Semua ini bermula pada Bumi tahun 2030.
Han Li, seorang pemuda berwajah tampan dan berkulit putih dengan rambut hitam bergaya two block serta mata hitam tajam, dia seorang siswa sekolah menengah atas yang kini sedang menjalankan masa sekolahnya yang terasa manis karena ditemani oleh kekasihnya yang bernama Charlotte.
Charlotte, seorang gadis cantik jelita dengan wajah cerah dan kulit putih lembut, dia memiliki kebiasaan menguraikan rambut silvernya yang lembut dan berkilau, dia juga memiliki mata berwarna Ruby yang sangat indah.
Di dalam kelas saat pelajaran tengah berlangsung, Han Li selalu menatap lembut Charlotte yang duduk di bagian kedua baris meja paling depan, Han Li menatapnya dari meja paling belakang dekat jendela.
Charlotte yang sedang fokus melihat ke papan tulis dan guru yang sedang menerangkan di depannya menjadi tidak fokus karena merasakan ada seseorang yang sedang menatapnya, dan tentu saja Charlotte tahu kalau pelakunya itu adalah Han Li.
Charlotte diam-diam menolehkan kepalanya ke samping kiri dan melirik ke arah Han Li sambil tersenyum memasang ekspresi cemberut kesal yang imut.
"Kenapaa dia terus menatap ku sepanjang pelajaran berlangsung, seharusnya dia fokus memperhatikan papan tulis dan guru yang sedang menerangkan!" Gumam Charlotte dalam hati.
Charlotte menolehkan wajahnya ke arah papan tulis sebanyak dua kali untuk memberi kode kepada Han Li supaya fokus ke depan, namun Han Li terus menatapnya dengan mata tajamnya yang keren dan memberikan balasan senyuman hangat.
Wajah Charlotte seketika memerah karena melihat Han Li tersenyum kepadanya, Charlotte langsung menarik kembali wajah dan tatapan matanya ke depan.
Pada akhirnya keduanya tidak bisa fokus dengan pelajaran.
Ding! Dong!... Bel pulang sekolah berbunyi dengan keras hingga terdengar hampir ke seluruh penjuru sekolah.
Semua siswa berbondong-bondong pergi pulang dari sekolah termasuk Han Li dan Charlotte, mereka berdua pulang bersama-sama karena jalan pulang ke rumah mereka searah.
Charlotte yang sedang berjalan di samping kanan Han Li tiba-tiba mencubit pinggang Han Li.
Cyuutt!!!....
"Aw! Aw! Hentikan itu Charlotte, kenapa kamu tiba-tiba mencubit ku?" Tanya Han Li sambil melihat ekspresi cemberut Charlotte yang imut.
"Jangan berpura-pura bodoh! Kamu terus menatapku sepanjang kelas berlangsung, kamu seharusnya fokus pada papan tulis dan guru yang sedang menerangkan pelajarannya, jika tidak, kamu akan menjadi bodoh sungguhan!" Jelas Charlotte sambil terus berjalan berdampingan dengan Han Li.
"Bagaimana bisa aku fokus pada hal lain jika ada sosok Dewi di depanku?" Sahut Han Li dengan gaya acuh tak acuh, dia tetap menatap lurus ke depan sambil berjalan berdampingan dengan Charlotte.
Kedua pipi Charlotte langsung sedikit memerah karena mendengar pujian dari Han Li, langkah kakinya terus bergerak seirama dengan Han Li sehingga dia berada tetap di sisi Han Li.
Kemudian Charlotte bergerak semakin mendekat kepada Han Li sehingga membuat lengan mereka saling bersentuhan, Han Li yang merasakan sentuhan dari Charlotte langsung berinisiatif untuk menggenggam tangan Charlotte tanpa melirik sedikitpun ke arahnya untuk menyembunyikan ke gugupannya.
"Baru seminggu sejak kami jadian, jadi... Saling menggenggam tangan ini sedikit memalukan, apakah tidak apa-apa melakukan ini kepada Dewi Charlotte?" Gumam Han Li dalam hati sambil diam-diam melirik ke arah Charlotte yang berada tepat di sampingnya.
Langkah seirama mereka tak berhenti sampai sebuah pertigaan memisahkan mereka karena jalan pulang ke rumah mereka berbeda mulai dari pertigaan tersebut.
Han Li berjalan santai menuju rumahnya sambil melamun memikirkan Charlotte dan masa depannya yang samar-samar.
"Aku benar-benar mencintai Charlotte dan ingin menikahinya, tapi apakah kedua orang tuanya akan merestuinya? Charlotte berasal dari keluarga kaya yang cukup terpandang, sedangkan aku..."–Han Li berhenti melangkah karena telah sampai di depan rumahnya yang sederhana dan terbilang cukup kecil–"Aku sama sekali tidak bermaksud menyalahkan orang tua ku atau semacamnya, lagi pula pertanyaan aku sudah salah sejak awal, harusnya aku bertanya kepada diriku sendiri apakah aku pantas untuknya?"
Han Li tersenyum kecil sambil menghela nafas, setelah itu dia lanjut berjalan masuk ke dalam rumahnya sambil lanjut bergumam dalam hati.
"Memikirkan masa depan hanya akan membuatku merasa gelisah, jadi cukup jalani masa sekarang dengan sungguh-sungguh!"
Setelah pulang sekolah, Han Li beristirahat sebentar di rumah kemudian pergi berangkat kerja menjadi kurir.
Han Li hidup seorang diri di rumah sederhana tersebut, kedua orang tuanya telah bercerai sejak Han Li masih kecil, ayahnya pergi meninggalkannya demi istri barunya yang lebih muda, sedangkan Han Li hidup bersama dengan ibunya sampai setahun yang lalu ibunya meninggal dunia karena sakit.
Sekarang Han Li harus berusaha seorang diri untuk menghidupi dirinya, terkadang ada tetangganya yang baik hati datang ke rumah Han Li untuk memberikan makan siang atau makan malam.
Hubungan Han Li dan Charlotte berjalan dengan mulus sampai masa sekolah mereka usai, namun setahun setelah mereka lulus, hubungan mereka mulai retak dan berjarak.
Han Li yang sadar diri dengan status dan ekonominya perlahan mundur dan menjauh dari Charlotte, Charlotte sudah berusaha keras untuk meyakinkan Han Li supaya tidak usah memikirkan ekonomi ataupun statusnya hampir setiap kali mereka melakukan kencan.
Hingga pada kencan terakhir mereka, mereka berdebat panjang di perjalan pulang di jalan menuju pertigaan yang selalu mereka lewati bersama sejak masa-masa sekolah.
"Charlotte, aku benar-benar minta maaf, aku sudah berusaha cukup keras tapi aku tidak bisa meningkat!" Ucap Han Li sambil menundukkan kepalanya.
"Han Li, sudah kubilang padamu berkali-kali supaya tidak memikirkan status ataupun ekonomimu, semua itu bisa kita bangun bersama-sama, kita bisa berkerja keras bersama-sama!" Jelas Charlotte dengan nada yang cukup tinggi karena merasa kesal.
"Tidak Charlotte, jika menjadi kaya bisa di tempuh hanya dengan kerja keras, maka aku harusnya sudah kaya, aku sudah bekerja sangat keras sejak aku masih sekolah! Aku yang seperti ini, orang tua mu mungkin tidak akan mengizinkanmu menikah denganku!" Kepercayaan diri Han Li menghilang sangat banyak, semangat juangnya sudah pudar.
Setelah mendengar perkataan itu, Charlotte langsung berhenti berjalan, Han Li juga berhenti karena melihat Charlotte berhenti dan di belakangnya, Han Li berbalik ke belakang menghadap ke arah Charlotte, namun wajahnya terus menunduk dan tatapan matanya terus mengarah ke bawah.
Charlotte terus menatap wajah murung Han Li dengan emosi yang campur aduk, dia merasa kasihan, kesal, dan marah, emosinya tak dapat dijelaskan, jantungnya berdegup kencang dan nafasnya terengah-engah dengan tidak teratur.
"Han Li, kamu bicara seolah-olah sudah mengenal orang tuaku! Selama 3 tahun lebih kita pacaran dan kamu selalu menolak untuk datang ke rumahku dengan berbagai alasan, dan sekarang kamu tiba-tiba bicara seolah-olah mengenal kedua orang tuaku!
Han Li... Aku benar-benar menyayangimu, apakah kamu merasakan hal yang sama denganku?" Ucap Charlotte dengan dada yang terasa sesak hingga ia kesulitan bernafas.
Bibir Han Li bergetar, ia ingin menjadi dia juga menyayanginya namun dia tidak kuat dan hanya bisa sedikit mengangkat bibirnya.
Saat menunggu jawaban dari Han Li yang tak kunjung datang, jantung Charlotte terasa sangat sakit dan nafasnya terasa sesak, penyakit yang selama ini ia sembunyikan mulai kambuh, dan karena tidak ingin Han Li mengetahui tentang penyakitnya, Charlotte langsung berlari pergi meninggalkan Han Li yang masih mematung.
Han Li hanya bisa mengepalkan tangannya dengan kuat dan menggertakkan giginya kemudian bergumam dalam hati.
"Aku mengenal orang tuamu Charlotte, aku sangat sering mengantarkan paket kerumah mu saat sedang bekerja menjadi kurir, aku sudah mencoba berkali-kali untuk meyakinkan kedua orang tuamu bahwa aku pasti bisa membuatmu bahagia, namun mereka hanya diam dan menatap kepadaku tanpa sedikitpun rasa kepercayaan karena melihat kondisi ku ini!"
Setelah pertengkaran tersebut, mereka tidak lagi saling bertemu ataupun bertukar pesan, Han Li setiap hari mencoba untuk mengirim pesan sejak pertengkaran itu, namun tidak ada satupun balasan dari Charlotte.
Han Li merasa sangat hancur, dia pikir Charlotte tidak mau berhubungan dengannya lagi, dia tidak tahu kalau alasan Charlotte tidak membalas pesannya bukan karena tidak mau, tapi tidak bisa.
Saat Charlotte sampai di rumah setelah pertengkaran di jalan pulang pada kencan terakhirnya, Charlotte langsung terjatuh pingsan dengan nafas yang tak karuan, seorang pembantu perempuan yang melihatnya langsung panik dan berteriak minta tolong.
"Tolong! Tolong!!"
Charlotte segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan, namun dia masih koma sampai sekarang, karena itulah dia tidak bisa membalas pesan dari Han Li.
Dua bulan Han Li menanti kabar Charlotte, setiap kari dia mengirim barang melewati rumah Charlotte, dia selalu melihat ke arah rumah Charlotte dan berharap bisa melihatnya, namun rumah Charlotte yang besar dan luas selalu terlihat senyap seperti biasanya.
3 bulan berlalu sejak kencan terakhir mereka, Han Li terus mengirim pesan singkat kepada Charlotte setiap harinya meskipun tidak mendapatkan balasan, dan akhirnya dia mendapatkan pesan dari ayahnya Charlotte untuk datang ke pemakaman Charlotte.
"Datanglah besok untuk melihat pemakaman Charlotte, ini mungkin terakhir kalinya kamu bisa melihatnya!" Begitulah isi pesan dari ayahnya Charlotte.
Han Li merasa sangat terkejut, dia kira dia sedang di prank dan di permainkan oleh ayahnya Charlotte, jadi dia pikir pemakaman yang dimaksud itu adalah pernikahan Charlotte dengan orang lain.
Han Li semalaman berpikir dengan keras, awalnya dia tidak percaya dengan pesan tersebut, namun setelah mengingat sebuah berita yang ia lihat di tv dan sosial media, dia mulai merasa ragu.
"Sebulan setelah terakhir kali kami berbicara, angka kematian tiba-tiba melonjak naik, dan angka tersebut terus naik sampai sekarang! Apakah Charlotte benar-benar meninggal?"
Han Li tidak tidur sama sekali di malam itu, ke esokan harinya.
Pada akhirnya Han Li memutuskan untuk datang ke rumah Charlotte, dia mengenakan celana bahan berwarna hitam dan kemeja berwarna hitam, sebelum dia berangkat, dia menerima pesan dari nomor ayahnya Charlotte, pesan tersebut merupakan sebuah peta lokasi.
Han Li langsung memeriksa lokasi yang di tandai pada google map tersebut dan lokasi yang di tandai itu merupakan TPU (tempat pemakaman umum), setelah mendapatkan pesan itu, Han Li merasa lebih percaya dengan kematian Charlotte.
Setelah itu Han Li langsung berangkat kerumah Charlotte untuk memeriksa yang sebenarnya menggunakan sepeda motornya, sesampainya dia di jalan depan gerbang rumah Charlotte, dia melihat ada banyak sekali karangan buka bertuliskan turut berdukacita yang ada di sepanjang dinding pagar gerbang rumah Charlotte.
Jantung Han Li langsung berdegup kencang melihat semua karangan bunga tersebut, keringat dinginnya langsung bercucuran, tanpa memeriksa ke dalam rumah Charlotte lagi, Han Li langsung memacu sepeda motornya dengan sangat cepat menuju lokasi tempat pemakaman umum yang dikirimkan oleh ayahnya Charlotte.
Sesampainya di sana, Han Li melihat ada banyak orang bersetelan jas hitam mewah yang sedang di banjiri air mata, mereka adalah keluarga besar Charlotte yang merasa sedih karena telah kehilangan Charlotte.
Han Li telat datang ke sana, Charlotte sudah selesai dimakan kan, dan sesampainya di belakang sekumpulan orang-orang itu, Han Li hanya bisa membatu dengan penuh penyesalan dalam hidupnya.
Ayah Charlotte yang sedang berbalik untuk pergi pulang secara kebetulan melihat Han Li, jadi dia berjalan mendekati Han Li dengan mata merah dan lebam karena banyak menangis.
Dia datang dan berdiri tegak di depan Han Li, dia menatap Han Li yang sedang mematung dan berlinang air mata dengan tatapan tajam yang di selimuti oleh rasa amarah dan kekecewaan.
"Aku benar-benar kecewa kepada mu! Sudah kuduga kau memang tak layak untuk putriku!" Setelah mengatakan hal itu, ayahnya Charlotte langsung pergi begitu saja.
Satu per satu orang-orang mulai pergi, saat tinggal Han Li seorang, hujan tiba-tiba turun mengguyur tanah dan makam-makam di sana, air mata Han Li tersembunyi di balik setiap tetesan air hujan yang membasahinya.
Han Li benar-benar hancur, dia merasa telah kehilangan segalanya, hidupnya sudah tidak berarti lagi baginya.
"Aku... Ingin minta maaf padamu Charlotte, aku benar-benar tidak tahu kalau kamu sedang sakit, jika saja aku lebih memperhatikanmu dulu, tidak! Aku harusnya berusaha lebih keras lagi dulu.
Hidupku sudah tidak berarti lagi jika kamu tidak ada Charlotte, apa yang harus aku lakukan sekarang? Untuk apa aku berusaha sekarang?"
Di tengah-tengah hujan yang turun deras, Han Li berjalan pulang menuju sepeda motornya, saat dalam perjalanannya, dia bisa melihat ada cukup banyak makam-makam yang baru, dia terus lanjut berjalan pergi pulang.
Seminggu sudah berlalu sejak pemakaman Charlotte, Han Li terus mengurung diri di rumahnya dan hidup dengan hanya mengandalkan tabungan yang telah ia kumpulkan dari masa sekolahnya, yang dia lakukan sepanjang hari hanyalah makan, menonton televisi, main handphone, dan tidur (tentu saja dia juga mandi sehari sekali).
Di saat dia sedang melihat sebuah acara berita, berita tersebut menyiarkan informasi yang tentang sebuah portal gerbang yang tak masuk di akal dan hanya ada di dalam novel-novel dan komik-komik.
"Berita terkini! Sebuah portal gerbang sihir tiba-tiba muncul di tengah-tengah kota, para petugas polisi dan para ilmuwan bekerja sama untuk menelitinya!"
"Apa ini? Apakah berita-berita sekarang mulai menyebarkan jokes?"
Tiba-tiba saja salah seorang yang berada di TKP berteriak karena melihat sesuatu di portal.
"Lihat! Portalnya mengeluarkan kilat energi di sana! Sepertinya ada sesuatu yang akan keluar dari portal tersebut!"
Seperti yang di ucapkan oleh orang tersebut, ada sesuatu yang keluar dari portal tersebut, dan sesuatu itu adalah monster hijau berbadan besar dengan postur tubuh seperti manusia, hanya saja ukurannya 3 kali lebih besar dan lebih menyeramkan.
Sesampainya monster itu keluar, dia langsung membunuh seorang ilmuan di sampingnya dengan sangat mudah seperti membunuh seekor semut.
Cratt!!!
Darah sang ilmuan muncrat kemana-mana, semua orang di TKP langsung panik ketakutan dan berlarian.
"Lari!! Ada monster!!"
Awalnya hanya ada satu monster yang keluar dari portal tersebut, namun tak lama kemudian monster lainnya keluar menyusul.
Mereka langsung menghancurkan dan membunuh semua orang yang mereka lihat, dalam waktu singkat, tempat itu langsung hancur berantakan, semua orang yang ada di sana mati.
Han Li yang sedang menonton acara berita tersebut di rumahnya melalui televisi menganggapnya sebagai setingan, tak lama setelah kemunculan satu portal itu.
Portal gerbang sihir dengan berbagai jenis mulai bermunculan di seluruh pelosok bumi, monster-monster bermunculan dan mendatangkan kehancuran, para militer berusaha menghentikan semua monster itu dengan senjata modern namun hasilnya nihil.
Hanya sedikit monster rank rendah yang terkena dampak senjata modern, Han Li yang sedang bersantai di rumahnya sama sekali tidak percaya dengan semua berita yang dia lihat di tv.
"Apakah acara monster seperti ini sedang nge-trend? Kenapa semua berita menyiarkan acara yang sama?"
Tiba-tiba saja, Han Li mendengar suara bising di luar rumahnya, dia mendengar suara gesekan keras dan jeritan banyak orang yang meminta tolong.
"Tolong! Tolong!"
"Lari!! Cepat lari!!"
"Akhh!! Tidak, tolooo..!" Craakk!!!...
Han Li yang merasa risih dengan semua suara berbisik itu memutuskan untuk keluar dan memeriksa, saat dia membuka pintu, dia langsung dikejutkan oleh seekor monster serigala berwarna merah yang ukurannya lebih besar dari seorang binaragawan.
Serigala tersebut terlihat sedang menenteng sebuah kepala seorang perempuan dengan cara menggigit rambutnya, bagian leher yang sudah terputus di kepala perempuan tersebut mengeluarkan banyak darah yang mengalir hingga berubah menjadi tetesan.
"Apa-apaan ini? Apakah mereka sedang mengadakan acara Halloween?"
Monster serigala di depan Han Li melepaskan kepala yang ia gigit dan langsung menerkam ke arah Han Li dengan sangat cepat.
Groaar!!!..
Han Li merasa terkejut dan tidak bisa bereaksi, pundaknya langsung di terkam oleh monster serigala itu.
"Sakit! Sakit sekali! Apa-apaan ini? Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah aku akan mati sekarang?"
Serigala tersebut mencabik-cabik Han Li dengan sangat sadis, darah Han Li bermuncratan kemana-mana sehingga mengotori pintu kayu rumahnya.
Pandangan Han Li mulai menggelap hingga kesadarannya hilang sepenuhnya.
"Sialan! Aku sama sekali tidak menyangka akan mati seperti itu!"
Han Li sekali lagi membuka kedua matanya dan melihat atap yang terlihat asing namun juga terasa familiar.
"Dimana ini? Atap yang terbuat dari dedaunan? Aku tidak ingat punya rumah dengan atap seperti ini, apakah ini atap dari bangunan yang ada di surga?"
Han Li beranjak bangun dari tidurnya kemudian duduk, di atas ranjang bambunya, dia menyadari bahwa ia sedang berada di tempat asing.
Han Li sekarang sedang berada di dalam sebuah gubuk kayu yang cukup lusuh yang di dalamnya hanya berisikan sebuah ranjang bambu, lemari kayu, kendi air, dan kompor yang terbuat dari batu dan tanah liat yang di bentuk dan di susun.
Siapa yang menyangka kalau Han Li akan bereinkarnasi ke sebuah benua kultivasi, di kehidupan kedua Han Li, dia memiliki identitas sebagai seorang murid dari sebuah sekte.
Dia bekerja sangat keras dalam kultivasi hingga berhasil menjadi murid inti dalam waktu sepuluh tahun.
Penampilan Han Li berubah drastis dari pada kehidupan pertamanya, dia sekarang memiliki rambut hitam panjang yang lurus sepunggung, dia mengikat sebagian rambutnya dan membiarkan sebagiannya lagi terurai begitu saja, pakaiannya juga sama seperti para kultivator yang ada di manhua.
"Aku bukanlah seorang karakter utama, jadi kemajuan kultivasi ku tidak cepat, namun karena aku mendapatkan kesempatan seperti ini, aku tidak akan membuangnya, meskipun itu membutuhkan ratusan atau ribuan tahun, aku pasti akan menjadi yang terkuat, setelah aku menjadi yang terkuat, aku akan mencari jejak jiwa Charlotte!"
Meskipun sudah bereinkarnasi, Han Li tetap fokus mengingat Charlotte, bahkan alasan dia bisa bertahan dan bekerja keras dalam kultivasi adalah karena ia berhasil menemukan cara untuk kembali bersama Charlotte, yaitu dengan cara menjadi yang terkuat hingga melampaui surga.
Han Li menjelajahi banyak makam dan tempat tersembunyi untuk mencari kekuatan, 700 tahun berlalu dan akhirnya dia menjadi seorang Immortal dan naik ke alam atas (Alam Immortal).
Saat menjelajah di alam atas, Han Li sama sekali tidak menyangka kalau dia akan bertemu kembali dengan akar cintanya yaitu Charlotte, di alam Immortal, Charlotte hidup sebagai seorang permaisuri di alam Immortal Xiang, dan namanya di kehidupan kali ini bukanlah Charlotte, tapi Xiang Qiancheng.
Penampilan Xiang Qiancheng sangat mirip dengan Charlotte, terutama di wajah, rambut, dan matanya.
Xiang Qiancheng merupakan seorang kecantikan tiada tanding di tiga ribu alam Immortal, penguasa alam Immortal Xiang itu sangat terkenal di alam Immortal.
Namun berbeda dengan Han Li yang bereinkarnasi dengan ingatan di kehidupannya yang sebelumnya, Xiang Qiancheng sama sekali tidak mengingat apapun tentang kehidupan yang sebelumnya, oleh sebab itu Han Li harus mendekatinya dari awal.
Sudah tak terhitung jumlahnya Immortal yang mencoba melamar Xiang Qiancheng, namun mereka semua di tolak dengan dingin.
Langkah awal Han Li untuk mendekati Xiang Qiancheng adalah bergabung dengan Alam Immortal Xiang dan bekerja sebagai seorang prajurit Immortal biasa, usaha yang dilakukan oleh Han Li sangatlah luar biasa, bukan hanya keras dan sulit, tapi juga sangat lama.
Dia melakukan banyak misi yang di perintahkan atasannya hingga berhasil naik jabatan dan membuat pasukannya sendiri yang kini berada di bawah perintah Xiang Qiancheng sendiri.
Han Li mulai menjalankan misi dengan Xiang Qiancheng dan selalu mencintai Xiang Qiancheng dalam diam, dia bahkan diam-diam selalu menghabisi mereka yang ingin berbuat jahat pada Xiang Qiancheng.
Seiring banyaknya pengalaman bersama mereka, entah kenapa Xiang Qiancheng merasa sangat nyaman berada dekat dengan Han Li.
Saat sedang duduk di singgasananya, Xiang Qiancheng menurunkan pandangannya menjadi lembut dan bergumam dalam hati.
"Ini pertama kalinya aku merasa nyaman di dekat orang lain!" Bibir Xiang Qiancheng tersenyum kecil dan matanya diam-diam melirik ke arah Han Li yang sedang berdiri tegak di depan sebelah kirinya, satu anak tangga lebih bawah darinya.
Saat Xiang Qiancheng diam-diam memandangi Han Li, Han Li tiba-tiba berbalik dan menatap Xiang Qiancheng dengan lembut, Xiang Qiancheng dengan cepat mengalihkan pandangannya ke arah lain dan mengembalikan ekspresi dinginnya.
"Yang mulia, bukankah membosankan terus berdiam diri di sini?" Tanya Han Li dengan ramah.
"Kau benar, kalau begitu, apakah kau memiliki saran apa yang harus aku lakukan untuk menghilangkan rasa bosan ini?"
"Bagaimana kalau kita pergi jalan-jalan? Tapi bukan sebagai Xiang Qiancheng sangat Empress Xiang, melainkan sebagai Xiang Qiancheng sang gadis biasa!"
"Permainan berpura-pura menjadi Mortal, hemm... Terdengar menarik, aku sekarang sedang mengalami hambatan, dengan kembali menjadi Mortal, aku mungkin bisa mendapatkan pencerahan untuk terobosan, ayo kita lakukan itu!"
Ke esokan harinya, Han Li dan Xiang Qiancheng pergi membuka gerbang Immortal dan pergi ke dunia Mortal sambil menyembunyikan kultivasi mereka.
Langkah awal yang mereka lakukan setelah kembali menjadi Mortal adalah menjual beberapa artefak mereka yang berbentuk aksesoris perhiasan, setelah mendapatkan beberapa uang, mereka membeli sebidang tanah untuk mendirikan sebuah rumah dan ladang.
Semua ide itu berasal dari Han Li, mereka tinggal serumah awalnya sebagai seorang pelayan dan masternya, Han Li pelayannya dan Xiang Qiancheng sebagai masternya.
Seiring berjalannya waktu dan banyaknya waktu yang mereka lakukan bersama, Xiang Qiancheng mulai membuka perasaannya untuk Han Li.
Di saat mereka sedang berkebun, Han Li menemukan sebuah bunga berwarna merah yang serasi dengan mata Xiang Qiancheng.
"Nyonya, aku memiliki sesuatu untukmu!" Ucap Han Li yang sedang berdiri di belakang Xiang Qiancheng yang sedang menyiram tanamannya.
"Apa itu?" Xiang Qiancheng berbalik menghadap ke Han Lin.
Han Lin menunjukkan satu bungan yang ia petik kepada Xiang Qiancheng.
"Bunga?"
"Bukankah ini cantik? Mirip seperti mata nyonya/madam yang indah!"
Xiang Qiancheng langsung tersenyum kecil setelah mendengar ucapan Han Li. "Kurasa kamu ada benarnya, kurasa bunga ini cukup cantik!"
"Akan lebih cantik lagi jika bunganya di pasangkan di sini!" Han Li langsung berinisiatif memasangkan bunga tersebut di atas telinga Xiang Qiancheng.
Xiang Qiancheng merasa terkejut saat melihat Han Li semakin dekat dengannya, dan dia mulai merasa ada yang aneh dengan dirinya.
"Ini aneh! Jantungku berdegup lebih cepat, apa yang terjadi denganku, dan yang paling aneh, kenapa aku tidak menolaknya? (Han Li) Aku justru merasa ada kehangatan darinya, rasanya cukup nyaman, rasanya aku ingin memeluknya!" Gumam Xiang Qiancheng dalam hati saat Han Li memasangkan Bungan di atas telinganya.
"Sudah selesai, aku benar sekali! Bunga itu terlihat lebih cantik sekarang!"
"Benarkah?" Xiang Qiancheng mengangkat tangannya dengan lembut kemudian menyisir rambutnya menggunakan jarinya dengan lembut ke telinganya agar membuat bunga yang di pasangkan Han Li tidak jatuh, ekspresi wajahnya yang dingin dan kaku sekarang melunak, pipinya merah merona, dia terlihat sangat cantik jelita sehingga membuat Han Li sedikit tercengang.
"Madam! Kamu sangat cantik!" Han Li perlahan mendekat kan wajahnya ke arah wajah Xiang Qiancheng.
Xiang Qiancheng tidak menepis ataupun menolaknya, wajahnya menjadi sangat merah saat wajah mereka saling berdekatan, tatapan mata mereka saling bertemu.
Tanpa basa-basi lagi Han Li langsung melingkarkan tangan kirinya ke pinggang Xiang Qiancheng yang ramping dan lembut, kemudian dia langsung mencium bibir Xiang Qiancheng.
Xiang Qiancheng merasa sangat terkejut,matanya terbelalak sejenak, tapi dia tidak menolaknya dan perlahan menikmatinya.
Setelah melepaskan ciumannya, Han Li dan Xiang Qiancheng saling bertatapan dengan lembut.
"Ke–kenapa kau tiba-tiba melakukan itu?" Wajah Xiang Qiancheng benar-benar memerah.
"Karena kamu sangat cantik, apakah tidak boleh?"
"Jika hanya itu alasannya, ada banyak wanita cantik di dunia ini, apakah kamu juga akan melakukannya kepada mereka semua?"
"Tentu saja tidak! Aku melakukannya hanya denganmu, aku tidak akan menjadi seorang pengecut seperti di kehidupan yang sebelumnya!" Han Li kembali menyosor bibir Xiang Qiancheng.
Kali ini mereka berciuman dengan lebih intim, hubungan mereka juga menjadi lebih dalam sejak saat itu.
Satu tahun kemudian, di pagi hari yang cerah, cahaya mentari menyorot ke arah Han Li dan Xiang Qiancheng melalui celah-celah kecil jendela kayu dan lubang angin di atasnya.
Sebuah senyuman indah terlukis di wajah Xiang Qiancheng yang masih tertidur lelap di atas pangkuan bahu Han Li, tubuh mereka telanjang bulat dan hanya tertutupi sehelai selimut yang cukup tebal.
Namun tiba-tiba saja seorang prajurit Immortal Xiang turun ke alam mortal dan datang ke depan rumah Han Li dan Xiang Qiancheng.
Sang prajurit berjalan dengan tenang ke depan pintu kemudian mengetuknya dengan sopan. Tok! Tok! Tok!...
Han Li dan Xiang Qiancheng terbangun oleh suara ketukan pintu. "Siapa sebenarnya yang mengetuk pintu rumah orang lain sepagi ini!" Ujar Xiang Qiancheng sambil menggeliat meregangkan otot-ototnya.
Han Li yang masih duduk di sampingnya hanya menatap Xiang Qiancheng sambil tersenyum lembut dan bergumam dalam hati. "Ini sudah siang! Kita bangun kesiangan karena kita terus bermain sampai pagi!"
Sang prajurit menunggu selama beberapa saat, tak lama kemudian Xiang Qiancheng datang membukakan pintu.
Setelah pintu terbuka dan melihat siapa yang orang yang mengetuk pintunya, ekspresi wajah Xiang Qiancheng yang awalnya terlihat seperti wanita biasa yang bahagia langsung berubah menjadi dingin dan serius.
Sang prajurit Immortal Xiang sedikit tercengang melihat sosok Empress Xiang yang sangat cantik meskipun hanya menggunakan pakaian polos sederhana dan tanpa riasan.
Melihat bawahannya sedang menatapnya dengan begitu intens, Xiang Qiancheng langsung mengeluarkan tekanan yang sangat besar sehingga membuat sang prajurit langsung jatuh berlutut.
Setelah mendapatkan tekanan dari Xiang Qiancheng, sang prajurit akhirnya tersadar bahwa dia baru saja bersikap begitu lancang kepada tuan/nyonyanya.
"Yang mulia tolong ampuni saya, maaf atas kelancangan saya sebelumnya!" Sang prajurit memohon ampun sambil menangkap tangannya sendiri ke depan di bawah tekanan Xiang Qiancheng.
Tatapan tajam Xiang Qiancheng sedikit melunak setelah sang prajurit mengakui kesalahannya, tekanan yang menekan prajurit Immortal juga langsung menghilang.
"Ada apa Xiang Xiang?" Han Li datang bertanya.
Setelah bertanya kepada Xiang Qiancheng, Han Li melihat keluar rumahnya dan menemukan salah satu bawahannya yang sedang berlutut.
Sang prajurit Immortal langsung berkeringat dingin saat melihat Han Li datang keluar dengan mengenakanan pakaian mortal sederhananya, terlihat jelas kalau sang prajurit Immortal itu lebih takut kepada Han Li dari pada Xiang Qiancheng.
Alasannya karena sang prajurit Immortal sadar, jika Han Li ada di samping Xiang Qiancheng saat sang prajurit Immortal menatap Xiang Qiancheng dengan begitu lancang, maka dia tidak akan berakhir hanya dengan sebuah tekanan, dia mungkin tidak akan bisa mati dengan nyaman tanpa mengalami siksaan.
"Kenapa kau datang kemari? Apakah terjadi sesuatu di alam Immortal Xiang?" Tanya Han Li dengan santai.
"Benar jendral, sebenarnya istana surgawi telah mengirim seorang utusan ke istana Qian, kami sudah bilang kepadanya bahwa yang mulia saat ini sedang berada dalam pengasingan, tapi utusan itu memaksa ingin bertemu dengan yang mulia.
Dia mengatakan kalau yang mulia tidak menerima dekrit surgawi secara langsung, maka kaisar surgawi akan murka dan mendatangkan malapetaka pada alam Immortal Xiang!" Jelas sang prajurit.
Raut wajah Xiang Qiancheng dan Han Li berubah menjadi lebih serius, alis mereka berdua mengkerut waspada.
"Apa yang di inginkan kaisar surgawi itu!" Gumam Xiang Qiancheng dalam hatinya yang langsung dipenuhi kegelisahan.
"Baiklah! Aku tidak bisa meninggalkan pekerjaan ku terlalu lama, susah waktunya untuk kembali ke istana Qian!" Ucap Xiang Qiancheng.
Saat Xiang Qiancheng mengambil langkah untuk keluar dari rumah sederhananya, pakaiannya langsung berubah menjadi pakaian permaisuri berwarna merah yang dibalut dengan armor cantik berwarna emas dan beberapa perhiasan yang juga merupakan artefak Immortal.
Pagar gerbang di depan halaman rumahnya seketika berubah menjadi gerbang Immortal yang mengarah ke istana Qian di alam Immortal Xiang, Han Li juga berjalan mengikuti Xiang Qiancheng, pakaian yang di pakai Han Li juga berubah menjadi pakaian Immortal.
Mereka masuk ke dalam gerbang Immortal kemudian muncul keluar di pintu gerbang lainnya yang berada di sebuah lorong menuju aula Singga sana istana Qian.
Di dalam aula istana Immortal Xiang, beberapa tetua duduk di kedua sisi jalan menuju singgasana milis sang Empress Xiang.
Di kursi paling dekat dengan pintu, duduk seorang utusan yang berasal dari istana Surgawi.
"Para tetua sekalian, aku sudah cukup sabar menunggu selama tiga hari, tapi aku tidak tahu bagaimana perasaan sang holy child yang sedang menunggu jawaban di istana Surgawi!" Ujar sang utusan yang sudah mulai kesal menunggu.
"Yang mulia Empress Xiang sedang berada dalam ambang terobosannya di dalam pengasingan, harap tuan utusan bersabar sedikit lagi!" Ujar seorang tetua agung sekaligus penasihat di istana Xiang yang sering di panggil penasihat Lu.
Penasihat Lu merupakan seorang Immortal dengan penampilan pria paruh baya dengan rambut yang sudah memutih, ada banyak keriputan di wajahnya yang sudah tua.
Tak lama kemudikan, dua pintu besar di depan samping mereka akhirnya terbuka, Empress Xiang dan Han Li berjalan masuk dengan penuh karisma dan tekanan.
Semua orang yang berada di dalam ruang singgasaan langsung bangkit berdiri lalu sedikit membungkukkan tubuh mereka untuk memberi salam kepada Empress Xiang kecuali sang utusan.
"Salam yang mulia!" Ucap serentak para tetua istana Immortal Xiang.
Di saat semua orang menundukkan kepala mereka untuk memberi hormat kepada Xiang Qiancheng, sang utusan hanya berdiri santai dengan kedua tangannya yang ia lipat ke belakang.
Empress Xiang Qiancheng sedikit melambaikan tangan kanannya ke atas, setelah melakukan itu, para tetua istana Immortal Xiang yang sedang membungkuk langsung mengangkat kembali kepala dan badan mereka.
"Jadi, ada keperluan apa utusan istana Surgawi kemari?" Tanya Xiang Qiancheng dengan ekspresi dan tatapan dingin yang cukup menusuk dan mengintimidasi sang utusan.
"Wanita ini, dia berhasil membuatku tertekan hanya dengan auranya, sebaiknya aku sedikit merubah sikapku!" Gumam sang utusan dalam hati.
"Maaf atas ke lancanganku sebelumnya yang mulia Empress Xiang, kedatangan ku kemari adalah untuk mengirim lamaran pernikahan yang di ajukan oleh Holy Child Heavenly Immortal kami!"
Para tetua istana Immortal Xiang merasa terkejut mendengar perkataan sang utusan, semua orang terdiam sejenak, alis Xiang Qiancheng langsung mengkerut mendengar lamaran yang di bawakan oleh sang utusan.
"Holy Child dari Heavenly Immortal bukanlah orang sembarangan yang bisa kita singgung, dia orang yang arogan dan berkuasa di domain Heavenly Immortal yang meliputi tiga ribu alam Immortal, tidak ada yang berani menentang kehendaknya, jadi lamaran ini, yang mulia tidak memiliki pilihan lain selain menerimanya!" Gumam penasihat Lu sambil menatap sang Empress Xiang dengan tatapan lesu dan kasihan.
"Yang mulia, anda sudah berada di masa untuk mendapatkan pasangan anda, jadi lamaran ini adalah hal yang bagus!" Penasihat Lu mencoba membantu sang utusan untuk membujuk sang Empress Xiang karena dia tidak ingin menyinggung Heavenly Immortal Palace.
"Aku menolak!" Jawab sang Empress Xiang dengan singkat, jelas, padat.
"Benar, anda harusnya mener..."–Penasihat Lu tersenyum lega karena mengira sang Empress akan menerima lamaran tersebut, namun jawabannya malah sebaliknya–"tunggu apa!? Apa anda baru saja menolak lamarannya yang mulia?" Penasihat Lu terlihat sangat terkejut dan panik.
"Tunggu yang mulia, kenapa anda menolaknya? Lagi pula anda juga sedang tidak memiliki pasangan saat ini, kurasa yang mulia sendiri sudah tahu apa yang yang akan terjadi jika menyinggung perasaan Holy Child Heavenly Immortal Palace!" Ucap tetua lainnya.
"Aku sudah memiliki seorang pasangan Dao, jadi kenapa aku harus menerima lamaran ini?"
"Apa?!" Semua orang nampak terkejut mendengar jawaban dari Empress Xiang.
"Yang mulia, siapakah pasangan Dao yang mulia? Apakah dia sosok yang mampu menanggung konsekuensi dari menyinggung Heavenly Immortal Palace?" Tanya penasihat Lu yang merasa penasaran sekaligus berharap bahwa pasangan Dao Empress Xiang merupakan sosok kuat yang sanggup menghadapi Heavenly Immortal Palace.
Empress Xiang menoleh ke samping kanan dan menatap sejenak Han Li yang sedang berdiri tegap di sisinya.
"Jendral Han Li, pasangan Dao ku adalah Jendral Han Li!" Ucap Empress Xiang dengan lantang.
Sekali lagi semua orang merasa dikejutkan, harapan Penasihat Lu langsung hancur, dia merasa kecewa sekaligus khawatir dengan masa depan wilayah alam Immortal Xiang.
"Haahhh... Yang mulia, tolong jangan bercanda, keputusan anda saat ini bisa berpengaruh besar untuk apa yang akan terjadi terhadap alam Immortal Xiang kita!" Penasihat Lu masih berharap bahwa semua itu hanyalah candaan.
"Aku serius, aku dan Han Li sudah menjadi pasangan Dao, dan kami juga sudah memikirkan untuk pernikahan kami! Tuan utusan, jika tidak ada lagi yang perlu di sampaikan, aku pamit pergi, masih banyak hal yang harus aku urus!"
Empress Xiang beranjak turun dari singgasananya di ikuti dengan Han Li yang berjalan satu langkah di belakangnya.
"Haahhh..." Semua penatua istana Immortal Xiang menarik nafas berat yang penuh dengan beban dan rasa khawatir.
"Tuan utusan, begitulah yang terjadi, kami akan mencoba kembali membujuk yang mulia, jadi anda bisa beristirahat di ruangan yang anda tempati sebelumnya!" Ucap penasihat Lu dengan sopan.
"Tidak perlu, aku sudah cukup lama berada di sini, tuan muda Holy Child pasti sedang menunggu jawaban dari lamarannya, aku pamit pergi sekarang, terimakasih atas semua jamuannya!"
Sang utusan langsung pergi setelah menangkap tangannya sendiri ke depan untuk memberi salam hormat kepada penasihat Lu.
"Penasihat Lu, sekarang apa yang akan terjadi terhadap istana Immortal Xiang kita?" Tanya tetua lainnya.
"Aku benar-benar tidak tahu, aku akan mencoba kembali membujuk yang mulia! Untuk jaga-jaga jika bujukanku tidak berhasil, kalian kumpulkanlah semua prajurit Immortal kita yang sedang tidak bertugas di perbatasan, kita harus bersiap untuk situasi yang terburuk!"
"Baiklah kalau begitu, kami serahkan yang mulia padamu penasihat Lu!"
Di saat semua orang bersitegang, Empress Xiang Qiancheng duduk di sebuah gazebo putih yang berada di dekat danau yang letaknya berada di belakang gunung dekat istana Immortal Xiang.
Empress Xiang duduk anggun di sebuah kursi putih, keindahan tempatnya berada berpadu dengan kecantikan yang ia miliki hingga terciptalah keindahan sempurna.
"Xiang-xiang, apa kamu memikirkan lamaran yang baru saja kamu tolak?" Tanya Han Li yang sedang berdiri di samping Xiang Qiancheng.
"Aku sedang memikirkan apa yang akan terjadi terhadap alam Immortal Xiang, aku tidak merasa menyesal sedikitpun karena menolak lamaran itu, hanya saja aku tidak ingin semua pendudukku menderita hanya karena lamaran yang ku tolak itu!"
"Holy Child itu sangat mementingkan harga dirinya, jadi aku yakin setidaknya dia tidak akan langsung menyerang alam Immortal Xiang dan membunuh semua orang secara membabi-buta!"
"Aku harap begitu!"
Penasihat Lu tiba di depan gazebo putih tempat Xiang Qiancheng dan Han Li berada, dia turun dari langit dengan sangat cepat.
"Salam yang mulia!"
"Penasihat Lu, jika kau datang hanya untuk membujukku mengenai lamaran itu, sebaiknya kau pergi!"
"Yang mulia, aku harap anda memikirkan konsekuensinya! yang mulia harus memikirkannya kembali!"
Han Li yang berada di sana hanya bisa berdiri diam sambil menahan rasa kesal karena ketidak berdayaannya.
"Cukup!" Xiang Qiancheng yang merasa sangat kesal secara tidak sengaja mengeluarkan ledakan gelombang energi yang berbentuk seperti cincin energi yang meluas, duarr! Swooshh.... "Holy Child itu sangat mementingkan citra dan harga dirinya, jadi dia tidak akan secara langsung menyerang alam Immortal Xiang begitu saja, sebaiknya kau memikirkan bagaimana cara mencegah serangan itu jika hal itu terjadi!"
"Baik yang mulia!"
Penasihat Lu mengangkat wajahnya kemudian menatap Han Li dengan tatapan tajam. "Han Li.." Penasihat Lu bergumam kesal.
Penasihat Lu pergi begitu saja dari sana sambil merasa geram kepada Han Li.
5 hari kemudian, di dalam ruangan Gu Taiyan, sang Holy Child Heavenly Immortal Palace. Gu Taiyan merupakan calon penerus dari pemegang Heavenly Dao yang menguasai Dao-dao agung lainnya, dia seorang pria yang memiliki rambut panjang berwarna kuning ke emasan dan kulit putih pucat seperti seorang pangeran yang ada dalam dongeng-dongeng pada umumnya, dia memiliki badan yang cukup kekar namun tidak terlalu besar.
Sang utusan yang ia kirim untuk melamar Xiang Qiancheng akhirnya datang kembali ke wilayah Istana Heavenly Immortal/istana Surgawi.
"Salam tuan muda!"
"Bagaimana dengan lamarannya?"
"Maafkan saya yang mulia, lamaran anda telah di tolak oleh Empress Xiang!"
"Apa!?" Gu Taiyan menggertak kesal sambil mengeluarkan gelombang aura besar berwarna emas.
Swooshh...
"Apakah dia menyebutkan alasan dia menolak?"
"Alasan dia menolak lamaran tuan muda karena dia bilang dia telah memiliki pasangan Dao bernama Han Li!"
"Han Li? Siapa dia? Aku belum pernah mendengar namanya!" Gu Taiyan sudah mulai sedikit tenang.
"Saya sudah menyelidikinya di Heavenly Archive, dia berasal dari dunia mortal, dia satu-satunya mortal yang berhasil naik ke alam Immortal dalam seribu tahun ini! Setelah mencapai alam Immortal, dia berkelana selama beberapa tahun kemudian bergabung dengan istana Immortal Xiang, Saat ini di istana Immortal Xiang dia menjabat sebagai seorang jendral nomor satu mereka, dia tidak pernah menerima kekalahan sekalipun dalam perang!"
Setelah mendengar penjelasan pelayannya, Gu Taiyan terdiam sejenak memikirkan sebuah rencana.
"Kau bisa pergi sekarang! Aku akan memanggilmu kembali nanti!" Ucap Gu Taiyan yang pikirannya sedang teralihkan.
"Baik tuan muda!"
Meskipun Gu Taiyan di panggil tuan muda, tapi dia satu generasi lebih tua daripada Xiang Qiancheng, umurnya sudah lebih dari 3000 tahun, akan tetapi penampilannya tidak menua sama sekali.
Dua Minggu kemudian, Gu Taiyan tidak kembali mengirim pelayannya ke istana Immortal Xiang, akan tetapi dia langsung datang sendiri ke istana Immortal Xiang bersama dengan pelayan kepercayaannya yang pernah menjadi utusan ke istana Immortal Xiang sebelumnya.
Di suatu ruang jamuan, Gu Taiyuan duduk di kursi yang berada di atas platform, sementara Empress Xiang dan para tetua lainnya termasuk Han Li sedang menunduk dan membungkukan badan mereka untuk memberi salam hormat kepada Gu Taiyuan dari bawah platform.
"Salam Holy Child Gu!" Ucap serentak semua orang istana Immortal Xiang yang berada di ruang jamuan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!