NovelToon NovelToon

Merajut Takdir Dunia

Sistem Impian

Di era teknologi modern ini, manusia telah mencapai tingkat kemajuan yang luar biasa.

Para ilmuwan, dengan keahlian dan pengetahuan mendalam mereka, telah menciptakan sistem cerdas yang membantu dan mempermudah berbagai aspek kehidupan.

Sistem cerdas, yang dirancang untuk beroperasi layaknya teman, menyediakan informasi, pengetahuan, bimbingan, dan hiburan.

Kehadiran asisten digital ini bagaikan mata tambahan yang selalu siap membantu kapan pun dibutuhkan.

Namun, seiring perkembangan pengetahuan, minat masyarakat bergeser ke arah pengembangan sistem pribadi yang tak terbatas dan sangat rahasia.

Berbeda dengan sistem cerdas umum yang tersedia untuk publik, sistem pribadi ini dikembangkan secara mandiri dan dikendalikan oleh pemiliknya, memungkinkan tingkat personalisasi dan kontrol yang jauh lebih tinggi.

Ini bisa mencakup berbagai fungsi, mulai dari pengelolaan informasi pribadi hingga kontrol perangkat canggih. Kerahasiaannya memastikan hanya pemilik yang memiliki akses penuh dan kendali atas sistem tersebut.

Kini, berbagai alat pembuat dan pembaruan sistem telah tersedia secara global, memungkinkan siapapun untuk mewujudkan sistem impian mereka.

Beberapa orang telah berhasil mengembangkan sistem yang mampu mengendalikan robot-robot canggih yang bisa bertransformasi dan berperilaku layaknya manusia.

Di tengah kemajuan teknologi yang pesat ini, Arcy, seorang anak lelaki berkaca mata, dan berparas tampan, merasa belum puas.

Di atap gedung sekolah, Arcy berdiri menikmati pemandangan kota sembari merasakan sejuknya angin yang berhembus.

Arcy, seorang otaku siswa kelas akhir SMA yang sukanya menyendiri, memiliki hobi membaca komik-komik asia, terutama yang bertemakan isekai atau dunia lain.

Ia begitu menggemari genre tersebut sehingga sering membayangkan dirinya sebagai tokoh utama dengan sistem cheat yang super canggih, seperti yang sering ia lihat di anime dan komik asia.

Ia menginginkan sistem yang tidak hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga mampu memanfaatkan kekuatan energi spiritual.

Suatu hari, Arcy menyebut nama sistem, dan seketika jendela sistem berwarna biru muda muncul di depannya, menampilkan efek visual gelombang lembut.

Terdengar suara perempuan dari perangkat kecil di telinganya, menyapa, "Master, saya META, siap melayani segala perintah Master."

Arcy terdiam sejenak. Dia kemudian dengan iseng meminta pada sistem, “Berikan saya atribut sihir api, es, angin, air, petir, dan… cahaya, dan juga kegelapan.”

Arcy mencoba, meminta META untuk memberinya atribut sihir, seperti yang sering ia lihat di anime dan komik-komik asia.

“Mohon maaf, Master. Saat ini saya belum mampu menyediakan atribut sihir seperti api, es, angin, air, petir, cahaya, dan kegelapan. Peningkatan sistem, diperlukan atribut tambahan untuk mengaktifkan kemampuan tersebut.”

"Huu... payah," ejek Arcy kecewa.

META merespon, "Maaf, Master. Saya META, belum mampu memenuhi permintaan Master sepenuhnya.”

Namun tiba-tiba, sesaat panel sistem mengalami masalah, dan kembali normal. Sistem kemudian bersuara, “Namun, saya dapat memberikan informasi lengkap mengenai sihir dan metode pencariannya."

Arcy sedikit terkejut melihat gangguan pada sistemnya.

“... metode pencarian?”

Arcy penasaran, bertanya tentang metode pencarian tersebut. META kemudian menampilkan peta digital yang menunjukkan lokasi.

Arcy, terheran-heran, bergumam, "Toko Merajut Takdir Dunia? Puffttt..." Arcy terkekeh, merasa nama itu terlalu berlebihan untuk sebuah toko. Namun, ia terdiam saat melihat waktu buka tokoh tersebut.

"Buka hari Rabu dan Jumat, jam 03.00 malam?!"

Baru kali ini ia tahu ada toko yang buka jam 3 malam. Karena penasaran, terbesitlah niat untuk mengunjungi toko tersebut.

Sesak napas tiba-tiba menyerangnya, ia menarik napas panjang. Gangguan pernapasan ini sudah sering dialaminya. Sejak kecil, Arcy memang menderita penyakit paru-paru.

Arcy menuruni tangga, dia tak sengaja mendengar suara tawa perempuan dibawah tangga.

Ia melihat beberapa anak perempuan dan anak laki-laki sedang membuli siswi lain.

Salah satu anak perempuan tertawa, sambil merekam, “Mukanya kayak badut!”

“Wkwkwk… Jangan lupa di-share ke semua orang!

Sementara korban, merasa sedih dan tertekan.

Arcy berjalan mendekati mereka, tubuh atletisnya menunjukkan bentuk yang ideal untuk seorang pria, dengan tubuh seperti itu membuatnya sedikit percaya diri.

Pembulian disekolah ini memang kerap terjadi, dan pemandangan seperti ini bukan hal baru baginya.

Anak-anak itu memandanginya, anak lelaki menatapnya sinis, sementara anak perempuan tersenyum melihatnya.

Arcy bersikap dingin melewati mereka, ia sedikit melirik anak perempuan yang dibuli, tampak ia menunduk takut dengan rambut yang kusut, seperti habis dijambak. Dia terus melewati mereka seakan tak mempedulikan anak perempuan itu.

Saat kakinya hendak menyentuh lantai, terdengar suara rintih gadis itu.

Salah satu anak perempuan memukulnya lagi dan lagi disertai tangisan pilu si korban.

Anak perempuan dan teman-temannya begitu menikmatinya, mereka tertawa dan mengejeknya.

Namun saat tangannya hendak memukulnya lagi, tangannya tiba-tiba di hentikan oleh seseorang, anak perempuan itu tampak terkejut dan bingung melihatnya.

Arcy menatapnya tajam sambil mencengkeram erat tangan anak perempuan itu. Ia tidak bisa lagi menahan diri, dan hanya diam saja melihat orang lain ditindas.

“Hei, apa yang kau lakukan?” tanya anak perempuan itu.

“Cukup! Berhenti menyakitinya!”

Anak perempuan itu meringis kesakitan, merasakan sakit pada tangannya yang digenggam kuat.

"Aduh sakit!" rintihnya.

Seorang anak lelaki yang tampak paling bajingan diantara mereka lalu mendekatinya dan menonjoknya.

Kaca mata Arcy jatuh dan pecah, tapi dia berusaha menyeimbangkan tubuhnya, wajahnya terasa sakit, dan sudut bibirnya berdarah.

"Lo pikir lo siapa? Sok keren banget!” bentak anak lelaki itu.

Rambut Arcy kemudian dijambak, dan hendak di tampar oleh anak lelaki itu, tapi Arcy seketika menahan tangannya, dia kemudian membalas dengan memukul keras ke perut anak lelaki itu hingga anak lelaki itu terjatuh dari tangga.

Saat Arcy mendekatinya, anak lelaki yang satunya melayangkan pukulan dari belakang, Arcy reflek menghindar, lalu dengan santai menendang bokong anak lelaki itu hingga terjungkal menindih temannya dibawah.

“Hei! Apa yang kau lakukan?! Berani-beraninya kau memukul mereka?! Kau ini siapa sih?!” teriak anak perempuan itu.

Arcy berkata dengan dingin, “Kalian pikir kalian hebat? Hanya berani membully orang lemah? Kalian tidak lebih dari sekumpulan pengecut! Bagaimana bisa kalian tega melakukan hal seperti ini? Kalian tidak punya hati nurani!”

Arcy kemudian mendekati anak perempuan yang dibuli, melihat memar dan luka di wajah gadis itu. "Kau tidak apa-apa?" tanyanya dengan lembut.

Gadis itu tidak menjawab, hanya menunduk takut.

Arcy kemudian membawa anak perempuan itu pergi.

"Brengsek! Kau tunggu saja balasannya!” geraman pelan anak perempuan itu.

Mimpi Buruk

Jarak menuju Toko Merajut Takdir Dunia cukup jauh, sekitar dua kilometer ke utara dari sekolahnya. Ia memutuskan untuk datang malam hari, saat toko dibuka pukul tiga pagi.

Pemandangan kota saat pulang dengan bus kota sungguh mempesona. Gedung-gedung pencakar langit menjulang tinggi, kendaraan terbang melintas dengan lincah, mencerminkan kemajuan pesat Indonesia berkat sistem cerdas yang mengarahkan pembangunan.

Sayangnya kemajuan ini terasa jauh berbeda dengan gambaran kerusakan dan penderitaan akibat perang yang ia saksikan di media melalui panel sistem. Kontras antara kemajuan teknologi dan realita konflik global itu, mengingatkannya kembali pada pengalaman buruk perundungan di sekolah.

Arcy menghela napas panjang. Harapan untuk membantu mereka yang tertindas menyala dalam dirinya. Ia mungkin tak mampu menghentikan perang, tetapi bisa berusaha membantu orang lain.

Arcy singgah sebentar di minimarket untuk membeli minuman, Arcy tak sengaja bertemu seorang gadis cantik. Detak jantungnya berdebar kencang. Kehadiran gadis itu membuatnya gugup.

Saat gadis itu menoleh, Arcy buru-buru memalingkan wajah dan menuju kasir.

Sekeluarnya dari minimarket, dari balik kaca, ia masih memperhatikan gadis itu, terpesona oleh kecantikan dan senyumnya yang menawan.

Arcy tersentak, segera menyadakan dirinya. Saat ia pergi, tanpa disadari gadis itu memperhatikannya.

Di parkiran, sebuah mobil mewah menarik perhatian Arcy. Ia membayangkan memiliki mobil seperti itu suatu hari nanti. Tak lama, gadis cantik itu keluar dari minimarket dan mendekatinya.

"Hai," sapa gadis itu ramah.

"Ha-hai," jawab Arcy gugup.

Keduanya terdiam sesaat.

"A-apa ini mobilmu?" tanya Arcy terbata-bata.

"Um," jawab gadis itu dengan senyum lembut.

"O-oh, mobil yang bagus," puji Arcy.

Gadis itu hanya tersenyum.

Arcy, tak tahu harus berkata apa, pamit undur diri.

Gadis itu hendak memanggilnya, tetapi Arcy sudah berlari menjauh.

Arcy berhenti sejenak mengatur napas. Ia kelelahan setelah berlari cukup jauh.

"Kenapa sulit sekali mendekati seorang gadis? Aku benar-benar payah, menyia-nyiakan kesempatan emas. Apalagi dia sangat cantik... Aarrgh, aku benar-benar payah!"

***

Malam itu, Arcy tampak memperbaiki robot mini mungilnya, teman kamarnya. Wajah gadis cantik yang ditemuinya siang tadi tiba-tiba terlintas, membuat Arcy tersenyum sembari melanjutkan pekerjaannya.

Dahi Arcy berkerut, matanya menyipit. Entah mengapa, gadis itu terasa familiar. Ia berhenti sejenak, menghela napas panjang, menyimpan harapan untuk bertemu lagi. Sepertinya, Arcy telah jatuh cinta pada pandangan pertama.

Pukul 23.41

Setelah memperbaiki robot mini, META mengambil alih kendalinya.

"Yos..., selesai juga," ucap Arcy, bersandar pada kursinya sambil menarik napas panjang, ia memukul-mukul dada, dadanya kembali terasa sesak. "META, atur alarm jam 02.00."

"Baik, alarm akan berbunyi pukul 02.00," jawab META.

Arcy khawatir, "Bagaimana jika aku sulit bangun? Kekhawatiranku adalah diriku sendiri."

Ia segera mengambil segelas air dari dispenser dan memberikannya kepada robot mini. Arcy meminta META, "Siramkan air ke wajahku lima menit setelah alarm berbunyi."

"Baik, Tuan. Lima menit setelah alarm berbunyi, saya akan menyiram wajah Tuan dengan air dari gelas ini."

"META, siram, jangan dilempar," tekan Arcy.

"Baik, Tuan. Saya akan menyiram wajah Tuan, bukan melemparnya."

Arcy mengangguk. "Bagus. Jam berapa sekarang?"

"Pukul 23.50," jawab META.

"Pukul 23.50? Sebaiknya aku segera tidur."

Arcy menuju tempat tidur, meletakkan robot mini dan gelas berisi air di sampingnya. Ia tertidur pulas pukul 23.54.

Tiba-tiba, sistem mengalami gangguan, dan mati.

Pukul 00.00

Arcy terbangun setengah sadar.

"Di mana... aku?"

Ia terbangun di tempat asing dan aneh. Dengan terkejut, ia menyadari dirinya berdiri di atas lautan luas, di antara siang dan malam.

"Di mana aku?" tanya Arcy dengan ketakutan.

Di kedua sisinya terdapat pulau. Saat mencoba melangkah ke arah pulau di sisi terang, ia tiba-tiba tercebur ke laut. Laut yang semula tenang tiba-tiba bergelombang.

"Apa yang terjadi? Aku harus bangun dari mimpi buruk ini!"

Arcy berusaha keluar dari mimpinya, tetapi tidak bisa, seakan apa yang dialaminya nyata.

Kepanikan dan ketakutan menyerangnya. Tubuhnya kehilangan keseimbangan, dan ia pun tenggelam. Arcy berusaha tenang dan kembali ke permukaan, saat mencapai permukaan ia menarik nafas dalam-dalam, dan berusaha berenang menuju pulau.

Arcy berupaya mencapai daratan, namun gelombang besar menghambatnya. Dengan napas tersengal dan kesadaran yang mulai memudar, ia kembali tenggelam.

Beberapa saat kemudian, Arcy tersentak bangun, terbatuk-batuk setelah menelan air laut. Ia menyadari hari telah berganti malam, dan dirinya terdampar di tepi pantai yang gelap.

Keheranan meliputi Arcy. Ia ingat berenang menuju cahaya, namun malah terdampar di sisi yang berselimut kegelapan.

"Apa yang terjadi?" gumamnya, bertanya dalam hati. "Bagaimana aku bisa berada di tempat seperti ini? Tadi malam aku masih tidur di kamar, kenapa tiba-tiba bangun di tengah lautan..., yang benar saja. Jika ini mimpi, mengapa terasa begitu nyata?"

"Arrgttt! apa yang terjadi???"

Arcy lalu melihat sebuah toko. Di atas pintunya terpampang tulisan: Toko Merajut Takdir Dunia.

"Apa? Mengapa toko ini ada di sini?" Ia mengingat peta yang ditampilkan sistem, lokasi dan tempat ini sangat berbeda.

Arcy memanggil META, tetapi tak ada jawaban.

Bingung dan tak tahu harus berbuat apa, Arcy memberanikan diri memasuki toko tersebut. Saat hendak masuk, pintu terbuka sendiri seolah menyambutnya.

Benda Aneh

Dalam ruangan menampilkan interior toko yang tampak seperti toko ramuan atau apotek kuno, namun ada juga rak-rak berisi komponen dan alat-alat dengan desain unik dan bahan tak dikenal.

Lampu gantung aneh dan warna gelap menambah kesan suram.

Jantung Arcy berdebar kencang. Ia melangkah perlahan, penuh kewaspadaan.

"Permisi..., ada orang?"

Langkah kaki Arcy membuat suara kayu berdecit nyaring di dalam toko yang sunyi. Tiba-tiba, pintu di belakangnya tertutup sendiri.

Arcy tersentak kaget dan berusaha membuka pintu itu, namun terkunci. Ketakutan, ia berteriak meminta pertolongan, namun tak ada jawaban.

Arcy yang ketakutan, perlahan mulai menyusuri toko, mencari jawaban. Di dekat kasir, ia menemukan dua peti kecil, ia membuka salah satu peti tersebut, ada selembar kertas hitam dengan tulisan emas yang berisi daftar barang dengan nama-nama yang asing.

Merasa ini mungkin adalah sebuah quest untuk agar bisa keluar dari tempat ini, ia pun mengikutinya.

Arcy mulai mencari nama-nama alat yang tertulis dalam selembar kertas tersebut, melawati bagian sempit dengan menaiki tangga melingkar di tengah.

Lampu gantung yang rumit dan unik menghiasi langit-langit, menambah kesan futuristik dan sedikit menyeramkan.

Dinding-dindingnya dipenuhi rak-rak yang berbagai macam alat dan komponen dengan desain yang tidak biasa dan asing.

Selain komponen-komponen aneh, terdapat juga alat-alat yang tampak seperti alat ukur, tabung reaksi dengan cairan berwarna-warni, dan berbagai macam benda-benda kecil yang sulit diidentifikasi.

Di setiap sudut rak ia jelajahi, dan beberapa saat kemudian, semua barang telah terkumpulkan, ia mengumpulkan semua alat di atas meja, dan saat kembali memastikan alat tersebut telah lengkap sesuai yang tertulis pada kertas, tiba-tiba tulisan di kertas itu terbakar, dan muncul tulisan baru dan sebuah gambar.

Arcy terkejut hingga menjatuhkan kertas itu. Ia meraih kembali dan membacanya. Tertera perintah untuk merakit alat-alat tersebut sesuai gambar.

Arcy yang tak paham apa tujuannya, ia hanya bisa mengikuti perintah dari kertas tersebut, dan Arcy pun mulai merakitnya sesuai dengan petunjuk pada gambar.

Beberapa jam berlalu, Arcy yang telah terbiasa merakit barang, alat itu pun akhirnya telah jadi. Arcy sampai terduduk lesuh karena kelelahan. Ia kembali berdiri dan memeriksa kembali. Ia coba menyesuaikan yang ada digambar, dan itu berhasil.

Alat itu terlihat seperti ornamen rumit yang terbuat dari logam berwarna emas dan perak, di tengahnya terdapat bola kristal ungu gelap yang dihiasi bintang-bintang kecil yang berkilauan. Sekitar bola kristal terdapat dua bilah seperti pedang yang melengkung, dan di bagian bawah terdapat ujung tombak yang runcing. Keseluruhannya tampak seperti simbol atau lambang yang misterius dan berwibawa.

Tiba-tiba kertas itu terbakar dan lenyap, Arcy sontak kaget dan menjaga jarak, "apa yang terjadi?" Rasa takut mulai menghantuinya lagi.

Arcy melihat pintu belum terbuka, ia terdiam sejenak, dan menengok kearah peti kecil yang belum dibuka.

Arcy kemudian membuka peti tersebut, didalam peti itu ada sebuah gulungan kertas putih, memiliki ukuran yang sama, dan berisi daftar alat dan bahan dengan nama-nama yang asing pula.

Arcy dengan sabar dan teliti mulai kembali mencari semua barang sesuai apa yang tertulis di kertas.

Beberapa saat kemudian, setelah semuanya terkumpul dimeja, Arcy kembali memastikan bahwa semua alat dan bahan sesuai yang tertulis didaftar.

Barang-barang itu adalah tabung reaksi dengan cairan berwarna-warni, dan berbagai macam tumbuhan herbal dan benda-benda yang tidak diketahui.

Seperti sebelumnya, tulisan di kertas itu terbakar, dan muncul tulisan baru, membuat sebuah pil.

Arcy pun mulai mengikuti langkah-langkah membuat pil, sesuai yang tertulis, sebuah proses metafisik.

Pembuatan pil beraura spiritual bukanlah sekadar proses kimiawi, melainkan perpaduan antara ilmu herbal, meditasi, dan niat suci. Proses ini memerlukan kesabaran, kejernihan pikiran, dan koneksi yang kuat dengan energi alam semesta.

Sebelum membuat, tentukan dengan jelas tujuan pembuatan pil ini. Niat yang murni dan kuat akan mempengaruhi aura pil.

Arcy mulai mencampur satu persatu ramuan tersebut, dan memanaskannya. Cara kerja awal tidak terlalu rumit, sama seperti yang pernah ia lakukan saat praktek di laboratorium.

Langkah kedua, dengan hati-hati menuangkan cairan kedalam cetakan. Tanpa menunggu lama, pil telah mengeras.

Saat ia membukanya, aroma pil seketika menusuk kehidungnya, baunya sangat menyengat.

"Apa ini, kenapa baunya seperti ini?"

Karena terlalu bau, Arcy kembali menutupnya.

Petunjuk ke-3 : Gunakan pil dengan penuh kesadaran dan niat baik. Setelah mengonsumsi, lakukan meditasi singkat untuk menghubungkan diri dengan energi pil.

"Proses ini memerlukan latihan spiritual dan pemahaman yang mendalam tentang energi... hm... apa maksudnya? Apakah dia memintaku meminum pil ini?"

Arcy menengok kebelakang, melihat pintu belum terbuka. Ia bingung haru bagaimana, ia kemudian menyimpan benda itu ke dalam peti kecil, dan barulah pintu tersebut terbuka.

Arcy langsung sumringah, merasa telah berhasil. Namun saat ia hendak meninggalkan benda itu dimeja, pintu kembali tertutup rapat.

"Apa?" Arcy terkejut, dan ia berusaha membuka pintu tersebut, tapi pintu terkunci rapat.

Arcy terdiam sejenak, ia kemudian kembali mendekati meja, dan mengambil dua peti itu, dan benar saja, pintu itu terbuka.

"Apa maksudnya? Dia... ingin aku membawanya? Dia memberikannya padaku?" bertanya dalam hatinya. "Tapi..., kenapa? Mimpi ini sangat aneh!"

"Baiklah, aku akan membawanya," ucapnya.

Arcy berjalan keluar membawa dua peti kecil itu ditanganya.

***

Di pagi hari, tampak seorang wanita sedang menyiapkan sarapan pagi.

Wanita itu kemudian meminta anak perempuannya membangunkan kakaknya.

Anak perempuan itu mengetuk-ngetuk pintu kamar kakaknya, memanggil-manggil namanya, tapi tak ada jawaban, ia pun membuka perlahan pintu tersebut, saat ia masuk kedalam, ia tak menemukan kakaknya dikamar.

"Kakak, kakak..." panggilnya berulang kali, tapi tak ada jawaban.

Ia kemudian memberitahu pada ibunya, dan ibunya mencoba meneleponnya, tapi tak juga diangkat.

Sementara ditempat lain, Arcy samar-samar mendengar suara seseorang membangunkannya.

Arcy perlahan bangkit, melihat wanita tua didepannya, ia terkejut dan segera berdiri.

"Apa yang terjadi? Kenapa aku disini?" Arcy mendapati dirinya ada di trotoar jalan.

Orang-orang yang lalu lalang disitu memperhatikannya, menganggapnya orang mabuk yang ketiduran di jalan.

Arcy dipenuhi dengan kebingungan, melihat sekitarnya, akhirnya ia telah kembali, tapi tak tahu kenapa dia terbangun ditempat ini.

Ia kemudian menyadari sesuatu, dan melihat tangannya, terkejut, kedua peti itu ada ditangannya.

Ia kebingungan dengan mulut yang kaku, mencoba berbicara, tapi tak tahu harus berkata apa, sungguh sulit dipercaya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!