NovelToon NovelToon

CUP OF TEA

Gerimis di musim panas

Langit cerah di tengah musim panas, angin yang meniup dahan-dahan hitam cemara. Hari yang cukup indah untuk menikmati langit di hiasi awan-awan putih. Mobil merah melaju di tengah hutan dengan pelan, sang pengendara membuka atap mobil dan menikmati angin yang menerpa wajahnya di iringi alun musik yang ia sukainya.

Tanpa ia duga, di tengah perjalananya tetesan hujan mengenai wajahnya melihat ke arah langit tak ada awan gelap di sana terpaksa ia kembali menutup kembali atap mobil.

Rintik hujan di tengah musim panas, menjadi penenang bagi hutan Alaska, saat melaju dengan mobilnya ia melihat di kejauhan seorang wanita tengah menarik koper di samping jalan hutan nampak kesulitan. Mobil berhenti tepat di samping wanita itu.

“Naiklah” pria itu membuka kaca mobilnya dan tak menduga siapa yang di lihatnya. “Anna!" dengan helaian rambut basah menempel di wajahnya, mata biru muda yang cerah nampak kelelahan.

Wanita itu menatap heran padanya, ia mengambil jaket di kursi belakang dan keluar dari mobilnya berjalan pada wanita itu.

“Rowan” katanya dengan ramah, Rowan menggunakan jaketnya untuk melindungi kepala Anna dari rintikan hujan.

“Naiklah, akan ku antarkan” Rowan menatap Anna dengan dalam, Anna tersenyum dan mengangguk akan menarik kopernya.

“Masuklah” Rowan menarik koper Anna dengan mudah membawanya, Anna terdiam sesaat kemudian masuk di kedalam mobil dengan perlindungan jaket rowan di kepalanya. Kemudian Rowan meletakan koper Anna di kursi belakang. Anna memperhatikan keadaan mobil yang sangar rapih dan bersih.

“Kemana kau akan pergi?” Rowan memasuki mobil dan memakai seat beltnya.

“Toko bibi ku di samping danau” Anna mengusap-ngusap air di wajahnya, tiba-tiba rowan memakaikan seat belt padanya dan membuka laci mobil memberikan kotak tisu padanya.

“Terimakasih” Anna mengeringkan wajahnya.

“Sudah lama tidak bertemu” Rowan membuka obrolan di tengah perjalanan mereka.

“Yaaa” jawab singkat Anna melirik padanya mencoba mengingat dimana ia pernah bertemu dengan pria ini.

“Kita satu sekolah, aku pernah satu kelas dengan mu” Rowan tertawa ringan, ia mengerti Anna mungkin tidak akan mengenalnya karena ia sosok yang di kagumi saat mereka sekolah.

“Ahhh, jadi kita pernah satu kelas. Maafkan ku tidak mengingatnya begitu jelas” Anna dengan canggung.

“Tak masalah” Rowan tersenyum tipis dan danau sudah terlihat di depan mereka, mobil berhenti di depan sebuah toko dengan cat putih rintikan hujan pun berhenti.

Rowan turun terlebih dahulu, membukakan pintu mobil untuk Anna dan membawakan kopernya menuju halaman toko itu. Di dalam toko seorang wanita dewasa melihat dua orang di halaman ia memperhatikannya namun tidak menghampiri mereka.

“Terimakasih telah mengantarkan ku” Anna tersenyum manis padanya.

“Bukan apa-apa” Rowan memperhatikan Anna ia ragu untuk sesaat, meliha Anna akan masuk ke dalam toko ia mengumpulkan keberaniannya.

“Anna, apa kau memiliki waktu di akhir pekan?” tanya Rowan dengan hati-hati menatap Anna.

“Hah?” Anna tak menyangka pria ini akan mengajaknya. Mendengar itu Rowan memahaminya wanita cantik seperti Anna tidak akan mungkin mau pergi denganya yang biasa-biasa saja.

“Baiklah, mungkin lain kali” Rowan dengan canggung dan sedikit kecewa memasukan tangan di saku jeansnya.

“Tentu saja, kemana?” jawab Anna dengan cepat.

“Sungguh?” Rowan tak menyangkan Anna mau pergi bersamanya, Anna mengangguk.

“Yes!!!!” Rowan sangat senang.

“Bagaimana dengan marine park?” tanya Rowan dengan wajah yang antusias.

“Tak masalah” Anna setuju.

“Baiklah, aku akan menjemput mu di akhir pekan”

“Terimakasih, Sampai jumpa!!!” Rowan memasuki mobilnya dan melambaikan tangan padanya, Anna tersenyum kecil melihat tingkah Rowan dan mobil pun pergi.

Anna menarik kopernya memasuki toko dan berbiacara pada wanita di dalam.

......................

Akhir pekan pun tiba, Rowan menempati janjinya ia menjemput Anna keduanya pergi bersama untuk pertama kalinya. Setelah itu keduanya sering menghabiskan waktu di akhir pekan bersama sepanjang musim panas.

Pada musim dingin, Rowan menyatakan perasaanya pada Anna. Ia telah menyukai Anna saat mereka sekelas namun Rowan tidak memiliki cukup keberanian untuk mendekat atau hanya berteman dengannya. Anna menerima perasaan Rowan yang tulus padanya, mereka resmi berkencan setelah itu dan menjadi pasangan selama tiga tahun ke depan.

Hingga perusahaan Rowan bangun telah cukup berhasil, ia memutuskan untuk melamar Anna menjadi tunangannya saat musim semi. Setelah bertunangan dengan Anna, Rowan menjadi lebih ambisius untuk meningkatkan perusahaan yang di bangun untuk lebih kokoh dan stabil.

Rowan berhasil melakukanya, perusahaan yang di bangunnya dengan bantuan dari ayahnya kini menjadi perusahaan furniture kayu yang mengekspor produknya ke beberapa negera bagian di amerika hingga Kanada.

Rowan berhasil membangun rumahnya sendiri, ia pun menikahi Anna setelahnya. Mengadakan acara pernikahan di hutan dekat danau, keduanya sangat bahagia atas pernikahan mereka dan perjalanan Rowan membangun bisnisnya.

......................

“Selamat hari pernikahan yang ketiga, sayang” Rowan memberikan bunga saat makan malam romantis di rumah mereka.

“Ini untuk mu” ia memberikan sebuah kotak kecil dan mencium kening Anna.

“Apa ini?” Anna penasaran dan Antusias dengan hadiah Rowan, karena Rowan selalu memberikan apapun yang di inginkannya. Anna membuka kotak itu, terdapat kunci dan foto di dalamnya.

Ia mengambil kunci itu dan melihat foto itu sebuah bangunan di lantai dua terlihat, Anna tak percaya dengan hadiah ini dan menatap Rowan dengan tidak percaya.

“Sungguh?!!” Anna sangat senang ia melihat pada Rowan dengan antusias. Rowan mengangguk ia senang melihat istri tercintanya bahagia.

“Ahhhh!!!!!” Anna melompat-lompat gembira dan memeluk Rowan dengan erat.

“Terimakasih” ia mencium wajahnya, Rowan tersenyum bahagia memeluk Anna.

“Aku tak menyangka, kau akan melakukanya!!” Anna memeluk leher Rowan dan menatapnya dengan manja.

“Tentu saja, untuk mu aku akan berusaha mewujudkannya” Rowan mengelus wajah Anna, keduanya berciuman dengan indah di bawah bayang-bayang cahaya lilin di hari pernikahan ketiganya.

......................

Esok hari, keduanya mengunjungi studio itu untuk melihatnya. Anna sangat senang ia dapat membuka studio yoga dan mengajar di kelasnya sendiri.

“Kita membutuhkan banyak hal untuk mengisi studio ini” Anna menyilangkan kedua tanganya dan menatap ruangan besar di depanya.

“Pilih apapun yang kau sukai” Rowan memeluknya dari belakang dan menyandarkan dagunya pada puncak kepala Anna.

“Sepertinya meja itu bisa tetap ku gunakan, bagaimana menurut mu?” Anna menoleh pada Rowan.

“Tentu saja” Rowan setuju.

“Bagaimana kalau kita mencobanya” Anna dengan lembut menghadap pada Rowan, meletakan tangannya yang indah di dada Rowan dan menatap bibir tipisnya dengan dalam.

“Yakin?” Rowan menarik tubuh Anna lebih dekat denganya, menatap dalam padanya bibirnya.

“Tentu saja, tirai itu masih menutupi ruangaan ini” Anna berjinjit berbisik lembut pada Rowan dan mengigit telinganya dengan gigitan yang menggoda. Rowan meliriknya, ia pun mengangkat tubuh Anna dengan mudah.

Keduanya bertatapan segera memulai dengan merasakan kelembutan bibir satu sama lain dengan antusias, seakan seseorang akan mencurinya. Cahaya menembus ruang kosong itu, dua bayangan mencurahkan rasa cinta mereka penuh kelembutan sentuhan dan gairah.

...----------------...

Makan malam

Ruangan kosong, kini telah berubah menjadi studio yoga yang nyaman. Anna mendekorasinya sesuai keinginannya sendiri ruangan dengan perpaduan putih lembut serta biru pastel. Langit-langit di hiasi pola bunga dan awan serta dekorasi lainya bergaya minimalis rococo.

Tentu saja Anna menggunakan beberapa barang dari perusahaan milik suaminya yang menambah kesan elegant pada studio barunya.

“Sayang, sudah memilih nama yang cocok?” Rowan datang mencium wajah Anna dan meletakan tas berisikan makan siang mereka.

“Snowlace Studio” ujarnya dengan bangga. Rowan senang mendengarnya mereka menghabiskan waktu bersama untuk mengawasi tahapan akhir untuk studio yang akan di buka tiga hari kemudian.

......................

Pop!!! letupan kertas warna-warni membuka pesta pembukaan studio baru Anna disertai tepuk tangan dan kemeriahan tamu-tamu yang datang.

“Selamat, Anna!”

“Kau akan menjadi instruktur yang keren!!”

“Ini sangat indah, Anna!” beberapa wanita menghampiri Anna dan memberikannya selamat atas pembukaan studio ini karena di kota mereka belum adanya studio yoga kini Anna membawa impian bagi wanita-wanita kota.

“Terimakasih!!” Anna sangat senang hari ini, ia mengenakan gaun pinknya yang elegant dan manis.

“Selamat, Anna!!” Daisy memeluk Anna di belakangnya Velma memeluknya juga.

“Terimakasih, ibu” Anna senang melihat keduanya hadir hari ini, mereka merupakan ibu dan kakak perempuan Rowan.

“Kau benar-benar mewujudkan impiannya” seorang pria dewasa yang sangat mirip dengan Rowan menepuk bahunya.

“Terimakasih, ayah. Aku sangat beruntung dapat melikinya di sisiku” Rowan tersenyum padanya dan menuangkan bir pada gelas ayahnya.

“Bagaiman dengan kualitas kayu dari hutan di sana?” tanyanya.

“Cukup bagus, warna dan pola sangat indah. Saran ayah memang tepat” jawab Rowan keduanya kemudian membicarakan bisnis mereka.

Sementara untuk para wanita tengah menikmati pesta pembukaan studio baru ini, lusa kelas akan segera di buka.

......................

Hari-hari telah berlalu studo Anna kini telah memiliki banyak orang yang mengikuti kelas khusuhnya wanita dan Anna menjadi idola di kota itu. Sosok wanita yang cantik dengan light blonde, bertama biru cerah dengan kulit putih dingin serta kepribadiannya yang ramah dan ceria.

Tak lupa fakta mengenai suaminya, Rowan pemilik perusahaan furniture kayu yang membangun usahanya sejak kuliah namun yang paling membuat iri para wanita adalah sikap Rowan terhadap Anna, ia memperlakukannya

seperti mutiara yang sangat berharga.

“Selamat pagi, sayangku” Anna mencium Rowan yang tengah membuat salad untuk sarapan keduanya.

“Selamat pagi, bagaiman rencana mu hari ini?” tanya Rowan menyelesaikan potongan terakhirnya dan menyiapkan salad di piring.

“Seseorang dari kota lain akan datang untuk mengikuti kelas ku, dia berpikir untuk mempelajari kelas ku. Mungkin kami akan berkerja sama” Anna menuangkan jus pada gelasnya dan gelas Rowan.

“Dan sore mungkin pergi menemani Lucy, kucingnya terluka” keduanya sarapan bersama.

“Makan malam di rumah?” tanya Rowan.

“Ya, aku akan pulang setelah itu” ujar Anna dengan santai, Rowan mengangguk keduanya menyelesaikan sarapan bersama sebelum pergi dengan kesibukan masing-masing.

......................

“Rowan, ini data-data yang di butuhkan?” Max memasuki ruangan Rowan dan memberikanya file padanya.

“Terimakasih” Rowan melihat file itu dan lajut fokus dengan komputer di depanya, Max tersenyum kecil akan keluar.

“Max, daging rusa dengan Pinot Sauvignon atau Merlot?” tanya tiba-tiba Rowan, Max berhenti sesaat dan berpikir.

“Pinot Sauvignon, ringan dengan sedikit manis”

“Merlot, lebih seimbang” jawabnya dengan berimajinasi memakan kedua daging rusa dengan red wine itu.

“Rowan, kita akan makan malam?” ia dengan semangat mengesekan kedua telapak tanganya tidak sabar.

“Tentu saja tidak!” Rowan mengerutkan alisnya menatap dengan heran pada Max.

“Aku akan memasaknya untuk Anna” mendengar itu Max murung dan pergi menutup pintu.

Setelah menyelesaikan pekerjaan, Rowan mengendarai mobilnya menuju swalayan untuk membeli bahan-bahan makan malam ia pun melihat pada dua botol yang di sarankan oleh Max, memikirkan Anna yang nampak senang karena mendapatkan mitra baru Rowan memilih Merlot.

Ia pulang segera menyiapkan semua makan malamnya yang romantis untuk Anna dan menunggunya pulang.

“Selamat malam, Madame” Rowan menyambutkan dan memberikan buket bunga mawar putih padanya, Anna menerima bunga itu dengan senyuman manis.

“Silahkan” Rowan melayani Anna dengan sepenuh hati membuat Anna tersenyum manis melihatnya, memang Rowan sering melakukan ini padanya.

“Anna” Rowan memegang lembut tangan istrinya.

“Yaa” Anna tengah menikmati segelas wine di tanganya.

“Aku berpikir untuk memiliki bayi bersama mu untuk mengisi rumah ini” ia berbicara dengan lembut dan pelan padanya, mendengar itu Anna meletakan gelasnya dan menarik tanganya.

“Rowan, kau tau aku belum bisa memilikinya” Anna dengan dingin.

“Tapi Anna aku pasti akan mempersiapkan segalanya untuk mu dan bayi kita” Rowan memegang kedua tangan Anna dengan harapan.

“Aku tau Rowan, kau pasti melakukanya tapi masalahnya bukan itu!!’

“Aku belum siap membagi kasih sayang untuknya”

“Dan aku tidak ingin dia tumbuh seperti ku” Anna menepis tangan Rowan.

“Anna, aku selalu mendukung mu” Rowan kembali berusaha membujuknya.

“Hentikan!! Aku tidak ingin membicarakannya

lagi” Anna bangkit dari kursinya meninggalkan Rowan sendirian di meja makan bersama cahaya lilin yang terasa gelap.

Rowan membuka pintu kamarnya, terlihat Anna sudah tertidur, ia menghela napas berat merapihkan selimut di pundak Anna dan mematikan lampu di sampingnya.

Ia pun berbaring di sebelahnya menatap langit-langit kamar yang di hiasi awan-awan. Mereka telah lama bersama dan Anna mengajukan permintaan padanya agar tidak memiliki anak terlebih dahulu.

Rowan menghormati keinginannya berpikir mungkin karena kondisinya saat itu masih membangun perusahaanya akan membuat Anna dan bayi mereka kekurangan sesuatu. Namun, saat ini perusahaanya telah berkembang dengan baik dan stabil di tambah mereka memiliki tabungan yang cukup untuk membesarkannya dengan baik tanpa kekurangan apapun.

Lalu apa yang membuat Anna belum mau memilkinya?

Apakah masih ada yang kurang dari dirinya?

Atau masih ada luka di jiwa Anna hingga membuatnya ketakutan untuk memiliki bayinya sendiri?

Beberapa pertanyaan memenuhi pikiran Rowan, ia pun mematikan lampu tidur di sampingnya.

“Maafkan ku, Anna” Rowan berbisik lembut di telingannya dan mencium wajahnya sebelum tidur.

...----------------...

Kolam renang

Akhir pekan, Rowan bangun seperti biasa menyiapkan sarapan untuk keduanya. Ia membuat sarapan kesukaan Anna crepe berry dan jus segar untuknya.

“Selamat pagi, sayang” Rowan menyapa Anna yang telah siap dengan tas di tanganya, melihat sarapan kesukaanya Anna awalnya ingin sarapan bersama lucy ia pun duduk di meja makan untuk sarapan.

Rowan senang melihatnya mau sarapan bersamanya walaupun keduanya tidak ada obrolan di antaranya.

“Kau akan pergi?” tanya Rowan dengan pelan dan memperhatikan wajah istrinya.

“Ya, kami akan mengunjungi kebun bunga untuk menghiasi studio” jawabnya tanpa melihat pada Rowan.

“Butuh bantuan ku?” Rowan sangat berharap Anna mau pergi bersamanya dan ia ingin memperbaiki hubungan mereka.

“Tidak, kami hanya akan melihatnya” kembali dengan dingin.

“Baiklah, jaga dirimu” Rowan sadar ia masih tidak ingin berbicara denganya.

“Aku pergi” setelah menyelesaikan sarapan Anna akan bersiap pergi.

“Hati-hati” Rowan segera berdiri memeluknya dengan cepat dan mencium wajahnya. Ia melihat mobil Anna meninggalkan halaman rumah mereka.

Menghela napas berat Rowan merapihkan piring dan mencucinya.

Ting!-ting!-ting!

Bunyi bel terdengar dan pintu terbuka, suara riang seketika memenuhi ruangan depan menuju dapur.

“Paman!!!! Aku datang!!” teriak riang seorang anak berlari menuju dapur.

“Andrew!! Hati-hati!” Velma menutup pintu.

“Selamat datang!!” hati Rowan seketika hangat, Andrew memeluk pamanya.

“Wangi apa ini??” tanyanya berusaha melihat ke arah meja makan.

“Crepe, lihatlah masih ada berry di sana” Rowan dengan senang, Andrew segera menaiki kursi untuk melihat makanan lezat di meja.

“Bagaimana kabar mu?” Velma memeluk hangat adiknya.

“Seperti biasa” Rowan dengan santai.

“Anna pergi? Aku tidak melihat mobilnya” tanya Velma meletakan tasnya.

“Cuci tangan mu!” ia mencubit pipi anaknya yang tengah sibuk menghitung blue berry di piring.

“Baiklahhhh” ia segera turun untuk mencuci tanganya, Rowan tertawa ringan melihatnya salah satu yang menyenangkan di hidupnya ialah kehadiran keponakannya.

Keduanya menikmati crepe bersama.

“Paman, kau tidak melupakan sesuatu???” tanya Andrew menatap pamanya dengan curiga.

“Hmmmm?” Rowan bingung dan ia teringat janjinya pada Andrew untuk membantunya membeli dekorasi ulang tahun dan menyiapkan pesta di rumah ibunya.

“Akh!!! Hampir saja melupakanya” Rowan mengacak-acak rambut keponakannya.

“Kita pergi sekarang? Sebagai permintaan maaf ku”

“Kau boleh memilih tiga mainan sebegai hadiah ulang tahun mu” ia mencubit hidungnya.

“Sungguh?? Ibu?” mendengar itu Andrew menatap pada Velma dengan mata yang berbinar dan Velma tidak dapat melarangnya ia tersenyum setuju.

“Yeyyy!! Aku akan memikirkan mana yang akan ku pilih, terlalu banyak di pikiran ku” Andrew sangat senang.

“Lebih baik kita pergi sekarang?” tanya Rowan.

“Berangkattt!!!” Andrew melalukan pose super hero kesukaanya, mereka tertawa dan segera pergi.

......................

“Kami pulanggg!!!” Andrew membuka pintu segera berlari menuju dapur dimana nenek dan kakeknya tengah mempersiapkan makanan untuk pesta cucunya.

“Nenekkk, lihat boneka baru ku!!!” ia menunjukan boneka anak domba yang hampir sama dengan ukuran tubuhnya.

“Kami pulang” Velma datang meletakan tas yang berisikan dua hadiah lainya, Rowan di belakangnya membawa tas belanja kebutuhan pesta mereka.

“Wahhh, siapa yang memberikan hadiah lebih awal?” Daisy mengelap tanganya melihat boneka anak domba yang menggemaskan ini.

“Paman, dia memberikan dua hadiah lainya” Andrew berbisik pada neneknya.

“Hmmmm, apa yang kau pilih?” tanya Daisy dengan pelan.

“Rahasia” Andrew menggoda neneknya mengedipkan salah satu matanya dan pergi ke kamarnya.

“Rowan terlalu memanjakannya” Velma menggelengkan kepalanya.

“Bagaimana kabar mu, ibu?” Rowan memeluknya.

“Sangat baik, Anna tidak datang?” Daisy tidak melihat kehadiran di belakang Rowan.

“Ia pergi untuk janji lainya untuk kebutuhan studionya” Rowan tersenyum masam. Daisy dan Velma saling melirik satu sama lain.

“Velma, coba krim ini!” Benjamin yang tengah membuat krim untuk kue ulang tahun.

“Baiklah, jika memang ia sibuk” Daisy mengerti.

“Maafkannya, bu” Rowan merasa bersalah karena perkelahian keduanya, kini Anna tidak datang kembali di acara keluarganya.

Mereka menghiasi ruangan dengan pita-pita dan gambar hero favorit Andrew Superman!.

“Paman, gendong aku untuk menempelkan balo-balon” Andrew membawa balon di tanganya, Rowan dengan senang menggendongnya. Pesta akan di laksanakan saat sore hari, karena mereka masih memiliki waktu semua orang istirahat untuk saat ini.

Memegang cangkir kopi di tanganya, Rowan menatap ke arah kolam renang di halaman belakang dengan kabut tipis di hutan belakang rumah mereka.

......................

Hari itu, hari-hari yang sangat indah di masa remaja Rowan, Velma sangat dekat denganya. Rowan tumbuh di keluarga yang sangat harmonis kedua orang tuanya membesarkan mereka dengan sangat baik. Rowan mengambarkan kakaknya sebagai kakak yang sempurna.

Namun hari-hari penuh tawa itu berubah saat Velma berada di awal 20 tahunan, ia memiliki seorang kekasih keluarganya mendukung hubungan mereka. Bahkan velma sudah tinggal bersamanya dalam satu tahun kebelakang dan kini ia tengah mengandung semua orang sangat senang dengan berita itu.

Kekasih Velma pun telah melamarnya dan mereka akan menikah dalam waktu dekat saat kehamilan Velma lima bulan.

Pada hari yang gelap di tengah musim dingin, Velma kembali dengan air matanya yang menetes di kegelap semua orang terkejut saat itu. Rowan melihat kakaknya yang sangat ceria dan tenang berubah hari itu ia kembali dengan tangisan yang menyayat hati, kekasihnya berselingkuh di depan matanya dan membuang Velma begitu saja.

Benjamin tidak dapat menahan penderitaan yang dihadapi putri kesayanganya, ia mendatangi kekasih Velma perkelahian tak luput hari itu Rowan yang masih remaja untuk pertama kalinya melihat ayahnya berkelahi dengan seseorang.

Keadaan Velma memburuk setiap hari, ia mengurung dirinya di dalam kamar Daisy berusaha mendukungnya untuk kembali melanjutkan hidupnya dan kesehatan bayinya. Rowan pun berusaha mendukung kakaknya setiap pulang sekolah ia akan berbicara dengan kakaknya untuk menghiburnya.

Hari yang tak di duga datang, sore itu Rowan pulang seperti biasa ia segera berlari menuju kamar kakanya namun kamar itu kosong, ia mencari ke dalam kamar mandi dan lemari kosong. Dengan cemas memanggilnya dan mencarinya di dalam rumah hingga ia melihat pinggiran kolam yang basah.

Segera berlari ke arah kolam, di dasar kolam kakaknya tenggelam dan air mulai berubah warna menjadi merah. Rowan sangat ketakutan melihatnya ia segera melompat ke dalam kolam menarik kakaknya keluar kolam dan berteriak minta tolong berharap seseorang datang dan membantunya.

Daisy yang kembali mendengar suara ketakutan putra segera berlari ke kolam melihat pemandangan yang mengerikan, jantungnya terasa berhenti sesaat dengan ketakutan turun ke kolam membantu membawa Velma yang sudah tak sadarkan diri dengan kondisi hamil besar.

Tetangga yang mendengar kekacuan itu melompati pagar membantu mereka dan menghubungi Benjamin, tak lama pertolongan datang serta Benjamin. Mereka segera membawa Velma menuju rumah sakit, di dalam mobil Rowan menatap pakaiannya yang sudah tercampur warna merah muda.

Hari itu ia berjanji pada dirinya untuk menjaga kesetian dan kejujuran di hatinya.

Di rumah sakit kabar buruk datang pada keluarga kecil itu, bayi dalam kandungan Velma tidak dapat di selamatkan namun kondisi Velma dapat bertahan.

......................

“Rowan”

“Rowan?”

“Kau baik-baik saja?” Velma menepuk pundak adiknya yang nampak murung melihat ke luar pintu kaca.

“Aku baik-baik saja” Rowan tersadar dan melihat pada kakaknya yang kini

ada di sampingnya.

...----------------...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!