NovelToon NovelToon

MENDADAK NIKAH

Awal

Hari yang buruk bagi Hazel Aurora, yang saat itu sedang depresi karena ulah ibu tirinya, Kelly.

Kelly sengaja mencuri uang ratusan juta yang dia simpan di dalam brangkas miliknya. Itu bukan lah uang biasa, melainkan uang arisan milik teman-temannya yang sudah dia kumpulkan sebagai ketua arisan.

Bodohnya Hazel, Kelly mengetahui akses untuk membuka brangkasnya. Akses yang sangat umum yang tidak lain adalah tanggal lahirnya. Hazel menyesali dirinya sendiri, andai dia tahu hal seburuk ini akan terjadi, pasti sudah mengantisipasi nya dari jauh-jauh hari.

Namun nasi sudah menjadi bubur, Kelly sudah menguras habis semua uang di dalamnya dan pergi entah kemana. Semua akses komunikasi sudah terputus. Dan kini, Hazel bingung setengah mati, dia harus mengumpulkan uang itu kembali sebelum anggota arisan mencurigainya.

"Aku harus cari uang itu kemana? Dan, gimana caranya?."

"AAAKH!." Hazel menjerit, ia membanting bingkai foto yang menunjukkan kebersamaannya dengan Kelly,

"Mama..."

"Mama tega ngelakuin ini ke Hazel, apa salah Hazel, Ma."

...•••••...

Dengan pikiran yang kacau, Hazel menjalankan aktifitas seperti biasa. Pergi ke kantor dan menemui beberapa petinggi perusahaan dalam rapat penting. Posisinya sebagai sekretaris pribadi, membuatnya harus selalu berada di sisi Dave, duda tampan kaya raya, pemilik perusahaan tempatnya bekerja.

Hazel melamun, apa lagi yang ia pikirkan selain jalan keluar untuk mencari uang sebanyak itu? Ratusan juta. Bahkan, meski sudah dua tahun Hazel bekerja, dia tidak akan bisa mengumpulkannya. Ya, tidak akan bisa. Sebab, uang hasil kerjanya, di gunakan untuk kebutuhannya bersama Kelly.

Mengingat Kelly, membuat Hazel mengepalkan tangannya. Segalanya telah dia lakukan, segalanya telah dia turuti untuk Mama tirinya itu. Apa pun keperluannya, selalu Hazel berikan. Sangat tidak pantas jika Kelly membalas ketulusan dan kebaikannya dengan penghianatan seperti ini. Hazel membencinya.

Dave melirik Hazel. Dia menendang sepatu Hazel dari kolong meja, membuat gadis itu tersentak dan langsung fokus pada pertemuan yang masih berlangsung pagi itu.

Akhirnya, Hazel terbebas setelah hampir dua jam pertemuan. Pertemuan yang sangat membosankan, ditambah situasi hatinya yang sedang buruk.

Selesai dengan pertemuannya, Hazel mengikuti Dave kedalam ruangannya. Dia taruh berkas-berkasnya diatas meja dan langsung menyandarkan punggungnya di sofa.

Dari kursinya, Dave memperhatikan Hazel, alisnya mengernyit, tidak biasanya Hazel seperti ini,

"Ada apa, Zel? Meeting ngelamun, nggak fokus? Belum minum kopi, kah?" Dave bertanya, dia tahu kebiasaan Hazel yang tidak pernah melewatkan segelas kopi setiap harinya,

"Saya udah minum tiga gelas kopi, Pak. Dua gelas di rumah, satu gelas di sini."

"Ya ampun, itu nggak bagus buat kamu..."

"Cerita ke saya, ada masalah apa?."

"Bapak bisa bantu?."

"Ya, kalo masalah cinta, saya nggak bisa bantu ya..."

"Kamu sendiri kan tau, saya juga gagal urusan cinta, haha."

"Hm, Bapak, playboy yang selalu gagal urusan cinta."

"Hey, Hazel? Bonus kamu saya cancel, ya?."

"Huaaa, jangan dong, Paaak. Just kidding."

"Makanya, jangan mengejek saya terus..."

"Ya udah, ceritakan."

Belum sempat bercerita, Dave terlihat menerima panggilan telfon dari seseorang, "Tunggu, sebentar."

"Ya ampun, Paaak" Hazel terkulai lemas, ia terlihat pasrah.

Dave bangun dari kursinya dan menerima telfon sambil menatap kearah kaca gedung. Terdengar telfon yang begitu penting dan berlangsung cukup lama, Hazel pun memutuskan untuk kembali keruangannya. Dia akan kembali mencari jalan keluar untuk masalahnya itu.

Didalam, Hazel menatap ponselnya, jempolnya menggeser daftar kontak teman-temannya yang memungkinkan untuk membantunya mencari solusi.

Dengan penuh harap, Hazel mencoba mengirim pesan pada salah satu kontak bernama Jean. Ya, Jean Elgavindra, laki-laki pewaris tunggal kekayaan mendiang kakeknya yang juga merupakan teman dekatnya saat kuliah.

Ya, hanya sebatas teman dekat. Karena saat itu, ia menolak cinta Jean dan memilih Samuel. Sedikit mengenalkan sosok Samuel, dia adalah mantan kekasih Hazel. Namun hubungan mereka berakhir dengan cepat karena penghianatan yang dilakukan laki-laki itu.

Hubungannya yang kandas, membuat Jean mengucilkannya. Jean mengutuk Hazel atas karma yang dia dapat setelah menolak cintanya. Tetapi hari ini, demi mendapatkan bantuan, dia harus memberanikan diri untuk menghubunginya.

Entah bagaimana respon Jean nanti, apa pun yang terjadi. Hazel pikir, tidak ada salahnya mencoba menghubungi laki-laki itu.

"Jean? Ini aku, Hazel."

...••••...

Bersambung....

Waaahh ada judul baru nih guys...

Jangan lupa dibaca ya, di love, like, komen biar aku semangat update

Tenang, tenang. Insya Allah aku konsisten, aku nggak akan lupain kisah Airin dan Adrian di judul sebelah hehehe

Harap tinggalkan jejak, oke 💖💖💖💖

Main Di Klub Malam, guys

Dering ponsel Hazel berbunyi, sebuah pesan dari grup arisan yang dia kelola mendadak ramai. Dengan rasa takut, Hazel memantau obrolan mereka. Ya, dia hanya berani memantau, memastikan bahwa setiap anggota tidak mengetahui masalah yang terjadi dengan uang mereka.

"Girls, besok malam minggu kita jadi kumpul, kan? Kocok arisan."

"Duh, gak sabar."

"Btw, enaknya kumpul dimana?."

"Di cafe rainbow aja, setuju?."

"Boleh, tuh. Jam tujuh malam, ya."

"Ok, setuju."

"Yang lain gimana? Setuju, kan?."

"Aku juga setuju."

"Penasaran, siapa yang dapet pertama, ya?."

"Pasti gue!."

"Semoga gue, deh. Mau beli tas keluaran terbaru nih, hehehe."

Sudah cukup. Sudah cukup Hazel memantau pesan dari grup itu. Perasaannya semakin gelisah, dia sangat tidak tenang. Besok malam dia harus membawa uang itu ke acara arisan.

Ya, tidak mungkin dia memberi tahu masalah itu pada anggotanya. Yang ada, dia akan mendapatkan masalah besar.

Hazel semakin gelisah, Jean tidak kunjung membalas pesannya sampai sekarang. Kemana laki-laki itu? Apa Jean juga memutuskan kontak setelah menerima penolakan cintanya? Entah lah, Hazel tidak bisa memikirkan apa pun.

"Sherly?..."

"Apa aku minta tolong Sherly aja? Ya, kayaknya dia bisa bantu aku."

Hazel pun segera menghubungi teman dekatnya itu. Ya, dia akan mencoba. Jika Sherly tidak bisa membantunya secara materi, paling tidak Sherly bisa ikut mencari akal dan solusi yang tepat.

"Ajel, my baby, kamu serius minta bantuan aku?..."

"Kamu kan tau sendiri, aku nggak punya uang sebanyak itu?."

"Serius, Sher? Aku liat postingan kamu habis beli mobil baru, lho."

"No, no, no. Itu mobil yang dibeli Om Candra, buat aku."

"Om Candra siapa lagi? Aduh, Sher, jadi kamu nggak bisa bantu aku, nih?."

"Hm, sebenarnya ada sih caranya, tapi kamu yakin mau ngelakuin itu?."

"Iya. Kasih tau aja. Aku benar-benar butuh uang, Sher. Gimana caranya?."

"Jual diri, kaya aku."

"Apa? Kamu jangan gila."

Hazel menepuk jidatnya, tidak habis fikir dengan solusi yang diberikan temannya itu. Hazel menaruh ponselnya diatas tempat tidur dan mengaktifkan pengeras suara. Dia akan mendengar dengan seksama solusi tidak masuk akal yang diberikan Sherly padanya.

"Coba dengerin aku baik-baik, Jel. Dimana lagi kamu bisa dapetin uang banyak dalam waktu singkat?..."

"Kamu bukan orang sakti yang bisa gandain uang kan, hahaha..."

"Apalagi enam ratus juta bukan uang yang sedikit. Dan itu semua punya anggota arisan kamu..."

"Kamu bisa kena masalah kalo uang itu sampai gak ada..."

"Kamu bisa dituduh arisan bodong dan bawa kabur uangnya. Kamu bisa di penjara, Jel..."

"Udah nggak ada waktu, kalo kamu terima saran aku, malam ini aku tunggu di klub Rose ya..."

"Aku ada kenalan yang cocok buat kamu. Om-om kaya raya, hot dan-"

"Stop, stop. Udah cukup, Sher. Kepala aku makin pusing."

"Kenapa, baby? Cukup sekali aku yakin kamu bisa bawa pulang banyak uang..."

"Udah ya, aku tunggu. Jangan lupa pakai pakaian terbaik, kamu tau lah maksudnya, see you."

Hazel menghela nafas panjang setelah memutus sambungan telfonnya. Dengan mata terpejam, dia berusaha menimang-nimang saran yang diberikan Sherly sebelumnya.

Terdengar sangat tidak masuk akal. Mengingat dia akan melakukan hal yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Yaitu, tidur dengan seorang laki-laki yang tidak dia kenal demi mendapatkan banyak uang. Hazel dibuat semakin bingung, tetapi disisi lain dia tidak mau masuk kedalam sel tahanan, karena itu bukan lah kesalahannya.

Satu jam telah berlalu. Setelah memikirkan keputusannya, akhirnya Hazel berdiri di hadapan cermin dengan pakaian minim, ketat dan cukup terbuka. Dengan polesan make up yang semakin mendukung, Hazel bercermin sekali lagi untuk memastikan penampilannya.

Ya, malam ini dia terlihat sangat sempurna dan menggoda. Sudah memaksimalkan penampilannya, Hazel bertekad harus membawa uang dengan jumlah yang sangat banyak. Meski harus mengorbankan dirinya sendiri seperti ini.

"Mama. Hazel begini karena Mama..."

"Hazel bersumpah, Hazel nggak kan maafin Mama."

Hampir satu jam perjalanan, Hazel sudah tiba ditempat tujuannya. Sebuah tempat tertutup yang di sebut klub malam dan bangunan yang terlihat seperti tempat inap di belakangnya, membuat jantung Hazel semakin berdetak kencang.

Hazel memastikan lebih dulu pakaiannya agar tertutup rapat dengan luaran yang dia pakai. Setelah itu, sepatu heelsnya mulai melangkah memasuki tempat tersebut.

Di dalam, suara musik terdengar menggelegar di telinga Hazel. Gemerlap lampu juga membatasi penglihatannya. Sedetik kemudian, langkah Hazel mulai mengendur. Dia tidak tahu harus menunggu Sherly dimana, temannya itu belum juga menampakkan batang hidungnya.

Hazel celingukan, dia seakan satu-satunya orang bodoh disana. Pertama kali menginjakkan kaki membuatnya tidak tahu apa-apa. Hazel mencoba mendekati meja bartender, seorang perempuan menawarkannya segelas minuman, Hazel terima meski penuh keraguan.

Perempuan itu memperhatikan Hazel, meminta Hazel untuk melepaskan luarannya, Hazel pun patuh.

Keberadaan Hazel malam itu, mengundang banyak perhatian orang-orang disana. Terlebih dengan penampilannya, banyak lelaki mata keranjang yang tergiur dengan kemolekan tubuhnya.

Hampir semua laki-laki turut menggoda. Ada yang mengeluarkan siulan, bahkan beberapa dari mereka menghampiri dan berlomba-lomba memeluknya dengan mesra.

Pemandangan itu membuat seorang laki-laki menatapnya dengan tidak suka. Laki-laki itu mengepalkan tangannya, membenci apa yang dia lihat di depannya.

"Hazel? Nggak mungkin..."

"Ngapain dia kesini?."

...•••••...

Bersambung lagi guyssss

Penasaran gak siapa cowok yang kesal liat Hazel dipegang2 cowok laeeennn wkwkw

yang penasaran lanjutannya, klik jempolnyaaaa

Mulai?

Kondisi Hazel sudah setengah mabuk, namun Sherly tidak henti-hentinya memberikan minuman alkohol. Hazel yang tidak terbiasa "minum", merasa kewalahan atas dirinya sendiri. Kepalanya mulai sakit luar biasa.

Hazel menyandarkan punggungnya pada sofa, dia juga terus mengeluh pada Sherly tentang kedatangan pria bernama Andre, yang sampai detik ini belum terlihat kedatangannya. Entah dimana pria itu sekarang, Hazel hanya membutuhkan uangnya saja.

Dengan sebungkus alat pengaman yang ada di tangannya, Hazel berniat mencari pria kaya lainnya yang bersedia tidur dengannya malam ini. Tidak ada waktu lagi untuk menunggu, dia harus mendapatkan uangnya dengan segera.

Hazel bangun dari duduknya dan beralasan pergi ke toilet. Dengan langkah yang sedikit goyah, Hazel berjalan menghampiri kerumunan pria yang sedang menari-nari di tengah. Hazel tidak takut, sebab dia sudah bertekad untuk menghasilkan uang ditempat itu.

Kedatangan Hazel disambut tatapan nafsu, sebagian dari mereka kompak menghampirinya. Namun, seorang laki-laki tiba-tiba datang dan merebut Hazel tanpa permisi, dia menarik pinggang Hazel dan membawa Hazel ke pelukannya. Tindakan laki-laki itu mendapat tepuk tangan, karena dia lah yang mendapatkan Hazel malam ini.

"Hazel?" Laki-laki itu berbisik di telinganya. Hazel mendongak dan mencoba memperhatikan wajahnya dengan seksama,

"Je-Jean?."

"Ini Jean?" Hazel tersenyum, dia menangkup wajah Jean dengan bahagia. Bagaimana tidak, sekian lama tidak bertemu, tidak disangka mereka bertemu kembali di tempat itu.

Namun sedetik kemudian, Hazel termenung, dia menunduk dan hendak melepas tangan Jean yang melingkari pinggangnya. Tetapi Jean menahannya, Jean menangkup wajah Hazel dengan tangan lainnya,

"Lo mabuk, Zel!."

"Enggak. Aku nggak mabuk..."

"Lepasin, Jean." Ucap Hazel sambil terus melepaskan tangan Jean, namun laki-laki itu semakin mengikatnya,

"Kamu sombong nggak balas chat aku."

"Apa?." Jean mengernyit, dia baru ingat bahwa Hazel mengirimnya pesan singkat beberapa jam lalu.

"Sorry."

"Hehehe, jangan minta maaf. Kamu kan emang sombong."

"Ck, ayo pulang."

"Nggak mau. Aku mau cari uang disini."

"Uang apa, Zel? Disini bukan tempat cari uang."

"Iya! Aku kesini mau cari uang...yang banyak..."

"Aku mau tidur sama cowok yang bisa kasih aku uang, hehe."

"Lo disini sama siapa?."

"Sherly, kamu kenal, kan?."

"Sherly? Pela cur itu?."

"Jean? Kamu punya uang banyak, kan? Kasih aku dong..."

"Nanti aku kasih tubuh aku buat kam-"

"Hazel!." Jean membungkam mulut Hazel dengan tangannya "Lo ngomong apa sih! Lo ini mabuk!."

"Aku nggak mabuk, Sayaaang. Please" Hazel merajuk, dia memeluk Jean untuk menarik perhatiannya,

"Kamu tau nggak, Om-om yang aku tunggu, dia nggak dateng..."

"Tapi, karena kamu disini, aku pengen tidur sama kamu aja..."

"Nih, aku punya." Hazel membuka telapak tangannya, menunjukkan sebungkus alat pengaman pada Jean,

"Kamu pake, ya? Mau kan?."

"Enggak, Zel."

"Aaah, Jeaaan? Aku masih virgin, lho, hehehe."

"Gue anter lo pulang- Hmmp...."

Hazel membungkam bibir Jean dengan ciuman. Tanpa aba-aba, di hadapan semua orang.

Orang-orang itu bersorak dan tepuk tangan. Namun, sepertinya Jean tidak suka. Dia melepaskan Hazel dengan paksa, membuat Hazel terhuyung dan jatuh dipelukan pria lain.

"Kalo lo nggak mau, buat gue aja. Cewek sexy kayak gini lo tolak!" Ucap pria itu pada Jean,

"Ikut aku, Sayang" Pria itu membawa Hazel dengan pelukan mesra di pinggangnya.

Jean pun geram, dia menyusul dan langsung menarik pria itu sampai terjatuh, "Dia milik gue."

"Lo nolak dia, Bro! Udah lah! Dia milik gue malam ini!."

"Lo jangan cari masalah sama gue!."

"Jeaaan?" Hazel memeluk lengannya, dia meminta Jean untuk meredakan emosinya,

"Sayang? Mau sama aku atau dia?" Pria itu bertanya pada Hazel. Hazel menjawab dengan pelukan yang semakin erat dilengan Jean,

"Ok, tapi besok, kamu sama aku, ya? See you" Pria itu pergi dari tempatnya, Jean pun terus melayangkan tatapan sengitnya,

"Jangan marah lagi. Ayo ke kamar."

Hazel membawa Jean pergi dari sana, mereka menyusuri lorong menuju tempat penginapan yang terhubung dengan klub itu. Jean memperhatikan Hazel dengan lekat, dia tahu gadis ini dipengaruhi alkohol, itu sebabnya Hazel bersikap aneh dan tidak biasa.

"Emangnya gue setuju tidur sama lo?."

"Harus setuju! Kamu nggak bolehin aku tidur sama cowok lain kan!."

"Tapi nggak gini, Zel. Lo butuh uang berapa, sih?."

"Enam ratus juta!."

"Apa? Buat apa sebanyak itu?."

"Kamu jangan kepo, hehe. Ayo, kita masuk."

Mereka sudah tiba didepan salah satu kamar. Ya, kamar dengan nomor yang sudah dipesan atas nama Sherly. Temannya itu bilang, Hazel bisa membawa seseorang kedalam sana.

Di dalam kamar, Hazel menggulung rambutnya keatas, memperhatikan leher jenjangnya serta punggungnya yang seputih susu. Di suguhkan pemandangan seperti ini, Jean meneguk ludahnya. Dia semakin menyadari bahwa Hazel memang sangat cantik dan menggoda. Pantas saja banyak laki-laki yang menggodanya diluar sana.

Hendak menghampiri Jean yang duduk diatas tempat tidur, Hazel dikejutkan dengan dering ponselnya. Nama Sherly terpampang disana, Hazel menerimanya dengan segera,

"Apa, Sher? Om Andre datang? Ya udah, aku kesana, ya. Tunggu aku."

Hazel menutup ponselnya. Dengan riang gembira, Hazel bersiap untuk kembali keluar. Namun Hazel mendadak lupa, Jean sedang bersamanya.

Jean merasa kesal mendengar percakapan Hazel dengan Sherly. Laki-laki itu merebut ponsel Hazel dan langsung mengunci Hazel dihimpitan dinding,

"Lo udah bawa gue kesini dan sekarang lo mau pergi? Tidur sama cowok lain?."

"Kenapa? Kamu kan nggak mau, Jean?."

Jean menjawab ucapan Hazel dengan ciuman yang berlabuh di bibirnya. Ya, Jean harus tidur dengannya. Dia tidak mau Hazel membuka kakinya dibawah tubuh pria lain.

Paling tidak, setelah Hazel mendapatkan uangnya, dia harus membuat Hazel mengerti untuk tidak lagi datang ke tempat ini. Dan sekarang, dia harus memberikan yang Hazel inginkan.

Ciuman mereka masih berlanjut, semakin dalam dan hangat. Tangan Jean pun menyelinap masuk dan mulai menggerayangi tubuh Hazel dengan bebas.

Hazel men desah, dia mulai melayang. Dia menginginkan sesuatu yang lebih dari sekedar sentuhan.

Dengan pakaian Hazel yang sudah berantakan, Jean mengangkat Hazel ke tempat tidur. Dibawah kurungan tubuhnya, Hazel tersenyum menggoda, membuat Jean semakin tidak sabar melahap habis gadis cantik yang pernah mengisi hatinya ini.

Hazel menarik pakaian Jean, dia ingin menciuminya lagi. Ciuman panas dan brutal sebagai awalan dari permainan panjang mereka malam ini,

"Eungh..."

"Jean..."

...•••••...

Yuhuuuu bersambung lagi guyssss

Jangan lupa tinggalkan jejak seperti biasa okeeee ♥️💜

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!