencoba menenangkan Nayla yang saat ini pasti sedang cemas.

"Iya semoga aja ayah".ucap Nayla dengan tersenyum meskipun terkesan senyum paksa.

Tak lama kemudian mobil mereka sudah tiba di depan gerbang kampus. Nayla segera berpamitan kapada ayah Fandi.

"Nayla pamit dulu yah ayah".ucap Nayla sambil mencium tangan ayahnya.

"Kamu jangan lupa telat makan siang ingat kamu itu punya maag  yang telat makan bisa langsung sakit".pesan ayah Fandi.

"Iyah ayah juga jangan sampai telat makan juga terus naik mobilnya jangan ngebut-ngebut".ujar Nayla juga sebelum akhirnya turn dari mobil ayahnya.

Setelah itu ayah Fandi mulai menjalankan mobilnya ke kantor.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!