" halo apa benar ini nomor ibu Icha ?" tanya seseorang di balik sambungan telepon yang sebenarnya nomor milik suaminya.
" ya saya Acha, dimana suami saya ?"
" apa suami saya baik baik saja ?" tanya Acha yang tiba tiba saja berpikir buruk jika telah terjadi sesuatu yang serius pada suaminya saat ini.
" suami ibu mengalami kecelakaan tunggal di jalan Pandawa dan saat ini sedang menunggu ambulance untuk di evakuasi ke rumah sakit Bakti "
" maaf Bu saya tutup teleponnya karena ambulance baru saja sampai " ucap laki laki tersebut yang memang terdengar suara sirine ambulance mendekat ke arah kejadian.
Mendengar apa yang terjadi pada suaminya membuat pertahanan Acha luruh di tambah perutnya yang tiba tiba merasakan sakit di tambah darah segar mulai mengalir di sela sela kedua kakinya membuat Acha semakin takut kehilangan dua orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
" kamu harus baik baik saja saya " ucap Acha sambil berjalan tergopoh gopoh menuju rumah sakit Bakti yang tak begitu jauh dari kediamannya, dan benar saja dengan susah payah bercampur rasa sakit di area perutnya Acha pun sampai di rumah sakit di bantu tetangga rumahnya.
" suster tolong, mba Acha sepertinya mau melahirkan " ucap Bu Tita yang membantu Acha untuk sampai ke rumah sakit di temani suaminya.
Pertolongan pun langsung di berikan suster dan juga dokter kandungan karena Acha mengalami pendarahan hebat hingga satu jam sudah berlalu dimana operasi darurat pun harus di lakukan tapi sepertinya takdir sedang tak berpihak pada Acha.
" kita terlambat, bayi ini sudah tak bisa di selamatkan " ucap dokter kandungan yang tak merasakan denyut nadi bayi yang baru saja iya angkat dari rahim Acha.
Di tempat lain sepasang laki laki dan perempuan yang terlibat kecelakaan tunggal pun dalam keadaan kritis tapi laki laki yang bersama wanita itu tak bisa di selamatkan sedangkan sang wanita mengalami koma.
" bagaimana kondisi istri saya ?" tanya seorang laki laki saat mendengar istrinya yang bernama Gea kecelakaan bersama rekan kerjanya setidaknya itulah yang laki laki itu tau
" istri bapak koma tapi bayinya berhasil kami selamatkan " jelas suster panjang lebar.
" koma ?" tanya laki laki itu yang ternyata bernama Rangga.
" dimana bayi kami ?" tanya Rangga yang ingin melihat bayi yang istrinya lahirkan dalam kecelakaan.
" mari saya tunjukan " ucap suster yang sejak tadi menemani operasi ibu dari bayi Rangga.
" sus, bagaimana kondisi teman istri saya ?" tanya Rangga yang ingin tau kondisi teman istrinya yang bernama Putra.
" laki laki yang bersama istri anda meninggal saat dalam perjalanan ke rumah sakit " jelas suster itu sambil membuka pintu ruang bayi dimana bayi Rangga dan Gea ada di dalam sana.
" ini bayi ibu Gea " tunjuk suster pada sebuah box bayi dimana bayi mungil yang berjenis kelamin perempuan tertidur pulas di sana.
" selamat datang di dunia ini baby zia " bisik Rangga tepat ditelinga bayi mungil yang terlihat nyaman di balik balutan kain yang melilit tubuhnya.
" bisa saya melihat kondisi istri saya ?" tanya Rangga setelah puas menggendong dan melihat bayi mungil yang masih nyaman memejamkan matanya.
" untuk itu bapak bisa konsultasi dulu dengan dokter yang menangani istri bapak karena saya tak bisa memberi izin " jelas suster itu yang tak bisa mengambil keputusan demi keselamatan pasien rumah sakit.
Acha baru saja sadarkan diri setelah pengaruh obat bius itu habis, dan hal pertama yang Acha lakukan adalah mengecek perutnya yang ternyata sudah rata.
" bayi ku ?"
" dimana bayiku !!" teriak Acha sambil mencari ke sekeliling ruangan tapi yang ada hanya Bu Tita yang berada di sofa dalam keadaan terlelap.
" mba Acha " panggil Bu Tita yang langsung terbangun saat mendengar suara panik Acha yang kini malah berusaha turun dari tempat tidur demi mencari anak yang sudah iya kandung selama sembilan bulan.
" bayi mba Acha tidak bisa di selamatkan " jelas Bu Tita yang tak mungkin menutupi semua ini dari Acha karena baik buruknya berita ini Acha berhak tau yang sebenarnya terjadi.
" apa Bu ?"
" tidak, tidak mungkin "
" ibu pasti salah " ucap Acha yang langsung menggelengkan wajahnya menolak apa yang Bu Tita sampaikan padanya.
" ibu tau ini semua berat untuk mba Acha tapi Tuhan lebih sayang pada bayi yang mba Acha kandung selama ini " jelas Bu Tita sambil memeluk Acha berharap dengan melakukan itu bisa membuat Acha jauh lebih tenang.
Hampir setengah jam Acha menangis dalam pelukan tetangga yang sudah seperti saudara bagi Acha selama ini dan setelah Acha bisa menguasai diri Acha pun menanyakan kondisi suaminya pada Bu Tita karena salah satu alasan dirinya dan Bu Tita ke rumah sakit ini karena ingin tau bagaimana kondisi suaminya saat ini.
" Bu, bagaimana kondisi mas Pandu Bu ?" tanya Acha yang berharap Pandu tak mengalami kondisi yang terlalu serius.
Bu Tita melihat ke arah suaminya yang baru saja masuk ke ruangan dengan keadaan yang bisa Acha tebak jika suaminya tidak baik baik saja.
" bagaimana kondisi mas Pandu pak ?" tanya Acha yang semakin yakin ada yang tak beres dengan suaminya saat ini.
" mba Acha yang kuat, yang sabar, semua ini sudah ketentuan sang maha pencipta "
" dan seperti bayi mba Acha yang begitu tuhan sayangi hingga tuhan mengambilnya saat belum lahir ke dunia ini, tuhan pun begitu sayang pada mas Pandu hingga tuhan pun mengambil mas Pandu bersamaan dengan putra kalian " jelas pak Nata panjang lebar dan begitu sangat berhati hati.
Acha diam mencerna apa yang pak Nata sampaikan dan setelah Acha paham dengan penjelasan pak Nata, air mata Acha pun tak bisa lagi di bendung.
Tangis Acha pun terdengar sangat memilukan dan hal itu terdengar oleh Rangga yang tak sengaja lewat di depan ruang rawat Acha saat ini.
" kasihan ibu itu, di hari yang sama dan di waktu yang nyaris sama suami dan bayi yang masih dalam kandungan nya meninggal " ucap salah seorang penunggu pasien yang tak jauh dari ruang rawat Acha dan hal itu terdengar oleh Rangga yang akan menuju ruangan dimana istrinya masih dalam perawatan karena koma.
" apa Acha bisa melihat anak Acha ?" tanya Acha yang tetap ingin melihat putranya meski putranya sudah tak bernyawa lagi.
" apa mba Acha kuat ?" tanya Bu Tita yang tak ingin Acha sampai terpuruk setelah melihat putranya yang sudah tak bernyawa.
" Acha kuat Bu " ucap Acha yang mencoba menguatkan diri seolah ingin mematri wajah putra nya di dalam hati dan di bawah alam sadarnya.
✍️✍️✍️ Apa ini adalah awal pertemuan Acha dengan Rangga dan juga baby zia ? Dan apakah suami Acha adalah orang yang bersama dengan istri Rangga ?
Hai hai hai...
Ketemu lagi di cerita Receh R-kha, semoga kalian suka dan setia menunggu update cerita Acha dan Rangga yang penuh dengan drama dan jadikan R-kha autor favorit kalian agar kalian tak tertinggal update terbaru cerita R-kha ( Ibu Susu Baby Zia )
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘 😘 😘
Beberapa jam sebelum kejadian kecelakaan yang merenggut suami Acha.
" kapan kamu akan menceraikan istri mu mas ?" tanya seorang wanita yang saat ini sedang hamil besar yang tak lain bernama Gea.
" jangan tanya aku tapi tanya dirimu kapan kamu akan meninggalkan suami mu yang bodoh itu ?" tanya putra yang saat ini sedang mengemudikan mobilnya setelah mereka berdua pulang dari kantor yang sama karena hari ini adalah hari terakhir Gea bekerja sebelum cuti untuk melahirkan.
" aku akan ikut kemana pun kamu membawaku karena aku akan langsung meninggalkan Rangga setelah kamu dan Acha bercerai "
" aku tak ingin saat anak ini lahir, Rangga yang menjadi ayahnya karena anak ini anak mu bukan anak Rangga !" ucap Gea yang begitu yakin jika anak yang iya kandung ini anak dari putra teman kerja sekaligus teman tapi mesranya selama ini.
" apa kamu yakin jika itu benar benar anak ku ?"
" apa kamu tak pernah di sentuh oleh Rangga ?"
" jika soal anak yang Acha kandung, aku yakin seratus persen jika anak itu memang anak ku karena acha begitu setia padaku " ucap putra yang membuat Gea tersinggung dengan apa yang putra katakan.
" jawab !"
" apa selama ini suami mu tak pernah menyentuh mu dan menumpahkan benihnya di rahim mu ?" tanya putra yang membuat Gea menampar keras pipi putra yang menurutnya sudah sangat keterlaluan seolah Gea lupa jika saat ini mereka ada di dalam mobil.
" kamu sadar dengan yang kamu katakan ?" tanya Gea terluka.
" jadi sekarang kamu ragu jika anak ini bukan anak mu ?" tanya Gea sambil menggoyang goyangkan lengan putra hingga membuat putra kehilangan kendali atas kemudi yang iya pegang sejak tadi.
" Gea lepas, ini berbahaya " ucap putra yang mencoba menghempaskan lengan Gea tapi malah membuatnya kehilangan keseimbangan pada kemudinya hingga membuat mobil yang putra dan Gea naikin menabrak pembatas jalan hingga membuat mobil yang mereka tumpangi terbalik.
Gubrakk
Benturan keras di kepala putra membuat darah segar mengalir deras di kepala putra sedangkan Gea langsung tak sadarkan diri ditambah cairan merah mulai mengalir di kedua sela sela kakinya.
Flash back off
Di dampingi Bu Tita dan juga pak Nata, Acha pun menuju ruangan dimana bayinya berada tapi dalam perjalanan Acha melewati ruangan bayi dan mendengar suara tangis bayi yang begitu memilukan hingga membuat Acha meminta suster membiarkannya masuk ke ruangan bayi itu
" kenapa bayinya sus ?" tanya Acha meski saat ini dirinya hanya bisa duduk di kursi roda.
" bayi ini menolak susu formula yang di berikan rumah sakit " jelas suster yang sudah mulai kewalahan dengan kuatnya rontaan bayi mungil ini.
" boleh saya yang menggendong dan menenangkannya ?" tanya Acha sambil mengulurkan tangannya ke arah suster yang masih menggendong baby Zia.
" jika baby Zia nyaman dalam gendongan mu apa kamu bersedia menjadi ibu susu untuknya ?" tanya Rangga yang tak tau jika Acha adalah istri dari teman istrinya yang meninggal itu.
" ibu susu ?" tanya Acha yang baru mendengar istilah ibu susu dalam hidupnya.
" dimana memang ibunya ?"
" kenapa harus saya yang menjadi ibu susu ?" tanya Acha yang tak mengerti dengan apa yang Rangga katakan.
" aku tau kamu baru saja kehilangan anak dan suami mu di waktu yang hampir bersamaan "
" dan apa kamu dengar istilah sembuhkan luka cinta dengan cinta maka hal yang kamu alami pun sama "
" sembuhkan luka kehilangan anak dengan memberi perhatian pada seorang anak yang juga membutuhkan kasih sayang seorang ibu" ucap Rangga berharap dengan mengatakan itu bisa membuat Acha menerima tawarannya.
" apa ibu susu sama dengan baby sitter ?" tanya Acha yang masih belum paham dengan istilah ibu susu yang Rangga katakan.
" ibu susu adalah orang yang bersedia memberikan asi yang iya miliki untuk bayi itu, memberikan kasih sayang dan perhatian seperti pada bayinya sendiri tapi jika kamu ingin mendapatkan gaji atas apa yang kamu lakukan untuk baby Zia pun saya tak masalah"
" memang kemana ibu kandung baby Zia ?" tanya Acha yang tak ingin saat iya sudah mencurahkan kasih sayangnya untuk baby Zia suatu saat ibunya kembali dan mengambil baby Zia dari sisinya.
" Gea mengalami koma setelah kecelakaan " jelas Rangga singkat.
" lalu bagaimana jadinya jika suatu saat nanti ibunya baby Zia kembali sadar ?"
" apa aku harus meninggalkan baby Zia ?"
" bukan kah itu sama saja dengan mengundang kesedihan yang lebih besar ?" tanya Acha tapi suara tangis baby Zia yang begitu menyedihkan dan memilukan membuat naluri keibuan Acha tergugah hingga tanpa sadar mengulurkan tangannya dan mengambil alih baby Zia dari gendongan suster.
Melihat hal itu baik Bu Tita dan juga pak Nata hanya bisa berharap jika apapun keputusan yang akan Acha ambil tak akan menjadi penyebab luka terbesar dalam hidupnya.
" lihat !"
" hanya dengan gendongan mu saja baby Zia sudah menemukan kenyamanannya " ucap Rangga yang tak tega saat mendengar tangis baby Zia yang merindukan ibunya.
" keluarlah, biarkan aku menenangkan baby Zia baru setelah itu kita bicarakan lagi semuanya " ucap Acha yang merasa yakin jika akan memberikan ASI-nya untuk baby Zia setidaknya ASI-nya bisa bermanfaat untuk bayi lain.
" mba Acha, apa mba Acha yakin ?" tanya Bu Tita sebelum semuanya terlambat.
" Acha hanya tak ingin bayi mungil ini merasa kehausan karena tak mendapatkan apa yang iya butuhkan " ucap Acha karena saat ini yang berbicara bukan Acha tapi sisi keibuan Acha.
Meski berat Bu Tita dan semua nya pun keluar dari ruangan bayi itu dan membiarkan Acha dengan keputusan nya.
" saya harap bapak tidak melakukan hal yang salah suatu hari nanti karena yang anda pertaruhkan saat ini adalah kasih sayang dan naluri seorang ibu yang tak akan bisa di ganti dengan apapun "ucap Bu Tita yang sudah menganggap Acha seperti putrinya sendiri.
" saya tak menjamin apapun tapi saya akan menghargai apa yang sudah wanita itu lakukan untuk putri saya "
✍️✍️✍️ apa kah Acha akan menyesali keputusan setelah tau siapa ibu dari baby Zia ? Dan apa kah Acha tau apa yang di lakukan suaminya di belakangnya selama ini ?
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘
Setelah yakin semuanya pergi dan hanya ada Acha, satu suster dan baby zia perlahan namun pasti Acha mulai menyusui bayi mungil itu dan seperti dugaannya jika baby zia begitu kehausan hingga begitu semangat menghisap asi yang Acha berikan padanya.
" maaf Bu, tapi apa ibu sudah memikirkan akibat yang mungkin terjadi setelah apa yang mba lakukan saat ini " ucap suster itu yang tak ingin Acha sampai kehilangan untuk kedua kalinya anak yang iya urus.
" saya tidak tau sus, tapi yang saya tau naluri keibuan saya tak mengizinkan saya untuk mengabaikan bayi ini seolah ada ikatan yang tak bisa saya gambarkan dengan kata kata.
Acha meringis menahan sakit saat hisapan baby zia begitu keras hingga membuat Acha hanya bisa menggigit bibir bawahnya agar suara kesakitannya tak terdengar oleh orang lain.
" suster boleh panggilkan semuanya " ucap Acha yang baru saja selesai menyusui baby zia bahkan saat ini baby zia sudah terlelap dalam pelukannya.
" baik " ucap suster tadi yang langsung memanggil Rangga, Bu Tita dan juga pak Nata yang masih setia menunggu Acha.
" bapak ibu bisa masuk " ucap suster sambil memberi jalan pada semuanya agar bisa masuk ke ruangan bayi dimana Acha masih menggendong baby Zia.
" sus tolong letakkan baby Zia di tempat tidur karena saya ingin melihat jenazah anak dan suami saya " ucap Acha yang langsung menatap ke arah Bu Tita untuk membantunya dan membawanya pergi dari ruangan itu.
" maaf kamu mau kemana ?" tanya Rangga yang tak ingin kehilangan Acha bukan karena mulai tertarik pada Acha tapi karena tak ingin harus merawat baby Zia seorang diri.
" saya harus melakukan kewajiban saya baik sebagai seorang istri maupun sebagai seorang ibu untuk anak yang tak bisa bertahan di dunia yang keras ini " ucap Acha.
" saya ikut karena kesepakatan kita belum selesai " ucap Rangga yang tetap pada tujuannya ingin menjadikan Acha ibu susu untuk putrinya.
" terserah " ucap Acha yang tetap menuju ruang jenazah dimana Pandu berada.
Perlahan namun pasti akhirnya Acha sampai di ruangan yang tak pernah ingin Acha datangi seumur hidupnya tapi semua itu hanya tinggal angan karena mau tidak mau suka tidak suka Acha harus masuk ke ruangan itu dimana anak dan suaminya ada di sana.
" mba Acha yakin ?"
" apa mba Acha kuat ?" tanya Bu Tita dan pak Nata berbarengan.
" Acha harus kuat Bu " ucap Acha yang yakin akan melihat wajah kedua orang yang sangat iya cintai untuk terakhir kalinya sedangkan Rangga hanya diam memperhatikan jasad yang bisa Rangga tebak adalah suami dari wanita yang ada di hadapannya.
" Putra Pandu Askara "
Degg
Rangga mematung saat tau siapa suami wanita yang iya inginkan menjadi ibu susu untuk putrinya, kesal, marah dan iba bercampur menjadi satu saat tau jika bukan hanya dirinya yang di khianati oleh pasangan mereka masing masing tapi Rangga semakin yakin jika Acha tak tau apa yang sudah suaminya lakukan di belakangnya selama ini.
" apa suami mba ini bekerja di PT ASTRIK ?" tanya Rangga yang hanya ingin memastikan jika dirinya tak salah orang.
" apa bapak kenal dengan mas pandu ?" tanya pak Nata.
" hanya sekedar tau pak " ujar Rangga yang harus bisa menutupi apa yang iya rasakan saat melihat jasad Pandu yang tak lain putra selingkuhan istrinya.
Acha tenggelam dalam kesedihannya saat melihat wajah suami dan anak yang baru saja iya lahirkan hingga membuat Acha tak sadarkan diri karena ternyata Acha tak sekuat yang iya katakan.
" bawa mba ini ke ruangannya dan tolong segera urus pemakaman suami dan anaknya" ucap Rangga yang tak ingin terlalu lama melihat wajah laki laki yang sudah merusak kebahagiaannya.
Suster pun langsung membawa Acha kembali ke ruang rawat inap agar Acha bisa istirahat dengan baik karena memang tubuh Acha yang masih sangat lemah, berbeda dengan Rangga, Bu Tita dan pak Nata yang malah berdebat atas apa yang Rangga katakan.
" maaf pak, apa bapak saudara atau kerabat mba ini ?" tanya Rangga pada pak Nata.
" saya tetangganya tapi kami sudah menganggap Acha seperti anak kami sendiri " ucap Bu Tita yang langsung menjawab apa yang Rangga tanyakan pada suaminya.
" tolong urus pemakaman suami dan anaknya mba "
" Acha " ucap Bu Tita saat laki laki yang bahkan berani meminta Acha menjadi ibu susu untuk putrinya tapi tak tau nama dari wanita yang akan iya mintai tolong.
" ya, tolong urus pemakaman suami dan anaknya mba Acha dan untuk mba Acha biar menjadi tanggung jawab saya selama di rumah sakit ini " jelas Rangga.
" bagaimana bisa saya mempercayakan mba Acha pada orang yang bahkan tidak kami kenal bahkan mba Acha juga tidak kenal sama anda !" ucap pak Nata yang tetap harus berpikir realistis jika tidak semua orang baik di dunia ini.
" mungkin saya tidak sebaik yang bapak ibu pikir tapi saya bisa di percaya karena saya tau bagaimana rasanya di khianati oleh orang yang kita sayang " jelas Rangga.
" lagi pula saya tidak akan membawa pergi mba Acha kemana pun sampai kalian kembali ke rumah sakit ini dan kalian sendiri yang memberi izin pada saya untuk membawa Acha ke rumah saya sebagai seorang ibu susu untuk putri saya " jelas Rangga.
" dan jika saya berbohong, alamat rumah saya ada di rumah sakit "
" bapak dan ibu bisa melaporkan saya ke kantor polisi jika saya membawa kabur mba Acha " jelas Rangga lagi.
" baiklah, kami pulang dan tolong jaga mba Acha sampai kami kembali " ucap Bu Tita yang harus membantu suaminya mengurus pemakaman Pandu dan juga bayi Acha.
Setelah berhasil meyakinkan Bu Tita dan juga pak Nata untuk mengurus pemakaman, Rangga pun mulai mengurus pemindahan kamar untuk baby Zia agar bisa satu ruangan dengan Acha karena Rangga yakin akan menjadikan Acha ibu susu untuk putrinya dan jika perlu Rangga akan memaksa Acha untuk mau menjadi ibu susu untuk baby Zia.
Hampir lima belas menit Acha tak sadarkan diri dan betapa terkejutnya Acha saat kembali membuka mata Rangga duduk di sofa tak jauh dari posisinya saat ini.
" kamu sudah sadar ?" tanya Rangga sambil berjalan menghampiri Acha dan duduk samping tempat tidur Acha tanpa rasa sungkan.
" dimana Bu Tita dan suaminya ?" tanya Acha yang tak melihat tetangganya di ruangan.
" mereka sedang mengurus pemakaman suami dan anak mu karena tak mungkin jika kamu yang mengurus semuanya saat kondisi mu seperti saat ini "
" jadi nanti setelah semuanya selesai dan setelah kondisi mu sudah semakin stabil, kita akan pulang ke rumah ku karena mulai saat ini dimana ada kamu disitu ada baby Zia "
" apa kamu paham ?"
✍️✍️✍️ apa Acha akan mengikuti apa yang Rangga katakan untuk ikut ke rumahnya ?
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya.
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘 😘 😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!