NovelToon NovelToon

Rahasia Gym 24

Chapter 1 - Gym 24

Tampak seorang pria di sebuah kamar. Pria itu telentang di atas ranjang. Kedua matanya terpejam rapat.

Perlahan sepasang mata pria itu terbuka. Ia segera merubah posisi menjadi duduk. Memperhatikan keadaan di sekelilingnya.

"Ugh..." pria itu memegangi kepalanya yang terasa sakit.

Bersamaan dengan itu, pintu terbuka. Terlihat seorang lelaki paruh baya yang muncul.

"Kau baru bangun, Dan?" tanya Wandi.

"I-iya..." jawab Dani tergagap. Jujur saja, dia merasa ada yang aneh dengan dirinya. Rasanya dia melupakan sesuatu. Namun tidak tahu itu apa.

"Kau harus kerja malam ini di gym. Ada pesanan dari Tante Ira. Tapi seperti biasa, dia ingin berolahraga dulu satu jam bersamamu di gym," kata Wandi.

"Em... Apa yang terjadi padaku? Aku merasa aneh," ungkap Dani.

"Ya ampun... Sepertinya pukulan tadi malam benar-benar membuat kepalamu terbentur keras. Kau lupa dengan apa yang terjadi tadi malam?" tukas Wandi.

"Apa yang terjadi padaku?" tanya Dani.

"Kau dipukuli oleh ayahnya cewek itu, Dan! Kau babak belur. Untung aku dan yang lain segera menolong dan membawamu ke rumah sakit," jelas Wandi panjang lebar.

"Begitukah?" Dahi Dani berkerut heran.

"Bersiaplah untuk bekerja. Dan jangan lupa minum obatmu itu setiap malam. Gara-gara kejadian tadi malam, otakmu kehilangan beberapa memori. Minumlah obat itu sampai kau bisa mengingat memorimu kembali. Berterima kasihlah pada Haris. Dia yang memberikan obat itu khusus buatmu," ujar Wandi. Dia segera beranjak ke pintu. Namun langkahnya mendadak terhenti, Wandi kembali berucap, "Oh iya. Dompetmu ada di atas nakas. Aku mengamankan uang dan kartu-kartunya. Jadi kau tenang saja."

Dani hanya menganggukkan kepala. Dia sebenarnya masih kebingungan, untuk mengucapkan kalimat terima kasih saja terasa sulit baginya. Meskipun begitu, dia meminum obat yang diberitahukan Wandi.

Usai minum obat, sakit kepala Dani seketika berkurang. Dia segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Dani, begitulah namanya dipanggil. Dani sendiri tak memiliki nama panjang. Setidaknya itulah yang dirinya ketahui setelah melihat ktp. Dari dompet pula Dani mengetahui pekerjaannya. Ia bekerja sebagai personal trainer atau pelatih pribadi di sebuah gym bernama Gym 24.

Setelah mandi, Dani keluar dari kamarnya. Ternyata kamarnya itu berada satu gedung dengan gym tempatnya bekerja.

Dani lantas mendatangi Gym 24. Di sana tampak cukup banyak orang yang sedang beraktifitas.

"Ini dia Dani..." Wandi datang menyapa. Ia lalu memanggil beberapa orang untuk mendekat.

"Ini Dani. Mulai sekarang, dia akan bekerja di sini," kata Wandi.

"Oh... Jadi dia yang akan menemani Tante Ira hari ini?" timpal Rama. Salah satu personal trainer di Gym 24.

"Rama... Dia personal trainer baru di sini. Jadi kita harus membiarkan pelanggan merasakan pelayanannya. Lagi pula, kau kan ada janji lain bersama Tante Sisca malam ini," tanggap Wandi.

Sementara itu, Dani sejak tadi merasa heran. Dia masih tak bisa memahami yang terjadi. "Tunggu dulu, Pak. Aku kira aku sudah lama bekerja di sini? Tapi ternyata baru?" tanyanya sembari berbisik pada Wandi.

"Kau itu sebenarnya bekerja sebagai personal trainer di gym lain. Tapi sebelum insiden penyerangan kita sudah sempat membicarakannya. Kau sudah resign dari gym sebelumnya dan berniat pindah ke sini. Apa kejadian baru itu kau lupakan juga?" balas Wandi.

Dani terdiam seribu bahasa. Sekali lagi dia tak bisa mengingat apapun tentang apa yang telah terjadi pada dirinya.

Chapter 2 - Mulai Bekerja

Personal Trainer yang sudah lama bekerja di sana tampak memandang sinis Dani. Terutama Rama dan dua temannya. Banyak yang iri dengan bentuk tubuh dan wajah tampan Dani.

Wandi menepuk pundak Dani dua kali. Ia lalu beranjak pergi. Hal serupa juga dilakukan oleh yang lain. Hingga Dani tertinggal sendiri sambil berdiri memandangi sekitar.

Dani mencoba menyusuri tempat gym. Melihat-lihat aktifitas orang-orang di sana. Ia bisa melihat kalau ada personal trainer wanita juga.

"Kau kelihatan bingung." Seorang lelaki menegur sambil berjalan mendekat.

"Entahlah. Aku merasa aneh saja," sahut Dani.

"Kau tenang saja. Kebanyakan pelatih baru memang merasakan itu. Kenalkan aku Farrel," ucap Farrel.

"Aku Dani," tanggap Dani.

"Aku tahu. Kan tadi Pak Wandi udah perkenalan. Aku dengar kau yang akan menangani Tante Ira ya?" tanya Farrel.

"Iya. Katanya aku harus menemaninya satu jam untuk olahraga," jawab Dani.

"Setelah itu? Apa kau tahu yang harus dilakukan?" Farrel kembali bertanya.

"Sudah selesai bukan?" Dani malah berbalik tanya.

"Loh, kamu nggak paham? Justru setelah olahraga itu pekerjaan utama kita," ungkap Farrel.

Entah bagaimana caranya, namun Dani langsung saja mendapatkan ingatan tentang apa yang harus dilakukan. Ia ingat bagaimana pekerjaan personal trainer yang dirinya pernah lakukan. Tergambar jelas kalau Dani pernah pergi bersama beberapa wanita ke kamar hotel.

"Kau benar. Aku tahu yang harus dilakukan," kata Dani. Sekarang dia merasa tidak bingung lagi. Menurutnya obat yang diberikan Wandi mulai bekerja dengan baik.

Farrel merangkul pundak Dani. Ia berucap, "Layanilah Tante Ira dengan baik. Dia salah satu pelanggan tetap kita."

...***...

Sosok Tante Ira yang ditunggu Dani akhirnya datang. Wanita itu memiliki tubuh ramping, berwajah cantik, dan sangat modis. Ia bisa dibilang awet muda. Karena punya suami kaya raya, Tante Ira rutin melakukan perawatan wajah yang mahal dari dokter terbaik.

Wandi segera memperkenalkan Dani dengan Tante Ira. Wanita berusia 40 tahun itu perlahan membuka kacamata hitamnya. Menatap Dani dari ujung kepala hingga kaki.

"Wah... Yang ini benar-benar tipeku," komentar Tante Ira.

"Sudah kuduga kau akan suka. Kalau begitu bayarannya akan tinggi kan?" tanya Wandi.

"Kita lihat dulu lah. Aku mau lihat kinerjanya. Karena mungkin saja kan kinerjanya buruk pas di ranjang. Soalnya aku beberapa kali menemui kejadian begitu," tanggap Tante Ira.

"Baiklah kalau begitu," sahut Wandi. Dia minta izin sebentar untuk bicara empat mata dengan Dani. Kini keduanya sudah berada di sebuah ruangan.

Wandi langsung mengeluarkan sesuatu dari saku celana. Kemudian menyerahkannya pada Dani.

"Ini berguna untuk staminamu," ujar Wandi.

"Ini obat apa?" tanya Dani.

"Pokoknya kau harus meminumnya saat sudah masuk ke kamar hotel bersama Tante Ira. Kalau tidak, bayaranmu akan rendah. Kau pengen di gaji kan?" balas Wandi.

"Baik kalau begitu, Pak." Dani lantas setuju saja. Sementara Wandi tampak tersenyum sumringah sekali.

"Kalau kau berhasil memuaskan Tante Ira, maka aku akan memberi uang yang banyak untukmu. Mengerti?" kata Wandi.

Dani mengangguk. Wandi pun mengajak Dani untuk kembali menemui Tante Ira.

Setelah diberitahu dan sedikit ingatan yang muncul, Dani mulai mengerti bagaiman kinerja Personal Trainer di Gym 24. Kini dia menemani Tante Ira berolahraga. Tante Ira sedang mencoba menarik beban salah satu alat gym.

"Apa caraku sudah benar?" tanya Tante Ira.

Dani yang sadar kalau cara Tante Ira salah, otomatis mencoba membenarkan. Dia memegangi pinggang wanita itu. Tanpa diduga, Tante Ira mengelus salah satu pangkal pahanya.

"Ternyata pahamu kekar juga. Pasti kuat nih mainnya," komentar Tante Ira.

Chapter 3 - Pelanggan Misterius

Jujur saja, sentuhan Tante Ira membuat Dani merinding sebadan-badan. Ia tentu juga paham arahnya kemana.

"Apa kita ke hotel saja sekarang?" tanya Dani.

Tante Ira memecahkan tawa centil. Dia menjawab, "Kamu ini paham sekali. Tapi bagus deh kalau kau langsung paham."

"Tapi kan katanya Tante mau olahraga dulu satu jam. Ini sepuluh menit aja belum," ucap Dani.

"Tapi kan yang itu bisa dibilang olahraga juga," tanggap Tante Ira seraya bergelayut manja di lengan Dani.

Dani mengangguk pelan. Dia menuruti saja permintaan Tante Ira. Keduanya lantas segera pergi ke hotel.

Ketika sudah tiba di kamar hotel, Dani mencoba meminum obat pemberian Wandi. Perlahan dia merasakan gairah yang membara. Apalagi setelah melihat Tante Ira menanggalkan seluruh pakaian.

Tanpa pikir panjang, Dani melakukannya bersama Tante Ira. Meskipun begitu, dia tak lupa untuk menggunakan pengaman.

Suara desahan Tante Ira menggema saat Dani memompa tubuhnya. Dani memegangi kedua kaki Tante Ira sambil memaju mundurkan pinggulnya. Terdengar suara tepukan keras dari kegiatan panas tersebut.

"Yes! Yes! Ini luar biasa... Aaah!" Tante Ira tak berhenti meracau selagi Dani melayani dirinya dengan baik.

"Kencengin lagi, Sayang! Kencengin!" ujar Tante Ira sambil tersengal-sengal. Peluhnya bercucuran di kedua pelipisnya.

Dani menuruti keinginan Tante Ira. Semuanya berakhir saat Tante Ira telah puas. Wanita itu kelelahan dan terkulai lemas di ranjang.

Sementara Dani langsung pergi ke kamar mandi. Jujur saja, dia juga menikmati permainannya bersama Tante Ira tadi.

"Ternyata ini pekerjaan yang menyenangkan," gumam Dani. Ia memutuskan untuk mengabaikan segala keanehan yang ditemuinya semenjak terbangun tadi.

Usai membersihkan diri, Dani keluar dari kamar mandi. Tante Ira terlihat duduk di sofa. Ia telah menutupi tubuhnya dengan bathrobe.

"Kau pemula kan? Tapi permainanmu luar biasa. Ini adalah pengalaman yang paling hebat dibanding pengalamanku dengan lelaki bayaran lain," ungkap Tante Ira.

"Kalau begitu, kau akan memberi bayaran tinggi kan?" tanya Dani.

"Begitulah. Tapi, Sayang... Aku ingin kau selalu menemaniku."

Dani tersenyum tipis. "Kalau Tante menginginkanku, Tante tahu dimana tempat bisa menemuiku," sahut Dani.

...***...

Hari demi hari berlalu. Dani sudah sangat terbiasa dengan pekerjaannya. Apalagi namanya menjadi yang paling populer sekarang di gym.

Selain melakukan pekerjaan tambahan, terkadang Dani juga bisa melayani pelanggan yang mau berolahraga saja.

Kini Dani baru menyelesaikan kerjaannya. Ia selesai melatih seorang lelaki muda yang ingin kurus.

Wandi tiba-tiba mengajak bicara ke dalam ruangan. Dani kini sudah berada di ruangan Wandi.

"Dan! Aku kebetulan dihubungi salah satu pelangganmu. Dia katanya tertarik dengan pekerjaan tambahanmu," imbuh Wandi.

"Pelangganku? Berarti dia pernah aku latih sebelumnya. Siapa?" tanya Dani.

"Itulah masalahnya. Dia nggak mau aku memberitahumu. Tapi katanya dia akan memastikan bayaran yang sangat tinggi untukmu. Apa kau tertarik?" tukas Wandi.

"Apa dia ingin jasaku di ranjang saja kali ini?" Dani memastikan.

Wandi mengangguk. "Dia katanya sangat menyukaimu. Kalau kau setuju, maka dia ingin bertemu denganmu di kamar hotel yang sudah dipesan," ungkap Wandi.

Dani menghela nafas panjang. Dia sebenarnya ragu menerima tawaran Wandi. Namun di sisi lain, dia sangat penasaran dengan sosok yang katanya sangat menyukainya.

Setelah berpikir cukup lama, Dani akhirnya memutuskan setuju untuk menemui pelanggan misterius itu. Wandi pun memberitahukan hotel dimana tempat Dani akan bertemu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!