Gadis cantik belia dengan usia yang masih amat sangat muda duduk di tepi ranjang sambil menghitung jumlah uang yang ia dapat, di sela jari nya ada rokok yang di hisap dengan gaya yang sudah handal sekali. di usia yang baru menginjak sembilan belas tahun tapi sudah sangat ahli dalam dunia malam, pelanggan yang ia terima sangat lah banyak.
Siapa yang tidak ingin mencicipi tubuh nya ini, semua pria yang memang sering keliaran di dunia malam maka pasti sangat bermimpi kan ingin mendapatkan tubuh wanita ini. dalam satu malam ia akan menerima tamu sampai lima dan kalau kencang maka akan dapat sampai delapan, semua ia layani dengan baik dan tidak ada satu pun mereka menampakan wajah kecewa.
Sayang nya mereka tidak akan pernah kembali pada nya untuk mencicipi yang kedua kali nya, banyak sudah rumor mengerikan itu kalau wanita malam bernama Laura ini menggunakan hal hal yang tidak baik untuk menarik pelanggan. yang nama nya dukun maka sudah pasti sangat tidak asing untuk pekerja malam, sebab mereka memang harus menarik pelanggan agar jangan sampai kalah saing.
Di mulai dari yang dukun biasa hingga dukun handal juga mereka pakai, untuk yang nama nya susuk pun sudah pasti mereka pakai untuk menarik para pria hidung belang. mulai dari persaingan yang sehat dan juga yang tidak sehat, mereka semua punya daya tarik sendiri yang sangat kuat sehingga para pria begitu ingin mencicipi nya.
"Aku sungguh ingin menjajal tubuh nya Laura, uuuh kalau lihat dada nya itu aku sangat bernafsu." ujar James pada Jordan.
"Kalau melihat dada nya itu memang sangat luar biasa, kenyal dan sangat montok." Jordan juga setuju.
"Susah sekali tapi mau di dapatkan, sudah ku coba berulang kali tapi dia bilang sudah penuh." keluh James.
"Itu lah yang membuat ku penasaran juga, dia di boking malam ini untuk malam besok pun tidak bisa." Jordan juga mengeluh.
Pokok nya Laura sangat jadi primadona sekali di sini, tempat yang di penuhi dengan wanita pemuas nafsu sehingga bisa bebas mau pilih yang mana saja sesuai dengan selera mereka. namun tidak semua harga nya sama, Laura mematok harga lima juta sekali main untuk satu orang dan kadang bisa sampai delapan orang dalam satu malam.
Mencari uang untuk senang senang tentu nya gampang sekali, oleh sebab itu Laura sampai punya rumah mewah dan juga mobil yang bagus juga. senyum bangga terbersit dari bibir nya karena sekarang dia sudah bisa beli semua, merasakan jadi orang kaya sehingga hati terasa amat sangat bahagia.
"Empat puluh juta! satu malam kau dapat empat puluh juta, Laura?" kaget Mili teman dekat nya.
"Maka nya aku bilang kau ambil lah sesuatu yang luar biasa dari rumah Mbah Ambar." Laura duduk menghitung uang nya.
"Aku takut sekali mendengar efek nya, bagai mana kalau itu sampai terjadi?" cemas Mili.
"Otak yang seperti mu ini yang tidak akan pernah punya kemajuan, kita itu harus berani bila ingin berhasil!" ucap Laura santai sekali sambil berkipas uang.
"Kapan kau akan kerumah Mbah Ambar lagi?" tanya Mili pelan.
"Malam Jumat lah, pas satu bulan jadi nya aku mau kesana." jawab Laura sambil memberikan uang lima juta pada Mili.
"Kau memberi aku uang?" tanya Mili kaget sambil melihat Laura.
"Beli lah baju dan pergi juga ke salon, kalau kau kucel begitu maka tidak akan dapat pelanggan." suruh Laura.
Walau pun pekerja malam tapi dia masih ada baik nya juga dengan Mili, sebab memang hanya wanita ini saja teman dia. teman yang sejak pertama kali ia kenal saat baru datang dari kampung dan hidup nya terasa susah, sudah mau tiga tahun Laura tinggal di kota ini untuk mencari uang dan dia sama sekali tidak pernah pulang kampung.
"Lau!"
"Apa?"
"Soal wanita tau yang kemarin itu, dia siapa sih?" tanya Mili penasaran pula.
"Ibu ku." jawab Laura santai sambil menghembuskan asap rokok nya di udara.
"Beneran! apa dia juga wanita seperti kita?" kaget Mili.
"Entah lah, tapi kalau di lihat lihat sih iya." jawab Laura santai saja seolah tidak peduli akan hal itu.
"Kau masih marah pada nya?" tanya Mili hati hati.
Laura hanya membuang muka saja karena dia sama sekali tidak peduli akan masalah itu, biar saja wanita itu kau berbuat apa pun karena dia tidak akan pernah peduli. ada sesuatu yang sudah terjadi di masa lalu, Mili juga tidak tau pasti apa yang sudah Laura alami.
Mereka juga bertemu secara tidak sengaja sebenar nya dan Mili jauh lebih tua dari Laura serta dia juga lebih lama kerja di dunia malam, dulu nya mereka bertemu di jalan dan Mili pun mengajak Laura untuk terjun di dunia malam ini dan sekarang Laura malah jadi suhu.
Rumah dan mobil saja sudah punya, ini hanya rumah kerja saja untuk menerima tamu tamu nya. kalau rumah yang besar dan dia huni sendiri ada di tempat lain, dalam waktu dua tahun lebih saja bisa punya rumah sebenar itu serta mobil nya juga sangat mewah, orang yang tidak tau maka tidak akan mengira kalau Laura pekerja malam.
"Besok aku mau pulang kampung dulu." ujar Laura.
"Tumben, mendadak saja kau mau pulang kampung setelah sekian lama?" heran Mili.
"Aku rindu pada nya." jawab Laura lirih sembari menatap sebuah foto.
"Kekasih mu?" tanya Mili yang jadi penasaran melihat gambar pria tampan itu.
"Tapi kalau dia jadi kesini maka aku tidak akan pulang, nanti aku kabari ya pas dia datang kerumah ku." ucap Mili.
"Lah mau ngapain juga aku?" sewot Mili karena mau di undang.
Laura mematikan rokok dan segera memasukan uang yang ini di dalam tas nya, sudah pukul lima pagi dan waktu nya pulang kerumah yang asli dan megah itu. nanti pulang kerumah sekitar jam sembilan atau sepuluh, agar tidak ada yang curiga dan tetangga kota juga tidak ada yang peduli.
"Nanti saat dia datang kau harus mengakui itu rumah mu." ujar Laura.
"Ih gila ya kau ini." seru Mili.
"Tolong lah, anggap aku pembantu mu dan nanti aku kabari lah bagai mana kelanjutan nya." ujar Laura segera pergi.
Masuk kedalam mobil mewah dengan harga yang sangat fantastic, mungkin nasib yang sekarang sama sekali tidak pernah ia duga, sebab siapa sangka diri nya yang dulu sangat hina malah bisa jadi orang kaya walau jalan yang ia tempuh sangat lah di benci tuhan.
Bab pertama ini guys, ayo ramaikan semua nya ya cerita othor.
Laura keluar dari mobil nya dengan gaya yang amat sangat elegan sekali, tidak seperti wanita malam pada umum nya yang berjualan murah asal kan dapat uang untuk makan. tentu saja dia dan mereka jelas berbeda, Laura dalam satu malam saja dapat uang sekitar empat puluh juta dan kadang tiga puluh juta.
Mana mungkin sebanding dengan mereka yang datang lima ratu ribu paling kencang, rumah saja sudah semegah ini bisa dia bangun dan kendaraan nya juga tidak main main. sudah hilang pokok nya kenangan kenangan pahit zaman dahulu, sekarang yang ada sudah berbeda dan dia juga tidak ingin melihat masa lalu lagi.
"Laura!"
Seorang pria berbadan tegap dan bisa di bilang kalau cukup juga sudah usia nya, datang menghampiri Laura yang baru mau masuk kedalam rumah. di lihat dari wajah Laura saja sudah kelihatan bahwa dia sangat tidak suka, entah apa yang sudah terjadi pada mereka berdua ini sehingga tidak akrab.
Anton menarik nafas panjang dengan hati yang di bilang kecewa dan juga marah, ada juga rasa bersalah karena dia lah yang sudah membawa gadis ini dari kampung halaman sana. namun setelah sampai kota ini, Laura kenal dengan teman nya Anton bernama Mateo sehingga menjadi rusak dan kian rusak saja setiap hari nya.
Mateo adalah pelacur pria karena dia sering mendapat panggilan dari wanita yang kesepian, jadi kalau cuma untuk memberikan jalan pada Laura untuk berada di jalan nya maka itu adalah hal yang sangat mudah sekali. maka nya Laura sangat suka bergaul dengan Mateo, di tambah Mateo juga sudah kaya.
Circle nya Laura kan sekarang memang sudah amat luar biasa, suka main dengan orang orang kaya dan penjabat. kalau pejabat begitu maka akan bayar mahal untuk diri nya, walau sekarang sudah ada kabar tak sedap yang datang karena selama dua tahun ini ada hal hal yang tidak lazim mereka rasakan.
"Mau apa lagi kau datang kesini?" Laura bertanya dengan wajah malas.
"La, kau sudah semakin jauh dan ku mohon kau pulang saja kekampung halaman." pinta Anton.
"Kau ini kenapa sih, Bang? aku sudah tidak numpang di rumah mu, jadi kenapa masih sewot juga!" bentak Laura.
"Sebab kau sudah salah jalan di sini, kau semakin tersesat nanti nya!" Anton semakin tidak suka saja.
Laura menarik nafas panjang sambil menatap Anton dengan pandangan yang sangat sinis sekali, Anton juga sangat menyesal karena sudah membawa Laura ke kota kala itu dari desa karena ini sama saja dia yang menyesatkan Laura hingga semakin dalam.
"La, aku sungguh merasa bersalah dengan orang tua mu." Anton berucap pelan.
"Aku dan kau sudah tidak ada urusan apa pun, berapa kali harus ku katakan agar kau bilang saja pada mereka bahwa aku sudah tidak bersama mu lagi." geram Laura menunjuk wajah Anton.
"Kau tersesat dan gila akan uang!" bentak Anton emosi juga lama lama.
Plaaaaak.
"Aku cari uang sendiri dan itu hak ku untuk gila uang atau tidak, mana ada urusan nya dengan mu!" Laura sangat marah sehingga menampar Anton.
"Ternyata aku membawa orang yang salah, ku kira kau bisa jadi orang benar." Anton menatap Laura penuh rasa kecewa yang amat dalam.
Usai berkata demikian, Anton langsung pergi meninggalkan rumah mewah ini karena Anton hanya akan di jadikan keset saja bila bicara dengan Laura. padahal dia adalah orang yang sudah menolong Laura agar dia bisa menjadi orang yang berguna, tapi malah terjebak dalam dunia nista yang tidak ada ujung nya.
"Aku kaya dengan cara ku sendiri, kau tidak berhak melarang ku!" sinis Laura segera masuk kedalam rumah.
"Laura!"
"Apa lagi? ada saja manusia manusia gila yang datang dalam hidup ku!" Laura sangat emosi sekarang.
"Jangan marah marah gitu dong, Mami datang untuk minta uang sedikit saja." wanita setengah baya datang dengan gaya nya yang tak kalah mewah.
"Lalu hasil kau jual tubuh itu kemana? jangan pernah berharap apa pun padaku!" bentak Laura menatap wanita tua ini.
"Kalau kamu tidak mau memberi aku uang maka akan ku katakan alamat rumah mu ini pada saudara mu itu." ancam Riri sambil tersenyum.
Laura gemeletuk menahan emosi yang siap meledak, Riri yang tidak lain adalah Ibu kandung nya sendiri. sebenar nya mereka sudah los kontak selama hampir satu tahun, namun tuhan malah mempertemukan mereka saat Riri sedang di kejar kejar oleh penagih hutang dan mau di pukuli kala itu sehingga Laura pun iba.
"Ambil, jangan pernah muncul di hadapan ku lagi." geram Laura memberikan uang lima juta.
"Nah gitu dong dari tadi, lagian kamu sudah kaya raya begini masa masih pelit juga." Riri sangat senang.
"PERGI!" bentak Laura marah dan juga kesal dan juga marah.
"Kamu jangan berlagak begitu dong, bis kaya dan banyak harta juga karena doa Ibu!" seorang pria turun dari mobil nya yang tidak lain adalah Ayah tiri Laura.
"Ajak suami mu pergi atau aku tidak akan pernah memberikan uang lagi." ancam Laura dengan mata merah.
Riri pun segera mengajak suami nya untuk pergi dari rumah mewah ini, yang penting sudah dapat uang dan bisa bersenang senang di meja judi, lima juta tidak terasa apa apa sebenarnya kalau untuk berjudi. hanya saja dari pada tidak dapat apa apa, maka lebih baik di terima saja uang itu.
"Jangan pernah buka kan pintu saat mereka datang lagi." pesan Laura pada satpam rumah nya.
"Baik, Nona." Satpam yang bernama Jefri mengangguk paham.
"Pagi pagi sudah membuat ku berantakan saja, padahal aku mau bertemu dengan dia tapi malah di kacaukan dengan mood ini." keluh Laura mengusap wajah nya yang sangat cantik dan terawat itu.
"Nona ingin minum apa?" tanya Mbok pelan.
"Buatkan saja aku coklat panas, biar mood ku bagus lagi." pinta Laura duduk di sofa.
"Siap, Mbok buat dulu ya." Mbok segera membuat coklat panas untuk Nona nya yang sedang lelah.
"Mau sarapan atau enggak, Non? Mbok masak nasi kuning loh untuk sarapan." ujar Mbok.
"Tidak usah lah dulu, aku mau diet sebenar nya karena ini lemak sudah ada." Laura memegang perut nya.
Mbok pun hanya membuat coklat panas dan di berikan pada Laura, sedangkan Laura masih memantau foto seorang pria yang amat sangat tampan sekali, sudah lama dia tidak pernah ketemu dan juga tidak pernah berhubungan lagi, tapi beberapa hari terakhir ini Laura berani menghubungi dan benar pria itu menerima nya.
Selamat malam guys, ayo ramaikan cerita baru ini.
"Istirahat dulu, kau kalau kerja kok tidak ada istirahat nya sih." Mateo memanggil seorang pria bertubuh kekar.
"Tanggung ini dikit lagi, Bang." jawab Udin sambil tersenyum.
"Aku kalau melihat mu cepat sekali besar nya, udah seperti membesarkan anak saja rasa nya!" Mateo tergelak geli melihat Udin yang memang sudah bertumbuh menjadi seorang pria.
Udin yang di bilang begitu hanya tersenyum saja, di usia nya yang sudah menginjak dua puluh satu, dia sudah bisa mencari uang selama beberapa tahun tinggal di kota. uang yang dia cari juga halal karena dia bekerja di rumah Mateo merangkap jadi apa pun, Mateo mau membuat kadang burung maka Udin yang jadi tukang nya.
Pekerjaan yang sebenar nya dia tekuni adalah tukang kebun, Mateo sangat sayang dengan pemuda ini karena dia baik dan juga sopan tingkah nya. walau di bilang Mateo bukan lah pria baik baik karena pekerjaan yang ia ambil, tapi dia bila bertemu orang benar begini akan jadi orang baik.
Apa lagi dengan Udin yang ia kenal hampir dua tahun lebih, tidak pernah sekali pun Mateo mengajak Udin masuk dalam dunia nya yang sangat tidak bagus itu. jadi dia benar benar menjaga seperti Kakak yang menjaga adik nya, tidak mengajak di jalan yang salah.
"Bang, aku kalau mau mencari orang apa susah ya?" tanya Udin akhir nya.
"Siapa yang mau kau cari itu?" Mateo bertanya balik.
"Ada dua sih, Bang! tapi aku memang sudah lama putus kontak, walau sekarang aku punya ponsel tapi aku tidak bisa menghubungi dia." jelas Udin.
"Saudara mu atau pacar mu ni?" goda Mateo.
"Ah mana ada cewek mau sama aku, ya saudara dan juga Ibu ku." jawab Udin sambil tersenyum.
"Ibu mu juga menghilang?" Mateo kali ini agak serius.
"Ibu ku memang menghilang begitu saja, Adik ku yang bilang mau merantau tapi aku tidak tau sama sekali kabar nya." jelas Udin sambil membuka ponsel yang di belikan oleh Mateo kemarin.
"Susah juga mencari orang di kota besar begini." ujar Mateo sambil menghisap rokok nya.
Udin membuka ponsel untuk mencari foto Lula yang dulu ada aplikasi biru yang sangat hits untuk kalangan anak muda, dulu nya Lula membuat akun dengan ponsel nya Bintari sang sahabat yang sangat dekat sekali. jadi nya ada beberapa foto Lula yang di pasang di sana, ada juga yang bersama dengan Bintari.
"Ini nama nya Lula, Bang!" Udin menunjukan foto adik nya.
"Dia adik mu?!" Mateo terlihat kaget sampai mau tersedak asap rokok karena melihat gambar itu.
"Santai saja dong, apa Abang sudah pernah ketemu?" Udin menatap curiga.
"Mau ketemu di mana, aku kaget karena adik mu cantik juga." sahut Mateo cepat.
"Dia bilang dulu nya mau merantau kata sahabat ku, padahal aku bilang untuk diam saja di kampung tapi dia justru pergi." keluh Udin pelan.
Mateo melirik Udin yang nampak sangat sedih karena dia sungguh mau mencari adik nya entah di mana, sekarang Udin sudah punya ponsel sehingga bisa bertanya pada orang kampung. orang yang di ajak bicara kala itu Mbak Kinan, dia bertanya soal adik nya apa kah sehat dan dia mau kirim uang.
Namun ternyata Lula juga merantau di kota bersama Anton ponakan nya Pak RT, itu lah penjelasan nya Kinan dan Udin langsung syok jadi nya. kalau Lula merantau juga, apa kah ada di kota ini atau di kota lain karena dia juga memang tidak tau sama sekali soal kepergian adik nya.
"Minta tolong ya, Bang. kalau misal nya ada ketemu, kabari aku ya!" pinta Udin serius.
"Kalau dia tidak merantau di kota ini, Din." ujar Mateo.
"Nah itu juga yang aku pikirkan, tapi orang yang mengajak dia itu tinggal di kota ini." Udin berkata lagi.
"Tau dari mana kamu?" Mateo melirik Udin lagi.
"Dia ponakan nya RT di kampung ku, Bang!" Udin nampak gelisah.
"Ya sudah nanti aku akan cari adik mu lah, tapi kalau tidak dapat selama tiga hari kau menyerah lah ya." Mateo berkata serius.
"Oke, aku akan cari sendiri nanti kalau Abang sudah tidak bisa menemukan nya." angguk Udin setuju.
Mateo menarik nafas panjang karena ini mungkin saja adalah jalan terakhir agar Udin tidak terus terusan merongrong dia untuk mencari di mana Lula berada, kalau nanti sudah di cari dan sama sekali tidak ketemu maka bisa saja Udin menyerah dan tidak akan mencari lagi di mana adik nya berada.
...****************...
Perkumpulan para pemuda kota jelas adalah minum alkohol dan juga club malam, sama hal nya juga dengan Mateo yang sudah sangat binal dan begitu ahli soal hal hal begini. tebar pesona adalah pekerjaan nya setiap malam, sebab dengan begitu dia bisa memancing para wanita kesepian atau lebih sering di sebut Tante girang.
"Ayo lah, Ton! kau dari dulu menolak terus untuk jadi gigolo." ujar Mateo.
"Apaan, aku memang tidak mau kok sampai kapan pun!" tolak Anton.
"Bodoh sekali kau ini, selain dapat uang maka kita juga dapat kenikmatan." bujuk Mateo.
"Kepala mu itu! kalau cuma uang aku juga punya." sewot Anton.
"Kau jangan macam macam kalau bicara dengan pengusaha pisang goreng ini, Teo!" Jordan juga tertawa keras.
Anton melengos karena dia memang sama sekali tidak tertarik untuk menjadi gigolo nya para wanita kesepian, toh hidup dia juga kesepian malah mau menghibur orang kesepian sehingga dia pun menolak walau tawaran nya sudah sejak dulu.
"Ngomong ngomong, Tante mu yang posesif dulu itu kemana sih?" Jordan menatap Mateo.
"Aku tidak tau, ponsel nya tidak bisa di hubungi dan rumah nya juga kosong." jawab Mateo teringat Juwita.
"Orang Radja nya juga menghilang, entah kemana memang mereka." timpal Anton pula.
"Nah kau kan kenal juga sama mereka." Jordan baru sadar.
Radja dan Juwita sama sekali tidak ada kabar lagi di kota, rumah nya tutup dan kosong serta usaha nya di jalan kan oleh orang lain selama dia menghilang ini. sudah pasti uang nya di ambil orang itu, jadi mereka semua memang tidak ada yang tau pasangan itu pergi kemana.
"Padahal dia yang paling royal." ujar Mateo.
"Kadang suka gitu memang, jangan jangan dia insaf dan di ajak pergi sama suami nya." tebak Jordan.
Mateo angkat bahu karena dia memang sama sekali tidak tau kemana Juwita pergi, sebab dia sudah lama tidak ada berhubungan dengan wanita itu. jadi tidak tau kabar nya ada di mana, andai dia tau sudah pasti akan di datangi nya.
Hallo guys, selamat pagi semoga sehat selalu ya kalian semua, othor nunggu gajian lah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!