...----------------...
...----------------...
Suara kipas angin berdengung. Di depan layar PC, seorang pemuda (Wazeng) dengan rambut sedikit acak-acakan, menggunakan headphone dengan ekspresi ngantuk tengah duduk bersandar. Tangan kirinya menopang dagu, sementara tangan kanan memegang mouse. Di layar, game favoritnya, Soul-verse Beast, ia bermain online bersama sahabatnya, Vogaz
Wazeng mendekatkan micnya "Tes tes, hallo?"
"Masuk," Suara kalem Vogaz terdengar dari headphone
"Grinding?" tanya Wazeng
"Yok!" Jawab Vogaz dengan cepat
...Sungguh hari yg sangat biasa......
...----------------...
...----------------...
...Setelah 2 jam grinding...
Wazeng menguap, bersandar di kursi sambil berputar putar, suaranya terdengar ngantuk "Kali ini terasa sangat membosankan..."
Vogaz menjawab dengan suara malas "Ya... Aku juga merasakannya... Coba aja kalo kita dapat undangan dari gamenya... Pasti bakal seru..."
...*CLING*...
...Suara notifikasi game...
Wazeng mendekat dengan menarik kursinya lalu membuka mail in-game. Sebuah pesan baru muncul dengan latar belakang emas, dengan animasi kelap kelip seperti sebuah pesan mewah...
..."SELAMAT! KAU TERPILIH UNTUK MEMAINKAN GAME SOUL-VERSE BEAST SECARA REALTIME! LAKUKAN SELFIE DENGAN LATAR PESAN INI DAN DATANGLAH DI KANTOR PALEKOKEN, SOULVERSE BEAST, SETELAH TIBA SERAHKAN FOTO SEBAGAI BUKTI DAN MASUKLAH, KAMI AKAN MENYIAPKAN SEMUANYA!"...
Mata Wazeng melebar, mulutnya menganga. Dia spontan menarik mic ke bibirnya dan berteriak "COKKKKK!!! GUA DAPET UNDANGAN DARI GAMENYAAA!!"
....
....
....
Hening, tak ada jawaban dari Vogaz
*Cekrek*
"Hah? Eh?" Wazeng bingung, dia masih membatu
Di sisi lain, Vogaz menarik micnya, mengambil nafas panjang dan berteriak seperti menelan micnya: "GUA DAPAT UNDANGAAAANNNN... WOOUGHHH UUUUUUUUUUUOOOGHHHHH"
Spontan Wazeng loncat langsung melepas headphonenya sampai kabel terlepas karna Vogaz berteriak "BUDEG WOI!...LU DAPET?! GUA JUGA DAPAT!"
"SERIUS LU?! GAS FOTO KITA OTW!" Kata Vogaz bersemangat, suaranya terdengar dari speaker
Wazeng langsung ngacir ke kasur, ambil HP, dan selfie dengan latar belakang mail keemasannya.
*Cekrek*
...----------------...
"Dah... gw otw ke halte!" Wazeng mengirim chat pada Vogaz
...----------------...
Wazeng mematikan PCnya, mengambil botol minum dan berjalan keluar dari kamar kost menuju penjaga kost, memberikan kuncinya dan berlari menuju halte bus...
5 menit berlari dia tiba di halte bus, disana sudah ada Vogaz yg bersandar pada tiang, sambil liatin HPnya
Vogaz menoleh sedikit "Lama bener"
Wazeng terengah engah langsung terduduk di lantai " Aelah,...gak sejam juga." ia langsung minum dari botol airnya.
...----------------...
Beberapa saat kemudian bus tiba, bukan bus yg biasa. Bodinya mengilap hitam metalik, dan pintunya terbuka otomatis dengan suara pelan— Sopir turun, seragamnya rapi, menggunakan kacamata hitam, ia menyapa Wazeng dan Vogaz
"Soul-verse?" Sang sopir hanya mengatakan satu kata yg pasti dengan suara dan ekspresi yg datar.
Wazeng dan Vogaz saling menatap dan dengan tegas... "YA!"
Sopir mengangguk pelan "Baiklah, masuklah... ini adalah bus khusus yg menerima undangan."
Sopir masuk diikuti Wazeng dan Vogaz... Di dalam bus, ada puluhan orang lain, semuanya tampak muda, ada cewe, ada cowo, juga ada wibu. Sebagian besar menatap layar HP dengan ekspresi campur aduk— ada yang gugup, dan ada juga yang bersemangat... Wazeng dan Vogaz duduk di belakang samping jendela dan mereka berangkat.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
Satu jam perjalanan, bus berhenti. Semua penumpang turun. Di depan mereka berdiri gedung besar bergaya futuristik. Logo Soul-verse Beast berkepala serigala putih dengan taring putih bersinar terang di atas gedung— Pintu kaca terbuka otomatis, dan para pemain mulai mengantri di depan resepsionis. Mata Wazeng menyapu sekeliling ketika masuk, tempat itu sangat putih, bahkan keramik memantulkan bayangan. Namun juga sunyi, hanya suara lift naik-turun dan suara langkah kaki yg terdengar.
Masing-masing menunjukkan foto selfie undangan mereka. Di depan Wazeng dan Vogaz, seorang player gagal saat proses scan. Dan para penjaga langsung mengusirnya dengan cepat, diam tak bersuara.
Giliran Wazeng dan Vogaz, mereka sedikit bergetar takut setelah melihat yg terjadi di depan mereka. Tapi saat giliran mereka tiba... Beep. Scan lolos.
"Silakan masuk." ucap penjaga dengan datar.
Mereka diantar oleh staf perempuan berseragam rapi —dari sudut pintu lainnya, ada seorang gadis berambut indigo diam diam melihat Wazeng dan Vogaz utk sesaat—
Mereka naik lift menuju ke lantai 20. Wazeng dan Vogaz hanya menatap canggung satu sama lain selama di dalam lift hingga tiba.
Mereka tiba di lantai 20, tempat yg sama sunyinya— total ada enam pintu, tiga dikiri dan tiga di kanan. Staf menuntun mereka melewati koridor sunyi sampai ke ruangan paling ujung sebelah kiri, Staf menempelkan access card-nya dan pintu pun terbuka otomatis. Di dalamnya hanya ada dua kapsul besar berwarna putih menghadap pintu dengan kabel-kabel halus terhubung ke komputer. Di tengahnya ada meja kecil dengan dua brosur tertata rapi.
Wazeng terlihat bingung, namun sebelum dia bertanya, staf langsung berkata kata dengan suara lembut
"Kalian aman, Kalian hanya perlu tiduran dalam kapsul. Kalian akan dipindahkan ke dunia Soul-verse Beast. Level, item, dan data kalian akan terbawa. Sesuai progress kalian dalam permainan Online. Kalian bisa bertarung, menjelajah, merasakan dunia itu seperti nyata... bahkan lebih nyata dari yang kalian bayangkan."
Wazeng dan Vogaz hanya mengangguk
Staf mengambil dua brosur dan menyerahkannya dengan sedikit membungkuk "Baca ini baik-baik. Semua peraturan dan informasi penting ada di dalam."
Mereka menerimanya dan membacanya dengan teliti.
Setelah beberapa saat Vogaz mengangkat setengah tangannya "Disini tertulis... kalau mati, kita bakal respawn ke penginapan? Atau ke luar dungeon kalau matinya di dalam?"
Staf mengangguk pelan, menjawab dengan profesional "Betul. Sistem akan otomatis mengembalikan kalian ke titik aman terakhir."
Vogaz melanjutkan "Nah, terus… ada batas kematian,gak? Maksudnya, kita bisa mati berkali-kali, atau...?"
Staf tersenyum hangat "Secara teknis, kalian bisa mati berapa kali pun. Tapi rasa sakitnya tetap terasa seperti nyata. Jadi, hindari mati konyol. Banyak pemain yang trauma karena terlalu sering nyoba nyoba."
Wazeng menimpali "Kalau kita mati terus... apa yg akan terjadi pada tubuh asli kita?"
"Nggak akan kenapa napa. Kapsul ini dilengkapi sistem pemeliharaan tubuh otomatis. Kalian tetap diberi nutrisi, cairan, sirkulasi udara, semuanya diawasi. Bahkan denyut nadi dan gelombang otak kalian dimonitori setiap detik. Kalau ada gangguan sistem ekstrim atau bug pada karakter, kalian langsung di log out paksa. Tapi itu belum pernah terjadi sampai sekarang."
Wazeng berpikir sebentar, lalu bertanya lagi "Kalau kita terluka dalam game atau kehabisan stamina... apa kita bisa pingsan atau kayak koma dalam dunia itu?"
"Bisa. Karakter kalian bisa kehilangan kesadaran kalau terlalu lelah atau kehabisan stamina." jawab staf dengan lembut
Wazeng bertanya lagi "Kalau soal lingkungan dalam game... semuanya hidup? Seperti NPC, cuaca, bahkan tumbuhan… itu kayak dunia nyata juga?"
Staf tersenyum sambil mengangguk pelan "Ya. NPC punya reaksi alami. Mereka bisa ngobrol panjang, berubah sikap sesuai perlakuan pemain, bahkan menyimpan memori interaksi sebelumnya. Cuaca berubah-ubah secara dinamis, dan dunia di dalamnya terus berjalan walau kalian sedang offline."
Wazeng mulai excited, bertanya lagi "Dan... tentang interaksi dengan pemain lain, ini bebas sepenuhnya? Bisa serang sembarang orang?"
Staf menggeleng pelan, "Untuk saat ini fitur PvP belum tersedia, jadi tidak bisa menyerang pemain lain, juga tidak bisa mengambil barang player lain secara paksa," Staf melanjutkan "...tapi utk interaksi dengan pemain lain kalian bebas. Suara, gerakan tubuh, ekspresi wajah, semuanya disimulasikan seperti di dunia nyata. Jadi obrolan kalian benar-benar terasa alami."
Wazeng bertanya lagi "Di dalam game… kita bisa makan? Kek beneran ngerasain rasa makanan?"
"Ya," Staf tersenyum lembut "Sistem kami sudah mensimulasikan rasa dengan sangat akurat. Kalian akan bisa mencicipi makanan, merasakan teksturnya, bahkan kenyang. Tapi tentu saja itu hanya sensasi, karena tubuh kalian di dunia nyata tetap dipasok nutrisi lewat kapsul."
Wazeng makin excited "Terus... Kalau tidur?"
"Ya. Tidur dalam dunia game bisa membantu pemulihan stamina dan efek status tertentu."
Wazeng kegirangan "Gila... Ini lebih dari yang gua bayangin. Terus apa kita bisa melakukan hal nak—!"
Vogaz langsung menyikutnya kuat dipinggang "BLOK!! Kebanyakan nanya lu."
Staf hanya tersenyum canggung.
Vogaz kembali melihat brosur "Apakah kita bisa log out?"
Ekspresi dan suara Staf menjadi sedikit serius "Nah, ini bagian penting. Untuk sekarang... tidak. Kalian nggak bisa log out."
Seketika Wazeng dan Vogaz menatap staf dengan tatapan kaget. Tapi staf segera melanjukan penjelasan.
"Menurut salah satu pendiri game kami 'untuk apa disediakan fitur log out kalau kita mengundang player secara gratis' 🤓" staf tersebut sedikit mengubah suaranya menjadi berat seperti meniru seseorang
"intinya, di dalam nanti kalian akan menerima sebuah quest utama yang akan membawa kalian menuju ‘akhir game’. Begitu quest itu selesai, game akan di anggap tamat. Dan kalian bebas, mau lanjut main? Boleh. Mau log out dan berhenti? Itu juga bisa." Ia berhenti sejenak, membiarkan ucapan itu meresap.
"Keputusan ada di kalian. Kalau merasa ini terlalu berat, kalian bisa menolak."
Wazeng dan Vogaz saling menatap dan mengangguk mengerti dengan maksudnya.
"Kami terima!" ucap keduanya dengan tegas
Staf tersenyum hangat, mendekat pada kapsul dan membuka dua penutup kaca kapsul "Kalau kalian sudah siap, silakan masuk ke dalam kapsul masing-masing. Berikan kode kedipan 3 kali utk melakukan aktivasi."
Wazeng dan Vogaz berjalan perlahan menuju kapsul dan berbaring di dalam, Staf menutup kacanya— Di dalam terdapat perangkat utk kepala yg dipenuhi kabel pada permukaannya— mereka memakainnya. Saat semua terasa siap, mereka berkedip tiga kali untuk melakukan aktivasi.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...Tarikan dasyat terjadi dan mereka tiba di dunia Soulverse Beast...
...----------------...
...----------------...
Langit sore menyelimuti kota awal dunia game itu. Para player baru berlarian, beberapa masuk ke guild, lainnya ramai cari tim— Bangunan-bangunan kayu dengan tag menggantung, seperti penginapan, bar dan berbagai toko senjata serta toko perlengkapan armor dan toko ramuan berjejeran di kiri dan kanan— Di tengah kota, satu jiwa baru, sekaligus player yang akan menghadapi kejamnya dunia game ini baru saja terlahir...
Wazeng perlahan membuka matanya. Dunia yang ia lihat setelah membuka mata adalah dunia game yang selama ini hanya ia lihat lewat layar monitor.
Matanya menatap langit lalu sekeliling "Kota awal... Ravathen." gumamnya
...----------------...
Ia menunduk melihat tangannya —Permukaan cincinnya bersinar biru halus terkena matahari— ia mengusap wajahnya, lalu meraba tubuhnya, kemudian menggerakkan kakinya— merenggangkan kaki, melompat serta berlari di tempat, semua terasa nyata, ia kemudian membuka Tab Hologram di udara sinar biru menyilaukan dirinya.
...[TAB HOLOGRAM]...
...Wazeng (assasin)...
...LEVEL 47...
...HP 100%...
...MP 100%...
...(Not in Party)...
"Ternyata beneran lanjut ke akun game,ya..." Wazeng berkata dalam hati
Ia mengambil belati dari inventory dan mengayunkannya, suara lembut gesekan besi dengan udara terdengar halus,
Saat Wazeng tengah mencoba beradaptasi dia mendengar suara logam nyaring dari belakang menuju padanya, dengan reflek Wazeng berbalik badan utk menangkisnya menggunakan belatinnya— namun karna baru pertama kali ia tak berhasil menahannya. Serangan belati itu menembus kepalanya dan memantul di tanah.
Seorang pemuda bersiul, mendekat dan memungut belatinya di tanah "Ternyata beneran gak bisa nyerang player lain. Kalo ada PVP udah mati lu... Btw movementnya enak."
Wazeng melihat Vogaz dan merasa lega kalau itu bukan musuh. Ia menatap Vogaz dalam diam "Hmm? Ternyata bisa liat hologram pemain lain juga ya..."
...[TAB HOLOGRAM]...
...Vogaz (Assasin)...
...LEVEL 45...
...HP 100%...
...MP 100%...
...(Not in Party)...
"Bisa ngintip?" tanya Vogaz memasukan belatinya ke tali pinggangnya sambil tertawa kecil. Namun Wazeng hanya diam, tak menjawab.
Vogaz kemudian menunduk utk membuka tab hologram— dan melakukan Invite tim pada Wazeng "Akun kita emang bener tapi tim ke reset, mau gak?" Vogaz menatapnya dengan percaya diri.
...[Invited team From Vogaz]...
...[Accept/Reject]...
Wazeng menyeringai lalu menekan Reject
Tatapan Vogaz menjadi bingung, suaranya meninggi "Hah?—"
Sebelum Vogaz berkata kata, Wazeng langsung mengiriminya invite team
"Gue leadernya." kata Wazeng, dengam sedikit sombong
"nye nye nye." Vogaz menerima undangannya dengan ekspresi malas.
...[Tab Hologram]...
...Team Kage no Hikari...
...2/4...
...Wazeng...
...Vogaz...
...+...
...+...
...----------------...
...----------------...
...*CLING* (suara notifikasi)...
Mereka saling menatap bingung lalu membuka Tab hologram secara bersamaan utk melihat notifikasi
...[ANNOUNCEMENT]...
..."𝙼𝚒𝚜𝚒 𝚂𝚙𝚎𝚜𝚒𝚊𝚕! 𝙺𝚞𝚖𝚙𝚞𝚕𝚔𝚊𝚗 12 𝙵𝚛𝚊𝚐𝚖𝚎𝚗𝚝 𝚋𝚎𝚊𝚜𝚝 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚜𝚎𝚋𝚊𝚛 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚔𝚊 𝚙𝚒𝚗𝚝𝚞 𝚔𝚎𝚖𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗!"...
...(𝚆𝚊𝚓𝚒𝚋 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚔𝚒 𝚃𝚒𝚖 𝙻𝚎𝚗𝚐𝚔𝚊𝚙 4/4)...
...𝚃𝚊𝚖𝚋𝚊𝚑𝚊𝚗 : 𝙿𝚎𝚜𝚊𝚗 𝚒𝚗𝚒 𝚍𝚒𝚔𝚒𝚛𝚒𝚖 𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚜𝚎𝚖𝚞𝚊 𝚙𝚕𝚊𝚢𝚎𝚛...
Wazeng menutup Tab Hologram "Oh, jadi ini misi utama yg di bilang staf tadi."
Vogaz terkekeh "Kumpulin fragment doang."
"Baiklah... ayo kita mencari tim dan grinding,... tujuan kita saat ini adalah mengumpulkan FRAGMENT BEAST!" kata Wazeng dengan tegas, menatap gerbang di kejauhan
...----------------...
...----------------...
...----------------...
Mereka terus berjalan menuju gerbang timur, niatnya keluar kota dan cari tempat leveling. Tapi saat itu...
"...ugh... apa semua orang udah punya tim?"
Suara lembut terdengar dari arah tembok gerbang. Seorang gadis berdiri sendiri, bersandar di tembok gerbang mengenakan jubah sihir ungu pucat. Di tangannya ada staff bercahaya tipis, rambutnya pirang panjang kuncir dua. Matanya yg berwarna coklat menatap setiap player lain yang lewat, tapi tak satu pun mengajaknya bicara.
"...Seharusnya aku tidak usah setuju untuk ikut bermain, rekan pertamaku malah pergi sendiri..." Gumam gadis itu
Vogaz berhenti melangkah. Matanya menatap si gadis “Zeng. Cewek itu…”
Wazeng menatap tajam gadis itu dan tab hologram pun terpampang di atas kepalanya
...[Tab hologram]...
...???...
...LEVEL ??...
...HP ???%...
...MP ???%...
...(Party ???)...
"Jadi kalau player belum di kenal tak bisa mengintip tab hologramnya ya... Mantep juga" kata Wazeng dalam hati
"Kayaknya dia gak punya tim..." Kata Vogaz sambil menepuk bahu Wazeng
Wazeng senyum sedikit "Kita emang tipe solo. Tapi, utk menyelesaikan misi 12 Fragment Beast, kita diwajibkan memiliki tim lengkap."
"Sip."
Vogaz berjalan pelan ke arah gadis itu "Hey. Kamu... belum punya tim?"
Gadis itu kaget sedikit, tapi langsung nyengir “Eh? Kamu ngajak aku masuk party? Gak takut aku malah bikin ribet?”
Wazeng ikut mendekat. Matanya menatap lurus pada gadis itu "Kalau kamu bisa jaga jarak, dan gak ngebebanin... kamu masuk, juga utk menyelesaikan misi spesial kita butuh tim yg lengkap.”
Gadis itu melotot kecil, melihat mata biru dan rambut putih Wazeng, seakan mengingat sesuatu. Ia kemudian menggeleng cepat utk mengusir pikiran itu, lalu ia tertawa pelan. Tangannya membuka tab hologram dan ada party invite dari Wazeng
...[Accept/Reject]...
“Hoo~ dingin banget... tapi aku suka~" gadis itu menerima undangannya
"Nama kalian siapa?” tanyanya
“Vogaz. Dan ini Wazeng," Vogaz merangkul bahu Wazeng "Kami berdua adalah tipe Assasin, kita bukan tim gede. Tapi kita gak akan biarin member kita jatuh.”
Gadis itu senyum lembut “Namaku Eimi. Mage, sekaligus 'support manis dari balik layar' salam kenal yaa, duo ninja~" Eimi memberi wink dan peace sign
"Salam kenal" Vogaz mengangguk pelan
"mhm,.." jawab Wazeng dengan ekpresi datar
Wazeng dalam hati "IMUT BANGET ANJIR🥰"
Vogaz menyikut Wazeng pelan "wat da hel..."
...----------------...
...----------------...
...Wazeng (Assasin) LEVEL 47...
...pendiam tapi tegas...
...----------------...
...Vogaz (Assasin) LEVEL 45...
...pendiam tapi aktif...
...----------------...
...Eimi (Mage) LEVEL 15...
...Ceria dan peduli...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...[TAB HOLOGRAM]...
...Tim Kage no Hikari 3/4...
...Wazeng...
...Vogaz...
...Eimi...
...+...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
... 3 hari kemudian ...
Langit masih gelap kebiruan. Embun turun pelan. Suara api unggun yang nyaris padam jadi satu-satunya pengisi sunyi.
Wazeng terbangun lebih dulu. Matanya terbuka perlahan, dan yang pertama dia lihat... adalah langit gelap yang sebentar lagi akan berubah menjadi pagi.
Vogaz sudah duduk bersila tak jauh, belati di tangannya diputar pelan. Matanya tidak menatap Wazeng, tapi ia tahu... dia juga belum tidur nyenyak.
"Lu kebangun juga ya."
Wazeng menghela napas "Lu juga."
Sunyi sebentar. Lalu Eimi menggeliat kecil dari dalam jubahnya, ia duduk perlahan, rambutnya berantakan, tapi wajahnya tetap menggemaskan. Dia menguap manis.
"Mmmhhh... udah pagi...? ....5 jam lagi ya..."
Terus jatuh ke bawah jubah dan nyender ke pangkuan Wazeng tanpa sadar
Wazeng membelai rambut Eimi dengan lembut "Sepertinya hanya dia tertidur nyenyak." gumam Wazeng
Vogaz menatap Wazeng dengan ekpresi jijik "Hah? Lu ngesimp? Gimana kalo sebenarnya itu cuma karakter dia,dan player aslinya om om ugly bastard..."
Wazeng menggeleng pelan masih mengelus rambut Eimi "Ayolah brok... Di dunia nyata gue gak bisa ginian..."
"Lagian," Wazeng melanjutkan "Di brosur panduan tertulis, player akan dikirim sesuai dengan gender dan tinggi badan dari dunia nyata, apabila player memilih gender yg berlawanan saat bermain online maka, item item yg bersangkutan akan di ubah sesuai gender" Wazeng berkata pelan agar Eimi tak terbangun
"Tch, Terserahlah, yg penting jangan ngesimp dalam party itu terlihat aneh... apalagi dia baru."
Vogaz kemudian berjongkok di depan Eimi, membelakangi api unggun yg telah padam
....
Wazeng hanya tertawa kecil—
Vogaz mencoba membangunkan Eimi dengan menggoyangkan bahunya "kita akan melakukan perburuan dungeon utk leveling di dungeon Level 35 jadi kau harus bersiap, karena level dungeon ini lebih tinggi daripada levelmu"
Eimi masih setengah sadar, tapi mulai duduk dan membuka matanya yg terasa sangat berat.
Eimi senyum lembut ke arah Wazeng, sambil mengelus pipinya "Kalau kamu kenapa kenapa di dungeon nanti... aku ciumin sampe sadar lagi ya~?, hehee~" Dia perlahan jatuh lagi ke pangkuannya dan lanjut tidur sebentar
Vogaz menatap Wazeng yg cengar cengir "Apalah ni orang..."
Vogaz berdiri, melupakan pengakuan kecil Eimi "Zeng... lu tau kan? Level boss kali ini emang cuma level 35. Tapi kita harus tetap serius,.. ini juga adalah pertama kalinya kita bertarung secara realtime" Ia kemudian duduk bersila di bawa pohon
Wazeng masih membelai rambut Eimi dengan lembut "Buat gua ini bukan pertama kali, tapi kalau kita kerja sama kayak main game online, kita pasti bisa."
"Yah, tapi utk sekarang... bangunkan dulu si kebo itu."
(1 jam kemudian)
Vogaz mengelu "Kita seharusnya jalan satu jam lalu. Dungeon akan dihabisi oleh player lain"
"Dungeon bisa nanti. Tapi ini..." Wazeng membelai lembut pipi Eimi sekali lagi, lalu tersenyum "...tak selalu datang dua kali"
Kepala Eimi sedikit bergerak. Alisnya berkerut pelan. Matanya mulai terbuka perlahan, refleks menahan cahaya pagi.
Eimi membeku sejenak "...kau..."
Wazeng tersenyum hangat "Selamat pagi."
Wajah Eimi memerah, ia pun terduduk cepat "a...aku ketiduran!? Kenapa nggak bangunin aku!?"
Wazeng hanya tertawa kecil, namun sebelum ia berkata kata— Vogaz berdiri dan menepuk tangan utk mengalihkan perhatian mereka "Baiklah, saatnya melakukan perburuan pertama..."
Eimi perlahan berdiri, merenggangkan badan dan menuju tenda kecil mereka utk mengambil gear nya, di ikuti oleh Wazeng.
...----------------...
Mereka berjalan keluar hutan menuju Utara Ravathen, mencari Dungeon kosong yg belum di taklukan player lain.
Langkah kaki menyusuri tanah lembap. Suara ranting kecil patah, daun basah tergeser. Kabut sudah mulai meredah, menyisakan cahaya matahari yang menari di sela pepohonan.
Eimi berjalan setengah langkah di belakang Wazeng. Wajahnya masih merah muda sejak insiden 'pangkuan pagi' tadi, dia belum bicara banyak. Tangannya sibuk dengan tongkat sihirnya, mengalihkan pikirannya.
...----------------...
Akhirnya mereka tiba pada satu dungeon dengan ukiran level 35 pada tembok batu gerbang dungeon tersebut.
Tak ada kata, tak ada suara...Mereka hanya menatap satu sama lain dan mengangguk tanda bahwa mereka siap.
...----------------...
...----------------...
Eimi memegang tongkat sihirnya dengan gemetar dan mereka berjalan masuk. Eimi di tengah, Wazeng di kiri dan Vogaz di kanan Mereka berjalan makin dalam, makin gelap, dan semakin terasa aura tak wajar...
...----------------...
Dungeon itu sunyi, terlalu sunyi. Di dinding batu terdapat goresan cakar monster atau mungkin goresan dari senjata seseorang. Terdapat juga banyak bangkai monster yang terbunuh dengan brutal. Tidak ada drop item, tidak ada player lain.
"Monster segini... dibantai. Pasti sudah ada yang masuk duluan..." gumam Vogaz
Eimi berdiri di tengah lorong, merasa takut dengan hawa mengerikan, suaranya meninggi "kalau sudah ada yg masuk, kenapa kita juga ikut MASUK!? Harusnya kita mencari dungeon lain...Bukankah reward dan lootingan nya sudah diambil duluan?!"
Vogaz menoleh sedikit "Itu karena kau bangun kesiangan...jadinya kita tel—!"
Tiba-tiba, terdengar suara teriakan dari kedalaman dungeon... dan itu suara perempuan
"A—AAAAHHHHHH!!!"
Tanpa aba-aba, Wazeng langsung lari duluan. Vogaz menyusul di kanan, Eimi di menyusul dari belakang sambil menyiapkan sihir pelindung— Lorong semakin sempit. Aura musuh terasa berat dan saat mereka sampai di ujung ruangan itu...
Seorang gadis duduk bersimpuh lemah. Armor-nya sobek sebagian. Di sekelilingnya, tiga tubuh player lain membeku oleh kekuatan sihir yg luar biasa
Gadis itu berbisik, suaranya nyaris hilang "...aku bilang jangan masuk... aku bilang jangan nyerang dulu..."
Gadis itu perlahan menoleh pada Wazeng, Vogaz dan Eimi di tengah gerbang, sebagian helai rambut merahnya menempel pada wajahnya, matanya kosong, nafasnya terengah engah, ekspresinya hancur. Seakan dunianya berhenti berputar, tangannya berdarah, tapi dia tidak menangis, dia bukannya tidak menangis tapi air mata tak keluar lagi dari matanya.
Wazeng mendekat perlahan. Matanya mengamati gadis itu dan 3 player disampingnya... Tab hologram ketiga player di samping gadis itu di sensor.
Mata Wazeng melihat ruangan boss yg luas menyadari boss itu belum muncul kembali. Tapi ruangan ini... adalah neraka.
Eimi berlari dan berlutut dekat gadis itu sambil memberikan efek healing "Hey, kami akan membantumu. Tenanglah."
Vogaz menatap tubuh-tubuh di sekitar dengan ekpresi terkejut utk pertama kalinya "Mereka kena AoE serangan si boss, ya?"
Gadis itu tidak menjawab. Tapi matanya naik, dan menatap langsung ke Wazeng. Wajahnya tak sanggup lagi berekspresi. Tapi dalam matanya, ada rasa hancur "Kalian bukan mereka. Jangan ikut ikut aku. Pergi." suaranya serak
Wazeng berdiri tegak, membelakangi gadis itu utk melindunginya "...Nggak." bantah Wazeng dengan tegas
Dia menoleh ke belakang, tatapannya tajam. Tapi tidak menghakimi "Kamu masih hidup. Itu sudah cukup bagi kami utk bertarung."
Gadis itu terdiam lalu perlahan berdiri, meski tubuhnya gemetar. Namun Eimi menahannya utk tetap duduk "Aku..." Suaranya mulai meninggi "aku bisa lawan boss itu kalau mereka dengerin aku! Aku bilang tunggu sinyal! Tapi mereka... mereka—!"
Dia menarik napas panjang, lalu menunduk "...jadi, jangan bilang kalian akan selamat. Karena aku... gak bisa jamin."
Eimi perlahan menggeser rambut gadis itu dari wajahnya "Kami gak butuh jaminan. Kami cuma perlu partner yang mau bertarung bareng."
Vogaz berdiri di sebelah Wazeng, membelakangi Eimi dan gadis ketakutan itu "Kalau kamu masih bisa bernafas itu berarti kita bisa keluar dari tempat ini bareng."
Gadis itu menatap ketiganya... diam... lalu akhirnya menerima tawaran. Suaranya pelan. "Nama ku... Hazuki."
Dia menatap langsung ke punggung Wazeng "Kalau kalian mati, itu bukan salahku. Tapi kalau kalian selamat... aku akan bertahan di samping kalian."
Wazeng menoleh pada gadis itu utk melihat tab hologramnya
...[TAB HOLOGRAM]...
...Hazuki (Fighter)...
...Level 38...
...HP 15%...
...MP 9%...
...Member party Enryu...
Terlihat senyum tipis dari ujung bibir Wazeng.
Dan di saat itulah... boss dungeon muncul kembali dari balik kegelapan. Suaranya menggetarkan lantai, aura dingin mengalir dari celah-celah dinding.
Wazeng menyiapkan belatinya, posisi siap tempur "Kalau begitu... Bertarunglah di belakangku!"
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!