NovelToon NovelToon

BUKAN YANG PERTAMA

Bab 1

...🌷Happy Reading🌷...

Pagi ini setelah sarapan bersama, ayunda mengantarkan edward sang suami sampai ke pintu utama untuk pergi berkerja di kantor milik edward sendiri.

Sebelum pergi ke kantor, tak lupa edward mencium kening ayunda begitu juga dengan ayunda yang mencium tangan suaminya.

"Mas pergi dulu ya sayang." Ujar edward seraya tersenyum.

Ayunda mengangguk." Iya mas, mas edward hati-hati ya."

Edward mengangguk, ia segera masuk kedalam mobil dan meninggalkan rumah megah itu.

Setelah edward pergi, barulah ayunda masuk dan menutup pintu rumahnya. Ia melihat jika mbok latri, pembantu dirumah mereka sedang tergesa-gesa seraya membawa tas belanja ditangan kanannya.

"Mau ke pasar, mbok?" Tanya ayunda yang tak jadi naik ke lantai atas.

Mbok latri menganggukan kepalanya dan menjawab pertanyaan dari ayunda. "Benar nya, mbok mau ke pasar. Bahan makanan dirumah sudah pada habis, harus stok lagi."

"Saya ikut ya mbok?" Pinta ayunda, ia merasa bosen jika dirumah terus menerus.

Mbok latri ragu, ia takut ayunda akan risih mencium aroma tak sedap dari pasar dan sejenisnya.

"Boleh ya mbok? Saya bosen dirumah terus." Bujuk ayunda kepada mbok latri yang hanya diam sedari tadi.

Mbok latri mengangguk membuat ayunda tersenyum gembira, tak menunggu lama kedua orang itu pergi meninggalkan rumah menggunakan mobil milik ayunda menuju pasar.

Jarak pasar dan komplek perumahan mereka tidak terlalu jauh hanya memakan waktu 15 menit saja baru sampai di pasar anggrek.

"Mbok, apa stok kopi dan yang lainnya masih ada dirumah?" Tanya ayunda seraya melirik mbok latri sekilas.

"Masih banyak, nya." Jawab mbok latri.

Ayunda mengangguk, ia memfokuskan pandangannya ke arah depan.

Tak lama mereka sudah sampai dipasar anggrek yang sudah sangat ramai oleh ibu-ibu yang berbelanja kebutuhan. Mobil putih itu parkir di parkiran khusus mobil.

Mbok latri dan ayunda segera turun dari mobil lalu menuju kearah pintu masuk pasar anggrek.

Suara riuh dari pasar membuat ayunda merasakan tak nyaman. Mungkin begini kalo pergi ke pasar, pikir ayunda.

Mbok latri membeli ikan, daging, sayuran, serta rempah untuk stok beberapa hari dirumah.

"Sudah selesai mbok?" Tanya ayunda yang menunggu di pintu masuk pasar.

Mbok latri mengangguk." Sudah, nya. Ayo kita pulang."

Ayunda membantu membawa sayuran serta rempah diikuti oleh mbok latri yang mengekor dibelakangnya.

Mereka berdua tiba di dekat mobil dan segera memasukan belanjaan itu kedalam bagasi, mbok latri dan ayunda segera masuk kedalam mobil untuk segera meninggalkan pasar.

Mobil melaju pelan dijalanan kota jakarta yang sangat terik siang itu, sesekali ayunda melirik ke arah mbok latri yang diam saja sedari tadi.

"Mbok, mbok kenapa? Saya liat sedari tadi diam saja?" Tanya ayunda heran.

"Saya hanya tak enak badan saja, nya."

Ayunda mengangguk, ia tak lagi bertanya lebih lanjut.

Tak lama mereka telah tiba dirumah dan segera memakirkan mobil digarasi, tak lupa mbok latri mengeluarkan barang belanjaan mereka.

Rumah megah itu terasa sangat sepi, apalagi ayunda sampai sekarang belum dikaruniai seorang anak, mungkin belum waktunya saja begitu lah pikir ayunda.

Barang belanjaan mereka letakan diatas yang ada di dapur itu, mbok latri mencuci ikan sedangkan ayunda menata sayuran didalam kulkas.

Disela-sela menata sayuran, ayunda mengajukan pertanyaan yang membuat mbok latri menghentikan aktivitas mencuci ikannya.

"Mbok, kira-kira apa yang membuat mama sangat tidak menyukai saya sebagai menantu?" Tanya ayunda.

Ia sampai saat ini tak mengerti mengapa emma, mama dari edward suaminya tak pernah menganggap ayunda sebagai menantu keluarga mereka. Hal itu membuatnya bertanya-tanya.

"Ah itu hanya perasaan nyonya saja, saya lihat nyonya besar tidak seperti itu kok." Jawab mbok latri dengan tenang.

Ayunda diam sebentar sebelum melanjutkan perkataannya lagi.

"Tapi mbok, setiap ada acara keluarga besar. Mama selalu bersikap dingin bahkan terkesan membenci saya, membuat saya bertanya-tanya pada diri sendiri. Apa yang salah sama diri ini." Lirih ayunda, ia tak lagi melanjutkan perkataannya saat mendengar suara langkah kaki dari ruang tamu.

Seorang wanita berusia 50 tahun yang masih terlihat muda diusianya sekarang, muncul dari balik tembok pembatas antara dapur dan ruang makan.

Tatapannya begitu dingin serta tajam menatap kearah ayunda dan mbok latri.

"Dimana edward?" Tanyanya singkat.

"Mas edward lagi kerja, ma." Jawab ayunda menunduk, tak berani menatap wanita yang berdiri didepannya ini yang merupakan ibu dari edward.

"Mama duduk dulu ya, mau ayunda buatkan minum apa?" Tanya ayunda dengan sopan.

Emma hanya diam tak menjawab pertanyaan dari menantunya, namun ia duduk dikursi yang sudah disediakan oleh ayunda.

Wanita itu duduk disana, menatap sekeliling dapur itu.

"Saya hanya ingin bertemu dengan edward, rupanya ia tidak ada dirumah. Buat kamu ayunda, tolong sampaikan sama edward ya saya ingin dia makan malam dirumah utama malam ini dan kamu gak usah ikut ya." Ujar mama emma kepada menantunya yang berdiri mematung di dekat mbok latri.

"Kenapa ayunda gak boleh ikut, ma? Ayunda kan istri dari mas edward." Tanya ayunda, menatap nanar kearah emma.

Mama emma melongos, ia sangat membenci tatapan ayunda yang seperti itu.

"Saya hanya mengundang edward, anak saya. Lagi pula ini makan malam bersama keluarga."

"Tapi ma, aku juga bagian dari keluarga kalian dan menantu kalian."

Mama emma terkekeh sinis, menurutnya omongan ayunda hanyalah sebuah lulucon.

"Sejak kapan saya menganggapmu keluarga dan menantu? Jangan mimpi ayunda, sampai kapan pun saya tidak akan pernah menganggap mu. Camkan itu."

"Lagi pula kamu itu hanya gadis miskin yang beruntung bisa menikah dengan edward anak saya, kalo tidak menikah dengan anak saya mungkin saja kamu itu sudah mati kelaparan di luar sana." Setelah mengucapkan perkataan yang menyakitkan itu, mama emma langsung pergi meninggalkan rumah megah itu.

Sementara ayunda, hanya bisa menangis mendengar perkataan yang menyakitkan keluar dari mulut mertuanya, sungguh ucapan mama emma tadi bagaikan sembilu yang menusuk jantung ayunda.

Mbok latri hanya bisa memeluk sang majikan yang sedang tergugu, ia pun merasakan sakit saat mendengar ucapan nyonya besar.

"Sabar nyonya, sabar." Mbok latri hanya bisa membisikan kata-kata sabar kepada ayunda.

Ayunda berdiri untuk menuju kamarnya yang berada dilantai dua, ia menangis disana memendam rasa sakit di hatinya akibat penghinaan dari mama emma.

Bab 2

🌷**Happy Reading🌷**

Malam harinya dirumah kediaman milik edward, saat ini ayunda sedang berdiri menatap suaminya yang menatapnya penuh cinta.

Ayunda juga sudah menyampaikan ucapan mama emma yang menyuruh edward makan malam dirumah utama tanpa membawa ayunda.

"Kamu percaya sama mas, kamu harus ikut kerumah mama sama papa ya? Gak mungkin dong mas cuma pergi sendiri kesana." Ujar edward yang terus membujuk istrinya.

Ayunda menggeleng, ia tak mungkin ikut makan malam bersama.

"Mama hanya mengundang kamu mas, lagi pula mama itu tidak menyukai aku. Mas pergi sendiri saja, aku akan makan malam bersama mbok latri dirumah." Sahut ayunda tetap kekeh tak ingin ikut.

Huftt

Edward membuang napas kasar, ia tak akan menyerah membujuk ayunda untuk ikut bersamanya.

"Tolong lah sayang, kamu ikut sama mas ya?" Bujuk edward, berharap ayunda luluh hatinya.

"Aku takut mas, aku gak mau membuat suasana hati mama kamu hancur berantakan karena kedatangan aku!." Mata ayunda berkaca-kaca menatap sang suami.

"Percaya sama mas, mama pasti ngerti kok. Sekarang kamu siap-siap ya, mas tunggu dibawah." Tegas edward tak terbantahkan, mau tak mau ayunda harus mengikuti ucapan suaminya.

Ayunda menatap nanar kepunggung edward yang menghilang dibalik pintu kamar, ia berjalan lesu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sedangkan dilantai satu, edward sedang duduk seraya mengecek handphonenya. Dua pesan masuk dari mama emma dan sekretaris, pesan yang pertama dibuka adalah chat dari mama emma yang menanyakan ia sudah pergi apa belum.

"Kamu dimana sayang? Udah berangkat apa belum?"

^^^"Sebentar lagi ma.^^^

Begitulah isi chatan mereka, lalu edward membuka isi chat dari sekretarisnya yang memberitahu jika besok pagi-pagi sekali akan berangkat keluar kota.

Saat sedang fokus membalas chat dari sekretaris, hentakan heels menggema menuruni anak tangga.

Pandangan edward terpaku kearah istrinya yang terlihat sangat cantik dibalut drees yang elegan.

"Kamu cantik banget sayang, cantiknya bertambah berkali-kali lipat." Puji edward membuat pipi ayunda bersemu merah, ia dibuat salah tingkah.

"Ayo kita berangkat mas." Ujar ayunda gugup.

Edward mengangguk, dengan wajah sumringah ia menggenggam tangan istrinya untuk keluar dari rumah.

Dengan penuh kelembutan, edward menuntun ayunda masuk kedalam mobil setelah itu barulah edward duduk disamping ayunda untuk mengemudi.

Mobil melaju pelan keluar dari perkarangan rumah megah itu, tangan edward terus menggenggam tangan ayunda.

"Mas, apa kamu yakin? Aku takut mas." Lirih ayunda, Perkataan mama emma siang tadi masih terngiang-ngiang dikepala ayunda.

"Tenang sayang, jangan panik. Percaya sama mas ya?" Ujar edward menyakinkan istrinya itu.

Tak terasa mobil mereka mulai memasuki perkarangan rumah megah milik keluarga edward, jantung ayunda semakin berdegup kencang membayangankan perkataan seperti apa lagi yang ia terima nantinya.

Edward keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk ayunda.

Ayunda menatap suaminya, edward mengangguk menyakinkan jika tidak akan terjadi apa-apa nantinya.

Pasangan suami istri itu melangkah masuk kedalam rumah yang sangat mewah itu, deretan furniture mewah, foto keluarga besar menempel di dinding rumah itu.

Suara orang ngobrol terdengar dari arah meja makan, ayunda semakin mengeratkan pelukan dilengan suaminya.

Dengan langkah pasti, edward membawa istrinya menuju meja makan dimana papa, mama, adik, abangnya serta oma dan opanya sudah duduk manis disana.

Seketika suasana meja makan menjadi hening, seluruh tatapan mengarah kepada ayunda yang berdiri disamping edward.

Mama emma berdiri, ia menatap tajam anak serta menantunya.

"Edward, kenapa kamu bawa dia? Mama sebelumnya sudah bilang kepada istrimu untuk tak ikut serta." Tekan mama emma.

Edward berdiri tenang menatap keluarga. " Ayunda istriku ma, apa salahnya aku membawanya ikut serta acara makan malam bersama?."

Mama emma mengeraskan rahangnya. " Dia bukan bagian dari keluarga kita, edward."

"Benar, mas edward pun sedari dulu sudah tahu jika mama dan papa serta kami semua nggak suka sama mbak ayunda." Timpal Ceysa, adik perempuan edward.

"Ceysa, jaga ucapan kamu ya!!!" Ujar edward, matanya menatap tajam kearah sang adik.

"Sudahlah, sebaiknya kita mulai saja acara makan malamnya." Lanjut edward lagi, ia tak mau jika ada keributan.

"Seharusnya kamu pergi sendiri saja edward bukannya malah turut membawa wanita jalang itu untuk makan malam bersama, mengotori rumah ini saja." Sinis oma firda yang angkat bicara.

Edward mengepalkan tangannya, ia tak terima jika istrinya dihina seperti ini.

"Cukup ya semuanya, cukup kalian membuat ayunda sakit hati."

Suasana meja makan semakin menegang, edward menatap tajam seluruh anggota keluarganya. Sedangkan ayunda hanya menunduk dengan bahu yang bergetar.

Sementara itu, axel abang dari edward hanya mendengus seraya meninggalkan meja makan, ia muak mendengar perdebatan yang tidak bermanfaat ini.

"Mas, ayo kita pulang aja." Bisik ayunda, suaranya bergetar menahan isak tangis.

Edward mengangguk singkat, tanpa sepatah kata pun ia meninggalkan meja makan dan keluar dari rumah itu.

"Edward, mau kemana kamu hah? Edward!!!." Teriak mama emma yang tak dihiraukan sama sekali ole edward.

"Sabar ma, mas edward tuh udah dipengaruhi sama wanita jalang itu. Buktinya sekarang dia udah berani melawan mama kan?." Ujar ceysa seraya mengelus pundak mamanya.

Napas mama emma naik turun sangking emosinya. " Dasar wanita jalang, ternyata benar buah jatuh tidak jauh dari pohonnya."

Sementara itu, mobil melaju kencang dijalanan kota, sungguh saat ini edward sangat emosi mendengar hinaan dari keluarganya.

Ia melirik ayunda yang termenung memperhatikan jalanan kota yang ramai itu, air matanya lolos begitu saja.

"Sayang?."

Ayunda menoleh, ia menatap suaminya dalam diam. Mata edward berkaca-kaca menatap sang istri, ia bisa merasakan rasa sakit yang sama.

"Maaf, maaf untuk perkataan mereka." Lirih edward.

Ayunda hanya diam, tak lama mereka telah sampai dirumah, mobil segera diparkiran edward digarasi.

Buru-buru ayunda turun dari mobil dan masuk kedalam rumah, ia berpapasan dengan mbok latri yang menatapnya bingung.

"Ada apa ya sama nyonya?" Gumam mbok latri.

Edward dengan langkah lebar menyusul istrinya yang sudah lebih dulu sampai ke kamar mereka.

Ceklek

Dengan pelan, edward membuka pintu kamar itu menampakan tubuh ayunda yang sudah terbaring diatas kasur seraya membelakangi pintu.

"Sayang?"

Hening, tak ada jawaban sama sekali dari ayunda.

Edward melihat jika ayunda sudah memejamkan kedua matanya, ia menghela napas panjang.

Ia berbaring disamping istrinya dan memeluk wanita itu, ia bisa merasakan jika tubuh ayunda masih bergetar.

Bab 3

🌷**Happy Reading🌷**

Pagi harinya dirumah edward sudah disibukan dengan ayunda dan mbok latri yang sedang memasak di dapur.

Di meja makan sudah tertata roti panggang beserta nasi goreng.

"Pagi sayang." Ucap edward yang ternyata sudah berdiri dibelakang ayunda.

"Pagi juga mas, sarapan dulu gih."

Edward mengangguk, ia segera duduk dimeja makan untuk menyantap sarapan disana.

Ayunda mau pun edward tak ada menyinggung soal semalam, seolah mereka sudah melupakannya.

Tring tringg

Suara deringan dari handphone milik edward memecahkan keheningan dimeja makan, di layar handphone itu tertulis nama 'Shaka', shaka adalah sekretaris sekaligus sahabat dari edward.

Lelaki itu mengangkat telpone dari shaka, ekspresi edward menjadi terkejut. Ia melupakan satu hal, jika hari ini akan berangkat keluar kota untuk membahas proyek serta bertemu dengan client.

"Ada apa mas? Kok muka kamu terkejut begitu?" Tanya ayunda.

"Pagi ini mas bakalan berangkat keluar kota buat bahas proyek besar, sayang. Bersama shaka." Jawab edward seraya menarik napas panjang.

"Berapa hari mas?" Ayunda bertanya kembali.

"3 hari sayang." Jawab edward tersenyum manis kearah istrinya.

Ayunda mengangguk mengerti, buru-buru ia naik kelantai atas untuk mempersiapkan koper suaminya.

Sedangkan edward, ia sudah menghabiskan sarapannya tinggal menunggu ayunda saja.

Setelah 15 menit berlalu, ayunda sudah turun dari lantai dua dengan membawa 1 koper sedang berisi baju dan keperluan lain suaminya.

Wanita itu mengantar edward sampai di depan pintu, tak lupa juga peluk dan cium kening.

Mobil milik edward meninggalkan perkarangan rumah megah itu. Setelah mobil tak terlihat lagi, barulah ayunda menutup pintu rumahnya.

Ia merasa bosen karena tak ada kegiatan sama sekali, pada akhirnya ayunda memutuskan untuk pergi ke mall saja.

Ayunda menaiki anak tangga untuk sampai ke kamarnya, ayunda memutuskan untuk mandi.

Setelah selesai mandi, wanita itu memakai celana jeans yang dipadukan dengan kemeja berwarna baby blue. Ayunda duduk didepan meja riasnya, wajah yang cantik natural itu ia poles dengan sedikit make up.

Setelah selesai, ayunda keluar dari kamar dan tak lupa berpamitan kepada mbok latri.

Ayunda menuju mobil yang terpakir di garasi, ia akan membawa mobil itu menuju mall central park.

****

Mobil edward sudah tiba di perusahan alexandra group (AG). Sebuah perusahan yang bergerak di bidang properti, perusahan ini merupakan kantor cabang yang dikelola oleh edward sendiri.

Lelaki itu keluar dari mobil dengan tatapan dingin yang membuat karyawan wanita sangat mendambakan sosok edward walaupun mereka semua tahu jika sang bos sudah memilik istri yang sangat cantik.

Edward berjalan tenang memasuki lift yang akan membawanya ke lantai 27, dimana ruanganya berada.

Setibanya dilantai 27, lift berhenti dan edward keluar. Di depan pintu ruangannya, shaka pria yang tak kalah tampan dari edward itu berdiri tegap disana.

"Lama banget sih lo? Gua udah nungguin dari tadi disini." Kesal shaka, sedangkan edward hanya terkekeh saja.

"Sorry ka, gua lupa kalo kita bakalan keluar kota hari ini."

Shaka mendengus, ia menatap tajam sahabatnya.

"Kebanyakan olahraga malam lo, makanya lupa."

"Asem, udah lama gua nggak gituan sama ayunda."

Seketika suara gelak tawa dari shaka memenuhi ruangan itu, membuat edward menatap malas kearah sahabatnya.

"Sorry sorry, oke balik ke pembahasaan lagi ya, kita pagi ini jam 08.30 WIB harus berangkat ke bandung, jam 12.00 kita udah harus ketemu pak prapto." Ujar shaka, menjelaskan.

"Udah itu aja?." Tanya edward memastikan jika shaka tak salah menyebutkan jadwal.

"Iya bro, besok paginya jam 07.30 WIB kita ketemu sama pak arya buat bahas mengenai pembangunan apartemen dilanjut di jam 13.10 WIB, kita meeting buat bahas pembangunan rumah sakit di jalan A. Udah sih itu aja." Jelas shaka seraya menyebutkan jadwal dihari kedua mereka berada di bandung.

Edward mengangguk, mereka pada akhirnya memutuskan meninggalkan perusahan dan menuju ke bandara soekarno hatta.

_Kembali kepada ayunda_

Saat ini ayunda sudah tiba di mall central park dan memarkirkan mobilnya di basement.

Wanita muda itu keluar dari mobil dan menuju pintu masuk mall, ia memutuskan untuk berkeliling dan mampir ke zara untuk berbelanja baju.

Setelah selesai memilih beberapa setel baju dan celana, ayunda pergi ke kasir untuk membayarnya.

"Berapa mbak?"

"1,500.000 mbak dan ini barangnya."

Ayunda mengambil barang itu serta kartu atmnya, ia memutuskan untuk mencari restoran untuk makan siang. Namun sialnya ayunda malah bertemu dengan mama emma serta ceysa yang ternyata berada di mall itu juga.

"Enak banget ya belanja pakai uang edward, suami susah-susah kerja cari duit eh istri malah shopping gajelas." Ujar mama emma dengan suara keras membuat orang disekitaran mereka menoleh.

"Iya ih, gak malu banget sih." Celetuk ceysa yang langsung menutup mulutnya dengan ekspresi dibuat terkejut.

"Maaf ma, saya belanja pakai uang sendiri dari hasil kerja saya." Ucap ayunda, menjelaskan kepada mama emma beserta ceysa.

Kedua wanita itu menatap ayunda tajam, mereka tak percaya jika itu bukan uang milik edward.

"Halah pakai acara bilang kalo itu uang hasil kerja sendiri, emang kamu selama ini kerja apa hah? Hanya dirumah saja seperti nyonya besar berlagak kalo itu uang dari hasil kerja keras." Sembur mama emma begitu menyakitkan.

"Permisi ma." Ayunda langsung meninggalkan kedua orang itu menuju basement, ia taj jadi makan disana.

Pertemuan dengan mama emma serta ceysa seperti mimpi buruk bagi ayunda, mereka tak segan-segan menghinanya dimana pun ia berada.

Mobil ayunda meninggalkan basement mall tersebut, jalanan kota jakarta begitu padat oleh kendaraan.

Wanita itu memutuskan untuk pergi ke wilayah A dan berhenti tepat di depan warung sederhana di pinggir jalan.

Ayunda turun dari mobilnya dan menyeberang ke warung itu.

"Ranti, ini aku ayunda." Panggilnya.

Tak lama seorang gadis cantik berpakaian sederhana serta rambut yang dikepang dua keluar dari warung itu.

"Mbak ayunda? Kak arumnya lagi pergi ke pasar, kalo gitu ayo masuk dulu mbak." Ajak gadis yang bernama ranti itu, ayunda mengangguk dan masuk kedalam warung itu.

Tak lama terdengar suara motor berhenti tepat didepan warung, ternyata itu adalah arum sahabat dari ayunda yang baru saja pulang dari pasar.

"Loh ayunda? Kamu apa kabar?" Tanya arum, ia merasa senang karena sahabatnya berkunjung.

"Kabar aku baik rum, kalo kamu gimana?"

Arum tersenyum kecil. "Aku baik juga nda, udah lama kamu gak pernah kesini. Ngomong-ngomong mertua kamu masih kayak gitu?." Tanya arum.

Ayunda mengangguk samar seraya menyesap sedikit teh yang dibuatkan oleh ranti, adik dari arum.

"Yang sabar ya, semoga bu emma cepat berubah."

"Aamin."

Ayunda dan kedua orang itu ngobrol ringan, sesekali terdengar suara gelak tawa dari mereka bertiga.

Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 12.00 ternyata sudah siang, akhirnya ayunda memutuskan untuk segera pulang kerumahnya.

"Buat kalian, jangan lupa di pakai ya?" Ujar ayunda seraya memberikan 2 baju yang ia beli di mall.

Dengan mata yang berbinar senang, ranti dan arum menerima baju pemberian dari ayunda tak lupa mereka mengucapkan terimakasih.

Sementara ayunda sudah masuk kedalam mobilnya, melaju meninggalkan wilayah itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!