Yati anak yatim yang tinggal dengan ibunya bernama Ningsih. Yati dikampungnya tergolong anak yang cantik, kulitnya bersih, matanya lebar. Meskipun hidupnya serba kekurangan Yati bercita cita ingin sukses, ingin merubah hidupnya, membuat ibunya bahagia.
Dari berjualan nasi bungkus didepan rumahnya, bu Yati berusaha bisa memberikan pendidikan yang layak untuk putri satu satunya.
Yati setelah tamat SMP melanjutkan sekolah ke SMK jurusan busana. Karena cita cita Yati ingin menjadi desainer yang bisa membuat baju yang indah.
Karena tidak ada biaya untuk melanjutkan kuliah, setelah tamat SMA Yati langsung bekerja di konveksi. Pulang dari kerja dikonveksi, yati masih menerima jahitan di rumahnya. Sengaja Yati lakukan dengan harapan yati bisa mengumpulkan uang buat kuliah menjadi desainer.
Pagi pagi setelah sholat subuh, Yati selalu membantu ibunya untuk menyiapkan dagangan nasi bungkus yang akan dijual didepan rumahnya.
Setelah selesai dagangan bu Ningsih tertata rapi, Yati akan menyiapkan dirinya untuk berangkat kerja ditempat konveksi. Jarak rumah dengan tempat kerja lumayan jauh. Biasanya Yati akan berangkat bersama temannya Dila yang kerja ditempat yang sama naik angkot.
Yati berangkat kerja selalu membawa bekal nasi bungkus jualan ibunya. Tidak jarang Yati juga membawa dagangan ibunya untuk dijual ditempat kerjanya. Yati selalu tidak sempat sarapan dirumah karena takut telat masuk kerja.
Ditempat kerja Yati, aturannya kalau terlambat akan dipotong gaji 50 ribu, bagi Yati sangat besar uang 50 ribu itu. Konveksi tempat Yati bekerja sangat besar. Gaji yang diterima Yati ditempat ini lebih besar daripada tempat konveksi lainnya.
Bekal nasi bungkus yang dibawa Yati biasanya dimakan untuk makan siang. Sedangkan dagangan ibunya dijual saat tiba ditempat kerjanya. Kalau tidak terjual semua, saat istirahat akan ditawarkan lagi.
Alhamdulillah dagangan yang dibawa Yati selalu habis dijual di pabrik konveksi tempat Yati bekerja. Yati membantu ibunya supaya dagangan ibunya di rumah cepat habis dan ibunya bisa cepat beristirahat.
Yati sangat sayang kepada ibunya. Karena Yati merasa keluarganya hanyalah ibunya. Bu Ningsih pernah cerita kalau keluarga bu Ningsih meninggal karena rumahnya kebakaran. Ayah, ibu, kakak dan adiknya terjebak didalam rumah yang terbakar. Hanya bu Ningsih yang selamat karena saat itu bu Ningsih ada acara ulang tahun kawannya.
Saat itu usia bu Ningsih masih 10 tahun duduk dibangku SD. Sejak kejadian itu bu Ningsih diasuh oleh budenya. Saat bu Ningsih kelas 6 SD budenya meninggal karena sakit. Anak budenya yang bernama Atik tidak mau bu Ningsih ikut mereka. Karena mereka beranggapan kalau Ningsih pembawa sial, ibunya sakit karena kecapekan berjualan, untuk biaya sekolah bu Ningsih dan keluarganya meninggal gara gara dia.
Bu Ningsih diusir oleh anak budenya dari rumah ibunya. Karena tidak memiliki saudara lagi, Ningsih hidup berpindah pindah. Ningsih tidur didepan toko. Kadang kalau ada gelandangan yang merasa tempatnya dipakai Ningsih, dia akan mengusir Ningsih untuk pergi. Ningsih berjalan menyusuri jalanan mencari tempat untuk bisa tidur. Setiap pagi Ningsih ke pasar, menunggu ibu ibu yang membutuhkan tenaganya untuk membawakan belanjaannya.
Kehidupan masa kecil Ningsih begitu keras. Kadang dipasar Ningsih harus berebut pelanggan yang membutuhkan tenaganya.
Pernah suatu hari Ningsih tidak mendapat pelanggan sama sekali. Setiap mau dapat, temannya selalu mengolok olok Ningsih, kalau badannya kurus tidak kuat membawa belanjaan yang berat. Pelanggan melihat badan Ningsih yang memang kurus karena kurang makan, percaya dengan yang disampaikan oleh temannya tadi.
Suatu hari Ningsih dapat pelanggan yang namanya bu Narti. Bu Narti habis belanja beras 5 kg, minyak 2 liter 2 bh, gula pasir 3 kg, telur 2 kg dan belanjaan sayur sayuran.
Ningsih yang seharian tidak makan, karena kemarinnya tidak mendapatkan pelanggan sama sekali membuat fisiknya lemah. Sehingga barang yang dibawa Ningsih jatuh.
Pelanggan Ningsih marah marah, karena telurnya pecah semua. Ningsih sampai gemetar badannya disamping karena ketakutan juga karena lapar.
" Gara gara kamu, telurku pecah semua. Apa kamu bisa gantikan telur telur saya yang pecah ini !!! Dasar anak b0d0h !!!
Sambil mendorong kepala Ningsih kedepan.
" Maaf bu, saya tidak memiliki uang sama sekali.
" Sekarang juga kamu ikut saya !!! Punguti dulu barang barang saya yang terhambur !!
" Baik bu.
Saat itu banyak orang yang melihat Ningsih dibentak dan dimaki oleh pelanggannya, tapi tidak ada satu orang pun yang menolongnya.
Setelah barangnya terkumpul, Ningsih disuruh bawa lagi barang barang tadi menuju mobil didepan pasar.
Ningsih dipaksa ikut oleh Bu Narti. Sampai di rumah bu Narti, Ningsih disuruh membawa semua belanjaannya yang tadi masuk ke warungnya. Bu Narti yang pekerjaannya berjualan nasi dan minuman di warung, meminta Ningsih untuk bekerja di warung bu Narti tanpa upah, sebagai gantinya telurnya yang telah dipecahkan Ningsih.
Semua Ningsih lakukan tanpa mengeluh, meskipun perutnya sangat lapar. Ningsih tidak diberi makan oleh bu Narti. Ningsih bisa makan dari sisa sisa makanan orang yang makan di warung bu Narti.
Tiga hari Ningsih bekerja membantu bu Narti tanpa upah dan tanpa diberi makan. Kadang pembeli yang melihat Ningsih makan/minum dari sisa pembeli merasa kasihan. Meminta bu Narti untuk membungkuskan makanan yang nantinya dikasih ke Ningsih
Bu Narti tetap melayani pembeli memesan nasi bungkus. Setelah pembeli pergi bu Narti akan mengambil nasinya lagi.
"Enak saja kamu makan !! Kesinikan nasi bungkus itu, ini juga sebagai gantinya telur yang kamu pecahkan, tahu !!!
Ningsih hanya diam saat bu Narti memperlakukannya seperti itu. Bagi Ningsih, makan dari sisa makanan pembeli sudah cukup untuk nya.
Setelah tiga hari kerja tanpa upah dan tanpa pemberian makanan, telah selesai. Bu Narti menanyakan Ningsih
"Ningsih, apa kamu masih mau kerja disini. Tapi aku tidak bisa gaji kamu, hanya bisa memberi makan kamu sehari 3 kali. Kalau kamu mau, mulai hari ini dapat makan dari saya.
Bu Narti merupakan perempuan yang sangat kejam. Tidak mau rugi mengeluarkan uang untuk membayar gaji Ningsih. Ningsih yang masih kecil, tidak mengerti mana orang yang benar benar tulus atau hanya memanfaatkan dirinya. Bu Narti disini memanfaatkan kepolosan Ningsih.
Ningsih tidak bisa melanjutkan sekolahnya, semenjak budenya meninggal. Bagi Ningsih yang penting dia dapat makan dan tempat tinggal sudah cukup.
Ningsih bekerja di bu Narti cukup lama. Suatu hari, ada pembeli yang menaruh hati ke Ningsih. Ningsih yang sering mendapat marah dari bu Narti, tidak berani sama sekali mengajak pembeli khususnya laki laki ngobrol. Kalau ketahuan bu Narti, Ningsih akan kena marah dan dikata kata " perempuan mur4han dan g4t4l.
Perhatian dari pembeli diabaikan oleh Ningsih. Joko orang yang menyukai Ningsih, akhirnya menemui bu Narti untuk menyampaikan maksudnya.
Joko pelanggan tetap bu Narti , pemilik bengkel motor sebrang warungnya. Bengkel yang dikelola Joko milik keluarga. Joko hanya diminta mengelola.
Saat Joko menyampaikan maksudnya ke bu Narti, Bu Narti mengingatkan kalau Ningsih tidak pantas dengan Joko. Yang pantas untuk jadi istri joko adalah Angel, anak bu Narti.
" Joko, kamu tidak pantas dengan Ningsih. Perempuan yang tidak jelas asal usulnya. Mending kamu jadian dengan anakku, Angel.
Joko tidak menghiraukan apa yang disampaikan bu Narti. Joko sudah mantap untuk menikahi Ningsih. Joko sebenarnya tidak tahu Ningsih mau/tidak dinikahi. Karena antara Joko dan Ningsih tidak ada komunikasi sama sekali. Gerak gerik Ningsih selalu diawasi bu Narti.
Joko yang ingin orang tuanya melamarkan Ningsih untuknya, menyampaikan maksudnya ke orang tuanya. Betapa terkejutnya dengan tanggapan orang tuanya
" Aku tidak sudi melamarkan Ningsih, perempuan pembawa sial. Bisa bisa hidupmu nanti sial, Joko. Carilah perempuan lainnya. Kamu itu sudah mapan, kenapa mencari perempuan seperti Ningsih. Apa lebihnya Ningsih dengan anak bu Lena teman ibu yang jelas jelas suka sama kamu, tapi kamu menolaknya.
" Ibu, tolong lamarkan Ningsih untukku. Aku hanya suka ke Ningsih. Dia perempuan baik dan sederhana.
" Sederhana karena dia miskin !! Kalau kamu maksa melamar Ningsih, kamu berangkat sendiri. Ibu tidak sudi melamarkan !!
" Joko, kamu anak bapak satu satunya. Harapan kami ada pada dirimu. Dengarkan apa yang ibumu omongkan.
" Maaf ibu, bapak, joko sudah mantap akan pilihan Joko.
" Joko !!! Kalau kamu memaksa jangan salahkan bapak mengambil semua fasilitas yang kamu miliki. Pergi kamu dari rumah ini. Bapak akan mencoret namamu dari daftar waris. !!!
Joko kaget dengan apa yang bapaknya ucapkan, sambil melihat bapaknya, joko menyerahkan semua yang dia miliki. Lalu keluar dari rumah.
Keesokan harinya, joko yang semalam tidur dikos kosan dibelakang warung bu Narti, datang lagi ke warung bu Narti. Kehadirannya hari ini bukan melamar Narti, tapi akan menikahinya.
Bu Narti tidak bisa memaksa joko lagi. Karena berita kalau Joko dicoret dari daftar waris keluarga bapaknya joko sudah sampai ditelinga bu Narti.
"Ningsih, kamu kesini sebentar. Ini ada Joko mau mengajakmu nikah. Ibu kasih kamu waktu untuk ngobrol 30 menit. Ingat 30 menit, jangan lebih. Nanti tidak ada yang melayani pembeli.
" Iya bu, terima kasih.
Akhirnya Ningsih menemui Joko yang sudah selesai makan di warung bu Narti.
Joko menyampaikan maksudnya ke Ningsih dan menceritakan tentang keadaannya sekarang.
" Ningsih, apa kamu masih mau hidup dengan saya, dengan kondisi saya yang tidak memiliki apa apa.
Ningsih yang merasa kalau joko tulus dengannya, dan merasa bersalah gara gara dia, Joko sampai dicoret dari daftar waris keluarganya
" Ya mas, saya bersedia.
" Gak apa apa ya kalau kita nikahnya di KUA saja ?
" Gak apa apa mas.
Setelah menikah Joko dan Ningsih cari kos kosan untuk tempat tinggalnya.
Kamar yang sempit dengan alas tidur tikar, kompor 1 tungku untuk memasak, piring dan gelas 2, wajan kecil dan panci. Hanya itu yang ada dikamar kosnya.
Joko mulai mencari kerjaan dibengkel disekitar kos kosannya. Ningsih bekerja sebagai buruh cuci dan setrika panggilan.
Beberapa kali Joko mencoba melamar bekerja di bengkel, tapi selalu ditolak dengan alasan tidak membutuhkan karyawan. Tapi Joko tidak patah semangat terus berusaha mencari pekerjaan. Akhirnya joko mendapatkan pekerjaan sebagi kuli bangunan.
Setelah enam bulan pernikahan Joko dan Ningsih, tidak pernah sekalipun orang tua Joko menanyakan kabar Joko. Joko benar benar seperti sudah tidak memiliki keluarga.
Kadang kalau berangkat kerja, Joko sempatkan lewat didepan bengkel orang tuanya, yang dulu dikelola Joko.
Yang Joko tahu sekarang bengkel orang tuanya dikelola oleh suami kakaknya Joko.
Sampai suatu hari, Ningsih muntah muntah dan pingsan setelah pulang dari kerja ditempat majikannya. Ningsih sekarang menjadi ART di rumah bu Mulyo. Joko yang melihat istrinya pingsan panik, dia berusaha menggosok gosokan kaki dan tangan Ningsih dengan cara menggosok gosokan tangannya, sehingga timbul hawa panas ditangannya dan ditempelkan ditangan Ningsih dan juga kakinya.
Karena untuk membawa Ningsih berobat ke RS Joko masih belum mampu. Tidak lama kemudian Ningsih sadar. Joko membantu Ningsih untuk duduk dan memberikan minum air putih ke istrinya.
" Kamu kenapa Sih ?? Apa kamu masuk angin karena kecapekan ??
" Gak tahu mas. Tiba tiba kepalaku pusing dan perutku mual. Langsung semuanya gelap.
" Tadi kamu habis makan apa dirumah majikan kamu ??
" Aku makan seperti biasanya kok mas. Mas, apa besok aku ke puskesmas saja ya untuk periksa.
" Sebaik begitu Sih, supaya tahu kamu sakit apa dan segera diberi obat.
Keesokan harinya Ningsih berangkat ke puskesmas naik angkot. Setelah mengantarkan istrinya naik angkot, Joko berangkat ke tempat kerjanya. Sebelumnya Joko mampir ke rumah majikan Ningsih, untuk meminta ijin kalau Ningsih hari ini tidak bisa datang, karena kepuskesmas.
****
Dipuskesmas, Ningsih antri menunggu panggilan. Setelah 30 menit menunggu, nama Ningsih dipanggil. Ningsih masuk kedalam ruang dokter.
"Apa yang dikeluhkan ibu ??
" Kemarin kepala saya pusing dan perut saya mual, dok. Sampai saya pingsan.
" Silakan ibu berbaring disana, saya akan periksa.
Ningsih menuju tempat tidur buat periksa pasien. Dokter memeriksa didada Ningsih dengan menggunakan stetoskop.
" Ibu terakhir datang bulan kapan ??
Sambil mengingat kalau bulan ini Ningsih belum kedapatan datang bulan.
" Bulan kemarin dok, bulan ini saya belum dapat.
" Ibu ini tidak sakit, sekarang ibu lagi hamil. Kalau dilihat dari tanggal terakhir datang bulan, usia kandungan ibu sudah 4 minggu. Saya kasih vitamin ya bu, nanti diambil ditempat obat. Bulan depan kontrol lagi.
"Terima kasih dok.
Setelah mengambil vitamin yang diresepkan oleh dokter, Ningsih pulang ke rumah naik angkot.
Setelah jam kerja selesai, Joko segera pulang ke rumah. Joko segera ingin tahu keadaan Ningsih setelah dari Puskesmas.
" Assalamualaikum.
" Waalaikumsalam.
Ningsih membukakan pintu kamar kosnya dan mencium punggung tangan Joko. Ningsih mengambilkan minum air putih untuk Joko.
" Bagaimana Sih, hasil pemeriksaan di Puskesmas ?? Kamu kenapa ??
" Mas, ternyata aku tidak sakit. Ini kabar bahagia untukmu yang sebentar lagi akan menjadi ayah.
Joko masih belum paham apa yang disampaikan Ningsih.
" Mas, Kamu tidak senang mendengar kabar ini ?? Aku hamil mas.
" Kamu hamil Sih ??
Langsung Joko memeluk Ningsih dan menciumi muka Ningsih, sampai Ningsih kegelian dengan ciuman Joko.
" Aku senang banget Sih. Mulai sekarang, aku harus lebih giat lagi bekerja.
Setelah kehamilan Ningsih menginjak tiga bulan, Joko menyampaikan sesuatu ke Ningsih.
" Sih, untuk kelahiran anak kita, kita butuh biaya yang besar. Apa aku daftar kerja jadi TKI saja ya.
" Mas, kalau jadi TKI berarti mas gak bisa pulang saat aku melahirkan. Tapi kalau kerja sebagai kuli bangunan gajinya gak cukup untuk biaya kelahiran. Jadi gimana menurut mas.??
"Biarkan aku kerja jadi TKI Sih. Tiap bulan aku akan kirim gajiku ke kamu, buat keperluan bulanan dan persiapan melahirkan. Dan setelah aku kirim gajiku ke kamu, kamu berhenti saja kerjanya. Jaga calon anak kita.
Setelah Ningsih sepakat dengan rencana Joko, Joko mulai mengurus berkas berkas yang dibutuhkan untuk menjadi TKI. Ketika berkas berkas sudah siap, langsung Joko mendaftarkan untuk menjadi TKI.
Dua minggu setelah mendaftar, Joko mendapatkan panggilan dari pihak yang mengurusi kelengkapan TKI.
Joko ditanyai sekali lagi untuk jadi TKI. Karena begitu sudah dikirim datanya, akan masuk dan tidak bisa pulang secepatnya. Kalau pulang sebelum kontrak akan disuruh menggantikan biaya pelatihan.
Waktu keberangkatan Joko untuk ke negara yang dituju yaitu Arab tiba.ŵ Karena Joko berangkat dari tempat penampungan bersama sama dengan yang lain, sehingga tidak memungkinkan Ningsih ikut mengantar.
Sejak hari itu Ningsih dan Joko hidup berjauhan. Alhamdulillahnya komunikasi masih bisa dilakukan antara Ningsih dan Joko. Setiap akhir bulan Joko transfer uang ke Ningsih dengan jumlah yang lumayan banyak.
Bulan bulan berikutnya, sesuai dengan permintaan Joko , Ningsih supaya tidak usah kerja menjadi ART lagi. Hanya disuruh menjaga kandungannya.
Kandungan Ningsih sudah memasuki bulan ke 7, Ningsih mendapat kabar kalau Joko ditempat kerjanya dinyatakan meninggal dunia karena terjadi kecelakaan kerja disana. Ningsih yang mendengar berita itu langsung pingsan karena tidak mengira suaminya akan berpulang secepat itu.
Untuk jenazah, tidak bisa dipulangkan karena kondisi yang tidak memungkinkan. Sehingga Ningsih tidak bisa melihat wajah suaminya , untuk terakhir kalinya.
Ningsih dengan perut yang semakin membesar hidup sendiri dalam kos kosan. Untuk kelangsungan hidupnya, Ningsih berpikir dia harus bisa bekerja. Karena sekarang sudah tidak ada yang memberi nafkah ke dia.
Karena dengan kondisi perut yang besar, tidak memungkinkan Ningsih bekerja seperti dulu, yaitu menjadi ART. Ningsih berencana berjualan makanan didepan kos kosannya.
Awal usaha Ningsih jualannya hanya laku beberapa bungkus saja. Tetapi ini semua tidak membuat Ningsih putus asa. Makanan yang tidak laku dikemas dibungkus pakai kertas nasi. Setelah itu Ningsih bawa ke jalan raya dekat kos kosannya.
Ningsih duduk dipinggir jalan, jualan nasinya diwadahi didalam kantong kresek.
Sampai sore nasi bungkus Ningsih tidak ada yang laku terjual. Dari 15 bungkus nasi yang dibawa, akhirnya dibagikan ke orang yang membutuhkan. Ningsih hanya menyisakan 1 bungkus untuk dirinya.
Meskipun dagangannya kemarin tidak laku, Ningsih terus mencoba jualan lagi hari ini. Tapi jumlah porsinya dikurangi. Hari ini nasib baik belum berpihak ke Ningsih, karena jualannya kali ini jauh lebih sedikit yang laku daripada kemarin. Seperti kemarin, kali ini dagangan yang tidak laku dibungkus pakai kertas bungkus, dijual di terminal.
Jarak kos kosan dengan terminal tidak terlalu jauh. Alhamdulillah meskipun tidak laku semua, ada pembeli dagangan Ningsih.
Ningsih terus berusaha berjualan makanan, meskipun kegagalan masih mengikutinya. Setelah hari ke 7, Ningsih kembali jualan nasi dengan porsi yang sedikit. Ningsih mulai berjualan jam 6 pagi. Hari ini dagangan Ningsih habis tidak bersisa.
Semakin lama orang sudah mengenal Ningsih, dan sudah mencoba dagangan makanan yang dijual Ningsih. Sehingga sekarang dagangan Ningsih selalu habis, membuat Ningsih senang dan semakin bersemangat untuk jualan.
Ditempat kos Ningsih sudah ada teman yang akrab dengannya. Namanya mbak Kanti. Mbak Kanti sudah memiliki suami dan anak yang usianya 7 th.
Saat kehamilan Ningsih menginjak 9 bulan, Ningsih masih berjualan nasi bungkus. Padahal pelanggannya sudah
Mengingatkan supaya jangan jualan dulu.Takutnya, tiba tiba kontraksi.
Yati hanya senyum menanggapi omongan pelanggannya.
Saat Ningsih melayani pelanggan, tiba tiba Ningsih mengalami kontraksi yang sangat hebat. Sebenarnya malam saat menyiapan jualannya untuk besok, Ningsih sudah merasakan
Dengan dibantu sama mbak Kanti dan beberapa tetangga yang lain, Ningsih diantar ke rumah sakit. Sampai dirumah sakit, Ningsih langsung ditangani bidan, karena sudah bukaan 9 . Ningsih berteriak memanggil nama suaminya, langsung bayinya keluar.
" Oweeekkk...
Tangisan bayi Ningsih kencang sekali. Mungkin bayinya juga merasakan kesedihan yang dirasakan ibunya, melahirkan tanpa ada suami.
Setelah dibersihkan, bayinya diantar ke Ningsih. Ningsih tidak bisa menahan air matanya melihat putrinya yang cantik, putih mirip dengan bapaknya.
"Mas, anak kita sudah lahir. Terima kasih, meskipun kamu meninggalkanku untuk selamanya, kamu masih meninggalkan teman untuk ku, anakmu.Batin Ningsih dengan rasa senang dan sedih.
Oleh Ningsih putrinya diberi nama Yati Rahman. Hanya dengan Yati, segala keluh kesah Ningsih ungkapkan. Meskipun Yati belum mengerti.
Yati kecil hidup dengan ibunya. Kehidupannya jauh dari kata cukup. Yati sekarang sudah mulai sekolah Taman Kanak Kanak. Disekolah ada sepupu Yati juga yang sekolah ditempat yang sama. Ratna namanya.
Setiap hari Yati selalu di ganggu Ratna.Ratna tidak suka sama Yati. Karena bu Atik, ibunya Ratna selalu bilang kalau Yati tidak punya ayah dan ibunya pembawa sial. Yati anaknya pendiam dan selalu mengalah kalau Ratna mengganggunya.
Demikian perlakuan yang selalu diterima Yati dari sepupunya dan budenya setiap ketemu. Belum lagi apa yang dipegang Yati, selalu diminta Ratna. Padahal setelah dikasih, barang/makanan itu akan dibuang oleh Ratna.
Bu Atik selalu memanjakan Ratna. Jadi apa yang Ratna minta harus selalu dipenuhi.
Disekolah Yati selalu menjadi juara kelas. Banyak teman yang ingin berteman dengan Yati, karena selain pintar, Yati orangnya baik. Kalau ada teman yang kurang mengerti tentang pelajaran/pekerjaan rumah, Yati dengan tulus menjelaskan ke teman temannya.
Ratna setiap ada tugas, selalu memerintahkan Yati yang mengerjakan. Kalau Yati menolak, Ratna akan mengadu ke ibunya. Budenya akan menegur bu Ningsih
"Punya anak itu jangan egois, Ratna minta diajari saja gak mau. Mentang mentang pinter ya !!
Begitu yang selalu dikatakan budenya ke ibunya.
Pernah ada teman cowok yang disukai Ratna, mendekati Yati. Ratna semakin marah dan tidak suka dengan Yati.
Ratna mengadu ke ibunya, kalau Yati disekolah pacaran terus. Ibunya ketemu bu Ningsih bilang
" Waktunya sekolah ya sekolah, cari ilmu, bukan cari laki laki. Seperti perempuan g4t4l saja, masih kecil sudah main laki laki.
Bu Ningsih yang sudah tahu wataknya bu Atik, tidak pernah menanggapi omongannya. Supaya tidak semakin panjang. Mending diam. Karena bu Ningsih lebih tahu siapa Yati.
Setelah tamat SMK, Yati langsung bekerja dikonveksi. Yati yang tamatan SMK busana mulai menerima jahitan. Dari gaji pertamanya dia membeli mesin jahit bekas, dan membeli bahan baju. Lalu dia bikin baju untuk dirinya sendiri.
Teman Yati dikonveksi yang melihat model baju yang dikenakan Yati selalu modis, meskipun bahan yang digunakan yang murahan, mulai tertarik untuk dibikinkan baju untuknya.
Yati pagi kerja di konveksi, setelah pulang mandi, sholat dan makan, Yati akan menyelesaikan jahitannya.
Dikampungnya Yati ada teman yang bekerja satu tempat kerjaan dengannya. Namanya Dila.
Setiap hari setelah pulang dari pabrik, Yati dan Dila langsung pulang ke rumah. Bagi Yati, waktunya sangat berharga untuk menghasilkan uang.
Sampai di rumah, sambil membuka pintu Yati mengucapakan salam, dan dijawab salamnya oleh bu Ningsih. Setelah melihat ibunya yang saat itu sedang memotong sayur untuk dagangan besok, Yati masuk ke kamar mengambil baju untuk mandi. Karena Yati sudah merasa gerah oleh cuaca yang sangat panas hari ini.
Setelah mandi, Yati sholat magrib dan makan malam bersama ibunya. Setelah membersihkan alat yang dipakai untuk makan tadi, Yati meneruskan pekerjaannya menjahit baju tetangga yang kemarin minta dibuatkan. Sampai pukul 10 malam, Yati membereskan jahitannya dan menuju ke kamar mandi untuk wudhu akan sholat isya'
Setelah selesai sholat, Yati keluar kamar melihat ibunya apa sudah istirahat atau belum. Biasanya kalau pekerjaannya belum selesai bu Ningsih belum istirahat dan Yati akan membantu ibunya dulu sampai pekerjaan ibunya selesai baru istirahat.Dilihatnya ibunya sudah istirahat dikamar, baru Yati masuk ke kamar untuk istirahat juga.
Sebelum adzan subuh, Yati dan bu Ningsih sudah bangun. Mereka tidak pernah lepas menjalankan sholat tahajud. Setelah sholat Yati dan ibunya akan melanjutkan pekerjaannya didapur.
Sebelum menjalankan sholat subuh Yati dan bu Ningsih pasti mandi terlebih dahulu. Setelah sholat subuh melanjutkan pekerjaan yang tinggal membungkus dagangannya.
Sampai semua dagangan bu Ningsih sudah dibungkus dan tertata rapi, baru Yati ke kamar untuk menyiapkan diri berangkat kerja ke pabrik.
Pulang dari pabrik, Yati yang merasa kehabisan alat untuk menjahit mampir terlebih dahulu ke toko yang menjual peralatan menjahit. Sehingga Yati tidak pulang bersama sama Dila.
Karena toko yang menjual bahan menjahit ramai, menyebabkan Yati agak malam pulang ke rumah. Dikampung Yati setelah magrib suasana sepi dan agak gelap karena memang penerangan yang ada dijalan kurang. Setelah turun dari angkot, Yati jalan menuju ke rumahnya yang memang agak jauh dari tempat turun angkotnya tadi.
Saat Yati sendiri, tiba tiba ada yang memeluk dirinya dari belakang sambil menutup mulut Yati dengan tangan, menarik paksa Yati masuk kedalam mobil. Yati yang tidak siap dengan semuanya tidak bisa melawan, karena tenaganya kalah dengan laki laki yang menarik dirinya.
Yati meronta melawan laki laki yang berusaha memaksa Yati melayani nafsunya. Tapi karena Yati juga kecapekan pulang kerja dan jalan ke toko peralatan menjahit, Yati pasrah dengan apa yang terjadi pada dirinya.
Yati tidak bisa melihat wajah laki laki yang sudah menodainya. Yati menangis karena apa yang selama ini dia jaga dihancurkan oleh laki laki didepannya yang dia sendiri tidak tahu siapa orang ini.
Setelah laki laki yang menodai Yati puas dengan menyalurkan hasratnya ke Yati, hasrat yang dia rasakan setelah meminum minuman yang diberikan oleh Sari saat dirinya diajak ke club malam.
Begitu merasa ada yang tidak beres dalam dirinya, Bara nama laki laki tersebut, keluar dari club meninggalkan Sari. Bara berusaha menahan apa yang terjadi dalam dirinya dengan membawa mobil tidak tahu arah.
Sampai akhirnya Bara masuk kedalam kampung dekat rumah Yati.
Setelah Bara melampiaskan nafsunya ke Yati, Yati yang saat itu menangis, karena merasa dirinya kotor dan tidak berharga, tidak begitu saja menyuruh Yati keluar. Bara sempat minta maaf karena melakukan hal tersebut ke Yati. Bara berjanji dia akan bertanggung jawab kepada Yati. Bara memberikan kalung giok ke Yati untuk disimpan.
Yati berjalan dengan terseok seok karena merasakan sakit diarea k3m4lu4nnya karena ulah Bara. Dan dengan hati yang hancur karena mahkota yang selama ini dia jaga rusak karena laki laki yang tidak dia kenal.
Sampai di rumah Yati yang tidak ingin bu Ningsih tahu kejadian tadi, berusaha untuk bersikap biasa. Sambil mengucapkan salam, Yati masuk ke rumah.
Setelah mengucap salam, Yati langsung masuk kamar, mengambil baju ganti buat mandi dan membersihkan dirinya dari apa yang telah laki laki lakukan kepadanya.
Didalam kamar mandi Yati sempat menangis mengingat apa yang telah menimpa dirinya. Kemudian membersihkan dirinya sampai bersih seolah olah ditubuhnya ada kotoran yang melekat. Setelah dirasa bersih, Yati keluar kamar mandi.
Bu Ningsih yang melihat putrinya yang tidak biasa mandi lama bertanya, tumben nak mandinya lama ?
Yati yang mendapatkan pertanyaan seperti itu dari ibunya berusaha tenang agar ibunya tidak curiga. Tadi Yati ditoko penjual peralatan menjahit ketumpahan air yang baunya tidak enak bu, jawab Yati berbohong demi menutupi apa yang telah terjadi.
Setelah mandi Yati sholat magrib dan isya' dijamak karena waktu magrib sudah habis, dan Yati belum melaksanakannya. Semua karena Yati kemalaman pulangnya ditambah ulah laki laki yang Yati belum kenal namanya.
Yati makan malam sendiri karena bu Ningsih sudah makan duluan. Setelah makan Yati meskipun dia ada masalah, tetap profesional mengerjakan kerjaan menjahitnya karena besok sudah harus selesai.
Setelah baju yang dijahit Yati jadi dan sudah dirapikan, Yati menengok ibunya yang sudah lebih dulu masuk kamar. Memang kebiasaan Yati selalu seperti itu sebelum dirinya masuk kamar untuk tidur.
*
*
Dirumah Bara yang besar dan mirip seperti istana, disinilah Bara Surya Perdana putra tunggal bapak Perdana dengan ibu Kumala tinggal.
Bara yang merupakan putra tunggal bapak Perdana sudah disiapkan menggantikan posisinya pak Perdana memimpin perusahaan Perdana Gemilang menjadi CEO diperusahaan Perdana Gemilang yang merupakan Perusahan nomor satu di Kota ini.
Melihat usia Bara sudah 30 tahun dan belum memiliki kekasih membuat bu Kumala berusaha menjodohkan Bara dengan anak teman teman sosialitanya / rekan kerja pak Perdana. Tapi semua selalu ditolak oleh Bara. Bara yang memiliki sifat dingin, cuek dan seram membuat perempuan yang ingin dekat dengannya tidak bertahan lama. Karena merasa diacuhkan dan tidak diperhatikan.
Ada teman sosialita bu Kumala yang memiliki anak gadis, tapi sebenarnya dia bukan anak kandungnya melainkan anak angkat bernama Sari. Sari diangkat oleh bapak Baharudin dan ibu Neni. Pak Baharudin adalah pemilik RS Permata Kasih, dimana beliau sendiri adalah dokter spesialis bedah jantung dan bu Neni dokter kandungan.
Sari merupakan anak angkat bapak Baharudin dan bu Neni, karena sudah 10 tahun mereka belum memiliki anak dan akhirnya mengadopsi anak dari panti asuhan yaitu Sari. Sari diadopsi saat berusia 5 tahun.
Karena sangat disayang, menyebabkan Sari menjadi anak yang tidak mandiri dan boros. Selain itu Sari pergaulannya bebas. Karena orang tuanya yang sama sama sibuk kurang memperhatikan Sari yang membuat Sari menemukan perhatian diluaran.
Sari dari kecil mengenal Bara dan menyukai Bara sampai sekarang. Bara yang tubuhnya tinggi , hidung mancung, kulit putih seperti Ammar Zoni dengan jambang tipis disamping pipi kiri kanan membuat banyak gadis/janda terpikat penampilannya. Tapi Bara mudah jatuh cinta ke perempuan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!