NovelToon NovelToon

Cinta Tak Berpihak

Sang Pengasuh Bayi Kembar Sepasang!!

Entah bagaimana jadinya nanti, diriku ..., aku hanya ingin membuat rumah ini terasa nyaman tanpa adanya kekosongan dari sosok seorang ibu,

Fabio, Leah!! tumbuh lah menjadi anak yang kuat dan cerdas!! Honig berjanji akan menjaga serta merawat kalian dengan baik, hingga tiba masanya nanti-, aku akan selalu berusaha untuk menjadi ibu yang terbaik untuk kalian!

Usapan lembut dari telapak tangan Hannah tampak menghujani pipi dua bayi kembar sepasang yang telah memasuki usia 6 tahun yang kini terlelap damai diatas ranjang.

Nyanyian serta beberapa dongeng penghantar tidur yang selalu dibacakan oleh Hannah membuat kedua malaikat kecil itu terbang ke alam bawah sadar dengan semakin lelap, bahkan Fabio-, lelaki kecil yang merupakan putra dari sosok Tuan Louis Ferdinand itu sama sekali tak ingin melepaskan belenggu dekapan lengan tangannya dari lengan Hannah.

Bagaimana dengan kondisi kak Wimie?? apa masih belum ada perkembangan apapun hingga saat ini??

Hannah memejamkan mata, pikiran nya kembali kusut tatkala ia harus kembali mengingat kemalangan besar yang menimpa sang saudari.

Haruskah aku meminta pada Tuan Louis untuk berkunjung ke hospitals besok?? atau-, mungkin ia sudah pergi sendiri??

Tok tok tok!!!

Tuan Louis?? dia sudah kembali??

Suara langkah kaki yang perlahan memasuki pintu ruang kamar seketika membuat Hannah melempar pandangan ke arah sosok pria dengan kemeja putih serta dasi yang telah nampak berantakan.

"Mmmm?? apa anak-anak sudah tidur??"

"Ee-iya!! mereka baru saja terlelap, apa Tuan membutuhkan sesuatu??" Hannah berbicara dengan setengah berbisik, ia juga mencoba untuk melepaskan dekapan lengan Fabio dengan amat hati-hati.

"Putra-putriku, apa mereka membuat mu kerepotan Honig??"

Dia?? memanggil ku dengan sebutan Honig?? apa karena Leah dan juga Fabio?? tentu saja, apa yang kau pikirkan Hannah??

Hannah nampak tertegun untuk sesaat! ia memilih untuk beranjak saat Louis turut mendudukkan diri diatas ranjang dimana kedua anak kembar yang dirawat oleh Hannah semakin merapatkan pejaman.

"Itu-, sama sekali bukan masalah untuk saya!! mereka sungguh terlalu bersemangat untuk bermain seharian, jadi-, hanya butuh sedikit nyanyian untuk malam ini!" Hannah tersenyum lembut tatkala matanya kembali menangkap sosok Fabio dan juga Leah.

"Mmmm-, piyama Anda, saya telah menyiapkannya apa Anda ingin tidur bersama anak-anak??"

"Tidak Hannah,"

"Baiklah-, saya akan segera menyiapkan makan malam!! Anda bisa membersihkan diri terlebih dahulu, saya pastikan makanan nya telah siap saat-," kalimat Leah tak terselesaikan saat telapak tangan Louis tiba-tiba tergerak dan membuat tubuhnya kembali terduduk secara berdampingan.

"T-tuan??"

"Kau telah bekerja terlalu keras, aku-, sengaja membawakan beberapa hidangan makan malam untuk kita, mmmm-, bisakah kau menemani ku makan malam, Hannah??!"

Ada apa ini?? kenapa tiba-tiba Tuan Louis menampilkan sikap aneh seperti ini?? kenapa-, aku justru merasa tidak nyaman dengan tatapan nya??

"Hannah-, apa kau telah menyadari semuanya??" Louis tertunduk dengan suara lirih sebelum akhirnya ia berpaling dan menatap wajah teduh seorang gadis yang selalu ia perlakuan dengan sesuka hatinya selama ini.

Menyadari?? apa aku menyadari perihal perasaan yang salah diantara kami?? tidak-, perasaan yang salah itu hanya terjadi padaku, dia-, kakak ipar ku ... ya!! diriku bahkan telah berjanji pada diri sendiri untuk tidak memikirkan hal ini terlalu dalam.

"Hannah-,"

"Maaf!! saya-, sama sekali tidak menyadari apapun!! jadi tolong bersikap lah seperti biasanya, Tuan!" Hannah terperanjat ia melangkah dengan mantap tanpa ingin kembali menoleh ke arah sosok Louis sang kakak ipar.

Dia menghindari ku, bagaimana jika faktanya memang seperti itu?? Hannah?? apa yang harus ku lakukan padamu??

Louis Ferdinand-, pria itu membuang nafas perlahan dengan tatapan yang terus tertuju pada Hannah yang kini telah menjadi sosok istri pengganti untuk dirinya dan juga sang buah hati.

*****

Langit fajar masih berkuasa, hawa dingin yang masih terasa memeluk tubuh sama sekali tak membuat Louis Ferdinand mengurungkan niat untuk beranjak dan melakukan aktivitas kebugaran, pria itu juga terus memperhatikan area sekeliling halaman depan dari kediaman besarnya.

Hannah, dia selalu menyiapkan semuanya!! ia juga membereskan kerumitan apapun yang terjadi di dalam keluarga nya, terkadang aku berpikir, apa diriku ini terlalu jahat?? merebut masa depan seorang gadis yang tidak seharusnya menjadi porak-poranda hanya karena kehadiran dari kedua buah hatiku, aku-, diriku justru memperlakukan nya bak seorang pembantu di rumah ini,

"Aaaaaggh!!! Wimie!!! tolong segera lah kembali padaku, diriku sungguh sangat merindukan mu, Wimie!!" lisan Louis pun bergumam tanpa ia sadari meski lengannya terus bergerak melakukan exercise pada sebuah pull up bar.

Hannah, apa benar itu dirimu?? kenapa hatiku kembali ragu atas apa yang telah kujalani selama ini?? apa yang salah denganku??

Keluarga Brunhilda ..., tak mungkin mereka mengutarakan sebuah kebohongan padaku ataupun kedua orang tuaku, kan???

Pikiran kusut Louis kembali membuat pria itu tak bisa fokus hingga akhirnya ia salah dalam melakukan pergerakan dan berujung mendapatkan cedera,

Rasa nyeri yang menjalar karena keseleo membuat pria itu mendesis sembari memegangi area pergelangan tangan kanannya saat harus melangkah menuju ke dalam area living room.

"Aaaah!! kenapa diriku tampak ceroboh akhir-akhir ini?? apa yang salah dengan ku, Tuhan!??" Louis justru mendaratkan bokong di atas sofa area living room sembari menyandarkan kepala, netra biru laut itu kembali terpejam saat pikiran nya tak lagi mampu menolak atas kehadiran sang istri kedua yang terus berputar di dalam kepala.

Tolong berhentilah menghantui ku dengan senyum tak berdosa seperti itu, Hannah!! kau semakin membuat ku tenggelam dalam kebingungan!!! apa yang kau inginkan?? apa yang kau rasakan?? aku bahkan tak pernah ingin peduli sebelum nya!!! tapi sekarang-, aku justru ingin tahu semuanya!! semua tentang dirimu dan juga Wimie!!!

*****

"Honig!!!! good morning!!"

"Waah!! kalian sudah rapi??" Hannah nampak memutar setengah tubuhnya tatkala suara menggemaskan dari lisan Leah melontarkan sapaan nada cadel.

"Eeheemm!! kenapa kami harus membersihkan diri dan mengganti pakaian bersama bibi Buzaya?? aku-, hanya ingin bersiap jika kau bersama kami, Honig!!??"

"Jangan merengek!!? Honig-, daddy juga membutuhkan Honig untuk bisa membersamai daddy!!" lisan Louis yang mendadak berbicara dengan cukup ketus seketika membuat kedua putra-putri nya memiringkan kepala saat harus menatapnya.

"Daddy!!!??? apa daddy sudah bermain curang???"

"Bermain curang?? apa maksud perkataan dari lisan indah ini wahai Tuan Fabio!??" lirikan serta tatapan sinis dari Fabio justru membuat Hannah tersenyum, ia akhirnya menyingkirkan kotak obat dari pangkuan dan membungkuk sembari menoel hidung sang keponakan.

"Daddy-, dia sebenarnya juga ingin mendapat perhatian lebih darimu Honig!! itu sungguh menjengkelkan!!! apa dia kembali membuat masalah dan berujung melukai tangannya??"

"A-apa??"

"Daddy pasti sengaja melakukannya, jangan percaya pada suami mu, Honig!!!"

"Astaga Leah!!!! kenapa kalimat mu sungguh terdengar dewasa sayang??" Louis mendengus kesal, pria dengan netra biru laut itu lagi-lagi menatap sang putri dengan cukup sinis.

"Aku memang sudah dewasa!!!"

"Kau baru memasuki TK besar!!"

"Terserah!!! tapi jangan merebut Honig kami, dad!!! bukankah kau masih menantikan wanita itu???"

Suasana nampak hening sesaat!! rasa canggung yang kembali menerpa seketika membuat Hannah berlutut sembari membisikkan sesuatu pada Leah.

"Daddy, aku minta maaf!!"

"Lupakan saja!! daddy akan mengantarkan kalian sekarang!! Honig-, tolong ambilkan jas milikku di dalam kamar!! bisakah??"

"Baiklah daddy!! jadi-, kita akan pergi berempat untuk kali ini!??" Hannah berbicara dengan antusias serta senyum yang kian mengembang saat tatapan nya tertuju pada semua orang.

"Benar!!"

"Tapi daddy-, bukankah tangan daddy tengah cedera??" Fabio yang tiba-tiba memeriksa telapak tangan Louis yang telah dibalut kain kasa lagi-lagi membuat Leah menampilkan wajah lesu.

"Tak apa Tuan Fabio, nona Leah!! Honig- mu ini bisa menjadi sopir untuk kalian semua!!!"

"Honig-, aku sungguh menyayangimu!!!"

Hannah, dia selalu bersikap dewasa dan juga ceria didepan anak-anak, aura positif yang selalu ia pancarkan-, rasanya sungguh sulit untuk mengelak, bahwa debaran jantung ini kian tak terkendali saat kita bersama,

Wimie-, tolong ampuni diriku ....,

Satu Nama Yang Menguasai Hati, Wimie!!!

Melangkah beriringan dalam menaiki anak tangga dari sebuah gedung taman kanak-kanak favorit di kota Bracthislava-,

Louis Ferdinand dan juga Hannah tampil bak orang tua paling sempurna untuk Leah dan juga Fabio, kedua insan manusia itu bahkan tak ragu untuk saling menautkan lengan dengan wajah berbinar tatkala kedua malaikat kecil mereka melambaikan tangan sebelum akhirnya menghilang di balik pilar-pilar gedung sekolah yang tinggi menjulang.

"Mereka benar-benar sudah bisa mandiri ya?? tidak ada lagi drama rengekan yang harus kau alami saat mereka harus memasuki ruang kelas!! aku-, sungguh tak menyangka! dirimu bisa menyelamatkan masa kanak-kanak dari Leah dan juga Fabio, Hannah!! terima kasih,"

"Itulah gunanya, jika Anda menolak untuk turun ranjang dan menikah dengan saya saat itu, mungkin sekarang-, Anda telah menjadi seorang pria yang jauh lebih tua dari kelihatannya!!"

Hannah mengangguk, perlahan ia menarik lengan kirinya dari belenggu lengan besar sang suami sembari terkekeh tatkala netra indahnya berhasil menyatukan pandangan dengan Louis Ferdinand.

Hannah ...,

"Ayolah Tuan Ferdinand!! saya hanya bercanda!!" Hannah yang tiba-tiba menepuk pelan area dada bidang nya membuat Louis akhirnya kembali tersadar,

Senyuman itu-, apa artinya??

"Huuuuffffttt!!!"

"Apa pergelangan tangan Anda masih terasa nyeri?!"

"Tidak-, ini sungguh telah jauh membaik!! sentuhan dari telapak tangan mu ..., memang luar biasa, Hannah!!"

"Kata-kata itu?? kenapa Anda justru menirukan kalimat itu dari anak-anak?? rasanya sangat aneh!!"

"Hannah-,"

"Mmmmm??!"

"Apa kau ingin berbelanja hari ini? aku-, bisa menemani mu!" Louis kembali melontarkan pertanyaan tatkala Hannah hendak melangkah mendahului.

Menemani?? apa dia tak ingin ke hospitals hari ini??

Hannah kembali tertegun untuk sesaat, gadis itu justru tertunduk fokus serta mengacak sling bag berwarna cream yang tersampir pada pundak kirinya.

"Beberapa bahan makanan juga stok barang keperluan milik Fabio dan juga Leah-, semuanya masih aman, Tuan!! Anda tidak perlu khawatir, lagipula-, Anda juga tidak mampu menyetir bukan??"

"Kau benar!! tapi-, setidaknya aku bisa mengeluarkan kartu kredit untuk memenuhi kebutuhan mu, aku-, seharusnya juga memberikan hak yang pantas kau dapatkan didalam hubungan ini, benar kan??"

Hak ku?? sejak kapan ia memikirkan perihal kebutuhan diriku?? bukankah kartu kredit yang ia berikan padaku itu sudah lebih dari cukup?? 3 black card dengan isi masing-masing kuadriliun yang ku pegang!! aku bisa memanfaatkan kartu itu untuk apapun!!

Hannah kembali termenung,

Pandangan nya sedikit berbeda saat wanita itu memilih untuk diam dan kembali melangkah meninggalkan Louis Ferdinand.

****

Selain terampil dalam bersikap dan menangani anak-anak, dia juga terlihat jauh lebih mempesona saat memegang kendali seperti sekarang,

Apa yang kau pikirkan Loui!!??

"Haruskah kita mampir ke hospitals, Tuan??"

Hannah kembali memecah keheningan, keterampilan nya dalam memutar stir kendaraan membuat Louis sedikit banyak selalu merasa nyaman saat sang gadis duduk di kursi kemudi.

"Mmmm-, ya!! Wimie-, dia mungkin merindukan kita,"

Tanpa sepatah katapun,

Hannah seketika melajukan kendaraan dan berbelok ke lajur arah dimana Elven City hospitals didirikan.

Dirimu hanya seorang pelengkap, Hannah!! putri adopsi seperti mu??!! tidak sepantasnya kau berada duduk disamping kakak ipar mu sendiri!!!

Kak Wimie!! dia pasti akan sangat membenci dirimu jika suatu saat ia mengetahui kebenarannya!!! jangan seperti pungguk yang merindukan bulan!!! lebih baik kau segera pergi dari rumah Louis sebelum perasaan konyol mu itu semakin menjadi!!!

"Mmmmmhhh!!"

"Hannah-, apa kau baik-baik saja??"

Telapak tangan Hannah yang tiba-tiba memegangi area kepala seketika membuat atensi dari Louis Ferdinand tertuju fokus pada Hannah sang istri kedua.

"Tak apa, Tuan!! aku baik-baik saja!! maaf-, jika membuat Anda khawatir, kita pasti akan segera tiba di hospitals."

Tapi wajahmu-, ekspresi itu sungguh bukan ekspresi baik-baik saja, Hannah!! kenapa kau suka sekali menyembunyikan sesuatu dari orang-orang??

Tak lebih dari lima belas menit!!! suasana keheningan dalam hyper car itu nampak memudar begitu Hannah memberhentikan kendaraan tepat di area lobi.

"Anda bisa pergi lebih dulu, Tuan!! saya akan menyusul setelah memarkirkan kendaraan!!"

"B-baiklah!! kita bertemu di ruangan Wimie!!"

Hannah lagi-lagi mengangguk!! dan akhirnya kembali meluncur menuju basement hospitals.

*****

Edmund?? apa ayah dan ibu juga sedang berada didalam bersama kak Wimie??

Langkah kaki Hannah tampak melambat saat ia menyadari bahwa Edmund Brunhilda tampak keluar dari ruangan intensif dimana Wimie dirawat.

"Apa kau tak ingin turut masuk??"

"Tuan Louis-, dia pasti ingin menghabiskan waktu berdua dengan kak Wimie, jadi-,"

"Kau ini terlalu munafik, Hannah!! begitu lah dirimu!!"

Edmund, dia masih saja marah padaku, bukankah Edmund memang dari dulu tak menyukai ku?? jadi kenapa aku memikirkan hal ini dengan amat serius??? hidup tanpa arah tujuan yang jelas-, aku masih mampu untuk menjalani nya!! aku tak memiliki mimpi apapun!! gadis kosong dengan pemikiran yang tak begitu cerdas ini, tak apa kan jika aku melalui kehidupan hanya dengan seperti ini??

Hannah kembali tertunduk, ia memilih untuk menyingkirkan diri dan akhirnya duduk di kursi ruang tunggu dengan senyum getir.

"Jangan menampilkan wajah seperti itu!? kau semakin membuat ku tak terima bahwa kita adalah saudara!!" Edmund berdecak kesal serta menampilkan tatapan jengah.

"Tak apa jika kau tidak bisa menganggap ku sebagai saudara Edmund!! kita memang tak memiliki ikatan darah, aku-, hanya ingin membalas budi atas kebaikan kak Wimie,"

"Dengan cara menikahi suaminya?!!! apa itu yang kau anggap sebagai balas budi, Hannah??! gadis dengan asal-usul yang tidak jelas seperti mu-,"

"Jaga bicara mu, Edmund!??" Louis Ferdinand yang tiba-tiba turut membuka suara dengan wajah datar seketika membuat Edmund memutar badan.

"Kenapa Tuan Louis Ferdinand!??? apa mungkin-, kalian memang tengah mengkhianati kak Wimie???"

"Siapa yang mengkhianati Wilhelmina??? aku-, diriku bahkan tak mampu menyingkirkan namanya walau hanya sedetik pun!!!" Louis berbicara dengan nada lirih, netra biru laut itu juga nampak berkaca-kaca saat ia menatap Edmund.

"Tapi kenapa?? kenapa kau menyetujui permintaan para orang tua??? pernikahan konyol kalian!!! bagaimana kakak ku bisa menghadapi ini semua jika ia telah kembali mendapatkan kesadarannya nanti!!?? katakan!!!!"

"Edmund-," Hannah terperanjat, suaranya cukup lembut saat telapak tangannya tergerak dan mengusap lengan Edmund yang telah meluapkan amarah dengan berteriak, "semuanya akan segera berakhir, percayalah!! kak Wimie-, dia tak akan kehilangan apapun! aku dan Tuan Louis-, pernikahan itu terjadi semata-mata hanya demi Leah dan juga Fabio! aku bersumpah Edmund!! jika masanya nanti kak Wimie telah berhasil membuka mata, aku-, diriku lah yang akan menghilang!! aku berjanji,"

Hannah ..., apa yang kau katakan??!!

Jemari tangan dari Louis Ferdinand justru mengepal, entah apa maksud hati?? tapi sorot kekecewaan nampak tertampil jelas dari netra biru laut milik Louis saat Hannah mencoba untuk menenangkan Edmund.

Hingga Tiba Saatnya Nanti-, Mari Jangan Khawatirkan Apapun ...,

Kesibukan yang sama, langkah yang sama!! Hannah sama sekali tak menyadari apapun tatkala Louis dan juga kedua bocah kembar itu terus melempar pandangan ke arah gerak tubuhnya yang selalu menguasai area dapur dan berkeliling meja makan.

"Daddy-, apa kau melarang Hannah untuk duduk di meja ini bersama kita??"

"A-apa?? apa maksud mu, sayang??" gumaman lirih dari bibir Fabio seketika membuat Lulus Ferdinand mengalihkan pandangan ke wajah sendu sang putra.

"Kenapa Honig selalu terlihat sibuk menyiapkan apapun untuk kita?? bukankah ada bibi Buzaya?? apa Honig juga merupakan seorang asisten rumah tangga di rumah kita ini, daddy??" Fabio tertunduk lesu setelah meletakkan garpu yang sempat ia genggam.

Fabio-, ia bahkan mempertanyakan hal ini?? maafkan daddy sayang, ini-, mungkin memang kesalahan daddy,

"Fabio!! aku mendengar perkataan mu, wahai Tuan Muda!! asisten rumah tangga, itu bukan hal buruk kan?? ini-, hidangan penutup!! kau menginginkan puding strawberry, bukan??" Hannah yang tiba-tiba muncul dengan wajah sumringah serta mengacak rambut Fabio dihadapan nya justru membuat Louis merasakan kesakitan.

"Puding strawberry!???"

"Eeheem!!! dan ini untuk mu Leah!!"

"Bukankah kau berkata akan membuatkan puding ini lebih awal, Honig??" Leah berbicara dengan wajah datar tatkala Hannah meletakkan sepotong puding tepat di atas piring saji miliknya.

"Sebenarnya-, diriku telah menyiapkan nya dari kemarin!? tapi-, karena aku mendengar berita dari dokter perihal gigi susu mu yang mengalami sedikit masalah, aku jadi sedikit ragu untuk menyajikan nya!! maaf, ya!??"

"Hannah, duduklah terlebih dahulu, kau-, juga belum memiliki makan malam bukan??" Louis Ferdinand yang biasanya jauh lebih pendiam akhirnya turut membuka suara tatkala perutnya mulai terpuaskan oleh rasa masakan yang disajikan oleh sang istri kedua.

"Maaf daddy!! aku belum bisa duduk sekarang!! kau lihat kan-, salad buah dengan saus alpukat yang selalu kau inginkan, aku belum menyajikan nya!! maaf karena makan malam ini kali ini sedikit terlambat-, aku ...sempat melakukan kecerobohan, jadi-, beberapa hidangan pesanan kalian menjadi terbengkalai, kalian tak akan mengomel kan??"

"Honig!!? kau harus makan malam bersama kita!! ayolah!!! aku sungguh ingin bisa menikmati makan malam di meja bersamamu,"

"Baiklah!! Aku akan menyuapi mu terlebih dulu, wahai Tuan Putri!!"

"Tidak Honig-," pergerakan Hannah pun terhenti saat Leah menampik pelan suapan dari pergelangan tangannya, gadis kecil itu justru turun dari kursi meja makan dan turut berlutut di lantai bersama Hannah.

"Leah!! apa yang kau lakukan sayang?! kau bisa kedinginan!"

"Bagaimana dengan dirimu sendiri, Honig?? apa kau tidak kedinginan??"

"Aku-, menyukai cuaca dingin!! berbeda dengan mu, kau memiliki beberapa alergi yang cukup sulit kita kendalikan bukan??" Hannah kembali berbicara dengan cukup lembut saat Leah terus menatap ke arahnya.

"Honig!! kenapa?? kenapa kau bersikap seperti ini?? haruskah kita makan dikamar saja supaya kita bisa duduk bersama??"

"A-apa?? Leah-, "

"Aku tidak tahu, tapi-, apa ada seseorang yang tidak menyukai jika kau duduk disini bersama kami Honig?? teman-teman ku selalu bercerita bahwa mereka memiliki suasana makan malam yang hangat dan menyenangkan!! dengan kedua orang tua yang berada di sisi mereka!! aku-, aku juga ingin merasakan hal semacam itu Honig!!! bukankah dirimu berkata bahwa kami bisa menganggap mu sebagai seorang ibu bagi kami??"

"Leah-, bukankah kita juga melakukan nya?? aku bahkan selalu ada disini,"

"Tidak!!! kau selalu memilih untuk makan seorang diri!! jika tidak-, kau akan makan lebih awal sembari berdiri di depan meja dapur!! bukan disini! kenapa Honig??? apa salahnya???"

🩵Wimie-, sampai kapanpun!! tolong jangan memasuki tempat dimana seharusnya Wimie berada, ingat Hannah!! kau-, hanya perlu menjaga dan merawat kedua putra-putriku!! kau juga harus mengetahui batasan mu!!menjadi istri kedua, bukan berarti kau akan mendapatkan perlakuan yang sama dari diriku, kau mengerti kan??

"I-itu??" kalimat Hannah pun terhenti, ada raut wajah kesedihan bercampur bingung saat ia membelai surai rambut dari Leah yang kini menampilkan wajah frustasi.

Maafkan aku Leah, maaf ...

"Honig!! aku menyayangimu!! sungguh!! aku mohon!! duduk dan makanlah bersama kami!! dirimu-, aku tak ingin kau memberikan jarak pada kami Honig!! apa sebenarnya yang kau rencanakan?? kenapa kau membuat ku takut?!!"

"Honig!! apa kau benar-benar akan meninggalkan rumah ini suatu saat?? apa kau tega meninggalkan kami?? bagaimana jika-,"

"Tuan Muda-, apa yang kau katakan?? bukankah aku telah berjanji akan menemani kalian hingga mommy Wimie kembali?? hingga saat itu tiba-, mari jangan khawatirkan apapun, hmmmm???"

"Honig,"

"Mommy Wimie-, ia sangat membutuhkan dukungan dari kalian saat ini, jadi-, tolong jangan menangis, mommy kalian, dia juga sangat menyayangi kalian Leah, Fabio!! jika pun suatu saat-, Honig harus pergi!! percayalah!! kasih sayang serta kehangatan dari mommy Wimie, pasti akan jauh membuat kalian merasa nyaman, kalian tak akan kehilangan apapun sayang!!"

"Tidak Honig!!! aku ingin kau tetap bersama kami!!!"

Leah dan juga Fabio yang merengek diiringi dengan derai air mata seketika membuat Hannah mendekap tubuh mungil sang keponakan dengan gemetar.

Apa yang telah ku rencanakan?? Leah? Fabio? maafkan aku sayang, Honig mu ini-, dia bukanlah gadis yang baik!! jika sampai diriku mengikuti kata hati dan duduk bersama kalian, maafkan aku ...

Akan ku pastikan tak ada kenangan apapun yang tertinggal tentang ku di rumah ini,

Tenggorokan Hannah tercekat!! Leah yang masih sesenggukan dalam dekapan nya membuat ia kembali berdiri tegak bersama Leah dalam gendongan serta Fabio yang mengikuti langkah sembari menggenggam jemari tangan kanan Hannah.

Hannah?? maafkan aku Hannah!! apa kau sengaja membatasi diri karena perkataan ku saat itu?? aku-, memang pria yang tak tahu diri!!

Louis turut beranjak tatkala netra biru laut miliknya perlahan terasa memanas, pria itu melangkah linglung menuju ruang kerja pribadinya.

*****

'Apa kau baik-baik saja?? tak apa-, kemarilah!! tidak akan ada yang memukul mu lagi, aku berjanji!!'

💜'Kau-, bagaimana kau tahu bahwa aku mendapatkan beberapa perlakuan kasar Nona??'

'Saat pulang sekolah aku sering melintas di tempat ini, awalnya-, aku tidak ingin terlalu ikut campur! tapi-, kenapa lelaki itu selalu memukul mu?? kau-, bahkan telah memohon ampun, aku sungguh tak bisa membayangkan jika hal ini terjadi padaku, jadi-, aku sengaja melakukan pengamatan sebelum akhirnya benar-benar melaporkan ulah lelaki itu pada pihak berwajib! aku-, namaku Wilhelmina!! kau bisa memanggil ku dengan sebutan Wimie!!!'

Senyuman tulus dari wajah Wilhelmina yang kembali terukir jelas dalam ingatan akhirnya membuat kelopak mata indah milik Hannah terbuka,

Kak Wimie, kau akan kembali pada mereka kan kak?? tolong jangan membuat mereka menunggu lebih lama lagi ...

Tuan Louis, ia sudah cukup menderita dalam beberapa tahun ini, pria itu-, dia amat merindukan mu, kak!

Hannah menghela nafas dalam, tubuhnya yang terbaring tepat di antara Leah dan juga Fabio membuat Hannah tak mampu membuat banyak pergerakan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!