NovelToon NovelToon

SOUL LAND: KAISAR IBLIS

Bab 1 Reinkarnasi

Semua orang takut pada kematian. Apa yang ada setelah kematian? Bagi orang masih hidup itu adalah tanda tanya besar. Hanya ada kegelapan tanpa akhir sampai sesuatu muncul, pada jiwa yang sudah tidak sadar.

[Sistem menemukan host].

[Memuat!!].

[Mengirim host ke dunia soul land].

Setelah itu hanya cahaya bersinar terang seperti sebuah matahati. Jiwa mati laki-laki tadi perlahan menghilang menuju dunia fantasy dimana para dewa, cincin roh dan kekuatan roh itu nyata.

"uhuk" Batuknya keras.

Kepalanya berdenyut keras merasakan rasa sakit hebat, setelah beberapa menit rasa sakit di otaknya perlahan lahan menghilang. Matanya berkedip beberapa kali, dimana dia? Hal teringat adalah kecelakaan mobil.

[Selamat datang di soul land].

"Hah?. Benda apa ini? Hologram? Seperti di dalam manhwa" tanya nya entah pada siapa. "Kau bilang soul land? Itu donghua yang pernah ku tonton saat covid" Lanjutnya.

[Sistem berkata: ia tau host terkejut, tapi inilah kenyataannya].

[Sistem meminta host untuk memberikan nama untuk diri sendiri].

"Kau benar. Seharusnya aku senang masih hidup walaupun didunia lain, bagaimana dengan Antares?" Tanya nya pada sistem.

[Sistem berkata: nama itu tidak cocok karena sangat berbeda logat dengan nama didunia soul land].

"Merepotkan sekali" Gumamnya berpikir keras, sampai mendapatkan satu nama. "na jaegyeon, panggil saja begitu" Lanjutnya berucap.

Itu nama dari salah satu karakter manhwa yang namanya cukup keren dan tak pasaran. Mulai sekarang ia akan memakai nama itu didunia ini, setidaknya sampai menemani nama yang cocok.

"Baiklah, sekarang apa yang harus ku lakukan?" Tanya Na jaegyeon.

[Sistem memberi Dua pilihan untuk host].

[Pertama menjadi karakter pendukung karakter utama].

[Kedua menjadi perusak cerita].

"Pilihan yang sulit yah" ucap na jaegyeon memandang bulan. "Dikehidupan sebelumnya aku selalu berusaha untuk menjadi sempurna" Lanjutnya.

Bukan berarti na jaegyeon tidak pernah bahagia. Tapi setelah dewasa hubungan keluarga retak, ia juga hanya menjadi orang biasa dengan menyimpan mimpi besar. Baginya ini adalah kehidupan kedua untuk mendapatkan apa yang tidak pernah ia dapatkan.

"Aku ingin menjadi nomor satu. Bahkan jika berarti menjadi raja iblis yang menetang dewa" ucap na jaegyeon. "Mulai sekarang aku adalah hidup dengan peraturan ku sendiri, bukan peraturan orang lain" Lanjutnya.

Guntur tiba-tiba berbunyi keras di langit dan hujan turun begitu deras. Itu bukan sebuah ucapan biasa, itu adalah Deklarasi yang akan menguncang soul land, jika ia mengatakan akan menjadi Raja iblis yang menetang dewa.

[Sistem menonaktifkan perasaan tak bersalah].

"Meskipun pernah menonton itu sudah beberapa tahun lalu, aku benar-benar kurang yakin pada ingatan ku ini" ucap na jaegyeon. "Berada di level berapa aku ini?" Lanjutnya bertanya.

Di soul land ada namanya level, dimana level manusia limit pada 99 sedangkan untuk naik ke level 100 membutuhkan warisan dewa atau menjadi dewa itu sendiri. Cincin roh digunakan pada puluhan, contohnya saat di level sepuluh kau perlu cincin roh untuk naik ke level sebelas.

[Host berada di level sepuluh].

"Oke, itu lumayan. Menjadi kuat dalam waktu instan tidak akan menyenangkan" ucap na jaegyeon. "Lalu berada di waktu apa, aku berada saat ini?" Lanjutnya bertanya lagi.

[Satu tahun sebelum tang shan bertemu xiao Wu].

"Ayo temui dia" ucap na jaegyeon.

[Sistem menyarankan untuk mendapatkan cincin pertama terlebih dahulu].

"Bukanlah akan menyedihkan jika aku melawan tang shan, saat aku memiliki cincin roh. Aku akan mengalahkannya, menggunakan tubuh tanpa kekuatan" ucap na jaegyeon.

Tang shan sekarang seperti anak harimau, dia belum terlalu kuat dan na jaegyeon merasa mendapatkan cincin roh untuk melawan tang shan saat ini, benar-benar tindakan pengecut.

Lagipula na jaegyeon memiliki keahlian beladiri modern, dirasa itu sudah cukup untuk melawan seorang anak kecil yang baru membangkitkan roh pelindungnya. Meksipun tang shan memiliki dua roh pelindung sekaligus.  Palu hao tian tetaplah roh pelindung terkuat di benua jiwa ini.

"Selama tang hao tidak muncul, kurasa itu sudah cukup" ucap na jaegyeon. "Aku akan membunuh karakter utama" Lanjutnya berambisi.

[Sistem memperingati host].

[Saat ini host tidak memiliki kemampuan apapun].

Bisa dibilang saat ini na jaegyeon hanyalah manusia biasa. Tidak memikirkan kemampuan apapun atau kekuatan super apapun, tapi itu tidak masalah karena selesai berurusan dengan tang shan muda maka ia akan mulai menjalankan sistem sebagai mana mestinya.

"Tidak perlu khawatir, aku tidak akan mati. Tapi pertama, aku harus ke soto terlebih dahulu" ucap na jaegyeon berjalan ke arah yang dia ingat.  "Lucu sekali namanya seperti nama kota kelahiran presiden ketujuh dari negara ku, hanya beda satu huruf" Lanjutnya.

[Sistem berkata: Kota Suotuo bukan soto].

"Aahhh.... Namanya memusingkan" ucap na jaegyeon.

**************

Holy Spirit Village!. desa kecil yang berisi sekitar tiga ratus rumah tangga di selatan provinsi Fasinuo Kota Nuoding. Sebuah desa terpencil penghasil biji-bjian dan  sayuran untuk dijual ke kota besar, tempat ini adalah awal mula nya. Setelah insiden kematian dari A yin, ini. Adalah tempat tumbuhnya karakter utama.

"Benar-benar persis seperti dalam ingatan ku" ucap na jaegyeon menatap rumah-rumah kayu sepanjang jalan.

Benar-benar sama dengan apa yang dia lihat ketika menonton soul land untuk pertama kalinya. Rumah yang sedikit berbeda itu pasti adalah rumah dari si tua jack dan rumah yang terletak cukup jauh di atas bukit, pasti tempat tinggal dari tang hao dan tang shan. Na jaegyeon melewati salah satu penduduk yang membawa apel segar, dia mencurinya satu tanpa ketahuan.

Kakinya melangkah lebih cepat sambil memegang apel merah di tangan kanannya, memutar nya pelan. Beberapa penduduk kota Holy Spirit Village nampak sedikit heran, karena jarang sekali ada orang asing ditempat terpencil seperti ini. Hingga saat mendekati rumah yang nampak seperti gubuk itu, matanya melihat laki-laki muda dengan rambut pendek hitam dan pakaian biru.

"Yo!. Tang shan atau harus ku panggil tang xiao" ucap na jaegyeon melemparkan apel.

Tang shan menoleh dan dengan muda menangkap apel itu. Mata tang shan menatap pria berambut hitam yang memakai kemeja berwarna putih dan celana panjang berwarna hitam, tingginya lebih unggul beberapa inci dari miliknya. Na jaegyeon tersenyum tipis, ini dia!. Sang karakter utama, calon raja dewa ganda!.

"Aku tau siapa kau. Reinkarnasi dari nama yang sama bukan" ucap na jaegyeon membuat tang shan terkejut. "Itu sebabnya dimasa depan kau dapat membuat banyak sketsa alat-alat dari klan tang" Lanjutnya mengingat.

"Siapa kau?" Tanya tang shan waspada.

Benar tang shan adalah reinkarnasi dari nama yang sama, malah kedepannya tang shan akan reinkarnasi lagi setelah xiao wu tiada ke dunia falan. Tapi sepertinya hari ini cerita reinkarnasi ketiganya tidak akan pernah ada.

"Mari berbincang sebentar" ucap na jaegyeon mengajak berbicara karakter utama.

bab 2 na jaegyeon vs tang san

Na jaegyeon dan tang san berdiri berdampingan dengan jarak dia meter dari tempat mereka berdiri. Terutama tang shan dia sudah bersiap jika harus bertarung saat ini, tang hao sedang keluar dan ini sebenarnya ada momen yang sangat pas.

"Aku juga reinkarnasi seperti mu. Tapi aku melihat kisah lebih jauh, aku tak ingin spoiler tapi kau bisa dibilang karakter utama nya" ucap na jaegyeon. "Aku harus membunuhmu untuk tidak menganggu jalan cerita" Lanjutnya serius.

Tanpa basa-basi melancarkan tendangan keras, tang shan menahannya menggunakan kedua tangannya tapi terseret kebelakang. Tang san berteriak, keduanya beradu pukulan dan tendangan. Tang Shan memukul balik dengan cepat, tinjunya menghantam udara, menimbulkan gelombang tekanan yang membuat daun-daun di sekitar berterbangan.

Na Jaegyeon mengelak ke samping, lalu memutar tubuhnya dan membalas dengan sabetan telapak tangan ke arah dada Tang Shan. Tang Shan menangkis, tapi kekuatan di balik serangan itu membuat lengannya kesemutan.

“Aku tidak akan kalah dari orang yang bahkan belum memahami arti sebenarnya dari takdir" desis Tang San sambil mundur dua langkah, lalu menancapkan kakinya kuat-kuat ke tanah.

"Justru karena aku mengerti takdir, aku tahu apa yang harus kulakukan" Balas Na jaegyeon. "Sudah kuduga kau sangat kuat walapun di tubuh anak kecil, tapi apa kau pernah dengar teknik modern, seperti taekkyeon" Lanjutnya.

Tang san meringis tendangan keras menghantam dagunya, membuat tubuhnya terangkat ke udara. Tak berhenti disitu tendangan lain terus berdatangan yang menggetarkan tubuhnya, tang san tidak pernah melihat teknik bertarung seperti ini. Tang San mengayun tubuhnya di udara, mencoba memulihkan keseimbangan, tapi serangan Na Jaegyeon datang bertubi-tubi. Gerakan kakinya cepat, lentur, dan tak terduga—kadang mengalir seperti tarian.

"Teknik ini... bukan seperti bela diri yang diajarkan di Sekte Tang" Batin Tang San dalam hati, darah menetes dari sudut bibirnya. Ia memblokir satu tendangan, tapi yang lain sudah menyambar dari sudut buta.

Na Jaegyeon memutar tubuhnya di udara, melepaskan tendangan ke arah pelipis Tang San. Tubuh Tang San terhempas ke tanah, menghantam keras dan mengguncang debu di sekitarnya. Na Jaegyeon mendarat ringan di tanah, satu kaki terangkat, siap menyerang lagi.

“Taekkyeon" ucap na jaegyeon pelan, “adalah seni bela diri Korea. Dalam kehidupan yang dulu, kau hanyalah karakter fiksi donghua" Lanjutnya.

"Rumput perak biru" ucap tang san.

"Tidak akan ku biarkan kau menggunakan teknik roh pelindung mu" Balas na jaegyeon.

Tendangan kencang menghantam tangan kanan tang san yang sedang membentuk segel terpelintir ke samping, membuat energi Rumput Perak Biru terhenti seketika. Tang San terpaksa melompat mundur beberapa langkah, menahan nyeri yang menyambar dari lengannya.

ia mencondongkan tubuhnya ke depan, lalu meluncur cepat ke arah Tang San dengan serangan beruntun. Gerakannya mengalir—tendangan dari bawah, putaran cepat, dan serangan lutut yang menyasar perut. Tang San memaksa dirinya bertahan, memblokir sebagian serangan dengan tangan kiri dan pundaknya, tapi ritme Na Jaegyeon terlalu sulit ditebak.

Tiba-tiba, Tang San menjatuhkan diri ke tanah dan memutar tubuhnya ke samping—membuat Na Jaegyeon kehilangan pijakan sesaat. Dalam momen itu, dari dalam tanah, beberapa helai Rumput Perak Biru menyembul bergerak seolah hidup, mencoba membelit kaki lawan. Na Jaegyeon terkejut dan melompat tinggi, menghindari belitan itu. Tapi kini Tang San sudah berdiri lagi, dan kali ini cahaya biru perlahan mulai menyelubungi seluruh tubuhnya.

"Karakter utama memang hebat!. Hanya dalam beberapa menit, dia sudah bisa menemukan celah" Batin na jaegyeon. "Jika terus seperti ini maka aku-lah yang akan kalah" Lanjutnya.

Tangan kiri tang san bersinar, palu hao tian muncul. Na jaegyeon menghindari dari ayunan palu itu, dentuman keras terdengar menciptakan cekungan di tanah. Batu-batu terangkat, dan cekungan selebar dua meter terbentuk di titik tumbukan. Debu membumbung tinggi, membentuk kabut kelabu di antara mereka. Na Jaegyeon mendarat beberapa meter dari titik benturan, napasnya mulai memburu.

Tang San melangkah keluar dari debu, mata birunya menyala tenang namun berbahaya. Palu Hao Tian tergenggam erat di tangan kirinya, sementara Rumput Perak Biru masih menjalar di sekelilingnya, siap menyerang kapan saja.

“Aku tidak tahu siapa kamu sebenarnya, atau dari dunia mana kamu datang” ucap Tang San tegas, suaranya bergema di tengah debu. “Tapi ini bukan cerita yang akan kau ubah dengan mudah" Lanjutnya menatap tajam.

"Inilah yang ku benci dari karakter utama. Kalian selalu mendapatkan privilege. Reinkarnasi, anak dari legenda tang hao, punya dua kekuatan roh pelindung dan apa? Calon dewa ganda dimasa depan" balas na jaegyeon memandang. "Bukankah kau terlalu serakah" Lanjutnya berteriak.

[Peningkatan kekuatan host].

[Host akan mendapatkan kekuatan untuk sementara wakil].

[Penalti: 20 tahun umur host].

Sistem hanya dapat didengar oleh na jaegyeon seorang dan hanya dia juga yang dapat melihat. Tang san hanya memandang heran pria yang menjadi lawannya menatap udara kosong, na jaegyeon tersenyum tipis dan tekad untuk membunuh terlihat jelas.

[Apa host setuju?].

"Ya" Jawab na jaegyeon. "Tang san mulai sekarang kisah mu berakhir, aku-lah yang akan jadi karakter utama nya" Lanjutnya.

Tubuh Na Jaegyeon tiba-tiba bergetar hebat—auranya melonjak tajam, seolah dunia di sekelilingnya bereaksi. Tanah retak-retak di bawah kakinya, dan udara berdesing, menandakan lonjakan kekuatan yang tidak biasa. Cahaya merah gelap menyelimuti tubuhnya, berputar liar seperti pusaran badai. Iris matanya berubah, bercahaya samar dengan pola rumit seperti segel kuno.

"Apa? Dari mana asal kekuatan itu" ucap tang san terkejut karena kekuatan tiba-tiba.

Tiba-tiba, ia melesat ke depan kali ini kecepatannya meningkat berkali-kali lipat. Bahkan Rumput Perak Biru yang menyebar di tanah tak sempat bereaksi saat Na Jaegyeon menembus pertahanan Tang San dan menghantam perutnya dengan lutut penuh energi. Tang san memuntahkan darahnya cukup banyak.

"Aku mengorbankan 20 tahun hidup ku untuk membunuhmu. Itu harga yang sangat murah" ucap na jaegyeon menatap tajam. "Oleh karena itu aku harus membunuhmu" Lanjutnya.

"Keras kepala" Balas tang san.

Rumput biru perak menjalar cepat kearah na jaegyeon yang berlari. Sebuah pedang muncul di tangannya, menebas akar berwarna biru itu sebelum berbenturan dengan palu haotian milik tang san. Suara dentingan logam menggema keras ketika pedang Na Jaegyeon bertabrakan dengan Palu Hao Tian milik Tang San. Getaran dari benturan itu menjalar hingga ke tulang, membuat kaki keduanya bergeser di tanah yang sudah penuh retakan. Tapi kali ini, Na Jaegyeon tidak mundur. Dengan kekuatan yang diperolehnya dari sistem, ia menahan serangan Tang San dengan satu tangan dan menebas balik dengan tangan lainnya.

Tang San melompat ke belakang, menghindari serangan kilat itu. Namun, Na Jaegyeon tak memberi jeda. Ia menerjang lagi, kecepatannya kini seperti bayangan yang sulit ditangkap mata telanjang. Tang San nyaris tak bisa mengimbangi—bahkan Rumput Perak Biru yang mencoba melindunginya pun hanya menjadi serpihan di bawah ayunan pedang Na Jaegyeon.

"Aku tak butuh dewa untuk jadi pahlawan" desis Na Jaegyeon, suaranya menggetarkan udara. "Aku hanya butuh kesempatan. Dan itu sedang kuambil sekarang!" Lanjutnya menusukkan pedangnya.

Keduanya menerjang maju serentak. Dentuman keras terjadi saat pedang dan palu bertabrakan, menciptakan gelombang kejut yang menyapu hutan di sekitar mereka. Pohon-pohon tumbang, debu tebal menyelimuti medan, dan tanah terangkat seperti terkena hantaman meteor.

Na Jaegyeon tiba-tiba memutar tubuhnya, menebas dari arah bawah. Tang San nyaris terlambat mengangkat palunya untuk menahan serangan itu, tapi pedang Na Jaegyeon sudah menyayat bahunya, meninggalkan luka memanjang yang dalam.

bab 3 kematian karakter utama

Rumput Perak Biru kembali tumbuh dari tanah di sekeliling mereka, kali ini bercahaya dan lebih tajam, seperti tombak. Beberapa di antaranya melesat ke arah Na Jaegyeon, menyerang dari berbagai arah. Na Jaegyeon mengayunkan pedangnya cepat, memotong sebagian, tapi beberapa berhasil melukai lengannya dan kakinya. Namun, saat itu juga, sistem kembali berbisik di benaknya.

[Batas waktu host: 3 menit lagi].

"Kalau begitu" ujar na jaegyeon "Aku akan mengakhirimu sekarang" Lanjutnya menatap.

"Aku hanya punya satu kali kesempatan. Itu sudah lebih dari cukup" Batin na jaegyeon.

Ia menghimpun seluruh kekuatan yang tersisa ke dalam satu serangan terakhir. Aura merah gelap di sekelilingnya semakin padat, lalu pedangnya bersinar seperti api. Kakinya bergerak cepat kearah tang san begitupun sebaliknya, tang san menguatkan palu hao tian untuk menghimpun kekuatan.

Bentrokan terjadi tapi ada yang aneh, bukannya mengadu dengan pedangnya. Na jaegyeon menahan hantaman palu tang san, menggunakan tangan kirinya hingga remuk. Tetesan darah mengalir menciptakan genangan darah.

"Sekarang!" ucap na jaegyeon pada sistem.

[Transfer ingatan].

[Mentransfer ingatan soul land satu sampai lima pada tang san].

Tubuh Tang San terdiam, matanya membelalak, seolah tersentak oleh banjir kenangan dan rasa sakit yang datang bersamaan. Di detik itu, semua terasa hening—waktu seakan berhenti. Rumput Perak Biru yang menjalar di sekitarnya layu perlahan, kehilangan cahaya, dan Palu Hao Tian terjatuh dari genggamannya, menghantam tanah tanpa tenaga.

umumnya otak manusia tidak bisa menahan informasi sebanyak itu. Otak mereka akan membutuhkan proses lebih lama untuk menyimpan ingatan, mengakibatkan semua fungsi tubuh menjadi mematung membeku. Ini adalah kesempatan didapatkan oleh na jaegyeon, pedang hitam tajam menusuk jantung tang san hingga menembus ke belakang punggungnya.

"Maaf aku berbuat curang... Kau unggul segalanya dari ku" ucap na jaegyeon jatuh bersama tubuh tang san.

Na Jaegyeon terjatuh bersama tubuh Tang San, dadanya naik-turun, terengah dengan luka menganga di lengan dan perut. Tapi ia tersenyum tipis, mata sayunya menatap langit yang mulai gelap, seolah dunia tahu sebuah babak besar telah berakhir.

[Menghancurkan jiwa tang san].

[Presentasi reinkarnasi tang san: 0%].

[Peringatan tang hao menuju kemari dengan sangat cepat].

"Apa?" Kaget na jaegyeon. "Sial!. Lebih baik kabur" Lanjutnya mulai berlari.

Adrenalin dari ketakutan akan tang hao membuat na jaegyeon, tidak merasakan rasa sakit di tangan kirinya. Kakinya berlari lebih cepat kearah hutan, berlari sekuat tenaga menjauh dari kematian!. Tang hao muncul dan melihat putranya tang san tergeletak tak bernyawa.

"Sistem!. Lakukan sesuatu sialan, aku bisa mati" Teriak na jaegyeon tepat di depan hologram sistem.

[Sistem menyukai host saat memohon].

[Memberikan kemampuan invisible sementara].

Tubuh Na Jaegyeon tiba-tiba menghilang dari pandangan. Hanya dalam sekejap, dirinya sudah tak tampak lagi di mata siapapun—tak ada jejak langkah, tak ada bayangan, bahkan aroma tubuhnya pun lenyap ditelan kemampuan invisible sementara yang diberikan sistem. Hutan yang awalnya bergema oleh napas terengahnya kini hening total.

Na Jaegyeon menempel pada batang pohon, menahan napas. Keringat dingin membasahi wajahnya, bukan hanya karena luka dan kelelahan, tapi karena ia tahu: satu tarikan napas dari Tang Hao saja bisa mengakhiri hidupnya

Tang Hao berdiri di tengah tanah yang porak-poranda. Pandangannya tertuju pada tubuh anaknya, Tang San, yang tergeletak tak bergerak, tertancap pedang di dadanya. Cahaya biru samar masih menyelubungi tubuh itu, tapi jiwa di dalamnya… Tang Hao berlutut perlahan, menyentuh wajah putranya.

"Xiao san" panggil tang hao.

suaranya nyaris pecah. Seluruh udara di sekitar mulai bergetar. Langit gelap, seolah alam ikut bersedih bersama sang Ayah. Kemudian, raungan dahsyat menggema, bukan hanya karena duka, tapi karena amarah. Gelombang aura Tang Hao meledak, menebas pepohonan dalam radius puluhan meter. Pohon-pohon tumbang seperti mainan, tanah berguncang, dan energi membentuk pusaran besar di sekitarnya. Aura membunuhnya sangat tajam hingga udara terasa seperti bilah pedang.

Na Jaegyeon, yang masih tersembunyi, nyaris jatuh terdorong tekanan energi itu. Tapi sistem tetap menahan wujudnya tetap tak terlihat. Tang hao adalah super douluo, tidak mungkin saat ini bagi na jaegyeon memiliki harapan menang melawannya.

Tang Hao menggenggam Palu Hao Tian miliknya yang muncul dalam satu cahaya gelap. Ukurannya jauh lebih besar dan menakutkan dari milik Tang San, auranya menembus langit.

“Siapa pun… SIAPA PUN yang menyentuh anakku… akan kuhancurkan hingga ke akarnya!" Raung tang hao benar benar marah.

Satu hantaman palu membuat kawah besar terbentuk. Tanah runtuh dan hutan retak seperti kertas yang disobek. Na Jaegyeon tak bisa menahan tubuhnya—darah menyembur dari mulutnya meski dia tidak tersentuh langsung. Efek serangan itu saja sudah hampir membunuhnya. Setelah cukup lama, tang hao membawa tubuh tang san pergi.

"Fyuuuh... Kupikir aku akan mati" ucap na jaegyeon bernafas lega. "Kurasa aku memang terlalu gegabah" Lanjutnya menatap tangan kirinya yang hancur.

[memuat!].

[Menyiapkan hadiah untuk host].

"hadiah?" Tany na jaegyeon.

[Memberikan kemampuan regenerasi super].

[Memulihkan tubuh host dari segala kerusakan pada tubuh].

"Panas" ucap na jaegyeon.

Tangan kirinya yang hancur kembali seperti semula, bukan hanya itu tapi juga pakaiannya yang robek ikutan kembali. Ini membuat na jaegyeon kagum, bahkan kemampuan dari domain biru perak tidak memiliki efek instan seperti ini.

[Karena host memutuskan untuk menjadi raja iblis].

[Host harus menjadi penerus tahta dewa apapun. Sistem memperingati untuk memilih dewa kuat].

[Sistem menghapus roh pelindung host].

[Host tidak memiliki roh pelindung namun tetap bisa menyerap cincin roh untuk mendapatkan ability unik].

"Aku mengerti. Aku juga tidak tertarik memiliki roh pelindung jenis apapun, meskipun roh pelindung naga yang langka" Gumam na jaegyeon. "Saat ini aku belum bisa memutuskan untuk menjadi penerus dewa apa" Lanjutnya.

Apakah dewa ashura? Atau dewa kehancuran?. Jawabannya tidak, na jaegyeon tidak tertarik pada kedua dewa itu meskipun level mereka adalah Raja dewa sekalipun. Kesampingkan hal itu, karena tidak akan memakan waktu sedikit untuk memikirkannya.

[Program leveling dimulai].

Hologram sistem bermunculan menunjukkan teknik berpedang, beladiri jenis lain, atau apapun untuk menopang tubuhnya ini. Sepertinya sistem tidak ingin na jaegyeon terlalu bergantung pada kekuatan roh, karena pada dasarnya na jaegyeon memiliki teknik beladiri modern.

"Yang harus ku lakukan adalah mempelajari ini semua. Lalu memburu monster roh untuk mendapatkan cincin roh kuat" Batin na jaegyeon. "Aku mungkin bisa bertemu xiao wu saat akan memasuki Akademi shrek, tenang saja tang san aku akan memperlakukan xiao qu dengan baik" Lanjutnya tersenyum tipis.

"Baiklah, ayo mulai pelatihan ini" ucap na jaegyeon bersemangat. "Ayo capai level tiga puluh sebelum masuk Akademi shrek" Lanjutnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!