NovelToon NovelToon

PERJUANGAN PUTRI HUANG JIAYU

PENGEJARAN

🌹Hai... hai... sayangnya mami..

Mami Athena ada cerita baru, cerita ini bertema kerajaan kuno, namun ini bukan cerita sejarah ya, ini hanya cerita halu/ fiksi jadi semua yang ada disini keluar dari kehaluan mami.

Di sini MC cewenya juga badas ya sayang, sama seperti karya mami sebelumnya.

Semoga suka ya sayang🤗

HAPPY READING...

Di balik tembok istana yang megah.

Dendam menggeliat, nyawa terancam.

Dua jiwa lari, dikejar bayang,

Di ujung gerbang, nasib tergantung.

Akankah gerbang menjadi penjara abadi,

Atau jalan menuju pembalasan.

🌹🌹🌹

Istana Kekaisaran Du Huang

"Cepat! Cari di setiap sudut istana! Keduanya pasti masih bersembunyi di dalam!"

Suara itu menggelegar, dipenuhi amarah dan ketergesaan. Pemiliknya—seorang jendral berbaju zirah yang berlumuran oleh noda darah—menghunus pedangnya, matanya menyala bagai bara.

Para prajurit berserakan, membelah kegelapan dengan obor yang memercikkan cahaya jingga. Bayangan mereka menari-nari di dinding marmer istana, seakan ikut mengejar mangsa, mereka menghancurkan vas-vas antik, merobek tirai sutra, seakan-akan dua buronan yang mereka cari bisa bersembunyi di balik debu.

" Lapor Jendral! Putri Huang Jiayu dan Pangeran Mahkota Huang Jiang tidak ditemukan di mana pun!"

Laporan itu membuat sang jendral menggeram. Tangannya mengepal, urat di lehernya menegang. " Tidak mungkin! Mereka tidak bisa menghilang begitu saja!"

Di lorong tersembunyi istana permaisuri, dua sosok kecil berpelukan. Huang Jiayu—gadis berusia tujuh belas tahun dengan mata seperti pedang tajam—menekan adiknya ke dada. Napas Huang Jiang, sang pangeran kecil, tersengal-sengal.

"Jie-jie... bagaimana ini? Apa kita bisa selamat?" Suaranya gemetar, dipenuhi ketakutan anak berumur tiga belas tahun yang baru menyaksikan ibunya tewas di tangan pengkhianat.

Jiayu mengeratkan pelukannya.

"Jiang’er, selama aku masih bernafas, tidak akan ada yang bisa menyentuhmu." Suaranya rendah, tapi berisi tekad baja.

Tapi ketakutan Jiang tak bisa di bungkam. " Paman kedua.... dia akan membunuh kita seperti dia membunuh ayahanda..." Huang Jiang menatap kakaknya, dia tertegun melihat tatapan kakaknya yang tidak seperti biasanya, mata kakaknya, memancarkan api dendam menyala-nyala.

"Kita akan kabur. Dan suatu hari... kita akan kembali untuk membalas semuanya" Jiayu Menggertakkan giginya dan mengeratkan pelukannya, seolah dia tidak ingin adiknya terlihat dari dunia yang berisi orang-orang jahat itu.

Begitu suara prajurit menjauh, mereka merayap keluar. Jiayu mulai beranjak, tangannya menggenggam erat lengan adiknya. Setiap langkah dihitung, setiap helaan napas dikendalikan.

Mereka menyusuri lorong-lorong rahasia—warisan dari ibundanya yang selalu mengajarinya jalan rahasia istana.

"Jiejie, aku takut..." Jiang bergumam, matanya berkaca-kaca.

"Tahan ketakutanmu untuk nanti," bisik Jiayu. "Sekarang, bukan saatnya untuk takut Jiang'er, kita harus fokus," Jiayu menatap adiknya dengan tatapan tajam.

Mereka tiba di taman belakang istana, di mana pohon bunga ume raksasa menjulang. Dahannya menjuntai hingga ke pagar istana. Jiayu memanjat pertama, lalu menarik adiknya naik ke atas pohon. Di kejauhan, obor-obor prajurit mulai mendekat.

" Ayo lompat" Jiayu berseru memberi aba-aba adiknya.

Mereka melesat ke udara—dan mendarat di luar istana dengan cepat tanpa menoleh, mereka berlari menuju satu-satunya tempat yang mereka percaya: kediaman Guo Chang Ming.

🌹🌹🌹

Kediaman Perdana Mentri Guo Zhi

Tok...

Tok...

Tok...

Tak berselang lama pintu terbuka, Guo Chang Ming—pemuda tinggi dengan sorot mata teduh—tersentak melihat kedua orang yang berada di hadapannya,

"Yu’er? Jiang’er? Kenapa kalian—"

"Ming-ge-ge, tolong kami!" Ucapnya masih dengan napas tersengal-sengal,

"Istana diserang! Bantu kami keluar dari ibukota!" Jiayu memohon, suaranya pecah.

Chang Ming mengangguk cepat.

"Masuklah! Kalian butuh istirahat Aku akan membantu kalian bagaimanapun caranya"

🌹🌹🌹

Aula Istana Du Huang

Huang Rong yang mengetahui bahwa kedua keponakannya bisa lolos dari istana sangat murka.

" Bagaimana kalian tidak bisa menangkap dua anak kecil itu! Dasar Bodoh!" Umpat Huang Rong dengan melempar piring porselen ke arah para prajurit,

Piring tersebut menghantam kepala prajurit yang paling depan, darah mengucur dari kepalanya, namun prajurit tersebut tidak berani bergerak hanya untuk mengelap darah itu.

Menteri Pertahanan Lan Hui mencoba menenangkan Huang Rong " Tenang Yang Mulia, mereka seperti tikus di labirin, kita hanya perlu menunggu mereka lelah bersembunyi, baru kita akan menangkap mereka,"

Perdana Mentri Guo Zhi juga ikut menenangkan,

" Yang di katakan mentri Lan benar Yang Mulia, anda tidak perlu khawatir, sebaiknya anda segera beristirahat, karena besok adalah hari bersejarah untuk anda"

Huang Rong tersenyum senang mendengar ucapan kedua mentrinya,

" Ya kalian benar, aku harus segera beristirahat karena besok adalah hari bersejarah untukku, kalian bubarlah!, urusan kedua keponakanku itu aku serahkan kepada kalian" Huang Rong melambaikan tangannya tanda mereka semua boleh pergi. Semua orang kemudian pergi dari aula menuju kediaman masing-masing.

Kediaman Guo Zhi

Semalaman Jiayu tidak bisa tidur. Pagi harinya, dia menyelinap keluar—dan mendengar percakapan yang mengubah segalanya.

"Ming’er, jika kau melihat Huang Jiayu dan Huang Jiang, serahkan dia pada ayah. Itu perintah Kaisar Huang Rong!" ucap perdana mentri Guo Zhi kepada putranya, Guo Chang Ming.

Perdana Mentri tahu bahwa hubungan putranya dan Huang Jiayu sangat dekat, sehingga dia bisa menebak, kemungkinan putranya mengetahui dimana Huang Jiayu berada sekarang.

"Ayah, mereka tidak bersalah!" Bela Guo Chang Ming, dia tidak ingin terjadi apa-apa dengan orang yang dia cintai srlsma ini.

"Kau pilih dia atau nyawa ibumu?!" Perdana Mentri mengancam Guo Chang Ming menggunakan nyawa ibunya, karena Perdana Mentri yakin bahwa putranya tidak akan tega menyakiti ibunya yang sedang sakit,

" Tap—tapi ayah" Guo Chang Ming memelas, dia tidak berdaya sekarang.

Jiayu mundur, darahnya membeku.

" Pengkhianat" Dia tidak menyangka orang yang dia sukai tega mengkhianatinya,

Dia kemudian berlari, membangunkan adiknya yang masih tidur, Jiayu segera berganti baju milik pakaian Chang Ming untuk menyamar, agar memudahkannya bergerak, dari pada memakai gaun wanita yang menyulitkan ruang geraknya.

Setelah selesai berganti pakaian dia menggenggam tangan adiknya dan berlari menuju kandang kuda dan mencuri kuda milik keluarga Guo Zhi.

Setelah berhasil mencuri satu kuda hitam yang sangat gagah, dia memukul kuda itu agar berlari dengan kencang, pengawal kediaman Guo Zhi yang melihat itu segera melaporkan hal itu kepada majikannya,

Guo Zhi memerintahkan salah satu dari mereka melapor ke istana dan pengawal lainnya mengejar Jiayu.

Jiayu yang terus memukul kuda yang dinaikinya berlari menuju gerbang ibukota,

" Aku harus bisa keluar dari ibukota bagaimanapun caranya, aku harus menyelamatkan Huang Jiang, dia harus hidup" tekadnya dalam hati.

Tapi saat mereka hampir sampai di gerbang—

" Tutup gerbangnya! Jangan biarkan siapa pun keluar!"

Prajurit berkuda baru saja sampai karena mendapat perintah dari jendral Lan Guo untuk menutup gerbang.

Gerbang raksasa mulai bergerak. Melihat pintu gerbang akan segera di tutup, Jiayu memacu kudanya lebih kencang.

" HIYAAATT!"

Kuda menderu, debu beterbangan. Jiang menjerit ketakutan. Di belakang, teriakan prajurit mendekat. Panah melesat di samping telinga Jiayu.

Dua meter lagi.

Satu meter.

Gerbang tinggal selebar badan kuda...

.

.

🌹 Hai... hai... Sayangnya Mami🤗

Hayoo.. kira-kira mereka bisa berhasil meloloskan diri?

Atau Gerbang itu akan terkunci selamanya, Dan menjadi penjara terakhir untuk kedua anak yang di tinggal mati oleh Dunia?

Ikuti terus kelanjutan ceritanya yaaa....

.

JANGAN LUPA KASIH LIKE DI SETIAP BAB, KOMEN & VOTE serta hadiah juga yaaaa

TERIMA KASIH SAYANGKU😘

PELARIAN TERKUTUK

Langit menangis, bumi bergemuruh,

Darah pengkhianat mengalir deras.

Dua jiwa terhempas, nasib tergantung.

Di ujung jurang, nyawa di pertaruhkan.

Huang Jiayu memacu kudanya hingga napas binatang itu terdengar berat, seperti besi yang dipukul di bengkel pandai besi. Hujan mengiris wajahnya, mencampur air mata dengan rintik yang jatuh dari langit kelabu. Di belakangnya, suara derap kuda dan teriakan pasukan Jendral Lan Guo semakin mendekat—seperti gonggongan anjing pemburu yang tak kenal lelah.

" Lebih cepat!" teriaknya pada kudanya, menebas cambuk di punggung hewan itu.

Gerbang kota hampir tertutup, celahnya semakin sempit—hanya cukup untuk seekor kuda melesat. Dengan napas terengah, Huang Jiayu dan adiknya, Huang Jiang, menyusup tepat sebelum pintu besi itu menggemuruh menutup.

" BUKA GERBANGNYA!!" Teriak Jendral Lan Guo dari kejauhan, suaranya menggelegar seperti halilintar.

Para penjaga gerbang, melihat bendera kebesaran sang jendral, segera memutar roda kayu untuk membuka kembali gerbang yang baru saja tertutup. Tapi terlambat—Huang Jiayu sudah menghilang ke dalam lebatnya hutan.

Di tengah hutan, jalan bercabang dua seperti ular yang terbelah lidahnya.

"Kiri!" Huang Jiayu memutuskan, tanpa tahu bahwa ujung jalan itu adalah jurang yang dalam.

Jendral Lan Guo dan pasukannya tiba di persimpangan. Matanya yang tajam menatap jejak kuda yang masih basah di tanah berlumpur.

" Kita bagi dua! Aku kekiri, kalian ke kanan!" perintahnya.

Guo Chang Ming, wajahnya pucat, memilih mengikuti Jendral Lan Guo.

Jantungnya berdebar kencang—jika sesuatu terjadi pada Huang Jiayu, darahnya akan menjadi kutukan seumur hidupnya.

"Jiejie... kita akan selamat, kan?" Huang Jiang menggenggam erat lengan kakaknya, suaranya bergetar.

Huang Jiayu tidak menjawab. Matanya menatap kosong ke depan—jurang yang dalam, kabut tebal, dan sungai bergemuruh di bawah.

" Putri Huang Jiayu! Menyerahlah!" Jendral Lan Guo mengangkat panahnya, busur sudah terentang.

" Aku lebih baik mati daripada tunduk pada pengkhianat!" Huang Jiayu membalas, suaranya lantang meski hatinya hancur.

Guo Chang Ming melangkah ke depan. "Yu'er, aku bisa—"

" Diam pengkhianat!!" Huang Jiayu memotong.

" Di kehidupan selanjutnya aku tidak ingin mengenalmu lagi"

Dia memeluk adiknya erat, lalu—

" HYAATT"

Kuda itu melompat ke jurang.

"Tidak!!"

Shuuuttt!!

Anak panah melesat, menancap di punggung Huang Jiayu.

" AARGH!"

Tubuhnya terhempas, tenggelam dalam kabut dan deru air di bawah.

DI ISTANA DU HUANG..

Di istana, Huang Rong duduk di singgasana, mahkotanya berkilau di bawah lilin-lilin yang bergoyang.

" Siapa lagi yang berani menentangku!" suaranya dingin, seperti pisau yang dihunus.

Para menteri gemetar, kepala mereka menunduk dalam ketakutan.

"Yang Mulia," Perdana Menteri Guo Zhi membungkuk,

"Jendral Lan masih mencari Huang Jiayu dan Huang Jiang. Mereka jatuh ke jurang, tapi mayatnya belum ditemukan."

Huang Rong mengeratkan genggaman di singgasana. "Bawa kepalanya kepadaku! hidup atau mati,"

Di sudut ruangan, Mentri Pertahanan Lan Hui tersenyum tipis. Sesuatu yang gelap berkilat di matanya.

Di tepi sungai yang jauh...

"Tuan muda! ada tubuh di pinggir sungai!"

Zhuang Ling Jun melangkah mendekat. Air sungai berwarna kemerahan—apakah itu darah?

Dia membalikkan tubuh itu—

**" Dia.... masih bernapas,"

Siapakah yang selamat? Huang Jiayu? Huang Jiang? Atau... seseorang yang sama sekali tak terduga?

(Bersambung...)

---

.

.

🌹Hai... hai... sayangnya mami..

JANGAN LUPA KASIH LIKE DI SETIAP BAB, KOMEN & VOTE serta hadiah juga yaaaa

TERIMA KASIH SAYANGKU😘

SESEORANG TAK DI KENAL

Di tepi sungai yang sunyi, riak air berbisik.

Dua nyawa terdampar, nasib sedang di uji.

Satu tertancap panah satu lahi terkulai lemah.

Dua pahlawan datang...

Siapa sangka, pertemuan ini menjadi awal kisah terpendam.

🌹🌹🌹

Zhuang Ling Jun mendengar teriakan Lin Hao dari kejauhan, suaranya memecah kesunyian sungai seperti gong yang di pukul sembarangan.

" Tuan muda, Ada orang di sini!" Lin Hao berteriak tangannya melambai-lambai seperti bendera perang.

Dengan langkah gagah—meski agak tergesa-gesa, dia menghampiri Lin Hao yang sedang berdiri di tepi sungai,

"Ada apa? Apakah dia masih hidup?"

Zhuang Ling Jun berjongkok, jarinya siap mengecek denyut nadi di leher si korban. Tapi sebelum dia menyentuh, Lin Hao kembali berteriak seperti ketabrak gerobak sapi.

" TUAN MUDAAA"

" Ish, kenapa kau berteriak! Sedangkan aku ada di depan matamu Lin Hao!"

Zhuang Ling Jun membalas berteriak karena kesal, telinganya berdenging.

"Kau ini lebih gaduh daripada nenekku saat memarahi kakek!" Gerutunya sebal.

"Tuan muda, lihat! Ada satu orang lagi!" Lin Hao menunjuk ke arah sosok lain yang mengapung tak jauh dari situ, wajahnya pucat seperti tahu kesandung batu.

"Apa hari ini ada festival menghanyutkan orang? Kenapa banyak sekali mayat hidup di sini?"

Lin Hao berkata tanpa filter, otaknya sepertinya lebih jujur daripada pedagang pasar yang lagi diskon.

Zhuang Ling Jun menghela napas.

" Dia berpikir ini semacam kompetisi?" batinnya

"Kau periksa yang di sana! aku urus yang ini."

Dia mengabaikan pertanyaan absurd Lin Hao dan segera menarik tubuh korban pertama ke darat.

Sesampainya di bawah pohon, dia memotong anak panah yang menancap di punggung korban—sebuah panah yang tembus sampai dada kiri atas. Saat hendak mencabutnya dari depan, tiba-tiba...

" Dia... wanita"

Zhuang Ling Jun tersentak, tangannya terangkat reflek seperti baru memegang bara api. Dadanya berdegup kencang, lebih kencang dari genderang perang pasukan kerajaan. Wajahnya memerah seperti kepiting rebus.

Detak jantung Zhuang Ling Jun berdebar seperti drum perang, tangannya gemetar, dan tiba-tiba dia merasa sungai ini terlalu panas untuk seorang pria gagah seperti dirinya.

 

Lin Hao, yang baru saja membawa korban kedua—seorang pemuda yang lebih kecil—langsung curiga melihat ekspresi tuannya.

"Tuan muda, kenapa wajahmu merah begitu? Kena panas ya?"

"Diam kau! Ayo bawa mereka ke perkemahan!" Zhuang Ling Jun sengaja mengalihkan perhatian Lin Hao agar tidak terus mencercanya dengan pertanyaan yang menurutnya menyebalkan.

Lin Hao mengangguk, lalu dia bersiap mengangkat seseorang yang tadi di tolong Zhuang Ling Jun, karena dia berpikir Tuan mudanya lelah sehingga membuat wajahnya merah.

Melihat hal itu, Zhuang Ling Jun merasa tidak suka saat Lin Hao akan mengangkat wanita misterius itu.

" Kau angkatlah yang kecil itu Lin Hao! Aku akan mengangkat yang ini" perintah Zhuang Ling Jun.

" Tapi tuan muda, dia lebih besar—"

" Tidak apa, walaupun badannya lebih besar namun dia sangat ringan"

Zhuang Ling Jun buru-buru mengangkat si wanita misterius dengan hati-hati, seolah-olah dia memegang porselen antik.

"Aku terdengar seperti pembohong tolol"

Saat sedang menggendong Huang Jiayu,

Zhuang Ling Jun mengernyit

" Kenapa Jantungku berdebar semakin kencang, aku merasa seperti sedang berlari di medan perang,"

Saat merasakan wajahnya memanas,

" Ini pasti karena cuaca, sehingga badanku terasa panas. Ya pasti karena cuaca" Zhuang Ling Jun meyakinkan diri, dengan apa yang dia rasakan.

Cara Zhuang Ling Jun membawa Huang Jiayu berbeda 180 derajat dari biasanya. Biasanya dia bisa melempar orang seperti karung beras, tapi kali ini, pelan-pelan seperti menggendong bayi naga.

🍒🍒🍒

Di Dalam Tenda

Setelah Huang Jiayu siuman, dia langsung merasakan nyeri di dadanya.

" Aaugh....sssh"

Dia kemudian melihat sekeliling—tenda, dan seorang pria tampan dengan senyum sombongnya.

" Kau sudah bangun?" Zhuang Ling Jun mendekat dengan wajah sok cool,—padahal jantungnya masih berdebar-debar, kemudian dia bersandar di tiang tenda seperti di cover novel.

"Siapa kau?" Huang Jiayu menyipitkan mata, sikapnya waspada seperti kucing liar.

"Aku? Dewa penolongmu," Zhuang Ling Jun menyeringai, mencoba tampak percaya diri meski sebenarnya grogi.

"Cih!" Huang Jiayu mendecak.

Tanpa basa-basi, dia mencabut anak panah dari dadanya sendiri. " Ssssh"

" Begitu saja mengeluh, seperti wanita saja" Zhuang Ling Jun, mencibir sengaja mengejek agar Huang Jiayu berpikir bahwa rahasianya sebagai wanita yang menyamar masih belum terungkap.

"Ini namanya manusiawi, BODOH!"Huang Jiayu melotot.

Sudut bibir Zhuang Ling Jun berkedut, dia dalam hati memuji Huang Jiayu karena, Huang Jiayu tidak seperti wanita pada umumnya yang hanya bisa merengek dan manja.

Zhuang Ling Jun melempar botol arak ke arah Huang Jiayu,

" Siramkan ke luka mu agar pendarahannya berhenti"

Huang Jiayu pun menyiramkan arak tersebut ke lukanya, dan sisanya dia minum, namun baru dua tegukan tiba-tiba—

" Hey! itu arak berumur 100tahun, jangan kau habiskan, sangat sulit mencarinya" protes Zhuang Ling Jun, sambil merebut botol araknya dan segera meneguknya sampai habis.

" Dasar Pelit" dengus Huang Jiayu

Saat mereka masih berdebat, tiba-tiba si pemuda kecil—Huang Jiang— terbangun, " Jie-jie!"

Huang Jiayu refleks berdiri dan langsung menghampiri adiknya, " Jiang'er ge-ge di sini"

Zhuang Ling Jun mengangkat satu alisnya.

" Jie-jie? ge-ge? Ah... rahasia" dia pun mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.

🍒🍒🍒

Keesokan paginya Huang Jiayu dan Huang Jiang berpamitan akan pergi,

Mereka pun mengucapkan terima kasih dan berlalu dari sana.

" Tuan, terima kasih banyak telah membantu kami, kami tidak akan merepotkan kalian lagi permisi"

" Ya, kalian berhati-hatilah" Ucap Lin Hao dengan melambaikan tangannya, sedangkan Zhuang Ling Jun hanya menatap kepergian kedua orang itu dengan tatapan yang sulit di artikan.

Setelah berjalan lama, Huang Jiayu dan Huang Jiang dari kejauhan melihat gerbang desa Hautian dijaga ketat oleh prajurit bersenjata.

" Jiang'er, berhenti dulu" Huang Jiayu menghentikan langkah adiknya.

Prajurit bersenjata memeriksa semua orang yang melintasi gerbang desa sambil memegang kertas bergambar sketsa wajah keduanya.

" Jie-jie bagaimana ini? kita tidak bisa masuk! pasti mereka mencari kita!" Bisik Huang Jiang panik.

Huang Jiayu mengeratkan gigi. "Tenang, pasti ada jalan lain..."

Kemudian Huang Jiayu mengajak adiknya berbalik arah dan berjalan cepat menuju hutan, mereka akan bersembunyi di hutan untuk sementara waktu.

" Jie-jie, bagaimana jika...

Hai.. Hai.. sayangnya mami🤗

JANGAN LUPA KASIH LIKE & KOMEN DI SETIAP BAB, VOTE SERTA HADIAH YAA

TERIMA KASIH SAYANGKU😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!