Tepat jam sepuluh malam Mira keluar dari rumahnya,lalu berlari kencang sambil menangis menuju rumah tantenya yang ada di ujung gang.
" Tante....Tante....!!! tolong Tante!!.." Mira menggedor pintu rumah tantenya dengan kencang hingga sepasang suami istri membuka pintu rumahnya dengan wajah sinis dan angkuh.
"Ada apa...Kenapa berisik sekali kamu tidak lihat waktu,ini sudah jam berapa hah...?" Bentak Tante Tantenya dengan sinis.
" Tante tolong ibuku...!!!"Ucap Mira dengan air mata deras sesenggukan di hadapan Tante dan pamannya.
"Kenapa dengan ibu mu lagi,dia sudah mati kalau sudah mati ya sudah di tanam kenapa malah kesini datang nangis-nangis,kamu pikir dengan kamu menangis begitu kami akan menolong ibumu...!!! Tiap hari selalu saja menyusahkan." Jawab wanita itu dengan bengisnya.
Hati Mira semakin hancur,dia sudah tau reaksi dari tantenya,tapi dia masih menemui mereka berharap punya sedikit hati nurani terhadap mereka ternyata semua sia-sia saja.
" Pergi sana,jangan pernah muncul di rumah ini,aku tidak punya keluarga miskin sepertimu." Teriak wanita itu dengan lantang.
"Ada apa sih bu,ini sudah malam kenapa masih berisik,ooohh anak si miskin datang lagi mau ngemis ya bu." Luna anak dari tantenya datang menghampiri mereka dan melontarkan kata-kata yang tidak kalah pedas dari ibunya.
" Pergi sana kamu,jangan kotori teras rumah kami,setiap hari kamu selalu saja datang mengemis ke rumah ini kamu pikir rumah ini tempat untuk mengemis...Pergi...!!" Luna mendorong Mira hingga hampir terjatuh lalu mereka menutup pintu dengan kasar,tanpa belas kasihan sedikit pun.
Air mata Mira semakin deras,sudah lelah dia mendengar caci maki dari keluarga itu setiap dia datang untuk meminta bantuan,bukannya bantuan yang dia dapat malah hinaan yang begitu kejam.
" Ya Allah,ijinkan aku menjadi orang kaya suatu saat agar aku bisa membalas kekejaman keluarga ini." Ucapnya sambil mengusap wajahnya lalu dia kembali pulang ke rumahnya.
Mira berlari menghampiri ibunya,lalu mengecek nadi dan napas ibunya,Mira menghela napas saat dia tau ibunya masih bernapas.
Mira menutup tubuh ibunya dengan selimut lalu keluar dari kamar,lalu duduk di sofa usang milik keluarganya.
Mira seorang gadis berusia dua puluh tahun,di usianya sepuluh tahun ayahnya pergi meninggalkan dia dan ibunya demi janda sebelah rumahnya sejak saat itu ibunya selalu sakit-sakitan dan belakangan ini penyakit ibunya semakin parah.Dia yang hanya punya ibu sekarang ini terus berjuang dari usia sepuluh tahun bekerja menghidupi diri sendiri dan ibunya.Setelah pulang sekolah dia selalu mencari pekerjaan paruh waktu,untuk memenuhi kebutuhannya dan juga ibunya serta membayar kontrakan mereka.
Dia hanya punya keluarga dari ibunya,ya itu tantenya tapi sekalipun tantenya kaya mereka tidak pernah menganggap mereka sebagai keluarga karena mereka miskin.
Penyakit ibunya yang semakin parah membuatnya hampir menyerah tapi dia tidak mau kehilangan orang yang satu-satunya dia punya sementara penyakit ibunya semakin parah.
Jika ibunya sudah kambuh,biasanya dia akan kejang-kejang dengan mata terbuka lebar serta rambut rontok di mana-mana.
Dulu ketua RT mereka,sudah pernah membawa ibunya ke rumah sakit untuk berobat,tapi ternyata penyakit yang di derita ibunya bukan penyakit biasa,butuh uang puluhan juta untuk mengobatinya.
" Kapan penderitaan ini berakhir,aku sudah lelah kenapa harus aku ya Allah." Ucapnya lagi sambil menangis sesenggukan.Mungkin karena kelelahan,Mira akhirnya mengantuk,dia pergi ke kamar menyusul ibunya lalu tidur di samping ibunya.
Jam tiga subuh,penyakit ibunya kambuh lagi seperti biasa,bahkan pagi ini penyakitnya semakin parah tapi dia tidak mau lagi pergi meminta tolong kepada tantenya karena pada akhirnya hanya makian yang akan dia dapatkan.
" Ibu maafkan aku anakmu yang tidak berguna ini,andai saja ada cara mendapat uang lebih mudah aku akan melakukan apa pun itu demi kamu Bu...Tolong jangan tinggalkan aku..." Mira menangis sambil memeluk ibunya yang kejang parah,dia sangat tidak tega melihat keadaan ibunya.
Setelah satu jam mengalami kejang-kejang,akhirnya berhenti kembali,Mira kembali menutup selimut ibunya lalu dia keluar kamar.Mira pergi ke dapur dia membuka wadah beras ternyata beras juga sudah tidak ada,gula,kopi minyak semua sudah habis sementara dia sama sekali tidak punya uang simpanan.
Beberapa bulan belakangan ini sejak penyakit ibunya semakin parah Mira sudah tidak bekerja lagi,untung saja waktu dia bekerja dia selalu menyisihkan sedikit uang untuk kepentingan darurat seperti sekarang ini.
" Kemana aku harus mencari pinjaman,aku bisa saja menahan lapar tapi bagaimana dengan ibu." Ucapnya dalam hati.Dia ingin pergi bekerja tapi dia takut meninggalkan ibunya sendirian takut sesuatu yang buruk terjadi kepada ibunya.
Mira duduk di teras rumah,padahal hari masih sangat pagi tapi dia sudah merenung di teras rumahnya dia tidak tau mau melakukan apa pun karena di rumah sama sekali tidak punya apa pun.
" Bu...Lurah mau ke pasar?" Tanya Mira saat melihat lurah di lingkungannya,pergi membawa keranjang belanjaan.
" Iya Mira kenapa kamu pagi-pagi sekali sudah menghayal disini? Bagaimana dengan ibumu apa keadaannya sudah membaik?" Tanya wanita itu dengan ramah.
" Belum bu,masih seperti biasa." Jawab Mira dengan nada lesu wajahnya terlihat sendu tampak sekali memendam beban yang sangat banyak.
" Sabar ya... Insyallah kalau kamu sabar Allah akan berikan jalan keluar untuk kamu." Jawab wanita itu dengan penuh perhatian.
" Hmm Mira kamu ada waktu untuk membantu ibu cuci gosok di rumah? Ibu tidak sempat melakukan semua itu?"
"Benarkah Bu? aku bisa Bu,aku sangat butuh nanti aku langsung ke rumah ya Bu setelah mengurus ibu." Jawab Mira dengan semangat.
" Okelah aku tunggu di rumah,aku pergi dulu ya." Ucap wanita itu lalu dia segera pergi Mira dengan semangat masuk ke dalam rumah menemui ibunya di dalam kamar.
" Bu...Hari ini Mira kembali bekerja,walau hanya cuci gosok nga papa ya bu,aku akan selalu memantau mu Bu,cepat sembuh." Ucap Mira dengan nada sedih.
Setelah mengurus ibunya,Mira pergi ke rumah Lurah mereka lalu mengerkan semua pekerjaan yang suruh oleh pemilik rumah.Mira melakukan semua pekerjaan rumah dengan semangat dia ingin setelah mendapat gaji hari ini membelikan ibunya bubur ayam.
Mira kembali ke rumahnya sambil membawa sebungkus bubur ayam untuk ibunya,hari ini dia bersyukur akhirnya bisa beli beras dan lauk seadanya untuk kebutuhan mereka besok.
" Dari mana kamu Mira,bagaimana keadaan ibumu,apa dia masih sakit-sakitan,dasar wanita bodoh memang ibumu,hanya karena ditinggal suami dia sampai sakit seperti itu wanita gila." Ucap tantenya saat mereka tanpa sengaja berpapasan di jalan.
🌹🌹🌹 bersambung 🌹 🌹 🌹
Mira menghentikan langkahnya,lalu dia menghembuskan napasnya dan berusaha meredam emosi yang hampir meledak mendengar kata-kata pedas dari tantenya itu.
" Jaga ucapan mu,ingat yang di atas maha melihat semua perbuatan mu itu,hari ini kamu menghina dan merendahkan aku siapa tau besok-besok kamu datang minta tolong kepada ku." Jawab Mira dengan nada menekan.
" Cuihhh....Tidak Sudi aku minta tolong kepada mu,mimpi...!! Sampai kapan pun aku tidak butuh bantuan apa pun dari mu,malah kamu yang selalu datang seperti pengemis kepada ku dasar tidak tau malu kamu." Jawab wanita itu dengan bengisnya lalu segera pergi meninggalkan Mira.
" Aku punya uang, punya banyak harta untuk apa minta tolong kepadamu,nga tau malu banget malah aku malu punya keluarga seperti mu." Ucapnya lagi sebelum akhirnya menghilang dari pandangan Mira.
Mira menghela napas kasar,sekarang baru dia menyadari apa kata orang-orang di luar sana ada benarnya, kalau kita miskin saudara kita sendiri pun tidak akan pernah mengakui kita sebagai saudara sama kayak dirinya padahal wanita itu adik kandung ibunya sendiri tapi mereka tidak pernah sekali pun peduli dengan keadaan ibunya yang ada hanya hinaan dan cacian yang dia dapatkan kalau kebetulan mereka bertemu.
" Bu...Ibu aku pulang,aku membawa makanan enak untukmu." Sapa Mira setelah dia masuk ke dalam rumah.Ibunya yang sejak tadi sudah bangun hanya tersenyum kecil saat mendengar suara dari putri semata wayangnya.
Sejak dia sakit sepuluh tahun belakangan ini,dia tidak pernah mau berbicara,sebenarnya dia bisa bicara tapi dia kadang tidak sadar dengan keadaannya,kadang bahkan lupa untuk sekedar menjawab semua pertanyaan yang di lontarkan Mira.
" Bu..Kamu sudah bangun,syukurlah ternyata ibu baik-baik saja,aku akan basuh badan ibu dulu baru aku suapi." Ucap Mira lalu dia segera keluar kamar dan mengambil baskom besar berisi air untuk membasuh badan ibunya.
Setelah semuanya selesai,Mira menyuapi ibunya,setelah habis wanita itu mulai mengantuk lalu dia tertidur di atas ranjang.
" Mira...Mira...Keluar kamu..!!!..." Saat dia keluar dari kamar ibunya tiba-tiba terdengar suara teriakan dari luar,Mira takut suara teriakan itu mengganggu ibunya,akhirnya dia berlari keluar membuka pintu.
" Bu Sofi....Maaf bu,ibuku sedang tidur tolong suaranya dipelankan."
Brakk...
" Apa kamu bilang,dipelankan enak sekali kamu,aku tidak peduli dengan ibumu,mau mati atau apa pun itu,kamu lupa kamu sudah berapa lama menunggak uang kontrakan kamu pikir aku ini menyediakan rumah singgah untuk orang miskin makanya kamu bisa sesantai itu hah....?" Teriak wanita itu sembari memukul pintu dengan sangat keras.
Mira hanya bisa menunduk kepala,dia memaklumi sikap wanita itu kepadanya karena memang mereka sudah menunggak selama dua bulan.
" Kenapa diam,kapan kamu bayar kalau kamu tidak bayar hari ini,lebih baik kamu keluar dan bawa ibumu yang penyakitan itu." Teriak wanita itu lagi dengan lantang tanpa memikirkan perasaan Mira sedikit pun.
" Bu.....Tolong berikan aku waktu,aku mohon Bu,aku tidak punya uang sama sekali,penyakit ibuku semakin parah makanya aku tidak bisa kerja Bu." Jawab Mira sembari berlutut di hadapan wanita itu dengan wajah yang sudah di banjiri air mata.
" Aku tidak mau tau lagi dengan hidup mu,aku juga butuh uang,cepat kamu bayar." Ucap wanita itu sembari mendorong Mira hingga terjatuh ke lantai.
Mira hanya diam saja diperlakukan seperti itu,tidak ada kekuatan baginya untuk melawan wanita itu karena memang dia yang salah karena sudah menunggak uang kontrakan selama dua bulan.
" Baiklah,aku berikan waktu tiga hari,ingat cuma tiga hari kalau kamu tetap tidak bayar aku tidak akan memberikan kamu waktu lagi." Ucap wanita itu lalu dia pergi meninggalkan Mira yang masih menangis sesenggukan.
Mira terduduk di lantai,dia sudah tidak punya simpanan sama sekali rasanya dia ingin mencari pekerjaan tapi dia takut meninggalkan ibunya sendirian di rumah.
" Dari mana aku mendapat uang,kemana aku pergi membawa ibu kalau sampai kami di usir." Ucapnya dalam hati lalu menyeka wajahnya dan masuk ke dalam rumah.
"Bagaimana kalau aku pergi ke pasar siapa tau ada yang bisa kulakukan di sana?." Ucapnya dalam hati lagi.Mira membuka pintu kamar ibunya lalu melihat ibunya yang masih berbaring setelah memastikan ibunya tertidur pulas akhirnya dia pergi meninggalkan rumah.
Mira berjalan langkah demi langkah berharap dia mendapat uang segepok,kepalanya hampir pecah memikirkan beban hidup yang harus dia jalani.
Brak....
Tanpa sengaja Mira menabrak seorang wanita,hingga mengotori bajunya karena wanita itu memegang makanan di tangannya.
" Kamu buta...Tidak melihat wanita sebesar ini?" Bentak wanita itu sembari mengusap bajunya yang sudah kotor.
" Laura.....Kamu Laura kan?" Wanita itu mengangkat kepalanya lalu menatap wajah Mira.
"Mi_mira kamu Mira ya teman SMA ku setahun yang lalu?"
" Ya.. Ya ampun kamu cantik sekali laura,ya ampun aku tidak menyangka kamu bisa secantik ini?" Ucap Mira dia hampir saja lupa dengan tujuannya keluar rumah.
" Aahh biasa saja kok,terus kamu kenapa penampilan kamu begitu lusuh,mata mu juga sembab,dulu kamu sangat cantik kenapa sekarang begitu amburadul penampilan mu." Ucap Laura tanpa basa-basi.
" Panjang ceritanya,hidup ku begtu menyedihkan,aku bahkan tidak tau aku masih bisa hidup untuk besok." Jawab Mira dengan nada sedih lalu dia mendaratkan bokongnya di sebuah batu besar yang ada di pinggir jalan.
" Mira lebih baik kita ke cafe itu,aku mau mendengar kisah hidup mu,apa yang terjadi setelah kita berpisah." Jawab Laura lalu menarik tangan Mira dan membawanya ke sebuah cafe di sebrang jalan.
" Mira cepat katakan apa yang terjadi dengan mu,memangnya kamu tidak bekerja setelah kita lulus SMA,kamu tidak mencari pekerjaan?" Tanya Laura setelah dia memesan dua kopi dan cemilan.
Mira menggelengkan kepalanya,sebenarnya dia malu menceritakan hidupnya yang semakin memburuk,laura sejak dulu tau kalau dia sangat miskin dan punya ibu penyakitan jadi rasanya dia capek menceritakan hal itu.
" Laura,bisakah kamu mencarikan aku pekerjaan,kamu kerja apa sekarang? Aku lihat penampilan mu begitu cantik,wajah mu sangat mulus serta bodi mu yang semakin seksi,kamu pasti punya pekerjaan yang bagus makanya kamu bisa perawatan mahal." Ucap Mira.
" Hmm...Ya begitulah,kehidupan ku memang lumayan menyenangkan bahkan aku sudah punya mobil dan rumah sendiri,kapan-kapan aku bawa kamu ke rumah ku." Jawab Laura dengan nada angkuh dan senyum jahat di wajahnya.
🌹🌹🌹 bersambung 🌹🌹🌹
Wanita mana yang tidak tergiur saat seseorang menceritakan kehidupan mewahnya,hal itu juga terjadi kepada Mira,sontak Mira tergiur dengan pekerjaan Laura yang bisa menghasilkan banyak uang.
" Wah kamu hebat sekali Laura,kamu kerja apa sih bisa tidak kamu ajak aku bekerja bersama mu,aku ingin membawa ibuku berobat,apalagi aku belum bayar kontrakan,kalau aku tidak bayar kontrakan dalam tiga hari ini aku dan ibuku harus keluar dari rumah kami." Ucap Mira kembali teringat dengan tujuan awalnya.
" Hmmm...Menyedihkan,memangnya kamu mau kerja seperti apa?"
"Aku mau melakukan pekerjaan apa pun,aku tidak tega melihat ibuku menderita seperti itu,aku memang anak yang tidak berguna membiarkan ibuku sakit bertahun-tahun tanpa membawanya berobat." Ucap Mira dengan air mata kembali berlinang mengingat penderitaannya dan juga ibunya.
Laura tampak berfikir,entah apa yang ada di benaknya saat ini,melihat sahabatnya menderita seperti itu dia juga tidak tega tapi dia sedikit sungkan jika ingin menawarkan pekerjaan seperti dirinya.
" Sudahlah,aku akan mencari pekerjaan untukmu,asal kamu_
"Asal apa katakan saja,aku akan lakukan apa pun,banting tulang pun aku rela melakukannya."Jawab Mira penuh semangat.
" Hmm...Mira memangnya kamu tidak ada pacar,kamu kan cantik,bodi mu juga sangat bagus dambaan banyak wanita,kenapa kamu tidak minta tolong pacar mu." Tanya Laura,menyelidiki Mira lebih dalam.
" Aku tidak pernah pacaran,selain tidak percaya diri aku juga tidak yakin ada laki-laki yang mau dengan ku,wanita miskin ini." Jawab Mira jujur.
Mendengar jawaban Mira,Laura langsung tersenyum lebar,pikiran jahat langsung menyelimuti otaknya,dia lupa dengan persahabatan mereka bahkan tidak ada rasa iba sedikit pun terhadap Mira.
" Wah..Dia masih perawan,kalau di bawa ke tempat ku,bunda Firza pasti sangat senang,apalagi Mira sangat cantik." Ucap Laura dalam hati.
" Tenang saja,aku akan bawa kamu menemui bos ku,jangan sedih." Ucap Laura sembari mengucap pundak Mira berpura-pura tetap menjadi teman yang baik.
" Hmm...Laura bisa tidak nanti kamu bicara sama bos mu,kalau aku tidak usah terikat terus sama mereka,ibuku kan sakit,jadi aku harus menjaganya juga,sebenarnya aku tidak enak mengatakan ini kepada mu,aku seperti orang tidak tau diri,sudah minta tolong tapi banyak permintaan." Ucap Mira dengan nada rendah serta wajah menunduk.
" Heheh...Tenang saja sayang,kita bekerja disana bisa sesuka hati,kalau ada uang kamu bisa tidak kerja kalau tidak ada uang baru kamu bekerja."Jawab laura sembari tertawa lebar.
" Benarkah,adakah pekerjaan seperti itu?"
" Tentu saja,ya sudahlah besok kita temui bos ku,kita bicara sama dia,udah ya aku pergi dulu pacarku sudah menungguku.Aku duluan ya itu makanan sudah aku bayar habiskan saja." Ucap Laura lalu dia segera pergi meninggalkan Mira yang masih bingung.
" Ada ya pekerjaan seperti itu enak banget,itu artinya aku bisa mendapatkan uang tanpa harus meninggalkan ibuku setiap saat."Ucap Mira penuh semangat walau sebenarnya jauh di lubuk hatinya ada ketakutan.
Mira akhirnya memutuskan kembali ke rumahnya,karena sudah mendapat pekerjaan.Dia juga takut kalau terlalu lama meninggalkan ibunya di rumah sendirian.
Keesokan harinya,Laura menjemputnya wanita itu datang dengan mengendarai mobil bagus,laura yang sudah berdiri di teras rumahnya hanya bisa menelan ludahnya melihat penampilan Laura yang begitu cantik dan modus.Bajunya yang bagus,sepatu dan tas menambah kecantikannya Mira semakin merasa rendah diri karena tidak punya pakaian sebagus itu.
" Kenapa masih berdiri di sana? Apa kita tidak jadi menemui bos ku?" Tanya Laura yang sudah keluar dari mobilnya.
" Aku tidak punya baju bagus,bajuku yang paling bagus hanya ini." Jawab Mira dengan wajah menunduk karena malu.
Laura hanya tersenyum kecil mendengar jawaban Mira ,senyumannya persis seperti senyuman orang yang meremehkan.
" Tenang saja,aku akan memberikan pakaian ku kamu pakai,kalau bertemu bos ku harus rapi,cantik dan wangi.Ayo sekarang kita pergi keburu siang.
" Kita ngapain kesini?" Tanya Mira kaget saat mobil Laura berhenti di depan gedung salon yang cukup mewah.
" Mau permak sedikit wajah dan rambut mu agar kelihatan lebih fresh tenang saja,aku yang bayar." Jawab Laura lalu menarik tangan Mira masuk ke dalam gedung.
" Mbak...Tolong di poles natural teman saya ya,dan itu rambutnya tolong di rapikan buat seperti rambut saya."Ucap Laura lalu menyuruh Mira duduk di kursi.
"Baik nona laura." Ucap dua pelayan dengan sopan,mereka sudah sering melayani Laura makanya mereka begitu hormat kepada Laura.
Setelah menyerahkan Mira kepada pelayan salon,Laura keluar dari gedung salon lalu pergi ke butik yang ada di samping salon.
"Biarlah aku menghabiskan sedikit uang nanti juga akan kembali berlipat-lipat." Ucap Laura dalam hati dengan senyum jahat di wajahnya.
Setelah memilih salah satu pakaian yang cocok menurutnya,Laura kembali ke salon menemui Mira.
" Kamu cantik sekali Mira,ya ampun...!!" Laura sedikit iri melihat penampilan Mira yang berubah seratus delapan puluh derajat, padahal dia hanya di poles sedikit saja tapi kecantikan alaminya langsung menghiasi wajahnya yang imut.
" Ya sudah kamu pakai baju ini,disana ada ruang ganti kamu pakai ini." Laura memberikan gaun yang dia beli barusan dan juga sepatu miliknya yang kebetulan ada di dalam mobilnya.
" Bisa-bisa dia mengalahkan Renata bintang nomor satu di rumah bordir nanti,kecantikannya memang di tutupi kemiskinan nya selama." Ucap Laura dalam hati.Tiba-tiba saja dia ragu membawa Mira ke rumah Firza takut dia tersaingi nantinya tapi dia sudah terlanjur mengeluarkan uangnya.
" Oke kita berangkat sekarang,kamu siap-siap ya." Ucap Laura setelah itu dia membayar semua biaya Mira di salon setelah itu membawa Laura menemui maminya.(Mereka memanggil gigolonya sebagai mami.)
Di antar beberapa pria,Laura dan Mira memasuki rumah yang sangat mewah menjulang tinggi,Mira takut di dalam hati,dia tidak tau sahabatnya membawa dia entah kemana tapi rasa takutnya itu tiba-tiba lenyap begitu saja saat bayangan ibunya lewat di pikirannya.
" Semangat ini semua demi ibu,bahkan menjual ginjal ku pun aku rela asal ibu sembuh." Ucapnya dalam hati membuang rasa takut di hatinya.
" Silahkan kalian masuk ke dalam,mami Firza menunggu di dalam." Ucap salah satu pria setelah membuka pintu untuk mereka.
" Mami....Mam...." Panggil Laura dengan nada aneh menurut Mira.
" Kamu sudah datang?" Tanya seorang wanita seksi yang baru saja keluar dari kamar mandi.Mira yang melihat penampilan Firza sedikit malu,sampai saat ini dia belum sadar Laura sudah membawanya ke tempat yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.
🌹🌹🌹 bersambung 🌹🌹🌹
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!