NovelToon NovelToon

BIG MAMA

1.Pindah ke tahun 90-an 1

Plak

Plak

"Dasar pelacur tidak tau diri !.Pembawa sial,terkutuk."

Seorang wanita bertubuh besar dan garang tengah memaki seorang Ibu muda yang tampak lemah dan pemalu.

Saat itu siang hari yang terik.

Para Petani baru saja kembali dari ladang mereka untuk makan siang.

Jadi, tentu saja kejadian ini langsung menarik perhatian mereka.

Hiks hiks

"Tapi Ayam hutan itu adalah hasil buruan Nanda,Bu.Dia ingin menjual Ayam itu kepasar untuk membeli obat untuk Amara."

Dengan lemah,wanita bernama Kanina itu memberi penjelasan masuk akal kepada Ibu mertua nya.

Namun bukan nya reda,amarah Ibu mertuanya semakin menjadi ketika mendengar penjelasan Kanina.

Cuih.

"Dasar sial." maki nya lagi.

Kini Ibu mertua nya bahkan meludahi wajah Kanina yang sudah memerah dan bengkak akibat dari tamparan keras Ibu mertua nya.

"Anak sial itu tidak perlu dibelikan obat.Hanya anak perempuan! Kawin kan saja agar tidak menjadi beban."

Ya.

Di Desa Makmur ini, anak perempuan masih dipandang rendah oleh semua orang.

Nyaris semua orang tua lebih menyukai anak laki-laki dari pada anak perempuan.

Sistem patriaki masih sangat kental di Desa ini.

Kerap sekali para menantu di Desa ini mengalami hal yang sama seperti yang dialami oleh Kanina.

"Tapi Amara sudah satu minggu lebih demam tinggi Bu.Jika tidak di beri obat, aku takut demam nya semakin parah."

Dengan lembut,Kanina mencoba memberi pengertian untuk Ibu mertua nya.

Putri nya ,Amara sudah mengalami demam tinggi sejak satu minggu yang lalu.Karna tidak memiliki uang,Kanina hanya bisa mengompres nya saja.

Tadi pagi,Putra nya Nanda pergi melihat jerat yang di pasan nya di hutan,dan beruntung jerat nya berhasil mengenai seekor ayam hutan.

Karna terlalu senang,Nanda lupa menyembunyikan hasil buruan nya,sehingga ketahuan oleh Nenek nya.

Sehingga terjadilah hal ini.

"Aku tidak peduli,jika pun anak itu mati maka lebih baik.Beban makan nasi menjadi berkurang."

Dengan tanpa perasaan wanita yang akrab disapa Sri itu melenggang pergi begitu saja.

Kanina yang ditinggalkan hanya mampu menghela nafas dengan sedih.

Dia kembali ke rumah nya yang sudah tidak layak di sebut sebagi rumah.Rumah dengan di dominasi bambu itu sudah nyaris rubuh karna terlalu tua dan lapuk.

Namun meskipun begitu,Kanina dan anak-anak nya harus puas masih memiliki rumah.

"Nenek tidak mau mengembalikan ayam itu ya Buk?"

Nanda langsung bertanya kepada Kanina begitu dia masuk kedalam rumah nya.

Kanina hanya mampu tersenyum sedih melihat putra kedua nya.

"Tapi Kakak butuh minum obat Buk, Nenek benar-benar keterlaluan."

Nanda bocah berusia delapan tahun itu sudah sangat muak melihat perlakuan dari Sang Nenek.Tidak pernah sekalipun dalam ingatan nya tentang kebaikan Sang Nenek terhadap mereka.

Dimata Nenek nya hanya ada dua sepupu nya saja,Andi dan Sinta.Lalu di tambah dengan Bibi bungsunya, Yanti.

"Tidak boleh berkata begitu,Nak.Bagaimana pun dia tetap Nenek mu."

Meskipun Kanina juga merasa sakit hati atas perlakuan dari Ibu mertua nya.Namun Kanina tetap tidak memiliki keberanian untuk mengizinkan Putra nya membenci Nenek nya sendiri.

Takut diceraikan menjadi alasan utama nya.Lalu pandangan mata masyarakat tentang seorang 'Janda' masih sangat buruk.

Dan Kanina tidak sanggup menanggung hal itu.

"Tapi mau sampai kapan Buk? Kakak dan juga Lue masih butuh makan,obat,pakaian.Mereka perempuan Buk,beda dengan ku."

Nanda benar-benar tidak habis fikir dengan jalan pikiran Ibu nya.

Mengapa Ibu nya masih memilih mengalah dan bertahan dengan keluarga Ayah nya yang buruk.Ditambah pagi Sang Ayah yang lebih memilih memihak kepada Keluarga nya sendiri.

"Nak,..."

"Baiklah, terserah Ibu saja."

Bocah delapan tahun itu memilih diam,karna dia juga iba melihat Ibu nya.

Ditengah perdebatan mereka,pintu rumah yang sudah reyot itu terbuka dengan keras dari luar.Sangking keras nya,bambu-bambu yang di rakit manjadi bentuk pintu itu pun hancur berhamburan.

Uwaaa

Lue yang tengah tertidur di ayunan lusuh nya ikut menangis karna terkejut.

Sama hal nya dengan Kanina dan Nanda.

Mereka sontak menoleh ke arah pintu,dan dalam sekejab perasaan tidak menyenangkan menghampiri mereka.Pasalnya pelaku yang baru saja merusak pintu mereka adalah Rehan,suami Kanina.Yang berarti Ayah dari anak-anak.

"Kau sudah pulang."

Meskipun takut,Kanina tetap berusaha menyapa suami nya selembut mungkin.

Tetapi seperti nya Kanina harus mengalami kesialan hari ini.Karna bukan saja sapaan nya di balas,dia juga di tampar dengan begitu keras oleh Rehan.

Plak

Plak

Kepala Kanina langsung pusing,pandangan mata nya menggelap seketika.

Bau anyir darah menyerang indra perasa nya.

"Apa yang..."

Plak

Kanina kembali di tampar tanpa mengetahui penyebab nya.

"Kau benar-benar pembangkang!" hardik Rehan.

"Besok calon suami adik ku,Yanti akan berkunjung ke rumah.Karna itu Ibu ku meminjam ayam hutan itu,tetapi bukan saja kau tidak memberikan nya.Kau masih mempermalukan Ibu ku."

Suara Rehan begitu menggelegar.Bahkan rumah bambu mereka yang nyaris rubuh tampak ikut bergetar.

Amara dan Lue yang ketakutan hanya mampu saling memeluk.Hal ini sudah sangat biasa terjadi di depan mereka.Sehingga mereka sudah paham cara mengatasi nya.Cukup dengam diam dan melihat.

"Ibu tidak pernah mempermalukan Nenek,Ayah.Justru Nenek yang memukuli Ibu terlebih dahulu."

Sebagai anak laki-laki satu-satu nya,Nanda memasang badan di depan tubuh Sang Ibu.

Meskipun tubuh kurus nya yang kurang gizi tampak gemetar hebat.Namun mata nya tidak memperlihatkan kelemahan sedikitpun.

Rehan yang ditantang begitu,seketika semakin emosi.

"Dasar anak cacat."

Makinya dengan keras.Tangan nya bahkan terangkat keudara bersiap memukul Nanda jika saja Kanina tidak dengan sigap menarik tubuh Nanda ke pelukan nya.

"Pukul aku,tapi jangan pernah kau bermain tangan kepada anak mu.Ini adalah anak mu,darah daging mu.REHAN.!!!"

Untuk pertama kalinya di sepanjang hidup nya,Kanina berani meninggikan suara nya terhadap sang suami.

"Lancang! " bukan nya sadar,Rehan semakin membabi buta. "Karna kau dan Putra mu sangat suka di pukul,maka aku akan mengabulkan nya."

Dengan berkata begitu,Rehan memukuli tubuh istri nya tanpa ampun.Tamparan,makian bahkan tendangan di layangkan ke tubuh ringkih yang tidak berdaya itu.

Meskipun anak-anak nya sudah menangis meminta ampun,tetapi Rehan menulikan pendengaran nya.

Misi nya kembali pulang kali ini adalah untuk memberi pelajaran kepada istri 'PEMBANGKANG' nya.

Tanpa menyadari jika tindakkan nya ini akan menjadi penyesalan nya di kemudian hari.

2.Pindah ke tahun 90-an 2

Di dimensi waktu yang berbeda.

Di sebuah persidangan terbuka.

Seorang terdakwa wanita tampak duduk dengan tenang di kursi terdakwa.

Meski tubuh indah nya berbalut seragam orange,tetapi kepala tetap tegak saat menatap para Hakim dan Jaksa.

"Saudari Kanina,apakah saudari menyesal karna telah melakukan perencanaan pembunuhan terhadap saudara Luhan,yang tidak lain adalah suami anda sendiri?"

Pertanyaan sang Hakim tidak membuat Kanina,si terdakwa gentar.

Dengan penuh kepercayaan diri,dia menjawab Hakim itu dengan penuh lantang.

"Sama sekali tidak, Yang Mulia.Jika saja saya ketahun tiga puluh menit lebih lama,maka saya pasti sudah membunuh jalang nya juga.Sayang sekali,sepertinya Tuhan terlalu menyayangi jalang itu."

Jawaban diluar dugaan itu tentu saja mengejutkan semua yang menghadiri persidangan tersebut,terutama keluarga korban.

"Dasar pembawa sial! Sudah benar aku tidak merestui pernikahan mu dengan Putra ku.Namun Putra ku mesih kekeh mempertahankan mu,sekarang lihat!!!! Putra ku yang malang.Kau memilih monster sebagai istri mu."

Seorang Ibu tampak menangis begitu putus asa.Mata tua nya sudak membengkak sejak semalam.

Kanina hanya melirik sebentar lalu kemudian membuang pandangan nya dari wanita tua itu,yang tidak lain adalah Ibu mertuanya sendiri.

"Lalu,jika hari ini diputuskan bahwa anda akan dijatuhi hukuman mati.Maka satu permintaan yang anda buat adalah...?"

Sang Hakim kembali bertanya kepada Kanina,si terdakwa.

"Saya ingin memiliki kesempatan menjadi seorang Ibu,Yang Mulia.Tetapi hal itu sepertinya sangat mustahil di dalam hidup ini.Karna rahim saya sudah di rusak oleh suami bajingan saya dan jalang nya."

"Tidak hanya berselingkuh,tetapi mereka juga kompak membunuh bayi saya yang masih didalam perut,serta merusak rahim saya sehingga sampai kapan pun saya tidak akan pernah menjadi seorang Ibu."

Penjelasan Kanina mendapatkan respon berbeda dari semua orang.

Banyak para wanita yang mendengar cerita nya menjadi iba terhadap Kanina.

Dia yang diselingkuhi,dia yang kehilangan anak,dan dia juga yang kehilangan hak nya untuk menjadi seorang Ibu selama hidup nya.

"Jika aku jadi terdakwa,aku tidak hanya akan membunuh suami bajingan itu.Tetapi juga akan membunuh pasangan pezina nya."

"Aku mendukung tindakan terdakwa.Karna hanya sesama perempuanlah yang mengerti penderitaan perempuan lain."

"Berikan keadilan."

"Tegakkan keadilan."

Banyak sesama wanita yang langsung bersorak mendukung Kanina.

Namun banyak juga yang tidak setuju terhadap tindakan nya,terutama kedua keluarga korban.

"Sekali pembunuh tetaplah pembunuh.Hukum harus di tegakkan."

"Dia yang tidak mampu menjaga suami nya sehingga tergoda wanita lain,tetapi dia juga yang berteriak sebagai korban."

"Hukum penjahat nya."

"Hukum dengan hukuman yang berat."

Teriakan dari pihak keluarga korban semakin menambah ricuh ruang sidang.

Hakim berusaha menenangkan ruang sidang kembali.

"Tenang,tenang saudara-saudara."

Tok tok

Palu bahkan di ketukkan berulang kali tanda agar keributan tidak semakin membesar.

"Sebelum jatuh nya sidang keputusan,Saudari Kanina.Kami memberikan kesempatan bagi anda untuk meminta maaf atau memberikan kata-kata terakhir ke keluarga anda."

Hakim memberikan Kanina waktu dan kesempatan.

Kanina segera menatap kamera wartawan dengan tajam.

"Untuk keluarga besar ku,jika ada kehidupan selanjutnya maka aku tidak keberatan menjadi bagain keluarga kalian lagi.Aku berjanji akan membuat kalian semua mati muda karna marah."

"Dan untuk jalang yang masih sempat selamat.Selamat untuk mu,karna meskipun kau tidak mati tetapi kau juga kehilangan anak dan rahim mu.Wajah mu juga rusak.Dan yang paling utama adalah baik kau maupun aku tidak ada yang memiliki Luhan dengan utuh."

"Oh...tidak.Sebentar lagi aku dan Luhan akan bertemu di neraka,jadi pemenang nya tetap aku.Selamat."

Bukan saja tidak mendapat simpati,kata-kata Kanina malah membuat banyak orang tertawa.

Begitu saja, sesuai dengan pasal yang berlaku.Kanina dijatuhi hukuman mati karna kasus pembunuhan berencana.

Dia dieksekusi satu bulan setelah sidang keputusan di jatuhkan.

Namun bukan nya bertemu Raja Yama,jiwa Kanina malah terlempar ke jaman kuno.Menempati tubuh wanita yang bernama sama dengannya.Dimana pada masa itu derajat wanita selalu lebih rendah dari pria.

♧♧♧♧♧♧

Huuu

Ayah berhentiiiiii

Toloooong

Jeritan ketakutan yang bercampur tangisan mewarnai siang hari yang panas di Desa Makmur.

Rehan berhenti memukuli Kanina,setelah dirasa Kanina tidak bergerak lagi.

"Lain kali kau berani mempermalukan Ibu ku,mati kau."

Cuih

Rehan kembali meludahi tubuh Kanina yang sudah tidak bergerak lagi.Lalu tanpa belas kasihan dia meninggalkan istri dan anak-anak nya yang ketakutan begitu saja.

Misi nya untuk melampiaskan rasa kesal Ibu nya telah selesai,sekarang waktu nya dia kembali ke rumah Ibu nya untuk melaporkan bahwa misi nya selesai.

Yang tidak di ketahui oleh Rehan adalah Kanina, istrinya benar-benar telah mati ketika dia menganiaya nya barusan.

Tubuh yang kosong itu kini di huni oleh jiwa yang baru.

Huuuu

"Ibu, bangun Buk.Jangan tinggalkan kami Buk."

Nanda langsung mengguncang tubuh Ibu nya yang sudah dipenuhi dengan lebam dan darah dari luka-lukanya.

Amara dan Lue yang masih ketakutan pun,segera mendekat kearah tubuh Kanina yang tergeletak tidak berdaya.

Jiwa Kanina yang baru menempati raga kosong ini,seketika merasakan rasa sakit yang luar biasa.

Dia memaksakan mata nya agar terbuka,perlahan tapi pasti mata Kanina yang membengkak perlahan terbuka walau lemah.

Buram

Itulah hal yang dapat dilihat oleh nya.Tubuh nya sangat sakit luar biasa,dan saat dia ingin mengulurkan tangan untuk menepuk tubuhnya sendiri.Rasa sakit yang tajam langsung menusuk otaknya.

Berbagai memori yang bukan milik nya segera membanjiri kepala Kanina.

Wanita muda,lemah cantik dan tidak berdaya.Memiliki tiga orang anak dan seorang suami.Keluarga suami yang patriaki.

Ingatan-ingatan itu seketika memenuhi memori otak Kanina sehingga dunia menjadi gelap sekali lagi.

Kali ini Kanina terbangun di tempat yang aneh,tempat itu tampak kosong dan sepi.

Tempat apa ini???

Batin nya bertanya-bertanya.

Kanina bangkit dari duduk nya dan mulai berkeliling tempat itu.

Kanina melihat sebuah kolam mata air kecil yang jernih.

Melihat mata air yang meluap,ditambah rasa haus.Kanina tanpa pikir panjang meminum air itu.

Manis dan harum.

Rasa sakit yang tadinya hinggap di tubuh nya juga menghilang.

"Air spiritual?? Tapi apa mungkin??"

Kanina berpikir lagi,namun tangan nya tetap terulur untuk meraih air itu lagi dan kemudian meminum nya kembali.

"Transmigrasi???,jari emas???." bisik Kanina pada dirinya sendiri.

Didetik berikutnya yang terjadi adalah...

Ha ha ha ha ha

"Bahkan Tuhan tidak mampu menghukum ku.Aku terlahir kembali dengan Jari Emas.Ha ha ha ha"

Kanina tertawa terbahak-bahak.

3.Benar-benar miskin

Ketika Kanina membuka mata nya kembali,pemandangan atap jerami yang sudah banyak bocor menjadi pemandangan pertamanya.

Lalu suara tangis bersahut-sahutan menyambut indra pendengaran nya.

"Ibu, bangun Buk.Jangan tinggalkan Lue."

"Ibu bangun,Amara tidak butuh minum obat lagi Buk.Asalkan Ibu bangun."

"Nanda akan jadi anak yang baik Buk,Nanda akan bantu Ibu."

Ketiga anak itu menangis tanpa menyadari jika Ibu mereka telah meninggal dan sekarang di gantikan oleh jiwa Kanina dari jaman modern.

Mendengar ketiga anak itu menangis tanpa henti,membuat kepala Kanina yang tadinya sudah reda dari rasa sakit.Kini bertambah pusing.

"Diam,DIAMMM! Jangan menangis di depan ku.Aku pusing."

Kanina berteriak kuat,yang mengagetkan ketiga anak itu.Mereka serempak menoleh kearah wajah Kanina.

"Aku belum mati,jadi jangan menangis lagi."

Melihat wajah-wajah polos dan lucu itu,membuat Kanina mendadak merasa bersalah.Dia segera melembutkan suara nya agar ketiga anak itu tidak takut saat melihat perubahan nya.

"Ibu,Bu ,Ibu tidak apa-apa?"

Nanda langsung membantu Kanina duduk.Sebagai pria satu-satu nya di dalam keluarga,Nanda merasa memiliki kewajiban untuk terampil menjadi lebih peka.

"Kak, tolong ambilkan air minum untuk Ibu."

Titah nya kepada sang Kakak yang masih syok.

Hah

"Ah, iya.Tunggu sebentar."

Amara segera beranjak dari duduk nya dan pergi kedapur.Rasa pusing dan sakit di seluruh tubuh nya tidak lagi dirasakan oleh Amara karna panik.

Sementara menanti air minum datang,Kanina melihat seluruh isi rumah yang tampak sangat tidak layak huni.

'Tidak ada beda nya dengan kandang.'

Batin nya.

Bagaimana tidak?

Bukan hanya atap nya saja yang bocor,melainkan dinding-dinding nya juga sama.Apalagi pintu depan rumah mereka telah roboh tidak bersisa.

PR pertama telah menanti Kanina.

Rumah itu sama sekali tidak luas,hanya merupakan ruangan sepetak yang luas nya kira-kira sepuluh meter persegi.

Tidak ada kamar atau ruang dapur,semua menyatu di satu ruangan.Ditambah rumah berlantaikan bumi secara langsung.

Satu kata yang muncul di dalam benak Kanina adalah 'Miskin'.

"Aku tidak memiliki kesempatan menjadi seorang Ibu, saat aku masih menjadi 'Kanina' yang luar biasa di kehidupan ku sebelumnya.Namun disini aku menjadi Ibu tetapi dengan keadaan yang sangat miris.'

Sungguh tantangan kehidupan.Pikir nya.

"Baiklah! Karna aku sudah disini, maka aku akan mengubah semua yang aku bisa.Meski takdir memberikan ku Jari Emas yang tidak berguna,tetapi lebih baik ada dari pada tidak sama sekali."

Nanda melihat dengan cemas ke arah Ibu nya yang tiba-tiba berbicara sendiri.

"Ibu baik-baik saja kan? Ibu masih mengingat kami kan Buk?"

Tanya nya dengan panik.Telapak tangan kurus dan pucat nya meraba dahi Kanina yang lebam.

Sadar akan kesalahan nya yang memalukan,Kanina segera memasang senyum seribu watt.

"Ibu tidak apa-apa.Terimakasih telah mengkhawatirkan Ibu.Ibu tidak perlu minum lagi,silahkan bantu Kakak dan Adik mu ke tempat tidur terlebih dahulu."

Kanina akan melihat isi dapur nya terlebih dahulu.

Ditengah kondisi yang serba kekurangan dan suami serta mertua yang patriaki,Kanina membutuhkan tenaga ekstra sebagai persiapan.

Tanpa membantah ucapan sang Ibu,Nanda mendatangi Kakak dan Adik nya dan mengajak kedua nya untuk naik ke tempat tidur mereka.

Sementara itu,Kanina mencoba bangkit dari duduk nya dan berjalan menuju dapur.

Sebuah tungku api,sebuah panci tua,kuali yang sudah bolong di pinggirnya,serta beberapa piring,mangkuk dan cangkir yang terbuat dari bambu yang mengisi dapur sederhana tersebut.

Oh.

Satu lagi,jangan lupakan Ubi kayu yang tergeletak mengenaskan di lantai tanah.

"Baiklah,mari kita olah terlebih dahulu si ubi kayu ini."

Kanina meraih ubi kayu tersebut beserta panci tua nya,dan membawa nya ke sungai untuk di bersihkan agar bisa di masak.

Kebetulan rumah mereka tidak terlalu jauh dari sungai yang biasa di pakai para warga untuk mandi dan sebagainya.

Setelah membersihkan ubi kayu tersebut,Kanina kembali ke dalam rumah dan mulai menyalakan api dan merebus ubi kayu tersebut dengan garam.

Kanina juga diam-diam menambahkan air dari mata air yang ada di ruang nya,tujuan nya tentu saja selain menambah rasa,juga untuk membantu memulihkan kesehatan anak-anak secara perlahan.

Dua puluh menit kemudian aroma ubi rebus menyebar keseluruh ruangan,anak-anak yang sedang duduk berkumpul di tempat tidur juga menci aroma ubi rebus yang tidak seperti biasanya.

Lue, sebagai anak yang paling bungsu memiliki lebih banyak sifat pemberontak.

Meskipun tadi sang Ibu menyuruhnya untuk menunggu bersama Kakak-kakak,tetapi aroma ini sangat memikat nya.

Dengan menghiraukan larangan sang Kakak,Lue berjalan perlahan-lahan menuju Kanina.Tubuh kecil nya tampak seperti penjahat yang tengah beraksi.

"Si rakus kecil sudah lapar ?"

Pertanyaan tiba-tiba dari Sang Ibu yang bahkan tidak membalikkan badan nya,membuat Lue berjingkat kaget.

"Ibuuu."

Kata nya dengan malu-malu.

Rakus kecil adalah panggilan kesayangan yang selalu Kanina sematkan kepada Lue,dan untung saja Kanina yang sekarang mewarisi ingatannya.

Jadi tidak akan terlalu canggung jika dia ingin berinteraksi dengan anak-anak.

"Baiklah,panggil kedua kakak mu,kita akan makan siang bersama."

Kanina meminta Lue memanggil Kakak-Kakak nya,saat tidak ada yang melihat,Kanina mengambil air ruang dan mengisi cangkir bambu masing-masing anak.

Dia berharap kesehatan anak-anak perlahan membaik,terutama Amara.

Tidak lama kemudian,ketiga anak itu telah duduk dengan rapi di sebuah kursi bambu yang panjang,satu-satu nya kursi yang ada di rumah reyot itu.

Meskipun hanya ubi kayu rebus,namun rasa nya begitu nikmat bagi mereka yang telah kelaparan.

Hati Kanina bergetar iba ketika melihat ketiga anak itu makan dengan lahap,seolah-olah itu adalah makanan terlezat yang mereka santap.

'Aku akan berjanji kepada diriku sendiri,bahwa aku akan mamastikan kalian bertiga tidak akan pernah kelaparan lagi.'

Kanina berjanji di dalam hati nya.

Dia juga akan membuat perhitungan kepada lelaki bajingan itu dan keluarga nya.

'Aku telah di beri kesempatan oleh Tuhan maka aku tidak boleh menyia-nyiakan nya.'

Kanina merasa lega ketika ubi kayu yang sederhana dilahap habis tidak bersisa oleh anak-anak dalam waktu yang singkat.

"Wah, ubi nya lebih enak dari biasanya."

Mulut Lue yang penuh dengan ubi kayu terlihat begitu lucu dan menggemaskan.

Mata nya yang sayu tampak berbinar cerah siang ini.

"Tentu saja enak,siapa dulu yang memasak?"

Kanina menjawab Lue dengan candaan.

Tetapi yang dilakukan oleh Lue selanjutnya membuat hati Kanina meleleh.

Cup

"Terimakasih Ibu,Lue suka Ibu."

Hal termanis yang pernah Kanina dapatkan di dua kehidupan nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!