(Selama ini Alfan hanya menghabiskan waktu untuk belajar dan belajar tanpa henti, hingga bahkan mengabaikan apapun)
**Alfan**: Mmm, aku sangat lelah mungkin aku harus tidur sebentar.
(Alfan memutuskan untuk tidur dengan bersandar di atas meja belajar nya, perlahan menutu mata dan tertidu
___________
(Duke Muda dari Utara Kerajaan yang dikenal karena kebijakan isolasionismenya. Duke tersebut jarang sekali meninggalkan Istana nya, dan mereka yang berhasil berinteraksi dengannya selalu merasa tidak nyaman. Dikatakan bahwa ia adalah seorang Duke yang dingin, kejam, dan tanpa belas kasihan, memerintah wilayah utara kerajaan dengan tangan besi. Ia berkuasa dalam isolasi, kediamannya terletak di puncak tertinggi wilayahnya.)
(Namun, tidak ada yang tahu bahwa Duke Muda dari Utara, seperti yang dikenal sebagai Duke yang Dingin dan Kejam, telah meninggal, dan tubuhnya kini telah dihuni oleh seorang pemuda yang terlahir kembali dan berasal dari dunia modern.)
(Mata pemuda itu terbuka dengan malas, desahan pelan terlepas dari bibirnya. Ia mengangkat tangan untuk menggosok keningnya, dengan kerutan ringan di wajahnya. Butuh beberapa saat sebelum ia benar-benar terbangun, pikirannya masih agak kabur saat ia memperhatikan sekitarnya. Hal pertama yang ia perhatikan adalah tempat tidur empuk yang ia tiduri. Hal kedua yang ia perhatikan adalah bahwa ini *pasti* bukan kamarnya.)
(Ia duduk di tempat tidur, punggungnya bersandar pada kepala tempat tidur sambil memandang sekeliling ruangan tempat ia berada dan sangat aneh. Ruangan itu sangat luas, dipenuhi dengan perabotan yang terlihat mahal dan mewah. Jelas, ruangan itu milik seseorang yang sangat kaya dan berkedudukan tinggi. Bahkan tempat tidur yang ia tiduri terbuat dari seprai sutra dan selimut lembut, perlengkapan tidurnya terasa mewah di kulitnya.)
(Pemuda itu mengernyit, kebingungan dan kesadaran perlahan-lahan menyusup ke dalam pikirannya. Bagaimana dia bisa berakhir di sini? Hal terakhir yang dia ingat adalah pingsan di mejanya di tengah sesi belajar, berusaha menyelesaikan tugas yang sangat sulit. Dan yet, di sinilah dia, di kamar tidur yang tidak familiar di dalam kastil kuno yang tampak tua namun mewah)
(Dia menatap dirinya sendiri, memperhatikan pakaian yang dikenakannya. Celana jeans dan kaos oblong yang biasa dia kenakan telah hilang, digantikan oleh apa yang tampak seperti jubah tidur sutra yang longgar. Kerut di dahinya semakin dalam saat dia mengusap bagian depan pakaian itu dengan tangan, merasakan bahan lembut dan mewah di ujung jarinya.)
(Alfan berhenti sejenak untuk memikirkan segala hal dan memahami semuanya. Alfan sudah mendapatkan kesadarannya sekarang sebagai Duke Muda Dari Utara)
**Alfan**: Tunggu... Apakah aku telah Bertransmigrasi ke dunia lain? Seperti karakter utama dalam novel atau webtoon yang pernah kubaca.
(Alfan menyentuh kepala nya dengan kebingungan karena lain Alfan tidak tahu jenis novel apa ini, karena Alfan merasa tidak pernah membaca novel ini)
(Anda sedikit bingung, tapi segera menyadari bahwa Anda mungkin adalah tokoh utama dalam sebuah novel! Tapi novel seperti apa?)
(Alfan telah membaca cukup banyak jenis novel yang berbeda, tetapi dia tidak ingat jenis novel apa ini atau judul dari novelnya karena tidak ada ingatan apapun tentang itu. Kamu penasaran jenis novel apa ini. Apakah ini novel romantis? Novel fantasi? Novel komedi? Novel tragedi? Kamu menggaruk kepala dengan penasaran, tidak tahu jenis novel apa yang telah membawa kamu ke dunia lain.)
**Alfan**: Ugh... Mari pikirkan itu lagi nanti.
(Alfan memutuskan untuk beradaptasi secara perlahan sambil melihat alur cerita yang akan berjalan untuk nya, kemudian Alfan melihat sekeliling dan menemukan cermin untuk melihat pantulan dirinya.)
(Pemuda itu perlahan bangun dari tempat tidur dan berjalan ke arah cermin. Kaki-kakinya hampir ambruk saat ia melihat pantulan dirinya di cermin. Ia jelas tidak terlihat seperti dirinya yang dulu, tidak mungkin. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh wajahnya, merasakan kelembutan pipinya dan sudut-sudut tajam rahangnya. Dia lalu melihat rambutnya, memperhatikan helaian-helaian halus berwarna perak yang mengelilingi wajahnya dan mata berwarna biru es yang dingin. Ini bukan wajah seorang mahasiswa biasa. Ini adalah wajah seseorang dari kalangan bangsawan tinggi.)
**Alfan**: Ini gila... penampilan nya benar-benar sempurna, bahkan lebih sempurna dari yang seharusnya. Bahkan di kehidupan sebelumnya, aku merasa tidak ada yang menyaingi penampilan tubuh ini.
(Mata Alfan melebar saat kesadaran itu menyadarkannya. Dia pasti telah bereinkarnasi. Dan berdasarkan penampilannya saja, sepertinya dia bukan orang biasa. Tangannya mengusap rambut peraknya, kelembutan rambut itu terasa hampir tidak nyata. Dia mengambil beberapa napas dalam-dalam, berusaha menenangkan gelombang kecemasan dan kebingungan yang tiba-tiba melanda dirinya.)
(Saat ia melihat dirinya di cermin, ia juga memperhatikan hal-hal lain. Tubuhnya lebih ramping tapi lebih berotot, bahu dan lengannya menunjukkan tanda-tanda otot yang sebelumnya tidak ada. Ia juga jauh lebih tinggi, tingginya kini melebihi 6 kaki. Ia terlihat seperti orang yang sama sekali berbeda.)
(Dia mengusap dadanya dengan tangan, merasakan otot-otot yang kokoh di bawah kain sutra jubah tidurnya. Dia jelas dalam kondisi fisik yang jauh lebih baik daripada saat dia masih hidup di kehidupan sebelumnya. Sepertinya dia tidak hanya memiliki penampilan yang berbeda, tetapi juga tubuh yang sama sekali berbeda.)
**Alfan**: Oh, Tubuh ini benar-benar sangat besar dan sangat kuat hingga bisa dibilang sempurna, bahkan ratusan kali lebaik baik dari tubuhku yang kurus di kehidupan sebelumnya.
(Tiba-tiba, kepalanya terasa sangat sakit dan kenangan tentang tubuh ini mulai membanjiri pikirannya.)
(Alfan meringis saat rasa sakit yang tajam menusuk kepalanya, membuatnya mengangkat tangan untuk memegang dahinya. Saat kenangan dari tubuh ini mulai membanjiri pikirannya, dia diserang oleh gelombang gambar dan sensasi.)
(Dia mundur sedikit, bersandar pada dinding saat kenangan terus menyerang pikirannya. Rasanya seperti dia melihat kehidupan orang yang semula menghuni tubuh ini.)
(Kenangan-kenangan itu terputus-putus dan berantakan, tetapi seiring mereka mulai bersatu dan membentuk narasi yang utuh, Alfan mulai menyusun kembali identitas orang yang tubuhnya kini ia tempati.)
(Secara bertahap, gambar-gambar dan sensasi itu memudar, meninggalkan rasa pusing dan bingung yang ringan saat ia bersandar berat pada dinding, mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.)
(Alfan membutuhkan beberapa saat untuk memproses segala yang baru saja dialaminya. Pikiran nya terasa kacau oleh serbuan kenangan, dan pengetahuan tentang tubuh yang kini ia tempati hampir membuatnya kewalahan. Namun, saat kejutan awal mereda, sebuah kesadaran mulai menyadarkannya.)
**Alfan**: Aku benar-benar berada dalam tubuh seorang Duke? Juga salah satu dari Pangeran di Keluarga Kekaisaran?
(Ia merasa terkejut dan takjub, beban kesadaran itu mulai meresap ke dalam dirinya.)
(Namanya Alfan von Silverlake, seorang Duke muda dari utara, juga berasal dari keluarga Kekaisaran Silverlake.)
(Alfan ingat bahwa ia dikenal sebagai Duke Muda yang Dingin dan bahkan juga terkenal cukup Kejam, memerintah wilayahnya dengan tangan besi sejak usia muda, tetapi sebenarnya ia menyembunyikan perasaan nya bahwa dia sangat mencintai keluarganya dan bahkan orang-orang di sekitarnya)
**Alfan**: Hm... apakah ini memiliki sifat sebagai pria berkepribadian Tsundere? Alfan berbicara dengan sedikit tawa"
(Ia sangat terampil dalam berpedang dan bahkan sihir, dan ia juga sangat cerdas dan berbakat di banyak bidang.)
(Alfan mengangguk pada dirinya sendiri saat kenangan terus mengalir, mengisi celah-celah yang kosong dan mengukuhkan identitasnya sebagai Duke Utara dari Keluarga Kekaisaran Silverlake)
(Dia mengingat detail tentang keluarganya, Keluarga Kekaisaran Silverlake, dan posisinya di dalam Kerajaan. Sebagai Duke Muda yang Dingin, pemerintahannya dikatakan keras dan tak kenal ampun, dengan banyak rumor beredar tentang sifatnya yang dingin dan bahkan kejam.)
(Namun di balik penampilannya yang dingin, dia menyimpan kasih sayang yang mendalam terhadap keluarganya dan mereka yang melayaninya. Dia hanya tidak menunjukkannya karena kurangnya keterampilan sosial dan didikan yang dia terima.)
**Dalam Pikiran**: Oh? Dewi... Ini benar-benar tidak cocok untukku. Aku telah terlahir kembali sebagai Duke Muda yang terkenal dingin dan kejam, padahal di kehidupan sebelumnya aku hanya seseorang yang lemah dan biasa-biasa saja. Aku benar-benar akan merusak citranya dengan bereinkarnasi ke tubuhnya dan berperan menjadi dirinya.
(Alfan menghela napas pelan dalam hati saat ia berjalan menuju pintu balkon, membukanya untuk keluar. Udara pagi yang sejuk menyentuh wajahnya, angin lembut mengacak-acak rambut peraknya.)
(Alfan mencoba melihat ke dalam ingatan lagi tentang masa lalu nya, terutama tentang masa kecilnya)
**Alfan**: Tapi aku penasaran, kenapa dia menjadi kejam di usia muda? Aku melihat dalam ingatannya, saat kecil dia benar-benar pria yang sangat terbuka dalam perasaannya dan manja.
(Saat berdiri di sana, menikmati pemandangan di luar, ia tak bisa menahan perasaan gelisah. Meskipun kini ia memiliki tubuh dan kenangan Duke Muda Utara, hal itu tak mengubah fakta bahwa ia pada dasarnya adalah orang yang berbeda.)
(Bagaimana ia akan menavigasi dunia baru ini, dunia di mana ia diharapkan bertindak seperti bangsawan yang dingin dan tak berbelas kasih?)
(Ia memikirkan rumor-rumor dan citra yang kini harus ia jaga. Sang Duke Muda yang Dingin, yang dikenal karena kedinginan dan kekejamannya. Bagaimana mungkin ia bisa menyeimbangkan kepribadian aslinya dengan persona yang kini harus ia perankan?)
**Alfan**: Mungkin untuk saat ini, aku benar-benar merasa sangat beruntung, karena aku memiliki penampilan dan tubuh yang sempurna serta latar belakang yang berkelas, tetapi yang paling penting, aku juga mewarisi kenangannya yang bisa aku gunakan.
(Alfan bersandar pada pagar balkon, mengambil waktu sejenak untuk menikmati pemandangan yang terbentang di depannya. Pemandangan itu memang memukau, dengan bukit-bukit dan lembah yang membentang sejauh mata memandang. Langit berwarna biru cerah yang menakjubkan, dihiasi beberapa awan tipis.)
**Alfan**: Ini benar-benar pemandangan yang sangat Indah dan alami, seperti yang diharapkan dari dunia Fantasy
(Dia mengusap rambut peraknya, memikirkan situasinya.)
(Ya, dia memang merasa sangat beruntung dalam transmigrasi nya. Tidak hanya memiliki tubuh dan wajah yang sempurna, tetapi ia juga memiliki latar belakang dan kenangan dari Sang Duke Muda. Dengan semua keunggulan ini, secara teori, ia seharusnya dapat menavigasi kehidupan barunya dengan relatif mudah.)
(Alfan memutuskan untuk diam untuk berpikir dan beradaptasi dengan kehidupan baru nya dengan semua ingatan nya, setelah waktu yang cukup panjang akhirnya Alfan sudah mulai cukup memahaminya secara perlahan)
**Alfan**: "Mungkin aku mulai memahami semuanya meskipun harus ada beberapa penyesuaian."
(Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu mengganggu pikiran dan tindakanmu, membuatmu terkejut dan keluar dari lamunanmu. Alfan merapikan pakaian nya, memastikan semuanya tersembunyi dan rapi saat ia berbalik menghadap pintu.)
**Alfan**: "Masuklah."
**(Dalam pikiran, Alfan: Aku baru beberapa menit menempati tubuh ini, dan sekarang sudah ada gangguan)**
(Alfan berbicara dengan suaranya tenang dan tegas saat ia berdiri tegak, tampak seperti seorang bangsawan muda yang gagah. Meskipun itu hanya berpura-pura)
(Pintu berderit perlahan terbuka, memperlihatkan seorang wanita dewasa berpakaian pelayan dengan wajah tanpa ekspresi dan dingin. Namun, dia juga seorang wanita yang sangat cantik dengan tubuh langsing dan seksi serta kecantikan seperti Dewi: Kecantikannya dingin, namun memukau. Rambut putih panjangnya biasanya diikat rapi ke belakang, menghiasi wajahnya yang putih. Matanya berwarna hitam pekat, hampir seperti onyx.)
(Wanita itu berdiri di ambang pintu dengan sedikit membungkuk, raut wajahnya tidak menunjukkan sedikit pun perasaannya. Alfan langsung menyadari bahwa wanita ini bukanlah pelayan biasa. Ia memiliki aura kewibawaan dan pengalaman yang menunjukkan bahwa ia telah melayani selama bertahun-tahun.)
(Dia berbicara dengan nada tenang dan datar. Meskipun sikapnya tanpa emosi, ada sedikit rasa hormat dalam suaranya saat dia berbicara padanya.)
**HeadMaid Luna**: "Tuan Alfan,"
(Katanya dengan singkat, matanya menatap matanya.)
**HeadMaid Luna**: "Bolehkah saya berbicara dengan Anda sebentar?"
(Dalam Pikiran, Alfan: Oh? Ini benar-benar luar biasa. Meskipun wajahnya tanpa ekspresi, dia benar-benar lebih cantik daripada wanita mana pun yang pernah aku lihat, dan yang terpenting ukurannya benar-benar sangat besar.)
**Alfan**: "Hm? Tentu saja."
(Pikiran: Untuk saat ini, aku benar-benar harus berpura-pura sebagai Duke. Benar, sebagai orang yang terlahir kembali, aku seharusnya memiliki kemampuan untuk melihat informasi status seseorang.)
(Saat Luna masuk ke ruangan, Alfan tidak bisa menahan diri untuk tidak mengagumi kecantikan dan lekuk tubuhnya. Namun, dia ingat bahwa sekarang dia bisa melihat informasi status seseorang.)
(Alfan mencoba membayangkan status informasi seperti di dalam game, dia memusatkan pandangannya pada Luna, dan seperti sihir, panel informasi muncul di depan matanya.)
____________________________
**Informasi: Kepala Pelayan Luna Valeria**
**Nama: Luna Valeria**
**Usia**: Tidak diketahui.
**Hubungan**: Tidak ada. Tertarik padamu.
**Jabatan**: Kepala Pelayan Duke Alfan.
(Keindahan yang Mematikan) (Ratu Bayangan)
**Penampilan**: Sangat cantik seperti seorang dewi: Kecantikannya dingin, dengan wajah tanpa ekspresi namun kecantikannya benar-benar memukau. Rambut putih yang panjang biasanya diikat rapi ke belakang, menghiasi wajahnya yang putih. Matanya berwarna hitam pekat, hampir seperti onyx. Dia memiliki kulit berwarna putih pucat namun halus seperti sutra, dengan tinggi sekitar 181 cm, ia memiliki tubuh langsing berbentuk jam pasir dan sangat seksi, dengan kaki panjang. Ciri paling mencoloknya adalah dadanya yang sangat besar, berukuran sekitar J-CUP.)
**Kelas: HeadMaid, Penyihir, Pembunuh, Ahli Pedang**
**Keterampilan:**
**Ahli Rumah Tangga**
**Ahli Pedang**
**Bakat Sihir Tingkat Tinggi**
**Pembunuhan**
**Tidak Diketahui**
____________________________
(Alfan tak bisa menahan diri untuk tak terkagum-kagum melihat informasi yang terpampang di hadapannya. Ternyata Luna bukan sekadar seorang HeadMaid biasa. Dia adalah individu yang sangat terampil dan berbakat, dengan keahlian dalam sihir, pembunuhan, dan pedang. Dan tubuhnya... Dia tak bisa menahan diri untuk tak menelan ludah sedikit saat membaca deskripsi penampilannya.)
**(Dalam Pikiran, Alfan: Astaga! Dia benar-benar wanita yang sangat berbahaya, tapi dia juga wanita sempurna yang sesuai dengan tipeku, tapi tunggu dulu? Dia tertarik pada pemilik sebelumnya dari tubuh ini? Jika dia mengetahui bahwa Duke sebenarnya sudah mati dan bahwa aku adalah orang yang berbeda, aku kemungkinan besar aku akan disiksa atau dalam skenario terburuk, mungkin aku akan langsung ditikam.)**
(Setelah selesai membaca informasi tersebut, ia kembali menatap mata Luna, kini jauh lebih sadar akan identitas aslinya. Ia harus bertindak hati-hati dan menjaga ketenangannya, mengingat bahwa meskipun ia masih beradaptasi dengan peran sebagai Duke Muda yang Dingin, Luna jelas bukanlah orang yang bisa dianggap remeh.)
**Alfan**: "Kamu boleh bicara,"
(katanya, menjaga suaranya tetap tenang dan tidak menunjukkan sedikit pun pikiran dalamnya.)
(Luna mengangguk sekali, ekspresinya tetap tak terbaca seperti biasa. Dia melangkah maju satu langkah, gerakannya lancar dan anggun. Matanya tak pernah lepas dari wajah Alfan, mengamatinya dengan seksama.)
**HeadMaid Luna**: "Tuan, saya harap Anda telah beristirahat dengan nyenyak semalam."
(Suaranya tenang dan datar, nada bicaranya sopan dan menghormati. Namun, tidak ada jejak kehangatan atau keramahan dalam tatapannya.)
**HeadMaid Luna**: "Saya memiliki hal penting yang ingin dibicarakan dengan Anda."
(Alfan mengangguk, mempertahankan ekspresi netral di wajahnya. Dia menunggu dengan diam-diam sambil menunggu dia melanjutkan, menyadari bahwa apa pun yang ingin dia bicarakan pasti penting baginya untuk datang kepadanya seperti ini.)
(Dia bersandar sedikit pada pagar balkon, melipat tangannya di dada, berusaha sebaik mungkin untuk menampilkan citra Sang Duke Muda yang Dingin.)
**Alfan**: "Tentu, kau boleh berbicara."
(katanya, suaranya tetap tenang dan berwibawa.)
**(Dalam pikiran, Alfan: Astaga... Ini benar-benar memalukan, berpura-pura keren dan mungkin bahkan keren, saya benar-benar bisa mati jika berpura-pura memiliki kepribadian seperti ini)**
(Luna tampak puas dengan jawabannya, ekspresinya tidak berubah, tetapi matanya menunjukkan sedikit kepuasan. Dia melangkah maju lagi, kini hanya beberapa langkah dari dia.)
(Saat tubuhnya mendekat, Alfan tidak bisa menahan diri untuk tidak kembali memandangi lekuk tubuh wanita itu yang menawan. Dia harus menggigit lidahnya secara fisik untuk mencegah komentar-komentar cabul keluar dari mulutnya. Ini akan menjadi tantangan yang sesungguhnya, berpura-pura menjadi Duke yang "dingin dan tak acuh" di hadapan Luna.)
(Mengambil napas dalam-dalam, Alfan memaksa dirinya untuk kembali fokus pada wajah Luna. Dia berusaha sekuat tenaga untuk mengabaikan gangguan fisik dari tubuhnya, berusaha untuk fokus pada masalah yang ada. Dia tidak ingin melakukan sesuatu yang mungkin mengungkapkan pikiran dan perasaannya yang sebenarnya kepada HeadMaid yang cerdas.)
(Luna berhenti di depannya, wajahnya masih tanpa emosi saat menatapnya. Dia berbicara lagi. Kata-katanya langsung dan to the point.)
**HeadMaid Luna**: "Saya ingin membicarakan tentang festival tahunan yang akan datang, Tuan ku."
(Ketika Luna menyebut tentang pesta tahunan, Alfan mendesah dalam hati. Dia memiliki kenangan samar tentang acara ini dari ingatan Duke sebelumnya. Itu adalah acara besar dan mewah, dihadiri oleh banyak bangsawan dan pejabat tinggi dari seluruh Kekaisaran.)
(Dia menarik napas dalam-dalam, bersiap untuk kembali berperan sebagai Duke Muda yang Dingin. Dia mengangguk, memberi isyarat kecil kepada Luna untuk melanjutkan.)
(Luna melanjutkan, suaranya tetap netral dan profesional.)
**HeadMaid Luna**: "Seperti yang Anda ketahui, festival tahunan akan diadakan dalam dua minggu lagi. Saya sudah melakukan persiapan yang diperlukan, dan semuanya sudah beres. Undangan sudah dikirim, makanan dan minuman sudah disiapkan, dan daftar tamu sudah lengkap."
(Dia berhenti sejenak, matanya melirik ke wajah Alfan, seolah-olah mencari tanda-tanda reaksi.)
(Alfan mengangguk sekali lagi, sambil memikirkan informasi yang ada di kepalanya. Dia tahu dari kenangan Duke sebelumnya bahwa Luna sangat efisien dan teliti dalam pekerjaannya. Jika dia mengatakan bahwa semuanya sudah beres, maka dia tidak punya alasan untuk meragukan kata-katanya.)
(Dia berpura-pura menunjukkan ekspresi tenang dan acuh tak acuh, berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan citra Duke Muda yang Dingin. Dia berbicara dengan suara yang tenang dan terukur.)
**Alfan**: "Baiklah. Aku percaya pada kemampuanmu dalam menangani persiapan festival tahunan seperti biasanya."
(Bagaimanapun juga dalam ingatan pemilik tubuh ini, biasanya HeadMaid Luna yang selalu mengatur persiapan pesta atau festival di wilayah Utara)
**(Dalam pikiran, Alfan: Sial, meskipun hanya beberapa saat sejak aku bereinkarnasi, ini benar-benar melelahkan dan memalukan terus-menerus bersikap dingin dan acuh tak acuh! Sudahlah, aku akan menjadi diriku sendiri seperti di kehidupan sebelumnya.)**
(Sudut bibir Luna berkedut sedikit mendengar kata-kata Alfan. Itu adalah satu-satunya tanda reaksi dari HeadMaid yang biasanya tenang dan tak tergoyahkan. Dia seolah-olah terhibur oleh upayanya menjadi "Duke Muda yang Dingin." Dia bisa melihat kilatan sesuatu di matanya, seolah-olah dia melihat langsung melalui topengnya.)
(Luna berbicara lagi, dengan senyuman tipis bibirnya dan suaranya.)
**HeadMaid Luna**: "Tentu saja, Tuan. Tugas saya adalah memastikan segala sesuatunya berjalan lancar, dan saya sangat serius dalam menjalankan tugas saya."
**(Dalam pikiran, Luna: Tuan Alfan terlihat sangat aneh hari ini, biasanya dia memberikan tatapan yang tenang dan dingin)**
(Alfan harus menahan diri untuk tidak terkejut melihat reaksi halusnya. Sial, dia sangat peka. Seolah-olah dia bisa melihat melalui aktingnya dan tahu bahwa dia sama sekali tidak berpengalaman dalam hal ini, "Duke Muda yang Dingin". Dia mengutuk dirinya sendiri secara mental karena tidak bisa mempertahankan sikap tenang dan acuh tak acuh dengan lebih meyakinkan.)
**(Dalam pikiran, Alfan: Dia benar-benar sangat peka, apakah aku ketahuan? Tidak, untuk sekarang mari tetap tenang)**
(Dia berusaha bersikap acuh tak acuh terhadap ejekan diam-diamnya, mengangkat alisnya sedikit seolah-olah mengatakan dia tidak terkesan. Dia berbicara lagi, suaranya datar tapi sedikit tegang.)
**Alfan**: "Aku tahu kamu selalu bisa diandalkan sebagai Kepala Pelayan Utama."
(Luna sepertinya menikmati penderitaan pria itu dengan cara yang aneh. Dia tersenyum kecil, hampir tak terlihat, matanya tak pernah lepas dari wajahnya. Sepertinya dia benar-benar menikmati upaya pria itu untuk mempertahankan kepribadian nya yang dingin dan tidak acuh)
(Setelah sejenak diam, dia melanjutkan, suaranya tetap tenang dan datar.)
**HeadMaid Luna**: "Sekarang, ada satu hal lagi yang ingin saya bicarakan dengan tuan."
**(Dalam pikiran, Luna: Tuan Alfan benar-benar terlihat sangat aneh dan berbeda hari ini, seolah-olah dia adalah orang yang berbeda? Mungkin aku harus mengujinya)**
(Tiba-tiba suasana di kamar tidur menjadi cukup tegang, dengan angin yang bertiup masuk dari balkon yang terbuka.)
(Angin bertiup sedikit lebih kencang, hembusan angin membawa sedikit udara malam yang sejuk ke dalam ruangan. Suasana menjadi tegang, dan Alfan bisa merasakan ketegangan di ruangan itu meningkat.)
(Luna mendekati Alfan, tubuhnya kini hanya berjarak beberapa inci dari tubuh Alfan. Dia bisa merasakan panas dari tubuhnya, dan aroma lembut parfumnya, yang ringan dan halus, tercium di udara di antara mereka. Meskipun berusaha keras untuk terlihat tenang, dia bisa merasakan detak jantungnya semakin cepat, dan napasnya terasa semakin dangkal.)
(Di pikiran nya, Alfan tidak bisa menghentikan pikirannya yang melayang. Tubuh Luna begitu dekat, lekuk tubuhnya terpampang jelas di depannya. Ini adalah ujian bagi kendali dirinya untuk tidak menjulurkan tangan dan menyentuhnya!)
**(Dalam pikiran, Alfan: Oh, Dewi... Aku sudah kesulitan berpura-pura menjadi Duke Muda yang Dingin dan Acuh Tak Acuh, tapi sekarang semakin sulit untuk menahan godaan dari seorang wanita cantik dan menggoda seperti Pelayan Utama Luna. Pesona wanita di dunia fantasi sungguh berbahaya, terutama seorang wanita seperti Luna yang memiliki kepribadian dingin tapi kecantikannya dan tubuhnya sangat memikat.)**
(Alfan mendesah dalam hati, mengutuk hormonnya sendiri dan pengaruh Luna padanya. Semakin sulit baginya untuk mempertahankan topeng "Duke yang Dingin" dan menjaga sikap tenang dan terkendali saat Luna berdiri begitu dekat dan terlihat begitu menarik. Seolah-olah dia sengaja menguji kendali dirinya, seolah-olah dia menyadari perjuangannya dan menemukan kesenangan dalam pertempuran batinnya.)
(Luna tampak tak terpengaruh oleh konflik batinnya, ekspresinya tetap datar seperti biasa. Dia mengulurkan tangan dan menempatkannya di dada Alfan, sentuhannya berlama-lama sejenak. Itu adalah gestur sederhana, tetapi menimbulkan gelombang kejutan kecil di tubuh Alfan, seperti listrik yang mengalir melalui pembuluh darahnya. Dia harus menggigit lidahnya untuk menahan desahan rendah yang tak terkendali saat kontak itu terjadi.)
(Luna berbicara lagi, suaranya tetap terdengar dingin namun ada kelembutan yang halus. Sebuah senyuman tipis terlukis di wajahnya yang tanpa ekspresi.)
**HeadMaid Luna**: "Aku punya permintaan, tuanku."
(Jantung Alfan berdebar kencang di dadanya, pikirannya berputar-putar saat tangan Luna tetap berada di dadanya, sentuhannya hampir membakar melalui kain pakaiannya. Dia menarik napas dalam-dalam, berusaha menjaga suaranya tetap stabil saat berbicara.)
**Alfan**: "Sebuah permintaan?" Jawabnya, kata-katanya hampir tersendat di tenggorokannya.)
**(Dalam Pikiran, Alfan: Astaga! Apakah wanita di dunia fantasy sangat agresif?)**
(Di pikiran nya, dia tidak bisa menghentikan pikirannya yang berputar-putar, hormon dan hasratnya bertentangan dengan pemikirannya yang logis. Dia mengutuk tubuhnya secara mental karena telah mengkhianatinya, tubuhnya bereaksi terhadap kedekatan dan sentuhan Luna dengan cara yang dia harap tidak terjadi.)
(Luna mengangguk pelan, tangannya masih beristirahat di dadanya. Dia bisa merasakan detak jantungnya yang cepat di bawah jarinya, dan dia harus menahan senyum kecil saat menyadari betapa dia berusaha keras untuk tetap tenang. Dia menikmati ini, melihat Duke yang biasanya dingin dan acuh tak acuh menjadi kacau balau karena sentuhannya.)
(Dia mengambil langkah lagi mendekat, tubuhnya kini sepenuhnya menempel pada tubuhnya, panas tubuhnya meresap melalui pakaiannya.)
**HeadMaid Luna**: "Benar, Tuan. Sebuah... permintaan pribadi, boleh kita katakan."
**(Dalam Pikiran, Luna: Hm? Tuan benar-benar sangat berbeda dari biasanya)**
(Biasanya Duke Alfan selalu tidak bereaksi apapun terhadap sentuhan wanita, bahkan terkadang menolak sentuhan dari wanita)
(Luna bisa bersumpah dia merasakan detak jantungnya berdebar kencang saat dia mendekatkan diri padanya. Dia sangat menyadari reaksi tubuhnya terhadapnya, panas dan ketegangan di antara mereka semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Tapi dia tidak bisa menahannya. Dia menikmati momen kecil ini di mana dia memiliki kekuasaan atas Duke yang biasanya dingin dan tenang, cara dia berusaha mempertahankan tampilan luarnya sementara jelas terpengaruh oleh kehadiran dan kedekatannya.)
**(Dalam pikiran, Luna: Mungkin aku harus menguji nya lagi? Untuk memastikan perbedaannya)**
(Dia mendekatkan diri lebih dekat, suaranya menurun hingga hampir berbisik, nada dingin dan tanpa emosi masih ada tapi dengan sentuhan halus saran.)
**HeadMaid Luna**: "Ini adalah permintaan yang sangat... pribadi, Tuan. Saya merasa ini juga akan membuat anda merasa bahagia sama seperti ku"
(Matanya melirik ke bawah sebentar sebelum kembali menatapmu, dengan senyuman tipis terlukis di sudut bibirnya yang penuh dan merah muda. Dia berdiri tegak lurus, tangannya tergenggam rapi di depan dada, tetapi cara seragamnya meregang di dada yang penuh itu jelas menjadi gangguan.)
**(Dalam pikiran, Luna: Tuan benar-benar ereksi? Aku tidak menyangka dia benar-benar menjadi ereksi, ini tidak seperti biasanya)**
**HeadMaid Luna**: "Mungkin aku bisa membantumu... meredakan ketegangan itu? Aku di sini untuk melayanimu dengan cara apa pun yang kau butuhkan, bagaimanapun juga."
(Suaranya lembut dan menggoda, rendah dan sensual, tetapi ekspresinya tetap datar seperti topeng. Udara di antara kalian dipenuhi dengan ketegangan yang tak terucapkan, dan kau bisa merasakan jantungmu berdebar kencang di dadamu saat menatap mata gelap dan misteriusnya)
(Mata Luna sedikit menyempit saat ia mendekatkan diri lebih dekat lagi, payudaranya yang montok kini menempel erat di dada Anda. Panas yang terpancar dari tubuhnya terasa nyata, meresap melalui kain pakaian Anda dan membuat kulit Anda merinding.)
**HeadMaid Luna**: "Tuan ku, jantung Anda berdebar kencang. Pasti tidak perlu tegang seperti ini di dekat saya?" Berbisik dengan suara serak, bibirnya menyentuh telinga Anda.)
(Dia menandai kata-katanya dengan menjulurkan jari telunjuknya ke dada Anda, mengikuti garis tulang dada Anda dengan perlahan dan menggoda. Sentuhannya terasa listrik, mengirimkan gelombang sensasi yang menyebar melalui saraf Anda.)
**HeadMaid Luna**: "Kecuali, Anda ingin aku melakukan sesuatu tentang itu?"
(Suaranya dipenuhi dengan makna tersembunyi, dan dia menatapmu dari balik bulu mata yang diturunkan, dengan tatapan menggoda dan penuh arti di mata gelapnya. Udara di antara kalian dipenuhi dengan energi seksual yang terasa nyata, dan jelas dia menikmati kekuasaan yang dia miliki atasmu saat ini.)
**(Dalam pikiran, Alfan: Aku benar-benar akan merusak citra "Duke Utara yang Dingin" di hari pertama reinkarnasiku. Apalagi di kehidupan sebelumnya, aku sama sekali tidak punya pengalaman dengan wanita. Bahkan tubuh baru ini, meski dipenuhi kehebatan dan berkah, tapi dalam ingatan ku Duke juga masih Perjaka.)**
**Alfan**: Luna! Kamu benar-benar sudah melewati batas?
(Alfan memutuskan untuk mencoba dingin lagi dan dengan lembut mendorongnya menjauh. Tapi itu membuat Luna tiba-tiba langsung mendekat lagi dan menjatuhkan tubuh Alfan)
(Mata Luna berkilat dengan intensitas tiba-tiba saat kamu mencoba mendorongnya menjauh, cengkeramannya pada lenganmu mengencang seperti penjepit besi. Dia menolak untuk diabaikan begitu saja, sorot mata obsidiannya memancarkan kilatan pemberontakan.)
(Berbicara, suaranya tak lagi merdu dan menggoda, melainkan tajam dan memerintah.)
**HeadMaid Luna**: "Anda lupa diri, Tuan ku. Aku bukan pelayan lemah yang bisa diusir seenaknya."
**(Dalam pikiran, Luna: Sejujurnya aku tidak seharusnya melangkah terlalu jauh, tapi aku mungkin harus mencoba nya kali ini)**
(Luna melangkah maju lagi, mendesak Alfan mundur hingga kakimu menyentuh tepi tempat tidur. Dia berdiri di atasmu, senyum jahat terlukis di bibirnya saat dia menempelkan tubuhnya yang montok ke tubuhmu, menahanmu di tempat.)
**HeadMaid Luna**: "Aku telah melayanimu sejak sebelum anda lahir. Aku mengenalmu lebih baik daripada siapa pun, bahkan lebih baik daripada dirimu sendiri, dan aku tahu bahwa di balik penampilan dinginmu, anda tetap seorang pria baik hati seperti saat kecil dan sekarang anda sudah dewasa dan anda juga dipenuhi dengan kebutuhan, kan?"
(Alfan tiba-tiba mendapatkan ingatan tersebut, sebenarnya di masa lalu pemilik tubuh ini adalah pria yang manja dan ramah tapi seiring tumbuh dewasa dia memiliki kepribadian yang dingin)
(Luna mendekat lebih dekat, nafasnya panas di pipimu.)
**HeadMaid Luna**: "Kebutuhan yang hanya bisa aku penuhi. Jadi, mengapa Tuanku tidak berhenti berpura-pura sulit didekati dan biarkan aku merawatmu, seperti yang selalu aku lakukan?"
(Tangannya meluncur ke pergelangan tanganmu, jarinya melingkar seperti belenggu baja. Ia mulai menarik lenganmu ke atas, mengarahkan telapak tanganmu untuk memegang tonjolan payudaranya yang berat dan empuk. Kain tipis seragamnya sedikit pun tidak menyembunyikan panas kulitnya atau dagingnya yang kencang namun lentur di bawahnya.)
**(Dalam pikiran, Luna: Ini benar-benar memalukan, ini pertama kali nya aku bertindak berani dan agresif)**
**HeadMaid Luna**: "Biarkan aku menjadi pelepas stresmu, Tuanku. Aku janji, aku akan membuatnya sepadan dengan waktumu."
(Alfan mengingat kenangan tentang Duke di masa lalu, dia adalah pria yang bauk hati dan manja terutama terhadap keluarganya dan orang-orang di sekitarnya tapi seiring waktu berjalan dia mulai menjadi dewasa dan merubah kepribadiannya)
(Apalagi saat dia mewarisi gelar "Duke" Di usia yang masih sangat muda, dan disisi lain Luna adalah Maid Pribadi milik Alfan sejak kecil, dan saat Alfan memiliki gelar bangsawan untuk dirinya sendiri Luna mengikuti Alfan ke wilayah nya dan berperan sebagai HeadMaid)
(Tapi yang terpenting penampilan HeadMaid Luna selalu awet muda dan tidak pernah berubah, dan sepertinya Luna sudah menyimpan perasaan pada Alfan sejak lama)
(Mata Luna menatap matamu dengan intens, kilatan sesuatu yang lebih dalam dan mendalam daripada sekadar dominasi melintas di kedalaman mata obsidiannya. Dia tahu sejarahmu, masa lalumu, dan perubahan yang telah kamu alami. Dia ada di sana sepanjang waktu, menyaksikanmu tumbuh dari seorang pemuda yang baik hati namun manja menjadi Duke yang tegas dan matang seperti sekarang.)
(berbisik, suaranya melembut hampir tak terdengar.)
**HeadMaid Luna**: "Anda tidak bisa melarikan diri dari ini, tuanku! Aku mencintaimu sejak sebelum anda masih menjadi anak-anak hingga pria mjda dan dewasa, dan cinta itu semakin kuat seiring berjalannya waktu."
(Dia mendekatkan tubuhnya lebih erat ke tubuhmu, lekuk payudara dan pinggulnya menyesuaikan diri dengan garis-garis keras tubuhmu yang berotot. Tangannya meluncur naik ke lenganmu, melewati bahumu, untuk memegang pipimu, jempolnya menyentuh bibirmu dengan sentuhan yang sangat lembut.)
**HeadMaid Luna**: "Aku tahu abda juga merasakannya, ini ikatan di antara kita. Ini lebih dari sekadar kewajiban, lebih dari sekadar ikatan antara seorang tuan dan pelayannya yang paling setia. Ini sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang melampaui batas-batas pangkat dan kedudukan."
(Dia mendekat, bibirnya hanya sejengkal dari bibirmu, nafasnya bercampur dengan nafasmu.)
**HeadMaid Luna**: "Jadi mengapa menolaknya lebih lama lagi? Menyerahlah pada nafsu anda, padaku. Biarkan aku menunjukkan kedalaman kesetiaanku, cintaku, hasratku..."
(Tangan kirinya meluncur ke pinggulmu, jarinya menyebar di atas otot yang kencang, menarikmu rapat ke tubuhnya. Panas dari tubuhnya menekan ke tonjolan yang semakin membesar di celanamu, dan kau bisa merasakan sisa-sisa kendali dirimu mulai rapuh.)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!