Ting!
Suara notifikasi pesan masuk di ponsel Rose berbunyi.
Seorang wanita cantik berambut pirang yang tengah memasak di dapur itu bernama Rose Hazel, istri salah seorang CEO kaya di negara Liberta yaitu Alexander Preston.
Meskipun sudah menikah dengan orang berpengaruh seperti Alex, tidak banyak orang yang mengetahui keberadaan Rose.
Orang-orang hanya tahu bahwa Alex sudah menikah tapi tidak banyak yang pernah bertemu Rose karena Alex tidak pernah memperkenalkan dirinya ke publik.
Rose mencuci tangannya lalu bergegas mengambil ponselnya dan membacanya pesan yang masuk.
Tertera di sana ada pesan masuk dari kontak bernama "Hubby".
Itu adalah pesan Alex.
Bahkan sebelum membukanya, Rose sudah bisa memperkirakan apa isinya. Meskipun begitu, dia selalu berharap kali ini isinya akan berbeda, mungkin sedikit perhatian untuknya dari suaminya itu.
Namun sayangnya, harapan Rose pun pupus sudah setelah membaca pesan dari Alex.
Isi pesan itu adalah "Mia kecelakaan, cepat datang ke rumah sakit, dokter bilang dia butuh donor darah".
Rose pun menggeser layar ponselnya ke pesan-pesan suaminya sebelumnya yang semuanya hanya tentang Mia.
"Cepat ke rumah sakit"
Bukti transaksi transfer uang masuk dari Alex ke Rose.
"Jangan lupa datang ke rumah sakit"
Bukti transaksi transfer uang masuk dari Alex ke Rose.
"Mia jatuh dari tangga dan butuh donor darah, cepat datang!"
Bukti transaksi transfer uang masuk dari Alex ke Rose.
Begitulah seterusnya isi pesan Alex, suami Rose padanya selama dua tahun mereka menjalani pernikahan.
Semua pesan-pesan Rose tentang menanyakan kabar, kapan pulang, sudah makan atau belum, sedang berada dimana, dan perhatian kecil lainnya dari Rose, sama sekali tidak digubris oleh Alex.
Yah mau bagaimana lagi, pernikahan mereka tidak didasari cinta, hanya Rose yang cinta sendiri, Alex sama sekali tidak mengingatnya apalagi jatuh cinta padanya.
Selama dua tahun menikah bisa dihitung berapa kali Alex muncul di kediaman mereka dan itu pun Alex akan tidur di ruang kerjanya atau di kamar tamu.
Kamar utama selalu hanya Rose tempati sendiri.
Dari kabar yang pernah didengar Rose, Mia adalah kekasih sahabat Alex yang sudah meninggal yaitu Cassian Taylor. Cassian meningggal akibat menyelamatkan Alex dari ledakan granat saat mereka diturunkan untuk ikut perang di negara Concordia sekitar 3 tahun yang lalu.
Pada saat itu Alex dan Cassian sedang ikut wajib militer dan tiba-tiba ada perang pecah di negara tetangga, mereka pun diturunkan untuk mengamankan warga sipil di sana.
Alex sangat merasa berhutang budi pada sahabatnya itu, dia berusaha membantu perusahaan Taylor Group yang sekarang masih dipegang oleh ayah Cassian.
Alex juga mendapatkan informasi dari para sahabat Cassian lainnya bahwa Cassian memiliki kekasih yang dicintainya dan akhirnya tidak bisa dinikahi oleh Cassian karena Cassian meninggal dunia.
Saat itulah Alex mencarinya dan menemukan wanita itu, dia adalah Mia Winters. Winters Company adalah perusahaan kecil yang tengah diambang kebangkrutan saat itu. Mia hampir dijual oleh ayahnya untuk melunasi hutang-hutang keluarga Winters.
Saat itulah Alex muncul sebagai penyelamat Mia.
Alex juga membantu Winters Company bangkit.
Alex memang sering bilang bahwa dia cuma balas budi pada Cassian dengan menjaga keluarga kekasihnya, tapi siapa yang percaya.
Alex, seorang pria yang terkenal dingin itu akan datang kapan pun hanya dengan panggilan dari seorang Mia.
Rose sampai berusaha berpenampilan dan bersikap lemah seperti Mia untuk mendapatkan perhatian Alex, tapi hasilnya nihil. Alex tetap tidak peduli padanya.
Dalam sebulan ini saja, Alex sudah meminta Rose mendonorkan darahnya pada Mia sampai tiga kali dengan alasan yang berbeda-beda.
Padahal jelas-jelas luka Mia hanya luka kecil atau luka palsu tapi Alex selalu meminta donor darah darinya untuk Mia.
Mia selalu pura-pura lemah di hadapan Alex, padahal di belakang, Mia selalu memamerkan kebersamaannya dengan Alex melalui pesan chat kepada Rose.
Seperti hari ini, Mia mengirimkan foto Mia merebahkan kepalanya di pundak Alex yang tertidur di sebuah sofa di dalam ruang rawatnya dan menuliskan kalimat-kalimat provokatif untuk Rose.
Rose selalu berusaha sabar dan tidak melaporkannya pada Alex karena tidak mau dianggap seseorang yang gampang cemburuan.
Awal pernikahan mereka, terjadi tepatnya dua tahun yang lalu.
Saat itu, Mia mengalami kecelakaan parah dan membutuhkan donor darah.
Rupanya golongan darah Mia langka dan kebetulan Rose memiliki golongan darah yang sama.
Begitu mendengar kabar Alex sedang mencari donor darah untuk Mia, Rose berdebat dan meninggalkan keluarganya untuk bisa mendatangi Alex.
Rose mengajukan syarat pernikahan sebagai ganti menjadi pendonor darah Mia.
Alex langsung mengabulkannya.
Tapi entah kenapa Mia yang tidak punya banyak riwayat kecelakaan dan sakit sebelum kecelakaan besar yang terjadi padanya dua tahun yang lalu, menjadi terus-menerus masuk rumah sakit dan membutuhkan donor darah setelah tahu Rose menikah dengan Alex.
Tentu saja setelah beberapa kali menjadi pendonor darah untuk Mia, Rose mulai curiga dan menginvestigasi Mia.
Rose pun menemukan kebohongan Mia, tapi Rose juga bingung kenapa Alex hanya membiarkannya saja.
Rose mulai berpikir "Tidak mungkin kan Alex tidak tahu bahwa Mia cuma pura-pura? Apa Alex sengaja melakukannya untuk menyingkirkan dirinya? Bagaimanapun pernikahan ini hanya transaksi. Dan menjadi donor darah untuk Mia adalah syarat pernikahan ini. Aku tidak peduli lagi hubungan macam apa yang dia miliki dengan Mia. Tapi kesabaranku sudah habis. Aku sudah tidak mau lagi ada di posisi ini. Cintaku seorang saja sudah tidak bisa membuatku bertahan lebih lama lagi dalam pernikahan ini"
Rose pun membalas pesan Alex.
"Alex! Mari bercerai!"
Di seberang telpon sana, Alex kebingungan lalu Alex memutuskan membalas pesan itu dengan transferan uang yang jauh lebih besar dari pada biasanya.
"Sudah kan? Cepat ke rumah sakit. Dokter berkata Mia butuh donor darah secepatnya"
"Ha?! Apa dia pikir aku butuh uangnya?", pikir Rose.
Rose semakin diliputi amarah.
Rose pun kembali membalas pesan itu.
"Ini terakhir kalinya aku pergi ke rumah sakit. Temui aku di kantor sipil, kita akan bercerai hari ini juga. Setelah perceraian sah baru aku akan datang ke rumah sakit."
Alex pun akhirnya menelpon Rose.
"Rose, apa maksudmu? Apa kau tidak puas dengan uang yang aku berikan? Berapa banyak yang kau inginkan? Apa maumu? Aku bisa membelikannya"
Rose menjawab dengan dingin.
"Aku tidak pernah butuh uangmu. Tunggu saja di sana dan tanda tangani surat cerainya, aku tidak butuh uang sepeser pun"
Alex mulai tampak tak sabar.
"Baiklah. Cepat datang. Dokter berkata kondisi Mia parah"
Rose langsung menutup telponnya dan memesan taksi untuk menuju kantor sipil.
Di rumah sakit, Alex berpamitan pada Mia kalau dia harus menjemput Rose.
Mia:"Bukankah Rose bisa naik taksi ke sini?"
Alex:"Tidak usah pedulikan itu, aku akan segera kembali bersama Rose"
Alex langsung keluar ruang rawat dan dengan diantar oleh asisten pribadinya, Ronald, mereka pun menuju kantor sipil.
Mia merasa aneh karena tidak biasanya Alex menjemput Rose.
Di dalam perjalanan, Alex berpikir bahwa sejujurnya, Alex merasa cukup puas dengan pernikahannya.
Bukan karena cinta yang membara, melainkan karena Rose, istrinya, adalah sosok yang tidak menyusahkan.
Alex bukan pria yang haus belaian wanita, jadi baginya, Rose adalah pasangan yang sempurna sesuai kontrak pernikahan mereka.
Rose tidak banyak menuntut, lebih banyak diam dan tidak pernah mengganggu privasi Alex. Yang paling penting, Rose tidak pernah memanfaatkan atau memamerkan statusnya sebagai istri seorang Alex, sesuatu yang sangat dihargai Alex.
Pernikahan kontrak mereka berjalan dengan baik, mereka tidak pernah bertengkar, setidaknya begitulah menurut Alex.
Alex merasa mereka sudah saling mengambil dan memberi sesuai kebutuhan masing-masing.
Padahal semua tidak seperti yang Alex pikirkan, yang dibutuhkan Rose bukanlah uang dan status Mrs Preston.
Alex pun selalu memberikan kompensasi finansial yang besar kepada Rose setiap kali wanita itu bersedia mendonorkan darahnya untuk Mia.
Rose tidak pernah menolak atau melawan permintaannya, membuat Alex semakin yakin bahwa semuanya baik-baik saja.
Namun, sebagai pria, Alex menganggap Rose sebagai wanita yang membosankan.
Rose adalah wanita yang paling cantik yang pernah Alex temui tapi dia wanita yang tidak menarik.
Entah kenapa dia selalu memakai dress terusan berwarna putih yang membuatnya tampak lemah seperti Mia.
Padahal waktu pertama bertemu, Rose tampak lebih berani dan ceria.
Alex masih ingat betapa percaya dirinya Rose menawarkan kontrak pernikahan padanya.
Waktu itu Alex menganggapnya menarik dan langsung menerimanya.
Tapi semakin lama sifat Rose mulai berubah.
Sifat Rose menjadi tenang, tidak banyak bicara, pemurung dan tidak menuntut justru membuat Alex merasa hampa.
Dalam hatinya, Alex merasa tidak ada tantangan.
Hidup Rose dirasa terlalu lurus.
Rose memang cantik, tapi kepribadiannya yang sekarang pasif tidak sesuai dengan tipe ideal Alex.
Lebih tepatnya, sampai saat ini, tidak ada wanita yang benar-benar sesuai dengan tipenya. Tidak ada wanita yang mampu membangkitkan hasratnya untuk memiliki, untuk berjuang, atau bahkan sekadar untuk cemburu.
Terhadap Mia yang sering disebut dekat dengan dirinya pun sebenarnya Alex tidak menaruh rasa apapun.
Alex murni hanya ingin membantu orang-orang yang berharga bagi mendiang sahabatnya, Cassian.
Alex pun akhirnya tiba di kantor sipil, tak lama tampak Rose juga turun dari taksi.
Rose:"Ayo masuk"
Rose hanya mengatakan itu dan melihat Alex sekilas lalu berpaling untuk berjalan menuju pintu masuk kantor sipil.
Alex dan Ronald hanya mengikuti Rose di belakang.
Keduanya sangat terkejut dengan keinginan Rose untuk bercerai dari Alex, mengingat Rose lah yang lebih dulu ingin menikahi Alex.
Alex tampaknya sangat bingung dengan keinginan Rose untuk bercerai, tapi berbeda dengan Ronald, dia bisa memperkirakan alasan kenapa Rose ingin bercerai.
Seorang petugas pun menyapa mereka sambil tersenyum.
"Selamat siang. Ada yang bisa dibantu?"
Rose langsung menjawab singkat, padat, dan jelas.
"Kami mau bercerai"
Petugas itu segera meminta syarat-syarat dokumen yang diperlukan dan juga meminta mereka mengisi formulir.
Alex dan Ronald bisa melihat Rose tampak tidak ragu saat mengurus perceraian ini.
Alex pun tidak berpikir panjang lagi dan menandatangani surat perceraian mereka setelah Rose tanda tangan. Baginya, sekarang yang penting Rose ikut dengannya ke rumah sakit untuk menolong Mia.
Begitu surat cerai mereka keluar dan status cerai mereka telah resmi, Rose langsung menuju mobil Alex untuk bersama-sama ke rumah sakit tempat Mia dirawat.
Sesampainya di dalam kamar rawat, Alex dan Rose mendekat ke ranjang Mia.
Mia tengah terduduk dengan wajah pucat dan senyum yang tampak dipaksakan.
Sementara Ronald memanggil dokter.
Mia:"Maaf... Aku merepotkanmu lagi, Rose..."
Rose tiba-tiba mengangkat tangannya dan menampar Mia sebanyak dua kali.
Tamparannya benar-benar keras sampai cap tangannya terukir di kedua pipi Mia.
Mia membelalakkan matanya tidak percaya karena Rose berani menamparnya di depan Alex.
Alex juga sangat terkejut dan langsung mencekal tangan Rose.
Alex:"Apa yang kau lakukan?! Mia sedang sakit! Kenapa kau menamparnya tanpa alasan?!"
Alex tidak percaya, istrinya yang sekarang sudah menjadi mantan istri itu tiba-tiba bertindak kasar tepat setelah perceraian.
Rose menghempaskan tangan Alex dan mengeluarkan amplop dari tasnya.
Rose mengeluarkan isi amplop itu dan melempar isinya ke wajah Mia.
Amplop itu berisi foto-foto Mia bersama Alex saat Alex menemani Mia baik itu di rumah sakit atau tempat lainnya, beberapa foto bahkan diambil dengan sengaja menggunakan angle tertentu yang bisa membuat orang lain salah paham.
Alex dan Mia membelalakkan matanya saat melihat foto-foto itu.
Bertepatan dengan adegan dramatis itu, Ronald masuk dengan membawa dokter dan suster.
Mereka mendekat.
Ronald mengambil salah satu foto yang tercecer di lantai, dia pun juga terkejut.
Ronald tahu betul kegiatan Alex karena dia selalu mengikutinya ke mana saja. Alex tidak pernah berduaan dengan Mia.
Kalaupun Ronald pernah meninggalkan Alex berdua dengan Mia itu pun hanya beberapa menit.
Jadi Ronald yakin sekali tidak ada yang terjadi di antara Alex dan Mia.
Tapi Ronald paham jika orang lain melihat foto ini sudah pasti akan salah paham terhadap hubungan antara Alex dan Mia, apalagi jika yang menyaksikannya adalah istri Alex yaitu Rose.
Alex:"Apa maksud foto-foto ini?! Dari mana kau mendapatkannya?"
Rose:"Menurutmu dari mana?"
Rose melirik ke arah Mia.
Beberapa foto diambil secara selfie jadi sudah jelas siapa yang mengambil foto itu.
Alex dan Ronald juga ikut menatap Mia.
Seketika wajah Mia memucat.
Ronald memandang Mia dengan dingin, dia tahu betul betapa liciknya Mia, Mia tidak sepolos yang diperlihatkan di hadapan orang-orang.
Dia sendiri heran kenapa Alex tidak bisa melihatnya dan malah memanjakan Mia sekeluarganya selama ini.
Ronald tidak pernah berkomentar karena dia cuma bawahan dan tidak mau ikut campur untuk urusan pribadi atasannya itu.
Rose, Alex, Mia
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!