Iin telah sampai di jepang pada pagi hari.Tepatnya pukul 08:00.Tak perlu waktu lama ia juga sampai di rumah yang dulu pernah menjadi masa kecilnya bersama sang nenek Yuki .Kini sang nenek sudah tiada namun kenangannya masih menempel dengan sangat jelas.
Iin mulai membereskan ruangan itu sedikit demi sedikit.Keluarganya bilang,rumah ini pernah di sewakan sebelumnya pada orang lain.Sisanya masih terlihat beberapa pakaian laki laki yang tergeletak begitu saja di biarkan tersusun rapi sebagian di dalam lemari.
gadis itu mulai memungut sisa barang lain yang seperti sudah tak terpakai.namun saat iin mengambilnya.fokusnya beralih pada foto seorang laki laki namun sudah buram termakan usia.iin tak mau ambil resiko,siapa tahu foto itu masih penting untuk seseorang lalu menyimpan kembali di dalam laci lemari.
Kegiatan hari ini tampak padat dan melelahkan,Iin merebahkan tubuhnya di atas kasur.Udara di ruangan itu masih terasa berdebu dan menyesakan.iin mulai membuka jendela kamar tersebut.udara segar masuk terasa dingin dan harumnya khas bunga sakura yang bermekaran di halaman belakang rumah itu.
Matanya terbelalak karena tak sengaja melihat seseorang yang tengah duduk di bangku tua dan hampir berlumut di halaman belakang.Tubuhnya tak bergeming nampak santai,dan pandangannya lurus ke depan.wajahnya belum nampak tapi yang membuat Iin heran.siapakah laki laki itu.di sekitaran rumah nenek tak ada tetangga yang seumuran laki laki itu.iin tahu betul beberapa rumah dekat nenek hanya om dan tantenya yang cukup berumur.mereka juga tidak punya keturunan.iin masih diam dan membiarkannya mungkin saja dia laki laki yang nyasar numpang ngadem.
Iin melanjutkan kegiatan beberes rumah dengan menyapu dan mengepel ruangan sampai bersih tak tersisa.mengganti semua sprei dan mulai memungut pakaian dan kain kotor untuk di cuci di mesin cuci.untuk saja tadi tantenya sempat memberinya beberapa kebutuhan rumah yang Iin butuhkan.
" kamu sudah selesai membersihkannya nak?" sapa om Nobi tersenyum ramah.
" sudah om,,,rasanya melelahkan sekali.yang aku heran kenapa om tidak pernah membersihkan rumah ini sebelumnya.kan om juga tahu aku akan segera datang?!'' protes Iin sambil memanyunkan bibirnya karena kesal.biasanya Iin di sambut dengan ruangan bersih dan segar.Nah ini rumah yang sedikit berantakan dan kotor.seperti om dan tantenya tak pernah menyentuhnya sama sekali.ini bukan sifat keluarganya sama sekali.
" maaf nak,om akhir akhir ini sangat sibuk di kantor.jadi om tidak sempat bersihkan." jawab Nobi yang terkekeh merasa bersalah.
" baiklah kalau begitu,sebagai gantinya om harus bawa aku ke rumah om dan masakin aku ramen yang pedas.rasanya pusing sekali.semalam aku tidur tak nyenyak selama di pesawat dan sekarang aku harus membersihkan debu yang tebal.sungguh menyebalkan." cerocos Iin sambil bergelayut manja di tangan om nya yang tinggi besar.
" kamu masih tetap saja manja seperti dulu.Kalau begitu ayok kita ke rumah.tante kamu sudah menunggu dari tadi." ajak Nobi sambil menggandeng bahu keponakannya yang cerewet.
Iin dan Nobi sudah sampai di rumah yang jaraknya cuma beberapa meter dari rumah warisan sang nenek.iin sudah siap dengan sumpit di tangannya dan semangkok ramen yang masih mengepul.om Nobi dan Tante Yura memandangnya dengan penuh kasih.keponakannya yang satu ini memang patut di acungi jempol.selain dia gadis yang mandiri dia juga hebat dalam menghabiskan sambel yang ada di meja makan.nobi dan Yura hanya bisa menggeleng ketika Iin terus menerus menambah porsi sambal pada kuah ramennya.
" stop! Kurangi sambalnya in.kamu ingin sakit perut nanti.disini sering mati lampu wajar karena gempa sering terjadi.jadi apakah kamu berani malam malam sendiri ke toilet?" tanya Nobi mulai khawatir.soalnya terakhir kali Iin berkunjung ke jepang.jangankan ke toilet,tidur pun harus om dan Tante yang temani.
" tenang saja om,dari tadi hawa di rumah nenek sangat sumpek.membuat kepalaku pusing.jadi biarkan aku mencicipi pedasnya sambal buatan Tante Yura." jawabnya enteng sambil mulai menyiapkan kuah ramen dengan rakus.
" awww...ahhh..panas...Tante yuraaa tolong...." Iin mulai dramatis sambil mengipas ngipaskan tanganya pada lidahnya yang yang kebas.
" Tante bilang juga hati hati in." Yura hanya bisa mengelus dada melihat tingkah ponakannya.
Akhirnya ketiga orang tersebut larut dalam obrolan yang intim juga hangat.om dan tantenya begitu merindukan iin.mereka mulai membicarakan tentang renacan kedepan Iin setelah menetap di jepang dan rencana membeli purniture baru untuk rumah warisan nenek yang cukup besar dan masih bagus itu.Yura dan Nobi tak banyak berkomentar ketika Iin mulai menanyakan siapa yang sebelumnya menempati rumah nenek.hanya jawabnya singkat saja seperti karyawan pabrik atau pemuda jepang yang membutuhkan tempat untuk sekedar istirahat.membuat Iin masih sedikit bingung namun Iin tak ambil pusing.
" jadi kamu memutuskan untuk tidur di rumah itu malam ini in?" tanya Nobi tak percaya.
' iya paman,aku juga ingin lebih cepat beradaptasi di rumah itu.sekalian ada beberapa novel yang yang harus aku kerjakan.disana cukup tenang tempatnya." jawab Iin meyakinkan Nobi yang seakan kurang yakin.
" kalau begitu baiklah,semoga kamu betah dan tidak terjadi apa apa." ucapnya menyesal karena Nobi tak sempat mengerem.tanganya menggaruk tengkuk yang sama sekali tak gatal.
Iin menyerngit.ia yakin om nya mulai menggodanya untuk menakut nakuti.tapi Iin ingin membuktikan kalau ia sudah berani.
" lihat saja nanti,aku akan tamat sampai pagi tidur di rumah itu.lagian disana aku bisa bernostalgia bukan.kenangan bersama nenek semasa kecil begitu mengenakan.nenek benar benar pengganti almarhum orang tuanku.iya kan om?" Iinelirik dan bertanya sedikit lirik.mengingat sejak kecil Iin hanya di urus oleh nenek Yuki dan om Nobi semasa mudanya.orang tua Iin meninggalkan ikan sejak kecil karena kecelakaan.hingga akhirnya Iin di urus nenek Yuki orang jepang asli.sesekali Iin juga tinggal beberapa tahun di Indonesia di urus oleh keluarga ibunya yang berasal dari indonesia.
" kamu merindukan mereka ?" tanya Nobi yang berkaca kaca.
" tentu saja om,tapi itu sudah lama aku sudah mengikhlaskannya.aku hanya sedang rindu pada nenek." jawab Iin memelas.
" Kalau begitu istirahatlah di rumah itu.kamu bisa sedikit mengobati rasa rindumu pada ibu." jawab Yura mengelus kepala Iin dengan lembut.
" makasih Tante." Iin kembali membalas pelukan tantenya.
Hari sudah semakin gelap.Iin kembali membuka pintu rumah itu.Aura dingin dan kesepian menyeruak menyambut tubuh Iin yang lelah dan sedikit mengantuk.iin mulai menyalakan lampu l,menutup semua jendela.namun saat Iin menengok ke luar.laki laki yang duduk di kursi itu sudah tidak ada.iin menghela napasnya kasar.benar benar sepi pikirnya.
Namun saat jendela kembali tertutup suara lembut laki laki tengah menyanyi dengan nada yang pelan dan begitu dalam terdengar dari kamar kosong di sebelah kamar yang Iin sudah bersihkan.iin baru ingat rumah itu besar dan memiliki 4 kamar kalau tidak salah.iin belum sempat membersihkan semuanya.siapa laki laki yang menyanyi itu,apakah dia benar benar ada di dalam rumahnya atau emang suaranya terdengar dari arah kamar tamu.iin mulai memberanikan diri menyusuri asal suara tersebut dengan hati hati dan sedikit rasa takut juga aneh.
Crekk...pintu itu masih terkunci.dan kuncinya masih tergantung bersama kunci yang lain.suaranya juga sedikit demi sedikit menelan lalu menghilang.mungkin saja suara speaker dari rumah tetangga yang agak jauh.taoi jelas jelas Iin mendengarnya dari arah kamar tamu.iin menegang,bulu kuduknya berdiri.
Iin mulai merebahkan tubuhnya di atas kasur,ia juga sudah memasang parfum elektrik untuk membuat hawa rumah itu kembali segar dan wangi.Matanya hampir tertutup karena mengantuk.namun tiba tiba matanya terbuka kembali setelah mendengar tv yang ada di ruang tengah menyala dengan sendirinya.
" hah? Siapa yang menyalakan tv? Apa mungkin om Nobi datang kesini untuk melihatku?" gumamnya kaget dan bangkit dengan tiba tiba melongok ke arah luar yang pintunya sedikit terbuka.iin mulai berjalan dan melihat siapakah yang datang.iin yakin Nobi dan Yura akan khawatir lalu menengoknya dengan masuk menggunakan kunci cadangan.
Namun saat sudah sampai di ruang tengah Iin membeku,tidak ada siapapun,suasana rumah masih sama sepi dan tv kini tengah menyala dengan sendirinya.pintu dari arah luar juga masih tertutup rapi.iin memberanikan diri mengambil remot dan mematikannya dengan hati yang dag Dig dug tidak karuan.
Iin mulai melirik ke kanan dan kini lalu berteriak lambat.
" om nobii....tantee...yuraaa...kamu datang...?? " teriak ya yang menggema di ruangan yang sepi itu.tidak ada jawaban,hanya gema dari asal suaranya sendiri.iin pikir tv nya sudah rusak karena ditinggalkan lama dan menjadi koslet.untuk meyakinkan dirinya Iinasih berpikir positif.
Iin mulai membuka laptopnya dan mengerjakan beberapa proyek bukunya yang akan segera terbit.iin tengah fokus pada layar laptop di depannya.gerakan halus membelai tengkungnya,mirip belaian seorang tangan laki laki namun dingin.itu rasa yangembiat Iin segera sadar dan mengerjai kaget.
" hahh,,siapa? OMM,,,Tante..." teriak Iin lagi sambil menengok kebelakang.jelas sekali Iin baru merasakan belaian itu.iin yang kesal karena pekerjaan di ganggu berdecak dan menghempaskan kertas kertas kosong ke atas meja.
Plaakkkk...." berani berani dia menggangguku.gue ini tuan rumah disini.hanti macam apa yang berani mengusikku." gumamnya pelan takut takut dan tersenyum miring karena tingkahnya sendiri.
Beberapa jam berlalu tidak terjadi apa apa lagi.iin hampir mengerjakan beberapa bab dari novelnya dengan tenang dan lancar.waktu menunjukan pukul 11: 30 pm.iinituskan untuk istirahat.ia masuk ke dalam kamarnya dan menyimpan beberapa lembar kerja dan laptonya juga.iin membaringkan tubuhnya dan menarik selimut.terasa damai seperti beberapa tahun lalu percis saat neneknya masih hidup.
Iin mulai terlelap dan larut dalam mimpinya.sejak perjalanann panjang Iin baru mengistirahatkan tubuhnya yang lelap itu.Malam berlalu.Namun tidak pada jiwa Taka yang melayang bebas begitu saja.Dia mulai duduk di samping Iin yang tengah tertidur.Tubuhnya kurus,bibirnya pucat dan dia tidak berkedip Sam sekali setelah dia baru bisa merasakan duduk berdekatan dengan iin.tanganya terangkat membelai rambut Iin yang jatuh terurai begitu saja.meaki tubuhnya tak pernah benar benar menyentuh iin.tapi Taka senang akhirnya Iin datang ke jepang walaupun semua Naya sudah selesai.
Bagi Taka sejak 5 tahun lalu sampai sekarang,dia tidak pernah berhenti menunggu iin.siang malam hanya dia habiskan duduk di rumah itu.sesekali duduk di taman belakang sambil bersenandung pelan menyanyikan lagu cinta yang sama sekali belum dia sampaikan pada Iin.sampai pagi Taka tak beranjak sama sekali dari tempat tidur itu.swakan dia ingin menjaga Iin untuk selamanya walaupun kenyataannya begitu menyakitkan.hanya untuk sekedar terlihat dan menyentuh pun Taka tak bisa.mungkin keajaiban reikarnasi atau keajaiban cinta sejati lainnya yang bisa menyatukan mereka.
Hari mulai pagi,udara dingin khas kota Yokohama menyeruak masuk ke sela sela jendela kamar iin.ia menggeliat dan membuka matanya pelan pelan.malam yang panjang dan tidurnya cukup nyenyak seakan bayangan enek Yuki masih membelenggunya tadi malam.tapi kenyataanya sosok laki laki yang bernama Taka lah yang memeluknya dalam diam.
" astaga bau masakan apa ini? Kenapa harum sekali? " Iin buru buru bangkit dan menyibak selimut tebalnya dan berlari kecil ke arah dapur.pikirnya Tante Yura pasti sudah datang dan membuatkan sarapan yang lezat untuk ya.
Ketika sampai di dapur Iin menegang dan menyerngit tak masuk akal.tidak ada yang kegiatan masak memasak di dapur.tempatnya pun masih bersih dan rapih.hanya ada beberapa mangkokk makanan yang terpenuhi oleh makanan khas jepang yang kelihatannya enak namun rasanya hampa.
kemana perginya Tante Yura? Apakah sepagi ini dia berangkat bekerja? Kenapa juga dia tidak membangunkannya pikirnya.iin berjalan pelan ke arah meja makan.mungkin Tante Yura sengaja membeli makanan lalu dia simpan di sana dan tak sempat membangunkannya.iin segera mengambil sendok dan langsung mencicipi makanan itu satu persatu.rasanya enak.namun pikirannya masih melayang kemana mana.
Saat Iin tengah menikmati makanan,tiba tiba ia di kagetkan dengan kedatangan om obi dan Tante Yura yang mengetuk pintu Tak sabaran.
Tok...tok..tok..
" loh Tante,,,kenapa tidak masuk saja.bukannya Tante punya kunci cadangannya?" tanya Iin setengah malas lalu berlenggang duduk kembali .
Yura dan Nobi saling memandang .lalu meletakan beberapa makanan yang sudah selesai dia buat pagi tadi.
" loh kamu udah masak? Tante bawain makanan nih.tadi Tante sengaja masak banyak buat kamu." ucapnya sambil tersenyum hangat dan di balas oleh tatapan penuh tanda tanya.
" loh bukannya ini Tante yang masak sebelumnya,aku belum sempat masak.ini aku baru bangun tidur dan langsung sarapan Tante." jawab Iin sambil menyuap beberapa onigiri hingga mulutnya penuh.rasanya sangat lapar sejak kemarin Iin malah lupa caranya memasukan makanan karena sibuk.
Yura dan Nobi saling memandang lagi lalu saling membalas anggukan.tandanya mengerti dengan situasi.
" aahhh...iya.kalau begitu sarapan yang banyak ya.sekalian ini tambahkan." usul mobi yang memijit pelipisnya.
Iin mulai merasa muak dengan tingkah om dan tantenya yang sedikit grogi dan berkeringat dingin ketika menyodorkan beberapa makanan di mangkok.iin menyerngit.
" stoopp...!" ucapan Iin membuat keduanya membeku dan berhenti bergerak.
' kenapa sih pagi ini om dan Tante kek ketakutan gitu.aku tidak akan kelaparan hanya karena aku kurang makan dan telat makan.aku sudah besar om.kenapa kalian khawatir sekali." protesnya menatap mata keduanya yang jelas jelas sudah berbeda dari biasanya.
" aahhh..tidak..tidak...om hanya memastikan kamu sarapan dengan benar ya kan sayang?" ucap Nobi sambil melirik ke arah istrinya.
" tapi om tidak perlu repot repot memasak buat aku sebanyak ini.lihatlah berapa banyak yang kamu masak hari ini.sebetulnya yang tadi juga sudah cukup.kenapa Tante kirim lagi?" tanya Iin penasaran.
" om kamu sangat khawatir sejak semalam kamu tidak makan apa apa lagi.jadi untuk menembusnya menyuruhku masak yang banyak." lasan Yura masuk akal untuk menyembunyikan semuanya.
Taka hanya tersenyum sinis di balik pintu dengan menatap percakapan ketiga orang tersebut.hatinya tentu saja hancur dan sakit.hanay ini yang bisa Taka lakukan membuatkan sarapan secara diam diam untuk Iin.
Drama sarapan tadi pagi sudah selesai.iin kembali melanjutkan aktifitas dengan menyusun kembali barang barang yang baru di belinya dari toko furniture.iin ingin membuat suasana baru di rumah itu.namun saat Iin ingin membersihkan debu di atas meja.ia melihat foto kecilnya yang menggemaskan sedang menggenggam tangan anak laki laki.iin juga lupa siapa namanya.namun ia ingat anak itu anak dari teman ayahnya yang tinggal tak jauh waktu itu.iin tersenyum lalu menyimpan kembali foto tersebut setelah membersihkan debunya.
Iin kembali di kagetkan dengan lukisan mural yang jatuh di dapur.iin bangkit untuk mengecek dan ternyata bukan lukisan mural yang Iin kira jatuh.namun sebuah foto keluarga Iin bersama om Nobi .piguranya hancur berantakan dan pecah.tak ada kucing atau angin yang menggangu namun kenapa foto keluarga itu bisa jatuh,Iin juga tidak mengerti.
Iin terpaksa membereskan bekas pecahannya dan membuangnya di sampah lalu meletakan fotonya di dalam laci.beljm sempat Iin bangkit setelah berjongkok menyimpan lembaran foto tersebut Iin di buat heran dengan suara nyanyian yang sama yang dia dengar tadi malam.namun kali ini datang dari luar.suaranya berasal dari halaman belakang.iin penasaran dan mengecek membuka pelan jendela kamar dan mengintipnya.laki laki itu ada lagi dengan penampilan yang sama dan baju yang sama juga posisinya tidak berubah.
" hai",sapa in penuh antusias karena ini pertama kalinya Iin menemui orang lain setelah sampai di jepang.laki laki itu awalnya hanya diam tak menoleh sama sekali.iin berusaha menunggu gerakan laki laki itu.Dengan perlahan laki laki itu mulai menengok ke arah Iin ." hi" jawabnya sambil tersenyum.
Iin tersenyum lalu menunduk dan memperkenalkan dirinya." aku Iin,dari indonesia.tinggal disini." jelasnya pada laki laki itu.Dia hanya mengangguk dan menjawab " aku Taka" jawabnya pelan.Mukanya pucat dan rambut yang sedikit memanjang .
" boleh aku duduk disini?" tanya Iin basa basi.
" ini tempatmu,kenapa harus meminta ijin." jawabnya sambil memandang lurus ke depan.
" aahh aku lihat kamu duduk disini beberapa kali.apakah kamu nyaman duduk disini? Kamu tinggal dimana? tanya Iin penasaran sambil menggosok gosok kedua telapak tanganya yang kedinginan.
" aku selalu duduk disini terlalu lama dan nyaman.aku tinggal di tempat yang jauh namun aku akan selalu kembali ke tempat ini." jawabnya penuh teka teki.
Iin bingung,apakah dia orang stres atau dia memang sering mampir ke halaman belakang rumahnya cuma sekedar untuk duduk.itu tidak masuk akal.
Iin tak menghiraukannya,tapi Iin nyaman melihat wajahnya yang terlihat begitu lelah dan menyimpan beban yang begitu berat.iin mulai menyodorkan botol minum yang kebetulan belum dia buka,belum sempat.untuk menawari lelaki itu.terlihat bibirnya yang kering dan pecah pecah.mungkin saja dia kelelahan dalam bekerja.
" bilah minum ini,kamu terlihat begitu lelah Taka San." ucap Iin sambil menyodorkan botol akua.namun laki laki itu hanya diam dan tidak menerimanya.iin kembali menariknya,mungkin saja Taka tak haus.
Hujan mulai turun sore itu,air hujan turun berjatuhan begitu derasnya .Iin menawarkannya untuk masuk ke rumah.namun Taka menolaknya.dia memilih untuk pergi dan memakai payung kayu tuanya.dia menghilang di balik kabur pekat dan turun tanpa permisi.iin hanya bengong memandangi punggung Taka yang semakin menjauh.
Iin kembali ke rumah dan mengeringkan rambutnya yang sempat kehujanan.dia duduk di ranjangnya dan matanya melihat arah di luar dimana Taka tadi duduk di kursi tua itu.hatinya mengatakan bahwa sebenarnya Iin tak merasa asing dengan laki laki bernama Taka yang dia temui tadi.hujan semakin deras Iin menutup jendelanya seperti menutup sesuatu yang belum dia mengerti.
Sebuah suara nyanyian yang melow dan menyayat hati terdengar samar samar lagi.iin mendengarkannya lagi dengan hikmat dan menghayati setiap kata yang dia ucapkan.jelas itu bukan berasal dari speaker fortebel atau tetangga yang bermain gitar.Jelas itu suara dari laki laki yang sedang patah hati.namun suaranya tetap sama dari arah kamar tamu iin.iin membeku sesaat merasakan sesuatu yang tersambung pada batinnya.
Tak terasa air matanya mulai berjatuhan tanpa di mengerti.seolah Iin bisa merasakan rasa sakit yang orang itu rasakan.suaranya semakin pelan namun masih jelas terdengar.iin menyeka air matanya.walaupun hatinya masih bertanya tanya siapakah yang sedang bernyanyi sekarang.
Hingga akhirnya Iin ketiduran karena terlalu nyaman mendengarkan suara yang merdu dan menyayat hati itu.iin masih memeluk botol akua yang sempat ia tawarkan pada Taka tadi.om Nobi dan Tante Yura sudah pulang dan langsung tujuannya menemui Iin di rumah nenek.dan kini mereka mendapati Iin yang tengah tertidur.nobi mengelus lembut kepala keponakannya dengan lembut.
" maaf"..gumamnya hampir setengah berbisik.matanya berkaca kaca.
Iin menggeliat dan terbangun." ehh paman sudah pulang? Dimana Tante Yura?" tanyanya setengah mengantuk.
" dia sedang menyiapkan makanan di dapur. Apa kamu sudah makan siang nak?"
" belum paman,maaf aku ketiduran." Iin memeluk tubuh pamannya dan masih mengenakan kemeja dan jass lengkap.aroam parfum menusuk hidungnya namun membuat Iin nyaman.nobi adalah sosok satu satunya pengganti ayahnya.
" om,,boleh aku tanya sesuatu? " tanya Iin ragu.
" tanya apa sayang? Boleh."
" Dimana teman masa kecilku dulu.apakah rumahnya sudah pindah?"
" siapa yang kamu maksud nak?"
" dia," Iin menunjuk foto masa kecil Iin yang sedang menggandeng seorang anak laki laki tampan.
Nobi memutarnya matanya seolah dia sedang berpikir keras." om tidak ingat.mungkin saja sudah lama pindah." jawabnya tak meyakinkan.
" siapa namanya om,aku juga lupa." ucap Iin penuh sesal padahal dia masih ingat beberapa kejadian masih semasa kecil itu saat bersamanya .dia anak yang masih,jujur dan baik juga penyayang.iin juga lupa lupa ingat.tapi masih banyak kenangan masih yang tertempel dengan sempurna di dalam benaknya.
" sudahlah jangan banyak berpikir,om ingin kamu makan dulu." ajak Nobi sambil mengusap rambutnya.
Tante Yura menyambutnya dengan hangat dan mereka mulai menyantap makan siang.
" om,,,Tante,,aku bertemu seseorang tadi siang...!" ucap Iin di sela sela suapannya.membaut Nobi dan Yura saling memandang dan heran.
" siapa nak? Kamu jangan ketemu dan percaya orang sembarangan di sini." Nobi menjawab dengan penuh nada khawatir.
" namanya Taka."
Degg....
Jawaban itu ibarat busur yang meluncur tepat ke dalam jantungnya.nobi bahkan tak mampu berkata kata lagi.
" a..apa?" tanyanya setengah tak percaya." bagaimana mungkin." Nobi menggeleng ribut dan berhenti mengunyah membuat Iin menyerngit.
"loh kenapa om kaget,memangnya siapa Taka?" Nobi bahkan bangkit begitu saja meninggalkan ikan dan Yura yang tengah makan.membuat Iin semakin khawatir dan bertanya tanya.
Yura mengusul Nobi keluar dari rumah itu tanpa berkata kata lagi.iin semakin bingung.air matanya Taka terasa menetes begitu saja.entah ke apartemen hatinya terasa begitu sakit.siapa Taka sebenarnya.iin kembali masuk ke dalam kamarnya dan meninggalkan makanan yang tak sempat dia habiskan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!