Dalam perjalanan pulang dari sekolah puri tidak menyangka akan melihat sosok laki laki yang dia suka.
saat mengayuh sepedah puri menghentikan seketika di persimpangan menatap ke arah sebrang jalan di sana banyak anak SMA sedang duduk duduk berkumpul di atas kendaraanya masing masing.
" ngapain Lo berhenti di sini ege". Tanya Robi
" rob lihat jodohku, calon masa depan gw." Ucap puri dengan senyum manisnya.
"Yang mana ege, di sana banyak orang. Lo masih bocil aja, mikirin jodoh jodoh segala. Ayo balik bentar lagi mau hujan." Ucap Robi.
" tungguin gw rob rob." Ucap puri mengayuh sepedah miliknya.
" Kan katanya ucapan adalah doa, maka dari itu gw mau ucapin itu biar nanti jodoh gw kaya gitu, kalau bisa dia ya tuhan".ucap puri dalam hati sebelum dia pergi menyusul Robi sekali kali puri menoleh ke arah anak laki laki itu.
setelah kelulusan sekolah menengah pertama kini Robi dan puri sedang mempersiapkan diri untuk masuk ke sekolah baru
SMA GUNA BANGGSA
Setelah berlibur kini masa waktunya untuk mereka kembali mencari ilmu di sekolah baru mereka.
Sampai di sekolah puri terus saja menatap ke arah anak laki laki yang dulu dia katakan jodohku.
Pagi hari itu langit begitu cerah, secerah hati puri yang melihat laki laki yang dia suka.
" Tutup mulut lo nanti laler masuk." Ucap Robi menutup mulut puri dengan telapak tangannya
" mana ada laler di sini. Lagian mulut gw nga ngebuka". ucap puri memukul lengan Robi
" lagian Lo lihatin siapa sih." Tanya Robi
" Jodoh gw. Lo inget nga cowo yang gw maksud." Ucap puri
" Nga, gw nga inget dan gw juga nga tau yang Lo maksud yang mana ". Ucapnya
" Ishhhh.... Lo jadi cowo gimana sih. Masa Lo nga tahu selera gw kaya gimana, Lo temen gw bukan sih ". Ucap puri dengan nada kesal.
" lah, Lo nunjuknya ke arah banyak orang. mana di situ cowo semua, mana gw tau, yang Lo suka yang mana ". Balas Robi dengan sewot.
" Jadi, ini salah gw gitu ". Ucap puri Dengan lirikan sebal
" Iya lah, bukan salah gw, salah Lo yang nga nunjukin orang nya yang mana ". Robi balas menantang
" Tau ah.... Gw males liat Lo, pergi Sono ". puri mendorong Robi agar pergi dan tak duduk dekat dengannya
" oke gw pergi, Lo jangan cari gw ya ". Balas Robi
" Harusnya Lo itu minta maaf bukan pergi rob rob ". Ucap puri dengan kesal.
" Gw minta maaf puri, tapi cowo yang Lo maksud yang mana, tiap kali yang Lo liat, pasti banyak bikin gw bingung ". Ucap Robi.
" nih gw kasih tahu ya, noh cowo yang rambutnya agak rapih kulitnya putih ". ucap puri.
" Yang mana, itu kan rambutnya sama pada rapih dikit, rapihan gw ". Ucap Robi dengan alis naik turun nya
" yang itu, pokoknya paling ganteng, paling w.o.w pokoknya, beda juga dih ". Dengan nada kesal puri menjelaskannya.
" Bilang aja sih, yang simple mukanya bule, itu kan yang Lo maksud ". Ucap Robi.
" Nah Lo tahu, jodoh gw ". Ucap puri dengan senyum manisnya
" Pede banget Lo langsung klaim jodoh Lo, mana mau dia sama Lo, yang kaya orang orangan sawah kaya gini ". Ucap Robi dengan nada mengejek.
" sialan. Lo ngatain gw orang orangan sawah, gw semanis ini, Lo samain sama itu terlalu ". Ingat apa kata pak haji. Ucap puri memukul lengan Robi.
Mereka tengah berdebat dan saling memukul. Sedangkan laki laki itu pun di hampiri seorang wanita cantik dengan pakaian yang sangat ketat dan wajah ber-make up.
Robi yang melihat menghentikan pukulan puri dan memaksa kepala puri untuk melihat ke arah laki laki yang puri suka.
" noh lihat, jodohku yang Lo sebut. udah punya cewe, speknya juga lihat, di banding Lo jauh. Dia mainnya skincare sedangkan Lo mainnya di sawah ". Ucap Robi.
" Patah hati donk gw, belom juga gw berjuang udah potek duluan hati gw ". Ucap puri dengan wajah lesu
" Harusnya Lo semangat ege ". Ucap Robi.
" Kenapa gw harus semangat, Lo mau ngatain gw lagi ya ". Ucap puri
" Bukan ege, harusnya Lo perjuangin, siapa tahu tuh cowo hilap jadi suka sama Lo yang modelan orang orangan sawah ". ucap Robi dengan tawa jahatnya
" Sialan Lo, gw kira Lo dukung gw ternyata Lo hina gw. Emang gw sejelek itu ya rob ". Tanya puri dengan wajah serius.
" Kagak lah ege, gw cuman bercanda aja. Lagian Lo mikirnya kejauhan jodoh segala, Lo baru mau masuk SMA udah mikirin jodoh pikirin tuh nilai akademis Lo biar nga jeblok ". Ucap Robi
" Heh sejak kapan nilai akademis gw jelek, adanya juga Lo nilai apa roller coaster naik turun Mulu, Ema Lo nyap nyap Mulu tiap ulangan ". Ledek puri
" Tandanya Ema gw sayang sama gw, makanya tiap ulangan gw di nyap nyap ". Bela Robi.
" Iya Ema nya sayang, tapi anaknya kurang asem, makanya jangan bolos Mulu. Alesan Lo aja WC tahunya Lo ke kantin beli es cekek ". Ucap puri
" Kok Lo tahu, Lo juga ya, hayo ngaku ". Robi mempiting kepala puri
" Sori dori stroberi, gw kaya gitu nga level. Bukan cara maen gw ". Ucap puri.
" Iya Lo kan alesanya pak pusing meriang mau minta obat di UKS. Emang gw nga tahu hah cara bolos Lo ". Balas Robi
puri pun tertawa karena bibir Robi yang menye menye.
bel tanda masuk pun berbunyi semua murid berkumpul di lapangan.
anak baru semua berbaris dengan rapih barisan wanita dan laki laki terpisah. Namun puri dan Robi bersampingan mereka memilih berdiri di depan.
Setelah perkenalan dengan anggota OSIS kini guru pembimbing sedang memberi penjelasan tentang sekolah
Setelah itu mereka kini bubar menuju kelasnya masing masing
" Gila panas banget, tapi mata gw cerah melihat Abang ganteng jodoh gw ". Ucap puri
" Lo masih bahas tuh orang Lo nga takut cewe nya marah ". tanya Robi.
" Nga lah, emang dia bakalan tahu kalau gw suka dia gitu, emang gw kelihatan banget apa kalau gw suka sama tuh orang ". Tanya puri
"Nga sih, Lo kelihatan cuman perhatiin doank nga yang gimana gimana ". Ucap Robi
" Selamat pagi semua ". ucap guru pada saat masuk kelas
" Selamat pagi Bu....."
acara perkenalan dengan wali kelas dan membuat organisasi di kelas selesai.
Kini mereka sibuk dengan pelajaran baru. Guru silih berganti mengajarkan pada semua muridnya.
kini sudah waktunya bel pulang.
Semua murid bersorak bahagia, dengan cepat mereka menutup buku dan meninggalkan kelas.
" Gila gila gila.... Tangan gw pegel ". Ucap Robi.
" Makanya punya tangan tuh sering gerak bukan malas malasan ". Cecar puri.
" biasanya ada si Dio yang mau bantuin gw nulis, sekarang dia nga sekelas sama kita ". Ucap Robi.
" Dih gaje Lo, makanya jangan ngandelin Mulu orang ". Ucap puri
" Buruan naek jangan ngomong Mulu Lo, mau gw tinggal ". Ucap Robi di atas sepedah nya.
" Sabar dih...." Ucap puri berdiri di belakang pungung Robi
Saat akan keluar dari parkiran Dio pun sampai. " Tungguin gw bro... Yang lain juga katanya mau bareng ". ucap Dio merentangkan tangannya di depan Robi.
" Gw tunggu Lo di depan gerbang ". Ucap Robi
" Awas ya kalau Lo bohong gw kempesin ban Lo ". Ancam Dio
" Sialan Lo, pake ngancem segala. Udah buruan ambil sepedah Lo ". Robi mendorong tubuh Dio agar minggir
Dio pun pergi mengambil sepedah miliknya dan mereka kini menunggu yang lain di depan gerbang.
Saat itu puri tengah berbincang dengan Robi dan Dio dia tidak memperhatikan sekitar.
Cowo itu pun melihat ke arah puri sebelum akhirnya wanita cantik menghampiri dirinya dan mengajak pulang.
dio menoleh dia kira teman temannya ternyata di belakang dirinya lah yang di ajak pulang.
Puri pun menoleh ke arah suara yang dia kenal. Saat melihat pemandangan yang tak di inginkan dia pun kembali menoleh ke arah lain agar tak melihatnya lagi.
" Hih kenapa harus di situ sih, kan hati gw jadi terpotek ". Gerutu puri dalam hatinya.
" yang sabar ". ucap Robi mengelus pungung puri.
Dio melihat ke arah Robi dan puri, dengan wajah bingung." Maksud Lo apa bilang sabar ke puri ".
Robi yang akan buka mulut pun di remas oleh puri." Suuuuutttttt nga usah buat gosip ".
" Gosippp apaan dah, gw ketingalan kayanya ". Ucap Dio
Saat mereka saling tatap teman teman yang lain pun mengajak mereka pulang. Akhirnya mereka kini menuju ke rumahnya masing masing.
" terima kasih rob, gw duluan yah.." ucap puri pada yang lain melambaikan tangannya.
" yoooo.... Kita balik dulu." ucap Robi dan yang lainnya.
puri berjalan masuk ke rumahnya. " puri pulang ".
" udah pulang dek ". Tanya sang Kaka
" eh... tumben kak ada di rumah, libur kerja apa bolos." tanya puri menghampiri kakanya yang sedang duduk manis depan televisi
" enak aja Lo ngomong, gw lagi sakit nih." menunjuk ke arah lututnya yang terluka
puri yang melihat pun tertawa. " abis di cipok aspal toh, enak manis nga rasanya."
" manis pala Lo, kaki gw cenut cenut, mana bengkak lagi kaki gw sebelah. Nanti sore Lo tolongin gw, panggilin tukang urut ya." ucap Dewi Kaka puri
" wani Piro..." puri mengulurkan tangannya
Kaka nya langsung menepuk tangan puri. " kalo Lo nga mau, gw bisa suruh si Dani."
" suruh aja, paling juga sama." ucap puri berjalan ke arah kamarnya
kakanya pun melempar bantal kursi itu ke arah puri hingga puri pun berlari sambil tertawa.
malam itu turun hujan membuat udara dingin menyelusup masuk. puri tengah memandang ke arah jendelanya yang basah terkena air hujan.
" tuhan, katanya ucapan adalah doa, jadi tetap aja puri mau yang kaya gitu." gumamnya.
Dani tiba tiba saja masuk dan melompat ke arah kasur puri hingga puri terpental dari kasur miliknya dan hampir terbentur jendela.
puri pun berteriak terkejut, Dan memukul Dani.
" Lo masuk ketuk pintu dulu ngapa." teriak puri
" lagian Lo ngelamun mikirin apa coba." tanya Dani duduk samping kakanya
" main ujan malem malem kayanya seru ya, mau coba tapi gw takut di nyap nyap sama bapak ibu." kilahnya menatap kembali ke arah jendela.
" kaya bocil aja Lo, gw aja yang masih SMP nga mikir gitu." ucapnya
" terus, Lo mikirnya apa?." tanya puri
" gw mikirnya kalau hujan gini, yang anget anget enak kayanya." ucap Dani
" apa yang anget anget."
" bikin mie kuah pedas, kalau nga, bakar bakar juga enak ." ucap Dani
" dih tuh perut apa karet baru juga tadi sebelum magrib Lo makan sekarang udah mikirin mie kuah sama bakar bakar. Lo mau bakar bakar apa? sampah."
" puri makan..." teriak kakanya.
" iya...." jawabnya
" hayu, ide Lo bakar bakar juga bagus kayanya." ucap puri
dengan semangat Dani berdiri dan mempersilahkan puri untuk keluar. Dan dia pun berjalan mengekor di belakang tubuh puri.
" Kak makan apa?. Ibu sama bapak kapan pulang." tanya puri
" besok katanya." jawabnya
" ooohhh...." puri berjalan ke arah belakang dan membuka pintu belakang rumah.
" mau ngapain Lo buka pintu belakang." tanya sang Kaka
" bakar bakar ikan enak kaya nya hujan hujan gini ." ucap puri.
" bagus juga ide Lo, Dani Lo bikin bara apinya, dan Lo puri ambil ikan di kolam jangan lupa bersihin juga tuh ikan." perintah sang Kaka
" siap laksanakan....." ucap keduanya
kini mereka berdua tengah berjongkok di depan tempat Bakaran. Sedangkan sang Kaka tengah asik makan cemilan.
Wangi harum ikan bakar menyebar kemana mana, membuat perut siapa saja yang menciumnya akan terasa lapar. sama seperti ke tiga orang ini. Mereka kini tengah menikmati ikan bakar olahanya.
Karena sudah larut malam kini semua sudah berada dalam kamarnya masing masing dan terlelap dalam mimpinya.
pagi tiba semua sudah bersiap dengan seragam sekolahnya masing masing. Puri yang sudah di tunggu Robi pun langsung berlari keluar.
Sampai di sekolah puri tak lagi menatap kagum pada cowo itu. Namun kini sebaliknya, cowo itu lah yang kini menatap ke arah puri yang tengah berjalan bersama Robi.
" bro, lihat siapa Lo.?" tanya temanya.
dia tersenyum melihat puri tengah tertawa dengan Robi entah mereka menceritakan apa namun terlihat sekali puri dan Robi tertawa dengan senang.
Karena penasaran dan ucapanya tidak di dengar, temanya mengikuti arah pandang temanya.
" udah punya orang bro, lagian Lo kenapa nga pacaran aja sama si Leni." ucap temanya menepuk bahunya.
Dia pun menoleh, dengan senyum malas. " sorry gw nga suka bekasan orang." balasnya.
ucapan dia pun di sambut gelak tawa yang lain. " gila ucapan Lo pedes banget, gimana kalau si Leni denger."
" tapi Lo tiap hari anter jemput dia, jangan munafik lah bro, Lo juga udah nyicipkan." balas temanya yang lain.
" kata siapa gw anter jemput, kalau dia nga nyemperin ke rumah gw juga, gw tinggal tuh orang yang akhirnya ngadu sama mama gw." balas dia.
" oh jadi senjata dia tuh mama Lo ." ucap teman temanya.
" Ema Lo kalo lagi nyap nyap pusing pala gw dengernya merepet aja, apa nga abis tuh suara." ledek teman temannya
" tuh Lo tahu mama gw gimana, di banding kuping gw sakit tiap hari. Yang penting gw bisa selesaiin sekolah di sini, terus gw mau ikut nene gw yang di Belanda." balas nya
" Lo jadi pindah ke Belanda setelah lulus. Lo nga bakalan tingal di sini aja, kuliah sini gitu. Kalau nga Lo kerja sini gitu." tanya teman temanya.
" lihat aja nanti kalau ada yang menarik di sini gw di sini. kalau nga, ya gw netap di sana." balasnya meninggalkan teman temanya
bel berbunyi tanda masuk semua murid kini sudah di dalam kelasnya masing masing.
Karena jam pertama olahraga kini kelas puri berjalan ke arah loker dan berganti pakaian dan menuju ke lapangan.
Sebelum lari mereka kini pemanasan terlebih dahulu melakukan peregangan agar otot otot pada tubuh tidak terkejut.
Setelah selesai kini semua murid berlari mengelilingi lapangan.
puri sudah selesai lebih dulu karena murid perempuan hanya 2 putaran sedangkan anak laki laki 5 putaran.
Saat duduk di pinggir lapangan puri di hampir anak perempuan lain yang ikut beristirahat.
Sebelumnya, puri tidak berkenalan dengan teman satu kelasnya. yang dia kenal dan tahu hanya Robi dan ketua kelasnya saja
setelah berkenalan dengan teman teman perempuannya mereka kini tampak berbincang dan bercerita.
satu persatu anak laki laki pun mulai selesai. Kini Robi datang dan langsung bersandar di punggung puri.
" berat ege, badan Lo kaya badak nyender di gw." ucap puri
" enak aja Lo, samain gw sama badak. badan gw kecil gini." ucapnya
" Lo berdua pacaran Mulu nga di kelas nga di luar." ucap yang lain
Robi dan puri pun saling tatap dan tertawa. " gw pacaran sama dia. Dih kaya nga ada cowo lain aja." ucap puri
" siapa juga yang mau pacaran sama orang orangan sawah kaya Lo." balas Robi.
puri yang tidak terima di katain pun memukul Robi hingga Robi melindungi kepalanya.
" kalian sebenarnya pacaran nga sih." tanya teman teman semua nya
" nga...." kedua nya kompak menjawab
" yakin.. nga pacaran."
" yakin lah, iya kan rob." tanya puri dan Robi pun mengangguk.
" nga percaya kita, Lo berdua itu cocok. gw kira Lo berdua pacaran makanya duduk aja sebangku."
" yang gw kenal cuman dia di kelas, kalau si Robi mungkin ada lah yang di kenal selain gw." ucap puri
" ya udah kalau gitu Lo duduk bareng gw aja gimana." tanya perempuan yang sedikit tomboy
" oke deal." ucap puri
" Lo pergi dari bangku sebelah gw, inget itu." ucap puri mendelik ke arah Robi
" setelah Lo punya temen baru, gw Lo lupain gitu aja." ucap Robi dengan wajah kesal
" nah kan apa kata gw, Lo berdua itu pacaran kan. apa Lo yang cinta si puri, tapi si puri nga tahu. Iiihhhh.... Sinentrooonnnn banget sih Lo berdua." ucap Neni
" iiihhh.... Gw cinta sama orang orangan sawah sorry aja ya, bukan tipe gw banget." mendorong tubuh puri hingga jatoh
" anjiiir.... Tuh bibir enak banget, kalau ngomong." puri memukul Robi
hingga mereka pun saling memukul hingga tercetus lah taruhan di antara mereka.
kini mereka saling berhadapan di depan ring basket. bola di tengah tengah hadapan keduanya.
" Lo kalah traktir gw di kantin selama sebulan, gimana deal." ucap puri
" sama Lo juga kalau kalah traktir gw selama sebulan sekalian tulisin buku gw." ucap Robi.
Saat mereka saling tatap akan memulai pertandingan taruhan mereka. suara bel memecah keheningan di antara kedua hingga sang guru pun menyuruh mereka untuk berganti pakaian dan melanjutkan pelajaran berikutnya.
" istirahat kita ketemu di sini, lanjutin yang tadi." ucap puri.
" lah emang Lo nga bakalan istirahat bareng teman teman kita yang biasa." tanya Robi ikut melangkah ke arah loker.
" tapi gw mau ajak si Neni, mau nga gabung sama temen kita." ucap puri.
" terserah Lo aja lah." ucap Robi terpisah arah karena harus berganti pakaian.
Kini mereka tengah mengikuti pelajaran, hingga bel istirahat berbunyi.
" yeeeeey.... Lo mau bareng gw nga." tanya puri
" Lo sama siapa aja." tanya balik
" sama temen gw yang lain, anak kelas lain." jawab puri.
" mereka Nerima gw nga, kalau gw gabung sama temen Lo." tanyanya
" ayo kalau ada yang nga terima gw tetep maksa." jawab puri
" lama banget sih Lo, mau istirahat nga sih. Lo Masi inget nga, sama taruhan tadi." ucap Robi saat puri menghampiri dirinya.
" Lo masih mau lanjutin taruhan yang tadi." tanya Neni
keduanya kompak mengangguk dan tersenyum licik. Hingga membuat Neni bergeleng kepala.
" kalau gitu gw mau nonton dah." ucapnya dengan senyum
keduanya setelah makan di kantin kini berdiri di lapangan yang tidak banyak siswa yang menggunakan.
Neni sebagai wasitnya dia melempar bola itu dan dengan liciknya puri mendorong tubuh Robi hingga jatuh dengan begitu puri mengambil bola dan berlari sedikit dan memasukan bolanya.
Robi pun mencoba menggagalkan bola itu namun bola lebih dulu masuk ke dalam ring.
Puri pun menjulurkan lidahnya meledek Robi. Robi memberikan bola itu dan kini Robi tidak mau lengah lagi.
puri mendribel bola itu dan mencoba mengecoh, dengan cara akan melempar lewat atas namun nyatanya dia lempar ke bawah kaki Robi hingga Robi di buat lengah lagi.
Lagi lagi puri yang memasukan bola ke ring basket. " gimana rob rob.... Terima ke kalahan atau lanjut lagi nih..." ucapnya dengan senyum
" gw lagi buat Lo senang aja, setelah ini gw yang bakal menang." ucap Robi kembali melempar kan bola.
Kini mereka berhadapan lagi, bola berada di tangan puri, saat itu bola hampir di dapat oleh Robi. namun tiba tiba saja ada bola yang menghantam kepala puri hingga puri terjatuh.
Robi yang melihat pun akan menghampiri puri untuk mentertawakan puri terjatuh. namun siapa sangka ada yang menghampiri dan langsung mengangkat puri, membawa nya ke ruang UKS.
puri yang terkejut di bawa lari ke UKS pun merasa bahagia bercampur malu. " demi apa gw di tolong sama calon jodoh gw." ucapnya dalam hati.
sampai di UKS puri di baringkan secara perlahan oleh orang itu.
Penjaga UKS pun menghampiri puri. " ini kenapa."
" kepalanya kena bola." ucap dia
" ohh... pasti pusing. Saya kasih obat pusing aja yah." ucap sang perawat.
kepergian sang perawat yang telah memberikan obat kini hanya ada mereka berdua.
" bagian mana yang sakit biar gw bisa obatin dan tanggung jawab." ucapnya
seketika mata puri terbuka lebar saat mendengar kata tanggung jawab. Puri pun menyilangkan kedua tangannya di dada
dia pun tertawa melihat reaksi puri yang seperti itu. " tenang, gw nga bakalan macem macem sama Lo."
puri pun menunjuk ke arah belakang kepalanya. Sebenarnya pusing namun di hadapan sang pangeran membuat pusing menghilang.
Dia pun menyetuh kepala puri dan merasakan ada benjolan atau tidak di kepala puri.
" Mau gw pijit, biar kepala Lo nga terlalu pusing." ucapnya
puri pun bangun dan duduk membelakangi orang itu dan dia pun memijat kepala puri. " gimana."
" apanya.." jawab puri
" pijatan gw nga terlalu kenceng kan." tanya nya
" enakk...., kenapa nga jadi tukang pijat aja." canda puri setelah sadar kalau di belakang dia bukan Robi
" maaf kak aku cuma bercanda tadi." puri memukul bibirnya yang keceplosan.
" boleh asal kamu aja pelangan pertamanya." balasnya.
" aaaaaa.... Meleleh aku bang." teriaknya dalam hati
" ah bisa aja Kaka kalau bercanda." jawab puri
saat mereka berbicang datang lah Leni dengan Genk nya.
Leni langsung menarik lengan Al di kepala puri hingga rambut puri sedikit tertarik.
Leni menarik paksa agar al keluar dari sana. Dan teman Leni pun menjambak rambut puri.
" Lo jadi cewe menggatal banget, nga tahu malu. Al itu cowo si Leni." bentak nya
puri pun meremas tangan orang itu hingga tangannya melepaskan rambutnya, setelah itu puri membalas menarik rambut cewe itu hingga mengaduh kesakitan.
" heh Lo pikir gw yang rayu rayu tuh cowo. Enak aja Lo kalau ngomong. Nga lihat kepala gw benjol gara gara tuh cowo." balas puri dengan suara marah.
Dia yang tidak terima akan kembali menarik rambut puri, namun puri malah menendang kaki cewe itu dan mendorongnya hingga terjatuh.
" aaaahhhh...."
" gw nga punya masalah sama Lo, tapi Lo yang duluan nyenggol gw. Lo salah pilih lawan. Gw nga bisa di tindas dengan mudah. Ingat baik baik kata kata gw." ucap puri melangkah pergi dari sana.
Sampai di kelas karena sudah mulai jam pelajaran puri meminta ijin masuk pada guru yang mengajar.
" dari mana kamu." tanya sang guru.
" dari UKS pak, tadi kepala saya kena bola basket pak."
" ya ampun, sekarang sudah baik kan kepala kamu. Nga hilang ingatan kan kamu." tanya nya.
" baik pak, saya aman pak nga hilang ingatan masih ingat kok nama saya siapa.?" jawab puri.
" ya sudah kalau gitu kamu duduk. untuk semua bila sedang bermain harap hati hati." peringati sang guru.
" siap pak..." jawab semuanya.
Kini suasana kelas kembali hening karena mereka semua kini sedang mengerjakan tugas yang di berikan oleh sang guru.
kini guru saling berganti memberikan tugas pada setiap muridnya. Hingga bel pulang terdengar merdu.
" sekian dari bapak, sampai bertemu di pelajaran bapak yang berikutnya." pamit sang guru.
puri membereskan bukunya saat dia akan bangun dari duduknya di tahan oleh Neni.
" gimana rasanya di gendong cowo populer di sekolah ini." tanya nya.
" rasanya biasa aja cuman gw malu aja. Gila gw hampir menang gara gara tuh bola gw jadi gagal." jawab nya dengan wajah lesu
Robi datang datang tertawa dan menepuk bahu puri. " lebay banget Lo ke UKS segala, biasanya Lo kena bola marah marah ini ke UKS."
" gw malu anjir tadi, gara gara tuh bola gw nga jadi di traktir Lo selama satu bulan." dengan kesal jawab puri.
" udah gw ngaku kalah, Lo gw traktir." tapi Robi langsung berbisik. " tapi Lo senengkan di gendong tuh cowo."
puri langsung mendorong wajah Robi agar menjauh darinya. " sotoy Lo."
" gw curiga si Robi beneran suka deh sama si puri, tapi si puri nya biasa aja sama si Robi." gumam Neni dalam hatinya.
" ayo balik malah pada diem dieman." ucap puri mengajak Robi dan Neni keluar dari kelas.
Saat puri berjalan. Dari belakang Al berlari menghampiri. " yang tadi gw minta maaf ya. Tapi Lo nga di apa apain sama si Juwi kan."
puri menatap cowo itu dengan aneh. Al pun menatap puri dari ujung kepala hingga kaki.
" nga ada luka kan yang di buat dia." tanya nya lagi
" nga, aku baik baik aja. Maaf ya kak aku duluan." jawab puri
puri berlari menuju teman temannya yang lebih dulu ke arah parkiran.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!