Pagi yang sangat menyebalkan harus dirasakan Rizki saat berangkat ke sekolah apa lagi hari ini hari pertama kalinya masuk sekolah SLTP tapi harus terjebak macet, membuat Rizki kwatir datang terlambat ke sekolah dan takut kena hukuman dari sekolah karena baru masuk sekolah sudah terlambat.
Kedua Bodyguard nya Rizki melihat anak-anak majikannya kwatir terlambat membuat Bodyguard nya merasa bersalah dan mencoba cari cara untuk ketiga anak majikannya tetap masuk sekolah tepat waktu.
"Nona muda dan Tuan muda apa kalian mau naik motor, kami bisa telefon bodyguard yang lain untuk susul kita kesini supaya bisa antar kalian ke sekolah?" tanya Ucup melihat kearah belakang.
"Tidak usah Om, kalo tunggu mereka datang kita semakin terlambat bisa-bisa semakin dimarahi kita nantinya." tolak Rizki melihat jam tangan yang dipakainya.
"Betul Om, Sudah kalian saja yang antar kita ke sekolah biar lah terlambat bareng kalian dari pada nunggu yang lain lebih bikin susah nantinya." ucap Sisil setuju sama ucapannya Rizki, tidak mau ambil resiko biar lah nunggu lama dari pada coba-coba justru lebih terlambat.
"Sudah lampu hijau, kalian coba cari jalan pintas supaya lebih cepat sampai sekolah kita masih ada waktu setengah jam untuk sampai sekolah, walaupun masih jauh tapi berharap sampai sekolah pas waktunya sebelum bel masuk sekolah dibunyikan." ucap Sisca kasih solusi dari pada harus pasrah berdiam didalam mobil, pastinya kesal karena cemas terlambat.
"Siap Nona akan kami laksanakan." ucap Cecep langsung keluarin handphone yang ada didalam tas dan langsung siap-siap buka google map, berharap anak-anak majikannya tidak datang terlambat dan bisa mengikuti perjalanan pertamanya.
"Baik Nona muda, kami akan cari jalan pintas pakai google map kalo begitu." lanjut Ucap baru ingat kenapa tidak dari tadi saja pakai google map, sudah pasti tidak akan terkena macet lebih lama.
Ucup minta temannya untuk buka google map di handphone nya untuk mencari jalan pintas ke sekolah nya Rizki, Sisil, dan Sisil.
Berharap datang ke sekolah tepat waktu supaya tidak dimarahi guru, Rizki memilih diam dari pada protes lagi karena tahu kedua bodyguard nya pasti lebih pusing karena masih lama sampai ke sekolah, sudah tadi antri lama beli bensin dan sekarang lama lagi menunggu lampu merah.
**
Memiliki dua istri membuat Brata merasa pusing mendengar kedua istrinya yang selalu saja ribut, tidak pernah bisa akur sama sekali ada saja bahan untuk ribut membuat Brata tidak betah dirumah dan memilih siap-siap ke kantor ikut bekerja bareng Bagas di kantor lebih tenang setidaknya sampai sore tidak mendengar ocehan kedua istrinya terus.
"Tidak betah dirumah, sekarang mau pergi kemana Papi apa mau cari plakor lagi hah?" tanya Bela emosi karena Brata selalu saja setiap ribut selalu pergi untuk menghindar.
"Mau ke kantor saja bantu Bagas kerja dari pada dirumah pusing dengerin kalian ribut terus, kalo sama Bagas tenang dan bisa fokus kerja oh iya Papi dan Ayah pulang sore bareng Bagas dan Lulu jadi kalian tidak usah kwatir." ucap Brata sambil pakai kemeja kerjanya, padahal ingin sekali ada dirumah ditemani kedua istrinya bercanda bareng atau jalan-jalan bertiga tapi keinginannya sulit dijalankan karena kedua istrinya tidak bisa akur sama sekali.
"Iya sudah terserah Ayah saja bagaimana baiknya, kalo di kantor bisa bikin tenang iya silahkan saja maaf jika Bunda bikin Ayah tidak betah dirumah karena selalu berantem sama Mami setiap saat." ucap Meta sedih karena Brata akhir-akhir ini jadi lebih sering ke kantor dari pada dirumah.
Meta ambil kan jas kerjanya Brata didalam lemari untuk dipakai suaminya untuk ke kantor, walaupun sedih tapi Meta mau bantuin suaminya siap-siap berangkat ke kantor demi tidak pusing mendengar dirinya berantem sama Bela terus.
Kesal rasanya melihat Meta selalu saja bisa lebih cepat bantuin Brata siap-siap berangkat ke kantor, membuat Bela memilih keluar dari kamar dari pada kesal melihat Meta yang berusaha cari perhatian Brata.
Lega rasanya melihat Bela memilih keluar dari kamar dari pada harus bantuin dirinya siap-siap ke kantor, biarlah istri pertamanya seperti cuek dari pada didalam kamar bisa-bisa berantem lagi sama Meta adu mulut yang akhirnya membuat dirinya pusing dengerin kedua istrinya yang ribut tidak ada akhir sama sekali.
**
Turun dari mobil membuat Rizki, Sisil, dan Sisca lari-lari masuk kedalam gerbang sekolah karena lima menit lagi gerbang sekolah ditutup membuat Rizki harus lari supaya bisa masuk kedalam sekolah bareng kedua kakaknya.
"Akhirnya bisa sampai disini huff perjalanan yang menyebalkan sekali." protes Rizki kesal, hari pertama masuk ke sekolah sudah mendapatkan cobaan saja.
"Iya sebal sekali Ki, besok-besok kita tidak boleh biarkan Om Ucup sampai lupa isi bensin jangan sampai kejadian hari ini terulang lagi capek juga kan duduk lama didalam mobil dan sekarang pakai lari segala capek lagi huh." ucap Sisil kesel, membuat dirinya sampai pegang lututnya saking capek lari demi bisa masuk kedalam sekolah sebelum gerbang ditutup.
"Setuju tuh, iya sudah yuk masuk ke kelas sebelum guru masuk kan tidak lucu baru masuk sekolah kena hukuman bertiga lagi kan." ajak Sisca melihat kedua saudaranya kelelahan karena lari tadi.
Sisca jalan duluan menuju kedalam kelasnya, berharap guru di jam pertama belum masuk supaya Sisca dan kedua saudaranya tidak kena hukuman karena terlambat masuk kedalam kelas.
Menikmati jajanan didepan sekolah bareng Sisca dan Sisil, membuat Rizki langsung pesan banyak makanan karena tidak sabar mau coba siomay, batagor, aneka seafood, dimsum dan minuman segar favoritnya ternyata ada di sekolah nya membuat Rizki langsung pesan jus mangga.
Ucup dan Cecep melihat anak-anak majikannya antri lama menunggu makanan nya disiapkan, membuat keduanya menghampiri Rizki, Sisil, dan Sisca yang berdiri didekat gerobak batagor.
"Kalian tunggu lah di kelas nanti kami yang bawakan ke kelas." ucap Ucup tidak tega melihat ketiga anak majikannya berdiri lama.
"Betul Tuan muda dan Nona, biar kami saja yang antri dan kalo sudah selesai kami bawakan ke kelas kalian." ucap Cecep melihat masih banyak teman sekolah Rizki yang masih menunggu makanannya selesai dibuatkan.
"Tidak usah Om terimakasih, biar kami saja disini nunggu makanan selesai dibungkus, lebih baik kalian makan saja sana sambil tunggu kita pulang sekolah." ucap Rizki mau merasakan juga seperti teman-temannya yang rela nunggu lama antri demi bisa langsung menikmati makanan yang diinginkannya.
"Jangan ganggu deh kalian, kita juga mau merasakan seperti teman-teman juga berdiri antri sampai makanan kita siap kita bawa ke kelas." ucap Sisil kesal karena bodyguard nya ganggu saja, padahal Sisil mau merasakan antri beli makanan bukan cuman nunggu makanan diantar ke kelas baru dinikmati.
"Iya baik lah Nona dan Tuan muda kami kembali ke mobil saja kalo begitu permisi." sambung Ucap pasrah karena ketiga anak majikannya, tidak mau kembali ke dalam kelasnya.
Sejujurnya bangga dan salut sama Rizki, Sisil, dan Sisca tidak manja sama sekali karena mau rela nunggu lama pesanannya selesai disiapkan dan mau dinikmati langsung dari pada nunggu lama didalam kelas.
Nafas lega melihat kedua bodyguard nya jalan menuju mobil, membuat Rizki bisa melanjutkan antri nunggu giliran batagor nya dibuatkan.
**
Kaget melihat kedua menantunya ada didalam ruangannya Bagas asik ngobrol bertiga sambil makan cemilan sebelum mulai bekerja.
"Kalian biasa kesini?" tanya Brata langsung ambil kaleng minuman yang ada diatas meja.
"Iya Papi setiap pagi, nanti jam sembilan kita langsung ke kantor biasanya kita lihat cctv yang ada di jam tangan anak-anak kita dan adik-adik kita." ucap Ridwan kasih tahu kebiasaan setiap pagi nya.
"Dari pada kita lihat sendiri-sendiri lebih baik kan barengan seperti ini, setelah puas kepo baru deh kita kembali ke kantor kadang juga siang sih kita ngumpul seperti ini sambil makan terus nonton cctv deh." ucap Kamal melihat mertuanya yang memilih ke kantor dari pada dirumah bareng kedua istrinya.
"Apa Papi mau lihat cctv juga bareng kita?" tanya Bagas melihat Brata yang menikmati kue yang ada diatas meja.
"Oh begitu toh, iya mau dong anak-anak penasaran juga sama kegiatan adik-adik kalian pertama masuk sekolah terus cctv cucu-cucu Papi juga." sambung Brata senang karena anak dan menantunya bisa kompak dan menjaga rahasia apa yang dilihatnya tidak dibahas bareng istrinya dirumah tidak membuat keributan karena ke kepoannya.
Brata langsung melihat laptopnya Bagas yang khusus dipakai untuk menjadi layar cctv jam tangan yang dipakai sama Rizki, Sisil, Sisca, dan anak-anaknya.
**
Rizki memilih baca buku sambil nunggu guru bahasa Indonesia masuk kedalam kelas dari pada ngobrol sama teman, yang membuat dirinya ngantuk lebih memilih baca buku membuatnya tidak merasa ngantuk dan bosan sama sekali.
Sisil dan Sisca ajak Prapti untuk gambar sambil nunggu guru masuk kedalam kelas dari pada bingung mau ngapain, karena bingung dan bosan menunggu lebih baik membuat gambar dan mewarnai bersama.
"Kalian hobi gambar iya, gambar kalian bagus sekali?" tanya Prapti kagum melihat hasil gambar buatan Sisil dan Sisca.
"Tidak kok, kita hobi nya baca saja kalo gambar jarang sekali sih oh iya kalo kamu hobi nya apa?" tanya Sisil merapihkan habis gambarnya dan masukin kedalam tas.
"Sama baca buku juga, soalnya bingung mau ngapain kalo dirumah karena dirumah saya tidak ada teman main soalnya Kakak-kakak saya ada diluar kota jadi menghabiskan waktu untuk baca buku punya orang tua saja deh." ucap Prapti terus terang, walaupun masih kecil tapi dirinya sudah biasa baca buku resep masakan, buku tentang bercocok tanam, maupun buku yang dibolehkan untuk dirinya baca sama orang tuanya.
"Wah hobi kita sama dong, kapan-kapan kita belajar bareng mau tidak Prapti?" tanya Rizki ajak Prapti belajar bareng, diam-diam mendengar obrolan Prapti bareng kedua kakaknya membuat dirinya tertarik untuk ajak Prapti belajar bareng.
"Tentu boleh dong, iya sudah saya catat nomor telefon kalian iya supaya kita bisa chat bareng dan janjian mau belajar dimana dan berapanya." lanjut Prapti setuju diajak belajar bareng, langsung kasih bukunya ke Rizki untuk teman barunya catat nomor yang bisa dihubunginya nanti.
Kaget melihat Meta ada didepan gerbang sekolah, padahal Meta tidak bilang sama sekali untuk jemput Rizki, Sisil, dan Sisca setelah pulang sekolah dan sekarang orang tuanya ada didepan sekolah.
"Kok sendirian tidak sama ayah, memangnya ayah kemana?" tanya Rizki penasaran karena tahu ayah nya sudah pensiun, jadi sudah tidak ada alasan untuk kembali kerja.
"Nanti ayah susul kita ke Mall dan makan siang bareng, ayah ke kantor katanya bosan dirumah terus karena sudah terbiasa kerja jadi ke kantor deh, hayo kita ke Mall anak-anak." ucap Meta terpaksa tidak jujur, mana mungkin dirinya bilang alasan Brata kerja bisa-bisa ketiga anaknya sedih dan kesal sama Bela karena Meta tidak ingin ketiga anaknya tidak sopan sama ibu tirinya, walaupun Bela tidak suka kehadirannya tapi tidak ingin anak-anaknya tidak punya sopan santun dan berani melawan ibu tirinya terus.
"Oke Bunda asik jalan-jalan ke Mall bareng ayah dan Bunda hayo ke Mall." ucap Sisil bahagia karena ke Mall cuman berlima, tanpa ada yang ganggu sama sekali dan tidak membuat keributan karena ucapan seenaknya Bela setiap kali diajak jalan bareng ada saja yang diucapkan dan membuat Sisil merasa malu mendengar ucapan ibu tirinya.
Sisil masuk kedalam mobil duluan dan susul sama Rizki dan Sisca yang duduk disampingnya, sedangkan Meta duduk didepan bareng supir.
Ucup dan Cecep ikutin mobil majikannya dari belakang karena Meta bawa mobil dari rumah, membuat Ucup dan Cecep ikutin majikannya ke Mall takut butuh bantuan membuat keduanya ikutin mobil majikannya.
**
Intan tidak terima karena Meta jemput ketiga anaknya ke sekolah, curiga kalo Meta bakal ajak papi nya makan siang di Mall tanpa ajak dirinya dan ibu nya ke Mall.
"Plakor itu benar-benar curang sekali pergi tanpa ajak kita, kita jangan diam saja membiarkan plakor itu makan siang bareng papi tanpa ada kita, Mami telefon papi untuk makan siang bareng kita juga." ucap Intan kesal melihat Bela santai saja saat tahu Meta jemput ketiga anaknya ke sekolah, sudah pasti Meta bakal ajak Brata ke Mall untuk makan siang bareng.
"Bener juga tidak adil dan kita ganggu mereka kalo begitu, baik lah kita telefon papi sekarang." ucap Bela setuju, awalnya tidak berfikiran Meta bisa makan siang bareng Brata tanpa ajak dirinya dan anak-anaknya, justru Intan yang sadar akan modusnya Meta pergi tanpa bilang yang sebenarnya.
Langsung ambil handphone yang ada diatas meja dan langsung telefon Brata untuk ajak makan siang bareng, Bela sudah siap marah jika Brata tidak jujur makan siang dimana, sudah pergi pagi-pagi alasan bosan dirumah saja dan sekarang mau jalan-jalan tanpa ngajak sama sekali.
**
Rizki menceritakan pengalaman pertama masuk ke sekolah barunya ke Meta dan Brata, walaupun pagi-pagi sedikit bikin kesal tapi selama di sekolah bikin bahagia karena mendapatkan teman baru dan juga bahagia karena punya teman baru yang punya hobi yang sama.
"Kita boleh kan jalan-jalan bareng teman sambil belajar?" tanya Rizki berharap tidak dilarang untuk jalan bareng teman.
"Tentu boleh dong Ki, masa jalan bareng teman tidak boleh sih tapi harus bareng Kak Sisil dan Kak Sisca juga apa lagi kalo mau jalan bareng teman perempuan jangan pernah berani jalan berdua sama teman perempuan mengerti!" tegas Brata tidak ingin anaknya khilaf, apa lagi anak seumuran Rizki terkadang suka khilaf yang berdampak menghancurkan masa depannya sendiri.
"Siap Ayah tenang saja, kita juga tidak mau Rizki modus sama teman sekolah takut kita kena omelan karena Rizki yang ajak jalan teman perempuan tanpa kita ikut." ucap Sisil nyengir melihat Rizki yang tidak mendapatkan kebebasan jalan bareng temen perempuan di sekolah.
"Siap deh Ayah." lanjut Rizki pasrah karena tahu larangan yang diberikan orang tuanya, sadar jika orang tuanya takut dirinya khilaf jika ajak teman sekolah jalan berduaan saja walaupun ditemani sama bodyguard yang wajib ikut kemana pun Rizki pergi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!