NovelToon NovelToon

Tuan Muda Tampan

Pesan penting

  Terlihat seorang pria berdiri di depan makam,posisi pria itu tidak sendiri.Ada beberapa bodyguard yang sedang mengawasi sekitar lokasi dimana pria itu berada.

  Dari arah belakang ada seorang pria berjas hitam mendekati pria itu.

  "Tuan." Pria itu langsung menoleh ke belakang.

  "Ada apa?" tanya pria itu dengan nada dingin.

  "Sudah waktunya kita pergi tuan." Pria itu membalas dengan anggukkan.

  Akhirnya mereka pergi dari tempat itu, beberapa orang pun mengikuti pria itu dari belakang.

  Pria itu langsung menaiki mobil miliknya,sedangkan beberapa bodyguard lebih dulu berada didepan.

...****************...

  Akhirnya rombongan mobil itu sampai disebuah mansion yang dijaga beberapa orang di lokasi itu.

  Pria itu langsung disambut beberapa pelayan yang sudah menunggu kehadirannya.Salah satu dari mereka langsung maju mendekati pria itu.

  "Selamat datang tuan Sean." Pria itu hanya terdiam saat dirinya disambut.

  "Tuan Harry sudah menunggu kedatangan anda." ucap pria itu yang langsung mengantarkan tuan Sean pada tamu itu.

  Setelah sampai di ruangan itu,tuan Harry langsung berdiri menyapa kedatangan seseorang yang sedang beliau tunggu.

  "Selamat datang tuan Sean." ucap tuan Harry yang langsung keduanya saling berjabat tangan.

  "Tuan Harry." Akhirnya mereka duduk dan membicarakan hal yang penting pada tuan Sean.

  "Apa ini?" tanya pria itu dengan tatapan tajam.

 "Ini adalah surat terakhir yang tuan besar tulis untuk anda tuan.Terdapat pesan jika anda harus pergi ke negara Indonesia untuk mencari keberadaan nyonya Amelia."

 "Kamu menyuruh aku mencari keberadaan wanita itu?" tanya pria itu dengan nada sinis.

 "Itu pesan terakhir tuan besar untuk anda tuan." Pria itu melihat foto yang nampak sudah usang.

   Sean pun langsung membaca surat itu dan baru mengetahui kebenaran yang selama ini disembunyikan ayahnya selama bertahun-tahun dari dirinya.

  "Jadi selama ini nenek yang sengaja melakukan itu." gumam Sean yang baru mengetahui rahasia yang selama ini ayahnya simpan.

  "Itu benar tuan,bahkan saya diperintahkan oleh tuan besar untuk menyampaikan pesan ini pada anda tuan Sean.Selama ini tuan Danny memendam masalah ini dan anda yang diharuskan untuk menemui nyonya Amelia." jawab tuan Harry yang sekedar ingin menyampaikan pesan pada tuan Sean.

  "Kenapa harus aku?" tanya balik Sean pada tuan Harry.

  "Untuk itu saya tidak tahu tuan,saya sebagai pengacara hanya menyampaikan pesan terakhir tuan Danny pada anda." jawab tuan Harry yang bekerja sesuai instruksi tuan Danny.

  Sean pun hanya bisa menghela nafas pelan-pelan setelah dirinya diperintah untuk mencari keberadaan seorang wanita yang dimana wanita itu adalah mamanya.

  "Bagaimana tuan?" tanya tuan Harry yang sedang menunggu jawaban dari tuannya.

  "Mau bagaimana lagi,jika itu keinginan ayah yang terakhir.Aku harus pergi mencari wanita itu." Sean pun terpaksa harus melakukan itu.

  "Baiklah tuan,ini ada sesuatu untuk tuan." tuan Harry memberikan secarik kertas yang dimana kertas itu tertulis alamat.

  "Ini apa?" tanya Sean yang tiba-tiba diberikan secarik kertas yang terdapat tulisan.

  "Itu alamat tinggal dari nyonya Amelia tuan." Mendengar penjelasan itu, Sean membaca alamat yang harus dia tuju.

  "Nantinya anda bisa langsung menemuinya dan hanya pesan itu yang tuan Danny." ucap tuan Harry yang bertugas untuk menyampaikan pesannya pada putranya.

  "Baiklah." jawab Sean dengan nada datar, pandangannya masih mengarah ke foto itu.

  "Aku harus tahu apa yang mereka sembunyikan dariku." batin Sean yang masih penasaran apa yang sebenarnya terjadi pada kedua orangtuanya.

  Tuan Harry pun pergi meninggalkan tuan Sean sendirian di ruangan itu,Sean masih mengecek surat terakhir dari ayahnya."Atas dasar apa nenek melakukan itu pada ayah dan Mama." gumam Sean yang baru mengetahui kebenaran yang terjadi kepada kedua orangtuanya.

  Tiba-tiba saja terdengar suara langkah kaki dari dalam ruangan itu.

  "Tuan." sapa seorang pria dengan menundukkan kepala.

   Sean melirik kearah asisten pribadinya."Siapkan semua perlengkapan perjalanan kita besok ke negara Indonesia." Perintah Sean pada asisten pribadinya,yang hanya ditanggapi dengan menganggukkan kepala ada pria itu.

  "Baik tuan,akan segera saya siapkan." jawab asisten pribadinya yang bernama Arlan.

  Sean pun keluar dari ruangan itu,Arlan pun sempat melirik kearah tuannya."Ada apa tuan tiba-tiba pergi kesana,bukannya tuan selalu menghindar jika berkaitan dengan tempat itu." batin Arlan yang tiba-tiba saja melihat perubahan sikap dari tuannya.

  Sean kini berada didalam kamarnya,dia sibuk mengirim pesan pada seseorang."Lebih baik aku berikan semua tugas itu pada Carlos." gumam Sean yang menyerahkan semua pekerjaan miliknya pada asisten pribadinya.

  Malam hari

    Waktu makan malam sudah tiba,seperti biasanya Sean menikmati makan malam dimeja sendirian dengan beberapa pelayan yang sibuk menghidangkan minuman untuk dirinya.

  "Dimana Arlan?" tanya Sean pada pelayanan itu.

  "Kebetulan tuan Arlan sedang keluar tuan." jawab salah satu dari mereka,setelah mendengar jawaban itu Sean melanjutkan makan malamnya.

  Dari arah depan terlihat ada seorang pria menghampiri tuan Sean."Tuan." sapa Arlan pada tuan Sean.

   Sean hanya melirik melihat kehadiran asisten pribadinya."Ada apa?" tanya balik Sean pada Arlan yang sudah berdiri didepannya.

  "Semua keperluan untuk perjalanan besok sudah saya siapkan tuan,dan jadwal pemberangkatan pada pukul 7 pagi tuan." Arlan menyampaikan pesan pada tuannya.

  "Baiklah." jawab Sean dengan ekspresi datar setelah mendengar informasi tentang keberangkatannya besok ke negara Indonesia.

  "Semoga tidak sia-sia yang aku datang kesana dan mencari kebenaran itu." batin Sean yang sudah muak.

  Setelah selesai makan malam, Sean segera masuk kedalam kamarnya.

    Pagi hari

  Sean pagi-pagi sudah sibuk di ruang kerja milik Ayahnya.Dia mencari sesuatu petunjuk lainnya tentang hubungan kedua orangtuanya.

  Tidak sengaja Sean menemukan sebuah tumpukan surat yang membuat dirinya curiga.Satu-persatu surat itu dia buka dan membaca satu-persatu.

  "Pantas saja,ayah menyimpan ini semuanya." gumam Sean yang baru mengetahui dibalik surat itu ada kebenaran hubungan ayah dan nenek sempat merenggang.

   Sean segera mengambil semua surat itu,ia segera menuju kamarnya dan memasukkan surat itu ke dalam koper miliknya.

  "Tuan." sapa Arlan pada tuan Tuan Sean,ia langsung melirik kearah asisten pribadinya.

  "Sudah waktunya anda berangkat tuan." ucap Arlan yang kini tuannya siap untuk berangkat sekarang.

  "Baiklah." jawab Sean yang segera keluar dari kamar,sedangkan koper miliknya dibawa oleh pelayan yang sudah siap.

   Sean dan asisten pribadinya segera menuju lokasi yang dimana Sean dan asisten pribadinya akan berangkat dihari itu juga.

  Terlihat Sean duduk santai didalam mobil yang mereka kendarai,pandangan Sean tertuju kearah samping jendela mobil dengan posisi santai seperti memikirkan sesuatu.

Menemui orang tersayang

  Setelah menempuh perjalanan setengah jam akhirnya tuan Sean sampai di lokasi bandara.

 Sean segera memasuki pesawat jet pribadinya bersamaan Arlan yang akan menemani tuannya.

  "Bagaimana dengan mereka yang di sana,apa mereka sudah siap?" tanya Sean pada asisten pribadinya.

  "Sudah tuan,tadi pagi saya sudah menghubungi mereka dan respon mereka cepat menanggapinya.Bahkan saya sudah menyiapkan apartemen yang akan tuan tempati." jawab Arlan yang sudah mempersiapkan semuanya.

  "Bagus,kamu suruh mereka untuk mencari alamat wanita itu.Setelah semua selesai aku akan kembali pulang." jawab Sean yang pergi hanya ingin menemui wanita itu.

  Arlan pun membalas dengan anggukkan."Maaf tuan,apa anda tidak langsung saja mengurus perusahaan yang ada sana.Menurut informasi yang saya dengar, perusahaan sedang ada masalah." Mendengar apa yang Arlan katakan seketika ekspresi dari Sean langsung berubah.

  "Apa ada seseorang yang sengaja ingin membuat masalah denganku?" tanya Sean yang sudah mulai kesal mendengar berita itu.

  "Saya pun belum mengetahuinya tuan,tapi seperti ada seseorang yang sengaja berbuat licik pada anda tuan." jawab Arlan yang sekedar menebak.

  "Baiklah, aku akan turun langsung. Menyelesaikannya." jawab Sean yang turun langsung menyelesaikan permasalah di perusahaan miliknya.

  Arlan pun hanya terdiam setelah mendengar jawaban dari tuannya.

  Beberapa jam kemudian

  Akhirnya mereka sampai ditempat tujuan mereka, Sean langsung keluar dari pesawat jet pribadinya.Dari luar terlihat mobil yang nantinya mereka.

  Terlihat ada seorang pria yang mempersilahkan tuannya untuk masuk kedalam mobil,bersamaan Arlan mengikuti tuannya dari belakang.

  Tujuan mereka langsung menuju Apartemen yang sudah Arlan pesankan untuk dirinya.Akhirnya mereka sampai di lokasi itu,Sean pun akhirnya mendapatkan Apartemen mewah yang sudah Arlan disiapkan untuk dirinya bahkan Arlan mempersiapkan beberapa cemilan untuk tuannya.

  "Bagaimana tuan?" tanya Arlan pada tuannya.

  "Bagus." Sean berjalan kearah kamarnya,yang terlihat begitu rapi.

  "Kalau begitu saya permisi dulu tuan,jika tuan butuh sesuatu silakan hubungi saya." ucap Arlan pada tuannya.

  "Iya." jawab singkat Sean yang saat itu posisi dia berdiri didepan jendela kaca dikamar miliknya.

  "Besok awal pencarianku,semoga saja apa tujuanku datang kesini tak pernah sia-sia." batin Sean yang tak ingin gagal untuk sekian kalinya.

  Pagi hari

  Sepertinya pagi biasanya,tuan Sean sudah sibuk didepan laptop miliknya.Beberapa laporan yang dikirim lewat alamat email dia baca bahkan sesekali dia cek ulang.

  "Tuan." sapa Arlan pada tuan Sean yang saat itu sedang sibuk dengan pekerjaannya.

  "Ada apa?" tanya Sean pada asistennya.

  "Sarapan pagi sudah siap tuan." jawab Arlan yang sudah mempersiapkan kebutuhan tuannya.

  Tanpa banyak tanya Sean langsung menghentikan pekerjaannya dan langsung sarapan pagi.

  "Kapan kita akan berangkat?" tanya Sean pada asistennya.

  "2 jam lagi tuan,orang suruhan kita sudah berada di lokasi." Mendengar jawaban itu tuan Sean membalasnya dengan anggukkan.

  Setelah selesai sarapan pagi dia pun melanjutkan pekerjaannya sembari menunggu waktu 2 jam lagi untuk mereka pergi menemui seseorang.

  2 jam kemudian

  Akhirnya Sean siap berangkat menuju lokasi yang akan dituju,tidak lupa ia membawa sesuatu untuk dia berikan langsung pada seseorang yang ingin dia temui.

  Selama diperjalanan Sean hanya terdiam seolah mengingat masa kecil saat dia berpisah dengan mamanya.

  "Apa masih jauh?" tanya Sean pada asistennya yang sadari tadi mereka belum sampai di lokasi yang akan mereka kunjungi.

  "Sebentar lagi tuan, kebetulan lokasi tempat tinggal nyonya Amelia ada dipinggiran kota.Mungkin waktu jarak tempuh kita kesana sedikit lama tuan." Mendengar jawaban itu, dia hanya terdiam dan dia mencoba sedikit bersabar.

  Setelah penantian lamanya akhirnya mereka sampai di tempat tujuan mereka.

  Terlihat rumah kecil yang begitu asri dengan banyaknya tanaman hijau disekitar depan rumah.

  "Kamu yakin ini rumahnya?" tanya Sean yang tak percaya ini tempat tinggal seseorang yang dia cari.

  "Saya yakin tuan,apalagi alamat ini sama dengan alamat yang tuan berikan pada saya." jawab Arlan yang sudah mencocokan dari awal.

  Akhirnya Sean keluar dari mobil dengan tangan kanannya memegang sebuah amplop ukuran besar,sontak saja beberapa orang di sana semakin dibuat penasaran dengan kedatangan seorang bule tampan.

  "Lihat itu,ada bule tampan." ucap salah satu ibu-ibu yang saat itu sedang berkumpul,mereka pun datang menghampiri bule tampan itu.

  Arlan pun langsung dibuat kaget dengan kedatangan ibu-ibu yang mendatangi mereka.

  "Benar-benar tampan ya." ucap salah satu ibu-ibu itu,Arlan yang melihatnya dibuat kebingungan dengan reflek Arlan memberikan kode pada tuannya untuk segera masuk kedalam.

 Sean langsung berjalan menuju rumah itu.Perlahan-lahan Sean mengetuk pintu itu,hingga dari dalam terdengar suara seorang wanita yang berteriak.

  "Iya sebentar." jawab wanita yang terdengar keras berteriak.

  Setelah pintu terbuka reaksi wanita itu langsung kaget melihat ada dua pria bule berdiri didepan pintu."Kalian siapa?" tanya wanita itu pada mereka.

  "Apa ini kediaman nyonya Amelia?" tanya Arlan pada wanita itu.

  "Benar,maaf anda siapa?" tanya wanita itu yang penasaran dengan mereka berdua.

  "Bisa kami bertemu dengan nyonya Amelia?" tanya lagi Arlan yang masih berusaha bertemu dengan nyonya Amelia.

  "Siapa Ziva?" Terdengar suara memanggil wanita itu, munculah seorang wanita yang saat itu memakai celemek.

  Wanita itu terdiam Melihat kedua orang pria bule itu."Kalian siapa?" tanya wanita itu yang tatapannya mengarah kedua pria itu.

  "Nyonya Amelia, perkenalkan nama saya Arlan.Maaf jika kami mengganggu anda nyonya." ucap Arlan yang secara langsung mengenal diri,tapi wanita itu menatap wajah pria yang ada disamping Arlan.

  "Kenapa wajah pria itu persis dengan." batin nyonya Amelia yang terlihat penasaran dengan pria didepannya itu.

  "Ini aku Sean." Mendengar nama itu,mata nyonya Amelia berkaca-kaca melihat sosok yang selama ini dia rindukan.

  "Anakku." ucap nyonya Amelia yang langsung lari memeluk erat putranya yang selam ini dia rindukan.

  "Sean." ucap lirih nyonya Amelia yang tak bisa membendung kesedihan melihat putranya kini sudah dewasa.

  "Mama." ucap Sean dengan suara lirihnya.

  "Sean." Nyonya Amelia memeluk erat putranya dan sesekali dia memegang pipi putranya dengan ekspresi menangis didepan putranya.

  "Anak mama sudah besar,maafkan mama yang harus meninggalkanmu sayang." ucapan permintaan maaf seorang ibu pada anaknya.

  "Sean paham ma,Sean pun tahu masalah apa yang sedang mama hadapi." Balas Sean yang sebenarnya tahu betul apa yang sebenarnya terjadi pada mamanya.

  Mereka semua pun masuk kedalam rumah dan nyonya Amelia tak lepas duduk disamping putranya.

  "Sean" ucap Nyonya Amelia dengan senyumannya, tangan Nyonya Amelia terus menggenggam erat tangan putranya.

Kebenaran yang sesungguhnya

  "Mama tak bisa berkata-kata apa sayang, akhirnya kita bisa bertemu lagi." Terlihat ekspresi bahagia dari wajah Nyonya Amelia.

  "Bagaimana kabar papa?" Bertanya kabar tentang suaminya.

  Reaksi putranya hanya terdiam setelah bertanya perihal tentang papanya."Papa sudah meninggal." Seketika hati Nyonya Amelia runtuh mendapati kabar suaminya itu sudah meninggal.

  "Tidak mungkin." Nyonya Amelia menangis semakin menjadi setelah mendengar kabar suaminya telah meninggal.

  Nyonya Amelia menangis mendapati kabar tentang kematian suaminya.Sedangkan Arlan yang duduk dipojokkan hanya menundukkan kepala.

  "Sean datang kemari karena permintaan terakhir dari papa untuk menemui Mama." Sean pun langsung memberikan sebuah amplop yang langsung diberikan oleh mamanya.

  "Ini apa?" Terlihat bingung dengan isi amplop itu.

  "Didalam ada suratnya dari papa." Amplop itu langsung dibuka dan dibaca yang ternyata isinya sebuah surat.

  "Papa." Nyonya Amelia menangis setelah mengetahui kebenaran yang selama ini suaminya simpan.

  "Papa merasa bersalah pada Mama." Perkataan itu langsung membuat Nyonya Amelia semakin sedih dan merasa bersalah pada suaminya.

  "Maafkan Mama pa." ucap lirih Nyonya Amelia pada suaminya itu.

  "Mama tidak salah,tapi semua ini rencana oleh nenek." Mendengar nama wanita itu lagi, langsung membuat Nyonya Amelia langsung menundukkan kepala.

  "Apa Mama memiliki masalah dengan beliau?" tanya Sean tentang neneknya.

  "Mama tidak punya masalah apapun dengan beliau,tapi Mama sekedar ingin menghormati beliau." ucap Nyonya Amelia,yang masih diam-diam menyimpan sesuatu yang masih dirahasiakan di depan putranya.

  "Tak perlu Mama tutupi, Sean pun tahu sedari awal Mama dan nenek memiliki masalah" jawab Sean sudah tahu hubungan Mama dan neneknya sedang tidak baik-baik saja.

  Nyonya Amelia hanya terdiam tak menjawab sepatah kata-kata."Ini untuk Mama,dari papa." Sean memberikan sebuah kalung cantik untuk Mamanya.

  "Kalung."

  "Itu kalung yang papa sengaja belikan untuk hadiah ulangtahun Mama." Mendengar penjelasan itu, Nyonya Amelia bertambah makin sedih.

  "Mama simpan saja kalung ini." ucap Sean yang langsung memberikan semuanya pada mamanya.

  Nyonya Amelia masih menahan tangisannya setelah membaca kebenaran tentang masalah mereka berdua.

  Nyonya Amelia menatap putranya dan merasa terharu."Terimakasih sudah bersedia datang menemui Mama." Senyuman manis dari seorang ibu pada anaknya.

  Sean pun membalasnya dengan anggukkan dan Nyonya Amelia masih menggenggam erat tangan putranya.

  Nyonya Amelia sempat melirik kearah sebelah yang dimana ada seorang wanita duduk diantara mereka.

  "Oh iya sayang, perkenalkan ini Ziva.Dia anak tetangga samping Mama."

  "Salam kenal kak,namaku Ziva." Wanita itu langsung memperkenalkan diri.

  "Sean." Mendengar putranya mengenalkan nama dirinya,diam-diam Nyonya Amelia tersenyum kearah putranya.

  "Ternyata sifat dinginnya,sama persis dengan papanya." batin Nyonya Amelia yang menilai sifat dinginnya persis dengan suaminya.

  "Sean,ayo ikut Mama ke belakang.Kebetulan Mama baru saja selesai membuat cemilan kesukaanmu." ucap Nyonya Amelia yang langsung menarik tangan putranya.

  Sean pun mengikuti Mamanya keruang belakang. Mereka berdua duduk bersama sembari menikmati cemilan yang dibuat oleh Mamanya.

  "Bagaimana sayang,apa kamu suka?" tanya nyonya Amelia pada putranya.

  Sean pun hanya membalasnya dengan anggukkan, Nyonya Amelia terlihat begitu bahagia putranya masih bersedia mencicipi cemilan yang beliau buat.

  Setelah selesai mencicipi,mereka berdua kembali keruang depan.Arlan melirik kearah tuannya,seperti memberikan kode pada tuannya.

  "Siapkan sekarang." Perintah Sean pada asistennya.

  "Baik tuan." jawab Arlan yang langsung melakukan perintah dari tuannya.

 "Ada apa Sean?"

 "Sean harus pulang sekarang." Ia langsung berdiri dari tempat duduknya,spontan nyonya Amelia pun ikut berdiri.

  "Kamu tidak mau menginap di rumah Mama?" Pertanyaannya itu langsung dia balas dengan menggelengkan.

  "Sean tidak bisa,masih ada pekerjaan yang harus Sean selesaikan." Nyonya Amelia begitu terlihat sedih dengan jawaban putranya.

  "Lalu kapan kamu mau menginapnya ke rumah Mama?" tanya Nyonya Amelia yang begitu mengharapkan putranya bisa menginap di rumahnya.

  "Untuk saat ini Sean belum bisa,mungkin setelah urusan selesai baru bisa Sean pastikan." jawab dirinya yang masih sibuk dengan pekerjaan yang harus dia selesaikan.

  Nyonya Amelia hanya bisa menghela nafas."Baiklah Sean, Mama akan tunggu kabar darimu." jawab Nyonya Amelia menyadari betapa sibuknya putranya sekarang ini.

  Di hari itu juga,dia pergi sembari dia berpamitan untuk pulang."Sean pulang dulu."Nyonya Amelia langsung memeluk putranya.

  "Hati-hati dijalan."pesan seorang Ibu pada anaknya,Ia pun membalas dengan anggukkan.

  Setelah kepergian putranya,beberapa orang disekitar tempat tinggal Nyonya Amelia ramai-ramai mendatangi kediaman Nyonya Amelia.

  "Ibu Amelia." Tiba-tiba saja ada seseorang memanggil namanya.

  "Iya Bu,ada apa?" tanya Ibu Amelia yang saat itu sedang berdiri didepan halaman rumahnya.

  "Tadi siapa Bu, ada dua pria bule mampir di rumah Ibu?" tanya salah satu ibu-ibu yang saat itu berkumpul diluar.

  "Oh tadi itu putra saya Bu." jawab Ibu Amelia dengan senyuman.

  "Apa putra Ibu Amelia?" Terlihat beberapa Ibu kaget dan tak percaya dengan apa yang dibicarakan oleh Ibu Amelia.

  "Iya Bu,memang kenapa ya?" tanya Ibu Amelia pada ibu-ibu itu.

  "Tidak mungkin,di lihat dari wajahnya berbeda mana mungkin tadi anaknya ibu." ucap salah satu ibu-ibu yang tak langsung percaya.

  "Itu benar,saya punya seorang putra yang selama ini berada di luar negeri." jawab Ibu Amelia yang sudah menjelaskan siapa mereka.

  "Lebih baik ibu masuk kedalam biar Ziva yang bicara pada mereka" Bisik Ziva yang menyuruh Ibu Amelia untuk segera masuk kedalam rumah.

  Ziva langsung menghadapi mereka dan bicara langsung dengan cerita yang sebenarnya.

  Di posisi tuan Sean

  Terlihat Sean duduk terdiam sembari mengingat kebersamaan dia bersama mamanya.

  "Sepertinya Mama terlihat lebih bahagia dengan kehidupan barunya." ucap Sean yang melihat kehidupan Mamanya lebih tenang.

  "Sudah bertahun-tahun Nyonya Amelia meninggalkan anda tapi kasih sayang yang beliau berikan tidak berubah untuk anda tuan.Pasti Nyonya Amelia menunggu momen sepertinya,bertemu kembali dengan seseorang yang beliau sayangi." jawab Arlan yang melihat kasih sayang yang begitu besar yang beliau tunjukkan pada tuannya.

  "Jika saja hal itu tak terjadi,mungkin Mama dan Papa masih bersama." ucap Sean yang menginginkan keduanya bisa hidup bersama.

  Arlan yang mendengarnya hanya terdiam mendengar keinginan dari tuannya."Sebaiknya aku harus mencari penyebabnya." batin Sean yang sedang mencari suatu kebenaran yang selama ini Papanya sembunyikan darinya.

  Pada akhirnya dia diam-diam memberikan tugas pada asistennya itu.

  "Bagaimana apa kamu bisa melakukannya?"

  "Akan saya lakukan tuan." jawab Arlan yang menerima tugasnya.

  "Jangan sampai dia mencurigai kita,apalagi jangan sampai rencana kita gagal nantinya." ucap Sean yang sudah memperingati asistennya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!