NovelToon NovelToon

CEO KEJAM SUAMIKU

BAB 1. TERLAMBAT

Assalamualaikum semuanya✨

Sebelum lanjut baca jangan lupa follow dan komen ya

Dukungan kalian sangat membuat aku semangat nulisnya cerita nya.🥰

07.10

Pagi yang cerah ada seseorang gadis yang masih tertidur pulas di atas ranjang kesayangannya

"Ca bangun udah siang Kamu enggak mau sekolah ?.

ucap Adinda Adams yaitu Mama aca.

" Iya mah bentar lagi aca masih ngantuk"

Aja masih enggan untuk bangun karena tadi malam dia tidur tengah malam hanya karena dia menonton film Korea kesukaannya.

" Aca bangun ini sudah jam 7.10 nanti kamu terlambat ke sekolah"

Guam aca sambil beranjak dari tempat tidur nya menuju kamar mandi , dia mandi asal-asalan karena yang di pikirannya hanya berangkat ke sekolah tanpa terlambat.

Setelah aca mandi aca langsung memakai baju dan keluar dari kamar tergesa-gesa , tanpa dia sadari bahwa mama nya masih di depan pintu.

Aca Langsung membuka pintu , mamanya yang masih di depan pintu terkejut.

Astagfirullah aca untung Mama nggak jantungan " Adinda Masih memegang dadanya akibat perbuatan aca yang membuka pintu secara tiba-tiba.

" maaf ma aca terburu buru."

Aca meminta maaf kepada mamanya sambil tergesa-gesa karena sudah terlambat ke sekolah.

Mamanya hanya bergeleng-geleng dengan tingkah laku anaknya itu.

Aca berangkat diantar dengan supirnya.

" Di sekolah

" Mampus aku terlambat mana sekarang Uda jam 07.30 pasti aku akan di hukum "

Guam aca tanpa mau keluar dari mobil karena dia takut di hukum guru BK yang katanya sangat galak

"Non kenapa nggak turun kita udah sampai dari tadi non"

Dia pak mail supir pribadi aca, dia ,juga yang selalu mengantarkan aca kemanapun.

"Aduh pak saya takut di hukum.

ucap aca sedih jujur dia belum pernah terlambat karena biasanya dia bangun pagi.

" Non masuk saja ke dalam dulu. Bapak yakin non pasti enggak di hukum.

Ucap pak mail menyakinkan ku.

" Iya deh Pak Saya masuk dulu ya

Aku langsung pamit ke pak maildan berjalan masuk ke

sekolah.

Aku berjalan menuju gerbang sekolah yang sudah di tutup. Aku langsung menuju pos jaga mang Udin , ya dia adalah satpam sekolah , biasanya kami memanggilnya mang udin

"mang bukain gerbangnya buat aca dong mang"

Ucap aca dengan senyum manisnya supaya mang Udin mau membukakan gerbang.

"Maaf non aca gak bisa nya non terlambat masuk sekolah jadi non enggak bisa masuk"

Ucap mang udin yang masih belum mau membukakan gerbang sekolahnya.

Dengan wajah sedihku "yah aca kan belum pernah terlambat pak, kali ini aja ya mang biarin aca masuk dong "

dengan wajah sedihku.

"tetap enggak bisa non , walaupun non aca gak pernah terlambat ,ini udah kebijakan sekolah non maaf ya non

mang Udin gak bisa bantu "

Mang Udin masih enggan membukakan gerbang karena aca tau

mang Udin ingin membantu nya tapi dia takut akan di pecat karna tidak menjalankan tugas ya dengan benar.

Ya udah gak papa kok mang aca nunggu di sini saja nanti pas istirahat kan gerbangnya di buka aca boleh masukan mang "

tanyaku ke mang Udin.

"boleh non ,non duduk aja di sini "

ucap mang Udin menunjukkan tempat duduk aja di yang enggak jauh dari pos mang Udin.

Aku berjalan menuju tempat duduk yang di tujuk kang Udin ,karna jam 09.30 baru istirahat jadi lebih baik dia menunggu di tempat duduk.

Pas aca berjalan inggin menuju ke bangku dekat pos mang Udin dia berpepasan dengan seorang cowok yang dia tidak kenal tapi aca yakin dia satu sekolah dengan aca karna pakainya yang sama.

"eh Lo terlambat ya"

ucap nya dengan gaya cool nya.

"iya

Ucap Acha singkat , karena Acha paling irit bicara pada orang yang baru dia temui .

"Lo mau masuk gak "

"Nama gue ,Erica Alex Sandra panggil gue Alex ,nama lo siapa"

Ya dia Erica Alex Sandra yang biasa di kenal Alex dia cukup terkenal di sekolah karena ketampanannya tempatnya di kelas XII IPS dia anak dari Jackson Sandra termasuk pengusaha terkenal nomor 3 dan ibu Alex sudah lama meninggal karena sakit.

"nama aku aca Syaqila adams ,panggil aku aca ,ada cukup terkenal di sekolah karna kecantikan nya aca duduk di kelas XII IPA, anak Ari Abraham Adams yaitu pengusaha terkenal no 2 dan mamanya adinda Adams.

" Oh ya Madahal kita seangkatan Kok kita nggak pernah ketemu ya?

Tanya aca.

"gue sama Lo beda kelas jadi wajar aja gue sama Lo jarang ketemu ,lagian gue lebih sering nongkrong di markas gue".

Ucap Aldo aca pun hanya mengangguk mengerti.

Setelah hampir sampai di depan kelas aca pun berpamit pada Alex ,aca langsung masuk kedalam kelas nya.

"kelas"

gila lo ca baru datang kemana aja Lo, Lo alpa jam pertama lo.

Tanya sila ketika aku baru saja sampai di tempat duduk ku.

Aku mempunyai 2 sahabat yang udah aku anggap kayak saudara sendiri suka Adiwinata dan Tasya Rosmala.

Sila memiliki sifat yang periang dan ceria , cerewet,dan jahil termasuk anak pengusaha sukses Nor ayah dan papaku adalah sahabat, ayah dan mama sila bernama baram Adiwinata dan Dhika Wijaya

Sedang kan sahabat aku yang satu ni sifat nya kebalikan dari sila dia adalah Tasya Rosmala dia memiliki sifat yang cuek , tidak banyak bicara ,dan selalu benar, ayah nya dan papa ku juga sahabat dekat ayahnya termasuk pengusaha terkenal no 5 ayah dan mamanya bernama Wisnu dorenanta dan Kamila dorenanta.

" aku tadi bangun kesiangan"

Aku tersenyum membalas ucapan sila

Tumben Lo bangun siang pasti Lo begadang nonton Drakor kan ngaku lu Jubaidah

Tanya sila sambil menunjuk ke arah ku.

Tak berapa lama guru masuk.

09.30

kring kring

Bel istirahat berbunyi.

siswa dan siswi berhamburan keluar kelas untuk pergi istirahat.

Aku suka dan Tasya pergi kekantin untuk mengisi perut.

Di kantin.

Kami duduk di pojok kantin , dan sila memesan makanan.

Tak lama sila datang dengan membawa makanan dan

kami makan bersama dengan tenang.

Di sela sela kami makan tiba tiba datang segerombol cowok yang membuat ciwi ciwi di kantin berteriak hesteris.

Siapa sih itu kok pada heboh.

Tanyaku yang merasa terganggu karena kantin yang tadi damai sekarang ribut.

" itu loh the mostwanted sekolah kita masak Lo nggak tau ca"

" ucap sila sambil mengunyah makanan.

" kalo mau ngomong tu habisin makanan dulu di mulut mu

mulai deh Tasya dengan kata yang paling bener.

Sila tersenyum menampilkan gigi ratanya.

Tak lama para gerombolan cowok itu duduk tidak naik dari kami.

" lah itu kan Alex kok dia ada disini "

Guam ku yang merasa aneh dengan kehadiran Alex .

" eh sip kamu tau gak itu siapa yang di tengah para cowok cowok itu.

tunjuk ku kearah Alex yang memang duduk di tangan tangan gerombolan cowok tadi

" ya , Allah ca Lo gak kenal Alex dia ti ketua geng elang yang paling di takut ti di sekolah kita "

ucap sila dengan serius.

Gue hanya mengangguk paham sebagai jawaban nya.

" Oo jadi dia ketua geng elang serem juga ya.

Guam ku sambil melirik ke arah Alex

Kring kring

jam istirahat berakhir dan jam pelajaran di mulai.

Isi dong kata kata dari kalian untuk hari ini ini gaes🥰

jangan lupa tinggalkan jejak 🍃✨

.

Bab 2.AWAL

.

.

.

.

.

.

.

.

Assalamualaikum semuanya✨

Sebelum baca jangan lupa like dan komen ya dukungan kalian buat aku semangat nulis cerita 😚😋

Sepulang sekolah, Aca langsung diantar sopir menuju rumahnya yang megah Begitu memasuki rumah, tanpa basa-basi gadis itu naik ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuk kesayangannya.

Seperti biasa rumah itu terasa hening, Hanya ada Aca dan para asisten rumah tangga. Mama dan papa-nya? Sudah bisa ditebak—masing-masing sibuk dengan urusan kantor. Aca adalah anak tunggal, dan kesendirian sudah menjadi teman setia dalam kesehariannya.

Tanpa sadar Aca pun tertidur pulas.

Pukul 18.15

"Non, bangun, sudah waktunya makan malam," suara Bik Ijah terdengar dari pintu, membangunkan Aca dari mimpinya.

Aca mengerang kecil merasa terganggu, Matanya masih setengah terbuka saat menjawab, "Iya Bik Nanti Aca nyusul Aca Mau mandi dulu"

Bik Ijah mengangguk paham, lalu kembali ke dapur Sementara itu, Aca menggeliat malas dan menyeret langkahnya ke kamar mandi. Tak lama ia keluar dengan piyama bergambar Hello Kitty yang menggemaskan rambutnya masih sedikit basah.

Saat sampai di meja makan, Aca kaget melihat kedua orangtuanya sudah duduk rapi Ini langka sekali Biasanya meja makan hanya diisi dirinya dan Bik Ijah.

Namun suasana makan malam tetap sunyi, Papa memang selalu melarang bicara saat makan.

Setelah makan, mereka pindah ke ruang keluarga. Aca senang mereka berkumpul pasalnya momen ini jarang terjadi karna papa dan mama nya selalu jarang di rumah.

"Ca, sini sebentar Papa mau bicara sesuatu" ucap papanya sambil menepuk sofa di sampingnya.

Aca duduk, menatap Papa dengan rasa penasaran "Emang ada apa sih Pa?"

"Papa sama sahabat lama mau adain acara makan malam di restoran. Papa pengin aca ikut"

"Hah? Tumben banget ngajak Aca" Alis Aca terangkat. Biasanya urusan bisnis atau pertemanan Papa selalu jadi urusan orang dewasa saja.

"Ini spesial Ca, Papa udah lama nggak ketemu sama teman baik Papa, Sekalian Papa pengin kenalin Aca"

Aca mengangguk pelan. "Ya udah deh Aca ikut..."

Tak lama kemudian, Aca pamit untuk kembali ke kamarnya.

Di Tempat Lain

Seorang pria paruh baya tengah berbicara serius dengan anak laki-lakinya di ruang kerja yang luas dan mewah.

"Ayo Al, Kali ini saja turuti permintaan Ayah ya?" bujuk William Pratama, seorang pengusaha top negeri ini.

Aldo anak laki-lakinya yang tampan tapi dingin, mengerutkan dahi. "Biasanya Ayah nggak pernah ngajak Al ikut ke acara kayak gini Ada apa sebenarnya?"

"Ayah cuma ingin kenalin kamu ke sahabat lama Ayah. Sudah lama banget kita nggak ketemu" jelas William dengan nada lembut.

Aldo menatap tajam, lalu mengangguk. "Baiklah Tapi setelah semua pekerjaan Aldo selesai"

Tanpa menunggu balasan, Aldo berbalik dan pergi ke kamarnya. William menatap punggung putranya sambil menghela napas.

"Anakmu itu, dinginnya nggak ketulungan" gumam William pada istrinya, Azkiya.

Azkiya hanya tersenyum tipis. "Sudahlah itu memang sikapnya, Tapi aku yakin dia anak yang hangat di dalamnya"

Keesokan Paginya – Pukul 07.20

Di kamar Aca gadis itu masih tertidur pulas. Hari ini Minggu, dan seperti biasa, ia menggunakan hari libur sebagai hibernasi panjang nya.

Tok... tok... tok...

"Ca, bangun! Udah siang" suara Mama terdengar sambil mengetuk pintu.

Karena tak ada respons, sang mama masuk ke kamar.

"Aca, bangun! Ini udah siang"

Dengan mata setengah tertutup, Aca bergumam, "Ma... hari Minggu ini, Aca nggak sekolah..."

Mama duduk di sisi ranjang. "Mama cuma mau biasain kamu bangun pagi Ca, Kamu nggak akan terus-terusan tinggal sama Mama. Suatu saat kamu akan jadi istri orang."

Aca langsung membuka mata lebar-lebar. "Emangnya Mama mau nikahin Aca?"

Mama tertawa kecil. "Nggak sekarang Tapi persiapan dari sekarang, nggak ada salahnya kan"

Aca bangun dan memeluk mamanya. "Kalau belajar jadi istri yang baik, Aca mau asal Mama yang ngajarin"

"Hihi... anak Mama ya, manis banget" ujar Mama sambil mengelus rambut Aca. "Ayo, kita ke dapur Belajar masak!"

Di Dapur

Aca terlihat kikuk. Ia menatap bawang dengan penuh kebingungan. "Ma, ini bawangnya gimana motongnya?"

Mama sudah pusing duluan. "Aduh, Ca Motongnya kecil-kecil. Ini kamu potong kayak potong semangka!"

"Terus kayak gimana dong?" Aca manyun.

Mama pun turun tangan. "Tuh, gini caranya Tipis-tipis aja"

"Ooo... kayak gitu... ngomong dari tadi atuh Ma, Kalau kayak gini mah Aca bisa!" ujarnya sok jago.

Mama tertawa geli. "Lanjut Ca, Abis itu goreng ikan ya"

Aca mengangguk. Ia menuangkan minyak ke wajan, menunggu panas, lalu langsung masukkan ikan... tanpa mengeringkan airnya!

"AUU!!" teriak Aca saat minyak panas menyambar tangannya.

Mama panik dan langsung mematikan kompor. "Ya ampun Ca! Tangan kamu kenapa?"

Aca menunjukkan tangannya yang kemerahan. "Minyaknya muncrat pas Aca masukin ikannya..."

"Ya jelas aja! Kan ikannya masih basah Ca! Lain kali keringin dulu, Sini Mama obatin dulu."

Mama mengoleskan salep dari kotak P3K. Dengan wajah cemberut Aca "Maaf, Ma..."

"Nggak apa-apa. Namanya juga belajar" ujar Mama lembut. "Sekarang kamu mandi aja. Biar Mama dan Bik Ijah yang masak"

Aca mengangguk, lalu kembali ke kamar.

Sore Hari

Setelah tidur siang panjang, Aca terbangun karena perutnya keroncongan. Ia langsung ke dapur, menemukan mama dan papa-nya sedang makan malam.

"Ma kok nggak bangunin Aca?" tanya Aca sambil cemberut.

Mama tersenyum. "Mama udah coba, tapi kamu tidur kayak batu. Nggak tega bangunin"

Aca hanya mengangguk Saat duduk, papa memperhatikan tangannya.

"Ca, tangan kamu kenapa merah?" tanya Papa.

"Tadi belajar masak terus kena minyak panas..." jawab Aca pelan.

"Hati-hati lain kali ya" Papa mengelus rambut Aca dengan lembut.

"Oh iya, Ca Malam ini jadi ya kita ketemu teman lama Papa Jadi dandan yang cantik" ucap Papa.

Aca nyengir. "Oke Pa Kan Aca udah cantik dari lahir"

Malam Hari

Aca muncul dari kamarnya dengan gaun pink baby dan sepatu senada. Rambut panjangnya dibiarkan tergerai indah.

"Wah, anak Papa cantik banget malam ini" puji Papa dengan mata berbinar.

"Cieee, Papa bisa aja" jawab Aca malu-malu.

"Yuk, kita berangkat. Jangan sampai mereka nunggu terlalu lama," ajak Mama.

Keluarga itu pun melangkah keluar rumah menuju mobil, tak menyadari bahwa malam ini akan menjadi awal dari sebuah kisah baru... kisah yang akan mengubah hidup Aca selamanya.

Jangan lupa tinggalkan jejak 🦋✨

<1>

Ini adalah halaman terakhir

BAB 3.PERJODOHAN

Assalamualaikum semuanya✨

Sebelum baca jangan lupa like dan komen ya dukungan kalian buat aku semangat nulis cerita 😚😋

Tak berapa lama, mobil keluarga Aca berhenti di depan sebuah kafe mewah berdesain klasik modern. Lampu-lampu gantung yang hangat membuat suasana malam terasa nyaman.

Begitu turun, mereka langsung disambut oleh seorang pelayan wanita berpenampilan anggun.

"Silakan Tuan, Meja sudah disiapkan. Tuan William dan keluarga akan segera tiba" ucap pelayan itu sopan sambil mempersilakan mereka menuju meja yang telah dipesan.

Aca duduk sambil menghela napas pelan. "Pa... kok lama banget sih? Aca capek nunggu" gerutunya manja.

"Sabar Ca Pasti sebentar lagi mereka datang" jawab Papa menenangkan sambil tersenyum kecil.

Tak lama kemudian, Mama menunjuk ke arah pintu masuk. "Tuh mereka datang"

Seorang pria elegan berjalan masuk bersama seorang wanita cantik berwibawa. Di belakang mereka, seorang pemuda bertampang dingin mengikuti tanpa ekspresi.

Papa Aca langsung berdiri dan menyambut dengan hangat. "William! Lama tak bertemu sahabatku"

William tersenyum lebar. "Akhirnya ya, Pertemuan yang sudah kita rencanakan sejak lama"

Sementara itu, Mama Aca juga menghampiri sahabat lamanya dan berpelukan hangat. Aca hanya menatap bingung, begitu juga dengan pemuda bernama Aldo tatapan matanya sedingin es, membuat Aca sedikit bergidik.

"William ini anakmu?" tanya Papa sambil menoleh ke pemuda itu.

"Iya namanya Rizky Aldo Pertama Panggil saja Aldo" jawab William sambil menepuk punggung putranya pelan.

Aldo sedikit membungkuk. "Selamat malam Om Tante Saya Aldo"

Papa tersenyum lalu menoleh padaku. "Aca perkenalkan dirimu Nak"

Aku tersenyum manis. "Hai Om Tante Nama aku Aca Syaqila Adams Panggil aja Aca"

"Wah cantik sekali anakmu" puji Bunda Azkiya membuat pipiku memerah malu.

"Terima kasih Tante" jawabku dengan sopan.

"Panggil kami Ayah dan Bunda saja sayang. Biar cepat akrab" ucap Bunda Azkiya sambil mengelus tanganku lembut.

"Iya Bunda" jawabku sambil mengangguk pelan.

Kami semua pun duduk Aldo duduk tepat di hadapanku. Tatapannya membuatku merasa seperti duduk di ruang interogasi.

"Maaf kami sedikit terlambat Aldo tadi masih ada urusan di kantor" jelas William.

"Tidak masalah" sahut Papa dengan ramah. "Kita Langsung saja ke inti pembicaraan"

Aca langsung waspada.

William tersenyum lalu berkata "Jadi saya dan papamu ini dulu pernah berjanji kalau anak-anak kami berlainan jenis, kami akan menjodohkan mereka Dan ternyata Tuhan mengabulkannya. Sekarang kalian sudah cukup dewasa kami ingin mewujudkan janji itu"

Jantungku serasa berhenti berdetak.

Aca... dijodohkan?

Aca menatap Aldo Ia hanya duduk dengan wajah datar Apa dia sudah tahu?

"Jadi maksudnya... Aca akan dijodohkan dengan Kak Aldo?" tanyaku dengan suara lirih.

"Iya sayang, Aca mau kan jadi calon menantu Bunda?" tanya Bunda Azkiya sambil tersenyum lembut.

Aca hanya membalas dengan senyum yang kupaksakan.

"Bagaimana Aldo? Apakah Kamu bersedia menikahi anak Papa?" tanya Papa padanya.

Aldo menoleh ke arah ayahnya William hanya mengangguk sebagai isyarat.

"Baiklah Saya bersedia" jawab Aldo singkat, suaranya datar dan nyaris tanpa ekspresi.

Aca terpaku Kupikir dia akan menolak ternyata tidak.

"Terima kasih Aldo om bangga kamu menerima ini" kata Papa Aca bahagia.

Mama ikut tersenyum. "Dan mulai sekarang, jangan panggil kami Om dan Tante lagi Panggil Mama dan Papa ya?"

Aldo hanya mengangguk pelan.

Aca berusaha menahan tangisnya, Tak lama kemudian acara makan malam pun berakhir. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam Kami semua pun berpamitan.

Di Rumah Aca

Sesampainya di rumah Aca langsung naik ke kamar tanpa berpamitan dengan Wajahmurung.

Papa dan Mama melihat itu dengan tatapan heran.

"Ca kamu kenapa? Dari tadi diam aja Aca Nggak suka dijodohin sama Aldo ya?" tanya Papa saat aku menaiki tangga.

Ac berhenti sejenak, lalu menoleh. "Enggak kok Pa Aca suka, Kak Aldo kelihatannya orang baik Aca cuma kaget aja soalnya Papa nggak bilang sama Aca tentang perjodohan ini"

Papa mendekat dan memegang pundakku. "Maafin Papa Ca, Papa nunggu waktu yang tepat buat bilang Papa yakin Aldo bisa jaga kamu"

Aca tersenyum tipis. "Aca percaya kok Kalau itu pilihan Papa pasti yang terbaik"

"Ya sudah Aca tidur Good night sayang, Besok kamu sekolah jangan begadang" ucap Mama sambil mencium pipiku Aca membalas dengan pelukan, lalu masuk ke kamar.

Malam Itu...

Di atas kasurku ada tak langsung tidur Kata-kata Aldo di taman belakang kafe terus terngiang-ngiang.

Flashback

"Papa boleh saya bicara sebentar dengan Aca?" tanya Aldo di depan semua orang.

Papa tertawa kecil. "Boleh Sebentar lagi juga dia jadi istrimu"

Aldo menggandeng tanganku tanpa banyak bicara, lalu membawaku ke taman belakang Aca pasrah mengikuti.

Begitu sampai Aldo langsung melepas genggaman tanganku kasar.

"Saya nggak tertarik sama kamu" katanya dingin. "Saya terima perjodohan ini karena Ayah saya yang minta. Jangan PD saya suka kamu"

Aca terdiam.

"Tenang aja Aca juga nggak suka dijodohin Ini juga Aca lakukan demi Papa"

Tatapannya makin tajam.

"Jangan coba-coba main-main sama saya. Kamu belum tahu siapa saya"

Aca menelan ludah, berusaha tetap tenang.

Lalu dengan wajah kaku ia mengulurkan ponselnya. "Nomor kamu. Besok saya akan mengantar kamu sekolah"

Aca mengisi nomor nya dan menamai kontaknya "Princess Aca Imut" hanya untuk mencairkan suasana. Aca tertawa kecil sedangkan Aldo? Jangan tanya mukanya hanya Datar.

End Flashback

Pagi Hari – 06.45

Tok! Tok! Tok!

"Ca! Bangun, udah jam setengah tujuh Hari ini upacara!" suara Mama membangunkanku.

Aca langsung bangkit kaget. "Iya Ma! Aca mandi dulu!"

Setelah selesai mandi dan bersiap, Aca hendak turun, tapi notifikasi ponsel mengalihkan perhatianku.

Kamu bisa cepat nggak? Saya sudah nunggu dari tadi Kamu buang waktu saya!!

– Nomor tak dikenal

Aca menatap ponselnya heran setelah itu ponselnya berbunyi kembali.

Saya Aldo

-nomor tidak di kenal-

Aca menelan ludah Serius? Dia udah nunggu dari tadi?

Aca buru-buru turun dan benar saja Aldo sudah duduk di ruang makan, menatapku tajam.

"Sini Ca Sarapan dulu" ajak Mama.

"Gak usah Ma Aca udah telat" jawabku gugup, apalagi Aldo masih menatapku seperti pengawas ujian.

"Kami berangkat dulu Ma" ucap Aldo sopan.

Mama hanya mengangguk dan memberi pesan, "Jangan ngebut ya Al"

Dalam Mobil

Sunyi.

Tiba-tiba ia membuka mulut. "Kamu buang waktu saya cuma buat antar kamu sekolah."

Aca mendengus. "Aca nggak minta dijemput kok, Kakak yang tiba-tiba muncul."

"Kalau bukan karena Ayah saya yang menyuruh, saya nggak akan mau jemput kamu."

Tiba-tiba mobil berhenti.

"Lho? Kok berhenti kk? Sekolah Aca masih jauh"

"Turun" katanya datar.

Aca terdiam. "Serius Kak?"

"Turun Sekarang"

Dengan takut-takut Aca turun dari mobil, Tapi sebelum Aca melangkah pergi Aldo membuka suara.

"Satu hal Jangan pernah ngadu ke Papa atau Ayah soal ini Kalau kamu berani, kamu tahu akibatnya"

Tanpa menunggu reaksi ku, ia tancap gas dan meninggalkan Aca di tengah jalan.

Di Jalan

Aca berjalan pelan sambil mengomel dalam hati. Tapi mendadak suara motor terdengar dari belakang.

Deg!

Aca langsung siaga. Jangan-jangan begal!?

Begitu motor itu berhenti di sampingku, Aca langsung menghajarnya pakai tas!

"Eh eh! Stop! Sakit tau!"

Suara itu... familiar?

"Kamu begal ya!? Ngaku!"

"Aduh! Gue Alex! Alex!"

Aca berhenti Dan benar saja dia membuka helmnya ternyata Alex, si cowok baik hati yang pernah menolong Aca saat terlambat ke sekolah.

"Maaf banget Alex Aca kira kamu..."

Dia tertawa. "Tenang Ca, Pukulan kamu tuh cuma rasa nya geli doang"

"Eh, tapi kok kamu di sini?"

"Harusnya gue yang nanya. Tumben lo jalan kaki?"

"Olahraga" jawab Aca berbohong.

Alex melotot. "Gila lo mana ada orang olahraga pakai baju sekolah, yang ada sampai sekolah baju lo basah!"

Alex mengajakku menaiki motornya. Setelah sedikit drama karena kakiku yang pendek susah naik motor tinggi, akhirnya kami melaju pergi ke sekolah

Di kejauhan... ada sepasang mata tajam yang memperhatikan kami.

Jangan lupa tinggalkan jejak 🦋✨

Jangan lupa tinggalkan jejak 🦋✨

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!