"Mas....,Kamu kenapa sih?pernikahan kita sebentar lagi tapi kamu cuek dan nggak mau ikut mengurus pernikahan kita,Aku juga capek Mas,Aku juga capek karena harus bolak balik kesana kemari setelah pulang bekerja,tapi aku coba nikmati karena ini mimpi kita dari lama,tapi kamu kenapa seperti ini Mas?Kenapa kamu seakan-akan enggan untuk mengurus pernikahan kita,ada apa Mas?Cerita sama aku!!!".Marah Kinaya saat bertemu dengan calon suaminya yaitu Radit.
Radit yang terus memilih diam justru pergi begitu saja saat Kinaya menunggu jawaban yang menguras emosinya.
Tapi tanpa Radit sadari ponselnya justru tertinggal dan deringan telpon dari sebuah nama wanita terpampang dilayar ponselnya.
Kinaya membaca nama yang tertera dilayar ponsel milik Radit,Ia langsung menjawab panggilan karena merasa mengenal wanita yang menghubungi calon suaminya itu.
Tapi suara Kinaya tercekat saat mendengar apa yang wanita itu ucapkan dibalik ponselnya disebrang sana.
"Mas.....,Aku telat datang bulan Mas...,Aku harus gimana Mas....,Aku takut",ucap wanita disebrang sana tanpa tau bahwa yang menerima telponnya bukanlah Radit.
Sambungan telpon kemudian terputus membuat wanita yang bernama Ayu langsung membuang ponselnya begitu saja.
"Aaarrrghhhhhhhh!!!,Awas kamu ya Mas....,kalau benar aku hamil,aku akan membuat kamu hancur kalau tidak mau bertanggungjawab dengan bayi yang aku kandung ".teriak Ayu yang begitu takut akan masa depannya.
Sedangkan Kinaya yang masih shock mendengar wanita yang menghubung calon suaminya terus terdiam sambil memegang ponsel milik Radit.
Tapi tiba-tiba ponselnya direbut secara paksa oleh Radit yang sudah berdiri dihadapan Kinaya.
"Mau ngapain kamu dengan ponselku?Jangan macem-macem ya!!,kita belum menikah",marah Radit dengan tegas.
Radit yang ingin segera pergi dicekal oleh Kinaya dengan cekalan yang cukup kencang.
"Sebentar Mas,Siapa wanita yang bernama Ayu?Kenapa dia menghubungi Mas dengan ketakutan hanya karena dia belum datang bulan,ada apa ini Mas ?",tanya Kinaya dengan serius.
Radit melepaskan tangannya dari cekalan Kinaya,Ia menatap Kinaya dengan kemarahan yang berkobar.
"Lancang kamu Kinaya,Kamu telah mengganggu privasiku padahal aku nggak suka itu",Marah Radit dengan tatapan tajam.
"Kenapa kamu marah Mas...?,Kamu tinggal jelasin siapa Ayu dan ada apa dengan dia,Karena yang aku tau kalian 1 kantor dan aku tidak ingin ada yang ditutup-tutupin saat pernikahan kita semakin dekat,kamu sadar nggak sih Mas kalau kita itu mau menikah,kenapa kamu jadi seperti ini Mas?Kenapa????".
Teriakan Kinaya membuat beberapa orang yang sedang menikmati makanannya melihat keduanya,tiba-tiba Radit menyeret Kinaya dari restoran itu.
Dilobby sebuah mall perbelanjaan mereka kembali berdebat dengan sama-sama emosi.
"Inget ya Kinaya!!,Kamu nggak berhak tau apa yang aku lakukan dan apa yang terjadi disekitarku,karena kita belum menikah dan aku juga nggak suka itu,kalau kamu terus cerewet seperti ini aku bisa saja membatalkan pernikahan kita".
Kinaya menutup mulutnya karena terkejut dengan apa yang keluar dari mulut calon suaminya,Ia tak menyangka bahwa pernikahan yang tinggal 1 bulan lagi dilaksanakan Radit tetap menganggap Kinaya adalah orang yang tak berhak tau kehidupan pribadi calon suaminya,dan yang lebih menyedihkan adalah ancaman pembatalan pernikahan,padahal semuanya sudah didepan mata dengan persiapan yang hampir 80%.
Kinaya akhirnya mengalah,Ia pergi begitu saja dan pergi dengan mobilnya,tapi didalam pikirannya terus tertuju dengan wanita yang bernama Ayu.
"Aku harus selidiki sendiri apa yang sebenarnya terjadi",guman Kinaya didalam hatinya.
***
Sedangkan Disebuah Apartment yang menjadi tempat tinggal Ayu,Ia dikejutkan dengan gedoran pintu yang begitu kencang,Ayu berlari dan membuka secara perlahan pintu Apartmentnya.
Dan terlihat Radit dengan wajah datar sekaligus dingin,Ayu mempersilahkan Radit masuk dan mereka duduk disofa yang ada diruang tamu dengan berhadap-hadapan.
Ayu yang sedikit senang akhirnya berbicara apa yang menjadi keresahan hati dan pikirannya akhir-akhir ini.
"Mas....,Aku belum datang bulan,Kalau aku hamil gimana Mas?Kita sering melakukannya tanpa pengaman,Mas mau bertanggungjawab kan kalau aku hamil?",tanya Ayu dengan santainya.
Radit seketika menatap tajam Ayu.
"Apa ini yang kamu ucapkan tadi ditelpon?",tanya Radit serius.
Ayu terkejut,kenapa Radit justru mempertanyakan apa yang Ia ucapkan ditelpon sedangkan Ia pikir Radit datang karena ingin memperjelas obrolan yang terputus.
"Iya Mas...,Aku tadi bilang bahwa aku belum datang bulan,aku takut kalau ternyata aku hamil,tapi Mas malah matiin telponnya".jawab Ayu tanpa rasa bersalah.
Seketika Radit berdiri,Ia mendekati Ayu yang terlihat ketakutan.
"Kenapa Mas?Aku salah ngomong?".
Radit kembali menjauh dan duduk bersila dengan santainya.
"Gugurkan kandungan itu jika kamu memang hamil,Aku akan menikah jadi tak mungkin aku bertanggungjawab dengan anak itu,lagian kita sudah sepakat bahwa hubungan kita hanya kesenangan semata,jadi kalau sampai hamil itu menjadi resiko kamu sendiri".
Ayu yang mendengarnya langsung marah,Ia tidak terima bahwa Ia yang harus menanggung sendiri padahal Radit juga turut menikmati hubungan mereka.
"Nggak Mas...,Aku nggak mau menggugurkan anak ini,Anak ini akan hidup walaupun kamu akan menikah sekalipun,tapi satu hal yang harus kamu tau,calon istrimu berhak tau dan kita liat akankah dia tetap akan menikah sama kamu atau membatalkan pernikahannya".
Radit tidak terima,Ia marah karena tidak ingin kedua orangtuanya merasa kecewa.
"Jangan gila Ayu,Aku akan marah kalau kamu sampai melakukan itu,sekarang kalau kamu memang ingin anak itu baiklah kita akan besarkan secara bersama-sama,tapi aku nggak mau Kinaya dan keluargaku tau bahwa kamu hamil anakku,karena saat mereka tau aku bisa saja melenyapkanmu dari muka bumi ini bersama dengan anak yang kamu kandung".
Ayu merasa ketakutan,tapi Ia merasa sedikit lega karena ancaman yang Ia ucapkan,kini Ia tau senjata Radit jika suatu saat Radit tidak bertanggungjawab atas ucapannya.
"Baiklah,Aku akan diam asal Mas Radit mau membesarkan anak ini bersama-sama",jawab Ayu pada akhirnya.
Tapi Ayu tetap akan waspada,Ia tidak ingin hancur sendirian saat Radit justru bahagia dengan keluarga barunya,karena bagi Ayu,Ia yang digoda dari awal dengan uang yang Radit miliki,bahkan Ayu memberikan kesucian yang Ia jaga selama 25 tahun atas bujuk rayu Radit yang begitu manis.
Kinaya tetap pada kesibukannya bekerja pada keesokan harinya,walaupun pikirannya masih memikirkan tentang Ayu yang menghubungi Radit dengan bahasa yang mencurigakan,tapi Kinaya masih belum memiliki bukti yang valid untuk menjerat Radit dengan banyak tuduhan jika apa yang Kinaya pikirkan adalah benar.
Dan atas sikap Radit yang terlalu cuek dengan acara pernikahan yang sebentar lagi digelar,Kinaya memberanikan diri mengirim pesan kepada calon ibu mertuanya agar bisa menasehati Radit dengan tegas,karena faktanya Kinaya juga lelah mengurus semuanya sendiri padahal Radit yang ingin pernikahan digelar dalam waktu dekat.
Dan karena itulah Ibunya Radit menasehati anaknya saat sarapan bersama dimeja makan dengan suasana yang hangat.
"Radit,Ibu dengar kamu cuek akhir-akhir ini sama Kinaya,ada apa Radit?pernikahan kalian sebentar lagi tapi kamu seperti tidak bergairah begitu,apa ada yang mengganggu pikiranmu?",tanya Ibunya Radit dengan lembut.
Radit yang sedang mengunyah makanan langsung minum dan menatap Ibunya dengan lembut.
"Radit hanya sedang sibuk sama kerjaan Bu,lagian sebagian sudah dihandle sama pihak Wedding Organizer jadi seharusnya Kinaya nggak mempermasalahkan hal seperti itu,tapi nanti Radit akan menemui Kinaya untuk bahas masalah ini".
Sarapan kemudian dilanjutkan tapi Radit memendam amarah karena Kinaya berani mengadukan sikapnya yang akhir-akhir ini berubah terhadap Kinaya.
Terlebih setelah tau bahwa Ayu hamil,Radit semakin dilema tapi juga bingung dengan langkah apa yang harus Ia ambil,karena Ayu tentu berbeda jauh dengan Kinaya yang selain cantik juga sukses dan memiliki latar belakang pendidikan serta keluarga yang sangat harmonis.
Saat sarapan telah selesai,Radit segera pamit dengan Ibu dan Ayahnya,Ia mengendarai mobilnya menuju Perusahaan yang akan diwariskan untuk dia kelak.
Sedangkan kedua orangtuanya merasakan ada yang berbeda dengan anaknya,tapi mereka memberikan kesempatan kepada Radit untuk menyelesaikan sendiri masalahnya.
Saat mobil melaju dengan kecepatan sedang,Radit mendapati ponselnya berdering dan nama Ayu tertera dilayar ponselnya,Radit segera menerima panggilan dari Ayu setelah semalam mereka hanya berkirim pesan bahwa Ayu ternyata benar-benar hamil.
"Halo..,Ada apa?",tanya Radit dingin.
Ayu disebrang sana menjauhkan ponselnya saat mendengar Radit menjawab begitu dingin.
"Dia kenapa?Apa dia marah karena aku beneran hamil?",gumam Ayu didalam hatinya.
Ayu yang terus terdiam membuat Radit marah,Ia memanggil Ayu dengan begitu kencang.
"AYU!!,ada apa kamu menelponku?Aku sedang menyetir kalau emang nggak ada yang penting".
Ayu kembali mendekatkan ponselnya dan membicarakan tujuan Ia menelpon Radit pagi-pagi sekali.
"Eh Iya Mas Radit,Ayu hanya ingin tau apakah Mas Radit mau menjemput Ayu diApartment?Karena Ayu takut kalau harus bawa mobil sendirian,Mas kan tau kalau Ayu lagi hamil sekarang,Mas mau jemput kan?".tanya Ayu dengan manja.
Radit yang sebenarnya enggan memilih mengiyakan saat tau bahwa Ayu sedang hamil anaknya,karena bagaimanapun Radit juga menyadari bahwa itu akibat dari perbuatannya yang tidak memikirkan resiko yang harus Ia tanggung.
Radit mempercepat laju mobilnya saat waktu mulai beranjak siang,karena Radit ada meeting dipagi hari dan Ia tidak boleh terlambat.
Saat Radit tiba diApartment tempat tinggal Ayu,Ayu telah berada diLobby dan mereka segera berangkat bersama,Namun saat dilampu merah yang tak jauh dari Perusahaan Radit berada,Kinaya yang sama-sama akan berangkat bekerja melihat bagaimana Radit dan Ayu berada didalam mobil yang sama dengan Ayu yang bersandar pada pundak Radit.
"Apa maksudnya ini?kenapa mereka terlihat begitu akrab?Bukankah mereka Atasan dan bawahan?kenapa seperti terlihat lebih dari itu?",tanya Kinaya pada dirinya sendiri.
Kinaya yang penasaran akhirnya mengikuti kemana mobil Radit melaju,Ia mengabaikan jam kerjanya yang sebentar lagi dimulai,karena entah kenapa Kinaya benar-benar penasaran setelah mendengar bagaimana Ayu yang menghubungi Radit dengan obrolan yang terdengar aneh.
Tapi saat Mobil Radit hampir tiba diPerusahaan,Mobilnya justru berhenti dipinggir jalan dan terlihat Ayu yang keluar begitu saja.
Kinaya semakin merasa curiga,Ia mencari tempat parkir dan akan mengejar Ayu untuk mencari tau apa yang terjadi sebenarnya.
Saat Ayu terus melangkah memasuki Lobby Perusahaan,tangannya tiba-tiba dicekal oleh wanita yang Ia kenal sebagai calon istri dari kekasihnya.
"Ikut aku sekarang!!",perintah Kinaya dengan tegas kepada Ayu yang terlihat sangat terkejut.
Ayu tetap mengikuti kemana Kinaya membawanya,mereka berbicara didalam mobil dengan pintu tertutup.
Kinaya yang tak suka basa basi langsung memberondong Ayu dengan begitu banyak pertanyaan.
"Nama kamu Ayu kan?Ada hubungan apa kamu sama Radit?Kamu tau kan kalau aku akan menikah sama Radit?terus kenapa kamu terlihat begitu dekat dengan calon suamiku?belum lagi kamu menghubungi Radit kemarin dengan bahasa yang aneh,jelaskan sama aku semuanya".
Ayu yang tak menyangka bahwa Kinaya menaruh curiga,Ia dilema apakah harus menceritakan semuanya atau berbohong,karena nyatanya Ia takut jika Radit tau apa yang Ia ucapkan kepada Kinaya.
Ayu yang terus terdiam membuat Kinaya semakin marah,Ia tak suka dengan isi kepalanya yang mengatakan bahwa Ayu memang memiliki hubungan lebih dengan Radit,tapi Kinaya ingin kejelasan dari mulut Ayu maupun Radit sendiri jika memang apa yang Ia pikirkan benar.
Deringan ponsel milik Ayu membuat Ayu tiba-tiba keluar dan berlari meninggalkan Kinaya dengan banyak pertanyaan,Kinaya semakin curiga dan Ia tidak bisa membayangkan bahwa pernikahan yang sudah ada didepan mata harus hancur berantakan.
Akhirnya Kinaya memilih pergi dari tempat berada,Ia akan mencari tau sendiri apa yang terjadi pada calon suaminya.
Sedangkan Ayu yang berlari menaiki lift langsung menuju dimana ruangan Radit berada,Ia takut sekaligus bingung bahwa Kinaya telah menaruh curiga atas hubungannya dengan Radit,tapi disisi lain Ayu juga merasa senang jika nantinya pernikahan Kinaya dan Radit batal karena kehamilan yang Ia alami.
Sesampainya diruangan Radit,Ayu menceritakan apa yang Kinaya lakukan,Radit seketika berdiri dengan wajah amarah yang begitu menakutkan.
"Ayu...,Kinaya jangan sampai tau hubungan kita,Aku nggak mau pernikahan aku dengan dia hancur karena kehamilan yang kamu alami,karena kedua orangtuaku pasti akan murka dan aku bisa saja didepak dari Perusahaan ini,dan yang lebih menyakitkan lagi adalah aku bisa jatuh miskin karena telah membuat malu kedua orangtuaku".
Ayu tiba-tiba marah karena Radit tetap akan menikahi Kinaya padahal Radit tau bahwa Ayu sedang hamil.
"Nggak Mas...,Kamu nggak boleh menikah dengan Kinaya,Kamu harus menikah sama aku karena bayi ini butuh Ayahnya,kalau Mas nggak mau menikah sama aku,aku akan bilang sama Kinaya bahwa aku sedang hamil anakmu".
Setelah mengatakan itu Ayu berlari keluar ruangan bersamaan Klien yang Radit tunggu telah tiba,Radit bingung tapi Ia memilih melanjutkan meeting dan membiarkan Ayu pergi,Karena Radit berpikir bahwa Ayu tidak mungkin senekat itu saat tau kehidupan yang selama ini Ayu jalani berada dalam kungkungan Radit seluruhnya.
Dengan emosi yang membara,Ayu mengemas beberapa pakaian dan barang berharga yang Ia miliki,Ia akan pergi mencari tempat persembunyian agar Radit tidak mengetahui keberadaannya,bahkan Ayu berniat pergi ketempat yang jauh agar kehamilan dan masa depannya tidak diganggu oleh Radit.
Tapi saat Ayu membuka ponselnya,Ia melihat semua teman kerjanya mengunggah undangan pernikahan Radit dan Kinaya kesemua media sosial yang mereka miliki.
Seketika Ayu murka,Ia tidak ingin Radit bahagia diatas penderitaannya,terlebih Kinaya yang memiliki karir bagus serta keluarga yang terpandang membuat Ayu merasa kasian jika Kinaya harus menikah dengan Radit.
Tanpa berpikir panjang Ayu mengirim pesan kepada Kinaya setelah berselancar diponselnya sambil mengingat-ingat bahwa Radit pernah meminjam ponselnya untuk menelpon Kinaya.
"Batalkan pernikahanmu dengan Mas Radit,karena Aku sedang mengandung anaknya,jika kamu tetap menikah,Aku akan menghancurkan semuanya".bunyi pesan yang Ayu kirimkan.
Setelah mengirim pesan itu Ayu menonaktifkan ponselnya dan keluar dari Apartment dengan membawa 1 koper besar dan 1 tas berukuran sedang.
Ayu bergegas menaiki Taxi menuju bandara,Ia akan pergi ketempat dimana masa kecilnya dilalui dengan kedua orangtuanya yang kini telah tiada.
Sedangkan ditempat lain,Kinaya yang sedang mengikuti meeting dengan CEO tempatnya bekerja menahan gejolak hatinya saat membaca pesan dari nomer tak dikenal.
Kinaya meremas ponselnya sambil matanya berkaca-kaca membuat CEO yang menatap Kinaya tanpa sengaja langsung menghentikan meeting siang itu.
Beberapa karyawan juga bertanya-tanya saat Kinaya berlari ketoilet setelah Pak Candra selaku CEO membubarkan meeting yang belum sepenuhnya selesai.
"Kinaya kenapa ya?Kok kayak mau nangis gitu sih?",ucap beberapa teman Kinaya yang bingung dengan perubahan mimik wajah Kinaya.
Ditoilet yang tertutup rapat Kinaya kembali membaca dengan jelas pesan yang masuk kedalam ponselnya,tangannya bergetar dan hatinya terus menolak bahwa pesan itu berharap kebohongan semata,tapi entah kenapa pikirannya justru tertuju dengan nama Ayu karyawan Radit diPerusahaan.
Dengan pikiran dan hati yang kalut,Kinaya keluar dari toilet dan pergi keruangannya mengambil tas serta kunci mobil miliknya,Namun saat akan keluar dari ruangannya,Kinaya dicegah oleh salah satu temannya yang penasaran apa yang terjadi sebenarnya.
"Aku ada urusan sangat penting saat ini,tolong bilang ke Pak Candra aku izin pulang",jawab Kinaya saat temannya menanyakan kemana Kinaya akan pergi.
Setelah tiba dimobilnya,tujuan Kinaya langsung kePerusahaan Radit untuk meminta penjelasan atas pesan yang Ia terima,karena bagaimanapun Kinaya butuh kejelasan disaat pernikahannya dengan Radit sebentar lagi akan digelar.
Tak peduli suara klakson dari orang yang merasa terganggu dengan cara mengemudikan mobilnya,Kinaya tetap melajukan mobilnya dengan kencang,Bahkan setelah tiba diPerusahaan Radit Kinaya mengabaikan sapaan beberapa karyawan yang mengenalnya sebagai calon istri dari Bos mereka.
Sebelum benar-benar masuk keruangan Radit,Kinaya menetralkan emosinya karena tidak ingin dianggap wanita liar karena bersikap sembarangan.
Namun saat membuka pintu secara perlahan,Kinaya mendengar kemarahan Radit dengan ucapan sumpah serapah dan nama Ayu sebagai sumber masalahnya.
"Lancang sekali kamu Ayu!!,Dimana kamu sekarang!!,Kamu nggak akan bisa pergi kemanapun karena hanya aku yang boleh menyuruhmu".
Seketika Kinaya berdiri mematung,pikiran buruk menghinggapi isi kepalanya mendengar nama Ayu disebut-sebut oleh calon suaminya.
Kehadiran Kinaya yang tiba-tiba membuat Radit terkejut sekaligus mengubah raut wajahnya menjadi teduh.
"Hai Kinaya sayang.....,kamu sudah lama diruangan ini?Maaf ya kalau kamu tadi mendengarku marah-marah,karyawanku tuh si Ayu,dia pergi begitu saja saat pekerjaan sedang banyak-banyaknya,kamu ada apa kesini?bukankah ini masih jam kerja?",tanya Radit berubah lembut dan bersikap ramah,tapi Kinaya tidak akan terjebak dengan sikap calon suaminya karena Ia mendengar dengan jelas apa yang Radit katakan tadi.
Kinaya mendekati Radit dengan tenang walaupun hatinya terus bergejolak ingin kejelasan yang sejelas-jelasnya tentang siapa Ayu dan apa yang sedang terjadi.
Ketenangan Kinaya mendekati Radit membuat Radit mengajak Kinaya untuk duduk disofa dan menutup pintu ruangan dengan rapat-rapat.
Mereka saling berhadap-hadapan dengan wajah serius saat Kinaya mulai membuka obrolan diantara mereka.
"Mas Radit....,Apa benar kita akan menikah?Apa Mas yakin bahwa aku satu-satunya orang yang Mas cintai?Ini bukan semata-mata aku nggak percaya dengan apa yang Mas katakan,tapi aku hanya nggak ingin ada kebohongan disaat pernikahan kita sebentar lagi dilaksanakan",tanya Kinaya dengan tenang.
Radit diam,Ia bukan tidak ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi tapi hati kecilnya memang menginginkan keduanya,Kinaya dengan segala kecantikan,pendidikan dan latar belakang keluarganya yang begitu sepadan dengan keluarga besar Radit,sedangkan Ayu dengan segala perhatian dan keluguan sikap Ayu serta rasa patuhnya membuat Radit ingin melindungi Ayu secara bersamaan,tapi dengan kehamilan yang Ayu alami juga memberatkan Radit jika Ia membatalkan pernikahan apalagi jika kedua orangtuanya mengetahui tentang masalah ini.
Tapi Kinaya jelas membutuhkan kejelasan karena lebih baik sakit hati sebelum menikah daripada setelah menikah baru mengetahui bahwa suami yang berjanji dihadapan Tuhan tak lebih dari seorang pembohong.
Maka dari itu Kinaya yang awalnya bersikap tenang berubah menjadi tegas saat Radit tak mampu menjawab pertanyaan yang Kinaya tanyakan.
"Mas Radit....,Apa Mas Radit ada hubungan dengan Ayu?Dan saat ini Ayu juga sedang hamil anak Mas Radit?Kalau itu terjadi mari kita batalkan pernikahan kita dihadapan orangtua kita masing-masing,mereka berhak tau alasan apa dibalik pembatalan pernikahan kita".
Radit seketika berdiri,Ia menatap Kinaya yang tetap memasang wajah tenang namun tegas.
"Kinaya....,Aku memang mengenal Ayu karena dia karyawanku,tapi kalau tentang kehamilan aku nggak tau sama sekali,Kamu kenapa tanya seperti itu Kinaya?Kamu nggak percaya sama Mas?".jawab Radit dengan santainya.
Kinaya kemudian melempar ponselnya ketangan Radit dan Radit meremas ponselnya saat membaca pesan yang Ia baca.
"Baca pesan itu Mas....,Ayu sedang hamil anakmu Mas,Kamu harus bertanggungjawab sama dia",ucap Kinaya dengan tegas.
Radit terus menggelengkan kepalanya dan berharap Kinaya tidak mempercayai pesan yang masuk,tapi didalam hatinya Radit sungguh marah dengan cara Ayu membalas rasa sakit hatinya.
"Brengsek!!,Jadi Ayu berani melakukan ini sama aku,Awas kamu Ayu",Marah Radit didalam hatinya.
Radit terus memohon kepada Kinaya bahwa pesan dari nomer tak dikenal adalah sebuah pesan kebohongan,Tapi Kinaya terus menolak disentuh oleh Radit yang terus mendekat.
"Malam ini datanglah kerumah orangtuaku beserta kedua orangtuamu,Kita bicarakan masalah ini sama mereka,tapi yang jelas aku membatalkan pernikahan kita bukan hanya kamu telah menghamili Ayu,tapi karena aku tidak ingin menjadi istri dari seorang Radit yang cintanya telah milik orang lain".
Setelah mengatakan itu Kinaya pergi dari ruangan Radit,Ia menghapus airmatanya yang terus keluar karena hati yang begitu terluka serta pikiran yang begitu kalut akan gagalnya pernikahan yang sudah ada didepan mata.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!