Jenna menatap dirinya di cermin tengah terbalut gaun putih, Hari ini adalah hari pernikahan nya, Ralat seharusnya pernikahan kakak nya namun sang kakak meminta nya untuk menggantikan nya.
Jenna tidak bisa menolak lantaran kakaknya sudah pergi dan hanya meninggalkan sepucuk surat dan kedua pihak keluarga juga setuju lantaran tak ingin keluarga mereka menanggung malu atas apa yang terjadi.
Terdengar suara pintu di buka membuyar lamunan Jenna.
“Nona, sudah waktu nya anda keluar.”
Mendengar itu Jenna segera memakai penutip kepala agar para tamu tidak menyadari jika yang berada diatas altar bukanlah Lysandra melainkan Jenna, putri kedua dari keluarga Elvern.
Pintu dibuka, semua orang menatap kearah pengantin yang baru saja memasuki ruangan, Tak ada yang mengira jika yang ada di atas sana adalah wanita laij hingga acara selesai.
Kini seluruh keluarga dari kedua pihak sedang berkumpul makan malam seraya berdiskusi tentang apa yang terjadi hari ini.
“Jenna, apa kau benar benar tidak tahu kemana kakak mu pergi?”
Tanya Thomas pada putri bungsu nya itu, Jenna menggelengkan kepala nya seraya menunduk membuat semua orang hanya menghela nafas berat, kecuali satu orang yang masih terlihat tenang yaitu Zavey, pengantin pria hari ini.
Zavey hanya meneguk anggur di gelas nya seraya mendengar percakapan semua orang dengan tenang tanpa amarah mau pun bantahan lantaran pengantin nya menghilang di hari pernikahan mereka.
“Begini saja, untuk sekarang Jenna akan menggantikan posisi Lysandra untuk sementara sampai Lysandra di temukan, bagaimana?”
Ucap Livy pada besan nya, ia masih berharap bisa menemukan putri sulung nya sehingga pernikahan Lysandra dan Zavey tetap bertahan, Jenna yang mendengar itu pun hanya diam, hati nya sakit seolah olah di tusuk setelah mendengar ucapan ibu nya.
“Bagi kami tidak masalah, baik Lysandra ataupun Jenna sama saja, kami tetap menyayangi mereka karena bagaimana pun mereka tumbuh kembang bersama Zavey sejak kecil.”
Ucap Zoya pada besan nya itu, ia tidak berbohong, rasa sayang nya pada Lysandra ataupun Jenna sama besarnya seperti rasa sayang nya pada Zavey, dan ia juga tidak menyalahkan Lysandra yang kabur karena pernikahan ini hasil dari perjodohan mereka.
“Tidak, Lysandra akan menjadi menantu kalian, Lysandra lebih cocok dengan Zavey, Dia lebih pintar dari Jenna dan lebih bisa di andalkan, saya berjanji akan menemukan Lysandra.”
Ucap Livy masih bersikeras ingin Lysandra yang menjadi menantu keluarga Aelfdene.
“Baiklah mari akhiri pembicaraan ini dan beristirahat.”
Ucap Jayden mengakhiri semua nya, Semua orang kembali ke kamar hotel masing masing, sedangkan Jenna masih duduk di meja makan sendiri.
“Tidak ingin istirahat?”
Jenna menoleh mendengar suara Zavey, dengan cepat wanita itu mengusap air matanya tak ingin Zavey melihat ia baru saja menangis.
“Hm, duluan saja nanti aku menyusul.”
Ucap Jenna, Zavey hanya diam lalu segera pergi dari sana, Jenna pun segera menyeka air mata nya lalu mengikuti langkah jenang Zavey dari belakang, hingga akhirnya ia melihat Zavey masuk ke dalam kamar pengantin membuat langkah Jenna terhenti.
“Apa aku masuk ke sana juga? Atau ke kamar lain?”
Jenna membatin, mengingat percakapan beberapa waktu yang lalu jika ia hanya pengantin pengganti sementara, Jenna pun memutuskan untuk bertanya pada Zavey namun baru saja akan mengetuk pintu tiba tiba tangan nya di tarik oleh sang ibu.
“Kamu mau ngapain masuk ke sana? Itu kamar Zavey dan Lysandra!”
Ucap Livy menatap tajam Jenna.
“Maaf ma.”
Ucap Jenna menunduk.
“Jangan bilang kamu berharap menjadi istri Zavey seutuh nya? Iya kan? Kamu menginginkan posisi kakak mu kan?”
“Bukan ma, bukan begitu, aku cuma..”
“Jangan bohong kamu! Dari dulu kamu memang merasa kalah saing dengan Lysandra! Ngaca Jenna Ngaca!! Kami gak ada apa apa nya di bandingkan Lysandra!!”
Ucap Livy seraya menoyor kepala Jenna berulang kali demi meluapkan kekesalan nya lantaran pernikahan Lysandra dan Zavey tidak berjalan dengan lancar padahal Jenna tidak bersalah tapi tetap saja Jenna yang di salahkan.
“Sana masuk kamar depan, awas saja kalau kamu berani mendekati Zavey!”
Ucap Livy mendorong tubuh Jenna masuk ke dalam kamar yang berada cukup jauh dari kamar Zavey, Jenna hanya menurut perinta mama nya tanpa membantah lantaran hal itu tidak akan berguna sama sekali.
Sedangkan di dalam kamar lain kini Zoya dan Jayden yang tengah bersiap untuk tidur pun tak bisa berhenti memikirkan Jenna.
“Livy masih belum berubah ya pa, masih membedakan Lysandra dan Jenna, padahal Jenna juga putri kandung nya.”
Ucap Zoya merasa kasihan pada Jenna yang selalu di rendahkan oleh mama nya sendiri, padahal jika di pikir pikir Lysandra berbuat salah tapi kenapa tidak terdengar sedikitpun ia menyalahkan Lysandra?
“Papa juga tidak mengerti, lebih baik kita beristirahat saja.”
Ucap Jayden segera mematikan penerangan di kamar itu.
Sedangkan Jenna di dalam kamar kini menatap selembar kertas kecil di tangan nya, kertas yang Lysandra tinggalkan khusus untuk nya.
“Jenna, dari awal kakak bilang tidak menerima perjodohan ini kan? Tapi mama terus saja memaksa padahal kakak sudah punya pacar, kakak tidak bisa meninggalkan pacar kakak jadi kakak memilih pergi, dan kakak harap kamu menggantikan posisi kakak, karena kakak tau kamu menyukai Zavey sejak kita masih kecil, semoga berhasil.”
Jenna terdiam setelah membaca surat dari kakak nya, memang benar sejak mereka masih kecil, Jenna sudah menyukai Zavey, meskipun selalu bersikap dingin tapi sebenarnya Zavey sangat peduli, Jenna mulai menyukai Zavey ketika Zavey membantu nya dari para anak anak yang suka mengganggu Jenna.
Zavey juga dulu sering membantu Jenna menyelesaikan tugas karena Jenna memang tidak begitu pintar seperti Lysandra, Namun ketika SMA Zavey di kirim ke Australia oleh orang tua nya dan baru kembali beberapa bulan ini setelah 12 tahun berlalu.
Namun begitu cinta masa kecilnya kembali, Jenna harus menahan rasa sakit begitu mengetahui bahwa pria yang ia sukai justru akan menjadi kakak iparnya, meskipun begitu Jenna tetap bungkam tapi entah bagaimana kakaknya bisa tahu jika Jenna menyukai Zavey selama ini padahal Jenna tidak pernah memberitahu kakak nya.
Jenna juga tau kakaknya memang sudah menolak perjodohan ini sejak awal, dan yang Jenna tahu kakak nya sudah punya pacar meskipun tidak pernah tau siapa pacar kakaknya karena kakaknya memang merahasiakan semua dari kedua orang tua mereka.
“Lebih baik aku tidur, semoga besok hanya hal hal baik yang datang.”
Ucap Jenna seraya menyimpan surat dari Lysandra ke dalam tas nya, tak ingin ada yang menemukan surat itu jika tidak maka akan menjadi masalah baginya nanti.
\~Hallo, author balik lagi setelah sekian lama menghilang, jangan lupa dukungan buat author yaa biar semangatttt teruss up nya🥰🥰🙏🏻\~
Keesokan hari nya, pagi pagi sekali semua orang sudah bersiap untuk pulang, setelah semua barang di masukkan kedalam mobil kini semua nya mulai berpamitan.
“Jaga kesehatan kalian, kami akan memastikan Zavey akan menjaga putri kalian dengan baik.”
Ucap Zoya saat berpelukan dengan Livy, Livy yang mendengar itu pun sontak mengurungkan senyumnya lalu menatap Jenna dengan tajam membuat Jenna hanya bisa menunduk.
“Dan kami akan pastikan Lysandra akan kembali sebagai istri Zavey, kami harap kalian bersedia menunggu nya.”
Ucap Livy membuat Zoya hanya tersenyum tipis.
“Zavey, bawa Jenna pulang ke rumahmu, jaga dia baik baik.”
Ucap Jayden pada putra semata wayangnya itu, Zavey hanya mengangguk lalu berpamitan dengan kedua mertua nya itu lalu segera membawa Jenna masuk ke dalam mobil nya, namun baru saja masuk ke dalam mobil, Jenna sudah mendapat pesan dari sang mama yang mengancamnya untuk tidak mencoba merayu Zavey.
“Ingat, dia suami kakakmu!”
Isi pesan dari sang mama, Jenna tak membalas dan hanya diam menatap jalanan, perjalanan mereka pun hanya di hiasi keheningan, baik Jenna ataupun Zavey tak ada yang bersuara hingga akhirnya mereka tiba di rumah milik Zavey.
Zavey membuka sabuk pengaman nya lalu menatap ke samping dimana Jenna saat ini sedang tertidur pulas, pria itu mulai menggoyangkan tubuh Jenna dengan pelan seraya memanggil namanya berkali kali namun Jenna tak kunjung bangun.
“Tak ada cara lain.”
Gumam nya lalu segera keluar dari mobil menuju pintu samping dimana Jenna duduk, Zavey membuka pintu mobil lalu membuka sabuk pengaman Jenna, baru saja akan mengangkat tubuh Jenna, wanita itu tiba tiba terbangun membuat Zavey akhirnya mundur.
Bugh!
“Aakkhh!!”
Rintih Zavey ketika kepalanya tak sengaja terbentur mobil, sedangkan Jenna yang baru membuka kedua matanya tentu terkejut melihat Zavey yang tiba tiba tiba ada di depan nya.
“Kamu baik baik saja?”
Tanya Jenna, Zavey hanya mengangguk lalu segera pergi dari sana dan segera masuk ke dalam rumah.
“Apa dia kesal?”
Gumam Jenna lalu segera menyusul langkah Zavey, begitu tiba di dalam rumah terlihat Zavey sedang mengumpulkan semua pekerja disana, begitu melihat keberadaan Jenna, semua pekerja disana segera memberi salam pada Jenna.
“Selamat pagi nona Jenna.”
Ucap semua nya serentak, Jenna yang bingung pun melirik Zavey namun pria itu tak menoleh, Jenna hanya tersenyum tipis seteah itu Zavey memberi perintah pada beberapa asisten rumahnya untuk mengantar Jenna ke kamar yang sudah di siapkan.
“Mereka akan mengantarmu ke kamarmu.”
Ucap Zavey sebelum akhirnya ia pergi ke kamarnya, Jenna hanya mengangguk lalu mengikuti dua wanita yang cukup berumur itu ke kamar milik Jenna.
“Nona suka kamarnya? Ini bibik yang mengaturnya, kalau tidak suka bisa di ubah.”
Ucap nya hati hati, jenna menoleh lalu tersenyum pada wanita itu.
“Suka kok, kamarnya bagus tidak perlu ada yang di ubah.”
Ucap Jenna membuat kedua wanita itu tersenyum lega, tak lama seorang penjaga masuk membawa barang milik Jenna.
“Nona Jenna, biar bibik yang bereskan barang nona, nona istirahat saja.”
Ucap nya namun Jenna menolak, kedua wanita itupun menurut lalu segera keluar dari kamar Jenna untuk segera menyiapkan makan siang.
“Kamu lihat nona baru kita tadi kan surti? Bukan nya dia dari keluarga kaya ya? Tapi kenapa terlihat sederhana? Tidak seperti orang kaya yang lain.”
Ucap Inah pada teman nya, Surti pun mengangguk menyetujui ucapan teman nya itu.
“Tapi aku lebih merasa wajahnya itu begitu teduh, seperti banyak pikiran yang ada di kepalanya, dan kau lihat ibu jari tangan nya? ibu jarinya terluka seperti selalu di gigit.”
Ucap Surti entah mengapa merasa jika nona baru mereka memiliki beban berat.
Sedangkan Jenna yang baru saja selesai menyusun pakaian nya pun kembali ke atas ranjang, pakaian yang ia bawa tak begitu banyak lantaran ia pun tak akan lama di sana, hanya sampai kakak nya ditemukan.
“Seharusnya aku tidak disini, bagaimana jika ketika kak Lysandra kembali, aku semakin suka ke Zavey? Pasti akan berat meninggalkan rumah ini.”
Gumam Jenna, kebahagiaan yang ia rasakan kemarin seketika menghilang begitu mengetahui Lysandra lah yang akan tetap menjadi istri Zavey, terlalu banyak berpikir membuat Jenna akhirnya tertidur, hingga tak lama terdengar suara ketukan pintu.
“Nona, sudah waktunya makan siang, tuan Zavey sudah menunggu anda di meja makan.”
Ucap bik Surti membuat Jenna segera bangun lalu membuka pintu.
“Saya akan segera turun.”
Ucap Jenna. Tentu ia tidak akan turun dengan penampilan seperti itu, Jenna pun segera mandi lalu turun menuju meja makan, terlihat disana Zavey sedang menunggu seraya bermain ponsel.
“Maaf, aku terlambat.”
Ucap Jenna, Zavey hanya diam lalu mulai makan, sedangkan Jenna hanya diam dan belum menyentuh makanan nya.
“Kamu tidak suka makananya?”
Tanya Zavey membuat Jenna tersentak.
“Iya, ah maksudku tidak, eh iya, eh…”
Jenna menutup matanya begitu melihat Zavey mengerutkan kening menatapnya.
“Canggung sekali.”
Jenna membatin, bagaimana tidak? Setelah 12 tahun berlalu mereka akhirnya kembali bertemu namun tak banyak berbincang bincang, meski hanya mengingat kenangan masa kecil.
“Selesaikan makanmu, kita harus bicara nanti.”
Ucap Zavey menyeka mulutnya lalu segera beranjak dari duduknya, Jenna hanya mengangguk lalu menatap punggung Zavey yang mulai menjauh.
Setelah menyelesaikan makan siang nya, Jenna pun kembali ke dalam kamarnya, namun tak lama terdengar suara ketukan pintu membuatnya segera membuka pintu kamarnya.
“Zavey?”
Ucapnya ketika melihat Zavey berdiri di depan pintu, Zavey hanya menghela nafas panjang lalu segera masuk ke dalam kamar Jenna.
“Aku boleh duduk?”
Tanya Zavey pada Jenna.
“Dia masuk tanpa bertanya, tapi untuk duduk dia bertanya terlebih dahulu? Aneh! Tapi dia tampan.”
Jenna membatin menatap Zavey.
“Seperti yang kita ketahui, pernikahan ini seharusnya…”
“Aku sudah tau, pernikahan ini hanya sementara, sampai pengantin mu yang asli kembali, bukan kah ini sudah dibicarakan?”
Potong Jenna, Zavey mengangguk kecil mendengar ucapan Jenna.
“Jadi kamu tidak perlu bersikap seperti seorang istri, lakukan apapun yang kamu mau, kamu boleh keluar dengan teman temanmu dengan bebas tapi tidak boleh bawa mereka ke sini, dan tidak boleh pulang terlalu malam.”
Jelas Zavey membuat Jenna mengerutkan kening.
“Jadi ini sebenarnya kebebasan atau keterbatasan?”
Tentu hal itu hahya terucap tanpa suara, namun setelah itu Jenna tak begitu fokus dengan apa yang Zavey katakan padanya, Ia hanya fokus menatap wajah tampan Zavey, tak ingin kesempatan ini terbuang sia sia karena belum tentu ia bisa menatap wajah Zavey dengan waktu yahg cukup lama seperti saat ini.
“Kamu memang tidak pernah berubah.
Hanya itu yang Jenna dengar sebelum akhirnya Zavey memilih untuk meninggalkan kamar Jenna.
Jenna menatap langit langit kamarnya, setelah perbincangan nya dengan Zavey, Jenna sedikit sadar jika Zavey pun tidak ingin menikah dengan nya, mengingat bagaimana Zavey membebaskan nya melakukan apapun tanpa harus merasa terbeban dengan status sebagai seorang istri.
“Lagi pula aku memang bukan istrinya, Aku disini hanya agar orang orang tidak merasa curiga jika kak Lysandra menghilang, tapi meskipun begitu, hatiku benar benar sakit.”
Gumam Jenna tanpa disadari air matanya menetes, Jenna kemudian menyekanya lalu segera meraih ponselnya mencoba untuk menghubungi kakak nya namun ponsel kakak nya masih belum bisa di hubungi.
“Aku kirim pesan saja.”
Gumam Jenna lalu segera mengetik pesan yang tetrtuju pada Lysandra untuk meminta nya kembali, Sedangkan di tempat lain Lysandra saat ini tengah berada di sebuah apartement milik pacarnya, wanita itu baru saja terbangun dari tidurnya setelah merasa kelaparan.
“Akhhh lapar sekali.”
Gumam Lysandra berjalan menuju keluar kamar seraya menutupi tubuhnya yang polos dengan selimut, Lysandra menoleh ke kiri dan kanan tak ada siapapun di sana hingga tak lama terdengar suara pintu dibuka.
“Sayang? Dari mana saja?”
Ucap Lysandra manja seraya menghampiri pacarnya lalu memeluknya, Kevin hanya tersenyum lalu menunjukkan makanan yang baru saja ia beli dari luar pada Lysandra.
“Kamu lapar kan?”
Tanya Kevin, Lysandra menganggukkan kepalanya lalu mengambil makanan yang ada di tangan Kevin membawanya ke meja makan, di susul dengan Kevin yang ikut duduk bersama Lysandra.
“Sayang? Kamu masih belum menyalakan ponselmu?”
Tanya Kevin membuat Lysandra menggelengkan kepala lalu melanjutkan kembali makan siang nya.
“Apa tidak sebaiknya kamu hubungi mereka? Pernikahan sudah selesai, adikmu pasti sudah menggantikanmu kan?”
Lagi Kevin bertanya membut Lysandra kali ini benar benar berhenti makan.
“Kenapa memangnya? Aku tidak ingin pulang, mama pasti akan memaksaku untuk menikah dengan Zavey, aku tidak menyukai nya, sejak dulu aku hanya menganggapnya saingan bukan pasangan.”
Ucap Lysandra sedikit kesal lantaran Kevin selalu menanyakan hal itu sejak ia tiba di apartementnya, Kevin hanya menghela nafas panjang mendengar penjelasan pacarnya itu.
“Dan saldo di ATM ku juga masih banyak, jadi kehidupan kita akan aman.”
Sambung Lysandra seraya tersenyum, Kevin hanya tersenyum mendengar ucapan Lysandra, memang benar yang ia khawatirkan adalah uang mengingat ia hanya seorang karyawan biasa dan apartementnya juga sederhana.
Berbeda dengan Lysandra yang berasal dari keluarga kaya raya, Kevin takut jika Lysandra merasa tidak nyaman berada di tempatnya.
“Tapi apartement ini terlalu kecil untuk kita berdua, apa kau bisa tetap tinggal disini?”
Meskipun sedikit takut tapi Kevin memberanikan diri untuk bertanya, Mendengar itu Lysandra menatap sekeliling, ia tiba di apartement itu kemarin sore jadi ia belum terlalu memperhatikan seisi apartement itu.
“Benar juga, kalau begitu kita pindah saja.”
Ucapnya enteng, sedangkan Kevin hanya bisa melongo mendengar ucapan Lysandra, Pindah katanya? Sedangkan membeli apartement ini saja membutuhkan waktu yang cukup lama untuk Kevin apalagi pindah.
“Tapi tidak semudah itu, aku harus..”
Kevin terdiam begitu Lysandra beranjak dari duduk nya menuju kamar lalu kembali membawa tas miliknya mengeluarkan sebuah black card.
“Kita punya ini.”
Ucapnya seraya memperlihatkan nya pada Kevin membuat Kevin hanya bisa melongo.
Malam pun tiba, Zavey dan Jenna saat ini sedang menikmati makan malam, namun lagi lagi tingkah laku Jenna saat makan menjadi pusat perhatian Zavey.
“Kalau memang tidak suka makanan nya tinggal bilang saja, bisa minta bik Surti masak makanan yang kamu mau.”
Ucap Zavey membuat Jenna menoleh.
“Tidak perlu, aku suka kok.”
Ucap Jenna membuat Zavey menghela nafas berat.
“Suka? Tapi porsi mu bahkan tidak sampai setengah piring, kau tidak tau tubuhmu sudah seperti stick golf.”
Deg!
Jenna melayangkan tatapan tajam pada Zavey meskipun pria itu tidak peduli dengan tatapan Jenna dan hanya melanjutkan makan nya hingga selesai.
“Mulai sekarang selama tinggal disini kamu harus menambah porsi makanmu, aku tidak ingin di salahkan jika tubuhmu semakin kecil.”
Ucapnya tajam yang kesekian kalinya pada Jenna sebelum akhirnya kembali ke dalam kamarnya, sedangkan Jenna hanya memutar bola matanya setelah Zavey beranjak dari duduknya.
“Semakin dewasa mulutnya justru semakin tajam, apa dia kesal karena justru aku yang tinggal dengan nya? Untung saja aku naksir dengan nya kalau tidak sudah ku robek mulutnya itu!”
Gerutu Jenna kesal, dan anehnya perasaaan Jenna pada Zavey benar benar tidak pernah memudar, padahal ini bukan kali pertama Jenna mendengar kata kata tajam itu dari mulut Zavey.
Dulu saat Zavey membantunya belajar, tak sedikit kata “B*DOH” yang Zavey lontarkan pada Jenna, namun Zavey tetap membantu Jenna hingga Jenna benar benar menguasai pelajaran.
Jenna kemudian segera membersihkan wajahnya setelah menyelesaikan makan malam, wanita itu kini menatap dirinya di cermin, memang tidak sepenuhnya salah dengan apa yang Zavey katakan, nyatanya tubuh Jenna memang sangat kurus.
Hal itu membuat Jenna teringat jika hal ini bukan tanpa alasan, mama Jenna yang selalu memarahi Jenna akan menghukum Jenna dengan tidak memberinya makan, terkadang di malam hari Jenna bahkan hanya makan snack untuk mengurangi rasa lapar.
“Hah, sekarang setelah jauh dari rumah, seharusnya aku bisa makan dengan sepusnya kan?”
Gumam nya seraya menyeka air matanya yang mudah sekali menetes begitu mengingat masa kecilnya yang begitu menyakitkan untuk di kenang.
Beberapa Hari berlalu….
Lysandra dan Kevin hari ini mulai menempati apartement baru yang dibeli oleh Lysandra, semua barang juga baru tak ada barang dari apartement Kevin yang dibawa kesini, Lysandra merebahkan dirinya diatas ranjang setelah dari perjalanan yg cukup jauh.
Kevin pun menyusul Lysandra berbaring di ranjang yang sama membuat Lysandra segera memeluk kekasihnya itu.
“Terima kasih.”
Ucap Lysandra bukan tanpa alasan lantaran sebelumnya Kevin sempat menolak untuk tinggal di apartement yang sama dengan Lysandra, merasa jika ia tak berhak, namun Lysandra terus memaksa agar Kevin mau tinggal bersamanya.
Mengingat ia membeli apartement itu atas nama Kevin lantaran jika menggunakan namanya bisa saja kedua orang tua nya melacak keberadaan nya, tentang ATM? Lysandra menggunakan ATM pribadinya hasil dari kerja kerasnya menjadi direktur selama ini bukan ATM dari orang tua nya.
“Bagaimana dengan kabar adikmu? Kau masih belum menghubunginya?”
Tanya Kevin kali ini tak membicarakan kedua orang tua Lysandra lantaran tak ingin suasana hati Lysandra memburuk, Lysandra yang awalnya memeluk Kevin dengan erat pun kini mulai melepasnya.
“Belum, tapi aku yakin dia baik baik saja, setidaknya dia akan bebas dari mama, mama tidak akan memarahinya lagi sekarang karena mereka sudah berjauhan.”
Jelas Lysandra yang jujur saja juga merasa kasihan dengan adiknya itu, tanpa alasan yang jelas mama nya selalu memarahi Jenna bahkan atas kesalahan Lysandra pun tetap Jenna yang akan dihukum.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!