Tak
Tak
Tak
Suara hills menggema di lorong apartemen mewah di kota tersebut, gadis cantik nan seksi dengan make-up tebalnya berjalan ceria memasuki apartemen tunangannya, apartemen yang ia beli untuk tunangannya jadi ia bebas keluar masuk sesukanya, ia ingin memberikan tunangannya itu kejutan, ia berpura-pura ada acara di kampusnya, sehingga ia tidak bisa menemui tunangannya itu , yang katanya sedikit tidak enak badan, sehingga tidak masuk kerja, padahal itu hanya alasan dirinya, agar bisa memberi kejutan di hari anniversary ke dua tahun mereka berpacaran.
Ia melihat keadaan apartemen yang sepi, tidak ada orang satupun, lalu ia menyusuri semua tempat tapi tidak ada batang hidung tunangannya itu.
" di mana kak Tomi ya !" gumam Maura pelan.
Kemudian ia berjalan menuju ke kamar tunangannya. Tetapi semakin mendekat, semakin terdengar suara-suara erotis dari dalam,
Ia memegangi dadanya yang berdebar kencang mendengar suara itu, ia sudah dewasa jadi sudah tahu suara apa itu.
Tes
Tes
Tes
Maura meneteskan air matanya saat baru menginjakan kakinya di depan kamar tunangannya , mereka akan melaksanakan pernikahannya beberapa hari lagi, tapi apa ini, ia mendengar suara-suara yang membuat telinganya sakit, suara desahan-desahan seorang wanita yang begitu ia kenal,ia melangkah pelan, dan membuka pintunya sedikit, yang ternyata tidak di kunci,
Deg
Ia melihat tunangannya sedang bergumul dengan adik kandungnya Nina.
Maura mengusap air matanya, dan mengambil ponsel nya, dengan tangan gemetar ia memegang ponselnya kuat-kuat untuk merekam binatang di dalam sana, apa namanya kalau bukan binatang, berhubungan Tanpa menikah , sungguh sangat menjijikan. Hanya beberapa menit ia merekam, lalu mematikan vidio tersebut, kemudian tubuhnya luruh ke lantai, lantai yang terasa dingin , tidak membuat hatinya membeku, kini di dalamnya ada kobaran api yang siap meledak kapanpun.
menunggu dua binatang itu selesai, dan menunggu apa lagi yang akan terjadi, ia tetap bertahan, bertahan dengan duduk beralas lantai yang dingin tapi berasa terbakar. Apartemen pemberiannya untuk sang kekasih. Sungguh hatinya benar-benar kacau saat ini.
Rasa sakit yang ia dapatkan hari ini, sudah cukup, laki-laki yang ia banggakan, yang selalu menjaga harga dirinya, tak berani menyentuh selain berpegangan tangan, tapi apa kini, dia malah melakukan hal yang menjijikan dengan adik kandungnya sendiri. Sungguh sangat menjijikan bukan,
Setelah tidak mendengar suara-suara laknat itu, Maura kembali mendengarkan percakapan mereka. Ia mengusap air matanya kembali yang tidak mau berhenti, kemudian menutup mulutnya sendiri menggunakan satu tangan, karena tangan yang satunya untuk memegang ponsel.
" baby, kamu begitu luar biasa, aku semakin tergila-gila kepadamu" ucap pria tersebut yang bernama Tomi setelah selesai sesi percintaan mereka.
" tentu saja,... honey, tapi kenapa kamu malah mau menikah dengan kakakku?" ucapnya cemberut. Dan membuat Tomi gemas, ia mengelus wajah kekasih gelapnya dengan sayang.
" tenang saja baby, nanti setelah kami menikah, aku tidak akan pernah menyentuhnya, lihat penampilannya saja sudah menjijikan, wajahnya yang menor, pakaian nya yang terlalu terbuka, aku tidak yakin kalau dia masih suci lagi, pasti sudah banyak lelaki yang menyentuhnya, apalagi dengan hobi mabuk-mabukan, serta selalu bersenang-senang di club malam, tidak seperti mu baby, lembut , dan saat aku menyentuh mu, kamu masih suci " kata Tomi begitu jujur, membuat Nina terbang melayang, sedangkan di luar kamar tersebut, dada Maura terasa sakit, sangat sakit, ia memegangi dadanya yang terasa sesak. bagai di hantam batu yang sangat besar.Suara tangis yang tertahan, tetapi ia harus kuat, demi mendengar apa yang sebenarnya terjadi, kini ponselnya ia gunakan untuk merekam percakapan mereka,
padahal adiknya itu yang meminta dia berpenampilan seperti itu, karena kata nina, Tomi sangat menyukai wanita yang berpenampilan sexy juga makeup tebal .
Tomi dan Nina cukup dekat, Maura mengira Tomi menganggap Nina sebagai adiknya , jadi selama ini ia, tidak mempermasalahkan kedekatan mereka. Namun dugaannya salah, ternyata adiknya itu musuh dalam selimut.
perhatian dan kasih sayangnya hanya sebuah kedok, padahal Maura sangat menyayangi adik satu-satunya itu dengan tulus, selalu memberikan apapun yang adiknya inginkan.
Maura mengepalkan tangannya kuat-kuat, ia ingin membunuh mereka berdua, tapi untuk apa, dirinya tidak akan pernah puas.
Ia mengusap air matanya yang lagi-lagi menetes, sungguh malang nasibnya, orang tuanya selalu memanjakan dirinya, ia berbuat apa saja tidak pernah di marahin, sering membuli temannya di kampus, orang tuanya mendukung, malah kata orang tuanya, jadi wanita jangan mau di tindas , kalau tidak suka ya buang, saat dirinya foya-foya , pergi ke club malam, mabuk, bahkan orang tuanya tak melarang. Orang tuanya begitu me manjakan diri nya, beda dengan adiknya Nina, memakai pakaian sexy tidak boleh, tidak boleh keluar malam, kalau nina harus bersikap santun, lembut dengan semua orang, beda dengan dirinya ia selalu melakukan apa saja yang dia inginkan, semua orang membenci sikapnya yang suka bertindak seenaknya. Keluarga besarnya menjauhi dirinya, tetapi orang tuanya selalu mendukung nya.
" terimakasih honey, aku sangat mencintaimu." ucap Nina begitu manja.
" aku juga mencintaimu baby, setelah aku menikahinya, aku akan menguasai hartanya dan kita akan hidup bahagia, " ucap Tomi menenangkan kekasih gelapnya.
" iya honey, orang tua ku juga sudah muak berpura-pura baik padanya" kata nina yang membuat Maura terkejut.
" apa maksud orang tuanya muak dengan ku ....?" Maura berpikir keras mendengar kata-kata Nina.
Deg.....
"Jangan-jangan, selama ini yang aku anggap sebagai orang tua kandungku ternyata bukan." gumam Maura dalam hati.
Maura semakin mengembangkan genggamannya sampai kuku-kuku cantiknya menancap ke telapak tangannya hingga mengeluarkan darah, tetapi bagi Maura tidak ada apa-apanya, ketimbang sakit di hatinya.
kini pikirannya semakin kacau... Benar-benar ingin meledak, kenyataan yang begitu pahit, menghujam jantungnya bertubi-tubi. penghianatan, kebohongan, ambisi melebur menjadi satu menghantam dinding yang begitu kokoh, sehingga membuatnya retak, bahkan hancur seketika.
" kita lanjutkan lagi baby, aku belum puas kalau hanya sekali" kata-kata Tomi membuat Maura ingin muntah, sungguh sangat menjijikan.
Ia sudah mempunyai banyak bukti, kemudian ia berdiri dengan wajah gelapnya, penuh dendam dan amarah. Wajah yang biasanya ceria kini berubah menjadi dingin. Melangkah dengan mantap meninggalkan tempat laknat tersebut.
Langkah yang terasa berat, memikul beban seorang diri, ternyata di dunia ini dirinya benar-benar sendirian.orang tua yang ia anggap dewa penolongnya, ternyata hanya sandiwara.
ia memasuki mobil mewahnya dengan menutup pintu mobilnya sangat kencang, mengendarai mobilnya dengan begitu cepat, sampai di tempat sepi , ia menghentikan mobilnya,
Ia keluar dari mobil tersebut, dan menghadap ke danau yang tidak ada orang satupun.
ia keluarkan tangisannya yang begitu menyesakkan, tangisannya menjadi-jadi, semua sakit yang ada di hatinya, ia keluarkan lewat air mata.
ia berharap, ini terakhir kalinya ia menangisi orang-orang jahat seperti mereka.
" hiks hiks hiks, Kenapa hidup ku hancur seperti ini, ini tidak adil...."
Maura berteriak menahan sesak di dadanya...
air matanya begitu deras... keluar tanpa henti.
Maura menangis dengan kesendiriannya, sampai malam ia terus termenung, mengingat kejadian-kejadian yang ia lalui, tidak ada orang disana, hanya ada dirinya seorang di temani angin malam yang dingin, air tenang di depannya tak membuat sedikitpun hatinya menghangat.
Tak lama kemudian muncullah beberapa pengendara motor datang mendekat. Suasana yang remang-remang tidak membuat Maura melihat lebih jelas, apalagi ia mengandalkan lampu jalan juga cahaya bulan yang tertutup oleh awan, untuk memperjelas penglihatan nya, ia Hanya diam matanya tetap fokus melihat cahaya motor yang semakin mendekat ke arahnya.tidak ada rasa takut sedikitpun seandainya orang-orang itu akan berniat jahat, toh bila ia mati pun tidak akan ada yang kehilangannya.
ciiiiiiit.
Suara motor berhenti tepat di depan mobilnya, Maura hanya melirik nya acuh.
Ternyata ada tiga buah motor yang berhenti di sana, masing-masing ada dua orang. Jadi total ada enam orang.
" nona sedang apa anda malam-malam sendirian di sini...?" tanya laki-laki berbadan besar penuh minat, apalagi pakaian yang Maura kenakan sangatlah seksi.
Meski wajah maura sedikit menyeramkan karena make up yang ia hapus asal dengan tangan nya saat menangis tadi jadi belepotan, kantong matanya menghitam akibat maskara yang bercampur air mata di usap asal dengan tangan, serta bibir merah merona yang biasa ia tampilkan kini belepotan seperti sehabis makan bayi, tetapi melihat tubuh seksi itu membuat orang-orang itu tidak mempermasalahkan wajahnya apalagi wajah maura tidak terlihat, sedari tadi ia menunduk. Hanya terlihat rambut lurus menutupi wajahnya.
Maura tidak menjawab pertanyaan orang tersebut, rasanya sangat malas.
" sombong sekali anda nona!" ucap seorang temannya dengan suara meninggi yang tidak mendapat respon apa-apa dari maura.
" pergilah kalian dari sini, jangan menggangguku yang lagi sedih..." kata Maura pelan , membuat orang-orang itu merinding, suaranya terkesan dingin, aura di sekelilingnya membuat nyali mereka menciut, apalagi tidak jauh dari tempat itu ada pemakaman yang terkenal angker.
Orang-orang itu saling lirik, mereka adalah sekelompok preman yang biasa berkeliaran di dekat danau.
"No -na , cepat berikan kunci mobilnya.atau akan kami perkosa...!" ancam si preman tersebut, tangannya menengadah menunggu kuncinya di berikan.
Maura tertawa " hi hi hi , kalian menginginkan mobil itu, silahkan bawa saja, aku tidak perduli" jawab Maura masih dengan tertunduk, karena dia sedang malas melihat orang.
Deg....
Mendengar suara Maura tertawa membuat mereka semakin merinding, bulu kuduknya berdiri, bahkan ada yang mengusap tengkuknya sendiri karena seperti ada yang meniup, apalagi dengan senang hati Maura akan memberikan kunci mobilnya.
" si_ sini, be _ berikan..." orang itu menjadi gagap.
Maura mengambil kuncinya yang ia gantung di lehernya, mengangkat tinggi-tinggi kunci itu dan mendongak,lalu... tertawa.
" ini... kuncinya, hi hi hi...!
" se SE setaaaan " teriak preman tersebut lari terbirit-birit dengan meninggalkan motornya,..
Maura menaikkan alisnya sebelah, " setan, mana setan... Ia melihat ke sekelilingnya tidak ada apa-apa, hanya ada banyak pohon di tepi danau, yang berbatasan dengan jalan raya...
" kalian kali yang setan " gumamnya pelan.
lumayan dengan kedatangan orang-orang tersebut membuat hatinya sedikit menghangat, kemudian Maura kembali lagi ke mobilnya, ia tidak sengaja melihat wajahnya sendiri pada cermin spion tengah.
Dirinya terbelalak melihat wajah sendiri.
" jelek sekali wajahku ini, pantas saja mereka lari, pasti mengira aku ini setan ..." gumamnya pelan , lalu terkekeh dan menggelengkan kepalanya lucu , lalu ia mengambil tas makeup nya yang selalu ia bawa ke mana saja. agar penampilannya selalu terjaga. Maura mau ngambil kapas lalu cairan pembersih wajah, ia mengambil cairan tersebut lalu membersihkan wajahnya sampai benar-benar bersih.
dia tersenyum setelah melihat wajah alaminya sendiri"ternyata wajahku sangat cantik, kalau seperti ini... Tanpa makeup sedikit pun, pantas saja di kampus banyak yang memandangku remeh, penampilanku sudah seperti PE****r , dengan make up tebal juga pakaian terlalu seksi.
Huft ... Maura mendesah panjang
" bo**h nya aku" Maura memukul-mukul kepalanya sendiri.
" siall " Ia memukul-mukul setirnya tidak terlalu keras, karena dia takut sakit.
" awas saja kalian, aku akan membalas kalian satu-persatu, aku tidak boleh mati sebelum melihat kalian hancur."
Kata-kata Nina juga Tomi masih terngiang-ngiang di kepalanya, membuat rasa cinta kepada tunangannya itu lenyap seketika, berubah menjadi benci juga jijik.
Maura adalah seorang mahasiswi di jurusan manajemen bisnis, saat ini usianya menginjak 22 tahun dan kuliah Sudah semester akhir, tepat di usianya yang ke 22 tahun seminggu lagi, dia akan menikah dengan tunangannya.
"apa maksud Mama dan papa memintaku menikah di usia 22 tahun ya, walaupun awalnya aku senang karena bisa menikah dengan pria yang aku cintai, tetapi kali ini aku tidak bisa, karena aku sudah sangat membenci pria itu bahkan menyebut namaNya saja aku sangat jijik." gumam Maura pelan.
"aku harus pura-pura tidak tahu, dan mencari bukti-bukti, apa yang membuat mereka kekeuh ingin menikahkan aku dengan dia di umurku yang ke-22 tahun, "
"memikirkan semua itu membuat kepalaku sangat pusing...".
Kruyuk kruyuk.
suara cacing di perut Maura sudah berdemo ingin meminta makanan, karena memang sedari siang belum ada makanan yang masuk ke dalam perut Maura.
" maafkan aku ya perut , gara-gara pria brengsek itu kamu jadi korban, Ayo kita cari tempat yang menjual makanan enak, aku akan memuaskan mu"kata Maura mengelus perutnya sendiri.
Lalu Maura mengemudikan mobilnya dengan santai, dan meninggalkan tiga motor yang masih tergeletak ditinggal oleh pemiliknya.
Maura menyusuri jalan di pinggiran danau tersebut, namun nihil tidak ada orang yang menjual apapun di sana, kemudian dia membelokkan mobilnya ke jalan Raya, untuk keluar dari area danau tersebut.
Matanya menelisik jalanan yang biasa ia lalui setiap harinya.dia melihat restoran yang cukup viral akhir-akhir ini, restoran yang baru berdiri satu tahun terakhir tetapi sangat ramai, juga cabangnya di mana-mana, bahkan ada yang di Amerika Eropa dan Australia restoran ini hanya menyajikan makanan-makanan luar negeri yang harganya bisa menguras kantong, tetapi bagi Maura tidak seberapa.
asal rasanya enak juga membuat perutnya kenyang. kemudian Maura memarkirkan mobilnya di tempat parkir yang tersedia di depan restoran tersebut. Ia membetulkan penampilannya dan mengambil jaket yang panjang bawahannya menutupi paha mulusnya, dan sudah tersedia di dalam mobilnya. agar penampilannya tidak terlalu seksi, ia memakai jaket tersebut dan menutup resletingnya sampai ke atas ia memakai kacamata hitam untuk menutupi matanya yang sembab, setelah penampilannya cukup baik, barulah ia keluar dari mobilnya dengan membawa tas kecil yang sangat mahal itu.
Ia masuk, mencari tempat yang tidak terlalu ramai, tetapi bisa melihat jalanan. Dan matanya tertuju pada sebelah pojok, yang tidak ada orang disitu. Ia melangkah mendekati kursi tersebut, dan duduk dengan nyaman...
Tak lama kemudian, sang pelayan datang menghampirinya, untuk mencatat pesanannya.
" silahkan nona, anda mau pesan apa...?" pelayan itu memberikan daftar menu kepada Maura.
Dengan suara lembutnya, Maura menyebutkan apa yang dia inginkan.
" terimakasih nona, silahkan di tunggu sebentar, pesanan Anda akan segera kami siapkan" ucap pelayan tersebut dengan ramah lalu pergi meninggalkan Maura seorang diri.
Dia tertawa pada dirinya sendiri " ternyata aku bisa juga berbicara lembut dengan kalangan bawah" Maura baru menyadari kalau kehidupannya yang dulu sering menyakiti semua orang, dia akan merendahkan orang lain yang jabatannya rendah apalagi jauh dari dirinya.
Maura makan dengan santai di dalam restoran tersebut, Maura meletakkan kacamata hitamnya lalu meletakkannya di atas meja di samping tas kecilnya. mata sebabnya gini sangat terlihat. maura mengedarkan pandangannya ke depan restoran karena, restoran tersebut memiliki kaca yang transparan sehingga bisa melihat ke arah luar dengan sangat jelas...
saat asik-asik yang sedang makan, tiba-tiba suara ponselnya berbunyi, Maura mengambil ponsel tersebut dari tas kecilnya, dan melihat siapa nama penelpon nya, ternyata dari pria menjijikan itu.
Maura mematikan ponselnya karena dia tidak mau saat makannya terganggu. Apalagi dengan bajingan seperti dirinya, cukup sudah selama ini Maura bodoh, rela melakukan apa saja demi laki-laki yang pura-pura baik dan perhatian itu. Ia menggelengkan kepalanya setelah mematikan ponselnya itu, dan kebetulan dia hampir kehabisan daya, tapi malas kalau mau nge-charge, akhirnya Maura memasukkan lagi ponselnya ke dalam tas kecilnya.
***
sedangkan di sana seorang laki-laki mengeram marah, karena sudah repot-repot membawa bunga ke rumah Maura tetapi Maura nya tidak ada di rumah.
Ya Tomi ingin memberi kejutan kepada tunangannya itu, karena dia tahu kalau hari ini merupakan hari spesial bagi mereka berdua.
"kurang ajar si Maura, bisa-bisanya dia mematikan teleponku, biasanya setiap saat dia selalu menggangguku, menghubungiku tidak mengenal waktu"
Tomi marah lalu melemparkan bunganya di tempat sampah.
Tak
Tak
Tak
suara hells menggema di rumah mewah tersebut, seorang wanita cantik keluar dari rumahnya. Dan bergelayut manja di lengan Tomi.
" hai honey , Kenapa mukanya kusut seperti itu, tadi siang sangat cerah?" tanya Nina kepada kekasih gelapnya itu. Dan mengelus lembut wajahnya.
Dan seketika rasa kesalnya hilang setelah melihat kekasihnya itu
"kakakmu itu kurang ajar, berani-beraninya dia mematikan panggilanku, dan sekarang tidak dapat dihubungi" geram Tomi ,
Nina tersenyum melihat kekasihnya itu marah dengan kakaknya, "biasalah, malam-malam begini pasti dia sedang bersenang-senang"
Nina Memeluk leher kekasihnya itu, " tidak perlu di pikirkan, lebih baik kita ke kamar saja melanjutkan yang tadi siang, karena sepertinya dia tidak akan pulang seperti malam-malam biasanya yang jarang sekali tidur di rumah."
Tomi mengangguk setuju, kemudian dia menggendong kekasihnya itu untuk membawanya ke kamar, semua pembantu yang ada di rumah itu tidak ada yang berani menegurnya, karena mulut mereka sudah dikunci dengan uang, agar tidak mengatakan yang sebenarnya kepada Maura.
Padahal mereka kasian melihat nona mudanya di manfaatkan, walaupun nona mudanya itu selalu bersikap kasar dengan para pembantu, tetapi orangnya royal, suka memberi makanan enak, meski cara memberikannnya tidak sopan.
***
Sedangkan saat ini, Maura sedang menikmati makanannya yang begitu lezat, " pantas saja harganya lumayan, enak sekali makanannya"
gumamnya pelan.dan menghabiskan makanannya tanpa sisa.
Setelah lama menikmati suasana restoran, Maura memutuskan untuk pulang saja, karena dia malas mau kemana-mana . Maura melangkah dengan lesu tidak ada semangat hidup di sana, kehidupan yang ia alami selama ini tidak membuatnya bahagia, Maura menatap mobil kesayangannya yang selalu membawa dirinya kemana saja, ia belum mengaktifkan kembali ponselnya karena malas, banyak pesan yang yang ia sematkan dari teman-temannya yang mengajaknya ke club.
Maura membuka pintu mobilnya pelan, dan duduk di kursi kemudi, tak lupa menutup pintunya kembali, setelah sabuk pengamannya terpasang dengan benar, ia mengemudikan mobilnya dengan pelan.meninggalkan pelataran restauran tersebut.
Duar....
suara petir menyambar membuat dirinya terkejut, dan tak lama kemudian hujan turun begitu lebatnya,
" bagaimana ini, ....aku takut" Maura mengemudikan lebih pelan lagi, karena jarak pandang yang tidak terlalu jelas, apalagi jalanannya licin dan tiba-tiba mobilnya berhenti mendadak.
" kenapa mobilnya ini..." Maura mencoba menghidupkan kembali mobilnya tetapi tidak bisa, ia mengedarkan pandangannya dan ternyata jalanannya sangat sepi, tadi Maura lewat jalan pintas agar lebih cepat sampai ke rumah, tetapi malah tiba-tiba mobilnya mogok. Jalanan yang sepi , tidak ada rumah ataupun warung, apalagi penginapan.karena memang ini adalah jalan alternatif .
Suara rintik hujan semakin terdengar lebih jelas, seakan-akan mengejek dirinya yang tengah sendirian di tengah derasnya hujan.sudah tengah malam tetapi tidak ada satupun kendaraan yang melintas, tubuhnya mulai menggigil. Nyaris membeku.karena kedinginan, tiba-tiba ada sorot lampu yang menyilaukan matanya, ia memperhatikannya sampai mendekat, dan ternyata itu adalah sebuah motor,
Motor itu berhenti di depan mobilnya dengan lampu masih tetap menyala, dan turunlah seorang berbadan tinggi juga gagah, memakai jaket jeans juga celana jeans sobek-sobek, masih lengkap dengan helmnya, tubuhnya basah kuyup dan berjalan mendekat. Ke arah mobil Maura, setelah sampai di depan pintu mobilnya, orang itu mengetuk pelan kaca mobil Maura,
Tok tok tok ....
Maura takut, jadi dia tidak berani membuka kaca mobilnya, tetapi orang itu terus mengetuk kaca mobilnya. Membuat Maura semakin takut saja,
Tak lama kemudian laki-laki itu membuka helmnya, dan mengulangi lagi mengetuk kaca mobilnya,
Maura melihat seksama wajah laki-laki tersebut, rambut gondrong kumis juga berjambang, sangat macho menurutnya, apalagi wajahnya yang terlihat tampan,
Seperti tersihir oleh pemandangan di depannya, ia menurunkan kaca jendela mobilnya...
" wah ternyata anda seorang wanita rupanya!" kenapa berhenti di tempat sepi seperti ini, ini sangat berbahaya nona!"ujar laki-laki tersebut.
"tampan, gagah, suaranya terdengar Lembut, berat, juga seksi " kesan pertama yang Maura lihat dari laki-laki di depannya.
" hei, nona ... Kenapa anda siam saja...?" tanya laki-laki tersebut yang melihat Maura terbengong.
Maura tersentak mendengar suara laki-laki itu yang sedikit meninggi.
" eh , iya tuan , maaf. Mobil saja mogok, Saya tidak tahu harus berbuat apa sedangkan saya takut petir hujannya juga sangat deras, jadi saya memilih untuk berdiam diri di dalam mobil" kata Maura tersenyum.
" anda bisa menelpon taksi untuk anda pulang " kata laki-laki tersebut.
" saya tidak kepikiran tuan" ucap Maura dan dia mengambil ponselnya yang berada di tas.
ia menghidupkan ponselnya kembali tetapi nihil ternyata ponselnya itu kehabisan daya,
"Tuan ponselku mati, bolehkah saya pinjam ponsel Anda...?" tanya Maura lembut, matanya fokus menatap laki-laki di depannya tersebut, sampai membuat laki-laki tersebut risih.
" cantik sih, tetapi terlalu terbuka" gumam laki-laki itu dalam hati, karena tidak sengaja melihat belahan dada rendah wanita tersebut, padahal sudah memakai jaket.
Laki-laki tersebut merogoh kantongnya, dan terkejut ponselnya tidak ada, dia merogoh semua kantong yang ada di celana juga jaketnya tetapi tidak ada.
" sepertinya tertinggal di restauran" gumamnya pelan.
Dan Maura menyadari itu.
" ada apa tuan...?" tanya Maura dengan nada lembut.
" maaf nona, sepertinya ponselku tertinggal " kata laki-laki tersebut tidak enak,
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!