Dengan badan penuh keringat pemuda itu mengangkat karung kotor yang penuh dengan gelas plastik yang sudah tersusun rapi , ia melangkah menuju pengepul tempat biasa ia menyetorkan hasil mengumpulkan barang beras.
Ia terbiasa membersihkan dulu bekas gelas plastik itu agar bisa tersusun rapi dan memuat banyak dalam karungnya .
" Semuanya 15 kilo Bayu " ucap pak Pandu pemilik pengepul tempat Bayu .
" Iya pak terima kasih, " ucap Bayu mengambil kertas nota setoran rongsokannya, ia akan ke istrinya pak pandu bagian keuangan
" Ini ibu, " Bayu menyerahkan notanya .
" 15 × 6000 jadi sembilan puluh ribu kamu dapat Bayu" ucap Bu Lasmi istri pak pandu.
" Iya ibu, maaf saya ga ada kembalian ibu" ucap Bayu melihat ibu Lasmi memberinya selembar uang seratus ribu.
" Ambil aja, ga perlu di kembalian" ucap Bu Lasmi sambil tersenyum.
Bu Lasmi ga merasa rugi memberikan lebih pada bayu, karena Bayu selalu membersihkan barangnya dulu hingga tak melelahkan pak pandu karena punya Bayu sudah di sortir sendiri..
" Beneran Bu, terima kasih, semoga amal ibu di terima oleh yang maha kuasa dan di ganti dengan berlipat ganda" ucap Bayu penuh syukur .
" Amiiin, kamu juga yah" ucap Bu Lasmi , Bu Lasmi sangat senang setiap Bayu mendoa'kan demi kebaikan nya, terkadang doa yang tulus cepat di kabulkan .
Saat ini Bayu berusia 21 tahun , awalnya dia bekerja sebagai karyawan pabrik ,hanya saja saat adiknya mendadak sakit panas hingga mengakibatkan lumpuh Bayu berhenti dan menjadi pemulung karena bisa dengan cepat pulang ke rumah bila ada kejadian yang menimpa adiknya.
Bayu hidup berdua dengan adiknya , kedua orang tua mereka telah lama meninggal karena tabrak lari saat akan pergi berjualan di pasar sembilan tahun yang lalu,saat ia duduk di kelas 2 SMP, ia menjadi pemulung karena semenjak kedua orang tuanya meninggal ia mencari nafkah dengan memulung hingga tamat SMK,
Adiknya Retno ayu ,hanya selisih dua tahun lebih muda dari Bayu , Retno ayu juga lulusan SMK bidang multimedia . Ia sakit setelah bekerja lembur , kondisi fisiknya semakin menurun hingga tak lagi kuat menopang badannya , kini hanya bisa berbaring di ranjang , walau pulih sebagian tapi ia belum kuat melangkah jauh, hanya mampu melangkah dua puluh langkah itu pun di bantu dengan tongkat .
Wajah keduanya ganteng dan cantik, di sekolah Retno Ayu selalu menjadi primadona. Siswa lelaki banyak yang ingin menjadi kekasihnya hanya saja Retno ayu tak mau berpacaran dulu, ia ingin sukses dulu sebelum menjalin suatu hubungan. Bayu pun sangat tampan , ia menjadi idola lapangan karena jago dalam bermain bola voly , ia juga pernah menjuarai lari maraton 10 kilo meter yang di adakan di sekolahnya.
Sebelum pulang Bayu mampir di warung langganan nya
" His, jangan kesini, bau " seorang ibu muda merasa terusik dengan kehadiran bayu, padahal Bayu bersih, karena sebelum pulang ia mandi dan berganti pakaian . Tapi ia tak mau ribut , ia menjauh setelah meletakan kertas pesanan miliknya.
" Tunggu sebentar yah nak Bayu" ucap ibu Ani pemilik warung ,
" Iya Bu, " ucap Bayu sambil duduk di bangku yang agak jauh dari warung.
" Perasaan Bayu bersih kok bisa kamu bilang bau sih" ibu Ani menegur ibu muda yang menghina Bayu tadi, ibu tadi hanya melengos mengambil belanjaannya.
." Bau miskin!" Ucapnya ketus dan berlalu
" Hei bayar dulu mbak Tami !" Teriak Bu Ani saat sadar ibu muda itu belum membayar.
" Catet aja Bu" balas Bu Tami
" Huh , ngatain orang bau miskin sendirinya tiap belanja ngehutang " gerutu Bu Ani.
" Bayu ini pesanan belanjaan mu" Bu Ani berteriak memanggil bayu , Bayu dengan cepat mendekat
" Berapa Bu semuanya??" Tanya Bayu
" Lima puluh lima ribu ," jawab Bu Ani, Bima menyerahkan uang nya yang hanya selembar lembarnya hasil dari memulung ,
" Ini kembalian nya" Bu Ani menyerahkan belanjaan dan uang kembalian Bayu.
" Teriak kasih Bu, mari Bu?" Pamit Bayu , ia langsung pulang, karena hari hampir magrib , adiknya pasti khawatir bila ia tak lekas pulang.
" Assalamualaikum" Bima mengucap salam sebelum masuk ke rumahnya.
" Waalaikum salam, baru pulang mas" terdengar jawaban atas salam Bayu .
" Iya dek, kamu udah makan?" Tanya Bayu .
" Cuma siang tadi mas," ucap Retno ayu.
" Ya udah mas mau masak dulu, kamu mau telur apa tempe bacem?" Tanya Bayu .
" Tempe aja mas, telurnya buat besok." Ucap Retno ayu.
" Ya udah mas masak dulu " Bayu menyuruh adiknya beristirahat kembali sebelum ia ke dapur untuk memasak .
Karena kerasnya kehidupan Bima dan Retno ayu mampu berdikari, masakannya cukup enak karena dulu di sela senggangnya Bayu sering belajar masak pada seorang koki saat ia membantu pekerjaan di sebuah rumah makan .
Bayu dengan cepat memasak nasi,, dan tempe bacem sebagai lauknya .
" Dek makan dulu" Bayu memanggil Retno ayu setelah hidangannya matang.
" Iya mas," tak lama Retno ayu datang Bayu dengan cepat membantu adiknya .
" Wah masakan mas sekarang nambah enak aja " ucap Retno ayu memuji masakan Bayu.
" Udah makan dulu, nanti sebelum istirahat obatnya di minum" ucap Bayu , Retno ayu mengangguk. Ia bersyukur mempunyai seorang kakak yang sangat baik , ia berjanji tak akan mengecewakan kakaknya.
" Kak bela kok ga pernah kesini lagi mas?" Tanya Retno ayu, Bela seorang gadis cantik, teman sekolah Bayu dan menjadi kekasih Bayu selama hampir 4 tahun.
" Mungkin lagi sibuk dengan kuliahnya de, nanti juga kalau ga sibuk pasti kemari" ucap Bayu menghibur dirinya sendiri. Selama ia berhenti bekerja ia memang merasa hubungannya dengan Bela semakin jauh. Tapi ia menyadari kondisi dirinya dan kondisi Bela yang sedang kuliah.
" Maafin aku yang jadi beban mas" ucap Retno ayu, ia merasa menjadi beban kakaknya selama ini. Dan mungkin kekasih kakaknya menjauh karena Bayu memilih merawat dirinya dan meninggalkan pekerjaannya yang bergaji lumayan besar.
" Kamu mulai ngelantur, jodoh, rezeki dan maut itu ga ada yang tahu, kamu adikku satu satunya, bukan bebanku" ucap Bayu sambil mengusap air mata yang mengalir di pipi Retno ayu.
" Terima kasih mas" ucap Retno ayu memeluk kakaknya.
" Dah istirahat, kakak mau keluar dulu mau ngopi sambil ngerokok " ucap Bayu, Retno ayu mengangguk , itu memang kebiasaan Bayu tiap malam, ia tak mau merokok di dalam rumah karena takut asap rokok mempengaruhi kesehatan adiknya .
" Hei , santai amat udah beres kerjaannya?" Beni tetanggga sekaligus sahabatnya datang dengan segelas kopi di tangannya.
" Baru beres, gmana pada sehat??" Tanya Bayu, karena Beni hanya ada di rumah Sabtu Minggu saja, ia bekerja di luar kota .
" Kabar Retno gimana?" Tanya Beni, ia juga merasa kasihan melihat kondisi Retno ayu yang kini lumpuh karena kecapean lembur.
" Udah mendingan , hanya saja belum bisa berjalan jauh" jawab Bayu .
" Yang sabar nanti juga sembuh, " hibur Beni. Bima tersenyum dan mengangguk . Mereka bercanda dan mengobrol , membicarakan kejadian di saat mereka masih sekolah, terkadang mereka tertawa saat mengingat hal lucu dan konyol yang pernah mereka lakukan saat sekolah.
Sambil menikmati kopi mereka berbincang bincang
" Kamu masih pacaran sama Bela" tiba tiba Beni menanyakan hubungan nya dengan Bela.
" Ya , masih, kenapa memang?" Tanya Bayu , karena baru kali ini, Beni menanyakan tentang Bela.
" Yah, berarti aku salah lihat kemarin" ucap Beni
" Maksud kamu??" Tanya Bayu penasaran.
" Aku seperti melihat Bela bersama Andri, orang yang selalu mengejar kejar Bela waktu itu" ucap Beni.
" Mungkin kamu salah lihat," ucap Bayu . Ada sakit yang terasa menusuk perasaannya. Apalagi saat ini Bela susah di hubungi.
" Ya , sepertinya aku salah lihat" ucap Beni, melihat perubahan yang terjadi di wajah Bayu.
" Sudah malam, aku pulang dulu, besok kamu kemana?" Tanya Beni
" Biasa nyari barang rongsokan " ucap Bayu santai. Baginya menjadi tukang rongsokan bukan pekerjaan hina , selama usahanya halal , itu tak mengapa walau di pandang rendah oleh orang lain.
Pagi hari seperti biasa Bayu kembali melakukan aktifitasnya sebagai pemulung ,setelah sarapan dengan Retno ayu ia berangkat,
Bima berkeliling di sekitar komplek perumahan yang tak jauh dari rumahnya , di sana ia mendapatkan lumayan banyak botol dan gelas plastik, ada juga seorang ibu ibu yang meminta tolong membersihkan barang barang bekas di gudangnya. Banyak barang yang masih bagus yang ia dapat kan dari gudang itu, dari bekas kipas sampai komputer , dia juga mendapatkan upah dari membantu ibu itu.
" Ini beneran mau di buang saja Bu, ga di kilo mungkin ada harganya walau sedikit ?" Tanya Bayu karena bila di timbang lumayan banyak
" Ga usah, buang saja , kalau mau kamu jual itu hak kamu" kata pemilik rumah itu sambil tersenyum
" Terima kasih yah Bu, kalau begitu aku permisi dulu" Bayu sangat bersyukur mendapatkan rejeki dari ibu itu.
" Nanti dulu, ineeem!" Cegah ibu itu sambil memanggil seseorang yang sepertinya pembantu di rumahnya , tak lama seorang gadis kecil berumuran 15 keluar dari dalam rumah
" Iya nyah ada apa??" Tanya Inem setelah berhadapan dengan juragannya .
" Plastik yang tadi saya titipkan mana bawa kemari" ucap sang juragan ,
"oh itu udah di depan." Jawab Inem sambil mengambil satu bungkusan dari plastik merah.
" Ini mas, jangan di tolak" ibu itu menyuruh inem memberikan bungkusan itu pada Bayu.
" Untuk saya Bu??" Tanya Bayu tak percaya
" Iya, hanya makanan dan sedikit sembako, nanti kalau saya butuh bantuan lagi tolong di bantu yah" ucap ibu
" Terima kasih Bu, insya Allah saya pasti bantu Bu " ucap bayu, setelah menerima bungkusan itu, Bayu pulang ke rumahnya , karena berniat menyortir di rumah sambil mengawasi adiknya.
" Wah mencuri dari mana kamu?" Tiba tiba ,Indra teman sekolahnya dulu datang dan mengejek Bayu. Bayu hanya menggelengkan kepala.
" Di jaga mulutmu dra, aku dapet ini dari ibu rumah depan sana" ucap Bayu sedikit kesal, sambil menunjuk rumah ibu yang memberinya barang barang itu.
" Bu , Kosasih ?, aku kira dapet maling" ucap Indra sambil melangkah pergi , Indra memang seperti itu, ia akan berusaha menghina Bayu bila ada kesempatan , namun Bayu malas meladeninya.
" Mas , dapet dari mana?, Sepertinya masih bagus bagus?" Tanya Retno ,karena memang barang yang di bawa oleh Bima masih mulus mulus,
" Tadi di suruh bantuin orang komplek, Bu Kosasih kata orang mah namanya, dan ini dari gudang yang di bersihkan ,aku bawa pulang karena mungkin bisa di manfaatkan" terang Bayu , ia tak mau adiknya berpikiran macam macam.
" Oh, orang kaya yang katanya masih keturunan ningrat itu mas?" Tanya Retno ayu lagi, Bima mengangguk mengiyakan.
Bayu mencoba menghidupkan satu persatu alat elektronika yang ia dapatkan,
" Nyala semua??, Kenapa di buang yah??" Bayu jadi bingung, semua yang di dapat dari ibu Kosasih masih bisa di gunakan ,ada juga handphone realmi not 9 , bahkan komputer masih masuk yang model terkini, corei5 dengan up date tan window 10 .
Kipas angin juga masih berfungsi, hanya karena kendor baut tiangnya membuat kipas itu agak miring.
Tak ada satupun barang dari ibu Kosasih yang tak berfungsi, semuanya berfungsi dengan baik , walaupun ada kerusakan hanya dari baut bautnya yang kendor, cukup di kencangkan dengan obeng sudah normal lagi.
Bayu dengan cepat kembali ke rumah Bu Kosasih. Dengan membawa handphone yang ia dapat dari tumpukan barang bekas tadi
" Assalamualaikum" ucap Bayu sambil mengetuk pintu rumah Bu Kosasih.
" Waalaikum salam" salam Bayu mendapat jawaban dari dalam rumah.
Ceklek
Kriiiiet
Pintu terbuka , inem menatap Bayu.
" Eh mas, ada apa lagi??" Tanya Inem
" Ibu ada?, saya ingin bertemu dengan ibu?" Pinta Bayu sopan.
" Ooh, duduk saja dulu ," inem mempersilahkan Bayu duduk sementara ia ke belakang memanggil juragannya .
Bayu duduk di bawah, karena pakaian nya kotor ia tak berani duduk di atas sofa tamu , takut mengotori sofa itu.
" Eh , kamu. ada apa?, duduk diatas kenapa di lantai dingin nak" Bu Kosasih yang melihat Bayu datang lagi menjadi bingung .
" Iya Bu,baju dan celana saya kotor, biar saya duduk di sini saja, ini Bu saya mau mulangin ini," Bayu mengambil handphone yang ia temukan dari kantung celananya, dan memberikan pada Bu Kosasih.
" Eh, handphone siapa nak??" Bu Kosasih bingung di kasih handphone
" Ini saya temukan di tumpukan barang rongsokan bu , mungkin punya ibu atau sodara ibu ." Ucap Bayu.
" Assalamualaikum" satu suara lelaki yang berat dan berwibawa mengucap salam.
" Waalaikum salam" jawab Bima dan bu Kosasih , berbarengan.
" Eh ada tamu rupanya ?" Ucap pak Kosasih saat melihat ada Bayu di ruang tamu.
" Siapa mam?, kok duduk di bawah, duduknya di atas, nak" tanya pak Kosasih sambil menyuruh Bayu duduk di sofa.
" Ini yang tadi bantu ibu beres beres gudang ," jawab ibu Kosasih" dia menu hp makanya di kembalikan kemari, apa ini hape bapak?" Tanya ibu Kosasih sambil memberikan hp yang tadi di berikan oleh Bayu.
" Kalau ga salah iya, tapi ini udah ga bapak pakai semenjak punya hp terbaru " ucap pak Kosasih.
" Eh ibu beberes gudang yang mana??" Tanya pak Kosasih tiba tiba
" Yang di depan yah?, kenapa?" Tanya ibu Kosasih.
" Ha ha ha, ibu salah , harusnya yang di bersihkan itu yang di kamar belakang, kan buat tempat tidur pak Adang sementara Bu," pak Kosasih tertawa, Bayu terdiam , berarti tadi salah bongkar, pantas saja alat alatnya masih pada berfungsi.
" Maaf pak , kalau begitu , biar saya ambil lagi ,barang barang yang tadi, kebetulan belum saya apa apain" ucap Bayu .
" Oh , ga usah, biar kan saja ,toh itu lebih berguna bagi kamu, ini hp juga buat kamu saja, dan tolong kertas berkas berkas jangan di oper ke orang lain, baiknya kamu bakar saja, begitu juga komputernya, di format dan instal ulang saja. " Ucap pak Kosasih .
" Iya pak, biar nanti saya bakar dan format ulang seperti yang bapak omong" sahut Bayu .
" Terima kasih yah, ini buat kamu " pak Kosasih memberikan amplop pada Bayu .
" Ga usah pak, saya udah sangat berterima kasih, di kasih barang barang itu" tolak Bayu ga enak hati.
" Terima saja, ga baik menolak rejeki" Bu Kosasih menimpali dari belakang pak Kosasih.
" Ya Bu, terima kasih," ucap Bayu sambil menerima amplop itu dan berpamitan pulang . Dia merasa sangat beruntung hari ini , ia akan memberikan handphone ini pada Retno ayu, karena kemarin hp Retno ayu terjual demi menebus obat .
Bayu bergegas pulang dengan setengah berlari, ia tak sabar memberi kejutan pada adiknya Retno ayu . Ia merasa bersalah karena hp Retno ayu terjual untuk menebus obat, karena saat itu ia kaki sedang sakit uang yang di kumpulkan dari menjual rongsokan tak cukup untuk menebus obat dan makan sehari hari. Ia masih ingat hari itu di mana ia mendapat musibah
Sebulan yang lalu karena ingin cepat sampai rumahnya ia memotong jalan melewati jalan tikus yang sepi ia tak menyangka bila ada beberapa preman mabuk yang mencegatnya , awalnya mereka hanya meminta uang 20 ribu untuk menambah membeli minuman, karena memang tak mau bermasalah dan kebetulan ia mendapat rejeki sedikit lebih banyak ia memberikan uang 20 ribu , namun ternyata mereka ingin lebih , tentu saja Bayu menolak , para preman itu marah, dan menyerang Bayu, Bayu terkapar di keroyok oleh preman itu namun dua dari preman itu pun menderita karena rahang mereka terkena tonjokan Bayu. Salah seorang yang merasa tak puas memukul kaki Bayu dengan kayu menyebabkan tulang kakinya sakit seakan patah. Bayu pingsan dan saat terbangun hari sudah malam, ia tertatih berjalan , ia memaksakan berjalan pulang karena adiknya pasti khawatir akan dirinya yang tak pernah pulang lewat magrib.
Dua Minggu Bayu tak bekerja walau bisa berjalan namun tak leluasa bergerak. Karena obatnya Retno ayu hampir habis, ayu yang melihat itu menyerahkan handphone Samsung A20 nya untuk di jual, Bayu walau berat mau tak mau menjual nya, karena uang nya tak cukup untuk menebus obat Retno .
Karenanya mendapat handphone ini ia bergegas pulang , tak lupa ia mampir di sebuah toko dan minta di bungkuskan agar terlihat seperti kado mungil dengan pita putih dan aksesoris kembang biru di atasnya.
" Assalamualaikum, " Salam Bayu saat melangkah masuk rumahnya
" Waalaikum salam, mas udah datang?, bagaimana apa Bu Kosasih salah bongkar gudang?" Tanya Retno ayu, walau mereka miskin mereka akan berusaha jujur dan tak mengharapkan keuntungan dari kesalahan orang lain.
" Iya , tapi ga apa apa, karena gudang yang tadi mas bongkar juga nanti akan di bongkar, hanya saja, untuk kertas kertas berkas dan komputer pak Kosasih meminta format saja komputernya, agar datanya tak ada yang tersimpan dan kertas berkas di bakar." Ucap Bayu , Retno ayu tersenyum senang.
Bayu mengeluarkan handphone yang di bungkus berbentuk kado
" Ini buat kamu" ucap Bayu memberikan kado itu pada Retno ayu.
" Bu...buat aku mas?" Tanya Retno ayu tak percaya, ia melihat pita dan hiasan bunga biru itu sangat cantik, Bayu mengangguk.
" Terima kasih mas" Retno mengambil dan melihat dengan seksama kado itu tapi tak berniat membukanya.
" Kok ga di buka??" Tanya Bayu heran.
" Sayang mas, pita dan bunganya sangat cantik , kalau di buka nanti pita dan bunganya berantakan" ucap Retno ayu, Bayu menggeleng. Kok malah sayang sama pembungkusnya bukan penasaran dengan isinya.
" Kamu lem dulu aja pita sama bunganya, nanti kamu buka dari bawah" saran Bayu , Retno ayu nyengir , ia tak kepikiran kesana, dengan cara yang Bayu sarankan, pita dan bunga tak akan berantakan, dan isi nya bisa di ambil.
Dengan cepat ayu mengambil pisau cutter dan lem , setelah beres mengelem pita dan bunga dengan perlahan ia membuka kado itu dari bawah dengan di bantu cutter.
" Han...handphone?" Retno ayu tergagap melihat sebuah handphone tergenggam di tangannya.
" Iya ini buat kamu, maaf yah, mas cuma bisa ngasih yang model begini" ucap Bayu.
Retno terisak memeluk Bayu.
" Terima kasih mas, ini juga sudah cukup, aku paling hanya mencari tutorial kerajinan tangan yang bisa ku pelajari dan ku buat dengan kondisi ku saat ini, dan punya nilai jual, " Ucap retno ayu
" Ya nanti kalau butuh bahan apa bilang saja, tapi jangan sampai malam, Jam 9 tidur" ucap Bayu tegas , ia tak mau Retno ayu kecapaian lagi.
" Ya mas" sahut retno ayu senang , ia tahu bayu melarang karena menyayangi nya. Bayu menyortir kertas kertas dan memisahkan dari kardus, ia tak memilih kertas kertas itu , semua kertas di tumpuk menjadi satu untuk di bakar, itu amanat yang ia terima dari pak Kosasih. Mungkin ada beberapa berkas penting yang apabila jatuh ke tangan yang salah akan di manfaatkan oleh orang yang tak bertanggung jawab .
Komputer ia serahkan pada Retno ayu untuk di instal ulang, sebelum di jual.
Mungkin akan laku terjual di kisaran satu juta lima ratusan, jumlah yang besar untuk ukuran kantong Bayu saat ini.
Kipas bekas tak ia jual karena terkadang ia suka merasa gerah di malam hari, jadi bisa ia gunakan .
" Eh sepatu " Bayu kaget melihat sebuah sepatu yang lumayan kuno , seperti sepatu yang di pakai orang orang Arab , dengan ujung sepatu mencuat ke atas menantang langit.
Bayu membakar semua kertas , di tempat penampungan sampah yang jauh dari warga, agar asapnya tak mengganggu warga sekitar.
" Hei rajin amat pakai bakar sampah segala " celetuk Beni yang menghampiri Bima
" Ya mumpung ada panas, nanti kalau lagi hujan ga bisa di bakar dan baunya pasti menyengat kalau sudah kena air hujan, kamu belum berangkat?" Tanya Bayu. Biasanya Beni sudah berangkat jam segini agar bisa beristirahat di kontrakannya sebelum besok masuk bekerja.
" Belum, komputer Anggi rusak , rencananya mau di benerin kalau masih bisa ,kalau ga bisa yah paling beli , lagi banyak tugas katanya " ucap Beni .
" Kamu mau beli komputer bekas ga?" Tanya Bayu .
" Kalau masih bagus dan harga terjangkau aku beli, niatnya mah mau beli laptop agar bisa di bawa kemana mana, tapi uangnya belum cukup" sahut Beni ,
" Nanti abis magrib kamu kerumah saja, ada computer satu set corei5 kalau cocok bayarin aja " ucap Bayu.
" Beneran!?, ya udah nanti aku abis magrib kesana sama Anggi " ucap Beni, sambil kembali ke rumahnya. Bayu juga pulang saat api sudah mengecil dan kertas kertas yang ia bakar sudah musnah semuanya.
Bayu kaget saat sampai rumahnya , rumahnya ramai, ia bergegas masuk
" Eh mas Bayu," seorang gadis sepantaran Retno ayu menyapa dengan wajah malu malu, ada juga beberapa gadis lain sepantaran Retno ayu. Rani, dan Lydia teman teman sekolah Retno ayu di kala SMA ,
" Eh Anggi , mas kira siapa , mas udah kaget melihat rumah ramai, takut retno kenapa napa" ucap Bayu menghela napas lega,
" Wah, perhatian amat, mau dong di perhatiin," goda Rani , Bayu yang tampan memang terkadang sering di goda oleh teman teman adiknya , bahkan ada yang terang terang an mau menjadi kakak ipar Retno ayu. Namun Bayu tidak menanggapi karena ia sudah mempunyai Bela , kekasihnya.
" Kalian bisa saja, kalau bukan masnya yang merhatiin Retno siapa lagi" ucap Bayu sambil tersenyum, Rani dan Lydia yang melihat senyum itu langsung klepek klepek . Anggi menggeleng melihat Rani dan Lydia yang mencoba mencari perhatian Bayu. Ia juga menyukai Bayu, tapi Bayu menganggapnya sebagai adik saja, karena Beni adalah sahabat nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!