NovelToon NovelToon

Transmigrasi Alexa

Tragedi

Malam semakin larut, jalanan yang tadinya ramai menjadi sepi, terlihat sebuah mobil BMW 4 Series Coupe yang melaju dengan kencang, membelah jalanan kota yang sudah sepi.

Terlihat seorang wanita yang menggenggam setir mobilnya dengan erat. Alya dengan sengaja menginjak gas mobilnya hingga kecepatannya menjadi 130–160 km/jam, sungguh gila.

"Tuhan, aku lelah, jika tahu hidupku akan seperti ini, lebih baik aku mati saja." ucapnya sambil tersenyum miris. Hari ini adalah hari paling berat baginya. Dipecat dari pekerjaannya karena fitnah dari sahabatnya, dan pacarnya tiba-tiba meminta putus tanpa penjelasan apapun, belum lagi pesan dari ibunya yang mengatakan akan bercerai dengan ayahnya dan mereka tidak ada yang mau membawanya.

Sangat menyedihkan.

Tes.. Tes...

Air matanya mulai mengalir dengan deras hingga berjatuhan di atas celananya.

"Aku ingin mati, tapi aku ingin menikah dan memiliki anak, tidak bisakah aku memiliki itu semua sebelum mati." gumamnya plin-plan. Kepalanya mendadak pusing, mungkin karena terlalu banyak menangis.

Sudah dua jam dia berkendara di jalanan. hingga akhirnya matanya terbelalak saat melihat sebuah cahaya terang yang semakin mendekat ke arahnya. Belum sempat dia berteriak. Sebuah truk menabrak mobilnya hingga membuatnya terpental diatas aspal. Darah mulai merembes dari tubuhnya.

Saat kesadarannya mulai hilang, dia masih berdoa kepada Tuhan untuk memberinya kesempatan merasakan kebahagiaan sebelum dia menghembuskan nafas terakhirnya.

Dan beruntung, Tuhan mengabulkan doanya tepat sebelum nafasnya perlahan mulai hilang.

...

Rumah sakit

"Alexa." samar-samar Alya mendengar suara seorang pria yang memanggilnya. Perlahan kesadarannya mulai kembali.

Alya mengerjapkan matanya, dan perlahan pandangannya mulai jelas.

"Ayah, ibu bangun." ucap seorang anak yang berada dipangkuan seorang pria dewasa yang mengenakan pakaian cukup rapi.

Siapa mereka?. Apa dirinya sudah ada di surga.

"Akh." ringisnya saat mencoba untuk mendudukan dirinya diatas ranjang.

"Kalian siapa?" tanya Alya yang sibuk memegangi lehernya yang terasa pegal.

Pria itu menatapnya dengan tatapan penuh amarah. "Cukup Alexa, berhenti melakukan hal bodoh untuk menarik perhatianku."

Alya sempat tersentak kaget saat pria itu tiba-tiba marah didepannya. Tapi ada satu hal yang menurutnya janggal, pria itu memanggilnya dengan sebutan Alexa?.

"Maaf, em, tuan sepetinya anda salah orang, saya Alya, bukan Alexa." ucapnya dengan lembut.

Kevin termenung mendengar ucapan istrinya. Apa wanita itu masih berakting seperti biasanya.

"Ayah, apa ibu akan memukulku lagi?" bisik Kay yang merupakan anaknya dengan Alexa. Meskipun anak itu bicara dengan pelan, Alya masih tetap bisa mendengarnya.

"Ayah akan melindungimu, maaf jika ayah selama ini mengabaikanmu." bisik Kevin ditelinga putranya.

Alya sendiri menatap bingung dua orang didepannya.

"Alexa, ini terakhir kalinya aku melihatmu melakukan hal bodoh, jika kau melakukannya lagi, aku tidak segan-segan akan menarik semua fasilitas yang sudah kuberikan." Kevin menujuk wajah Alexa yang terlihat sangat berbeda siang ini.

Wanita itu mendengus kesal. "Jangan menujuk wajahku sembarangan, dan saya tekanan sekali lagi, saya ini Alya, bukan Alexa, kenapa kau terus memanggilku Alexa Alexa." kesal Alya yang membuat pria itu melongo.

"Ayah, apa ibu lupa dengan kita?" tanya Kay sedih, yang masih berbisik ditelinga Kevin, tapi Alya masih bisa mendengarnya.

"Dan, kau anak kecil, berhenti memanggilku ibu, sudah kubilang bahwa aku ini Alya bukan Alexa, kalian ini tuli apa bagaimana?" tunjuk Alya pada dua orang itu. Nafasnya mulai memburu. Kepalanya tiba-tiba pening dan dia berakhir pingsan.

Kevin dan Kay perlahan mendekati tubuh wanita itu. "Kenapa ibu tidak mengingat kita ayah?" tanya Kay yang menatap ayahnya sedih saat ibunya tidak mengenal mereka. Meskipun ibunya jahat, tapi Kay tetap akan menyayanginya.

"Ibu lagi sakit Kay."

Kevin merasa ada yang tidak beres dari istrinya. Dia segera memanggil seorang dokter untuk memeriksa keadaan istrinya.

Klek...

"Permisi pak Kevin, saya izin memeriksa istri anda." dokter yang dipanggilnya akhirnya datang juga.

"Dok, tolong periksa kepala istri saya, dia tiba-tiba melupakan saya dan anak kami, dia juga terus merancau dan mengatakan namanya bukan Alexa, tapi Alya." pinta Kevin yang diangguki dokter itu.

"Baik pak James, kami akan memeriksanya. Bisa jadi benturan keras yang dialami Bu Alexa menyebabkannya kehilangan beberapa ingatannya." banyak kemungkinan yang terjadi jika menyangkut benturan keras dikepala. Apalagi Alexa masuk ke rumah sakit karena terjatuh dari tangga.

Kevin yang sedang dikantor tiba-tiba ditelepon oleh pembantunya, mengatakan bahwa istrinya terjatuh dari atas tangga. Kevin mengira itu hanya salah satu trik Alexa untuk mendapatkan perhatiannya.

...

"Engh." lenguh seorang wanita yang terbaring telentang di atas ranjang rumah sakit. Kepalanya berdenyut kencang.

perlahan matanya terbuka, mencoba membiasakan cahaya masuk kedalam korneanya.

"Dimana aku?" gumamnya lirih, seingatnya, dia mengalami kecelakaan hebat dan ajaibnya dia masih hidup.

Tapi ada yang aneh, tiba-tiba ada seorang pria tampan yang menggendong anak dan mereka terus memanggilnya Alexa. Apa itu semua mimpi?.

"Ibu." Kay memaksa ayahnya untuk menurunkan tubuh kecil diatas ranjang Alexa. Membuat wanita itu kaget saat sadar dua orang itu masih ada disini.

Ternyata dia tidak sedang bermimpi.

Dengan ragu, Kevin menurunkan anak itu tepat disamping istrinya. Dokter sudah memeriksa keadaan Alexa, dan beliau menyatakan bahwa istrinya mengalami amnesia ringan, awalnya dia tidak percaya, tapi melihat tingkah laku Alexa yang sangat berbeda dari biasanya, membuatnya mau tidak mau percaya, bahwa wanita itu mungkin memang kehilangan ingatannya.

Kay menyentuh pipi Alexa dengan ragu. Seumur hidupnya, baru kali ini dia berani berdekatan dengan sang ibu, biasanya Alexa menatapnya dengan tatapan penuh kebencian, dan itu membuatnya takut. Tapi sekarang, dia melihat tatapan ibunya sangat berbeda dengan biasanya.

"sekarang tahun berapa?" tanya Alya yang berada didalam tubuh Alexa.

"2025." jawab Kevin seadanya.

"Bulan berapa?" tanya Alya lagi.

"Bulan Maret tanggal lima." jawab Kevin lengkap.

Alya terdiam. Dia masih hidup didunia nya yang dulu. "Bisa aku pinjam ponselmu?"

Dengan ragu Kevin menyerahkan ponselnya pada Alexa, ini pertama kalinya mereka berbicara cukup lama.

Wanita itu segera membuka laman berita dan mengetik tanggal dimana dia mengalami kecelakaan.

Deg...

Tubuhnya menegang, berita tentang kecelakaan yang dia alami ada diberita itu. bahkan dijelaskan bahwa pengendara mobil BMW 4 Series Coupe sudah meninggal ditempat.

Jika dirinya yang asli sudah mati, lalu raga siapa yang dia pakai sekarang.

"Alexa." panggil Kevin yang membuat lamunan wanita itu buyar. "Ah iya, terimakasih." ucap Alya yang langsung mengembalikan ponsel itu kepada pemiliknya.

Kevin menatapnya dengan tatapan curiga. Dia merasa yang didepannya itu bukanlah istrinya.

"Hari ini kita pulang." putus pria itu kemudian menggendong tubuh kay dan membawa pergi entah kemana, meninggalkan Alya yang masih termenung diatas ranjang.

Bagaimana bisa rohnya masuk kedalam raga orang lain?.

Pulang

Alya melongo melihat sebuah rumah besar didepannya. Bahkan rumahnya dulu tidak sebesar ini. bagaimana ya menjelaskannya. Intinya rumah ini lebih cocok disebut istana dibandingkan rumah.

"Cepat masuk, aku masih harus bekerja." ucap Kevin dengan nada ketus kepadanya. Alya sempat tersentak kaget, dia tidak biasa mendengar nada bicara pria itu.

Kay yang berada digendongan pria itu meminta untuk turun lalu berlari masuk kedalam dan meninggalkan dirinya dengan Kevin didepan pintu masuk.

Tatapan pria itu terlihat sinis saat menatapnya. Membuat tubuhnya seketika merinding.

"Cepat masuk."

Entah kenapa pria itu terlihat sangat membencinya. Padahal yang dia tahu, pria itu adalah suami dari pemilik tubuh yang dia masuki ini.

Melihat punggung pria itu menjauh, mau tidak mau dia segera menyusulnya.

...

"Kay, ayah pergi kerja lagi ya, kamu sama sus dulu." pamit Kevin pada anaknya, tidak lupa dia mengelus rambut anak itu dengan lembut. Kay mengangguk kecil, mulutnya masih penuh dengan kue kering kesukaannya.

"Tenang pak Kevin, saya akan menjaga Kay sebaik mungkin." ucap seorang wanita yang usianya cukup muda. Dilihat dari gerak-geriknya, babysitter itu sepertinya naksir dengan majikannya.

Kevin mengangguk kecil saat mendengar ucapan babysitter anaknya, dia kemudian beralih menatap Alya yang masih berdiri kaku tidak jauh dari mereka.

"Dan kau, berhenti untuk melakukan hal-hal bodoh demi menarik perhatianku." Tunjuk Kevin padanya.

Deg...

Jantung Alya berdetak kencang. Pria itu menatapnya dengan aura permusuhan yang sangat kentara, dia jadi penasaran dengan pemilik tubuh ini. Apa yang sudah dilakukannya hingga suaminya begitu membencinya.

Alya mengangguk kecil. Matanya melirik ke arah kay yang sibuk bermain dengan mainannya, dan tidak sadar matanya bertatapan dengan mata babysitter anaknya itu. Terlihat senyuman yang sangat sinis saat menatapnya.

...

Setelah kepergian suaminya, Alya yang masih berada di tubuh Alexa memutuskan untuk menyusuri setiap sudut rumah ini.

Senyumnya mengembang saat melihat beberapa pelayan yang sibuk membersihkan rumah. Rasanya seperti masuk ke dunia novel dan dia sedang memerankan tokoh yang kaya raya.

"Jadi seperti ini rasanya menjadi nyonya rumah." monolognya sembari tersenyum lebar saat menatap beberapa furniture mewah dirumah ini.

"Nyonya Alexa." seorang pelayan yang usianya lebih tua tiba-tiba memanggilnya dan menghampirinya. Dengan terpaksa dia menghentikan langkahnya.

Pelayan itu segera menghampirinya. "Maaf nyonya, saya diperintahkan tuan Kevin untuk mengantarkan anda ke kamar, anda harus istirahat sekarang." pelayan itu menunduk dalam dan tidak berani menatapnya, belum lagi suaranya yang bergetar terlihat sangat takut saat berbicara dengannya.

"Baiklah, dimana kamarku." ucap Alexa lembut, yang membuat wanita paruh baya itu diam dan terpaku.

"Ah iya, ikuti saya nyonya." pelayan itu akhirnya memimpin jalan dan Alexa dengan tenang mengikutinya.

"Tumben nyonya tidak memarahiku." ucap pelayan itu didalam hatinya. Sepertinya benar kata tuan Kevin.

Kening Alexa mengerut saat melihat gerak-gerik semua pelayan yang ada dirumah ini, mereka terlihat menghindar darinya.

Bahkan ada yang berlari tergopoh-gopoh saat melihatnya lewat. Seolah dirinya ini makhluk yang mengerikan.

"Kenapa mereka kabur saat melihatku?" tanya Alexa pada pelayan yang berjalan didepannya.

"Mereka menuruti perintah anda nyonya, anda sendiri yang meminta agar tidak ada pelayan yang muncul didepan anda." jawab pelayan itu takut-takut.

Alexa terdiam. Kenapa pemilik tubuh ini terlihat sangat angkuh. Ah dia harus merubah peraturan konyol itu.

Akhirnya mereka berhenti disebuah pintu yang ukurannya begitu besar.

pelayan itu akhirnya membalikkan tubuhnya dan menghadap kembali ke arah Alexa yang masih diam terpaku melihat ukiran pintu didepannya. Sangat indah dan terlihat mewah.

"Ini kamar anda nyonya, jika anda butuh sesuatu silahkan tekan bel yang ada samping ranjang anda, saya akan segera datang." ucap pelayan itu dengan kepala yang masih menunduk.

"Tegakkan kepalamu." perintah Alexa yang mendadak kesal karena tidak ada yang mau menatapnya saat berbicara.

Pelayan itu menggelengkan kepalanya. "Saya tidak bisa nyonya, anda sendiri yang bilang kepada kami untuk tetap menundukan pandangan kami."

Astaga, apalagi peraturan yang dibuat Alexa ini, kenapa semuanya terdengar sangat tidak masuk akal.

Apa dia seorang ratu. Hingga harus disembah terus-menerus.

"Aku mencabut semua peraturan itu, dan berhenti menunduk didepanku, ah satu lagi, bilang kepada pelayan yang lain, untuk tidak pergi saat aku lewat, bisa-bisa pekerjaan mereka tidak selesai karena harus ditinggal karena aku lewat." ucap Alexa panjang lebar.

Sepertinya pemilik tubuh ini sangat problematik. Dia hanya ingin hidup nyaman seperti dirinya dulu.

Dengan ragu, pelayan itu akhirnya memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Alexa yang sudah tersenyum ramah didepannya.

Apa amnesia bisa merubah sifat seseorang. pikir pelayan itu.

...

Kantor

Kevin berdiri didepan kaca jendela yang terbuka lebar didepannya, dirinya masih memikirkan kejadian tadi. Dimana Alexa dengan sukarela menuruti perintahnya tanpa harus berdebat terlebih dahulu.

Dan tatapan wanita itu terlihat sangat berbeda, konyol sekali jika dia berpikir bahwa wanita itu bukanlah istrinya.

"Sepertinya aku butuh kopi siang ini." ucapnya sambil melonggarkan dasinya.

Drt... Drt...

Ponselnya yang tergeletak di atas meja tiba-tiba bergetar. Seseorang menelponnya.

Dengan kesal dia raih ponsel itu lalu mengangkat panggilan itu. "Berhentilah menggangguku Alexa, aku sibuk bekerja!" teriak Kevin yang kentara sangat emosi.

"Kevin ini Ayah." terdengar suara seorang pria dari panggilan itu. Kevin langsung menjauhkan ponsel dan melihat nama orang yang menelponnya. Matanya membulat saat melihat nama ayah mertuanya dilayar itu.

"Ayah, maaf kupikir tadi Alexa." ucapnya tidak enak. Terdengar suara kekehan dari sana.

"Hahaha, tidak apa-apa, sepertinya Alexa sering menelpon mu saat kau sedang bekerja. Maafkan anak ayah ya." ucap pria itu meminta maaf atas kelakuan anaknya yang terkadang diluar nalar. Dia tahu sendiri bagaimana Alexa yang mencoba mencari perhatian suaminya. Wanita itu tergolong nekat, melakukan segala cara agar bisa mendapatkan atensi dari Kevin.

Sayangnya semuanya berakhir gagal karena Kevin sendiri sangat membenci Alexa. Dia tidak akan marah dengan suami anaknya itu, justru dia sangat berterimakasih kepada Kevin karena masih mau menerima Alexa.

Kevin Dian dan mengangguk meskipun mertuanya tidak bisa melihatnya.

"Ayah dengar Alexa jatuh dari tangga?"

"Iya yah, dan kata dokter Alexa mengalami amnesia ringan, jadi mungkin Alexa tidak akan mengenali ayah." jawab James sekaligus memberitahukan kondisi wanita itu pada ayahnya.

"Ayah akan menjenguknya malam nanti."

...

Bosan.

Itulah yang dirasakan oleh Alexa yang sejak tadi terus rebahan diatas kasur.

"Kerja capek, nganggur juga capek." keluhnya yang kemudian memiringkan tubuhnya. Matanya memincing saat melihat sebuah buku yang berada diatas meja rias milik Alexa.

Dia segera turun dari atas ranjang dan berjalan menuju meja rias didepannya.

Tangannya meraih buku itu, mencoba untuk membukanya tapi sayang, buku itu ternyata digembok.

"Dimana kuncinya ya."

Klek...

Hangatnya Pelukan Ibu

Klek....

Pintu kamarnya terbuka. Dia langsung menoleh ke sana untuk melihat siapa orang yang datang.

"Turun, ada ayahmu." ucap Kevin yang terkesan irit saat bicara dengannya. Tanpa berkata apa-apa dia langsung mengekori langkah pria itu.

Mereka menuruni tangga dan netranya langsung tertuju pada tiga orang yang sudah duduk di ruang makan.

"Kakak, aku merindukanmu." seorang wanita yang usianya mungkin lebih muda darinya tiba-tiba datang dan memeluknya erat.

Tapi...

"Aku senang kau amnesia." bisik wanita itu ditelinganya. Tubuhnya tiba-tiba mematung.

Ada apa dengan wanita itu?.

"Jessica, cepatlah duduk, ajak kakakmu." ucap seorang wanita yang sudah terlihat berumur, terlihat sangat modis lengkap dengan perhiasan ditangannya.

Jessica cemberut lalu mengurai pelukannya. Sebelum dia menarik tangan Alexa, dia menyempatkan diri untuk menatap sinis kakak tirinya itu.

"Alexa, sini nak." lamunan Alexa seketika buyar, sepertinya itu ayahnya Alexa.

"Cepat duduk." perintah Kevin yang membuat tubuhnya tergerak dan mendekat ke arah pria itu dan mendudukkan dirinya tepat disampingnya.

"Kak Kevin, mana Kay?" tanya Jessica yang terdengar dibuat-buat.

"Ada di kamarnya." singkat jelas dan padat. Begitulah cara Kevin berbicara. Omong-omong dia tidak begitu akrab dengan keluarga istrinya.

Bram menoleh ke arah Alexa yang sejak tadi terdiam. "Alexa, ayah dengar kamu kecelakaan jatuh dari tangga, dan mengalami amnesia ringan." Alexa mengangguk.

Kevin tidak minat mendengar percakapan keluarga itu, dengan acuh dia mulai makan sendiri, begitupun dengan Jessica. Wanita itu diam-diam melirik ke arah kakak iparnya yang begitu tampan, sayang sekali terlalu dingin.

"Kalau begitu, ayah akan memperkenalkan diri, aku ayah kandungmu, itu ibu mu." tunjuk Bram pada Clarisa yang menatapnya sinis.

"Lalu itu Jessica, adikmu." lanjut Bram yang menunjuk ke arah Jessica yang sibuk makan tanpa menghiraukan ucapan ayahnya.

Alexa mengangguk mengerti. Di kehidupan ini, Alexa ternyata masih memiliki keluarga yang lengkap. Setidaknya ayahnya itu terlihat begitu hangat, berbeda dengan ayahnya yang asli.

Tapi perasaanya terasa Janggal, dia kembali memikirkan perkataan Jessica, kenapa adiknya itu senang jika dia amnesia?. Aneh kan.

"Cepat makan, lalu minum obatmu." Kevin melirik sekilas ke arah istrinya yang masih diam tidak bergeming. Jessica menatap interaksi keduanya dengan sinis. Apa bagusnya Alexa itu.

Dengan pelan Alexa mengambil sendoknya lalu mulai memasukan makanan itu kedalam mulutnya hingga makanan yang ada di piringnya habis tidak tersisa.

Kevin terpaku melihatnya. Dia terkejut dengan perubahan istrinya yang lagi-lagi mengejutkan nya. Sejak kapan wanita itu bisa menghabiskan makanannya.

Yang dia tahu, Alexa itu wanita pemilih dan tidak pernah menghabiskan makanannya dengan alasan diet.

...

Berita tentang Alexa yang mengalami amnesia menyebar di seluruh rumah ini. para pelayan mulai berbincang-bincang. Mereka sedang membicarakan perubahan nyonya mereka.

Di dapur, ada empat orang pelayan yang sedang berkerumun membicarakan Alexa.

"Kalian tahu, kemarin nyonya mengajakku berbelanja dan aku di belikan banyak makanan ringan." ucap seorang pelayan yang usianya masih tergolong muda.

"Cih, jangan sombong kau, aku kemarin malah dibelikan baju oleh nyonya." ucapnya tak kalah sombong.

"Aku senang nyonya bisa berubah." ucap salah satu dari mereka. Pasalnya, Alexa yang dulu benar-benar jahat. wanita itu memperlakukan pelayan disini sebagai hewan. Bahkan mereka pernah tidak diberi istirahat karena tidak sengaja memecahkan satu gelas kesayangannya.

Jangankan untuk menyapa, jika pelayan terlihat dimatanya langsung Alexa hukum. Dia tidak sudi melihat orang rendahan seperti pelayan-pelayan disini.

kenapa mereka tidak berhenti bekerja disini?, karena gajinya cukup besar. Rumah ini dihuni kurang lebih dua puluh pelayan, dua babysitter dan empat tukang kebun. Tidak lupa ada sepuluh lebih satpam yang berjaga diluar.

Bekerja disini memang gajinya besar, tapi mereka harus tahan dengan sifat buruk Alexa yang merupakan nyonya besar disini.

Seorang wanita muda mengintip percakapan empat pelayan itu dengan seksama. Entah kenapa dia tidak menyukai perubahan besar sang nyonya.

Jika nyonya berubah, bisa saja tuan mereka menyukainya. Selama ini dia berusaha keras untuk menjauhkan Alexa dengan suaminya sendiri. Tujuannya tidak lain agar dia bisa mendekati pria itu dan mengambil posisi Alexa dirumah ini.

...

Alexa bersenandung kecil di depan cermin riasnya. "Sebenarnya apa yang sudah kau lakukan dirumah ini." monolognya sembari menatap pantulan dirinya di dalam cermin.

Wajah Alexa dan wajahnya yang dulu terlihat cukup mirip. Jadi dia tidak begitu kaget dengan perubahan hidupnya yang sekarang.

Setelah mengoleskan krim malam pada wajahnya, matanya kembali melirik ke arah buku milik Alexa yang asli. Sayangnya buku itu dikunci.

Apa dia rusak saja?.

Tok.. Tok...

Tubuh Alexa tersentak kecil saat mendengar pintunya yang diketuk dari luar.

"Siapa yang datang malam-malam begini." Dia kesal, karena sekarang waktunya dia tidur.

Klek...

Alexa terperanjat ketika melihat Kay, anaknya, eh maksudnya, anak dari Alexa sudah berdiri didepan pintu.

Wanita itu berjongkok agar menyamai tinggi pria mungil itu.

"Kenapa Kay?" Alexa mengelus rambut anak itu, terlihat mata kecil itu berkaca-kaca, sepertinya Kay baru saja menangis.

"Ibu hiks, Kay mau, tidur sama ibu." rengek Kay yang memelankan suaranya diakhir kalimat. Wajahnya menunduk dalam. Sejujurnya dia takut saat berhadapan dengan ibunya. Tapi rasa rindunya tidak terbendung lagi. Dia memang masih anak-anak dan sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang ibunya.

Selama ini dia menahan rasa itu sendirian, karena takut, ibunya pernah memukul tubuhnya dengan sapu, bukan hanya itu, dia pernah dikurung dikamar mandi dan ditemukan oleh pelayan, dia pernah mengadu dengan ayahnya dan seketika dia menyesal.

Sesaat setelah mengadu, ayahnya langsung murka dan menghampiri ibunya. Mereka bertengkar hebat didepannya. Itulah yang membuat hubungan mereka semakin menjauh. Apalagi setelah itu ibunya selalu menatapnya sinis.

Meskipun dia baru berusia empat tahun, tapi dia mengerti apa yang terjadi dirumahnya. Bagaimana hubungan antara ayah dan ibunya.

Tapi melihat perubahan ibunya yang semakin hari semakin baik, membuatnya memberanikan diri untuk mendekati wanita yang sudah melahirkannya dulu.

Grepp....

Mata Kay terbelak, ibunya memeluknya?, jika ini mimpi, tolong jangan bangunkan dia. Hangat pelukan ibunya membuatnya menjadi lebih tenang.

"Kenapa menangis hm, kalau Kay mau tidur dengan ibu, bilang saja." dengan cepat Alexa mengangkat tubuh kecil itu dan membawanya masuk kedalam kamarnya.

Kay semakin menelusupkan wajahnya didada sang ibu. Rasanya nyaman sekali.

Alexa mengelus punggung anaknya dengan lembut hingga terdengar suara dengkuran kecil dari anak itu.

Tatapannya kosong. Dia bingung dengan semua ini. Entah kenapa dia merasa seperti harus menyelesaikan sesuatu didunia milik Alexa ini.

Tidak mungkin kan dia menggantikan hidup Alexa cuma-cuma.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!