Under Pressure [BL]
UP • 1
Dunia ini tidak pernah adil bagi mereka yang terlahir kosong.
Tanpa salah satu dari delapan elemen utama—cahaya, bayangan, air, api, tanah, tumbuhan, angin, atau petir.
Mereka hanyalah noda di antara anugerah yang dipercaya datang dari para dewa.
Setiap manusia di dunia ini lahir membawa satu elemen bawaan.
Sebuah hadiah suci yang tak hanya menjadi lambang kehormatan, tetapi juga menentukan derajat, jalan hidup, dan masa depan mereka.
Bahkan sejak masih dalam kandungan, sebagian bayi telah menunjukkan tanda elemen melalui denyut magis yang samar.
Bagi yang lambat, kekuatan itu biasanya bangkit sebelum usia tujuh belas tahun.
Jika lewat dari itu, dunia akan mengubur mereka hidup-hidup dalam pandangan jijik, umpatan, dan hinaan yang tak pernah habis.
Itulah sebabnya bagi mereka yang lahir kosong, tak ada ruang untuk bernapas.
Tak ada tempat untuk pulang.
Dan di mata dunia, mereka tak punya alasan untuk tetap hidup.
Kamar itu sempit dan lembab.
Dindingnya menghitam oleh lumut di sudut-sudut yang jarang tersentuh cahaya, dan mulai retak di beberapa bagian.
Satu-satunya jendela di sana pun terlalu kecil, hanya cukup besar untuk memperlihatkan sebagian bulan di langit.
Namun bagi Rayan, ini adalah satu-satunya tempat di rumah ini di mana dia bisa menangis tanpa dilihat.
Setidaknya itulah yang ingin dia percayai.
Karena di dalam hatinya, ia tahu kalau dinding rumah ini punya mata dan telinga.
Setiap waktu dia selalu diawasi dan didengar oleh mata dan telinga yang tak terlihat.
Rayan berlutut di atas lantai yang keras dan dingin.
Tangannya menggenggam erat, gemetar, menahan rasa putus asanya.
Air mata menuruni pipinya.
Dia tidak tahu kepada siapa dia berdoa. Tidak pernah ada yang pernah mengajarinya tentang itu.
Tapi entah kenapa malam ini, ia berharap sesuatu di luar sana.
Sesuatu yang bisa memberi harapan atau keajaiban untuknya.
Rayan
A-apa yang harus a-aku lakukan...
Rayan
Umurku... akan tujuh belas tahun tapi...
Rayan
Aku... tak punya tanda elemen...
Rayan
Sedikit pun... tidak... setitik pun... itu tak ada...
Tangannya berpindah menekan dadanya, mencoba menenangkan detak jantung yang terasa terlalu keras.
Rayan
O-orang-orang jahat...
Rayan
Mereka semua bilang aku... kosong...
Rayan
Aku...tak punya apa-apa...
Rayan
Mereka berkata...aku tak pantas hidup...
Rayan
Aku juga... tak ingin ini... siapa yang ingin tak punya apa-apa...
Rayan
Kenapa aku dibenci.... karena aku tak punya elemen apapun?
Dia menarik napas panjang.
Dan melihat ke arah bulan.
Cahaya bulan yang jauh itu terasa seperti mengejeknya.
Rayan
Lalu... para tuan...
Rayan
Para tuan... kakakku....
Rayan
Aku tak tau... kenapa mereka seperti itu....
Rayan
Mereka bilang mencintaiku tapi...
Itu sakit....
Rayan
Cinta mereka selalu... terasa menyakitkan...
Rayan
Apa... mereka sungguh mencintaiku?
Rayan
Matahari... bulan... atau apapun di luar sana...
Rayan
Tolong katakan... apa aku ini bukan kesalahan?
Tapi tak akan ada siapapun yang menjawab pertanyaan itu.
UP • 2
Rayan masih berlutut di lantai. Tiba-tiba terdengar suara.
Suaranya berasal dari ruangan jauh. Tapi bisa terdengar langsung ditelinganya.
Itu karena kekuatan salah satu tuannya. Sang pengendali angin.
Ia berlari keluar kamar, melewati lorong panjang dan sunyi yang seolah memerhatikannya.
Karena sepinya lorong itu, tiap langkahnya jadi terdengar berisik.
Dia berjalan cepat. Karena ada aturan tak boleh berlari di lorong.
Aturan yang dibuat untuk menjaga ketenangan di rumah ini.
Tapi itu sangat tak cocok dengan Rayan yang selalu harus datang cepat saat dipanggil.
Nafasnya terengah tapi tetap menjaga kecepatan menuju ruang utama.
Tempat di mana para tuannya sedang menunggunya.
Rayan
Aku harus lebih cepat...
Rayan
Mereka akan marah jika aku terlambat...
Saat pintu berat itu terbuka, Rayan langsung merinding.
Di depannya, delapan pasang mata menatap ke arahnya.
Mata yang selalu menilainya, memilikinya, dan siap menghukumnya.
Rayan menahan napas dan langsung berlutut di lantai.
Kepalanya menunduk rendah sampai hampir mencium lantai.
Dalam ruangan itu, kesunyian terasa lebih menyiksa dari teriakan mana pun.
Rayan tahu, salah sedikit saja itu bisa menjadi alasan bagi mereka untuk menghukumnya.
Dan mereka tak pernah butuh alasan besar untuk menyakitinya.
Nox
Beraninya kau mengabaikan panggilan?
Rayan
Aku… aku tidak berani.
Rayan
T-tolong… maafkan aku tuan…
Rayan semakin ketakutan ketika mendengar suara langkah kaki yang mendekat.
Nox
Sepertinya… kau harus kuhukum.
Rayan
T-tidak… kumohon Nox…
Tidak, dia sudah salah bicara.
Dalam sekejap, jarinya melingkar di leher Rayan, menekan keras.
Napas Rayan terputus. Tenggorokannya tercekik.
Tangannya refleks memegang tangan Nox, meski ia tahu tak mungkin melawan.
Kata-kata itu langsung terputus.
Bibir Nox menekan bibirnya begitu kuat dan kasar.
Sebelum sempat menghindar, bibir bawahnya digigit.
Karena mulutnya terbuka, lidah Nox menyusup masuk.
Menari liar tanpa memberi kesempatan untuk bernapas.
Tiap gerakannya penuh tuntutan dan kepemilikan.
Rayan
Nnh... mm... ngh...!
Dia tak beri jeda hingga suara basah memalukan terdengar di seluruh ruangan.
Tangan Nox yang lain menahan tengkuk Rayan.
Tak ada jalan untuk melawan, tak ada celah untuk menolak.
Rayan
Nnh... ngh... mnh... mm—
Tubuh Rayan gemetar. Air matanya jatuh. Dia hampir kehabisan napas.
Dan di sekeliling mereka, tujuh pria lainnya hanya diam.
Memperhatikan di tempat mereka
Karena ini bukan hal yang baru
Justru hal normal yang biasa mereka lihat setiap harinya
Thorne
Kita memanggilnya bukan untuk itu.
Nox menarik diri perlahan. Dan akhirnya melepaskan tangannya dari Rayan.
Rayan
Ah... haah... ngh...
Rayan mencoba bertahan menarik udara sebanyak-banyaknya.
Air liur menetes di sudut bibirnya
Lehernya memerah begitu mencolok seperti kalung siksaan
Rayan
(aku... tidak boleh...)
Rayan tak boleh menangis, kalau tidak hukuman lain akan datang.
Karena dia tahu ini baru awalnya.
Dia harus bersiap, entah apa perintah berikutnya
UP • 3
Tapi jelas tuannya tak ingin memberinya waktu bernafas
Thorne
Sebentar lagi kau akan lulus.
Thorne
Selain itu... kau juga akan menginjak usia 17 tahun.
Thorne
Kau tau artinya itu bukan?
Nox
Heh, katakanlah jika kau tau
Tapi Rayan terdiam menggigit bibirnya
Lux
Batas waktu yang diberikan pada seseorang.
Lux
Batas dari orang berlabel 'kosong' untuk hidup.
Lux
Batas waktu sampai tanda elemen muncul di dirimu, dan menentukan kau layak hidup atau tidak.
Lux
Aku membantumu karena kau terlihat kesulitan menjelaskan.
Zeph
Konyol, siapapun juga sudah pasti tahu hal itu tanpa perlu dijelaskan.
Kael
Yah, apalagi orang berlabel 'kosong' itu sendiri
Aqueel
Tak perlu dibilang juga tau
Sylvo
Tapi yah, beberapa hal memang harus dijelaskan berulang kali agar bisa di pahami
Thorne
Yah...setidaknya semua orang di dunia ini pasti paham.
Thorne
Kau bisa keluar masuk kediaman ini.
Thorne
Tapi kau tahu kenapa tak pernah menyandang nama keluarga Elvaire?
Rayan
Itu... k-karena aku... orang yang tidak berguna.
Zeph
Hahaha... lucu sekali
Lux
Jangan begitu, setidaknya dia sadar diri
Rayan melihat mereka semua
Mereka semua adalah Elvaire—Keluarga terkuat, keturunan agung yang dikenal publik sebagai penjaga negeri dan pahlawan di mata orang-orang.
Tapi bagi Rayan mereka adalah jeruji berlapis emas.
Penjara sesak yang merengut segalanya darinya. Atas nama keluarga.
Nox
Apa yang akan dilakukan orang tidak berguna sepertimu di keluarga ini?
Zeph
Yah. Kau bahkan tak punya elemen.
Kael
Jika kau keluar dari rumah saat usia 17 tahun....
Kael
Aku yakin kau akan menjadi umpan untuk monster.
Dunia di luar sana dipenuhi makhluk buas, manusia liar, dan tatanan sosial yang kejam. Seseorang tanpa elemen tidak akan bisa bertahan kurang dari sehari.
Kael
Yah, itu hanya terjadi jika kau keluar dari rumah.
Setelahnya mereka tertawa.
Semua kalimat mereka sejak awal punya makna yang jelas
"Selama kau tinggal di sini, kau tidak akan dilempar ke dunia luar. Tapi kau harus terus patuh. Terus bergantung. Tetap jadi boneka yang manis untuk delapan tuanmu."
Rayan menunduk, tangannya gemetar
Itu memang bukan pertanyaan tapi dia tahu kalau dia harus menjawab
Tapi Rayan tak bisa menjawabnya
Dan delapan mata itu diam menatapnya. Menunggu jawaban
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!