NovelToon NovelToon

Inara & Juanda

1. Memohon Diajarin Inara

"Ya Allah apa yang harus anda lakukan ya supaya Juanda anak hamba bisa dapat dinilai yang terbaik Mama nggak mau kalau misalkan dia tinggal kelas atau misalkan diucapkan oleh hal-hal yang gak nyaman oleh teman-teman dia Ya Allah? Tolong berikan petunjuk kepada hamba agar hamba bisa memberikan jalan keluar kepada anak hamba." Mama benar-benar meneteskan air mata di sajadahnya pengen banget Juanda berubah menjadi orang yang jauh lebih baik apalagi ini untuk masa depannya.

Dan mama merasa yakin ini masih belum terlambat masih ada langkah demi langkah untuk bisa mewujudkan ini semua jadi nggak usah ngerasa takut atau kayak gimana.

Mama merasa bingung banget apa yang harus dia lakukan karena sang anak sampai detik ini selalu aja mendapatkan teguran dari guru-guru yang ada di kantor, dan mama pun merasa bingung banget apa yang harus beliau lakukan karena sudah berbagai cara untuk merubah sisi nggak baik dari Juanda tapi susah banget.

Apalagi seperti yang ia tahu beberapa waktu ke belakang ini mama merasakan kalau misalkan Juanda harus mendapatkan bantuan dari salah satu orang yang bisa merubah sikap dan pelajaran Juanda menjadi lebih baik dari yang kemarin-kemarin.

Mama segeralah menghubungi Robert jadi Robert itu adalah sahabat dari Juanda yang tahu banget lika-liku Juanda di sekolah itu kayak gimana, dan disuruhlah untuk datang ke rumah tanpa sepengetahuan Juanda.

Robert merasa bingung banget sih tiba-tiba aja di mohon oleh mamanya Juanda seperti itu rasa-rasanya merasa takut banget kalau misalkan Juanda bakalan ngerasa marah atau ngerasa bingung.

"Tante mohon ya sama kamu untuk bisa bantuin Tante, Tante tuh nggak mau banget kalau misalkan anak Tante tuh cuma gara-gara anak orang kaya terus dipandang sebelah mata tante tuh pengen banget kalau misalnya dia tuh pinter di sekolah berprestasi. Kira-kira kamu tahu nggak temen atau siapanya gitu yang bisa bantuin dia untuk bisa dapetin nilai yang bagus?"

Robert pun berpikir siapa ya kira-kira yang bisa ngebantuin Juanda? Karena ia merasa kalau misalkan sangat susah banget untuk cari orang yang bisa ngajarin Juanda soalnya susah banget dengan pemikiran-pemikiran yang kadang susah bikin untuk tenang atau kayak gimana.

Mama Juanda pun langsung memegang tangan nggak usah ngerasa takut atau kayak gimana yang paling penting itu adalah bantuin aja terlebih dahulu untuk bisa ngebantuin dan yang paling penting itu adalah bagaimana caranya kita bisa merubah Juanda menjadi sosok yang jauh lebih pintar nggak cuma sekedar dipandang oleh orang-orang kalau dia anak orang kaya doang.

Robert menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal sama sekali dan ia pun merasa nggak tahu juga sih mungkin ia nanti bakalan memberitahu kepada mamanya Juanda kalau ada ketemu orang yang bisa ngebantuin Juanda untuk bisa pintar dan lebih baik dari sebelumnya.

Tiba-tiba saja Robert teringat dengan satu nama. Mungkin orang ini bisa ngebantuin dan dia adalah orang yang pintar di kelas tapi kalau misalkan dilihat dia sangat introvert atau susah untuk berbaur kepada siapapun tapi pada intinya orangnya baik. "Tapi aku nggak tahu juga sih apakah orang ini bakalan mau atau enggak ya mudah-mudahan aja dia mau ya soalnya gimana ya dia itu tipe kalau orang yang sangat soft spoken dan santai aja jadi aku juga ngerasa bingung harus ngapain. Ya mudah-mudahan aja nanti aku coba terlebih dahulu deh buat ngomong langsung sama dia!"

"Ya udah kalau misalkan dia bisa datang ke sini dan bisa ngajarin Juanda yang nggak kenapa-napa juga, walaupun mungkin dia teman sekelas atau kayak gimana yang paling penting bisa bikin Juanda pintar dan dapatin peringkat kan kamu tahu sendiri tahun ini kan udah kelas 12, masa dia nilainya nggak bagus sih bisa bikinnya nanti dia tidak lulus sekolah?"

Robert tidak berjanji tapi ia akan memberitahu Inara untuk datang ke rumahnya Juanda agar bisa ngobrol langsung dengan mamanya Juanda ke depannya nanti kayak gimana.

Mamanya Juanda pun berpesan kepada robot untuk tidak menceritakan hal ini kepada Juanda karena takutnya nanti Juanda bakalan menolak dan bakalan nggak mau sama sekali.

***

Ketika berada di mobil Inara pun menanyakan kepada Robert kenapa tiba-tiba aja malah disuruh datang ke rumahnya Juanda? Karena selama ini nggak ada urusan apa-apa dan nggak ada sesuatu hal yang gimana-gimana Robert pun tidak menceritakan seperti permintaan dari mamanya Juanda.

Rumah yang begitu sangat besar dan megah membuat Inara merasa suka dan merasa nyaman tapi ya tetap aja yang nyaman itu adalah rumah sendiri.

Inara dipersilakan untuk masuk ke dalam dan mamanya begitu sangat ramah masih sangat terlihat muda dan masih kelihatan modis ya wajarlah namanya juga orang kaya pasti memperhatikan penampilan mereka berbeda bang kalau misalkan bukan dari kalangan orang kaya.

"Kamu temannya Juanda ya? Salam kenal ya Tante ini adalah mamanya Juanda."

"Oya Tante aku tahu kok dan Robert udah bilang sama aku kalau misalkan Tante itu adalah mamanya Juanda, kalau boleh tahu ada apa ya jangan takut tiba-tiba aja aku disuruh datang ke sini?"

Mamanya Juanda langsung menarik nafas mengatakan kalau misalkan anaknya itu butuh pendamping dalam artian yang bisa ngajarin dia untuk belajar, karena Juanda kan udah kelas 12 jadi nggak mau kalau misalkan nggak lulus sekolah atau cuma gara-gara masalah kenakalan remajanya doang.

"Aduh gimana ya Tante aku juga bukan tipe kalau orang yang sangat pintar atau kayak gimana di kelas, aku ya belajar ya atas dasar diri aku sendiri aku juga tidak merasa pintar jadi aku kayaknya nggak bisa deh ngajarin Juanda untuk belajar! lagi pula dia tuh pada dasarnya pintar kok cuma agak males aja dalam belajar!'

Inara terkejut banget tiba-tiba aja disuruh datang ke rumahnya Juanda dan tiba-tiba aja malah disuruh ngajar oleh mamanya Juanda buat Juanda dan ia pun merasa bingung nggak mau lagi untuk berurusan dengan Juanda karena waktu itu pernah dijailin sama Juanda dan hampir saja menangis.

Dari banyaknya teman-teman yang pintar di sekolah kenapa harus Inara yang disuruh untuk datang ke sini? Seharusnya mereka-mereka aja nggak usah Inara karena ia merasa kalau misalkan bukan perempuan yang pintar juga atau bukan anak yang pintar juga di sekolah masih juga kok remedial cuman jarang.

"Tante mohon ya sama kamu pokoknya berapapun kamu minta bakalan Tante bayar kok, dan Tante juga bakalan melakukan segala sesuatu hal supaya anak anda tuh pintar kamu tahu sendiri kan kalau misalkan kelas 12 tuh kayak gimana?"

Di sisi lain Inara juga membutuhkan uang yang cukup lumayan karena sang adik ibaratnya bentar lagi bakalan masuk SMP yang membutuhkan banyak uang sedangkan orang tua kerjanya tidak menetap jadi mau nggak mau harus membantu juga dalam perekonomian.

"Em ini aja kamu pikir-pikir terlebih dahulu ya pokoknya ini adalah kartu nama Tante kalau ada apa-apa kamu tinggal hubungi aja dan kalau udah siap kamu tinggal datang ke sini untuk ngajar Juanda ya?"

Tak berapa lama kemudian minuman pun ditaruh di atas meja dan menara pun meminum minuman yang dibuatkan oleh asisten rumah tangga Juanda. "Kamu biasanya belajar sendiri atau les atau gimana?"

"Aku biasanya sih belajar sendiri Tante ya namanya juga bukan dari kalangan orang kaya jadi ya harus bisa mengetik untuk belajarnya untuk diri sendiri,"

"Assalamualaikum," ucap seseorang yang baru aja mengucapkan salam.

Bersambung...

Kira-kira siapa ya yang datang ke rumah dan tiba-tiba aja kenapa membuat Inara merasa kaget?

2. Menolak

Tak berapa lama kemudian minuman pun ditaruh di atas meja dan menara pun meminum minuman yang dibuatkan oleh asisten rumah tangga Juanda. "Kamu biasanya belajar sendiri atau les atau gimana?" ucap mama yang mencoba untuk menanyakan langsung tapi Inara berusaha semaksimal mungkin ngomong apa adanya nggak ada sesuatu hal yang dilebih-lebihkan dan nggak ada sesuatu hal yang terlalu dibesar-besarkan.

"Aku biasanya sih belajar sendiri Tante ya namanya juga bukan dari kalangan orang kaya jadi ya harus bisa mengetik untuk belajarnya untuk diri sendiri,"

Mama tersenyum sekali dengan apa yang diucapkan oleh Inara, walaupun mungkin dia adalah seumuran dengan Juanda tapi pemikirannya begitu sangat dewasa banget dari seusianya dan itu membuat mamanya Juanda merasa senang. Semakin besar dan menggebu-gebu pengen membuat Juanda pintar dengan Inara salah satu teman yang ada di kelas yang menurut Robert Dia adalah anak yang pintar.

"Assalamualaikum," ucap seseorang yang baru aja mengucapkan salam.

Mereka pun benar-benar merasa terkejut banget dan sama sekali nggak nyangka sih orang yang dibicarakan. Akhirnya datang juga membuat Inara merasa bingung banget apa yang harus ia lakukan.

"Ada apa nih kok tiba-tiba aja ada Inara sama Robert? Mah, kenapa tiba-tiba aja ada mereka di rumah kita? Coba jelasin dong aku sama sekali nggak paham nih coba dikasih pamit terlebih dahulu nih biar aku mengerti dan paham ada apa yang ikut tiba-tiba aja kayak begini?"

Mama mengatakan kalau misalkan Inara bakalan mengajarkannya selama kelas 12 ini karena ibaratnya udah mau lulus jadi harus mempersiapkan dengan cara secepat mungkin, kalau misalkan nggak ada persiapan nggak ada yang namanya pembelajarannya gimana mau lurus apalagi kelas 10 dan kelas 11 itu panjang banget dan udah sejauh ini.

Juanda merasa nggak suka banget dong tiba-tiba aja disuruh belajar dengan salah satu perempuan cupu yang ada di dalam kelas, dan ia pun langsung menolak mengatakan kalau misalkan gak mau dan bisa belajar sendiri kok tanpa harus ada bantuan orang lain.

"Hei kamu nggak boleh ngomong kayak begitu dong yang paling penting itu adalah dia mau ngajarin kamu, Mama bayar dia kok untuk kamu kamu nggak boleh dong kalau misalkan kayak begitu!"

Juanda menyalahkan Robert kenapa tiba-tiba aja ada di sini pasti ini akal-akalan Robert?

"Gak gue nggak tahu apa-apa nyokap lo yang nyuruh gue untuk datang ke sini untuk lo belajar katanya lo itu pelajarannya jauh banget, orang tua tuh sayang sama kita kalau misalkan kita nurut jadi lo nggak usah deh ngomong-ngomong kayak begitu kasihan tahu nggak sih nyokap lo pengen banget lulus dari sekolah!"

"Kalau misalkan Juanda nggak mau nggak masalah kok aku sama sekali nggak merasa terbebani juga dan aku juga nggak mau memaksakan siapapun yang pengen belajar sama aku," jawab Inara dengan sangat cepat dan ia pun nggak mau juga untuk memaksakan orang lain untuk belajar dengannya.

Tapi mamanya Juanda mengatakan tidak perlu ngerasa gentar dengan ucapan Juanda yang paling penting itu adalah ia sengaja untuk mengatakan hal ini ini demi kebaikan sang anak juga kalau misalkan terus-terusan santai ya bakalan nggak bisa untuk mengerjakan soal.

"Ya udah kalau gitu kita pulang dulu ya Tante nanti kasih tahu aku aja kalau misalkan jadi atau enggaknya," ucap dari Robert yang berpamitan langsung dan harus mengantarkan Inara untuk pulang ke rumah.

"Mah aku sama sekali bisa aja kok belajar sendiri tanpa harus bantuan orang lain,"

"Kamu jangan kepedean kayak begitu kamu harus dibantu sama Inara, kenapa sih kamu tuh nggak sadar-sadar aja kamu tuh udah kelas 12 kamu harus bisa belajar."

"Gak, aku nggak mau diajarin sama dia aku bisa kok belajar sendiri tanpa harus dibantu sama orang lain!"

Juanda tetap kekeh dengan pendiriannya pengen belajar sendiri aja tapi mama tetap gagah juga dengan pendiriannya kalau misalkan Juanda nggak bisa belajar sendiri dia harus dibantu oleh orang lain.

"Huh, itu anak kenapa sih susah banget untuk dikasih tahu seharusnya dia sadar dengan apa yang dia lakukan selama ini itu bakal merugikan dia sendiri untuk masa depan," batin mama dalam hati yang merasa turut prihatin dengan sang anak yang nggak mau ikut keinginannya itu.

Papah pun tak berapa lama datang mengucapkan salam. "Ya ampun kenapa wajahnya cemberut banget kayak begitu emang ada sesuatu hal yang aneh atau kayak gimana? Coba dong ceritain padahal papa baru aja bawa makanan kenapa wajahnya cemberut banget kayak begitu?"

Mama mengatakan kalau misalkan dirinya tuh pengen banget anaknya pintar anak semata wayangnya masa satu-satunya nggak ada yang berhasil di dalam dirinya Juanda sih beliau benar-benar pengen banget kalau misalkan anaknya itu sukses.

"Ya udah kalau misalkan anak kamu itu pengennya les ya udah les-in aja dia biar dia tuh bisa dapetin nilai yang terbaik apalagi dia kan udah kelas 12 enggak usah yang main-main ke sana ke sini lagi harus lebih belajar dan lebih giat apalagi udah lulus kan nanti dianya juga yang bakalan menyesal?"

"Makanya Mama tuh udah bilang juga sama dia kalau misalkan nggak boleh kayak begitu, dan Mama juga ngerasa kok bisa-bisanya sih dia itu kayak santai-santai aja seharusnya kan harus lebih bisa berpikir lagi."

"Nanti Papah yang bilang langsung deh sama dia mudah-mudahan aja dia bakalan mau tapi ayah itu anak harus dikasih paham terlebih dahulu sih pelan-pelan nggak boleh marah-marah juga, karena sifat basic itu emang keras jadi kita harus bisa mengerti perasaan dia kayak gimana!"

***

Inara menanyakan kepada mama apakah memperbolehkan untuk dirinya mengajar Juanda? Awalnya mama merasa bingung banget kenapa nih tiba-tiba aja Inara mengatakan hal seperti itu karena nggak tahu orang-orang atau teman-teman Inara di sekolah karena nggak pernah nanya juga.

"Ya kalau misalkan kamu mau juga nggak masalah sih,"

"Iya Mah, tapi aku ngerasa kasihan aja sama pembiayaan adik jadi gimana ya aku juga ngerasa bingung sih mau ambil atau enggak soalnya mamanya Juanda itu pengen banget anaknya itu pintar soalnya kan dia satu kelas sama aku ya biasalah namanya juga cowok kan jadi ibaratnya guanya masih tinggi banget!"

"Ya udah kamu ambil aja nggak usah terlalu banyak pikir yang paling penting uangnya itu bisa masuk adik kamu SMP, soalnya pembiayaan untuk masuk di SMP itu nggak ada."

Inara sebagai anak yang berbakti langsung mengiyakan apa yang diucapkan oleh mama. Inara menunjukkan kartu nama yang diberikan oleh mamanya Juanda tadi dan kalau misalkan ia mengiyakan ACC maka besok bakalan datang ke rumah Juanda untuk mengajar Juanda sebagai seorang guru walaupun mereka seumuran.

"Ya sudah kalau gitu kamu mandi deh pikir-pikir terlebih dahulu nanti gampang aja untuk iya atau enggaknya,"

Inara mengangguk dan tersenyum ia pun langsung berdiri menuju ke dalam kamar mengambil handuk karena tubuhnya begitu sangat nggak nyaman banget dan pengen cepet-cepet untuk mandi aja langsung.

"Apa aku langsung chat aja ya mamanya Juanda untuk langsung mengiyakan nanti besok jadi guru lesnya dia?"

Inara tampak ragu-ragu sih.

bersambung...

Kira-kira bakalan mengiyakan atau tidak ya jangan lupa untuk pantengin di bab selanjutnya!

3. Hem

Inara akhirnya langsung mengiyakan untuk mengajar Juanda dan ia pun sangat membutuhkan uang tersebut untuk kebutuhan dari sang adik yang bakalan masuk SMP.

Awalnya sih ngerasa males dan juga ngerasa gimana gitu tapi ini adalah kesempatan besar untuk mendapatkan uang dan kapan lagi ya udah terima terima aja.

Sebelum pembelajaran ia pun sengaja menunggu di ruang tamu terlebih dahulu ngobrol-ngobrol dengan mamanya Juanda, ternyata beliau begitu sangat ramah dan sangat welcome banget kepada orang seperti Inara yang baru aja dikenal.

Bahkan mamanya Juanda pun tidak seperti orang tua yang kaya pada umumnya yang ibaratnya sombong dan juga pilih-pilih beliau begitu sangat membaur banget apalagi banyak banget makanan di atas meja padahal baru aja datang dan disuruh makan.

Sekitar 15 menit akhirnya Juanda pun datang yang merasa kaget banget tiba-tiba aja Inara ada di depannya sedang asyik mengobrol dengan mama. "Kenapa bisa ada lo di sini? Gue sama sekali nggak suka ya kalau misalkan lo yang ngajarin gue buat belajar. Mah aku tuh sama sekali nggak suka ya kalau misalkan dipaksa-paksa nggak jelas kayak begini aku tuh bisa menentukan sendiri kan aku bilang sendiri waktu itu nggak suka yang namanya diatur-atur nggak jelas kayak begitu?"

"Juan, Mama kan udah pernah bilang sama kamu kamu itu sudah cukup 2 tahun tidak belajar yang serius sekarang ini kan sebentar lagi bakalan kelulusan masa kamu nggak mau sih mendapatkan nilai yang terbaik? Papah kan bilang tadi malam kamu harus mengikuti kan bukannya kamu membantah nggak jelas kayak begini? Ayo buruan kamu ganti baju biar belajar sama teman kamu!"

Juanda akhirnya melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar untuk mengganti pakaiannya, mamanya Juanda pun mengatakan kalau misalkan nggak usah ngerasa khawatir dengan tingkah laku Juanda karena pada dasarnya dia emang kayak begitu kok tapi hatinya baik.

Juanda sekarang sudah berada di samping Inara mereka sedekat ini ternyata parfum yang dipakai oleh Juanda begitu sangat melekat banget dan sampai-sampai membuat Inara bersin.

"Gue kasih tahu ya sama lo ya gue tuh sama sekali nggak suka diajak-ajarin kayak begini, lo juga nggak terlalu pinter banget kok di kelas jadi lo jangan sok-sokan ngajarin gue! Kalau bukan bokap gua yang meminta gue buat belajar gue nggak bakalan belajar kayak begini tahu nggak sih!"

"Aku juga nggak tahu kenapa tiba-tiba aja mama kamu nyuruh untuk aku ngajarin kamu, aku juga nggak ada keinginan buat ngajarin kamu kok soalnya kamu tahu sendiri kan kamu itu tipikal orang yang susah untuk dikasih tahu."

Inara segera langsung saja membuka buku-buku yang bakalan dipelajari hari ini, Juanda tuh tipe ke orang sangat suka banget yang namanya belajar karena menurutnya belajar itu bukan sesuatu hal yang menyenangkan bahkan membuatnya bete.

Kalau disuruh buat jalan-jalan atau happy-happy ya lebih memilih untuk happy-happy bukan sesuatu hal yang kayak begini yang malah membuat nggak nyaman.

Pelajaran hari ini adalah matematika pelajaran yang sangat dibenci oleh Juanda, karena nggak suka banget ya namanya hitung-hitungan bahkan satupun tidak ada yang bisa ia mengerti karena saking susahnya!

Inara begitu sangat seksama banget ngajarin Juanda nggak dari hal yang sangat kecil alias sesuatu hal yang sangat basic tapi tetap aja jualan sama sekali nggak suka dan sama sekali nggak ngerti bahkan nggak paham juga.

"Pokoknya kalau misalkan ini tuh di dahulukan di sebelah kiri nggak boleh di sebelah kanan karena itu adalah aturan dan triknya supaya kita lebih cepat untuk mengerjakan soalnya, apalagi nanti kita bakalan ulangan kan jadi kita harus lebih cepat-cepet untuk ngerjainnya karena kita bahkan ke makan sama waktu kita sendiri kalau kita terlalu banyak berpikir!"

Juanda mengganggu kasih apa yang diucapkan oleh Inara karena ia merasa kalau misalkan apa yang diucapkan itu ya terserah kita juga untuk melakukannya seperti apa.

"Sebentar ya gue yang ambil minuman dulu di depan soalnya gue tadi itu gue pesan!"

Inara mengangguk saja sih dan ia pun mencoba untuk memberikan soal yang jauh lebih mudah agar bisa diterima langsung oleh Juanda.

Setelah datang bukannya langsung belajar eh malah minum dan juga main HP terlebih dahulu, rasa-rasanya Inara males banget untuk ngajarin orang yang kayak begini dan nyebelin banget orang-orang kayak begini Itu maunya pengen mau sendiri doang.

"Eh,"

Tiba-tiba aja minuman yang ditaruh di atas meja akhirnya menumpahkan buku yang ada di atas meja itu sendiri.

"Sorry, beginilah hasil kalau misalkan gue sama sekali nggak suka buat belajar kan dipaksa-paksa kayak gini karena gue itu nggak maksimal banget kalau misalkan bukan atas dasar keinginan gue, gue sama sekali nggak suka kalau kayak gitu!"

"Iya sih benar juga tapi gimana ya seharusnya kamu harus berhati-hati dong ini kan buku aku satu-satunya."

"Iya sorry deh gue kan sama sekali nggak sengaja kenapa lo marah-marah kayak begitu?" jawabnya dengan sangat ketus kali tapi membuat Inara harus lebih sabar dan tenang nggak boleh marah-marah atau nggak boleh yang gimana-gimana yang membuat emosi.

Inara mencoba untuk sabar dan tenang karena ini baru sehari juga jadi ya harap dimaklumilah seperti apa yang diucapkan oleh mamanya Juanda harus lebih sabar dan harus lebih tenang terlebih dahulu aja.

Nggak kerasa hampir 30 menit Inara sebagai guru les pertama kalinya kepada Juanda, dan ia pun nggak mau menceritakan hal ini kepada siapapun takut nantinya bakalan di-bully karena sok-sokan ngajarin Juanda cowok terganteng ya di dalam kelas.

"Eh gue kasih tau ya sama lo jangan sampai ada orang yang tahu kalau misalkan kita itu les di rumah gue, gue sama sekali nggak suka jadi bahan gosip apalagi yang digosipin sesuatu hal yang gak penting kayak lo gini!"

"Maksud kamu apa aku tiba-tiba aja ngomong kayak begitu?!"

"Ya kalau digosipin itu sama cewek cantik bukan cewek yang model-an cupu kayak lo kayak gitu gue juga berpikir keles, tapi ya sudahlah gue cuma memenuhi keinginan dari bokap gue dan nyokap gue doang masalah gue lulus atau enggaknya kan itu urusan gue karena gue yang menjalani itu sendiri!"

"Hem kamu nggak boleh berpikiran kayak gitu orang tua kamu itu memperlakukan kamu sebaik mungkin karena kamu itu adalah anak tunggal dan satu-satunya dari mereka masa kamu kayak mengecewakan kayak gitu sih ngomongnya?"

Ting nong...

Eh tiba-tiba aja ada orang datang yang sama sekali nggak disangka-sangka.

Kira-kira siapa ya yang bakalan membuat suasana menjadi keruh atau menjadi baik? Jangan lupa buat baca di bab selanjutnya ya!

bersambung..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!