Forbidden Bloom --KookV--
Prolog
Udara dingin Seoul menusuk tulang, namun di balik jendela penthouse Jeon Group yang menjulang angkasa, kehangatan semu menyelimuti Jeon Jungkook
Dua puluh enam tahun, dan ia sudah menggenggam dunia
Tahta Raven's Eye, organisasi mafia yang melumpuhkan para pesaing tanpa ampun, kini sepenuhnya ada di tangannya
Di bawah kendali dinginnya, Jeon Group —konglomerat raksasa yang bergerak di segala lini, dari properti hingga teknologi— terus merangkak naik, menempatkan keluarga Jeon di puncak piramida kekayaan Korea
Namun, di antara tumpukan laporan keuangan dan desisan pistol yang meredam suara, ada kekosongan yang tak bisa diisi oleh kekuasaan atau uang
Sebuah konsep asing, tak pernah benar-benar menyentuh hatinya
Wanita-wanita cantik datang dan pergi, sekadar formalitas atau pengalihan sesaat
Hingga suatu sore, di lorong kantor yang sepi setelah jam kerja, Jungkook bertemu sepasang mata
Bukan mata yang memuja kekuasaannya, melainkan mata yang memancarkan ketulusan dan sedikit rasa takut yang aneh
Pemilik mata itu adalah Kim Taehyung, seorang karyawan biasa di divisi pemasaran
Senyum tipis Taehyung, tawa renyahnya saat tak sengaja berpapasan, dan bahkan cara ia memegang pena, perlahan-lahan mengikis dinding es di hati Jungkook
Tanpa sadar, sebuah benih kecil mulai tumbuh, di lahan yang paling tak terduga, untuk seseorang yang paling tak terduga
Benih yang seharusnya tidak pernah ada, di dunia yang seharusnya tidak pernah menerimanya
Bab 1: Mata yang Menarik Perhatian
Suara lift berdenting pelan, menandakan Jungkook sudah tiba di lantai paling atas Jeon Group
Pagi di kantor pusat selalu sama: aroma kopi mahal, deru mesin pendingin yang konstan, dan bisikan-bisikan karyawan yang langsung bungkam saat ia lewat
Jeon Jungkook melangkah dengan aura yang begitu kental, jas hitamnya membingkai tubuh tegap, dan wajahnya dingin tak terbaca
Sebagai pewaris tunggal Raven's Eye dan pucuk pimpinan Jeon Group, setiap gerakannya adalah perintah, setiap tatapannya adalah penegasan kekuasaan
Ia baru saja selesai rapat maraton dengan kepala divisi keuangan, membahas proyek properti ambisius di Busan
Otaknya masih penuh angka dan strategi saat ia berjalan di koridor sepi menuju ruangannya, melewati pintu-pintu kaca bertuliskan nama divisi yang berbeda
Pandangannya kosong, sudah terbiasa dengan pemandangan yang sama setiap hari.
Namun, di lorong menjelang tikungan terakhir, pandangannya terhenti
Pintu divisi pemasaran sedikit terbuka, dan dari celah itu, ia melihatnya. Seorang pria sedang berdiri di dekat water dispenser, punggungnya menghadap Jungkook
Tubuhnya ramping namun ada kesan kuat, dan rambut cokelatnya sedikit berantakan
Pria itu tertawa pelan, mungkin sedang bercanda dengan rekan kerjanya, suaranya lembut dan renyah, seperti suara lonceng angin
Entah mengapa, Jungkook berhenti. Bukan karena suara itu terlalu keras atau mengganggu, justru sebaliknya
Ada sesuatu yang begitu alami dan murni di dalamnya, sesuatu yang jarang ia temui di lingkungan korporat yang penuh intrik ini
Ia tak pernah peduli dengan karyawan biasa, mereka hanya roda penggerak dalam mesin raksasa Jeon Group
Pria itu berbalik, dan pandangan mereka bertemu
Mata Jungkook yang dingin dan tajam langsung bertubrukan dengan sepasang mata cokelat terang yang melebar sedikit, memancarkan sedikit rasa terkejut dan mungkin, ketakutan yang samar
Wajah Taehyung merona tipis, senyumnya yang tadi ceria langsung luntur, digantikan ekspresi canggung dan hormat
Ia membungkuk dalam, hampir sembilan puluh derajat
Kim Taehyung
Ma-maaf, Tuan Jeon. Selamat siang
Jungkook hanya mengangguk tipis, rahangnya mengeras
Ia tak mengatakan apa-apa. Biasanya, ia akan langsung berlalu. Namun, kali ini, ia tetap di sana, mengamati Taehyung
Cara pria itu menelan ludah, bagaimana jari-jarinya sedikit gemetar saat menggenggam gelas air
Ada sesuatu yang polos namun juga memikat dari semua itu
Jeon Jungkook
Apa yang kau lakukan di sini?
Tanya Jungkook, suaranya lebih serak dari yang ia duga
Taehyung mengangkat kepalanya perlahan, matanya yang indah menatap Jungkook
Kim Taehyung
Saya... saya baru saja mengambil minum, Tuan
Kim Taehyung
Dari divisi pemasaran
Ia menunjuk pintu di belakangnya dengan ibu jari
Jungkook mengikuti arah telunjuknya, kemudian kembali menatap Taehyung
Jeon Jungkook
Kau Kim Taehyung?
Kim Taehyung
Be-benar, Tuan. Bagaimana Anda tahu nama saya?
Ia hanya terus menatap Taehyung, membiarkan keheningan yang sedikit menegangkan menyelimuti mereka
Senyum tipis, tawa renyah, dan bahkan cara pria itu menggenggam gelas air... semua detail kecil itu tiba-tiba terasa penting
Ada sesuatu yang menariknya, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya
Jeon Jungkook
Kembalilah bekerja,
Perintah Jungkook akhirnya, suaranya kembali datar. Ia berbalik dan melanjutkan langkahnya menuju ruangannya
Kim Taehyung
Baik, Tuan Jeon
Pintu ruangan Jungkook tertutup, namun bayangan Kim Taehyung masih terpatri dalam benaknya
Aroma samar yang melekat di udara, senyum canggung itu, dan sepasang mata yang penuh ketulusan namun juga sedikit rasa takut
Jungkook tidak tahu apa ini, tapi ia tahu ia ingin lebih
Bab 2: Sebuah Undangan yang Tak Bisa Ditolak
Sejak pertemuan singkat itu, Kim Taehyung mulai menyadari ada yang berbeda
Beberapa kali ia merasa pandangan CEO Jeon Jungkook mengikutinya di lorong atau di kafetaria, meski setiap kali Taehyung berbalik, Jungkook sudah menghadap ke arah lain atau berpura-pura sibuk dengan ponselnya
Hal itu membuatnya sedikit canggung, namun juga... penasaran
Jeon Jungkook adalah sosok yang begitu jauh, begitu berkuasa, sehingga perhatian sekecil apa pun darinya terasa tak biasa
Siang itu, Taehyung sedang sibuk meninjau draf kampanye pemasaran terbaru di mejanya saat ponsel kantornya bergetar
Sebuah notifikasi pesan masuk
💬 Jeon Jungkook: "Taehyung, ini Jeon Jungkook. Bisakah kau datang ke ruanganku pukul 3 sore ini? Ada beberapa hal lagi yang ingin saya diskusikan mengenai proyek Namsan"
Taehyung mengerutkan kening
Ia sudah menyerahkan semua preview dan revisi yang diminta minggu lalu
Jantungnya berdebar sedikit lebih cepat. Ia mengetik balasan singkat
💬Kim Taehyung: "Baik, Tuan Jeon. Tentu. Saya akan datang pukul 3 sore"
Pukul tiga kurang lima menit, dengan gugup Taehyung mengetuk pintu kantor utama
Suara Jungkook terdengar datar dari dalam
Taehyung membuka pintu dan melangkah masuk
Jungkook sudah duduk di kursinya, membaca sesuatu di tabletnya
Ia mengenakan kemeja biru gelap yang membuat kulitnya tampak lebih pucat, namun tetap mengesankan
Aura dominannya mengisi seluruh ruangan
Kim Taehyung
Selamat sore, Tuan Jeon,
Sapa Taehyung, suaranya sedikit gemetar
Ia membawa tas laptopnya, berpikir mungkin ada beberapa data yang perlu ia tunjukkan
Jungkook mengangkat pandangannya, menunjuk kursi di depan mejanya
Taehyung duduk, berusaha terlihat tenang
Kim Taehyung
Ada yang bisa saya bantu, Tuan? Apakah ada revisi lagi untuk proyek Namsan?
Ia mengeluarkan tabletnya
Jungkook menggeleng pelan
Jeon Jungkook
Tidak perlu sekarang
Ia meletakkan tabletnya di meja
Jeon Jungkook
Aku ingin bertanya tentang sesuatu yang lain
Kim Taehyung
Ada apa, Tuan?
Jungkook bangkit dari kursinya, melangkah perlahan ke arah jendela besar yang membingkai pemandangan kota Seoul yang ramai
Punggungnya menghadap Taehyung
Jeon Jungkook
Aku dengar kau punya bakat lebih dari sekadar desain interior
Jeon Jungkook
Kau juga ahli dalam seni, bukan? Galeri, lukisan, patung... hal-hal semacam itu
Informasi ini tidak pernah tertera di CV atau data karyawan
Ia memang mengambil jurusan Seni Murni di universitas, dan seni adalah passion terbesarnya, tapi ia tak pernah mengumbarnya di kantor
Kim Taehyung
Uhm, saya memang belajar seni, Tuan. Tapi saya tidak menganggap diri saya ahli
Jungkook berbalik, menatap Taehyung lekat-lekat
Jeon Jungkook
Aku ingin kau mendesain sebuah galeri seni pribadi untukku
Jeon Jungkook
Di salah satu propertiku di pinggir kota
Ia berhenti, mengamati reaksi Taehyung
Jeon Jungkook
Kau tertarik?
Sebuah galeri seni pribadi? Dari Jeon Jungkook? Ini adalah kesempatan sekali seumur hidup bagi seorang seniman
Kim Taehyung
Galeri seni pribadi?
Kim Taehyung
Tapi... bukankah itu di luar lingkup pekerjaan divisi desain interior, Tuan?
Jeon Jungkook
Aku tidak bertanya lingkup pekerjaan,
Jeon Jungkook
Aku bertanya apakah kau tertarik
Jeon Jungkook
Ini akan menjadi proyek personal, tentu saja akan ada kompensasi yang layak di luar gajimu
Jantungnya berdebar kencang
Ia tahu ini adalah tawaran yang tak bisa ditolak, sebuah impian yang tak pernah ia bayangkan akan terwujud
Kim Taehyung
Saya... saya sangat tertarik, Tuan Jeon
Kim Taehyung
Itu akan menjadi sebuah kehormatan besar bagi saya
Senyum tipis, nyaris tak terlihat, terukir di bibir Jungkook
Ia melangkah lebih dekat, mengamati ekspresi terkejut namun antusias di wajah Taehyung
Jeon Jungkook
Mulai besok, kau tidak perlu datang ke kantormu di Jeon Group
Kim Taehyung
Ma-maksud anda?
Jeon Jungkook
Aku akan mengatur seseorang untuk menjemputmu setiap pagi. Kau akan langsung datang ke properti itu,
Jeon Jungkook
Kita akan bekerja lebih dekat. Bagaimana menurutmu?
Wajah Taehyung merona samar
Bekerja lebih dekat dengan Jeon Jungkook?
CEO yang disegani itu? Ada perasaan aneh, campuran antara ketakutan dan kegembiraan, bergolak dalam dirinya
Kim Taehyung
Saya... saya setuju, Tuan Jeon
Kim Taehyung
Terima kasih banyak atas kesempatan ini
Jeon Jungkook
Sama-sama, Taehyung,
kata Jungkook, suaranya kini terdengar lebih lembut, nyaris seperti bisikan. Ia melihat ke arah Taehyung, yang berdiri kaku, bibirnya sedikit bergetar
Jeon Jungkook
Kalau begitu, kita akan bertemu besok
Taehyung membungkuk dalam, hampir terlalu dalam, sebelum buru-buru berbalik dan meninggalkan ruangan
Suara pintu tertutup menggema di keheningan
Jungkook kembali ke mejanya, namun kini ia tidak lagi fokus pada angka-angka di tabletnya
Pikirannya dipenuhi gambaran Taehyung, mata terkejutnya yang indah, dan janji akan kebersamaan yang lebih dekat
Benih itu, yang sudah berakar, kini mulai menembus permukaan, siap untuk tumbuh dan menjalin ikatan yang tak terduga
Ini adalah awal dari sesuatu yang ia tahu, jauh di dalam lubuk hatinya, akan sangat rumit dan penuh rahasia
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!