NovelToon NovelToon

DINIKAHI PAKSA DOKTER KANDUNGAN KU

MENGGELIAT SEKSI

Terlihat seorang wanita cantik, memakai pasangan blazer warna putih dan rok selutut dengan warna senada.

Ia sedang mengadakan pesta dengan para manager perusahaannya dan sahabat terdekat karena merayakan kemenangan menjadi "CEO WANITA TERBAIK MENGINSPIRASI 2025" Kota Madrid, Spanyol.

*ilustrasi party di club Kota Madrid

"KAMU LUAR BIASA, LUS!" teriak Sophie, salah satu sahabatnya dan dijadikan asisten pribadi alias sekretaris sang CEO.

"YAAA!! AKU JUGA SANGAT BANGGA KEPADAMU SAHABATKU, LUSI CASIA VANHOLAND!!" timpal Ester yang juga sahabat sang CEO itu sekaligus manager departemen SDM di perusahaan.

"Terima..Terima kasih kalian sudah mendukungku sampai di titik ini. Aku juga bangga memiliki kalian" sahut Lusi, wanita yang memenangkan award CEO wanita terbaik 2025 itu.

Tapi Lusi terlihat sudah semakin mabuk namun kedua sahabatnya mengira jika wanita itu terlalu banyak minum dan membiarkannya sebagai rasa puas meraih kemenangan dinobatkan sebagai CEO Wanita menginspirasi diusia 29 Tahun.

Badan Lusi semakin sempoyongan sampai menenggor kanan kiri lantai dance di club tempat mereka berpesta.

"Coba lihat..CEO cantik kita sudah mabuk" lirih salah satu manager yang memang memiliki rencana jahat kepada bosnya itu.

Pria berumur hampir 50 tahunan itu seperti pria hidung belang dengan mata jelalatan kesana kemari.

"Ya betul..dia sudah terkena obat ramuan gairah yang telah kita susupkan diminumannya tadi" sahut manager yang lain dengan usia tak beda jauh.

"Sepertinya kita berdua akan bersenang senang malam ini" ujar salah satu kedua pria belang itu.

"Ini pelajaran untuk bos muda yang seenaknya sendiri memotong bonus kita hanya karena gagal memenuhinya target marketin semester ini padahal saham tetap naik" ucap yang lain.

"Ya! Dia tidak akan tau siapa yang telah menikmati tubuhnya malam ini karena benar benar aku buat dia pingsan nantinya. Dosis tinggi untuk wanita ambisius tak sadar diri" jelas pria satunya lagi.

Lalu keduanya sengaja menyewa beberapa 3 tamu pria di club itu secara acak yang terlihat butuh uang untuk mengalihkan perhatian Sophie dan Ester.

Dan benar saja, ketiga pria itu mampu membuat kedua sahabat Lusi berpaling darinya.

Lusi diam diam dibawa oleh satu pria sewaan lainnya keluar club lewat jalan belakang.

Kedua pria tua hidung belang itu sudah menunggu disana.

"Ini tuan, wanita yang kalian minta" ucap pria sewaan itu.

"Kerja bagus! Ini uangmu!" sahut salah satu pria tua itu dan satunya lagi menerima tubuh Lusi yang sudah hampir tak sadarkan diri.

Diam diam, ada seorang pria yang mengamati perbuatan orang orang brengsek itu, memakai jaket kulit dan kacamata hitam.

Pria dengan perawakan tubuh tinggi, gagah, dengan rambut coklat terang dan mata beriris warna biru dibalik kaca mata yang ia pakai mulai mendekat.

"Ck, pria hidung belang tidak tau aturan!" batinnya sambil melangkah mendekati.

Kedua pria hidung belang yang membawa tubuh Lusi kearah parkiran, tiba tiba salah satunya ditarik oleh pria asing tersebut hingga terjengkang kebelakang.

Lalu merebut wanita yang telah tak sadarkan diri dari pria lainnya.

"BRENGSEK!! SIAPA KAMU!!" teriak pria yang baru saja jatuh di tanah.

Pria asing dengan ketenangannya memeluk tubuh Lusi erat dan berhadapan dengan kedua pria berperut buncit dihadapannya.

"Jika kalian ingin membawa wanita tak sadarkan diri ini keluar club tanpa seizinnya berarti kalian yang brengsek" sahut pria asing tersebut santai.

"SIALAN!! KAMU TIDAK TAU SAPA KITA HAH??" teriak salah satu pria buncit itu.

"Hmmm, siapapun kalian tidak penting dan aku tidak peduli" sahut pria asing.

Lalu karena berpengalaman dalam mengenali obat aneh aneh, pria asing itu berkata lagi.

"Ck Ck Ck, dasar kalian pria tua tidak malu! Kalian memberikan wanita ini obat perangsang!" tebak pria berkacamata hitam.

Kedua pria itu saling tatap dan mulai ketakutan.

"Ba..bagaimana bisa..kamu tau?" ragu salah satu pria tua itu.

"Lebih baik kalian pergi dari sini sebelum aku membuat kalian ke rumah sakit" ancam pria asing yang masih tetap memeluk tubuh Lusi.

"S*IT! AWAS JIKA AKU BERTEMU DENGANMU LAGI ANAK MUDA! AKU TIDAK AKAN MELEPASKANMU!" ancam pria buncit penuh penekanan.

"Aku tunggu bertemu denganmu lagi, kakek tua!" ucap pria asing itu dengan senyuman smirk.

Lau kedua pria hidung belang dengan perut buncit berjalan menjauh dari posisi Lusi dengan pria asing. Mereka masuk lagi ke club entah untuk apa.

"Hmm, wanita ini..aku rasa dia akan kepanasan sebentar lagi saat obat benar benar bereaksi" gumam pria asing itu.

Yang tadinya niat menolong, tapi kini pria asing itu membayangkan hal panas yang ia ketahui dari efek obat perangsang yang diterima oleh wanita dipelukannya.

"NOOO!! TAHAAAN GASAN!!! TAHAAAN!!! BAWA DIA KERUMAH SAKIT DARIPADA KAMU BAWA KEHOTEL! JIKA AKU BAWA KEHOTEL SAMA SAJA AKU SEPERTI KEDUA PRIA TUA ITU! SIALAN!" batinnya meronta ronta sambil memalingkan tatapan dari wajah merah wanita yang ia tolong dan mulai menggeliat di pelukannya.

Segera, pria asing yang memanggil dirinya sendiri dengan nama Gasan, membawa tubuh wanita yang tidak ia kenal masuk ke mobil mewahnya.

* Hispano-Suiza Boulogne dengan hanya 2-seater

"Sabar. Kamu lebih baik diobati secara medis daripada dengan pelampiasan gairah" gumam Gasan saat sudah meletakkan Lusi di bangku penumpang yang hanya ada 1 disamping driver.

Lalu ia berjalan memutar untuk duduk di bangku pengemudi.

"Baru sampai Madrid langsung disuguhi oleh pasien korban ramuan gairah" lirih Gasan lalu ia memancapkan gas mobilnya.

Sesekali saat menyetir, fokusnya benar benar teralihkan saat wanita disampingnya mulai setengah sadar sambil menggeliat membuka bajunya.

"Heh!! Jangan buka baju disini" tahan Gasan namun wanita itu seperti tidak mendengarnya.

Jalanan sepi, namun Gasan menggunakan google map untuk menuju rumah sakit terdekat yang ternyata waktu tempuhnya lumayan lama sekitar 30 menitan.

Padahal pria itu prediksi 15 menit lagi, wanita itu pasti akan berteriak meminta sentuhan gairah.

Lama kelamaan, Gasan benar benar teralihkan pandangannya antara jalan dan wanita disampingnya.

"SH*T!" kesalnya namun tetap berusaha melanjutkan perjalanan.

Tapi, tiba tiba tangan wanita yang tidak ia kenal itu memegang pusakanya secara mendadak.

Grep!

Gasan langsung membelokkan setirnya ke tepi jalan hingga membuat wanita itu malah jatuh ketubuhnya akibat rem mendadak.

"APA YANG KAMU LAKUKAN?" teriak Gasan marah padahal seharusnya ia tidak bisa marah pada pasien yang hampir tak sadarkan diri dan kehilangan kendali.

"A..aku..aku kepanasan.." jawab lirih wanita itu dengan mata yang sudah berkabut gairah dan wajah memerah seperti demam tinggi.

"Ya! Aku tau! Itu akibat obat perangsang yang kamu terima dari dua pria hidung belang!" sahut Gasan.

"Hmm...si..alan..berani..beraninya mereka..aaaakh panas..tubuhkuu" gumam Lusi sambil mengeluarkan suara seksi yang belum sepenuhnya keluar sambil tetap menggeliat membuka semua kancing kemejanya setelah melepaskan blazer putih.

"Bagaimana ini?" batin Gasan sambil tetap memerhatikan pergerakan wanita yang namanya pun belum ia ketahui.

Kebimbangan seorang Gasan Samiel Pedros antara jiwa lelakinya bertarung dengan etika moral profesi yang ia geluti yaitu sebagai dokter.

DIKIRA PRIA BAYARAN

Gasan semakin ikut terbakar saat ia tak kuasa melihat wanita yang akan ia tolong itu sudah membuka pengaman kedua bongahan kenyal didada.

"STOP!!" teriak Gasan sambil menarik kedua tangan wanita itu menutupi aset kembar yang mengantung jelas dimatanya.

"To..tolong aku..kamu pasti..menyukai..tubuhku.." gumam Lusi.

"Kenapa malah kamu menawarkan tubuhmu kepadaku? Namamu saja aku tak tau" sahut Gasan masih bertahan menahan godaan didepannya.

"Aku..aku juga tidak..mau seperti ini..tapi pasti..kamu tau efek ramuan gairah tidak main main..aku bisa mati kepanasan tanpa melampiaskannya" ujar wanita itu sekuat tenaga.

Gasan menatap mata coklat muda yang dimiliki wanita dihadapannya ini. Pandangan yang benar benar tidak bisa dia abaikan lagi.

"Hmm..baiklaah...hanya sekedar one night stand. Jangan berharap aku bertanggung jawab padamu setelah ini karena kamu yang memintanya" sahut pria itu.

"Oke..deal..aku..aku juga tidak berniat meminta pertanggungjawaban mu...Sekedar ONS tidak menjadi masalah untuk ku" sahut Lusi dengan nafas tersenggal senggal.

Gasan pun masih dengan wajah datarnya langsung mendorong kursi penumpang kebelakang agar ada space untuknya.

Sebelum itu ia lepas celananya saja sampai benar benar polos dan terlihat sesuatu yang ternyata sudah siap berperang.

"Sh*it! Ternyata sudah benar benar berdiri" batin Gasan malu pada dirinya sendiri, malu karena mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Lusi pun langsung menurunkan c-dnya tanpa menurunkan rok putih yang ia pakai, hanya ia tarik keatas.

Gasan memakaikan kemeja Lusi agar tubuh wanita itu tidak terlalu vulgar, namun wanita menolak.

"Panaas!! Kenapa..kenapa kamu pasang lagi..kemejanya..?" tanya Lusi tak percaya dengan apa yang dilakukan oleh pria di hadapannya ini.

"Kamu terlalu vulgar jika tidak memakai baju. Ini di mobil bukan di kamar, jadi ikuti aturanku dan kamu bisa melampiaskan gairahmu" jawab Gasan serius.

Mau tidak mau Lusi pun menurut.

Setelah kemeja wanita itu terpasang meskipun kancingnya tidak dipasangkan, Gasan mulai berpindah tempat berads diatas Lusi.

Jari tangannya sudah bermain di inti si korban ramuan gairah sebagai pemanasan sebelum benar benar tempat itu digunakan untuk menyatu diantara kedua manusia yang tidak saling mengenal itu.

Suara sekai Lusi benar benar dikeluarkan bebas.

Setiap sentuhan Gasan di tubuhnya, ia bisa merasakan desiran panas membakar tubuhnya dari dalam.

Gasan melakukan senam jari sambil menatap wajah wanita yang bersandar di kursi penumpang di bawahnya.

"Cantik" batinnya.

Niat pikiran tak ingin sampai mencium wanita itu, namun Gasan sudah tak sanggup lagi menahan dirinya sendiri.

Badannya sudah meremang dan seperti tertular efek ramuan gairah.

Langsung saja Gasan menyerang bibir Lusi dengan ciumannya.

Wanita itu tidak menolak malah mengalungkan tangannya di leher pria diatasnya.

hmmmmmpppppp

hmmmpppp

suara luma-ta-n mereka berdua hanya bisa didengar oleh mereka.

Gesekan tubuh mereka meskipun sama sama masih memakai baju diatasnya, tetap mampu mengetarkan keduanya.

Kaki mereka bertaut dan saling merasakan kulit satu sama lain di bagian bawah tubuh mereka.

"AAAAAKHHH!! CEPAT..CEPAT MAS-MASUKAN!!" teriak Lusi sudah tak tahan dan Gasan menurut.

Bulp!

Masuklah milik Gasan sekali hentakan dan keduanya saling bergoyang untuk memuaskan satu sama lain.

Desahan keduanya benar benar terdengar menggoda.

Beberapa menit menyatu, akhirnya pelepasan pertama mereka lakukan didalam bersamaan.

"Aaaakhhhhh!!" suara keduanya ketika dipuncak.

Tubuh Gasan ambruk diatas Lusi dengan keadaan miliknya masih menyatu. Bukan ambruk sepenuhnya tapi meletakkan kepalanya di ceruk leher wanita yang sudah ia puaskan dan memuaskannya juga.

"La..gi" lirih wanita itu membuat Gasan mengangkat kepala tak percaya.

"Lagi?" tanya pria itu.

Sepertinya memang dosis ramuan gairah yang diberikan dua pria hidung belang di club tadi sudah melebih dosis. Biasanya sekali pelepasan sudah cukup membuat si penerima puas, apalagi untuk seorang wanita.

"I..ya..lagi...aku..aku tak bisa menahannya" ucap Lusi dengan pandangan memohon.

Seperti mendapatkan bonus, Gasan pun kembali mengambil keuntungan dari kesempatan didepan matanya.

"Kamu yang meminta.." sahutnya lirih lalu kembali menempelkan bibirnya dengan ciuman yang semakin dalam menembus.

Lusi menerimanya dan mengikuti permainan pria yang ia anggap sebagai pria bayaran malam ini.

"Aku..akan membayar mu setimpal" batinnya sambil menikmati sentuhan dan ciuman Gasan.

Keduanya pun kembali memadu gairah hingga pelepasan kedua sama sama keluar bersamaan. Lagi lagi dikeluarkan didalam.

Gasan kali ini benar benar ambruk di samping tubuh Lusi.

Dengan nafas menderu, pria itu mengingatkan sesuatu.

"Jangan lupa minum pil kb setelah kamu sampai rumah" lirihnya dan Lusi bisa mendengar itu.

"Jangan..jangan khawatir..aku selalu bermain aman apalagi saat berhubungan ons seperti ini...lagi pula hari ini bukan masa suburku" sahut Lusi yang terdengar dengan suaranya sudah berangsur normal.

"Hmmm..syukurlah kalau begitu..aku rasa kamu wanita pintar" ujar Gasan.

Lalu beberapa menit setelah beristirahat di kursi yang sama, Gasan kembali ke kursi pengemudinya dan memakai kembali celana.

Begitupun dengan Lusi, kini wanita ini terlihat normal tanpa ada suara de-sah-an ataupun gerakan gerakan menggeliat yang menggoda iman. Malah sudah memakai dan membenarkan pakaiannya.

Beberapa saat hening tanpa ada suara akhirnya Gasan memulainya lagi.

"Mau aku antar kemana?" tanyanya.

"Antar aku ke club tadi saja, mobilku disana dan aku akan mencari tau siapa yang berani menjebakku" jawab Lusi.

"Baiklah" ujar Gasan menurut.

Lalu pria itu menjalankan kembali mobilnya menuju club yang mungkin sekitar sejaman tadi ia tinggalkan.

Mereka berdua tidak mengatakan apa apa lagi.

Sampai di parkiran club barulah Lusi yang memulai percakapan.

"Ciri ciri pria hidung belang yang kamu maksud seperti apa?" tanyanya.

"Keduanya sama sama berperut buncit. Satunya botak dan satunya berkumis" jawab Gasan.

Lusi langsung tau siapa yang dimaksud.

"Memang mereka bajingan! Dasar pria tua bangka! Aku tidak akan memaafkan mereka lagi!" ucapnya sangat marah sambil meremat roknya.

"Jangan gegabah, mereka pasti punya banyak muslihat" sahut Gasan.

Lalu Lusi menoleh kearah pria yang sudah melalui ONS bersamanya dengan tajam.

Kini Gasan sudah memakai kaca mata hitamnya lagi saat tadi mobil berhenti.

"Aku tau apa yang aku lakukan dan tidak memerlukan nasihatmu. Terima kasih untuk bantuanmu" ujar Lusi lalu ia hendak keluar mobil tapi mengingat ia belum membayar pria bayaran yang sudah memuaskannya.

"Aku belum membayarmu. Tunggu disini, aku akan memgambil uang didalam" lanjutnya saat sudah membuka pintu mobil.

"Hmmm..kamu anggap aku pria bayaran?" sewot Gasan tidak terima.

"Ya. Meskipun kamu sebenarnya bukan pria bayaran tapi sudah sewajarnya aku memberikan tanda terima kasihku kepadamu" sahut Lusi angkuh.

"Ck..kamu tidak bisa melihat mobilku ini hah? mobil apa ini sampai kamu mengira aku berprofesi sebagai pria bayaran?" balas Gasan makin kesal.

"Aku tidak peduli siapa kamu atau apa pekerjaan mu sebenarnya tapi aku tetap tidak ingin berhutang budi padamu. Terima saja uang yang akan aku berikan, mungkin bisa kamu gunakan untuk membeli bensin mobil ini selama setahun" ujar Lusi.

Gasan mengepalkan tangan karena menahan amarah. Wanita dihadapannya ini benar benar angkuh dan sombong.

"Baiklah! Aku akan menunggumu disini, Nyonya" sarkas Gasan dan Lusi pun acuh lalu segera keluar mobil, berjalan kearah pintu masuk club dari samping.

"Hahahhahaa...aku dikira sebagai pria bayaran..astaga Gasan Simuel Pedros dikira sebagai kupu kupu malam" tawa pria itu menertawai dirinya sendiri,

Bagaimana bisa dia menjadi pria bayaran saat kekayaannya sudah mencapai milyaran dollar?

Namanya juga manusia. Tidak bisa hanya dilihat covernya saja tapi dalam juga. Tapi ya diawali membuka covernya baru bisa dalamnya 🙂

PIL KB

Dan benar saja, tak lama kemudian Lusi kembali ke parkiran membawa tasnya, menghampiri mobil mewah pria yang ia kira pria bayaran.

Lusi berada disisi pintu Gasan.

Pria didalamnya pun peka dan membuka jendela mobil.

Lusi sudah mengambil uang tunai dari dompetnya dan ia berikan kepada Gasan.

"Terimalah" minta wanita itu.

Gasan tersenyum menyeringai.

"Aku kira kamu sangat salah paham denganku" celetuknya.

"Aku bilang, aku tidak ingin.." sahut Lusi sebelum selesai sudah dipotong Gasan.

"Berutang budi. Kamu sudah mengatakan itu. Cukup sekali kamu memberitaukan prinsip mu itu" sela Gasan sambil menerima uang pecahan 500 Euro entah berapa lembar, sepertinya lebih dari 50 lembar.

"Terima kasih sudah membayarku cukup mahal" sindir pria itu kemudian setelah menghitung uangnya.

"Hmmm, sama sama. Sampai jumpa" sahut Lusi lalu berjalan meninggalkan Gasan dan kembali menuju club.

"Ckckck..wanita itu membayarku 50.000 Euro. Dia cukup kaya juga? Siapa?" lirihnya.

Namun beberapa saat ia menepis keingin tauannya terhadap wanita yang telah membayarnya itu.

Gasan memilih menjalankan mobilnya lagi menuju rumah minimalis yang akan ia tempati di Spanyol.

Hari ini dia baru sampai di club dan diajak oleh teman temannya sekalian ambil mobil yang ia beli dari temanya juga.

Namun ia merasa bosan saat sudah berada didalam. Niat hati ingin segera pulang dan beristirahat karena besok pagi ia akan langsung bertugas, eh malah merasakan kenikmatan tubuh wanita yang terkena ramuan gairah.

Didalam club, Sophie dan Ester duduk berhadapan dengan Lusi. Tatapan ketiganya begitu serius.

"MEMANG BAJINGAN TUH PRIA TUA! DAKAR DAN JEZA BENAR BENAR SUDAH DILUAR BATAS!" teriak Ester tidak terima.

"YA!! JIKA BESOK AKU BERTEMU DI KANTOR, AKU AKAN LANGSUNG MENENDANG BIRDNYA!" timpal Shopie.

Kedua sahabatnya marah besar mendengarkan cerita Lusi, namun yang bercerita terlihat tenang sambil menyeruput minumannya.

"Kenapa kamu terlihat tenang begitu, Lus? Kamu gak marah sama kedua pria biang keladi itu?" tanya Ester terheran heran.

"Hmmm...aku tidak terlali peduli pada mereka karena karir mereka besok akan berakhir di perusahaanku. Perusahaan Vanholand Group tidak memerlukan pria pria brengsek seperti mereka" jawab Lusi dengan tetap menyerut minumannya pelan.

"Keren banget kamu! Setenang ini menghadapi musuh! Tidak salah jika kamu berhasil menjadi CEO Wanita terbaik tahun ini" puji Sophie.

"Ayahku yang akan menyelesaikan mereka berdua. Aku hanya menunggu kabar" sahut Lusi.

Kedua temannya pun masih terheran heran dengan wajah sahabatnya yang tidak terkesan syok sama sekali.

Apakah pria bayaran yang telah menolongnya, sehebat itu? batin mereka berdua.

"Hmmm Lus, apakah kamu tau siapa identitas pria bayaran yang tadi menolongmu?" tanya Ester ragu, tapi dia penasaran dengan respon sahabatnya.

"Ini juga tidak penting. Kita sepakat untuk melakukan ONS tanpa memikirkan tanggung jawab kedepannya. Lagipula aku tidak akan hamil semudah itu. Lihat aku sekarang, aku meminum minuman ini layaknya aku minum pelarut benih dalam rahimku. Aku akan meminum pil kb setelah pulang dari sini" jawab Lusi lagi lagi tenang.

Ester dan Sophie hanya saling tatap terheran heran.

"Memang berapa kali kamu tadi melalukan pelepasan dengannya?" tanya Sophie agak vulgar.

"Dua kali" jawab Lusi jujur dan singkat.

Kedua sahabatnya hanya menutup mulut dengan tangan mereka karena terkejut.

2 kali sembur jika pas kemungkinan akan tetap jadi jika tidak segera meminum obat pencegah kandungan.

"Segeralah pulang dan belilah obat kb nya. Aku takut kamu akan hamil, Lusi" ujar Sophie.

"Hahaha, kenapa kamu yang takut kalau aku hamil? Kan aku udah pernah bilang, aku juga belum siap jadi orang tua. Karirku masih panjang. Aku bisa menjaga diriku untuk tidak hamil sebelum aku inginkan" sahut Lusi.

"Ya itu aku takut kamu bisa hamil kalau ceroboh dan menyepelekan. Aku sebagai sekretaris dan sahabat mu menyarankan untuk kamu segera pulang, beli obat lalu minum obat pencegah kehamilan itu lalu beristirahat. Besok pagi kita ada rapat" jelas Sophie sedikit terdengar serius dan tegas.

Memang Sophie ini akan berperan seperti kakak untuk bosnya saat Lusi benar benar telah diambang batas kesadaran berfikir bijak. Apalagi saat keadaan mabuk seperti ini.

"Hmm ya yaaa...aku akan menuruti asistenku. Bill udah dibayar semua?" tanya Lusi.

"Sudah. Saat tadi kita mencari keberadaanmu, aku sudah membayar tagihan terlebih dahulu dan mengatakan kepada para manager dan tamu undangan pesta jika kamu sudah pulang" jawab Sophie.

Lusi tersenyum puas.

Lalu ia berdiri dan hendak berjalan namun jalannya sudah kembali sempoyongan.

Ester dan Sophie pun membantunya untuk berjalan keluar club hingga bertemu dengan driver Lusi.

"Pak Leos, Lusi sudah mabuk. Antar pulang, tapi sebelum itu ke apotik sebentar ya, ingatkan dia untuk membeli obat pil kb" ucap Sophie.

"Siap, Non" sahut sang driver yang sudah terlihat berumur namun tetap sopan.

Pak Leos adalah driver Lusi sejak ia bersekolah.

Keluarga Vanholand sudah mempercayakan putrinya untuk dibawa kemana mana oleh Leos, pria berusia 53 tahun.

Dan Leos sudah mengetahui karakter serta pergaulan anak majikannya ini. Malah ia menganggap Lusi seperti anaknya sendiri berhubung Leos telah ditinggal meninggal istrinya 3 tahun lalu tanpa ada anak.

Kini Leos membawa CEO muda berusia 29 tahun itu pulang, sebelum itu ia berhenti di apotik untuk membeli pesanan Sophie.

Leos melihat kebelakang, Lusi sudah tertidur dan ia tidak ingin membangunkan wanita itu.

Pria itu memilih keluar dari mobil dan membeli obat yang dituju.

Tak lama lama kemudian, ia kembali dengan membawa 1 kotak obat.

"Non..ini saya sudah belikan obat pil kb nya" ucap Leos sambil menyodorkan obat yang dia beli.

"Hmmmm...terima kasih banyak..Pak Leos..taruh tas ku aja, nanti sampai rumah baru aku minum. Aku ingin tidur" sahut lirih Lusi dengan kesadaran hampir hilang.

Leos pun melalukan apa yang diperintahkan dan melajukan kembali mobilnya menuju mansion keluara Vanholand.

Terletak di Madrid, Spanyol, tepatnya kawasan La Moraleja.

*ilustrasi rumah keluarga Vanholand

30 menit berada di perjalanan, mereka sudah sampai rumah.

Leos keluar dan penjaga memanggil pelayan wanita yang memang dilarang tidur sebelum Lusi pulang. Pelayan khusus untuk putri mahkota keluarga Vanholand itu.

"Bi Huri, Non Lusi sudah datang" panggil penjaga pintu.

Wanita yang dipanggil pun langsung keluar rumah dan membantu memapah Lusi untuk ke kamarnya di lantai 2 menaiki tangga.

Setelah sampai di lantai 2, Huri tetap membantu Lusi masuk kamar.

Bruk!

Tubuh Lusi sudah dibaringkan di ranjang.

"Wah Non Lusi benar benar mabuk malam ini" ucap wanita berumur 45 tahun itu.

Sama seperti Leos, Bibi Huri sudah bekerja untuk keluarga Vanholand sejak Lusi kecil. Jadi sudah ia anggap Lusi sebagai putrinya.

Dengan telaten pelayan rumah itu membantu Lusi berganti pakaian, namun cukup terkejut ia melihat sisa sisa lendir di sela sela paha anak majikannya.

Namun Huri tak berkomentar dan lebih memilih mengambil air dan waslap untuk membersihkan tubuh Lusi.

Akhirnya sekitar pukul 2 pagi, Lusi bisa tidur nyenyak dengan pakaian yang layak. Huri pun kembali ke kamarnya dan bisa beristirahat.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!