NovelToon NovelToon

Pencuri Terhebat

Lakon

Waru nama seorang pria.

Dengan rambutnya yang panjang. Sengaja tidak dipotong dibiarkan gondrong.

Berbadan kurus. Tingginya rata-rata sama seperti manusia di sekitarnya.

Mukanya penuh misteri. Kulitnya gelap karena sering berjumpa dengan matahari.

Waru baru beberapa hari yang lalu bebas dari rumah tahanan. Ini sudah untuk yang kedua kalinya Waru di sel karena pencurian ringan.

Yang pertama Waru ditangkap karena mencuri burung peliharaan tetangga. Yang kemarin ini ia tertangkap karena nyolong lampu-lampu jalan di taman kota.

Dua-duanya sama-sama tertangkap tangan. Kemudian dihakimi massa sebelum diamankan oleh petugas. Menunggu Waru babak belur dulu supaya memberikan efek kapok.

Memang beginilah resiko menjadi seorang maling atau pencuri biarpun masih kelas teri. Kalau tidak berhasil kabur ya badan remuk redam dihajar warga.

Padahal Waru masih terbilang muda. Belum lama memasuki usia produktif bagi seorang manusia apalagi laki-laki untuk meniti karir.

Tapi Waru sudah membulatkan tekad dengan pilihannya untuk menjadi seorang maling.

Waru mengenal kebiasaan ini dimulai dari sejak kecil. Ia tidak pernah membayar ketika mengambil jajan di kantin.

Tanpa ada siapapun yang mencegahnya Waru terbawa arus yang lebih besar. Ia malah lebih sering bergaul dengan orang-orang yang umurnya lebih tua darinya dan suka mencuri.

Sampai pada akhirnya ketika dewasa Waru tidak mau lagi mencari uang dengan cara yang halal. Sebaliknya menjadikan mencuri sebagai sebuah pekerjaan.

Setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan. Waru yang tetap pulang ke rumah dengan kepala tegak masih belum jera.

Beberapa bulan di bui isi kepalanya masih juga sama. Memikirkan rencana untuk tindak kejahatan berikutnya.

Waru sudah lama tidak lagi bergaul dengan anak-anak kampung. Ia hanya bermain dengan teman-teman seprofesi. Yakni para pencuri.

"Aku dengar kamu baru keluar Waru?",

"Dua hari yang lalu",

Waru mendatangi temannya yang sekarang berjualan di pinggir jalan.

Waru mengambil sebuah surat kabar.

"Jangan dilipat-lipat",

Waru membaca rubrik kriminal.

Setelah selesai ia kembalikan tanpa perlu membeli.

Teman Waru yang satu ini dulunya juga suka mencuri. Tapi sudah berhenti.

Dulu ia dan komplotannya berhasil ditangkap walupun sempat kabur. Ketika mereka menjadi maling cabai.

Terpaksa tidak bisa ikut mencuri lagi karena ia sudah kehilangan satu kaki. Saat melarikan diri dari kejaran para petugas ia tertabrak mobil. Kaki kirinya harus diamputasi.

Waru sudah memutuskan. Bahwa ia mau membentuk sebuah komplotan pencuri. Demi mendapatkan hasil yang lebih besar.

Untuk inilah Waru menemui temannya yang satu ini. Mencari tahu kabar tentang teman-teman satu komunitas yang lain.

Waru pun menanyakan kabar nama-nama yang ingin ia ajak bekerjasama. Membentuk kelompok pencuri.

"..... kabarnya bagaimana?",

"Dia sudah pindah",

"Sekarang ..... tinggal di negeri yang jauh",

"Kalau .....?",

"Dia masih di lapas",

"Kasus apa?",

"Jual mobil rental",

"Kalau yang dulu suka mabuk lem itu siapa namanya?",

"Maksud kamu ....?",

"Iya .....",

"..... sudah mati",

"Mati kenapa?",

"..... pesugihan babi ngepet",

"Ketahuan sama orang satu kelurahan lalu dihabisi",

Waru sekarang punya obsesi untuk membuat grup pencuri sendiri. Keinginan itu datang karena belakangan ini memang mencuri secara berkelompok sedang naik daun.

Di kalangan para pencuri sendiri sekarang topik itu kerap menjadi bahan obrolan untuk dijadikan sebagai sebuah persaingan. Siapa komplotan pencuri yang terbaik.

"Waru kamu datang saja kalau pas ada perkumpulan",

"Di sana kamu bisa mencari teman",

Waru pun juga berpikir demikian. Tapi masalahnya Waru sudah dicap di kalangan sesama pencuri. Bahwa ia adalah seorang pencuri yang membawa sial.

Para pencuri yang lain menjadi tidak mau untuk bekerjasama dengan Waru dan menjauhinya.

Kisah Waru yang selalu tidak beruntung membuat para pencuri yang lain takut gampang ketahuan dan tertangkap jika menjadi satu komplotan dengan Waru.

Seperti kisah Waru ketika dengan mudahnya ketahuan saat mencuri burung peliharaan tetangga.

Malam-malam Waru mengambil burung milik tetangganya karena burung mahal itu lupa dibawa masuk ke dalam rumah.

Belum juga keluar dari halaman rumah milik orang yang di maling Waru sudah ketahuan.

"Ada maling",

"Ada maling",

Burung yang dicuri oleh Waru adalah burung beo yang sudah fasih berbicara.

"Tolong",

"Tolong",

"Aku dicuri Waru",

"Aku dicuri Waru",

Apesnya lagi burung beo yang pandai berbicara itu juga sudah sering melihat Waru.

Pemilik rumah dan warga pun menangkap Waru lalu menghakiminya sebelum menghubungi petugas yang berwajib.

Seperti juga kisah Waru yang mencuri lampu-lampu jalan di taman kota.

Waru sudah mendapatkan banyak lampu. Tapi ketika tiba di lampu yang terakhir ia jatuh gubrak karena tersetrum. Padahal Waru jago memanjat.

Bola-bola lampu yang dicurinya pecah. Orang-orang berdatangan untuk menangkap Waru dan melaporkannya kepada petugas.

Tapi sebelum itu mereka menghakimi Waru terlebih dahulu.

Tidak hanya sekujur badan yang remuk redam dan harus tidur di penjara. Tapi Waru juga wajib mengganti rugi.

Pertemuan para pencuri biasanya diadakan setiap satu tahun sekali.

Waru masih pikir-pikir dulu jika mau ikut berangkat.

Rekam Jejak

Sejatinya catatan Waru sebagai seorang pencuri tidak selalu buruk. Ada kalanya Waru pulang dengan selamat dan membawa hasil.

Bahkan ada juga pengalaman epik dari Waru yang dikagumi oleh beberapa temannya ketika melakukan aksi pencurian.

Dulu ada masanya Waru terkenal di kalangan para pencuri sebagai seorang pencuri helm. Pernah juga menjajal menjadi pencopet di tempat keramaian.

Tapi sama seperti yang lain di dunia pencurian pun juga ada pasarnya. Misalkan tahun kemarin yang sedang ramai mencuri perhiasan. Tahun berikutnya yang sedang ramai mencuri ternak.

Hal seperti itu ada musimnya sendiri. Karena walau bagaimanapun para pencuri harus menjual atau menguangkan barang-barang yang dicurinya.

Bisa dijual kembali ke orang lain tanpa ada yang tahu kalau itu barang haram hasil curian. Bisa juga langsung diuangkan ke penadah barang-barang curian.

Tren barang curian akan segera berubah seiring berjalannya waktu dengan singkat. Karena jenis barang yang sudah kerap dicuri seketika tingkat pengamanannya akan menjadi lebih tinggi. Begitu juga dengan kewaspadaan orang-orang di lingkungan yang menjadi korban.

Seperti itulah gambaran lingkup kecil dari dunia pencurian.

Waru masih berpikir keras siapa sekiranya teman pencuri yang mau diajak bergabung satu komplotan dengannya.

Bak gayung bersambut ada seseorang yang datang menghampiri Waru.

Tidak hanya itu ia tahu tempat dimana biasanya Waru menyepi untuk mendapatkan ide gila.

Waru tengah bersantai di belakang gedung kosong yang sudah lama tidak terpakai. Bangunan bekas kantor sebuah perusahaan yang tidak lagi berpenghuni.

"Waru",

"Sedang apa kamu di situ sendirian?",

Teman lama yang juga masih ada hubungan kerabat datang menemui Waru.

Orang ini adalah sepupu Waru yang dulu waktu kecil pernah tinggal satu rumah dengan Waru.

Umurnya lima tahun lebih tua daripada Waru. Namanya adalah Jati.

"Jati",

"Kapan kamu sampai?",

Jati sekarang tinggal di daerah yang berbeda. Mereka berdua sudah lumayan lama tidak bertemu. Karena kesibukan hidup masing-masing.

Tidak berbeda dengan Waru. Jati juga adalah seorang pencuri. Spesialisasi Jati adalah mencuri besi.

"Aku baru turun dari kendaraan langsung kemari",

Ikatan batin yang kuat membuat Jati dengan mudah menemukan keberadaan Waru.

Waru sendiri sudah hidup seorang diri dari sejak lama. Kedua orangtua Waru sudah meninggal. Saudara-saudaranya sudah lama pergi dari kehidupan Waru.

Waru mengajak Jati ke rumah. Rumah Waru terlihat dari tempat gedung terbengkalai itu.

Jati menemui Waru tidak hanya sekedar untuk kangen-kangenan. Tapi Jati yang sudah punya tanggungan seorang anak ingin mengajak Waru berbisnis.

Meskipun Jati belum pernah menikah. Tapi status Jati adalah seorang ayah dari anak yang lahir karena ketidaksengajaan satu malam.

Sebenarnya Jati mau tanggung jawab dengan menikahi wanita yang dihamilinya. Tapi wanita yang menjadi ibu dari anak Jati itu tidak benar-benar cinta kepada Jati dan memilih menikahi pria lain yang benar-benar wanita itu cintai.

"Serius?",

"Aku pikir kamu sudah seperti orang-orang di daerah tempat tinggal mu sekarang",

Di setiap wilayah mempunyai karakteristik pencuri yang berbeda-beda. Di tempat Jati tinggal sekarang dikenal dengan para pelaku pencurian yang lebih suka bekerja secara individu.

"Aku serius Waru",

"Aku butuh duit banyak buat biaya anakku mau masuk sekolah",

"Aku butuh orang yang bisa aku percaya",

"Siapa lagi kalau bukan kamu Waru?",

"Malam ini juga kita berangkat",

Jati mengajak Waru untuk mencuri bersama. Targetnya adalah rumah orang kaya di daerah tempat tinggal Jati.

Setiap hari sabtu dan minggu rumah mewah itu selalu ditinggal pergi oleh pemiliknya untuk pergi liburan bersama seluruh keluarga.

"Aku akan ikut denganmu Jati",

"50:50",

"Setuju",

Jati mengajak Waru karena rasa percaya. Dan itu memang benar keduanya saling percaya dan tidak akan saling berkhianat. Karena mereka berdua adalah saudara yang dekat.

Dalam hati sendiri Waru cukup heran kenapa Jati datang jauh-jauh untuk menemuinya. Demi mengajak mencuri bersama.

Waru tahu betul kakak sepupunya itu juga sama seperti pencuri yang lain. Yang suka meremehkan kemampuan Waru.

Tapi Waru tidak berkecil hati. Jika proyek ini berhasil. Waru sudah punya niatan ingin mengajak Jati di proyek yang sedang ia siapkan sendiri.

Waru dan Jati bersepakat. Malam ini juga mereka berangkat.

Beraksi

"Anakmu sekarang usia berapa?"

"Sudah mau paud",

"Memangnya wajib masuk paud?",

"Ibunya kepingin seperti itu",

"Tapi kan ibu dari anakmu itu sudah kawin",

"Bukankah seharusnya suaminya juga ikut tanggung jawab menikahi wanita yang sudah punya anak?",

"Suaminya pengangguran",

Lewat tengah malam. Jati dan Waru sampai di rumah orang kaya yang menjadi target operasi mereka.

Tapi baru di luarnya saja. Karena rumah mewah ini berada di dalam sebuah komplek perumahan orang-orang elit.

Sesuai rencana yang telah disusun bersama. Jati dan Waru beraksi.

Jati terlebih dahulu maju ke pos keamanan perumahan.

Di sana ada satu petugas yang berjaga malam seperti biasanya.

Jati menghampiri penjaga malam rumah komplek mewah.

"Malam pak",

"Jati",

"Sendirian?",

"Sendiri ini pak",

"Makasih ya pak",

"Mari pak",

Penjaga malam itu tidak terkejut dengan kemunculan Jati. Jati sudah melakukannya beberapa bulan belakangan ini.

Yang diketahui oleh penjaga malam itu adalah Jati sedang pergi berangkat untuk memancing. Jati mampir ke pos keamanan untuk meminta api sekalian satu batang.

Di momen itu Waru masuk ke komplek perumahan secara sembunyi-sembunyi.

"Rumah yang ada pohon manggisnya",

"Kamu masuk lewat jendela ruang tamu yang ada di samping kolam renang",

"Hati-hati jangan sampai kecebur keramiknya licin",

Jati memberikan arahan kepada Waru. Karena Jati pernah mengamati rumah gedongan itu dari dekat sewaktu bekerja sebagai tukang pengirim tanaman bunga.

"Jendela itu tidak pernah dikunci",

Waru pun melakukan apa yang diinstruksikan oleh Jati.

Waru sempat kesulitan membedakan rumah-rumah di dalam komplek itu.

Karena Waru sebelumnya belum pernah melihat pohon manggis itu yang seperti apa.

Dan benar saja. Begitu Waru menemukan rumah yang ada pohon manggisnya. Di samping rumah ada kolam renang.

Dan benar lagi. Jendelanya tidak dikunci. Waru pun berhasil masuk ke dalam rumah besar itu.

"Tidak usah menyalakan lampu",

"Cukup pakai ini",

Jati membekali Waru dengan lampu senter kecil dan panjang. Bentuknya seperti pulpen.

"Naiklah pakai tangga tidak usah pakai lift",

"Di lantai atas ada kamar tidur yang paling besar",

"Masuklah ke dalam",

Waru naik ke lantai dua menggunakan tangga.

Sampai di lantai atas Waru langsung menemukan kamar yang dimaksud oleh Jati.

"Temukan benda berharga di dalam kamar itu",

Waru menurutinya. Melakukan apa yang Jati perintahkan.

Begitu di dalam kamar itu Waru baru boleh menyalakan lampu.

Ada tempat tidur besar. Meja rias. Dan lebih dari satu lemari.

Waru mulai mencari.

Waru mulai mencuri.

Di atas meja rias itu saja sudah ada gelang yang terbuat dari emas asli.

Ketika kotak laci di meja rias itu dibuka masih ada banyak lagi.

Sama juga dengan yang ditemukan oleh Waru di dalam lemari-lemari. Banyak tersimpan perhiasan berupa gelang, cincin, anting dan yang lain-lain.

Yang semuanya berbahan emas murni.

Waru tanpa berbelas kasihan mengambil semua apa yang bisa ia temukan. Sayangnya tidak ada uang tunai.

Tapi jumlah ini saja sudah sangat banyak. Belum pernah Waru sesukses ini.

"Keluarlah dari rumah itu ketika kamu mendengar panggilan suara adzan untuk sholat malam",

"Allahu Akbar",

"Allahu Akbar",

Waru bergegas keluar dari dalam rumah elit yang berhasil ia curi hartanya.

Sementara itu yang terjadi di pos keamanan komplek perumahan.

"Malam pak",

"Jati",

"Dapat banyak?",

"Alhamdulillah pak",

"Ini ada lele besar buat bapak",

Penjaga malam itu tidak terkejut dengan kedatangan Jati lagi. Jati sudah melakukannya beberapa bulan belakangan ini.

Yang diketahui penjaga malam itu adalah Jati baru saja pulang dari memancing. Jati datang ke pos keamanan untuk memberikan ikan hasil tangkapannya.

Ikan lele yang ukurannya besar. Yang sebenarnya Jati dan Waru beli di pasar.

Di momen itu Waru keluar dari dalam komplek perumahan secara diam-diam. Dengan membawa semua hasil curian.

"Terimakasih Jati",

"Mari pak",

*

Tiba di rumah Jati.

Di dalam kantong kresek tebal berwarna hitam yang Waru sisipkan diantara celana dan baju bagian dalam.

Waru mengambilnya lalu menumpahkan isi dari dalam plastik tebal berwarna hitam itu.

Berat.

Terdengar bunyi kring yang khas.

Perhiasan emas bertemu emas.

"Mari kita timbang",

"Berapa?",

"400 gram",

Tiba-tiba Waru dan Jati bisa kaya mendadak.

Waru dan Jati membaginya menjadi dua.

"Hati-hati Waru",

"Kamu juga hati-hati Jati",

Proyek pencurian di rumah mewah ini berhasil dieksekusi dengan sangat rapi. Sesuai rencana tanpa ada yang menghalangi.

Waru dan Jati segera berpisah setelah mendapatkan jatah masing-masing. 50:50 berdasarkan kesepakatan.

Waru buru-buru pulang sebelum pagi datang mengungkap keberadaannya di sekitar lingkungan tempat kejadian.

Waru dan Jati menyempurnakan alibi sendiri-sendiri.

Jika ada yang bertanya hari ini dan kemarin mereka berdua tidak pernah bertemu.

*

Ada sebuah rahasia yang dipendam oleh Waru kepada Jati.

Ketika Waru keluar dari dalam rumah lewat jendela yang sama seperti saat ia masuk.

Di seberang kolam renang Waru melihat sosok perempuan. Wajahnya cantik tapi sangat pucat.

Waru sadar penampakan itu bukanlah seorang manusia. Namun Waru enggan memberitahukan kejadian itu kepada Jati.

Ternyata begitu juga dengan Jati.

Sama. Ada yang disembunyikan oleh Jati kepada Waru.

Jati tidak pernah bilang sebelumnya bahwa rumah mewah yang hendak mereka datangi pada malam itu adalah rumah angker.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!