Audy Violetta, wanita berparas cantik, dan selalu tampil sederhana ini sayangnya memiliki nasib yang kurang beruntung. Semenjak kedua orangtuanya meninggal dunia karena peristiwa kecelakaan dua puluh tahun yang lalu, menjadikan Audy seorang anak yatim piatu ketika usianya menginjak empat tahun, tepatnya kedua orangtuanya meninggal saat perayaan hari ulangtahunnya.
Sampai saat ini, Audy trauma dan tidak pernah mau merayakan hari kelahirannya yang ia anggap penuh petaka.
Audy sendiri sering mendapatkan ketidakadilan serta tindakan kekerasan dari keluarganya sendiri, terutama Bibi dan juga sepupunya.
Meskipun Audy sering di tin das, namun ia tidak mudah menyerah, ia berjuang untuk mempertahankan harga dirinya, memperjuangkan hak-haknya dan mencari keadilan. Ia menjadi inspirasi bagi orang lain untuk tidak menyerah pada keadaan.
Dampak dari penindasan yang telah ia alami selama ini, telah meninggalkan luka yang mendalam, tetapi juga membentuk karakternya menjadi lebih kuat dan tangguh.
Audy belajar untuk bangkit dan menghadapi tantangan hidup dengan lebih bijaksana.
"Audy... kau ini selalu saja mengerjakan suatu pekerjaan tidak pernah beres, kau lihat gaunku ini, malah rusak akibat ulahmu!" omel Lordes yakni sepupunya.
"Yaelah, cuma gaun murahan begitu doang di permasalahkan, entar gue ganti, ck!" balasnya sembari menikmati teh chamomile dan duduk dengan santainya di atas kursi sofa.
Lordes tampak geram akan sikap Audy yang semakin kesini semakin berani padanya.
"Mommy, Audy nih Mom!" sungutnya sembari berteriak memanggil ibunya
"Ssttttt... berisik tau gak sih elo!" Audy akhirnya beranjak dari tempat duduknya dan kembali mengerjakan pekerjaan rumah yang belum selesai.
'Awas saja kalian berdua, jika harta warisan mendiang kedua orangtuaku sudah jatuh ke tanganku, secepatnya kalian akan aku usir, terkecuali Paman Ben, karena cuma Paman Ben yang menyayangi ku!" ujarnya sambil menatap sinis ke arah Lordes yang akhirnya pergi meninggalkannya dengan perasaan kesal akibat Audy telah membuat gaunnya rusak dengan cara di sengaja, ia sudah sangat jengah atas sikap sepupu dan juga Bibi nya yang kerap kali memperlakukan dirinya tidak adil selama ini, hanya saja ketika di depan Paman Ben, keduanya selalu bersikap baik, setelahnya, Never.'
Lordes pergi ke kamar ibunya karena kesal terhadap kelakuan Audy.
"Mom, kasih pelajaran kek sama si Audy, dia sudah sangat keterlaluan, Mommy lihat nih gaunku yang seharga dua puluh juta telah di buat rusak seperti ini, setrika baju saja tidak becus!" Lordes sampai melipat kedua tangannya di atas dada, ia benar-benar sangat jengkel dan juga kesal, ingin membalasnya namun ia tak memiliki keberanian lagi setelah seminggu yang lalu Audy mulai berani mengadukan masalah yang selama ini ia hadapi atas perlakuan tidak adil olehnya serta ibunya.
Kemudian wanita yang usianya sudah tidak muda lagi itu bangkit dari duduknya dan melangkah mendekati putri semata wayangnya.
"Kau tenang saja Lordes, malam ini Mommy akan memberikan pelajaran pada wanita tidak tahu diri itu!" matanya berkilat tajam sejenak serta senyumnya menyeringai licik.
🌿🌿🌿🌿🌿
Malam ini Audy di paksa untuk ikut dengan Bibi Elsa dan juga Lordes, mereka berpamitan kepada Paman Benjamin bahwa Audy akan diperkenalkan dengan seorang anak pengusaha kaya raya.
Padahal Audy sendiri sudah memiliki seorang kekasih dan pernah mengatakannya kepada Bibi Elsa dan juga Lordes, tapi berbicara pun sepertinya percuma, pasti Bibi dan juga sepupunya akan beranggapan bahwa dirinya hanya membual karena sengaja ingin menghindar dari perjodohan yang sering sekali dilakukan oleh Bibi Elsa.
"Bibi Elsa, apakah Bibi tidak ada bosan-bosannya menjodohkan aku dengan pria tidak jelas seperti yang kemarin-kemarin? Sekarang Bibi mau jodohkan aku dengan pria seperti apa lagi hah? Aku tahu akal bulus Bibi Elsa melakukan hal ini semua padaku, jika aku sampai menikah dengan pria miskin dan tidak memiliki masa depan, maka hak warisku akan diambil alih olehmu, dan Paman Ben begitu bodohnya percaya dengan wanita ular sepertimu!" kali ini Audy memiliki banyak keberanian untuk menentang rencana busuk Bibinya yang serakah akan harta warisan kedua orangtuanya.
Tiba-tiba Bibi Elsa malah tertawa terbahak-bahak di susul oleh Lordes.
"Sudahlah, kau tinggal nurut saja apa susahnya sih, kau mengalah saja dan mengakui kesalahanmu, pamanmu sudah menyerahkan soal jodohmu kepadaku, itu artinya aku bisa lebih leluasa menjodohkan kamu dengan pria miskin dan tidak berguna." ujarnya tersenyum licik
Audy sampai mengepalkan tangan, ia ingin sekali menyumpal mulut Bibinya dengan lakban.
Akhirnya Audy menuruti rencana Bibinya, pikirnya malam ini pasti akan sama seperti malam sebelumnya, sungguh membosankan.
Kini Audy duduk di samping Bibinya, sedangkan Lordes duduk di sebelah kiri Mommy nya. Posisi Elsa saat ini berada di tengah.
Tak lama sosok pria memiliki tubuh gempal dan kumis yang baplang, datang menghampiri. Audy yang melihatnya secara langsung, ia malah menahan rasa ingin tertawanya.
"Selamat malam Nyonya Elsa, wah...kedua putrimu begitu cantik, kira-kira putrimu yang mana yang akan kau jodohkan untukku? Akan aku jadikan dia istri keempat ku!" ujarnya sembari menatap dalam ke arah Audy dan juga Lordes, sedangkan Lordes yang melihat pria aneh dihadapannya ini, mendadak bulu kuduknya merinding.
"Selamat malam juga Tuan Bone, wanita yang akan menjadi calon istri Tuan tepat berada di sebelah kanan ku!" Elsa melirik ke arah Audy dengan ekor matanya.
Sontak Audy malah tertawa terbahak-bahak atas jawaban dari Bibinya.
"Ck...selera Bibi payah sekali sih, masa badut ancol kaya gini mau dijodohkan dengan ku? Hello...kedua matamu masih normal kan, kau tidak rabun?" sindirnya cukup pedas namun menggelitik.
Elsa tampak geram atas perkataan dari Audy, apalagi Tuan Bone, ia sampai memasang wajahnya yang merengut.
'Cih, dasar bocah ingusan, lihat saja malam ini kau akan menjadi milikku seutuhnya, Bibi mu sudah aku berikan uang yang banyak sebagai mahar bahwa kau telah menjadi calon istriku!' batinnya tersenyum puas.
"Sudahlah, sebaiknya kita rayakan pertemuan ini dengan meminum Wine, bukankah Tuan Bone ingin mentraktir kami meminum Wine termahal di dunia!" ujarnya sudah tidak sabar.
"Tenang saja Nyonya Elsa, saya sudah menyiapkan Wine Eagle Caberret Sauvignon 1992, satu botol wine ini harganya 1,6 miliar."
Mendengar harga sebotol Wine, Elsa dan juga Lordes sampai menelan ludahnya, tapi tidak dengan Audy, ia terlihat kesal dan juga bete, wajahnya ia tekuk dan kedua tangannya ia lipat di atas dada.
Tak lama Wine yang mereka tunggu telah datang dan di bawa oleh seorang Waiters.
Waiters tersebut melirik sekilas ke arah Tuan Bone kemudian bergantian ke arah Elsa.
Sepertinya mereka sedang merencanakan sesuatu untuk Audy.
Setelah Wine di tuangkan ke dalam gelas, akhirnya mereka bersulang untuk merayakannya.
Sedangkan Audy, ia tampak malas, namum Bibinya alias Elsa terus saja memaksanya.
"Audy ayo cepat diminum, meskipun kau tidak menyukai pria itu, tapi setidaknya hargai lah pemberiannya!" tegurnya sampai melotot ke arahnya.
Dengan terpaksa akhirnya Audy meneguk Wine tersebut sampai habis tak tersisa
Elsa dan Tuan Bone yang melihat Audy meminum Wine tersebut, kedua mata mereka sampai berkilat tajam, senyum licik pun telah mereka tunjukan.
'kena kau, Audy! Malam ini kau akan hancur, inilah balasannya karena kau sudah berani menentang ku dan mengadu soal kelakuanku terhadap Suamiku, untung saja Mas Ben bisa aku kendalikan, jika tidak, habislah aku!' batinnya seraya tersenyum puas
Tak lama, Audy merasakan sesuatu yang aneh di tubuhnya, tiba-tiba ia merasa kepanasan dan ingin sekali melepaskan pakaian yang saat ini ia kenakan, penglihatan nya pun mendadak berkunang-kunang, Audy sampai memijit pelipisnya.
"Aarrkkhhhh...ada apa dengan diriku ini? Kenapa baru minun sedikit saja kepalaku malah berputar-putar begini?" tanyanya tak percaya atas apa yang telah terjadi pada dirinya saat ini.
Bersambung...
🌷🌷🌷🌷🌷
Elsa dan juga putrinya yakni Lordes tersenyum puas saat melihat Audy mulai merasakan efek dari sesuatu yang telah di taruh dalam minuman tersebut.
"Tuan Bone, malam ini Audy akan menjadi milikmu, terimakasih atas uang mahar yang sudah Tuan berikan padaku, kalau bisa bawa Audy jauh-jauh dari sini!" perintahnya tersenyum puas.
"Tenang saja Elsa, kau tidak perlu khawatir! terimakasih atas kerjasamanya, kau memang paling bisa aku andalkan!" Tuan Bone tersenyum lebar ke arahnya.
Sedangkan Audy berupaya untuk melarikan diri, namum tubuhnya terasa lemas.
"Dasar brengsek, apa yang sudah mereka taruh ke dalam minumanku? Audy, kenapa kau begitu bodoh!" monolognya sembari memukul kepalanya.
Setelah kepergian Elsa dan juga putrinya, akhirnya Audy segera dibawa pergi ke salah satu hotel yang posisinya tepat berada di samping klub malam.
"Lepas, dasar brengsek!" Audy terus berupaya melepaskan tubuhnya dari rangkulan Tuan Bone yang memiliki tubuh gempal namum kekar.
"Diamlah sayang, malam ini kau akan aku bawa ke dalam surga kenikmatan!" ujarnya tanpa rasa malu.
Setibanya di lobby Hotel, Audy masih bisa berpikir secara jernih, ia mencari cara agar bisa meloloskan diri dari Tuan Bone.
Beruntungnya pada saat yang bersamaan, Tuan Bone bertemu dengan seorang wanita yang tiba-tiba datang menghampiri.
"Dasar pria hidung belang, apakah kau tidak puas dengan tiga orang istri hah?" omel seorang wanita yang usianya hampir sama dengan Elsa.
Dan bagi Audy sendiri, ini adalah kesempatan emasnya untuk kabur.
Sedangkan dua bodyguard yang sedari tadi mengekori Tuannya, samasekali tak bisa berkutik.
Ketika Audy berhasil meloloskan diri, Tuan Bone memerintahkan kedua anak buahnya untuk mengejarnya.
"Honey, ini semua bisa aku jelaskan, kau jangan marah dulu!" Tuan Bone tiba-tiba saja mendadak menjadi melunak, sepertinya ia berusaha untuk membujuk istri ketiganya yang telah kedapatan memergoki aksinya.
'Dasar sial, kenapa juga aku mesti bertemu dengan Istri ketiga ku?' umpatnya dalam hati.
Sedangkan Audy dengan kekuatan tenaganya yang masih tersisa, ia berusaha berlari ke arah lift, dan kebetulan pintu lift di hadapannya telah terbuka lebar, Audy menerobos masuk, tanpa di sengaja ia menabrak seorang pria di hadapannya, Audy jatuh dalam pelukannya.
"Nona, kau tidak apa-apa?" tanyanya sambil meraih dagunya.
"T tuan, tolong aku! Mereka telah mengejar ku, selamatkan aku, Tuan!" pintanya dengan posisi tangannya masih melingkar di area leher.
Seketika pria tersebut tersenyum menyeringai.
"Apa yang akan aku dapatkan jika seandainya aku menolong mu?" tanya pria tersebut menatap dalam Audy.
Sedangkan kedua bodyguard tersebut sudah hampir sampai menuju arah pintu lift, Audy pun semakin cemas, ia bisa mendengar bunyi langkah sepatu yang cukup nyaring.
"Kalau yang ini, bagaimana Tuan!" karena pengaruh obat, pada akhirnya Audy tak bisa lagi untuk berfikir secara jernih, gai rah yang membara telah menguasai tubuhnya, akhirnya ia mencium bibir pria asing yang tak ia kenal sama sekali.
Sedangkan pria tersebut malah membalasnya, kini keduanya saling berpagutan dan seolah tak ingin melepaskannya, hingga pada akhirnya ketika kedua bodyguard tersebut sudah berada di depan pintu lift, sayangnya langkah mereka kurang cepat, pria asing yang saat ini sedang ber cumbu dengan Audy telah berhasil menutupnya dan membawa Audy pergi menuju lantai delapan.
Suara lenguhan diantara keduanya tak bisa terelakkan lagi, Audy sudah tak sabar untuk bisa menuntaskan hasratnya, sedangkan pria asing yang saat ini sedang bersamanya, ia begitu menikmatinya, pria tersebut cukup buas mencum bui Audy di dalam lift.
Setibanya di lantai delapan, pria asing tersebut membopong tubuh Audy ke dalam kamar Hotel.
Pria asing itu telah menghimpit tubuh Audy yang sudah tak terkendali sehingga membuat nya tak bisa berkutik.
"Baby, malam ini kau adalah milikku!" Racau pria tersebut dengan asiknya menjelajahi area leher jenjangnya.
Hawa panas terasa membara seolah ingin meledak
Tiba-tiba rasa hangat mendekap tubuh Audy dari arah belakang, bercampur aroma musk yang menenangkan menggelitik indera penciuman.
“Saya tahu kamu sangat menginginkan nya kan?” ucap pria asing tersebut dengan suara yang terdengar berat di telinga Audy. Dan entah sejak kapan dagu miliknya menempel pada pundaknya.
“O ... Om?” panggil Audy sampai tergagap. Jantungnya terasa jungkir balik dan bertalu-talu seperti genderang.
“Hmm ...?” jawab pria tersebut, tangannya bahkan sudah bergerilya pada pinggang dan perut rata milik Audy, kemudian mengusapnya secara perlahan.
“emh...!” lenguhan merdu tak sengaja keluar dari bibir kemerahan milik Audy. Tubuhnya menggeliat bagai bayi dalam rengkuhan pria asing tersebut, selaras dengan suasana keheningan di dalam kamar hotel yang akan menjadi saksi bisu malam panas mereka.
Mengikuti instingnya, tangan Pria asing tersebut mulai menjelajahi setiap jengkal kulit mulus milik Audy hingga merangkak naik dan berhenti di depan dua gundukan yang selalu menjadi area favorit kaum Adam.
Ditekannya dan ia memilin di bagian pucuk, lagi-lagi lenguhan manja keluar dari bibir nya dengan sangat merdu.
“Ah ... Om ... emmpphhh!”
Tanpa keduanya sadari saat ini, Audy telah bersandar penuh pada tubuh pria tersebut. Jika saja ia tidak memeluknya erat, sudah dipastikan tubuh Audy akan terjatuh.
Pria asing tersebut berpindah posisi, ia maju ke depan dengan sedikit mengangkat tubuh Audy dan menempatkan bokongnya di atas pangkuannya, kepala Audy bersandar sepenuhnya pada dada pria tersebut.
Tanpa aba-aba pria asing itu kembali mencium bibir milik Audy, menye sap dan melu mat bibir kemerahan gadis itu, dengan sebelah tangannya yang mendorong tengkuknya guna memperdalam ciuman mereka, sedangkan tangannya yang lain telah merambat turun ke bagian area sensitif.
"Emmpphhh... ahh!” tubuh Audy menggeliat dalam pangkuan pria tersebut diiringi desa han merdu yang keluar dari bibir merekahnya di balik ciuman mereka, kala jemari besar milik pria asing itu menyapa area yang sangat terlarang milik Audy.
“apakah kau menyukainya, Baby?” bisik pria asing itu saat sudah melepaskan tautan bibir mereka.
“Om... aku ... Akh, iya aku suka!" Jawabnya sudah meracau. Kini pikirannya sudah melalang buana karena sebentar lagi ia akan sampai pada puncak kenik matan yang belum pernah ia rasakan sama sekali. dengan napas yang terengah-engah serta di iringi oleh hawa dinginnya malam, pada akhirnya keduanya sudah tak ingin berlama-lama bermain
Pria tersebut sedikit menundukkan kepalanya, ia menyingkap pakaian yang dikenakan oleh Audy dan melahap pucuk bagian dua gundukan secara lembut milik gadis itu.
“Ahh ... Om.. emmppphh ... jangan berhenti! Racaunya kembali sambil memejamkan kedua matanya, Audy terus bergerak gelisah dalam pangkuannya, membuat sesuatu yang besar dari balik celana nya terbangun, karena rang sangan nyata dari Audy.
Dan akhirnya pria tersebut menempatkan tubuh Audy di atas ranjang tempat tidur, pria itu melepaskan seluruh pakaiannya tanpa tersisa satu helai pun, begitupun dengan Audy, ia yang hanya mengenakan BH karena tadi pria itu sudah melepaskan pakaian nya di bagian atas
Satu hentakan yang cukup kuat, telah membuat Audy meringis kesakitan di area inti, namum lagi-lagi akibat pengaruh obat dengan dosis yang tinggi, ia tak menghiraukan rasa perih itu, dan malam panas pun terus berlanjut sampai keduanya merasa lemas tak bertenaga.
Bersambung...
🌷🌷🌷🌷🌷
Langit pagi ini menyelimuti diri dengan awan kelabu. Rintik hujan perlahan jatuh, membasahi bumi dengan kesedihan. Suara tetesan air yang jatuh berulang-ulang, menciptakan melodi monoton yang seolah meresap dalam jiwa.
Udara dingin menusuk tulang, membawa aroma basah dan tanah yang lembab. Pagi ini, matahari enggan menampakkan diri, seolah ikut merasakan kesedihan yang menyelimuti. Pepohonan tampak layu, daun-daunnya berguguran, menambah suasana suram.
Jalanan sepi, hanya beberapa orang yang terlihat terburu-buru, mencoba menghindari cipratan air. Masing-masing membawa beban pikiran, terselubung dalam kesunyian pagi. Hati terasa berat, seolah terbebani oleh harapan-harapan yang belum terwujud.
Pagi ini, bukan tentang memulai hari dengan semangat baru, melainkan tentang merenungkan kesedihan yang terpendam. Bukan tentang keindahan alam, melainkan tentang kesunyian yang menyayat hati. Pagi yang muram, membawa kesadaran akan getirnya hidup.
Audy hanya bisa menangis meratapi dirinya yang sudah hancur, ini semua akibat ulah dari Bibinya, lantas bagaimana hubungannya nanti bersama kekasihnya? Pria yang sudah setahun ini menjalin kasih dengannya, berencana akan menikahinya setelah ia di wisuda bulan depan, namum kini semua impian itu seolah telah sirna begitu saja dalam satu malam, akankah kekasihnya mau menerima keadaannya yang saat ini sudah tak suci lagi?
Audy beranjak dari atas tempat tidur, ia melirik sekilas dengan ekor matanya, kemudian ia mencoba menatap pria yang semalam telah menggagahinya masih tertidur dengan pulas, Audy menatap dengan sangat lekat wajah pria asing yang samasekali tidak ia kenal.
Sambil mengusap jejak air matanya dan berusaha bangkit dari atas ranjang tempat tidur meskipun ia masih merasa perih di area inti, seluruh tubuhnya serasa remuk, ia pun tidak ingat berapa ronde ia ber cinta dengan pria yang tak di kenalnya.
Lalu Audy buru-buru memungut pakaiannya yang masih berserakan di atas lantai.
Setelah berhasil keluar dari dalam kamar yang ia anggap terkutuk itu, Audy seolah ingin secepatnya tiba di rumah Pamannya, dan menceritakan semua kejadian serta kelakuan bejad istrinya.
"Aku harus membalas atas perbuatan kalian!" ancamnya tidak main-main.
Setibanya di depan pintu lift lantai delapan, saat pintu lift terbuka tanpa disengaja ia berpapasan dengan pria yang sudah tidak asing lagi baginya sedang berada di dalam lift, namum secara sepintas ia melihat pria tersebut sedang bersama sosok seorang wanita dan tentunya wanita tersebut memiliki wajah yang cukup familiar, dan wanita misterius itu buru-buru pergi dari hadapannya dengan wajah tertunduk.
Sedangkan pria tersebut, ia sedikit gugup dan merasa ketakutan ketika berpapasan langsung dengan kekasihnya.
"Audy!" sapa pria tersebut.
"Alex!" Jawabnya sembari menghapus jejak air matanya.
Kemudian Audy masuk kedalam lift, dan Alex buru-buru memeluknya.
"Tadi kau bersama dengan siapa? Rasanya aku kenal dengan tampang wanita itu?" Audy mulai mengingat wanita yang barusan berpapasan dengannya.
"Aku juga tidak kenal, barusan dia tanya sesuatu tentang hotel ini!" jawabnya berbohong.
Sedangkan wanita yang berhasil meloloskan diri, ia sampai mengelus dada karena hampir saja perselingkuhannya dengan Alex terbongkar.
"Untung saja si Audy itu wanita yang bodoh, aku yakin Alex bisa mengatasinya!" ujarnya tersenyum licik.
"Sayang, kenapa kamu bisa berada di sini? Apakah kau habis menginap di hotel ini?" Alex menatap curiga Audy.
Kemudian Audy mulai merasa gugup atas pertanyaan dari Alex.
" A aku semalam memang habis menginap di sini bersama Lordes, tapi Lordes sudah pulang lebih dulu!" Audy terpaksa berbohong kepada kekasihnya tersebut, ia tak mau sampai Alex tahu atas musibah yang telah menimpanya.
"Baiklah, aku percaya padamu! Sebaiknya aku antar kau pulang! Wajahmu tampak pucat, seperti orang yang sangat kelelahan!" ujarnya sembari merangkulnya.
Audy pun merasa lega karena Alex percaya atas penjelasan darinya.
Sedangkan pria asing yang telah melewatkan malam panasnya bersama dengan Audy, ia tersenyum puas setelah sekian lamanya ia tak menyentuh wanita. Semenjak istrinya meninggal akibat kecelakaan mobil, ia seolah telah mati rasa, namum atas kejadian semalam, kini telah membangkitkan kembali gai rah hidupnya yang telah lama mati suri
"Ini gila, semalaman suntuk aku telah bercum bu dengan wanita cantik dan usianya masih sangat muda itu, oh Arion... akhirnya kau telah bangkit atas hidupmu yang terpuruk, aku begitu kesepian karena selama ini tak memiliki pasangan yang selalu mendampingi hidupku!" pria yang memiliki nama Arion Abhimanyu ini tersenyum bahagia kala mengingat kembali peristiwa yang telah terjadi semalam.
Tak lama sang Assisten, sebut saja Jo telah tiba, sudah hampir lebih dari dua puluh tahun lamanya ia mengabdi sebagai seorang Assisten pribadi dari Tuan Arion Abimanyu yang merupakan seorang pengusaha sukses dan memiliki perusahaan cabang dimana-mana, bahkan harta kekayaannya ditafsir tak akan habis sampai tujuh turunan.
"Tuan, rupanya anda masih berada di sini, saya pikir semalam Tuan sudah kembali ke Mansion!" ujarnya sampai khawatir.
Jo sendiri mulai merasakan kecurigaan dirinya terhadap Tuannya yang tak biasa, ditambah kondisi ranjang tempat tidur yang terlihat acak-acakan.
"Kau pikir aku pergi kemana Jo? Justru aku sangat beruntung karena pertemuan ku dengan Nyonya Maria telah gagal, rencana mu benar-benar payah Jo, hampir saja aku terjerat dengan wanita itu!" Arion tampak kecewa, namum kekecewaannya itu telah terbayarkan setelah malam panasnya bersama dengan Audy.
Kemudian Jo malah menyipitkan matanya, ia mulai menaruh curiga terhadap Tuannya.
"Tuan, apakah semalam telah terjadi sesuatu dengan anda? Saya perhatikan sepertinya anda tidak tidur seorang diri, ya tuhan... apakah semalam anda tidur bersama dengan seorang wanita?" tanyanya merasa kaget setelah ia melihat bekas tanda kissmark diarea leher Tuannya.
Arion malah tersipu malu atas pertanyaan dari Assistennya.
"Sudahlah, kau tidak usah bahas tentang ini, yang jelas aku merasa gai rah hidupku telah kembali dan aku harus menemukan wanita itu, berani-beraninya setelah ber cinta denganku main kabur begitu saja, aku bersumpah tak akan pernah melepaskannya, apapun caranya, dia harus menjadi milikku!" Arion berbicara dengan sungguh-sungguh, sepertinya ia telah jatuh cinta pada pandangan pertama.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Kau yakin mau aku antar sampai sini saja, Sayang?" tanya Alex untuk memastikan. Karena Audy memintanya untuk menghentikan laju mobilnya tepat di area taman, yang jaraknya hanya sepuluh meter dari rumahnya.
"Maafkan aku Alex, soalnya ada Pamanku, aku belum berani menceritakan soal hubungan kita, nanti tunggu saatnya yang tepat untuk memberitahu pamanku soal hubungan kita!" bujuknya dengan nada suaranya yang lembut
Alex pun tak mau banyak komentar karena menurutnya menentang kemauan Audy pun percuma, dimatanya selain Audy wanita yang cantik dan mandiri, namum ia memiliki sifat yang keras kepala, dan Alex tak mau sampai memperdebatkan masalah ini.
"Baiklah sayang, aku ikuti semua rencanamu, tapi jangan lama-lama ya, karena aku sudah tidak sabar untuk segera menikahi mu, dan akupun berencana untuk mempertemukan kamu dengan Papahku, kebetulan Papahku baru kembali dari Australia tiga hari yang lalu, dan aku sudah menceritakan soal hubungan kita padanya!" balasnya dengan tatapan serius.
Deg!
Audy tampak syok atas perkataan dari Alex, ia tak menyangka bahwa Alex benar-benar serius dengannya.
' bagaimana ini, apakah sebaiknya aku berkata jujur saja bahwa aku sudah tidak suci lagi kepada Alex? Tapi kalau Alex tak mau menerima keadaanku, bagaimana?' batinnya mulai resah.
Bersambung...
🌷🌷🌷🌷🌷
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!