NovelToon NovelToon

Rumah Hantu Batavia

Rumah Hantu Batavia

Bulan purnama menggantung bulat, serupa koin perak tua di atas langit Jakarta, menyinari atap-atap genteng yang kusam dan tembok-tembok yang mengelupas. Jalanan Kota Tua yang biasanya ramai oleh turis kini lengang, hanya menyisakan derit gerobak pedagang yang didorong pulang. Cahaya lampu jalan yang kekuningan tidak cukup kuat mengusir bayang-bayang yang menari-nari di balik jendela-jendela kayu lapuk.

Di depan sebuah bangunan kuno bergaya kolonial Belanda yang megah namun tidak terawat, Dion seorang pemuda bertubuh kurus dengan raut wajah kelelahan, menghembuskan napas panjang. Bangunan itu adalah Rumah Hantu Batavia, warisan satu-satunya dari kedua orang tuanya yang hilang secara misterius enam bulan lalu.

“Ini pertama kalinya aku mengunjungi rumah hantu yang sama sekali tidak menakutkan,” ucap seorang mahasiswi yang berjalan keluar bersama teman-temannya. “Properti hantunya terlalu palsu, rasanya seperti lelucon.”

“Seharusnya kita menginap di kos, aku hampir naik level di gim online,” sahut temannya yang lain dengan nada kecewa. Mereka naik sepeda motor dan menghilang di belokan, menyisakan Dion yang memegang setumpuk pamflet promosi dengan bahu terkulai.

Seni menakuti memang sebuah keterampilan, tetapi dengan maraknya film horor modern, ambang batas ketakutan warga Jakarta semakin tinggi. Kunjungan ke Rumah Hantu Batavia tidak ubahnya seperti piknik di taman belakang rumah sendiri.

“Mas!” suara seorang wanita terdengar dari belakang.

Dion menoleh, dan seorang wanita bertubuh ramping dengan riasan pucat layaknya hantu suster melenggang keluar dari pintu masuk rumah hantu. Wanita itu adalah Dinda, salah satu karyawan paruh waktu yang bertugas menjadi hantu suster.

“Ada apa, Dinda?” tanya Dion.

“Tadi ada gerombolan pemuda usil, mereka mencoba menggodaku!” Dinda menggeretakkan giginya, mengepalkan tangan.

’Jadi hanya ingin mengeluh...’ batin Dion.

“Kurang ajar sekali, hantu pun tidak dibiarkan hidup tenang,” ucap Dion. “Nanti aku akan minta petugas keamanan mengecek rekaman CCTV.”

“Tidak usah, Mas. Ketika aku menyadari niat mereka, tanganku langsung melayang ke muka salah satu dari mereka,” kata Dinda dengan bangga, menunjuk noda merah di seragam suster yang dikenakannya. “Lihat, ini bukan darah palsu.”

“Bagus, bagus, wanita memang harus bisa melindungi diri sendiri,” ujar Dion, mengusap peluh dingin di dahinya. Ia melirik matahari yang mulai tenggelam, “Sepertinya sudah waktunya kita tutup, kurasa tidak akan ada lagi pengunjung. Tolong sampaikan kepada yang lain, kita bisa pulang lebih awal.”

Namun, Dinda tetap berdiri di tempatnya.

“Ada lagi?” tanya Dion.

Dinda ragu-ragu sebelum menyerahkan dua amplop putih dari sakunya. “Mas, ini surat pengunduran diri dari Bayu dan Laras. Mereka bilang Mas adalah atasan yang baik, jadi mereka tidak punya muka untuk memberikannya langsung, dan memintaku untuk menyampaikannya.”

“Mereka mengundurkan diri?” Dion menerima surat-surat itu. “Setiap orang punya jalan hidup masing-masing. Dinda, kamu juga bisa pulang jika tidak ada lagi yang ingin disampaikan.”

“Baik Mas, aku ganti baju dulu.”

Setelah Dinda pergi, Dion menyalakan sebatang rokok. Enam bulan lalu, saat kedua orang tuanya menghilang tanpa jejak, satu-satunya yang mereka tinggalkan adalah Rumah Hantu ini. Untuk menjaga kenangan akan mereka, Dion rela mengundurkan diri dari pekerjaannya dan fokus mengelola rumah hantu.

Namun zaman telah berubah, meskipun segmennya spesifik, persaingan di antara rumah hantu sangat ketat dan banyak sekali keterbatasan. Sebuah skenario menakutkan akan kehilangan efeknya setelah pengalaman pertama, tetapi memperbarui skenario secara terus-menerus membutuhkan banyak sumber daya dan uang.

Sejak beberapa minggu lalu, Rumah Hantu Batavia telah merugi, pemasukan dari penjualan tiket harian nyaris tidak bisa menutupi biaya listrik dan air.

“Entah sampai kapan aku bisa bertahan.”

Setelah mematikan rokoknya, Dion hendak masuk kembali ke dalam rumah hantu, ketika seorang pria paruh baya berseragam penjaga bangunan Kota Tua menghampirinya. Dion mempercepat langkahnya, seperti tikus yang melihat kucing.

“Kamu pikir bisa berpura-pura tidak melihatku?” Pria paruh baya itu menepuk pundak Dion. “Kita harus bicara hari ini. Kamu sudah menunggak sewa dan tagihan selama dua bulan. Pihak manajemen terus menekanku untuk menagih, cepatlah bayar!”

“Pak Rama, bukannya tidak mau membayar, tapi aku benar-benar tidak punya uang. Bisakah Bapak beri aku waktu satu bulan lagi?”

“Itu yang kamu katakan bulan lalu!”

“Aku janji, ini benar-benar yang terakhir!” Dion menepuk dadanya, meyakinkan Pak Rama.

“Orang-orang sudah tidak tertarik lagi dengan rumah hantu. Dengar, percuma kamu keras kepala begini.” Ketika Pak Rama melihat surat-surat di tangan Dion, tangannya di pundak Dion berangsur-angsur melunak. “Kamu masih muda, bisa memulai karier baru, jadi kenapa kamu menyiksa diri sendiri?”

“Pak Rama, aku tahu Bapak hanya ingin yang terbaik untukku, tapi Rumah Hantu ini punya arti yang berbeda. Aku rasa masih belum bisa melepaskan kenangan terakhir dari kedua orang tua,” ucap Dion dengan suara pelan, seolah takut ada orang lain yang mendengarnya.

Sebagai penjaga bangunan, Pak Rama tahu tentang hilangnya kedua orang tua Dion, dan tidak segera menjawab. Setelah beberapa detik, ia menghela napas, “Baiklah, Bapak mengerti perasaanmu. Bapak akan berusaha bicara dengan manajemen, dan melihat apakah mereka bisa memberimu waktu beberapa minggu lagi.”

“Terima kasih banyak, Pak Rama!”

“Jangan berterima kasih terlalu cepat, kamu harus memastikan bisa meningkatkan penjualan tiket, atau hasilnya akan tetap sama.”

Setelah mengantar Pak Rama, Dion kembali ke Rumah Hantu dan memulai rutinitas hariannya, memeriksa peralatan, memelihara barang-barang, dan membersihkan.

“Darah palsu di ruang perawatan hampir habis, aku harus membeli yang baru.”

“Jika koridor ini dibuat sedikit lebih miring, akan menciptakan titik buta yang lebih baik untuk menakut-nakuti pengunjung.”

“Astaga, boneka ini rusak, aku harus memperbaikinya nanti.”

“Sialan! Apa yang terjadi dengan bola lampu yang aku pasang minggu lalu? Siapa yang mencurinya?”

Di mata orang luar, dia adalah pemilik rumah hantu, dan seorang pengusaha muda. Tetapi hanya Dion sendiri yang bisa memahami kesulitan di balik mengelola sebuah rumah hantu. Rumah hantu adalah jenis hiburan, terperangkap dalam lingkungan yang menakutkan, situasi fisik dan mental. Seseorang akan berada dalam kondisi tegang, tetapi ketika ketegangan itu dilepaskan, itu akan membawa rasa lega dan kepuasan.

Pada saat yang sama, sebagian besar rumah hantu hanya mengandalkan satu trik. Metode bisnis yang paling efektif untuk sebuah rumah hantu adalah dengan membuatnya berpindah-pindah tempat sehingga akan terus menarik pengunjung baru. Sebuah rumah hantu yang terjebak di satu lokasi seperti milik Dion, harus memiliki popularitas luar biasa untuk menarik keramaian. Jika tidak, mereka tidak akan bisa bertahan lama. Fakta bahwa ia berhasil bertahan begitu lama sudah merupakan keajaiban.

Sambil menyeret boneka yang rusak, Dion memasuki ruang perawatan. Ia pernah belajar Desain Mainan di perguruan tinggi, dan mesin serta jebakan yang digunakan di Rumah Hantu semuanya dirancang dan dibuat sendiri. Proses perawatannya yang mencakup menjahit dan mengecat ulang, terasa membosankan.

“Masih kekurangan darah palsu. Jika aku tidak salah, masih ada stok di loteng.” Rumah hantu itu dibagi menjadi tiga lantai, lantai pertama dan kedua untuk skenario horor, sementara lantai ketiga adalah gudang.

Setelah mendorong pintu kayu, di balik kabut serpihan kayu dan debu, terdapat berbagai macam bahan dan benda-benda yang tidak terpakai, peninggalan orang tua Dion saat mereka mengelola rumah hantu ini. Ia jarang naik ke tempat ini, sebab tidak ingin menghadapi masa lalu.

“Kalau dipikir-pikir, sudah hampir setengah tahun berlalu.”

Melihat berbagai peralatan, Dion teringat masa kecilnya. Dulu keluarganya mengelola rumah hantu keliling, jadi ia berkesempatan bepergian ke seluruh Indonesia bersama orang tuanya. Saat kedua orang tuanya itu sibuk, mereka akan meninggalkannya sendirian di belakang panggung untuk menemani berbagai hantu, jadi keberaniannya sudah terlatih sejak kecil.

Bagaimana tidak, ketika teman-teman sebayanya bermain balok dan puzzle, Dion berlarian dengan kepala boneka pocong.

“Ini semua kenangan yang berharga.”

Dion berjalan tanpa tujuan sebelum menemukan dirinya kembali ke kotak kayu yang menyimpan beberapa barang peninggalan orang tuanya. Di dalamnya ada sebuah tablet tua dan boneka lusuh yang dibuat dari potongan-potongan kain perca. Boneka itu adalah mainan pertama yang dibuat Dion saat kecil, beserta tablet itu. Kedua barang ini ditemukan di rumah sakit tua yang ditinggalkan, dan mengenai mengapa orang tua Dion pergi ke sana di tengah malam, bahkan polisi pun tidak bisa memberikan jawaban.

“Kalian di mana?” Dion mengangkat boneka itu dan mencubit wajahnya yang gempal. Kemudian dengan helaan napas, ia berkata pada dirinya sendiri, “Sebaiknya aku cari darah palsu itu. Jika aku tidak bisa bertahan di luar musim ini, aku benar-benar harus mengucapkan selamat tinggal pada Rumah Hantu.”

Dion berbicara pada dirinya sendiri, tetapi ketika mengatakannya, tablet hitam yang tergeletak di dalam kotak tiba-tiba menyala dengan cahaya redup dan dingin.

“Ada apa ini? Teknologi canggih atau fenomena gaib?” Jika ini terjadi pada orang lain, orang itu mungkin sudah lari keluar sambil berteriak ketakutan, tetapi Dion lebih tenang. Ia mengambil tablet itu dan memeriksanya lebih dekat.

“Ini aneh. Aku sudah mencoba menyalakan tablet ini lebih dari seratus kali, tapi tidak pernah berhasil. Kenapa sekarang menyala sendiri? Tablet ini ditemukan di tempat orang tuaku menghilang, jadi mungkinkah mereka tahu aku dalam masalah dan menghubungiku untuk meminta bantuan?”

Dion menggeser layar tablet, dan di halaman depan dengan latar belakang hitam. Hanya ada satu aplikasi yang tersedia, ikonnya berbentuk rumah hantu.

“Tunggu… Ini terlihat sangat familiar, persis seperti pintu masuk Rumah Hantu milikku!”

Dengan dahi berkerut, Dion membuka aplikasi itu, dan serangkaian tulisan yang tampak seperti darah muncul di layar, 'Apakah kamu percaya ada arwah di dunia ini?'

Secara objektif, ini adalah pertanyaan filosofis metafisik. Bagi mahasiswa teknik seperti Dion, itu praktis tidak dapat dijawab.

“Seharusnya ada,” gumam Dion pada dirinya sendiri, dan beberapa detik kemudian, sebuah kalimat baru muncul di layar.

'Apa yang kamu yakini adalah jawabannya. Mulai saat ini, kamu secara resmi akan mengambil alih sebagai pemilik baru Rumah Hantu. Tentu saja, ini bukanlah sesuatu yang patut dirayakan. Sebelum akhir dari tutorial, tolong dengarkan nasihat terakhirku. Bunuh diri adalah tindakan yang paling pengecut, dan cobalah yang terbaik untuk bertahan hidup!'

“Apa-apaan ini? Tapi cara bicara yang sombong ini memang mirip dengan ayahku.”

Dion mengklik aplikasi itu lagi, dan sebuah jendela baru muncul.

Rumah Hantu Batavia

Status: Hampir Tutup

Reputasi Baik: Nol

Jumlah Pengunjung Harian: Lima

Jumlah Pengunjung Bulanan: Sepuluh

Tim Arwah dan Hantu: Tidak Ada

Penyimpanan Barang: Tidak Ada

Pencapaian yang Terbuka: Tidak Ada

Skenario yang Tersedia [Set Panggung]:

Malam Mayat Hidup - Properti buruk, aktor tidak terlatih, alur cerita tidak memiliki logika. Faktor Teriakan: 0 Bintang

Pernikahan Hantu - Pasangan terpisah di dunia hidup, terikat bersama selamanya di dunia gaib, berbagi nisan yang sama, mengejar kebahagiaan dalam kematian. Faktor Teriakan: 0.5 Bintang

Skenario yang Dapat Dibuka:

Pembunuhan Tengah Malam - Seorang pasien psikotik berbahaya berkeliaran di apartemen yang hancur. Gunting dan palu sebagai tangan, ia hanya berkeliaran di luar kamarmu. Faktor Teriakan: 1 Bintang

Ruang Mayat - Ada suara-suara yang tidak dapat dijelaskan keluar dari ruang mayat ini setiap malam. Sebagai seorang wartawan, kamu ditugaskan untuk mengungkap misteri gelap ini. Faktor Teriakan: 3 Bintang

Keranda Berhantu - Pergi dengan keranda yang membawa peti mati. Jika kamu tidak bisa melarikan diri dalam waktu satu jam, kamu akan tinggal selamanya di dalam keranda itu. Faktor Teriakan: 2 Bintang

Misi Harian: Selesaikan Misi Harian yang disediakan oleh Rumah Hantu untuk membuka lebih banyak skenario menakutkan. Hadiah sesuai dengan kesulitan misi.

Kondisi Ekspansi Rumah Hantu: Jumlah Pengunjung Bulanan di atas 100. Reputasi Baik di atas 60 persen. (Setelah 3 ekspansi, Rumah Hantu akan ditingkatkan menjadi Labirin Menyeramkan.)

Roda Nasib Hantu (Gunakan Poin Ketakutan yang dihasilkan oleh pengunjung Rumah Hantu untuk memutar Roda): Ketentuan Hidup dan Mati bukanlah keputusan manusia, keberuntungan dan kemalangan hanya berjarak sejengkal. Kami memiliki Mustika untuk meningkatkan rentang hidupmu serta arwah-arwah genderuwo yang penuh kebencian!

Fungsi lain: Belum terbuka.

Misi Harian yang Janggal

Aplikasi dengan ikon Rumah Hantu itu terlihat mirip dengan banyak gim manajemen popular, namun alih-alih mengelola hotel, akuarium, atau toko hewan peliharaan, ini tentang mengelola rumah hantu.

Dion menatap layar, satu pertanyaan menguasai pikirannya. ’Mengapa tablet peninggalan orang tuaku memiliki aplikasi aneh ini?’

Ia melihat-lihat antarmuka aplikasi itu, dan semua informasi di dalamnya cocok dengan kondisi Rumah Hantu Batavia miliknya, seperti jumlah pengunjung harian dan skenario yang tersedia. Ini membuat Dion merasakan sensasi aneh, seolah-olah Rumah Hantu yang dikelola di dalam gim itu tidak berbeda dengan yang dikelola di kehidupan nyata.

Keduanya sama-sama suram dan terancam gulung tikar, ada terlalu banyak kesamaan di antara mereka.

“Mungkinkah gim ini dibuat dengan menggunakan Rumah Hantu-ku sebagai dasarnya? Lalu apakah ini berarti jika ada perubahan dalam gim, itu juga akan terjadi di kehidupan nyata?” gumam Dion.

Dion terus membaca skenario Rumah Hantu saat ini, Malam Mayat Hidup, dikritik habis-habisan. Bahkan skenario Pernikahan Hantu yang sempat masuk koran karena keunikannya hanya mendapatkan rating 0,5 bintang.

“Jika Pernikahan Hantu hanya mendapat 0,5 bintang, aku tidak berani membayangkan betapa menakutkannya skenario yang bisa dibuka itu.” Ia mencoba mengklik opsi, dan sebuah jendela muncul di layar, memberitahunya bahwa harus menyelesaikan sejumlah misi harian sebelum bisa membuka skenario tersebut.

“Sepertinya misi harian adalah kuncinya, hanya dengan menyelesaikan misi harian aku bisa membuka skenario seram. Dengan membuka lebih banyak skenario, aku bisa menarik lebih banyak pelanggan, dan akibatnya memperluas Rumah Hantu,” Dion adalah seorang pemain gim yang cerdas, jadi segera memahami aturan gim itu, tingkat penyelesaian misi harian akan memengaruhi pengembangan Rumah Hantu.

Setelah mengklik Misi Harian, tiga opsi muncul:

Misi Mudah: Ada tiga elemen utama dalam desain Rumah Hantu yang baik, Alur Cerita, Skenario, dan Suasana. Rumah Hantu tanpa cerita adalah Rumah Hantu tanpa jiwa, tolong lengkapi cerita latar untuk dua skenario, Malam Mayat Hidup dan Pernikahan Hantu.

Misi Normal: Perbaiki semua manekin di dalam Rumah Hantu sebelum tengah malam.

Misi Sulit: Aku tahu kamu masih belum sepenuhnya yakin tentang keberadaan arwah di dunia ini. Kalau begitu, bagaimana kalau kita bermain sedikit? Kebenaran akan terungkap saat kamu membuka matamu.

Misi Harian akan diperbarui setiap hari pada tengah malam. Pengguna hanya dapat memilih satu misi setiap hari, dan hadiahnya sesuai dengan tingkat kesulitan misi.

(Peringatan! Semakin sulit misi, semakin berbahaya, jadi pilihlah dengan hati-hati!)

Setelah melihat rincian misi, Dion terkejut. “Misi di dalam gim harus diselesaikan di dunia nyata? Bukankah ini bukti nyata bahwa gim ini dapat memengaruhi kehidupan nyata?”

Untuk menguji spekulasi ini, ia memutuskan untuk memilih sebuah misi. Karena hadiah diberikan sesuai dengan kesulitan dan ia hanya bisa memilih satu setiap hari. Demi hadiah terbesar, ia harus memilih misi yang paling sulit. Namun, peringatan yang tertera di akhir misi membuat Dion khawatir.

“Sulit untuk memilih, deskripsi untuk Misi Sulit sangat tidak jelas, hanya berbicara tentang jebakan. Mengapa aku tidak memulai dengan Misi Normal? Memperbaiki semua properti akan sulit tetapi tidak mustahil,”

Dion adalah orang yang suka bertindak, setelah membuat keputusan, lalu mulai bergerak. Ia mengambil kotak peralatannya dan seember darah palsu yang belum dibuka, lalu mulai memeriksa semua manekin di sekitar Rumah Hantu.

Malam telah tiba, untuk menghemat listrik, Dion bahkan tidak menyalakan lampu di koridor. Sambil menjepit senter di ketiaknya, Dion berjalan melewati Rumah Hantu yang besar, memperbaiki semua manekin yang membutuhkan perhatiannya.

Jika ada orang luar yang melihat ini, mereka mungkin akan sangat ketakutan sehingga mereka akan langsung menelepon polisi.

“Aku benar-benar tidak menyangka begitu banyak manekin yang membutuhkan perawatan, seharusnya aku tidak malas-malasan!”

Pada pukul sebelas lewat empat puluh lima malam, Dion menerima pemberitahuan penyelesaian misi di tabletnya. Kamu telah menyelesaikan Misi Normal, dengan memperhatikan detail akan berkontribusi pada suasana seram yang sempurna. Selamat, kamu mendapatkan hadiah misi, Musik Latar, ‘Jumat Kelabu’.

“Tunggu, bukankah 'Jumat Kelabu' adalah lagu terlarang di luar negeri? Menurut rumor, lagu itu memiliki kemampuan aneh untuk menanamkan kecenderungan bunuh diri pada pendengarnya, dan partitur aslinya sudah lama hilang,” Dion menemukan gambar sebuah cakram padat di penyimpanan itemnya, “Hadiah misi macam apa ini, jangan bilang ini semua semacam lelucon?”

Ia mengklik gambar cakram padat, dan melodi yang belum pernah didengar mulai bermain di telinganya. Melodi itu berbicara tentang kegelapan, melankolis, dan kesepian. Dion merasa dunia di sekitarnya menghilang, dan mendaratkan dirinya di sebuah koridor panjang tanpa ujung yang terlihat.

Ketika lagu itu berakhir, punggung Dion basah oleh keringat dingin. Ia bersyukur tidak memilih untuk mengulang lagu itu atau ia benar-benar tidak berpikir akan bisa melepaskan diri dari pengaruh musik itu dengan sendirinya.

“Sialan, ini nyata! Ini seharusnya lagu aslinya!” Setelah menyelesaikan misi gim, ia benar-benar mendapatkan hadiah yang bisa digunakan di kehidupan nyata. Ini memberi Dion secercah harapan, lalu menghentikan musik itu dan menyimpannya dengan hati-hati. Setelah menyelesaikan semuanya, Dion kembali ke ruang istirahat untuk beristirahat.

Berbaring di tempat tidur, meskipun lelah, ia sama sekali tidak merasa mengantuk. Lagi pula, hal-hal yang ia alami hari itu membutuhkan sedikit waktu untuk dicerna.

Tanpa disadari, tengah malam segera berlalu, dan Dion masih menatap langit-langit tanpa tujuan.

“Sama sekali tidak bisa tidur!” Pria yang bosan itu mengeluarkan tablet hitamnya. “Tengah malam sudah berlalu, jadi seharusnya ada set Misi Harian baru kan?”

Ia membuka aplikasi itu, dan seperti yang diduga, ada beberapa perubahan di layar Misi Harian.

Misi Mudah: Jika kamu ingin memberikan pengalaman seram kepada pengunjung, maka pertama-tama kamu harus memperhatikan ritme dan tempo pengalaman mereka di Rumah Hantu. Memicu ketakutan terlalu dini mungkin menyebabkan pengunjung kehilangan minat, jadi aku sarankan kamu memasang beberapa detektor suara atau kamera pengintai di Rumah Hantu untuk melacak kemajuan pengunjung.

Misi Normal: Sebuah tangan tidak dapat bertepuk tangan, Rumah Hantu yang baik membutuhkan tim yang baik untuk menjalankannya. Rekrut lebih banyak talenta untuk membantu perjalananmu.

Misi Sulit: Aku tahu kamu masih belum sepenuhnya yakin tentang keberadaan arwah di dunia ini. Kalau begitu, bagaimana kalau kita bermain sedikit? Kebenaran akan terungkap saat kamu membuka matamu.

Misi Harian akan diperbarui setiap hari pada tengah malam. Pengguna hanya dapat memilih satu misi setiap hari, dan hadiahnya sesuai dengan tingkat kesulitan misi.

(Peringatan! Semakin sulit misi, semakin berbahaya, jadi pilihlah dengan hati-hati!)

Tiga Misi Harian baru itu membuat rencana Dion sedikit kacau.

Misi mudah adalah memasang perangkat pengintai baru di Rumah Hantu, ini bisa dilakukan dengan uang, tapi masalahnya adalah… anggaran Dion saat ini terbatas.

Misi normal juga tidak mudah bagi Dion, dua seniornya yang telah bersamanya dalam suka dan duka baru saja mengundurkan diri. Bahkan jika ia pergi untuk memasang iklan perekrutan saat ini, itu akan membutuhkan beberapa hari untuk menyelesaikan pelatihan. Ketika karyawan baru bisa membantu di Rumah Hantu, tempat itu mungkin sudah tutup.

Karena misi mudah dan misi normal tidak mungkin, mata Dion tertuju pada Misi Harian terakhir.

“Karena semakin sulit misinya, semakin baik hadiahnya, apakah aku harus mencoba Misi Sulit ini?”

Misi Sulit

“Aku tahu kamu masih belum sepenuhnya yakin tentang keberadaan arwah di dunia ini. Kalau begitu, bagaimana kalau kita bermain sedikit? Kebenaran akan terungkap saat kamu membuka matamu.”

Seperti yang disebutkan sebelumnya, deskripsi Misi Sulit sangat tidak jelas. Namun, itu memberikan getaran yang menyeramkan.

“Melihat perkenalannya, ini sepertinya melibatkan semacam permainan, tapi bagaimana bisa bermain permainan menjadi Misi Sulit?”

Untuk menyelesaikan Misi Normal, Dion telah bekerja tanpa henti selama beberapa jam. Ia nyaris tidak berhasil menyelesaikan perbaikan semua manekin. Saat ia memainkan tablet, rasa ingin tahu Dion muncul. “Apakah aku harus mencobanya?”

Saat pemikiran itu muncul, ia tumbuh dan menyebar seperti tanaman merambat, menyerbu setiap sudut pikirannya.

“Misi Sulit memberikan hadiah terbaik, dan karena aku tidak bisa menyelesaikan Misi Mudah dan Normal yang diberikan hari ini, ini adalah pilihan terbaikku.”

Rumah Hantu Batavia akan tutup jika Dion tidak bisa bertahan melewati musim sepi ini, dan tahu betapa genting situasinya. Kebetulan ia menemukan secercah harapan ini, jadi tentu saja tidak akan membiarkan kesempatan apa pun berlalu begitu saja.

“Biarlah. Lagipula pada akhirnya, aku harus mengajukan Misi Sulit, jadi mengapa tidak mencobanya sekarang?” Duduk di tempat tidur, ia mengklik misi terakhir.

“Apakah kamu yakin ingin menerima Misi Sulit? Setelah diterima, keadaan yang tidak diketahui mungkin terjadi.”

“Ya.”

Tablet berkedip, dan rincian misi yang sebenarnya muncul.

“Dibutuhkan banyak keberanian, keberuntungan luar biasa, dan sedikit bantuan untuk melihat dunia tersembunyi. Permainan yang kita mainkan disebut ‘Kamu yang Lain di Cermin’. Masuklah ke kamar mandi sendirian pada pukul dua lewat empat pagi, tutup pintu, dan matikan lampu. Menghadap lah ke cermin dan nyalakan dupa di antara dirimu dan cermin. Kemudian, pejamkan matamu dan fokuslah, kamu bisa memulai dengan perlahan-lahan menyebut namamu.

“Apa pun bisa terjadi dalam kegelapan, mungkin akan ada wajah yang tidak dikenal muncul di cermin, atau mungkin ada sepasang mata yang mengintai di sudut, atau darah mungkin menetes dari langit-langit atau dinding. Tidak peduli apa yang terjadi, yang harus kamu lakukan hanyalah memastikan kamu tetap diam dan berdiri di depan cermin dengan tenang.

“Setelah setengah jam, misi akan selesai secara otomatis, asalkan kamu tidak membuka mata dan tidak peduli apa yang terjadi dalam setengah jam itu.”

Setelah membaca perkenalan misi, hati Dion berdenyut ketakutan. “Mungkinkah benar-benar ada dunia yang tersembunyi dari mata normal?”

Masih ada waktu sebelum waktunya, alih-alih pindah ke kamar mandi, Dion mulai melakukan riset daring. Dion berhasil menemukan beberapa informasi tambahan tentang permainan ini, dan semuanya adalah cerita hantu. Beberapa orang mengatakan mereka dikutuk setelah memainkan permainan ini, sementara yang lain menyebutkan teman atau anggota keluarga yang hilang, yakin bahwa mereka ditarik ke dalam dunia cermin.

“Setiap cerita ini terdengar sangat nyata.” Semakin banyak Dion membaca, semakin membuatnya tertarik. Bagaimanapun juga, ia adalah pengelola Rumah Hantu, latihan hariannya adalah memikirkan cara-cara baru untuk menakut-nakuti orang, tentu saja dalam lingkungan yang aman. Saat ia membaca informasi tentang permainan ini, merasa seolah-olah dunia baru terbuka di depan matanya.

“Sangat aneh untuk bermain permainan menakutkan di tengah malam di dalam Rumah Hantu!”

Ia memeriksa tingkat baterai ponselnya, dan merasa ingin merekam momen penting ini.

“Nanti aku akan merekam semuanya, jika itu sama menakutkannya seperti yang orang-orang ini katakan, maka mungkin aku bisa menambahkan skenario baru ke Rumah Hantu!”

Ia mencari-cari dupa dan pemantik. Ketika jam menunjukkan pukul dua, ia membawa benda-benda yang telah disiapkan dan bergerak menuju kamar mandi di lantai pertama Rumah Hantu.

Alasan ia melakukan ‘permainan’ ini di kamar mandi lantai pertama juga merupakan keputusan yang diperhitungkan oleh Dion. Jika ada sesuatu yang berbahaya terjadi selama proses itu, setidaknya ia bisa langsung melompat keluar jendela untuk menyelamatkan dirinya. Rumah Hantu Batavia sangat sunyi di malam hari, seorang pemuda yang menolak menyalakan lampu untuk menghemat listrik memasuki kamar mandi yang sempit dengan senter dan dupa.

“Lingkungan yang gelap dan klaustrofobik adalah yang terbaik dalam membangkitkan perasaan takut di dalam hati seseorang. Kamar mandi biasanya adalah tempat yang memiliki energi positif paling banyak di dalam gedung. Cermin dan closet, benda-benda ini tidak bisa lebih biasa lagi, tetapi benda-benda sehari-hari ini sering kali bisa digunakan untuk meningkatkan tekanan psikologis. Orang di balik permainan ini sangat pintar, mereka tahu bagaimana memanfaatkan kelemahan yang sering ditemukan di dalam hati manusia, dan akibatnya, mereka mampu menciptakan suasana seram dengan benda dan kondisi yang paling sederhana.” Dion merasa ini adalah kesempatan sempurna untuk meningkatkan keahliannya.

“Teror sejati sebenarnya tidak membutuhkan properti yang mahal, hanya perlu menyoroti dan meningkatkan rasa cemas yang melekat di dalam hati manusia.” Dion menarik napas dalam-dalam dan menyalakan rekaman di ponselnya. “Aku tidak tahu efek apa yang akan dibawa oleh permainan ini, tapi jika sesuatu terjadi padaku, berharap orang yang menemukan ponsel ini akan menyimpan video ini karena ini adalah kunci, kunci yang berharga untuk membuka banyak lapisan penipuan.”

Kemudian Dion meletakkan ponselnya di samping kloset, menyesuaikan sudutnya hingga kamera dapat menangkap dirinya dan cermin di depannya.

“Sudah pukul dua lewat satu, tiga menit lagi.”

Menunggu kematian lebih menakutkan daripada kematian itu sendiri. Kesunyian kamar mandi memperkuat segala macam suara atau gema di ruangan itu. Saat detik-detik berlalu, jantung Dion mulai berpacu.

Ia melihat waktu di ponsel, ketika jarum menit menunjuk angka empat, lalu mematikan senter dan menyalakan dupa. Mengikuti instruksi, ia meletakkannya di antara cermin dan dirinya.

Asap dupa yang menari-nari menjadi satu-satunya sumber cahaya dalam kegelapan. Ia berkedip dan berputar-putar di antara dunia nyata dan dunia cermin. Itu bertindak mungkin seperti semacam cahaya petunjuk, menunjuk jalan untuk apa pun yang ada di cermin.

Dion melihat bayangannya di cermin, dan merasa aneh. “Apakah permainannya sudah dimulai?”

Ia menundukkan kepala dan memejamkan matanya sebelum mulai menggumamkan namanya dengan lembut.

“Dion, Dion, Dion...”

Pengulangan nama seseorang akan menempatkan jarak psikologis antara itu dan diri sendiri. Akhirnya, bahkan nama seseorang akan terdengar aneh di telinga orang lain. Teori ini mirip dengan bagaimana setelah melihat karakter tertentu berulang kali, seseorang akan lupa cara menulisnya ketika ditanya.

Untuk mencegah efek psikologis itu menimpanya, setiap kali Dion menyebut namanya, akan menyisakan ruang tiga detik. Dengan cara ini, ia juga menghitung mundur waktu.

Bagaimanapun juga, syarat untuk misi yang berhasil adalah tetap memejamkan mata selama setengah jam tidak peduli gangguannya.

’Berdiri di depan cermin dan memainkan permainan yang hanya melibatkan dupa pada pukul dua pagi di dalam Rumah Hantu sendirian. Jika aku tidak melakukan ini sendiri, bahkan tidak akan percaya seseorang akan dengan sukarela melakukan sesuatu yang sebodoh ini.’ Dion terus menyebut namanya saat berbagai pikiran acak memasuki pikirannya.

Permainan ini dipenuhi dengan teror psikologis, bagian yang paling sulit bukanlah menghadapi hantu atau legenda yang seharusnya, tetapi menghentikan pikiranmu dari menyimpang dan membentuk skenario menakutkan untuk menakuti dirimu sendiri. Selama kamu tidak membuka mata, semuanya akan baik-baik saja.

Namun itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, karena sepuluh menit setelah permainan dimulai sesuatu terjadi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!