...•HAPPY READING•...
...---...
Di tengah-tengah kota Seoul
Seorang model yang sedang melakukan pemotretan tiba-tiba terpeleset menginjak gaunnya dan tertimpa alat-alat, kemudian langsung pingsan sehingga membuat semua orang di sana panik. Dan tidak pakai lama, sang model dilarikan ke rumah sakit terdekat. Sesampainya di sana, dia langsung dimasukkan ke ruang gawat darurat dan tak butuh waktu lama untuk media mengetahuinya. Beberapa waktu kemudian, reporter dari berbagai sumber datang meminta penjelasan dari CEO yang bertanggung jawab atas pemotretan itu.
Setelah 1 jam di dalam ruangan rawat darurat itu, sang model yang belum sadar dipindahkan ke ruangan VVIP untuk melindunginya dari para haters yang berbaur di antara fans dan reporter di luar.
Tiga jam berlalu setelah sang model dipindahkan ke ruangan VVIP, sang model akhirnya sadar dan...
Grep!
Sebuah tangan yang kekar memeluk tubuh kecil sang model.
"AAAAAAAA!!" teriak sang model kaget. Kenapa tidak? Dia baru saja sadar dari pingsan dan langsung dipeluk layaknya boneka.
"Akhirnya kamu sadar. Aku sangat khawatir sama kamu," ucap seseorang yang masih memeluk sang model.
"K-kamu siapa?" tanya sang model dengan gugup.
"Bianca, kamu kenapa? Jangan takut, ini aku, suamimu," ujar lawan bicaranya yang merasa aneh terhadap sang model.
"Bianca siapa? Bianca dan suami? Aku belum menikah. Namaku juga bukan Bianca..." sang model — atau yang diketahui namanya adalah Bianca — sepertinya lupa akan jati dirinya, atau mungkin bukan orang yang sama lagi?
"Aku panggilkan dokter, ya..." ucap pria itu sambil memencet remote untuk memanggil dokter.
"Kamu coba ingat aku sambil menunggu dokter," lanjutnya, lalu melepaskan masker yang sedari tadi ia pakai.
"Tidak mungkin!!" ucap Bianca kaget. Dan tak lama kemudian...
"Kamu... k-kam..." belum menyelesaikan perkataannya, dia pingsan.
"Bianca! Kamu kenapa!!" teriak pria itu, khawatir terhadap sang model.
Dan setelah dokter memeriksa, disimpulkan bahwa sang model mengalami amnesia.
Setelah beberapa saat, Bianca kembali sadar.
"Kamu akhirnya sadar lagi. Gimana? Ada yang sakit tidak?" tanya laki-laki yang menemaninya sejak tadi.
Bianca hanya mampu menggelengkan kepalanya.
*Enggak mungkin... Kan... Ini pasti mimpi...*
"Pertama-tama, kamu tahu nama kamu?" tanya laki-laki itu dengan lembut.
Bianca hanya mengangguk pelan.
Aku... Sepertinya mulut Bianca tiba-tiba kaku.
*Kenapa aku tidak bisa mengucapkan namaku...?*
"Kamu jangan memaksakan diri. Nama kamu Kim Bianca Grizella. Kamu seorang model," ucap laki-laki itu.
> Kim Bianca Grizella, seorang model terkenal kelahiran tahun 2002 ini debut pada tahun 2015 dan sekarang kariernya sedang berada di puncaknya.
"M-model?" tanya Bianca.
Laki-laki yang mengaku suaminya itu hanya mengangguk.
"Terus... kamu?" tanya Bianca, untuk memastikan siapa yang ada di depannya sekarang.
"Aku Lee Jeno, suamimu. Ak—" ucap laki-laki yang diketahui bernama Lee Jeno itu, dipotong oleh teriakan Bianca.
"JENO?? MEMBER NCT???" pekik Bianca kaget.
Teriakan Bianca hanya dibalas dengan senyuman manis seorang Jeno.
> Lee Jeno, seorang idol kelahiran tahun 2000 yang berasal dari Incheon, Korea Selatan. Namun sekarang dia tinggal di kota Seoul. Lee Jeno adalah salah satu anggota NCT yang debut pada tahun 2016 dan sekarang sedang di masa kejayaan kariernya sebagai idol.
*Ini pasti alam bawah sadarku... Nggak mungkin bisa ketemu Lee Jeno. Apalagi aku bukan seorang model. Parah! Pasti Tuhan lagi nge-prank aku sebelum meninggal...* — masih tidak percaya akan kebenaran itu.
"Hey, kamu kenapa?" ucap pelan Jeno, yang nggak direspons oleh Bianca.
*Tapi... nggak mungkin kan aku seberuntung ini?* Bianca yang masih asyik dengan batinnya.
*Fiks... ini pasti alam bawah sadar.*
Lagi-lagi Bianca membatin tanpa merespons suaminya yang terus menerus bertanya tentang kondisinya.
*Tapi apa mungkin Tuhan memberiku kesempatan kedua? *batin Bianca yang terus bertanya-tanya.
*Gak... gak, ini semua hanya ada di novel-novel. Pasti ini semua hanya halusinasiku. Mana mungkin seorang gadis desa sepertiku bisa bertemu idol yang terkenal...*
Eh, tunggu... gadis desa? Halusinasi? Alam bawah sadar?
Maksudnya gimana? Apa mungkin bukan jiwa Bianca yang asli di dalamnya??
Atau hanya sekadar amnesia?
Tapi bagaimana bisa batinnya mengatakan hal seperti itu?
Apa benar-benar jiwa yang berbeda?
Seribu pertanyaan mulai muncul setelah membaca batin Bianca.
Kalau misalnya itu beneran bukan jiwa asli dari raga itu... lalu jiwa aslinya di mana?
Apa jiwa itu masih hidup?
Atau sudah pindah alam?
Nggak ada yang tahu.
Bianca yang lama kelamaan memikirkan semuanya membuat kepalanya pusing dan...
"Dokter! DOKTER!!" suara Jeno yang menggelegar di dalam ruangan VVIP itu memanggil dokter melalui mic khusus yang tersambung langsung ke ruangan sang dokter.
Tak lama kemudian, dokter datang.
"Ada apa, Tuan?" ucap dokter yang sedikit panik mendengar panggilan Jeno.
"Dok, istri saya tiba-tiba pingsan lagi," tutur Jeno sambil memegang tangan sang istri.
"Tuan, Anda tenang dulu. Biar saya periksa," ucap dokter sambil menenangkan Jeno.
"Istri Anda baik-baik saja. Hanya saja, sementara waktu jangan membiarkan dia berpikir secara keras, apalagi memaksakan diri untuk mengingat kembali dirinya," tutur panjang sang dokter.
"Dan jangan membuatnya tertekan, apalagi syok. Jika itu terus terjadi, maka Nyonya akan sering pingsan karena tekanan yang dia alami," lanjut sang dokter.
Kira-kira gimana kelanjutannya ya?
Penasaran dengan kelanjutannya? Yuk baca part selanjutnya. Siapa tahu betah dan bisa tetap stay di novel author.
By the way, jangan dihujat yaaa... ini pengalaman pertama ku buat novel. Harap dimaklumi yaaa 🙏🙏🙏
...•T.B.C•...
...
...-💐💐💐-...
...•HAPPY READING•...
...********💐💐💐💐💐********...
Di daerah terpencil yang bernama Hahoe Village, sebuah desa yang memiliki pemandangan yang indah. Dan di tengah desa, terdapat rumah yang cukup besar yang dihuni 3 keluarga, salah satunya Kim Shasa dengan ibunya, dan ada juga 2 paman dan bibinya beserta sepupu-sepupunya.
> < Kim Shasa hanya dirawat sama sang ibu sejak dalam kandungan. Dia tidak pernah melihat sosok ayah, dia hanya mendengar beberapa isu bahwa ayahnya pergi ke kota dan meninggalkan sang ibu. Karena itu juga, Shasa biasa dibully sama anak-anak desa lainnya, sehingga membuatnya tidak memiliki banyak teman. ...................... Pagi hari, seperti biasanya, Shasa yang sibuk mengerjakan beberapa pekerjaan rumah. "Ibu, pakaian sudah Shasa jemur yaa," ucap Shasa yang baru memasuki ruangan tempat ibunya berada. "Makasih udah bantu ibu," ucap wanita paruh baya yang sibuk di dapur. "Itu memang udah tugas anak. Kamu jangan terlalu memanjakannya. Dia sudah besar," ucapan pedas bibi pertamanya, yang tiap hari kata-katanya diulang melulu, sehingga membuat Shasa yang tiap hari mendengarnya jengkel dan hanya bisa mengungkapkan semua kekesalan lewat lukisan. "Ibu, Shasa pamit yaa. Nanti Shasa kebakar kalo di sini," sindir pedas Shasa dan menatap dengan tatapan tidak suka ke bibinya. Setelah pamit, Shasa memutuskan untuk pergi. "Lihat kan, anak kamu bahkan tidak sopan kepadaku," bibi Shasa mencibir kepergian Shasa. "Kakak, udahlah... Jangan terus-terusan mengatai putriku," ucap sang ibu yang lelah melihat kakak dan anaknya yang sering berdebat. Dan di sisi lain, Shasa pergi ke danau yang lumayan jauh dari rumahnya. Namun, sejauh apa pun, kalau pemandangannya indah, Shasa tetap ke sana. Dan danau itu juga adalah tempat favorit Shasa, karena di sana sangat sepi, sehingga membuat dia betah untuk melukis di sana tanpa gangguan. "Entah sampai kapan nenek lampir itu berhenti mengganggu hidupku..." Shasa yang masih tak berhenti mengoceh soal bibinya. "Untung ada lagu-lagunya NCT yang selalu buat mood-ku kembali," Shasa yang mulai menyetel lagu favoritnya dan mengeluarkan kanvas kecilnya, lalu mulai menggambar salah satu member NCT. "Ini gambar kamu yang kesepuluh." "Aku tidak akan pernah bosan melukismu," menatap sketsa yang baru tergambar di kanvas itu. "Yaa, walau nanti bakal dibuang sama Mak Lampir itu," Shasa yang tiba-tiba kesal mengingat lukisan-lukisan bergambar member-member NCT yang kebuang atau kebakar sama bibi pertamanya. Tak butuh waktu lama buat Shasa menyelesaikan lukisannya itu. "Kayak ada yang kurang... Apanya yaa?" Shasa melihat secara saksama lukisannya, dan... "Ah, namanya kelupaan!" Shasa yang sedang mencari kuasnya dikejutkan dengan seekor katak yang melompat ke kakinya, membuat Shasa kehilangan keseimbangan dan... Blurrr~ Shasa terjatuh beserta lukisannya ke dalam danau yang cukup dalam. Shasa dengan cepat mengambil lukisannya untuk dilindungi, namun naas, Shasa tidak bisa berenang, sehingga dia tenggelam secara perlahan ke bawah sambil memeluk lukisannya, dengan suara yang terus meminta tolong. Namun, dia berada sedikit jauh dari rumah warga, sehingga tidak ada yang mendengarnya. "Aku harap Tuhan masih memberiku kesempatan untuk berpamitan ke ibu... dan menemukan ayah..." Setelah batin Shasa mengatakan itu, dia mulai menutup matanya secara perlahan dan tenggelam bersama lukisan yang tergambar sosok laki-laki yang menjadi bias Shasa selama kurang lebih 5 tahun lamanya — sosok laki-laki yang menjadi semangat Shasa selama ini. Dan sosok itu adalah Na Jaemin, yang merupakan salah satu member NCT Dream, yang selisih umur mereka kisaran 5 tahun. ...................... Di kota Seoul, di mana gedung-gedung tinggi berjejer dan di mana agensi-agensi besar bertempat. Seperti SM Entertainment, HYBE Corporation, JYP Entertainment, YG Entertainment, dan lain sebagainya. Sebuah agensi model yang dikenal Esteem Model (SM Entertainment). Esteem adalah agensi model terkenal di Korea yang menciptakan model Esteem yang muncul sebagai perusahaan produksi mode-mode dan manajemen model, dengan kolaborasi model dan pakar terhormat di industri fashion. Dan salah satu model yang sedang naik daun beberapa tahun belakangan ini adalah Kim Bianca Grizella, dan kedua temannya yang juga sukses dalam bidang permodelan. ...................... Dan pagi ini, Bianca memiliki jadwal pemotretan majalah di sebuah perusahaan yang menjadikannya brand ambassador. Bianca yang baru sampai langsung dikerumuni banyak wartawan dan fans-nya. "Apakah Nona Bianca sudah menandatangani kontrak?" "Nona Bianca, sejak kapan menjadi brand ambassador perusahaan ###?" "Bagaimana cara Nona Bianca membagi waktu?" Dan beberapa pertanyaan lainnya dari wartawan. Bianca hanya menjawab beberapa. "Bianca, marry me!!" "Bianca, I love you!!" "Bianca, jadilah pacarku!" "Tutor cantik, Biancaaaa~" Dan beberapa teriakan lainnya dari fans-nya. Bianca hanya meresponsnya dengan senyum manis. "Aaaa!!" Suara jeritan para fans. "I love you too~" Bianca membalas beberapa ungkapan cinta dari fans-nya. Lagi-lagi... "AAAAAAA!!" Suara jeritan semakin histeris. Karena tidak mau membuat fans-nya pingsan gegara salting, Bianca berpamitan dan masuk ke dalam. Dan di dalam ruang ganti Bianca... "Kak, ada berapa pakaian yang harus aku pakai?" tanya Bianca ke asistennya. "Tunggu, aku lihat. Harusnya sih hanya 3 pakaian," jawab si asisten sembari mengecek tablet berlogo apel kegigit di belakangnya. "Tolong dong, Kak... Ponsel yang di dekatmu," si asisten langsung mematuhi Bianca dan memberikan ponsel itu. "Tadi Jeno menelepon beberapa kali pas kamu lagi pemotretan," ucap si asisten sambil memberikan ponsel itu. "Kakak jawab?" "Iya, kasihan." "Harusnya nggak usah. Dia bilang apa aja?" "Dia mempertanyakan soal sarapanmu. Sungguh, Jeno itu suami idaman. Sangat romantis. Suami kakak nggak seromantis itu, tau~" "Jangan mulai lagi, Kak. Aku nggak suka sama dia." "Mungkin... tidak sekarang~" "Untuk minggu ini tidak ada lagi jadwal penerbangan, kan?" Bianca mencoba mengalihkan pembicaraan. "Jam 1 siang kita harus terbang ke Jepang," ucap asisten pribadi Bianca. "Lagi, Kak? Bukannya kemarin lusa kita baru dari Jepang?" Bianca yang jarang — atau lebih tepatnya, malas — buka jadwalnya, karena kalau dia lihat, pasti bawaannya badmood karena terlalu padat. "Iya. Kemarin manajermu lupa kalau masih ada pemotretan di Gunung Fuji," tutur sang asisten. "Kayaknya Kak Yora iri karena pas kita ke Jepang dia nggak ikut, dan dia sengaja melupakan pemotretan itu agar kali ini dia bisa ikut," Bianca yang tahu betul manajernya itu seperti apa. "Kamu yang sabar. Yora mem—" asisten pribadi Bianca belum menyelesaikan perkataannya, sudah dipotong sama... ...T.B.C... ... ...💐💐💐...
...
...********💐💐💐********...
"Kamu yang sabar, Yora, mem—"
Asisten pribadi Bianca belum menyelesaikan perkataannya, sudah dipotong sama...
"Kak Irene, mentang-mentang nggak lihat aku, udah mulai berani gosip di belakang!"
Sang manajer yang dipanggil Yora itu datang.
"Eh... Y-Yora, ralat. Bos Yora datang, hehehe,"
ujar asisten pribadi Bianca yang diketahui bernama Irene.
"Tadi aku mau bilang kalau bos Yora itu memang baik, selalu memberi kita tugas luar negeri karena mau kita refreshing," lanjut sang asisten.
"Yaya," sang manajer hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Bianca, kamu nggak apa-apa, kan? Takutnya kamu sakit. Soalnya perbedaan suhu di Jepang sama Korea cukup jauh bedanya," lanjut sang manajer.
"Nggak apa-apa. Aku mau menyelesaikan beberapa pemotretan agar tidak numpuk,"
Bianca hanya bisa pasrah mengikuti jadwalnya. Karena kalau dia menundanya, pasti dia juga yang bakal repot.
"Kamu yakin? Dilihat dari wajahmu, sedikit kuragukan,"
tanya sang manajer sambil menatap muka Bianca yang kelihatan lelah. Kenapa tidak? Habis dari Jepang langsung lanjut pemotretan, dan setelah itu ikut acara red carpet di malam harinya—benar-benar jadwal yang padat, kan?
"Nggak apa-apa. Kamu sama Kak Irene atur aja,"
Bianca meyakinkan manajer dan asistennya.
"Baiklah. Kak Irene, pesankan tiga tiket VVIP,"
pada akhirnya Yora memutuskan mereka bertiga akan pergi ke Jepang.
"Soal tiket aman, tapi gimana dengan suamimu, Caa? Kamu izin dulu, baru aku urus tiket,"
ucap sang asisten yang direspons dengan sedikit tatapan tidak suka.
"Kak Irene, urus aja tiketnya. Soal izin nggak penting,"
Bianca langsung menunjukkan rasa tidak sukanya itu.
"Lagian, diizinkan atau tidak, kita tetap pergi. Kan gue nggak suka diatur,"
ucap dengan nada yang sedikit berbeda. Dan kalau Bianca sudah menggunakan kosakata 'lo-gue', itu tandanya dia sedang bad mood parah.
"Tapi memang sebaiknya kamu harus izin, Caa. Kasihan nanti suamimu,"
sang manajer ikut nimbrung.
"Gue bilang, gue nggak suka diatur. Lagian dia juga nggak bakal peduli. Dia sibuk sama kariernya. Gue juga nggak salahkan,"
ucap Bianca dengan kesal.
"Mau sampai kapan sih, Caa, kamu kayak gini terus? Kalian sudah menikah hampir dua tahun,"
sang asisten dengan sabar menasihatinya.
"Dan kamu harus ubah cara berpikirmu soal dia. Selama ini kamu salah. Dia sangat perhatian sama kamu, tapi kamunya aja yang tidak menghargainya. Sampai dia harus tinggal di agensinya daripada pulang dan mengganggumu. Dia tahu kalau dia pulang, kamu bakal pergi dan tidak mau serumah,"
lanjut Irene.
Bianca terdiam sesaat.
"Anjir... udahlah, jangan berdebat. Pemotretannya mau dimulai beberapa menit lagi. Bianca, kamu siap-siap aja. Dan Kak Irene, kamu urus tiket. Kita berangkat. Soal izin, biar aku yang bilang ke Jeno dan ke suamimu,"
sang manajer berusaha menghentikan perdebatan. Karena kalau terus berlanjut, bisa gawat.
Dan keduanya hanya mengangguk dan pergi menjalankan tugas yang diberikan.
"Haaah~ wanita bersuami memang ribet,"
menghela napas panjang.
Dan semuanya berlanjut. Bianca sudah menyelesaikan pemotretan dengan pakaian pertama dalam waktu 30 menit. Kemudian dia lanjut mengganti pakaiannya tanpa istirahat. Setelah beberapa jepretan, sisa beberapa pose, dan pemotretan pakaian kedua hampir selesai.
"Yaa, tangannya ke atas, lalu punggungnya sedikit dimajukan, terus kaki kanannya diangkat!"
seseorang memberi instruksi pose.
Bianca hanya nurut.
"Lanjut, tangannya memegang bibir dan kaki kanannya menendang ke samping,"
Bianca masih mematuhi semua pose. Nggak sampai dia disuruh berjalan, dan...
BRUK~
GEDUBRAK~
Suara yang nyaring terdengar di ruang pemotretan.
Disusul dengan teriakan orang-orang:
"BIANCAAAA!!"
Kenapa tidak? Seorang model yang harga bayarannya seharga jutaan dolar terpeleset dan ditimpa beberapa alat, sehingga membuatnya tidak sadarkan diri. Dengan secepat kilat, Bianca dilarikan ke rumah sakit dan dimasukkan ke UGD. Tak butuh waktu lama untuk media mengetahuinya, dan beberapa waktu kemudian, reporter dari berbagai sumber datang meminta penjelasan dari CEO yang bertanggung jawab atas pemotretan itu.
Setelah 1 jam di ruang rawat darurat, sang model yang belum sadar dipindahkan ke ruangan VVIP, untuk melindungi dirinya dari para haters yang berbaur di antara fans dan reporter di luar.
Tiga jam berlalu. Setelah dipindahkan ke ruang VVIP, sang model akhirnya sadar, dan membuat seseorang yang menemaninya bersyukur. Tapi berbeda dengan Bianca, yang beberapa kali mengalami hilang kesadaran dan lupa jati dirinya.
Hampir 1 jam Bianca memandangi wajah Jeno. Akhirnya dia mengeluarkan satu patah kata:
"Jeno?" tanya Bianca yang langsung direspons:
"Kamu butuh sesuatu?"
"Tidak. Kamu beneran Jeno? Lee Jeno?"
"Iya."
> * Nggak mungkin... ini pasti mimpi, kan? Aku nggak mungkin melihatnya... *
"Kamu cubit tanganku,"
Bianca mulai mengulurkan tangannya ke depan Jeno, membuat Jeno kebingungan tapi tetap menuruti.
"Aw," rintih pelan Bianca.
"Maaf kalau kekerasan,"
Jeno merasa bersalah setelah mencubit tangan Bianca.
> * Jadi... aku nggak mimpi? Ini beneran Jeno? NCT? Astaga... *
Karena tak masuk di akalnya, akhirnya Bianca berujung pingsan—membuat sang suami panik untuk kesekian kalinya.
📌
Tokoh-tokoh:
Irene Adler – Asisten pribadi Bianca, sekaligus sahabat rasa saudara.
Lyora Abrelian – Manajer Bianca, juga sahabat dekatnya.
...T.B.C...
...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!