NovelToon NovelToon

Tetangga Berjodoh

Gotong royong

Hari minggu ini orang-orang memutuskan untuk ikut kerja bakti membersihkan wilayah tempat tinggal mereka, semua orang kompak untuk membuat kawasan tempat tinggal yang aman dan bersih. Tak terkecuali keluarga pak Ihsan dan keluarga pak Imran, mereka membawa anak dan istri untuk ikut serta dalam gotong royong. Namun kali ini ada yang berbeda biasanya putra atau putri dari masing-masing keluarga itu absen hadir bergantian, tapi hari ini mereka datang dengan suka rela tanpa alasan apapun yang menyertai.

"Irsan tumben datang, biasanya ini jadwal kamu izin, gantian sama Alma" tiba-tiba saja pak Rt nyeletuk menyinggung Irsan yang hari ini datang dengan membawa cangkul kecil dan sapu lidi ditangannya.

Belum sempat Irsan menjawab Alma muncul dengan topi dan masker yang menutupi wajahnya, pak Rt makin girang menjadikan mereka bahan ledekan.

"Wah Alma datang juga, nggak izin pergi naik gunung sama temannya?" ucap Pak rt menyindir Alma.

Alma hanya mendengus seolah sudah terbiasa dengan kejahilan Rt muda yang usianya tidak jauh dengan sang kakak.

"Naik gunung apaan, naik ke lantai dua aja ngos-ngosan. Paling dia nyari pacar biar nggak jadi jomblo jompo, " tiba-tiba Alvin sang kakak menimpali, makin kesal saja Alma dengan situasi yang ada.

"Ni orang berdua belum kena tulah, kena stroke siang bolong baru nyaho," gumam Alma yang masih didengar orang-orang yang tak jauh darinya.

"Jangan ngedumel nanti cepet keriput. Mau saya bantu nggak cari jodoh, in syaa Allah pilihan saya tidak akan mengecewakan hehe"

"Pak erte jangan ngadi-ngadi deh, emang saya seenggak laku itu sampe bapak turun tangan. lagian buru-buru amat cari pasangan usia aja masih 22," sahut Alma kesal.

"Ya siapa tahu aja butuh bantuan saya, gini-gini saya pernah jadi mak comblang bersertifikat."

"Kaya sapi qurban aja bersertifikat," Alma menyahut dengan sinis ucapan pak Rt.

" Mak comblang apaan, sendirinya aja baru nikah belum lama, padahal udah kepala tiga lebih orang-orang mah udah punya anak esde, pak erte baru nikah. Mbak Ana di pelet ya? "

"Sembarangan, jalur langit dong disepertiga malam hehe"

"Sosoan sepertiga malam bangun pipis doang juga terus lanjut tidur. Udah ah lama-lama ngaur ngomong sama pak erte, emosi saya tumbuh subur. Mending mulai ni acara gotong royong biar cepat selesai terus pulang deh, panas kan bisa gosong kulit aku"

"Emang dasarnya darah tinggi ya begitu, mendekati jompo haha"

"Ih nyebelin!"

Alma pergi meninggalkan ketiga pria berbeda usia itu, saat Irsan akan meninggalkan keduanya tiba-tiba pak erte kembali nyeletuk.

"Vin, calon adik ipar nggak di sapa? hehe"

"Lah iya ada Irsan di sini, kirain izin gantian sama Alma . Apakah ini pertanda kalau jodoh telah dipertemukan haha" Pak erte dan Alvin tertawa terbahak sedangkan Irsan hanya menggelengkan kepalanya. Sudah bukan hal aneh lagi kalau keduanya jadi bahan guyonan orang-orang, Irsan tak pernah ambil pusing.

Acara gotong royong pun berjalan dengan lancar, kekompakan semua warga sudah tidak diragukan lagi , apalagi ketua Rt yang masih terbilang muda, aktif di medsos jadi banyak program yang dibuat dan berhasil membuat lingkungan mereka di kenal.

"Akhirnya selesai juga. Pulang yuk Mah." Alma sudah mulai tidak betah, padahal semua warga tengah asik menyantap hidangan yang disediakan oleh ibu-ibu.

"Nanti dulu, sayang. Acara makannya belum selesai perabot mama masih di meja sana, belum habis juga lauknya, masa mama harus ambil si, ga sopan siapa tahu masih ada yang mau makan." sahut sang Mama.

"Suruh ayah aja Mah yang bawa, kalau nggak bang Alvin mereka pasti nggak buru-buru pulang."

"Ayah sama bang Alvin mana tahu perabot rumah kita yang mana, yang ada nanti main bawa aja punya orang. Udah sabar aja sebentar, lagian kamu mau ngapain di rumah juga, paling tidur kalau nggak nonton kartun upin ipin"

"Ishhh si mamah kan enakan di rumah ga panas "

"Ah kamu kalau dibilangin ngeyel"

Saat keduanya sedang berbicara bu Arumi istri pak Ihsan bergabung dengan keduanya.

"Eh Alma juga ada, kirain tante absen"

Alma pun salim pada tetangga yang tak jauh dari tempat tinggalnya itu.

"Iya tante, soalnya kan aku udah selesai buat skripsi sama sidangnya jadi tinggal wisuda, mangkanya aku bisa bergabung di sini"

"Wah sudah lulus ya, nggak nyangka ya perasaan baru kemarin kamu lulus TK. udah cocok ni jadi calon istri hehe," Lagi lagi tentang pasangan, kadang Alma sudah muakkk mentang-mentang dia tidak pernah pacaran semua warga ikut khawatir. Padahal dia cuma menjalankan perintah agamanya agar tidak pacaran, malah orang-orang yang rewel.

"Baru aja lulus tan, aku belum kepikiran jadi istri orang, aku mau berkarir dulu bahagiain Mama sama ayah" sahut Alma

Arini hanya menggeleng mendengar ucapan anaknya, sedikit lucu memikirkan kebahagiaan orangtuanya sedangkan apa apa kebutuhannya masih disediakan orangtuanya, termasuk makan yang masih suka disuapi.

"Udah nikah juga bisa berkarir Alma, lagian kebahagian orangtua bukan hanya materi saja tapi melihat anaknya menikah adalah salah satu kebahagiaan orang tua juga, apalagi bisa kasih cucu"

Alma sudah mulai tidak nyaman dengan obrolan kali ini, kesannya tetangganya itu sedang memaksanya untuk menikah, sedangkan dia belum mau.

"Gimana Allah aja tan, kalau nasib aku nikah muda ya gapapa, tapi kalau takdir aku jadi wanita karir dulu juga aku terima"

"Nah kalau udah kaya gini gimana kalau kita obrolin dengan serius mengenai rencana kita sebelumnya bu Arini?," Alma hanya mengernyitkan dahinya tidak mengerti apa yang diucapkan tetangganya, sangat mencurigakan menurutnya.

"Iya mbak bisa diatur. Nanti kita musyawarahkan lagi"

Keduanya tertawa bahagia tanpa melihat Alma yang sedang kebingungan, mereka memiliki rencana tanpa melibatkan Alma itu jelas jelas mencurigakan.

Acara hari minggu kali ini selesai sebelum azan juhur berkumandang, semua orang pulang ke rumahnya masing-masing termasuk dua keluarga yang pulang beriringan.

"Irsan sudah selesai S2 ya? berarti udah mulai ngajar di kampus?," Tanya pak Imran pada irsan yang berada dibelakangnya.

"Iya om alhamdulilah, aku nggak tahu mau ngelamar jadi dosen atau nggak, soalnya aku masih sibuk di rumah makan yang sekarang aku kelola"

"Bukannya kamu udah ngajar di kampus ya?" sambung Bu Arini

"Asdos doang tan, itu juga dipaksa sama dosen aku"

"Hebat ya, usia masih muda sudah banyak hal positif yang dilakukan. Beda ni sama Alma yang masih suka nonton upin ipin," Mendengar ucapan sang Mama telinga Alma begitu panas ia merasa kalau orangtuanya terlalu berlebihan memuji orang lain.

"Cocok sama Irsan, yang satu hidupnya teratur yang satunya rada berantakan." sahut Alvin menimpali.

"Kamu setuju irsan kalau berjodoh sama Alma?" Tanya Ihsan tiba-tiba sedang yang ditanya sedikit terkejut dan bingung menjawab apa.

Terkesan memaksa

Irsan hanya diam tak menjawab apapun. Sesampainya di rumah masing-masing si ratu drama mulai beraksi.

"Ayah, Mamah ini apa-apaan si, dari tadi aku dengernya perjodohan perjodohan aja berasa ada di zaman siti nurbaya. Siapa yang mau ayah sama mamah jodohin? bang Alvin? tapi kan anak pak Ihsan laki-laki semua"

Ketiganya hanya diam mendengar omelan Alma, meskipun terlihat rada ceroboh mereka yakin kalau Alma adalah gadis yang bertanggung jawab, maka dari itu sangat cocok dijodohkan dengan Irsan yang usianya hanya terpaut 3 tahun saja.

"Nggak usah dijawab kan? yang pastinya akan dijodohin sama Irsan ya kamu lah, ya kali abang"

"Kok aku si yang jadi tumbal, kenapa juga harus main jodoh-jodohan siapa tau bang Irsan punya kekasih atau calon istri, tapi kalian seenaknya main jodoh-jodohin."

Alma tetap berupaya menyelamatkan dirinya agar tidak dijodohkan dengan Irsan bagaimana pun dia tidak ingin memiliki pasangan yang kelihatan cuek dan terkesan gak asik, sudah terbayang akan sesepi apa kehidupan rumah tangga yang mereka bina.

"Irsan jomblo sama kaya kamu, jomblo ting ting yang belum pernah pacaran, maka dari itu kalian harus punya pasangan yang setara dalam artian orang yang sama-sama buta di dunia percintaan, " ucap Alvin sok bijak.

"Dih mana ada begitu, teori macam apa itu? yang ada orang yang belum berpengalaman harus nyari yang udah pro biar diajarin kalau sama-sama amatir,"

"Ngaco banget jadi manusia, di kasih yang ori malah milih yang rusak. Kamu perempuan satu-satunya di rumah ini, harta berharga yang kami jaga, mana rela kami menyerahkan kamu sama sembarang orang.

"Yang abang kamu bilang itu ada benarnya, ayah nggak akan rela kalau kamu dapat pasangan yang salah. Irsan adalah laki-laki baik yang sudah kita kenal sejak dulu, dia juga dari keluarga baik-baik. Ayah harap kamu memikirkannya dengan benar, ini semua demi kebaikan kamu."

"Tapi, yah. Aku baru aja lulus apa ayah nggak mau ngeliat aku jadi wanita karir, terus ayah sama mama menikmati uang hasil aku kerja?" Alma masih berusaha bernegosiasi, meskipun sebenarnya dia tahu akhirnya akan seperti apa.

Pak imran menggelengkan kepalanya dengan senyum yang seindah mungkin, menghadapi putrinya yang sedikit keras kepala ini tidak bisa disamakan, jika sama-sama keras yang ada Alma akan semakin memberontak.

"Nak, ayah menyekolahkan kamu bukan untuk balas budi pada ayah dan mamah, semua itu kewajiban kami sebagai orang tua. Kamu tidak berhutang apapun pada kami, jadi tidak perlu membalas apapun. Namun dalam hal pasangan kami ingin memastikan kebahagiaan mu, menikah dengan laki-laki baik dan bertanggung jawab untuk dunia dan akhirat mu," ucap aya menasihati.

"Memang ayah yakin kalau aku menikah dengan bang Irsan, aku akan bahagia? semuanya masih abu- abu yah, siapa tahu yang kita lihat bagus selama ini adalah topeng."

"Ayah meyakini apa yang ayah lihat selama ini, dia lahir dari keluarga yang baik, bukan hanya pendidikan saja yang baik tapi adab mereka sekeluarga tidak diragukan lagi, itu bukan rahasia umum. Dengan begitu irsan pun pasti dididik dengan baik untuk menjadi laki-laki yang tanggung jawab,"

Alma diam dengan apa yang dikatakan oleh sang ayah, karena memang tetangganya tersebut tidak pernah bermasalah selama ini, mereka memiliki reputasi baik di lingkungan sekitar. Kalaupun Alma mengeluarkan argumen lain dengan segala alasannya untuk menolak rasanya akan sia-sia saja jika rencana itu dilakukan dengan penuh perhitungan. Dia hanya meyakini satu hal jika ini memang harus terjadi berarti sudah jalannya, begitu juga sebaliknya.

Di tempat berbeda Irsan yang baru selesai membersihkan diri dan mengerjakan kewajibannya langsung duduk di ruang keluarga atas permintaan sang ayah.

"Ucapan ayah tadi serius bang. Ayah berharap kamu tidak menolak permintaan kami, semuanya demi kebaikan kamu," Irsan hanya mendengarkan apa yang ayahnya sampaikan, dia juga tidak punya keberanian untuk menolak. Alma bukan gadis yang buruk, dia cantik, pintar dan menyenangkan meskipun sedikit menyebalkan tapi itu masih bisa dimaafkan.

Irsan hanya ragu dengan dirinya sendiri, apakah dia bisa menjadi pasangan dan imam yang baik untuk Alma ĺnanti. Entahlah, dia hanya perlu berdoa jika ini baik untuknya pasti Allah permudah.

"Jika itu terbaik untuk aku, dan ayah melihat ada kebaikan jika aku menikah dengan Alma, maka aku akan berusaha menerimanya."

"Ayah tidak mungkin menjodohkan kamu dengan perempuan sembarangan, kita juga kenal keluarga mereka dan kamu tahu kalau mereka keluarga yang baik,"Irsan mengangguk membenarkan ucapan sang ayah.

"Jika kamu butuh waktu untuk meyakinkan semuanya, ibu sarankan kamu shalat istikharah lebih dulu meminta kemudahan atas niat baik ini. Ibu juga sudah sangat ingin memiliki menantu apalagi Alma, gadis itu sungguh menyenangkan,"

"Shalat istikharah itu minta petunjuk bu, kalau jawabannya bukan Alma bagaimana?"

"Ya kalau bisa ibu mau Alma saja,"

"Itu sih maksa,"

"Habis bagaimana lagi ibu sangat ingin memiliki menantu perempuan. "

Obrolan siang itu sudah selesai menurut pak Ihsan. Tanpa menunggu jawaban Irsan esok hari, rencananya malam ini mereka akan bertamu ke rumah pak Imran, kalau perlu malam ini juga mereka menikahkan anak-anak mereka. Sebenarnya yang kebelet nikah bukan irsan dan Alma melainkan keluarga mereka masing-masing, sedikit berlebihan tapi begitu adanya.

**

Sore hari Irsan bertemu dengan Alma di mini market depan komplek perumahan. Awalnya Irsan tidak berniat menyapa Alma, namun ini kesempatan dia berbicara dengan gadis itu.

"Alma, bisa kita bicara sebentar?," Alma sedikit terkejut, karena biasanya laki-laki itu akan berlalu begitu saja meskipun dirinya lewat depan matanya.

Alma hanya menganguk, dia pun perlu bicara dengan Irsan. Akhirnya mereka memutuskan untuk duduk di bangku yang ada di mini market tersebut.

"Abang mau ngomong apa?," Tanya Alma terus terang.

" Ini masalah kita yang dijodohkan oleh keluarga, aku cuma mau tanya pendapat kamu soal ini,"

Alma paham dengan pertanyaan yang diberikan irsan " Kalau soal perjodohan kita, aku si terserah mereka aja toh aku nggak bisa berbuat banyak. Tapi kalau abang keberatan atau memiliki perempuan yang cocok untuk abang sebaiknya abang sendiri yang menolak perjodohan ini. Aku tidak keberatan kalau abang tidak mau dijodohkan dengan aku."

"Jadi kamu menerima perjodohan kita?"

Alma hanya menganguk. " Mau gimana lagi, aku belum punya rencana setelah lulus mau kerja atau lanjut sekolah, apalagi membawa pasangan ketemu ayah dan mamah untuk menikah. Walaupun aku sempat beralasan untuk bekerja nanti dan yang utama untuk menolak perjodohan ini tetap saja aku kalah. Kalau abang gimana?

Irsan diam sejenak sebelum akhirnya menjawab. "Aku pun sama seperti kamu, jadi aku menerima perjodohan ini, semoga kita bisa saling menerima," Alma hanya menganguk tanpa kata.

**

"Apa, menikah malam ini juga?"

Sah

Setelah shalat magrib semua orang-orang benar-benar berkumpul di rumah pak Imran. Dengan menggunakan pakaian rapih dan membawa beberapa buah tangan seperti kue dan buah-buahan, sangat identik dengan orang yang akan melamar anak gadis. Selain itu hampir semua warga sekitar ada di rumah pak Imran, pak Rt, Pak Ustadz bahkan polisi dan TNI yang memang tinggal di kawasan itu datang memenuhi undangan Pak imran dan pak Ihsan di masjid tadi.

"Ini sih udah pasti jadi, nggak akan gagal lagi " ucap Pak erte muda musuh Alma.

"Ya iya udah dikepung begini, lagian waktu itu pake nunggu lulus kuliah dulu padahal langsung aja nikahin," sahut warga yang ada di dekat pak erte.

"Namanya jodoh, mungkin sekarang waktunya, " ucap yang lain.

" Ini kok warga bisa sekompak ini ya ngejodohin anak orang, baru liat saya yang kaya gini?" warga pindahan yang belum lama bergabung dikawasan itu sedikit penasaran dengan cerita Alma dan Irsan yang hubungannya didukung semua warga.

"Haha, anak pak imran sejak belia udah ditandain sama bu Arumi dan pak Ihsan, mereka mengklaim kalau Alma adalah calon mantu mereka. Awalnya kami semua menganggap iseng, tapi ternyata serius, klaim itu nggak pernah berubah sampe anak-anak mereka dewasa. Apalagi anak pak imran dan pak Ihsan tidak pernah terlihat pacaran ,"

"Hoalahhhh seperti itu toh, jadi hubungan mereka sebenarnya bukan rahasia umum?,"

"Mereka berdua juga mungkin berpikir hanya menjadi bahan guyonan, jadi masih sama-sama cuek taunya sekarang mau dinikahin, "

**

Sedangkan di dalam rumah Alma sedang terkejut dan bingung harus berbuat apa karena semua serba tiba-tiba. Saudara sepupu dan yang lainnya berkumpul di rumah seolah ada acara besar, awalnya bingung dengan kedatangan mereka karena biasanya mereka jarang berkumpul kalau bukan ada acara.

Ternyata ini jawabannya, mereka datang atas undangan pak Imran dan bu arini.

"Mah, ini nggak lagi ngeprank aku kan? masa tiba-tiba gini si, bukannya kita baru bicarain ini siang tadi. Kenapa harus langsung ngadain acara gini?"

"Lebih cepat, lebih baik. Niat baik itu jangan ditunda-tunda takut diacak-acak setan. Usia kamu juga sudah pas untuk menikah"

"Yaelah mah baru selesai napas dari skripsi, sekarang udah sesak napas lagi jadi calon bini orang"

"Husss kamu ini. Orang-orang diluar sana pada bingung nyari jodoh pas lulus kuliah, kamu enak udah tersedia tinggal duduk manis aja, biar kami yang ngatur semua,"

"Dihhh, orang-orang mah bingung nyari kerjaan mah, bukan nyari jodoh,"

"Lah kamu juga bisa sekalian Alma, kerjaan dapat suami juga dapat," timpal salah satu sepupu Alma.

"Akhhh nggak asik kamu "

"Udah ya pembicaraan ini di cukupkan sampai di sini, sekarang kita fokus ke acara. Kamu Alma jangan coba-coba kabur atau nyari alasan kaya biasa ya buat menghindari perjodohan ini," ucap sang mamah.

"Mau kabur lewat mana, lompat dari lantai dua?"

"Nyautin aja kalau orang tua ngomong, "

Sambutan demi sambutan sudah disampaikan oleh masing-masing keluarga begitu juga dengan tujuan berkumpulnya malam ini, sampai akhirnya Pak Ustadz sekaligus petugas KUA di kecamatan itu mengusulkan satu hal.

"Saya mau usul, bagai mana kalau Alma dan Irsan dinikahkan secara agama lebih dulu, untuk menghindari fitnah selama mempersiapkan pernikahan. Pasti mereka akan sering pergi berdua untuk mengurus ini itu. Untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan sebaiknya dinikahkan dulu saja"

Semua orang nampak setuju dengan pendapat pak Ustadz, begitupun Pak Ihsan dan Pak Imran.

"Si Alma pasti lagi kena serangan jantung dini, karena mau dinikahin malam ini juga haha," bisik Pak erte pada Alvin.

"Haha lagi ngereog paling di dalam. Dia denger mau dilamar aja ngedumel ga udah-udah."

"Lagian Vin, harusnya kamu dulu yang nikah malah si Alma"

"Cowo mah gampang bang, nggak deg-degan kaya anak cewe, saya belum tenang kalau adik saya belum ada yang jagain. Saya percaya irsan bisa jadi suami yang baik buat Alma"

"Eleuh-eleuh kakak yang baik,"

**

Irsan terlihat pasrah dengan usulan pak Ustadz, dia tidak bisa berbuat apa-apa selain sepakat. Malam ini akan menjadi hari terakhirnya dengan predikat lajang, setelah ini dia akan menjadi seorang suami.

"Ayah yakin kamu bisa jadi imam yang baik untuk keluarga mu. Jangan kecewakan kami dan juga yang lainnya, jadilah suami yang baik," ucap Pak ihsan menasihati putranya.

Irsan hanya menganguk, meskipun semuanya serba dadakan dia tidak mungkin menjalani semuanya dengan tidak sungguh-sungguh.

Di dalam rumah sedang terjadi percekcokan antara Alma dan Mamahnya, ia pikir sekarang waktunya bertukar cincin untuk saling mengikat nyatanya Alma harus turun ke lantai bawah karena akad akan segera dilakukan.

"Apa! menikah malam ini juga?"

Meskipun sedikit iba tapi arini yakin ini yang terbaik untuk putrinya.

"Iya, Nak. ini untuk kebaikan kamu juga, cepat atau lambat pernikahan ini akan terjadi juga"

"Mah, apa harus malam ini juga? kenapa semuanya serba cepat si, aku belum siap mah. Aku butuh waktu meskipun hanya sedikit"

"Maafkan kami nak, tapi ini demi kebaikan kamu, kebaikan kita semua. Mama yakin setelah ini kamu akan bersyukur karena kami telah memberikan pernikahan ini"

Sedikit menangis namun semua itu tidak akan merubah apa yang terjadi malam ini, pernikahan itu sudah dinyatakan sah sebelum Alma dibawa turun ke bawah.

Ucapan rasa syukur menggema diruangan yang

menjadi tempat akad nikah dilaksanakan, dengan satu tarikan nafas , akad nikah dipimpin oleh pak Ustadz semuanya berjalan lancar tanpa hambatan.

Bu arini menuntun anak perempuannya untuk menemui orang-orang di lantai bawah. Setelah Alma turun terdengar sorakan dan tepuk tangan menggema, semua itu dikomando oleh pak Rt rese. Tatapan mata Alma tertuju pada pak Rt yang sedang kegirangan karena berhasil menjadi saksi pernikahan warga sekaligus bestinya adu mulut.

"Cie Alma udah laku," ucap Pak rt

Alma sekali lagi hanya memicingkan matanya, kalau tidak banyak orang rasanya ia ingin menjambak laki-laki bermulut perempuan itu.

Alma sudah duduk disamping Irsan, setelah mendapatkan arahan untuk memasangkan cincin pernikahan kemudian mencium tangan laki-laki yang saat ini telah menjadi suaminya. Tak hanya sampai di situ, pak Rt kembali bersuara.

"Cium kening mah boleh kali Alma, kan udah halal hehe,"

"Cium....Cium....Cium...," teriak semua warga yang menyaksikan pernikahan dadakan itu.

"Ckkk Si erte minta di pecat kali ya, nyebelin banget jadi manusia, kompor banget!" gumam Alma yang didengar suaminya.

"Yaudah kita lakuin aja, toh kita udah sah secara agama, biar mereka juga diam," Ucap Irsan, Alma pun menganguk setuju.

Setelah Irsan berhasil mendaratkan bibirnya di atas dahi Alma, sorak riang kembali terdengar. Siapa lagi biang keroknya kalau bukan pak Rt.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!