Istriku ; Si Pendek
Prolog
Bismillahirrahmanirrahim❤️
Kelihatan seorang ibu dan anaknya sedang berbahas mengenai calon istri di sana.
Si ibu tampak yakin saat membicarakan soal calon menantu dari seberang.
Sementara anak lajangnya iaitu; Si Putra Sulung, bermasam muka. Riak mukanya tegang. Tertekan.
Bu Haminah
Ibu punya ide...
Feien Qamarun
Ide apa, bu?
___mengerutkan dahinya.
Bu Haminah
Ibu sudah menemukan calon istri buat kamu.
Bu Haminah
Gadis itu tinggal di seberang. Di negara jiran.
Feien Qamarun
Orang luar?
__ mengangkat keningnya.
Bu Haminah
Qamar, gak baik ngomong gitu. Dia emang orang luar negara. Tapi gadis itu berakhlak baik kok.
Feien Qamarun
...
___mengeluh berat.
Ibu dan anak itu berpandangan. Masing-masing mengerutkan dahi. Berselisih pendapat tentang calon pasangan.
Feien Qamarun
Bu, udah ya. Biar aku aja yang nyari calon istri sendiri.
Feien Qamarun
Aku gak mau berputar-putar ke dunia ini hanya kerna ngurus satu perkara ini. Banyak lagi urusan yang pengen aku selesaikan.
Bu Haminah
....
___menghela napas lembut.
Bu Haminah
Ibu cuma mau yang terbaik buat kamu. Ibu tidak ingin kamu menyesal suatu hari nanti...
Feien Qamarun
___bersandar di kursi.
Bu Haminah
Ibu yakin bahwa gadis itu baik. ..
Feien Qamarun
Ibu...
___memotong bicara ibunya.
Feien Qamarun
Sudah. Aku gak mau ngebahas soal ini lagi.
___Riak mukanya kelihatan sangat serius.
Feien Qamarun
____Feien bingkas bangun lalu naik ke tingkat atas. Dia masuk ke dalam kamar tidur, mengunci pintu rapat.
Bu Haminah
___Mengurut kepalanya yang terasa pusing.
Bu Haminah
Nih anak kepala batu atau hati batu ya?
Bu Haminah
Sampe sekarang belum ketemu calon istri.
Bu Haminah
Usia udah 36 tahun lagi...
Bu Haminah
____menggeleng-gelengkan kepala tanda kecewa.
Si Pangeran Es
Di kamar tidur mewah itu, seorang pria masih tertidur di kasur. Rambutnya sedikit kusut. Dia kelihatan lelah kerana bekerja hampir seharian.
Seorang Chef sedang memasak dengan profesional. Tingkahnya lucu dan kepo.
Bu Haminah membantu Chef itu menghidangkan makanan yang sudah matang di ruang makan sementara menunggu putranya turun dari lantai atas.
Chef Banang
Tuan Feien belum bangun ya, bu?
Bu Haminah
Gak tau. Mungkin masih berpelukan sama bantal.
(Mengurak-arik sayur dalam mangkuk)
Chef Banang
Loh, Buz, sayurnya jangan diurak-arik...
Bu Haminah
Iya, iya ...
(Duduk manis di kursi)
Chef Banang
Kebiasaan Si Tuan Muda tidur ampe siang..
Mana tidak rejekinya dipatok ayam.
Bu Haminah
Hm ...
Entahlah. Capek aku negur sikap anak sendiri.
Bu Haminah
Mengalahkan Tuan Putra Samudra.
Chef Banang
(Menggeleng-gelengkan kepala)
Feien Qamarun
Mengghibah aku ya?
Bu Haminah
(Memandang ke arah pasu bunga)
Feien Qamarun
Kerjain aja tugas kamu. Jangan mencampuri urusan keluarga ini. Kamu itu cuma tukang masak. Gak lebih.
Chef Banang
.....
(Menghidangkan menu terakhir ke meja makan.)
Bu Haminah
(Menggeleng tanda kecewa dengan sikap dingin putranya itu)
Feien Qamarun
Ibu juga sekepala sama tukang masak rewel itu.
Feien Qamarun
Ngomongin aku di belakang. Nyariin calon istri yang gak sesuai.
Feien Qamarun
Trus memburukkan aku di sini.
Feien Qamarun
Kamu suka ya sama Chef itu? Sehingga mendukung semua idenya?
Feien Qamarun
Kalau ya kenapa gak nikah bareng aja??
Bu Haminah
Astaghfirullah, Feien. Jangan ngomong gitu dong.
Bu Haminah
Ibu tau, ibu salah. Ngomong negatif soal kamu. Tapi ibu gak ada niat memburukkan kamu.
Bu Haminah
Ibu cuma mau kamu berubah. Biar bangun gak telat dan tunaikan solat subuh.
Feien Qamarun
Kalo ibu mau Feien ngelakuin itu...jangan bicara di belakang. Ngomong terang-terangan. Face to face.
Feien Qamarun
Biar Feien gak salah paham.
Bu Haminah
(Menghela nafas lembut)
Bu Haminah
Yaudah, ibu minta maaf. Ibu khilaf.
Feien Qamarun
Aku mau pamit. Ke kantor.
(Mengambil briefcase hitam di meja makan lalu menuju ke pintu)
Bu Haminah
Loh...kamu gak sarapan dulu toh?
Feien Qamarun
Gak. Sarapan di kantor aja!
Chef Banang
(Menghela nafas berat)
Feien Qamarun
(keluar dari rumah, masuk dalam mobil dan mengemudi mobil mewahnya)
Bu Haminah
(Berasa hampa.)
Chef Banang
Yang sabar ya, bu..
Bu Haminah
(Mengangguk lemah)
Si pohon bertemu kursi
Bu Haminah nekad mempertemukan Putra sulungnya dengan calon menantu pilihannya itu.
Kala itu, senja mewarnai dunia.
Bu Haminah, si calon menantu dan Si Pangeran Es duduk di ruang tamu.
Suasana sepi seketika. Ketegangan memenuhi ruang udara.
Feien menatap tajam ke arah gadis di depannya. Hatinya membara marah sengsara.
Feien Qamarun
Kamu bisu??
(Dia menjeling tajam ke arah cewek itu)
Feien Qamarun
Apa? Aku gak dengar. Kamu ngomong pelan amat...
(Tersenyum sinis)
???
......
(Diam-diam mengetap bibirnya)
Bu Haminah
Udah, udah. Baru ketemu aja ngajak gaduh...
Feien Qamarun
(Berbisik kepada dirinya sendiri)
Cebol, kayak kursi pendek.
Ada hati pengen bersama aku?
???
😞....
(Suara batin)
Lebih baik saya tak ikut pergi ke sini...
Jumpa mamat sengal macam kau aku takkan terpikat!
Sorry ye!
Bu Haminah
Hentikan, kalian usah saling perang emosi. Mending kenalan aja dulu. Biar adem...
Feien Qamarun
Ibu bercanda kali...
Ini tuh pertemuan berapi
bukan liburan di salju.
Bu Haminah
(Menghela nafas berat)
Apa susahnya sih? Sebut aja nama kalian masing-masing. Ibu bukannya nyuruh kalian mengerjakan PR SD!
Feien Qamarun
Siapa nama kamu? Kursi pendek?
Feien Qamarun
Kamu batu ya? Bisu?
Feien Qamarun
Jadi, jawab pertanyaan aku!
Bu Haminah
Feien, jangan kasar dong.
Feien Qamarun
Terserah aku mau ngomong gimana, bu.
Feien Qamarun
Kamu mesti jawap kalo ditanya! Bukan malah bengong!
???
Nama saya Venus Badriah.
Feien Qamarun
Venus Badriah???
Feien Qamarun
Nama yang aneh!
Bu Haminah
(Mengerutkan dahinya)
Bu Haminah
Feien, jaga adab kamu.
(Berkata serius)
Feien Qamarun
(Berhenti tertawa)
----
(Senyum sinis)
Venus Badriah
....
(Masih menunduk)
Feien Qamarun
Kalo aku manggil kamu itu bukan Venus atau Badriah. Tapi KURSI LIPAT!
Bu Haminah
Feien, gak baik bicara seperti itu..!
Feien Qamarun
(Ketawa renyah.)
Feien Qamarun
(Bangkit dari sofa)
Feien Qamarun
(Lalu pergi ke lantai atas)
Feien Qamarun
(masuk ke kamar tidurnya)
Feien Qamarun
KURSI LIPAT!!!
Venus Badriah
(Mengetap bibirnya)
Venus Badriah
(Menggenggam erat jemarinya)
Venus Badriah
Berusaha menenangkan diri)
Bu Haminah
Jangan diambil hati omongan si Feien ya, Badriah?
Venus Badriah
(Tersenyum hambar)
Venus Badriah
(Mengangguk kecil)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!