Rahasia Di Balik Pernikahan
Episode 1 – Pernikahan Atau Paksaan?
Rumah Keluarga Pramesti | Sore Hari, Seoul]
Di ruang makan keluarga Pramesti. Suasana makan malam yang tadinya tenang mendadak berubah tegang.
Ratri Maharani Pramesti
(meletakkan sendok dengan suara nyaring)
Alesha, malam Minggu ini kamu harus siap. Kita ada pertemuan keluarga
Alesha Nadine Pramesti
Pertemuan keluarga... yang datang siapa?(mengunyah pelan, curiga)
Darma Santosa Pramesti
Keluarga Salvatore. Mereka datang langsung dari Itaewon
(menatap tajam)
Alesha Nadine Pramesti
Tunggu. Itu nama mafia, Pa?(mendadak berhenti makan)
Ratri Maharani Pramesti
(menarik napas dalam-dalam):
"Kamu nggak usah bawa-bawa gosip. Yang jelas, anak mereka itu CEO muda. Stabil. Sopan. Cocok jadi suami.
Alesha Nadine Pramesti
(menatap ibunya tidak percaya):
"Suami? Ma… Papa… Kalian menjodohkan aku?
Darma Santosa Pramesti
Iya. Dan ini keputusan keluarga. Bukan tawar-menawar.
Alesha Nadine Pramesti
(menekan suara, nada bergetar)
Aku baru putus, Pa. Baru putus! Kalian bahkan tahu sendiri Gio selingkuh. Hati aku belum sembuh
Ratri Maharani Pramesti
(menggeleng pelan)
Kamu harus belajar. Hidup bukan cuma soal cinta. Kadang, masa depan itu lebih penting dari perasaan
Alesha Nadine Pramesti
(menatap kosong ke piringnya)
Jadi... aku cuma pion buat reputasi keluarga?
Darma Santosa Pramesti
Kamu putri satu-satunya. Dan kamu juga bagian dari perusahaan ini. Pernikahan ini bukan paksaan. Tapi… jangan buat kami kecewa.
Rumah Keluarga Salvatore | Malam Hari, Seoul]
Alexandro sedang duduk di sofa ruang kerja, membaca dokumen. Eduardo masuk membawa satu berkas.
Eduardo Maximilian Salvatore
kamu akan menikah.
Alexandro Alvaro Salvatore
(tanpa melihat ayahnya)
Hmm. Bukan sekarang
Eduardo Maximilian Salvatore
Bukan permintaan. Ini keputusan. Keluarga Pramesti. Butik terbesar se-Asia Tenggara. Hubungan mereka akan memperkuat citra perusahaan kita
Alexandro Alvaro Salvatore
(membuang napas panjang)
Aku nggak peduli citra. Aku CEO, bukan model di etalase."
Eduardo Maximilian Salvatore
(menatap tajam)
Kamu juga mafia, Alex. Dan kamu tahu, banyak mata memperhatikan. Ibu kamu sudah curiga soal aktivitas kamu malam-malam belakangan ini.
Alexandro Alvaro Salvatore
(nada dingin)
Jadi nikah ini semacam... tameng?
Eduardo Maximilian Salvatore
Kamu bisa menyebutnya strategi. Tapi ya, tameng juga
Alexandro Alvaro Salvatore
(meletakkan dokumen, menatap ayahnya)
Aku nggak percaya wanita, daddy. Mereka cuma datang kalau ada uang. Cinta itu ilusi
Eduardo Maximilian Salvatore
(dingin)
Lalu buktikan. Pilih istri yang tidak seperti itu. Kalau kamu benar.
Alexandro Alvaro Salvatore
Dan kalau aku nolak?
Eduardo Maximilian Salvatore
Aku akan bicarakan pada mommy-mu… soal transaksi senjata minggu lalu.
Alexandro Alvaro Salvatore
(terdiam sejenak)
Kapan mereka datang?
Eduardo Maximilian Salvatore
Malam Minggu. Siapkan dirimu.
Alexandro berdiri dan berkata pelan pada dirinya sendir
Alexandro Alvaro Salvatore
Pernikahan pura-pura. Satu tahun. Lalu selesai. Itu saja.
Episode 2 – Pertemuan Dua Dunia
Ruang Tamu Keluarga Pramesti | Malam Minggu, Seoul
Kedua keluarga duduk berhadapan. Suasana formal tapi tegang. Alesha duduk di samping Ratri, sementara Alexandro duduk di samping Eduardo. Sofia Salvatore tersenyum lembut, tak tahu apa-apa tentang niat tersembunyi anakny
Sofia Belladonna Salvatore
(senyum ramah)
Senang akhirnya kita bisa bertemu langsung. Sudah lama kami dengar soal keluarga Salvatore
Ratri Maharani Pramesti
Begitu juga kami. Butik Pramesti sangat terkenal, bahkan di Italia pun koleksi kalian diperbincangkan
Alesha Nadine Pramesti
(berbisik pada mamanya)
Ma, serius? Ini kayak acara lamaran diam-diam.
Ratri Maharani Pramesti
(Membalas bisikan tajam)
Tersenyum. Dan diam.
Eduardo Maximilian Salvatore
Kami ingin pembicaraan ini jelas. Kami berniat menjodohkan Alexandro dan Alesha
Darma Santosa Pramesti
Begitu juga kami. Mereka berdua dewasa. Sudah waktunya berpikir soal masa depan
Alesha Nadine Pramesti
(menyela pelan)
Apa kami boleh bicara dulu... berdua?
Semua terdiam. Eduardo dan Darma saling pandang, lalu mengangguk. Alesha dan Alexandro berdiri, keluar ke taman belakang
Taman Belakang Rumah Pramesti | Masih malam
Suara air mancur dan angin malam jadi saksi ketegangan pertama mereka berdua
Alesha Nadine Pramesti
(menatap datar)
Aku nggak mau menikah dengan orang asing. Apalagi yang mukanya kayak batu
Alexandro Alvaro Salvatore
(menyender ke tembok, nada malas)
Aku juga nggak tertarik sama model manja yang kerja pakai baju setengah jadi.
Alesha Nadine Pramesti
(melotot)
Apa maksud kamu?
Alexandro Alvaro Salvatore
Kamu tahu maksudku
Alesha Nadine Pramesti
Kamu bahkan nggak kenal aku
Alexandro Alvaro Salvatore
(menatap tajam)
Dan aku nggak mau kenal. Aku cuma di sini karena satu alasan
Alesha Nadine Pramesti
Ancaman?
Alexandro Alvaro Salvatore
Strategi
Alesha Nadine Pramesti
Dengar, aku nggak suka ini. Tapi kalau kamu setuju, kita bisa pura-pura menikah satu tahun. Lalu cerai. Selesai.
Alexandro Alvaro Salvatore
(senyum sinis)
Berpura-pura romantis depan keluarga. Tapi kamar tetap dua, kan?
Alesha Nadine Pramesti
Jelas. Bahkan dindingnya boleh kamu periksa, nggak akan ada suara
Alexandro Alvaro Salvatore
(menatap lekat):
"Satu tahun. Jangan jatuh cinta duluan
Alesha Nadine Pramesti
(senyum tipis):
"Khawatir aku jatuh cinta? Lucu
Alexandro Alvaro Salvatore
(menunduk sedikit, berbisik):
"Kamu bukan tipeku. Kamu terlalu… terang.
Alesha Nadine Pramesti
Dan kamu terlalu gelap
Scene – Kembali ke ruang tamu
Mereka duduk kembali di tempat masing-masing. Suasana diam beberapa deti
Darma Santosa Pramesti
Bagaimana? Kalian sudah bicara?
Alexandro Alvaro Salvatore
Setuju
Alesha Nadine Pramesti
(menghela napas, lalu mengangguk pelan)
Iya. Kami setuju
Sofia tersenyum penuh haru. Eduardo mengangguk puas. Ratri menatap Alesha lega. Tapi hanya dua orang yang tahu… ini semua hanya kesepakatan. Dan waktu satu tahun telah dimulai
Episode 3 – Pernikahan Palsu, Tatapan Nyata
Hari pernikahan. Aula pernikahan mewah di kawasan elit Seoul. Kamera wartawan, tamu undangan, dan keluarga besar berkumpul. Tapi di balik kemewahan itu, dua mempelai berdiri tanpa cinta, hanya kesepakatan satu tahun yang diam-diam mengikat mereka
Scene – Ruang Rias Pengantin Wanita
Lia Oktaviani
(merapikan veil Alesha)
Kamu yakin mau tetap nikah? Mukamu datar banget dari tadi.
Alesha Nadine Pramesti
(menghela napas)
Aku udah bilang kan, ini cuma formalitas. Satu tahun. Setelah itu cerai
Lia Oktaviani
Iya, tapi ini tetap nikah, Lesh. Kamu berdiri di altar... sama pria yang kamu nggak kenal
Alesha Nadine Pramesti
Dan pria itu juga nggak tertarik sama aku. Jadi impas
Lia Oktaviani
(melotot)
Aku tetap nggak suka caranya mandang kamu. Dingin banget. Seolah kamu cuma kontrak kerja
Alesha Nadine Pramesti
(senyum tipis)
Itu karena emang kontrak kerja, Lia.
Ruang Tunggu Pengantin Pria
Marco De Luca
(membetulkan dasi Alex)
Lo yakin? Sekarang masih bisa kabur. Gue bisa atur helikopter
Alexandro Alvaro Salvatore
(datar)
Bukan kabur yang kutakuti. Tapi bosen.
Marco De Luca
Lo bakal nikah sama cewek yang bahkan nggak mau liat lo di mata. Bisa jadi lo yang baper duluan
Alexandro Alvaro Salvatore
Baper itu nggak masuk kamus gue
Marco De Luca
(menyeringai)
Gue catat itu. Tanggal hari ini. Saat lo bilang baper nggak ada di kamus lo
Alesha dan Alexandro berdiri berdampingan. Senyum palsu di wajah mereka. Blitz kamera menyala, para tamu bersorak. Tapi di antara keduanya... tak ada genggaman tangan, tak ada tatapan hangat
Alesha Nadine Pramesti
(berbisik pelan)
Kalau kamu pura-pura senyum gitu terus, bibirmu bisa keram.
Alexandro Alvaro Salvatore
(berbisik balik)
Kalau pura-pura jadi manusia normal terus, kamu bisa kelelahan
Alesha Nadine Pramesti
Kita beneran jodoh. Sama-sama nyebelin
Alexandro Alvaro Salvatore
Dan sama-sama nggak sabar nunggu setahun selesai
Setelah resepsi, di PETHAOUS
Alesha Nadine Pramesti
(membuka pintu kamar sebelah)
Kamar kamu di sini. Jangan salah masuk
Alexandro Alvaro Salvatore
(menaruh jasnya, bicara santai)
Aku lebih nyaman tidur sendiri juga. aku bukan tipe yang peluk-pelukan
Alesha Nadine Pramesti
Sama. aku bukan tipe yang bisa tidur dekat orang yang suka bau rokok
Alexandro Alvaro Salvatore
(senyum sinis)
Tenang. Mulai malam ini aku pakai parfum. Biar kamu nggak kabur
Alesha Nadine Pramesti
(sambil menutup pintu)
Aku nggak kabur.Aku cuma hitung hari
Alexandro berdiri di depan jendela, menatap kota Seoul yang gemerlap. Di kamar sebelah, Alesha juga duduk di ranjang, membuka ponsel dan menatap foto Gio yang sudah dihapus. Satu pernikahan dimulai… bukan dengan cinta, tapi dengan rahasia.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!