NovelToon NovelToon

Tuan Daniel, Saya Sudah Move On

Bab 1 : Patah Hati

Kania turun dari pesawat tepat pukul 7 malam. Hari ini adalah hari ulang tahunnya, Ia sengaja terbang ke negara Wakanda untuk memberikan kejutan pada suami dan Putrinya.

Jadi Ia sengaja tidak memberitahukan kedatangannya kepada Mereka berdua.

Meskipun lelah setelah melakukan perjalanan udara selama hampir 5 jam dari Konoha menuju Wakanda, tapi karena rasa rindunya pada Suami dan Putrinya, semua lelah itu sama sekali tidak berarti bagi Kania.

Sesampainya Di rumah, Pelayan rumah itu, Bi Sari, cukup terkejut melihat kedatangannya yang tiba-tiba, namun tetap menyambutnya dengan ramah.

"Dimana Elisa?"

Tanya Kania dengan antusias. Bi Sari tersenyum kemudian menjawab,

"Diatas, pasti sedang bermain, karena besok hari Sabtu, jadi pasti non Elisa belum tidur karena besok libur sekolah"

Kania mengangguk, Ia menyerahkan kopernya untuk di bawa ke kamar, sementara Ia langsung naik ke lantai 1 menuju kamar Elisa.

"Elisa! Kejutan!"

Seru Kania bersemangat, sengaja tidak mengetuk pintu. Kania tentu terkejut. Namun hanya sekilas Ia melihat ibunya dan berkata,

"Mama?" itu saja. Kemudian Ia kembali sibuk dengan mainannya.

Wajah Kania seketika murung. Dengan sedih Ia pun berkata,

"Kamu nggak Kangen Mama?"

Namun Elsa hanya mendengus dan berbicara dengan ketus,

" Ma, Aku sedang sibuk membuat kalung manik-manik ini. Besok adalah hari ulang tahun Tante Serena, Aku dan Ayah sengaja mempersiapkan hadiah ini untuknya, jadi jangan ganggu Aku dulu ya Ma, Aku harus menyelesaikannya tepat waktu"

Kania mengepalkan tangannya erat-erat, wajahnya seketika menjadi pucat.

"Elisa, apa Kamu ingat hari ini hari apa?"

Kania masih mencoba, berharap Elisa ingat bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya.

Elisa menoleh ke arah Mama-nya, setelah ingat sesuatu, Ia mulai panik namun tidak menunjukkan ekspresi yang berarti. Alih-alih menghibur Mamanya, Elisa malah berkata dengan kesal,

"Mama jangan berisik terus kan Aku jadi salah memasang manik-manik ini, jadi jelek kan, huh"

Elisa langsung mengalihkan pandangannya dari Mamanya dan pura-pura fokus pada manik-manik yang tengah disusunnya itu.

Kania tidak ingin memaksa. Ia sudah terlanjur patah hati hanya dengan mengetahui bahwa putri yang ia besarkan sendiri, jauh sebelum Daniel bisa menerima Elisa, kini lebih mementingkan hari ulang tahun selingkuhan suaminya daripada Mamanya sendiri.

"Baiklah, Mama pergi. Maaf sudah mengganggumu"

Kania langsung meninggalkan kamar tanpa menunggu respon putrinya itu.

Sementara Elisa diam-diam merasa lega. Ia tahu ibunya kesal, tapi itu tidak penting baginya saat ini. Ibunya sangat menyayanginya, nanti saja Ia akan membujuknya setelah selesai merayakan ulang tahun Tante Serena. Ia yakin ibunya akan memaafkannya dan memanjakannya lagi seperti biasa.

Lagipula ada Ayahnya, Ibunya sangat patuh pada Ayahnya, mana mungkin Ibunya berani marah terlalu lama.

Kania masuk ke kamarnya dan Daniel. Ia sebenarnya ingin tinggal beberapa hari disini, tapi mengetahui sikap putrinya sudah seperti itu, Ia tidak lagi berminat.

Apalagi menaruh harapan pada Daniel, itu lebih tidak mungkin lagi.

Jadi, Ia memutuskan untuk kembali ke Konoha besok.

Sebelumnya, Ia masih memiliki setidaknya momen terakhir sebelum Ia kembali. Ia ingin menghabiskan sedikit waktu bersama Daniel dan Elisa untuk makan siang bersama.

Sejenak, Kania merasa ragu. Iapun melakukan panggilan telepon pada Daniel. Namun panggilan itu segera di tolak.

Tanpa membuang waktu, Kania mengirim pesan pada Pria yang berstatus sebagai suaminya itu.

[Besok siang bisakah kamu luangkan waktu untuk makan siang bersamaku dan Elisa?]

Selang beberapa menit kemudian,

[ Baiklah, dimana?"]

[ Aku akan kirimkan lokasinya]

[Ok]

Selesai membalas pesan, Kania meletakkan ponselnya diatas meja rias dan kemudian pergi mandi.

Keesokan paginya, saat terbangun, tidak ada orang di sampingnya, itu artinya Daniel tidak pulang ke rumah.

Meski sudah terbiasa, Kania tetap merasa kecewa.

Daniel tahu Ia datang ke Wakanda, jadi sengaja tidak pulang.

Kesalahpahaman di masa lalu tidak pernah bisa Ia perbaiki. Meski berulang kali Kania menjelaskan bahwa bukan Ia yang sengaja membuat Mereka tidur bersama hingga lahirlah Elisa, Daniel tidak percaya.

Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan itu, karena Mereka pun melakukannya setelah menikah.

Daniel dan Kania di jodohkan oleh masing-masing kakek dan nenek Mereka yang telah bersahabat sejak lama.

Entah apa ancaman dari Nenek dan Kakek Daniel, hingga Pria itu bersedia menikahinya.

Sebenarnya, setelah 3 tahun pernikahan, hubungan mereka sudah mulai membaik meskipun belum berada dititik harmonis. Namun tidak lama setelah itu, Serena kembali ke Wakanda setelah lulus pendidikan doktoralnya di luar negeri. Daniel bertemu dengannya, entah bagaimana ceritanya dan mereka pun semakin dekat, bahkan dua tahun terakhir ini, hubungan mereka sepertinya semakin romantis, bahkan Daniel menunjukkan kemesraannya di depan publik.

Jangan heran, meskipun sudah menikah selama 7 tahun, tidak ada yang tahu tentang pernikahannya dengan Daniel, termasuk keberadaan Elisa. Itu mungkin menjadi salah satu syarat Daniel menikahinya. Jadi pernikahan Mereka memang tidak dipublikasikan.

Tapi, keluarga Serena tidak mungkin tidak tahu, Karena Ayahnya dan Ayah Serena adalah satu orang. Arga Gunawan pasti sudah tahu bahwa Daniel Salim adalah suami dari putrinya yang lain.

Ayah yang berselingkuh, kemudian menjadikan putri kesayangannya selingkuhan dari putrinya yang lain, sifatnya itu patut diacungi jempol. Sungguh brengsek.

Kania tidak membuang waktu, Ia melihat jam sudah menunjukkan waktu pukul 7 pagi, Ia pun bergegas mandi, kemudian turun ke bawah untuk sarapan. Ia melihat Elisa sedang sarapan.

Kania mencoba menekan emosinya kemudian berkata dengan lembut,

"Mama yang antar Kamu ke sekolah ya"

Sadar akan kesalahannya kemarin dan tidak ingin membuat Ibunya curiga karena selama ini Ia selalu diantar Ayahnya bersama dengan Serena, Elisa mengangguk setuju tanpa bersuara.

Kania tahu putrinya terpaksa menerima tawarannya. Tapi, ini untuk terakhir kalinya sebelum Ia kembali ke Konoha. Jadi Ia tidak ingin menyia-nyiakan waktunya yang sedikit ini.

Selesai mengantar ke Sekolah, Kania kembali ke Villa.

Pada Siang harinya, saat Ia hendak pergi ke Restoran yang sudah Ia pesan untuk makan siang bersama, tiba-tiba asisten Daniel menelepon,

"Maaf Bu, Pak Daniel ada pertemuan mendadak, jadi tidak bisa makan siang bersama"

Sebelum Kania menjawab, panggilan sudah terputus.

Selalu seperti ini. Daniel akan membatalkan janji dengannya seenak hati tanpa memikirkan perasaannya.

Namun Kania tetap pergi ke Restaurant tempatnya membuat janji. Intuisinya mengatakan bahwa Ia harus pergi kesana.

Sesampainya disana, Ia memarkirkan mobilnya dan hendak memasuki Restaurant Ia melihat pemandangan yang memang seharusnya Ia lihat.

Daniel, Elisa dan Serena tengah makan bersama, di meja makan ada kue ulang tahun yang indah. Mereka bertiga makan di lantai satu dekat dengan jendela kaca, Jadi, Ia bisa melihatnya dari jauh.

Melihat Mereka bertiga begitu bahagia, rasa sesak memenuhi dadanya.

Kania tersenyum pahit diiringi tetesan air mata di pipinya, namun dengan cepat Ia menghapusnya.

Kania berbalik, meninggalkan restaurant itu dengan cepat, tanpa menoleh ke belakang.

Ia sudah memutuskan sesuatu. Tidak ada gunanya mempertahankan semua kekonyolan ini. Perpisahan adalah jalan yang terbaik.

Kania pun kembali ke Villa untuk mengambil barang-barangnya dan kembali ke Konoha.

Setelah itu, Ia akan mengirimkan surat cerai pada Daniel.

Biarlah mereka bertiga bahagia. Ia akan mundur dan memulai hidupnya sendiri, mencintai dirinya sendiri dan hidup untuk dirinya sendiri beserta keluarga besarnya yang telah lama menderita.

Saatnya mengakhiri semua penderitaan ini.

Bersambung

Bab 2 : Kembali

Tepat pukul 8 malam, Daniel dan Elisa kembali ke Villa.

Elisa sedikit enggan untuk masuk ke dalam villa karena Ia ingat bahwa ibunya ada di rumah saat ini.

Apalagi Ia dan Ayahnya berencana untuk jalan-jalan bersama Serena besok.

Elisa tahu bahwa Kania tidak menyukai Serena, jadi Ia yakin bahwa ibunya mungkin akan memaksa ikut.

Mengingat itu, perasaan Elisa jadi kacau, Ia yang tengah berjalan seraya menggenggam jemari Daniel tiba-tiba menghentikan langkahnya.

Daniel ikut berhenti kemudian berjongkok memandang putrinya, wajah Elisa muram.

"Ada apa?"

"Mama ada disini sekarang, Aku malas bertemu dengannya, Mama selalu melarang ku ini dan itu. Aku takut kalau mama memaksa ikut kita besok"

"Tidak akan. Mama tidak akan berani"

Jawab Daniel dengan yakin.

Melihat wajah Ayahnya yang tenang, Elisa merasa lebih baik. Benar juga, Ibunya sangat patuh pada Ayahnya. Jika Ayahnya tidak mengizinkannya untuk ikut, Ibunya mana berani.

Elisa pun tersenyum kemudian mengangguk.

"Tuan dan Nona Elisa sudah kembali?"

Ucap Bi Sari seraya membukakan pintu.

Daniel mengangguk. Kemudian bertanya dengan dingin,

"Apa Dia di kamar?"

"Maksud Anda, Nyonya Kania?"

Daniel mengangguk

"Nyonya tidak memberitahu Tuan? Beliau sudah pergi tadi siang, dan... Beliau terlihat marah saat pergi"

"Marah?"

Daniel tersenyum. Kania berani marah padanya? Tidak mungkin.

Sementara Elisa diam-diam terkejut mendengar Ibunya sudah pergi begitu saja, tanpa pamit dengannya. Sejujurnya Ia baru merasa jika ditemani ibunya sambil menikmati pijatan lembut ibunya sepertinya lumayan juga, apalagi kemarin Ia lelah karena seharian menyusun manik-manik untuk membuat hadiah ulang tahun Serena.

Begitu mendengar Ibunya sudah pergi, Ia pun sedikit kecewa. Tapi ada bagusnya, jadi Ia tidak perlu merasa takut Ibunya akan minta ikut Dia dan Ayahnya jalan-jalan bersama Serena besok pagi.

Daniel dan Elisa pun masuk ke kamar masing-masing seperti tidak terjadi apa-apa.

Saat kembali ke kamarnya, Ia menyadari bahwa kamar itu masih rapi seperti tidak tersentuh siapapun.

Melihat itu Daniel tersenyum.

'Rupanya Dia cukup tahu diri' Pikirnya.

Sementara di Konoha, Kania baru saja sampai di rumah peninggalan orang tuanya yang saat ini di tinggali oleh Ibu, Paman dan Bibi nya.

Begitu Dia datang Pamannya Malik Ishaq tentu terkejut. Namun Kania terbiasa jujur pada Pamannya itu. Malik adalah adik kandung Karen Ishaq, Ibunya yang kini terbaring sakit selama bertahun-tahun akibat ulah keluarga Gunawan dan Keluarga Wicaksono.

Keluarga Gunawan tak lain adalah keluarga Ayahnya, sementara Keluarga Wicaksono adalah keluarga dari Istri baru Ayahnya, Rina Wicaksono.

Perbuatan kejam Mereka kepada Karen tidak akan pernah Kania lupakan.

"Aku memutuskan untuk bercerai dengannya Paman"

Ucap Kania begitu duduk di meja makan.

Malik dan Istrinya tersentak, namun sejurus kemudian mereka justru menarik nafas lega.

"Sejujurnya Aku ingin menyarankan itu sejak lama. Tapi melihat Kamu begitu mencintainya, Aku dan Bibimu mana tega"

"Maaf..."

"Tidak, Ini sudah benar. Sudah cukup benar. Lalu apa selanjutnya rencanamu?"

"Aku sudah membuat surat gugatan cerai dan akan mengirimkannya padanya besok. Sekaligus mengirimkan surat pengunduran diriku di Perusahaan Daniel. Kemudian aku akan kembali ke Guardian Group, melanjutkan karir dan impianku disana"

"Nak... Bagus.. Bagus sekali. Maafkan Paman karena belum bisa mengembalikan kejayaan perusahaan Kita. Paman sungguh tidak berbakat dan..."

"Tidak Paman, Paman sudah mengusahakan yang terbaik. Perusahaan Keluarga Ishaq masih bisa berjalan melewati keterpurukan beberapa tahun lalu, itu berkat Paman. Aku akan berusaha sebaik mungkin di Guardian, agar Aku bisa membantu Permodalan Perusahaan Ishaq"

"Ya... Tapi jangan terlalu memaksakan diri. Kamu harus menyesuaikan diri terlebih dahulu karena Kamu... pensiun terlalu lama"

Ucap Malik seraya terkekeh. Kania tersenyum, Ia menyadarinya. Memang butuh waktu, Tapi Ia bukan orang yang membutuhkan waktu lama untuk belajar.

Sesudah pembicaraannya dengan Pamannya, Kania naik ke atas untuk pergi ke kamarnya. Namun alih-alih beristirahat, Kania membuka Laptopnya dan mengirim surat pengunduran diri ke alamat email Asisten Pribadi Daniel, kemudian mengirimkan gugatan cerainya langsung ke Pengacara Daniel.

Setelah itu, Kania menghubungi Alex Noerdin, Kakak kelas yang kemudian menjadi sahabat sekaligus partnernya saat mendirikan Guardian 9 tahun lalu.

" E-yo... Kania Ishaq menghubungiku tiba-tiba setelah sekian lama.."

"Ayolah Kak, tidak selama itu, Aku masih menelpon mu 2 bulan lalu"

"Ya, Dua bulan"

"Hihi , Kau tahu Aku sibuk"

"Tentu saja. Jadi?"

"Hmm Kamu memang paling pengertian. Kak, Aku akan kembali. Bantu Aku dapatkan undangan Seminar Nasional AI program Minggu depan"

"Jangan bercanda, Ini sudah tidak lucu"

"Aku serius. Aku akan menceraikan Daniel"

"Tunggu, Apa? Kenapa? Maksudku ini sangat mendadak"

"Dia.. Berselingkuh, dengan Serena"

"Gila!"

"Ya, itu sebabnya Aku merasa bodoh sekarang"

"Tidak, itu tidak benar, Kau bodoh sejak dulu"

"Kak?!!"

Kania merengek. Yah, Hanya pada Alex Ia menunjukkan sisinya yang kekanak-kanakan seperti ini.

"Aku serius. Kalau saja Kau tidak terbutakan oleh cinta monyetmu dulu, Akan jamin Perusahaan Kita pasti sudah sangat terkenal, dan Kita bisa menjadi Pasangan Billionaire sekarang"

"Yah, Aku tahu. Aku mengaku salah. Jadi, Apa aku masih diterima?"

"Tentu saja! Ini perusahaanmu! Tapi, apa Kamu tidak perlu waktu sebentar untuk mempelajari perkembangan teknologi saat ini? Kamu pensiun terlalu lama "

Kania menghela nafas, Kata-katanya persis seperti Pamannya. Mereka berdua benar, tapi...

"Kak, Kau tahu Kemampuanku..."

"Ah, benar sekali. Adikku ini memang sangat berbakat. Baiklah Kapan Kau akan kembali?"

Mendengar Ucapan Alex, Kania tentu senang.

"Tunggu orang yang menggantikanku di Salim Group datang dulu. Baru setelah itu Aku akan segera kembali. Tapi Aku sudah menemukan Proyek baru untuk Perusahaan Kita"

"Benarkah?"

"Yah, Bisakah Kakak bantu Aku untuk berbicara dengan guru?"

"Guru? Tentu. Aku akan segera memberitahunya. Jika dia sudah bisa di hubungi Aku akan mengabari Kamu"

"Baik Kak, terima kasih atas bantuanmu. Kamu memang yang terbaik"

"Sudahlah, jangan sungkan, Kamu bisa mengandalkanku kapan saja"

Panggilan berakhir, Kania pun bersiap untuk beristirahat.

Ia melihat gawainya, biasanya Ia akan menghubungi Elisa setiap pagi dan menjelang tidur.

Kali ini, Kania kehilangan minatnya

Ia pun memutuskan untuk langsung tidur saja tanpa menghubungi putrinya itu.

Lagipula, Kania tahu bahwa Elisa tidak suka mengobrol dengannya, jadi Kania tidak perlu lagi memaksanya dan pada akhirnya menyakiti diri sendiri.

Bersambung....

Bab 3 : Mereka Kembali Ke Konoha

Pagi itu Kania tetap kembali ke kantor Salim Group. Namun Ia terlihat lebih santai dan cuek dibandingkan biasanya.

Meskipun di Kantor ini, asisten Daniel yang bernama Fahri mengetahui pernikahannya dengan Daniel, tapi Fahri juga tahu bahwa Daniel tidak menyukai Kania, bahkan membencinya.

Makanya, Orang itu sama sekali tidak bersikap hormat padanya. Sama sekali. Namun karena Kania benar-benar tulus, Ia tetap menunjukkan ke ramah-tamahannya pada semua orang di sekitar Daniel, Ia ingin Daniel melihat sisi terbaiknya.

Setelah dipikir-pikir, Kania merasa sangat konyol. Dia Bertanya-tanya pada dirinya sendiri, Dimana kecerdasannya tertinggal? Di kulkas? Kenapa dia jadi sebodoh itu? Semakin dipikirkan Kania semakin malu.

"Apa Kamu dibayar untuk melamun?"

Panjang umur. Asisten keparat itu datang. Kania memejamkan matanya untuk meredam emosi.

"Maaf, tapi orang yang sedang diam bukan berarti sedang melamun. Pekerjaanku sulit, Kau tahu itu. Hampir semua tugas kesekretariatan di serahkan padaku. Aku memeras otak lebih keras daripada yang lain"

Kania tersenyum. Senyumannya syarat akan sindiran.

Fahri terkejut melihat perubahan Kania, Perempuan ini biasanya hanya akan segera meminta maaf jika di tegur, tapi kenapa tiba-tiba.

"Ada pekerjaan tambahan untukku?"

"Ehem.. Tidak, silahkan lanjutkan pekerjaanmu"

Fahri sedikit salah tingkah dan pergi begitu saja. Kania hanya tersenyum sinis

'Dasar boti'

Sementara itu di Wakanda,

Elisa begitu terburu-buru pergi pagi-pagi sekali untuk pergi bermain bersama dengan Serena, Sampai bi Sari harus berlarian mengejarnya karena Elisa tidak menghabiskan sandwichnya.

"Nona muda, Tidak perlu terburu-buru begini, Anda baru saja makan sedikit, habiskan dulu sarapannya"

"Tidak Bibi, Aku sudah kenyang. Pergilah"

Elisa menjadi kesal. Jarang-jarang Ibunya tidak mengganggunya dengan telepon di pagi hari, Jika Ia tidak segera pergi, maka Ia harus meluangkan waktu yang lama untuk mengobrol dengannya. Dan Elisa tidak mau, Ia pasti akan sangat bosan dan bisa terlambat untuk bertemu Serena.

Melihat tingkah Putrinya, Daniel yang baru saja keluar dari pintu utama hanya tersenyum tipis. Ia kemudian meminta bi Sari untuk meninggalkan Elisa.

Bi Sari pun dengan patuh melakukan perintah Tuannya dan kembali masuk ke dalam rumah.

"Kenapa buru-buru sekali. Ini masih Pagi, Tante Serena mungkin belum bangun"

"Tidak apa-apa Ayah, Ayo kita segera jemput Tante, Aku kangen"

"Baiklah, Ayo pergi. Mmm.. Mamamu tidak menelepon?"

Daniel bertanya karena sepertinya Ia tidak mendengar Elisa mengobrol di telepon seperti biasanya di pagi hari ini.

"Tidak Ayah, Mama pasti sedang sibuk. Aku sangat senang, jarang-jarang Mama sibuk seperti ini"

Mendengar jawaban putrinya, Daniel sedikit mengerutkan keningnya.

Ia tentu terkejut mendengar jawaban Elisa, Karena Kania tidak mungkin tidak melewatkan kesempatan untuk mengobrol dengan Elisa.

Tapi, Mungkin saja benar apa yang dikatakan oleh Elisa, Kania pasti sedang sibuk.

Daniel pun tidak terlalu Memperdulikan nya. Ia kemudian segera menyalakan mesin mobil dan melaju meninggalkan rumah itu untuk menjemput Serena.

*****

"Ada apa denganmu? Kenapa terlihat sedih?"

Tanya Daniel begitu sampai di rumah setelah seharian bermain dan jalan-jalan bersama Serena dan Elisa.

"Ayah, Tante Serena akan pindah ke Kota Konoha, Kenapa? Aku akan kehilangan Tante, Aku tidak mau, Ayah!"

Elisa pun mulai terisak-isak. Daniel menggelengkan kepalanya dan mengelus rambut putrinya dengan lembut.

"Jangan khawatir, Kita juga akan pindah kesana"

"Apa?? Benarkah? Ayah nggak bohong? Kenapa tadi Tante Serena nggak bilang?"

"Ya, ini kejutan. Tante Serena belum tahu"

"Yeayyy!! Aku tahu, Aku tahu! Tante Serena pindah kesana makanya Ayah juga pindah kan?"

Seru Elisa begitu gembira. Daniel mengangguk.

"Aku sayang Ayah!!! Ayo kita beritahu Tante Serena "

"Baiklah, Terserah Kamu saja, Kamu hubungi tante Serena"

"Oke Ayah!!!"

"Baiklah, naiklah ke Kamarmu, Bi Sari akan membantumu mandi dan tidurlah lebih awal. Karena besok Kita akan pergi ke Konoha"

" Baik Ayah!" Elisa memeluk Ayahnya kemudian dengan riang naik ke atas menuju Kamarnya.

Sementara Daniel menuju ruang kerjanya untuk menyelesaikan sebagian pekerjaannya sebelum kembali ke Konoha.

Ia melihat ada beberapa email yang masuk. Salah satunya dari Kania?

Daniel mengernyit. Kalau ada hal penting, kenapa tidak menghubunginya saja.

Daniel pun mengabaikan email itu dan membuka email yang lainnya dari client-clientnya.

Sampai pagi harinya tiba.

Elisa sedang bermanja-manja di pelukan Serena, Sementara Daniel sibuk bertelepon.

Semua orang yang berada di ruang tunggu VIP itu melihat mereka bertiga dengan tatapan iri.

Si Pria tinggi dan tampan rupawan.

Si wanita juga cantik dan penampilannya menawan.

Sementara ada anak kecil diantara Mereka yang sangat lucu dan manis.

Benar-benar keluarga idaman yang tampak sangat harmonis.

"Tante, Aku senang sekali bisa terus dekat dengan Tante!"

"Tante juga, Elisa sangat imut dan manis, Tante sangat gemas!"

"Terima kasih Tante, Aku sayang sekali sama Tante Serena!"

Serena tersenyum manis, namun senyumnya itu mengandung kepuasan yang tidak terbendung.

'Kania, Suamimu tergila-gila padaku, Anakmu begitu menyukaiku. Aku ingin lihat bagaimana hidupmu setelah ini'

Serena membatin.

Sementara itu Kania tengah melakukan panggilan Video dengan gurunya. Profesor Hasan. Profesor Hasan adalah tokoh yang sangat penting dalam dunia tekhnologi dan kecerdasan buatan di negara Konoha, bahkan begitu di segani di luar negeri karena berhasil membangun raksasa teknologi negara Konoha yang sangat bermanfaat dalam berbagai aspek, seperti pendidikan, manufacturing serta dalam bidang pertahanan dan keamanan negara yaitu kekuatan militernya.

Bahkan Profesor Hasan bisa menjadikan Konoha pelopor untuk menguasai berbagai produksi kecerdasan buatan serta perlahan melepaskan ketergantungan dari kebutuhan import dari luar negeri untuk berbagai perangkat lunak dan perangkat keras untuk berbagai produk elektronik, ponsel pintar, bahkan otomotif.

Itu sebabnya, Beliau menjadi salah satu pahlawan negara dan dilindungi oleh pemerintah karena bakat dan kecerdasannya yang langka.

Begitu pula dengan murid-muridnya. Murid profesor Hasan tidak banyak, bahkan setelah kepergian Kania, Profesor Hasan tidak memiliki murid baru yang berbakat. Alex termasuk murid Profesor Hasan yang cukup dikenal. Apalagi setelah peluncuran G-I-P yang merupakan terobosan software paling menggemparkan 8 tahun yang lalu atas nama perusahaan Guardian Group.

Padahal G-I-P merupakan hasil ciptaan dari Kania. Alex hanya bagian kedua untuk penyempurnaan hingga peluncurannya.

Jika saja Kania memiliki ambisi untuk terus berkembang, Ia mungkin sudah sejajar dengan Prof. Hasan.

Bagaimana tidak, Ia menciptakan G-I-P saat usianya masih 17 tahun!

"Kau yakin akan melanjutkan karirmu? Kamu tertinggal cukup jauh Kania"

Profesor Hasan berkata dengan terus terang. Inilah sifat seorang Profesor Hasan . Tegas, dingin, tidak suka basa basi.

"Saya tahu Prof. Maafkan Saya."

"Apa gunanya minta maaf. langsung saja, Apa yang bisa kamu tunjukkan padaku"

Kania menghela nafas.

" Saya sudah membuat ide proyek baru setelah beberapa hari ini mempelajari perkembangan teknologi saat ini. Saya mohon guru... Guru bersedia menilainya untuk Saya. Jika menurut Guru itu layak, Saya dan Kak Alex akan segera merealisasikannya"

"Ok. Kirimkan Makalahnya padaku. Aku akan memeriksanya. Ku kabari besok"

"Baik guru. Te-terima kasih"

Kania terbata, matanya berkaca-kaca karena terharu. Ia tidak menyangka Gurunya bisa memaafkannya semudah ini. Meski wajah dan sikapnya sangat garang, Profesor Hasan paling menghargai nya. Ia tahu itu.

"Tidak masalah. Setidaknya, Aku senang karena Kamu sadar akan kemampuanmu. Aku menunggumu selama ini. Dan Akhirnya Kamu kembali. Selamat datang. Jangan kecewakan Aku lagi"

"Saya berjanji Guru"

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!