" HIDUP KAISAR IBLIS..!"
" HIDUP KERAJAAN IBLIS...!"
" HIDUP KAISAR IBLIS...!"
" HIDUP...!"
" HIDUP...!"
teriak sorak-sorakan terdengar nyaring di depan gerbang besar sebuah istana dengan tampilan yang terlihat menyeramkan.
di atas sana terlihat sosok pria tampan duduk di singgasananya dengan wajah yang diangkat tinggi dan sebuah mahkota ada di
kepalanya.
yah, pria itu adalah pemimpin mereka semua yaitu Kaisar Iblis, terlihat pria itu duduk tenang di atas kursi singgasananya dengan wajah dingin.
aura mendominasi menyebar ke seluruh tempat membuat mereka semakin segan untuk mengusik pria itu. Kaisar Iblis pemimpin dunia bawah, pemimpin yang di kenal banyak rakyatnya dengan sebutan Kaisar kejam dan sadis.
baru beberapa hari lalu pria itu di tentang untuk menduduki posisi Kaisar namun, lihat
sekarang hanya dalam hitungan hari semuanya telah berubah, dari yang tidak menerima kini sudah menerimanya dengan lapang dada.
terlihat pria yang menjadi Kaisar itu menatap lautan rakyat di bawah sana dengan tatapan
dingin dan datar, yah dunia bawah adalah tempat para Iblis tinggal, di tempat itu benar-benar mengerikan.
jika kau kuat maka kau akan tinggal dengan aman, namun jika kamu lemah maka kamu hanya akan menjadikan diri sendiri sebagai
bahan tertawaan orang lain.
" Akhirnya Aku Bisa Menjadi Kaisar Iblis, Akhirnya Apa Yang Aku Impi-impikan Selama Ini Menjadi Kenyataan, Mereka Semua Menghormatiku, Mereka Semua Menunduk Padaku, Mereka Bersujud Padaku, Semua Ini Menyenangkan" kata Kaisar Iblis dalam hati tersenyum miring.
tangan kanannya terangkat dalam sekejap mata suara teriakan itu menghilang satu kali, kini hanya ada keheningan di aula itu membuat Kaisar Iblis tersenyum sombong.
" Dengarkan Baik-baik, Aku Sebagai Kaisar Iblis Memberikan Kalian Kabar Gembira Jika Aku Akan Menikah Besok Pagi Dengan Wanita Yang Aku Cintai, Aku Menginginkan Kalian Semua Hadir Disini Untuk Melihat Dan Ikut Merasakan Kebahagiaan Yang Aku Miliki,"
ucap pria itu dengan lantang.
" HIDUP KAISAR IBLIS...!" mereka kembali menyerukan nama Kaisar Iblis dalam seruan mereka itu.
mereka sangat bahagia karena kaisar iblis akan segera menikah dengan sosok yang sangat amat mereka kenali yaitu sosok
wanita yang dulunya adalah Ratu Iblis, namun karena demi kekasihnya maka dia melepaskan tahtanya.
tak jauh dari sana berdiri seorang wanita dengan tatapan dingin menatap semuanya.
hatinya entah kenapa merasakan sesuatu yang salah, harusnya dia bahagia karena
besok adalah pernikahannya bersama pria yang dia cintai.
namun, entah kenapa dia merasakan sebuah perasaan asing di dalam hatinnya, dia
gelisah, tak tahu karena apa namun dia gelisah.
" Ada Apa Denganku? Harusnya Kau Bahagia Karna Besok Adalah Hari Yang Paling Membahagiakan Untukku, Aku Akan Bersatu Dengan Pria Yang Aku Cintai Seperti Yang Aku Inginkan Selama Ini Setelah Berjuang , Selama Ini Akhirnya Kau Bisa Mencapai Keinginanku Untuk Hidup Bersamanya" gumam wanita itu.
dengan langkah pelan dia langsung berbalik pergi dari sana, hatinya merasa gelisah
dengan hal yang tak tahu karena apa, dia seperti ingin pergi jauh namun tak ingin karena pria yang dia cintai ada disini.
langkahnya membawanya ke sebuah taman yang indah, gadis itu duduk di ayunan di bawah pohon dengan menatap pemandangan di depan sana, walau terlihat suram namun percayalah baginya itu indah karena itu tanah kelahirannya.
tak berapa lama dia sendirian sebuah tangan
melingkar di bahunya membuat dia mendongak menatap sang empuh punya tangan.
" Kau Disini?" pria tampan dengan jubah besarnya sebagai Kaisar datang memeluk wanita itu dengan tatapan kasih sayang.
" Hm," wanita itu hanya berdehem sebagai jawaban menikmati pelukan pria itu.
" Apa Kau Bahagia?" terdengar pria itu bertanya dengan nada lembut namun entah kenapa tubuh wanita itu justru bergetar.
" Te..Tentu Saja, Aku Sangat Bahagia Karna Aku Bisa Bersatu Denganmu," jawab sang wanita dengan tenang.
" Lalu Kenapa Kau Berada Di Tempat Ini? Kenapa Kau Tidak Mendampingiku Tadi Dalam Menyapa Rakyat Kita Hm?" pria itu dengan lembut menarik wanita itu berdiri lalu
memeluknya erat.
" Maaf Aku Tadi Merasa Lelah Baru Pulang Berperang," ucap sang wanita dengan memeluk pria itu dengan erat.
" Baiklah, Aku Memaafkanmu, Sekarang
Pergilah Ke Paviliunmu Karena Kamu Harus Istirahat Karena Besok Ada Kejutan Besar Yang Menantimu," ucap Kaisar Iblis dengan senyum miringnya.
" Baiklah, Aku Akan Pergi Ke Paviliun Untuk Beristirahat." wanita itu langsung berbalik
menjauh dari Kaisar Iblis yang dia anggap sebagai kekasihnya sendiri.
tanpa wanita itu sadari di belakang tubuhnya Kaisar Iblis tengah tersenyum, namun bukan senyum kebahagiaan akan tetapi senyum aneh yang menatap punggung wanita itu
dengan sorot mata tajam.
" Tidurlah Yang Nyenyak Karena Besok Kau Akan Mendapatkan Kejutan Yang Sangat Berarti Dalam Hidupmu Yang Tak Akan Pernah Kamu Lupakan Sayang," desis pria itu
yang langsung berbalik pergi.
sedangkan sang wanita yang merasakan adanya tatapan tajam dari arah belakang segera menoleh dan hanya menemukan sang kekasih yang pergi menuju paviliunnya.
dia merasa aneh dengan perlakukan sang kekasih beberapa hari ini namun dia abaikan hal itu, mungkin kekasihnya itu sedang mempersiapkan diri untuk kejutannya besok pagi.
" Mungkin Dia Sibuk, Lebih Baik Aku Istirahat Besok Adalah Hari Bahagiaku, Aku Tidak Ingin Merusak Hari Bahagiaku Karna Aku Yang Kurang Istirahat, Dia Pasti Sedang Menyediakan Aku Hadiah, Dia Kan Memang Begitu," gumam wanita itu dengan senyum indah di wajahnya.
sampai di kamarnya wanita itu langsung saja
membersihkan dirinya lalu naik ke atas tempat tidur untuk tidur, dia tak sabar untuk menanti hari bahagianya bersama sang kekasih.
...****************...
di depan semua orang kini terlihatlah dua orang yang sedang melangsungkan pernikahan, pakaian merah melambangkan pernikahan terpasang di badan dua insan
yang akan saling mengikat itu.
terlihat sosok wanita cantik yang sedari tadi tersenyum manis berbeda dengan sosok pria itu yang hanya menatap dingin dan datar wajahnya.
kini pasangan pengantin akan meminum arak pernikahan sebagai ritual terakhir melaksanakan pernikahan.
terlihat kedua pasangan pengantin yang saling berhadapan lalu mereka saling
menyilangkan tangan lalu meminum anggur mereka berdua.
" Kau Bahagia?" lagi lagi Kaisar Iblis bertanya seperti itu.
" Tentu Saja Aku Baha...Uhukk Uhukk...," belum selesai ucapannya wanita itu langsung
memuntahkan darah dan memegang dada kirinya yang kini terasa sangat sakit dan sesak.
" I-ini..."
" Bagaimana? Apa Kau Suka Kejutanku?" Kaisar Iblis tersenyum menyeringai menatap dingin ke arah wanita yang beberapa saat lalu menjadi pengantinnya.
" A-Apa?" terlihat wanita itu merasa linglung dengan keadaan hingga matanya menatap dalam ke arah Kaisar Iblis.
matanya membulat saat melihat tatapan hina dan jijik dalam tatapan pria yang dia cintai itu.
matanya menatap sekitar dan tak jauh berbeda dengan Kaisar Iblis mereka juga
menatapnya dengan pandangan sinis dan jijik.
wanita itu bernama An Yue, seorang Ratu Iblis namun demi kekasihnya dia melepaskan
tahtanya, namun, apa ini? kekasihnya mengkhianati dirinya? dia tak ingin percaya
tapi melihat akan senyum licik sang pria membuatnya yakin jika pria itu juga terlibat.
" Kenapa? Kenapa Kamu Melakukan Ini Setelah Apa Yang Aku Lakukan Selama Ini?" An Yue menatap pria yang dia cintai itu.
" Kenapa? Tentu Saja, Karena Kamu Itu Hanya Sebuah Alat Bagiku, Wanita Yang Aku Cintai
Hanya Dia,!" seorang wanita cantik berjalan melewati An Yue lalu masuk ke dalam pelukan Kaisar Iblis.
melihat pakaian yang dikenakan oleh wanita itu An Yue tersenyum miris, bukan kebahagiaan yang dia dapatkan hari ini melainkan kematian.
" Wanita Yang Aku Cintai Adalah Dia Maka Yang Akan Aku Nikahi Dan Menjadi Permaisuriku, Menjadi Ratu iblis Adalah Dia Bukan Kamu," sarkas pria itu.
" Kau..." An Yu mengeluarkan belatinya
bermaksud menyerang wanita yang berada di dekapan Kaisar Iblis.
namun, Kaisar Iblis yang melihat akan hal itu langsung menghunuskan pedangnya sampai menembus jantung An Yue.
" Di Kehidupan Kali Ini Aku Kalah Namun Di Kehidupan Selanjutnya Aku Akan Menjadii
Dewi Kehancuran Untuk Kalian Berdua," ucap wanita itu lantang.
"Jika Ada Kehidupan Berikutnya Aku Berjanji Akan Membalaskan Dendamku Ini Pada Setiap Darah Yang Mengalir..!"
Bruuukkkkk....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di sebuah ruangan terdengar suara rintihan
kesakitan dari seseorang yang tengah terbaring di atas ranjang dengan peluh yang membasahi pipi dan seluruh tubuhnya.
di dalam ruangan itu tak hanya dirinya seorang melainkan ada beberapa orang lainnya yang menggunakan pakaian pelayan.
" AAAARG SAKIT...!" wanita yang berada di atas ranjang itu berteriak sakit merasakan
sesuatu dibawah sana seperti di paksa untuk robek.
" Ayo Yang Mulia Sedikit Lagi! Ayo Dorong Yang Mulia, Kepalanya Telah Terlihat Ayo
Dorong! Sedikit Lagi." ucap wanita paruh baya yang menanti kedatangan sosok malaikat
mungil keluar dari tempatnya.
ternyata wanita yang sedang berbaring di atas ranjang itu sedang berjuang melahirkan, terlihat sekali jika wanita itu tengah kesakitan tapi demi buah hatinya dia tak menyerah terus berjuang.
hingga setelah beberapa saat berjuang akhirnya suara sang tabib menyadarkannya jika sang bayi telah lahir namun ucapan sang tabib membuat semua orang yang ada di dalam ruangan itu menegang.
bagaimana tidak, biasanya bayi yang baru lahir biasanya akan langsung menangis keras
namun bayi yang dilahirkan wanita itu bahkan tak membuka suara apapun.
" Tabib Ba-bayiku Ti-tidak..." wanita yang baru saja melahirkan itu terlihat pucat dengan nafas yang melemah.
" Yang Mulia Bayi Anda.." sang tabib langsung
menghentikan kalimatnya saat melihat mata sang bayi terbuka namun cukup terkejut dengan tatapan tajam dari sang bayi.
" Yang Mulia Putri Anda Baik-baik Saja," ucap sang tabib dengan senang.
" Syukurlah, Berikan Padaku!" wanita yang baru melahirkan itu meminta putri kecilnya untuk diberikan padanya.
sang tabib dengan telaten memberikan bayi perempuan itu pada wanita yang melahirkannya, terlihat sang bayi menatap tajam ke arah wanita yang menggendong itu
tapi dia merasakan tatapan kasih sayang dari wanita itu.
" Apa Dia Ibuku?" guman bayi dalam hati hingga terdengar sebuah suara kecil darinya.
" Putri Ibunda Sangat Cantik, Maafkan Ibunda Yang Tak Bisa Bersamamu Lebih Lama Lagi Yah? Ibunda Sudah Berjuang Tapi Tidak Bisa, Apapun Yang Terjadi Kamu Harus Menjadi Putri Yang Cantik Dan Tangguh," ucap wanita itu dengan lemah.
" Apa Yang Kau Katakan?" bayi itu bertanya tapi yang keluar hanyalah suara tangisan bayi.
Oekkk oeeek oekkk
" Sialan, Bukan Itu Yang Ingin Aku Katakan!" teriak bayi itu lagi tapi kembali suara tangisan yang semakin keras.
OEEEEK OEEEEK
melihat dan mendengar suara tangisan bayi dalam pelukannya wanita itu ikut menangis mendekap putrinya dengan lemah, dia ingin bersama putrinya tapi saat ini kondisinya sudah di ambang kematian.
" Namamu Adalah An Yue," bisik sang wanita dengan sisa-sisa tenaganya mengecup kening sang bayi.
" An Yue Ibunda Menyayangimu Nak," ucap sang wanita yang menutup matanya selamanya bersamaan dengan itu pintu kamar terbuka.
Braakkk...
pintu terbuka lalu munculah seorang pria dengan pakaian yang masih lengkap dengan zirah perangnya lalu di belakangnya di ikuti dua orang putra yang memiliki wajah hampir mirip.
" Salam Yang Mulia Kaisar Zhu Sang Matahari Kekaisaran, Salam Yang Mulia Putra
Mahkota Sang Mentari Kekaisaran, Salam Pangeran Kedua!" ucap semua orang yang
berada di dalam ruangan itu yang langsung bersujud.
tubuh mereka semua menggigil ketakutan melihat bagaimana pria yang mereka panggil Kaisar itu masuk ke dalam kamar sang Permaisuri dengan baju perang dan jangan
lupakan pedangnya bahkan masih berlumuran darah.
pria yang paling depan adalah Kaisar Zhu Du Ming yang merupakan Kaisar yang memimpin Kekaisaran Zhu selama ini.
Kaisar Zhu di kenal sebagai Kaisar yang paling kejam dan sadis, tak pernah pandang bulu jika ingin membunuh maka akan dia
bunuh wanita dan pria yang dia tak sukai.
di belakang Kaisar Zhu ada Putra Mahkota yang bernama Zhu Gu Lian sama seperti
ayahnya, dia juga merupakan orang yang sangat amat kejam pada siapapun itu.
lalu di sebelahnya ada Pangeran Kedua
Zhu Jun Hui sama seperti Kaisar Zhu dan Putra Mahkota Pangeran Kedua juga sangat
dingin bedanya dia masih memiliki sifat yang sedikit memiliki hati.
Putra Mahkota Zhu Gu Lian dan Pangeran
Kedua Zhu Jun Hui adalah saudara kembar dan kini usia mereka sudah 12 tahun tapi
mereka sudah turun di medang perang bersama ayah mereka yakni Kaisar Zhu.
" Ada Apa Dengannya?" Kaisar Zhu bertanya dengan melirik bayi yang dilahirkan oleh wanita yang berstatus permaisurinya itu terus
menangis sedari tadi.
" Yang Mulia Putri Mungkin Merasakan Jika Yang Mulia Permaisuri Sudah Tidak Ada Lagi," ucap sang tabib dengan tubuh gemetar.
" Apa Dia Sudah Mati?" suara itu begitu dingin
dengan pandangan datar seperti tak merasakan apapun.
dia bukan Kaisar Zhu melainkan Putra Mahkota Gu Lian, sudah dikatakan jika mereka itu memang tidak punya hati.
" Yang Mulia Menghembuskan Napas
Terakhirnya Setelah Melahirkan Sang Putri Yang Mulia Putra Mahkota," jawab sang tabib.
" Bawa Ulat Itu Kemari!" kali ini Kaisar membuka suara.
" Ulat?" sang tabib dan semua pelayan langsung bingung mendengar akan permintaan Kaisar Zhu.
namun, tak ayal mereka segera mencari ulat
yang di maksud oleh Kaisar Zhu.
" Apa Yang Kalian Lakukan? Aku Meminta Kemarikan Ulat Itu Kenapa Mencari Sesuatu!"
bentak Kaisar Zhu.
mereka yang mendengarnya langsung terlonjak kaget, sang tabib melihat akan arah tatapan Kaisar yang ternyata tertuju pada bayi yang baru lahir itu.
dengan tangan gemetar sang tabib mengambil bayi itu lalu membawanya ke hadapan sang Kaisar.
" Putri Semoga Anda Selamat Dan Tidak Berakhir Seperti Saudara Anda Yang Lainnya" ucap sang tabib di dalam hati.
kenapa seperti itu, karena ini bukan pertama kalinya Kaisar Zhu membunuh putri dan
putranya sendiri, pria itu benar-benar kejam dan sadis.
dia memiliki beberapa selir namun ketika mereka sudah melahirkan maka Kaisar Zhu
tanpa ragu membunuh anak yang lahir itu beserta selirnya hingga akhirnya tak ada lagi
selir tersisa Permaisurinya saja.
tak ada lagi anak selain kedua putranya yang tak lain dan tak bukan adalah Putra Mahkota
dan Pangeran kedua.
apakah hanya anak dari permaisurinya yang dia biarkan hidup?salah, sudah l anak dari
Permaisurinya juga dia bunuh di depan Permaisurinya sendiri lantaran anak itu terlalu berisik katanya dan anak itu seorang Putri atau bayi perempuan.
Kaisar menggendong bayi yang baru lahir itu dengan satu tangan karena tangan satunya
sedang memegang pedang, terlihat bayi itu masih terus menangis membuat Kaisar menjadi kesal.
" Diam!" bentak Kaisar.
Plakkk....
OEKKK
semua orang langsung saja membelalakan mata melihat bayi perempuan itu yang tiba-tiba saja sudah menampar mulut
Kaisar Zhu yang membuat Kaisar Zhu menjadi kaget sendiri.
" Kau Menamparku?" Kaisar Zhu menatap tajam sang bayi.
namun bukannya menangis atau takut bayi itu
justru balik melototi Kaisar membuat lagi lagi Kaisar Zhu heran, akan tetapi tak lama itu dia langsung menyeringai dingin dengan menatap ulat di tangannya itu.
" Kau Berani Menamparku Dan Sekarang Melototiku Apa Kau Pikir Kau Akan Aku Ampuni," desis Kaisar Zhu yang mengangkat bayi itu.
lalu tangannya dilepaskan dan bayi itu langsung jatuh tapi bukannya mengenai lantai bayi itu justru jatuh di gendongan Kaisar lagi.
" Kau Takut Ulat Kecil?" Kaisar tersenyum sinis ke arah bayinya tapi apa yang dia lihat
membuat matanya melotot.
bagaimana tidak bayi kecil itu melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan
olehnya.
" Kau Membalasku? Baiklah Mari Kita Lihat Seberapa Beraninya Kamu," Kaisar melemparkan bayi perempuan itu di lantai lalu mengangkat pedangnya lalu menebaskannya pada sang bayi.
semua orang menahan napas akan hal itu.
Trraaaanggggg....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pov An Yue
Aku Menatap Sendu Pria Di Depanku Itu Dengan Tatapan Kecewa, Yah Aku Kecewa Menerima Kenyataan Ternyata Aku Hanyalah Sebuah Alat Untuk Ia Jadikan Sebagai Alat Memperkuat Kekuasaannya Selama Ini.
Aku Ingin Berteriak Tapi Leherku Bahkan Rasanya Terasa Sakit Saat Mengingat Bagaimana Kejamnya Kenyataan Yang Aku Dengar Ini.
Hari Yang Seharusnya Menjadi Hari Yang Paling Membahagiakan Untukku Dan Dirinya Nyatanya Ini Memang Hari Bahagianya Namun Bukan Hari Bahagiaku.
Rasa Sakit Dan Sesak Di Dadaku Semakin Menjadi-jadi Membuatku Ingin Segera Menyerah Saja.
Mataku Sekali Lagi Menatap Sendu Pria Yang Aku Cintai Sebelum Aku Mencabut Belatiku Ingin Menyerang Wanita Yang Berada Di Pelukan Pria Yang Aku Cintai, Namun Sayang Ternyata Pria Itu Bahkan Dengan Tanpa Beban Menusuk Dadaku Sampai Tembus Ke Belakang.
Aku Bersumpah Jika Memang Ada Kehidupan Selanjutnya, Jika Memang Reinkarnasi Itu Ada Maka Aku Akan Menghancurkan Mereka Semua Tanpa Sisa, Pandanganku Gelap Hingga Tak Ada Lagi Suara Yang Aku Dengar.
" Jika Ada Kehidupan Kedua Aku Tak Akan Mencintai Pria Itu Lagi" Gumamku Yang Entah Kenapa Aku Begitu Tenang.
Tak Lama Kemudian Aku Membuka Mata Namun Apa Yang Aku Lihat Hanya Kegelapan Dan Suara-suara Yang Menurutku Sangat Berisik Sekali.
Alisku Langsung Terangkat Saat Mendengar Akan Intruksi Wanita Di Luar Itu, Aku Tahu Pasti Ada Orang Yang Akan Melahirkan Tapi Siapa? .
Beberapa Saat Kemudian Aku Tersadar Jika Aku Sekarang Berada Di Sebuah Tempat Yang Mereka Sebut Adalah Rahim, Aku Ingin Menangis Tapi Tidak Bisa Karna Terlalu Sempit.
Saat Kepalaku Keluar Aku Merasakan Sesak Dan Sakit Di Kepala Karna Rasanya Seperti Di Himpit Sesuatu, Aku Yang Tak Tahan Langsung Saja Bergerak Sendiri Lalu Aku Keluar Sendiri.
" Leganya" gumam aku dalam hati.
Aku Langsung Menutup Mataku Saat Wanita Tua Di Hadapanku Itu Mengambilku, Aku Tahu Dia Adalah Tabib.
" An Yue Itu Namamu" Bisik Wanita Yang Aku Tahu Adalah Ibuku Yang Melahirkan Aku Tadi.
Deggg...
Aku Tertegun Karna Nama Itu Sama Persis Dengan Nama Di Kehidupanku Yang Dulu. Aku Ingin Protes Tapi Tidak Bisa Hingga Aku Mendengar Kalimat Selanjutnya Membuatku Berteriak Histeris.
" Ibu Menyayangimu Nak, Tapi Waktu Ibu Sudah Habis. Selamat Tinggal Putri Kecil Ibu,"
bisik wanita itu yang mengecup keningku bersamaan dengan napas nya yang menghilang.
" TIDAK APA YANG KAU KATAKAN, JANGAN
TINGGALKAN AKU...!"
" Hei bangun..! Ibu bangun..!" Aku terus berteriak memanggil wanita itu namun
lagi lagi hanya terdengar suara tangisan bayi.
Aku berteriak histeris dan juga menangis secara bersamaan meratapi nasibku yang tidak di kehidupan dulu tidak di kehidupanku sekarang kenapa aku tidak pernah bisa
merasakan kasih sayang seorang ibu.
Sesaat kemudian aku merasakan tubuhku melayang di udara aku melihat tabib yang membantu aku lahir tadi menggendongku lalu
menyerahkanku pada pria dewasa yang sangat ini memiliki wajah datar dan dingin.
Aku mendengus kesal saat mencium akan aroma anyir yang sangat kental dari pria itu. Aku tahu bau apa itu karena di kehidupan lalu aku bahkan sampai bermandikan darah
karena aku terus maju ke medan peperangan.
Mengingat akan kebodohan aku di masa lalu benar-benar membuatkku malu dan merutuki kebodohanku di masa itu. Bagaimana bisa aku begitu bodoh karena nmencintai pria
licik sepertinya itu.
" Diam..!" Aku tersentak membentakku
kaget saat pria itu hingga dengan reflek aku
memukul mulutnya itu.
" Kau menamparku?"
" Jangankan menampar jika aku bisa mengangkat pedang maka aku akan langsung
mengangkat pedangku lalu menantangmu," teriakku dalam hati.
Hal yang tak aku duga adalah pria sialan ini melepaskan aku begitu saja dari tangannya lalu menangkapku lagi. Ingin sekali aku membunuh pria sialan ini yang lebih
menjengkelkan lagi dia adalah ayahku di kehidupan ini.
" Kau tidak takut bukan maka jemputlah ajalmu, "pria itu mengayunkan pedangnya ke
arahku yang berada dỉ atas lantai.
Aku yang kaget akan hal itu berusaha keras untuk memanggil pedangku yang telah aku segel bersama dengan jiwaku di kehidupan masa lalu karena aku memiliki firasat buruk dan hal itu terbukti.
Hei bukan itu masalahnya, masalahnya sekarang adalah pria ini benar-benar ingin
membunuhku. Ayolah aku baru hidup kembali masa mau mati lagi, aku berusaha keras
memanggil pedangku tapi sebelum pedangku keluar sebuah pedang lain menahan serangan dari pria dewasa itu.
...----------------...
Pov An Yue Berakhir
" Apa Yang Kau Lakukan Pangeran Kedua?" bentak Kaisar Zhu yang menatap tajam ke arah putra keduanya itu.
" Apa Ayah Akan Membunuhnya Lagi?" tanya
Pangeran Kedua yang bernama Zhu Jun Hui.
" Tentu Saja, Untuk Apa Mempertahankan Dia Yang Hanya Makhluk Lemah Itu," jawab Kaisar Zhu yang menatap tajam ke arah sang bayi.
akan tetapi, hal yang membuatnya tidak percaya adalah bayi kecil itu justru balik memelototinya.
" Bayi Itu..Bagaimana Bisa?" gumam Kaisar Zhu.
" Ayahanda Aku Mohon Jangan Lagi, Biarkan Yang Ini Hidup Setidaknya Aku Masih Bisa
Melihat Peninggalan Ibunda," ujar Pangeran Kedua dengan dingin.
Kaisar Zhu yang mendengar akan hal itu segera menatap dingin putra keduanya itu.
melihat jika sang adik sepertinya ingin bayi kecil itu hidup membuat Putra Mahkota Zhu Gu Lian langsung ikut membuka suara.
" Ayahanda Biarkan Saja Bayi Itu Hidup, Hitung-hitung Sebagai Pajangan Saja," ucap Putra Mahkota.
mendengar akan hal itu terlihat Kaisar Zhu terdiam menatap kedua putranya itu sebelum menatap dingin bayi kecil yang masih berbaring di atas lantai.
" Baiklah, Ulat Kecil Ini Akan Ayahanda Biarkan Hidup Namun Jangan Berharap Kalau
Ayahanda Akan Mengakui Dia Sebagai Putri Ayah." kata Kaisar Zhu dengan tegas.
mendengar akan hal itu terlihat binar cerah di mata Pangeran Kedua sebelum mengambil bayi yang baru lahir itu dengan penuh kehati-hatian.
" Ayahanda Tenang Saja Dia Tak Akan Mengetahui Siapa Ayahnya, Aku Akan Memastikan Dia Tidak Merepotkan Ayahanda Dan Gege Di Masa Depan, Dia Akan Menjadi Tanggung Jawabku Di Mulai Dari Sekarang" ucap Pangeran Kedua dengan tegas dan lantang.
" Dia Ingin Merawatku? Yang Benar Saja, Bahkan Dia Baru Berusia 12 Tahun," kata An Yue dalam hati dengan menatap sinis ke arah Pangeran Kedua.
namun tak ayal dia menggerakan tangannya yang kecil seperti ingin menggapai wajah Pangeran Kedua.
" Pangeran Lihat Putri!" seru salah satu pelayan yang sudah tak tahan dengan apa yang dia lihat walau dia tahu kepalanya mungkin sebentar lagi akan terpisah dari badannya.
Pangeran Kedua menunduk ke arah sang bayi hingga dia menyunggingkan senyuman tipis.
" Kau Ingin Memegang Wajahku?" tanya Pangeran Kedua yang mendekatkan wajahnya pada sang adik.
An Yue menatap dalam dan intens wajah anak laki-laki yang menggendongnya itu.
" Aku Akan Mengingat Selalu Wajah Ini, Di Masa Depan Aku Akan Menjadi Salah Satu Orang Yang Melindungimu, Ini Merupakan Janjiku," kata An Yue yang tersenyum.
" Kau tersenyum?" Pangeran Kedua sangat senang melihat senyum bayi kecil di gendongannya itu.
" Baiklah Kau Boleh Merawatnya Namun Jangan Lupa Dengan Tugas Dan Jadwal
Latihanmu Pangeran Kedua." kata Kaisar Zhu.
" Saya Akan Selalu Mengingatnya Ayahanda," jawab Pangeran Kedua yang kembali menatap bayi kecil itu.
" Mulai Sekarang Aku Memberikanmu Nama An Yue, An Yang Berarti Damai Dan Yue
Sebagai Lambang Kebebasan Dan Kemandirian, Kau Akan Menjadi Gadis Yang Penuh Keberanian Dan Tidak Takut Mengambil Resiko, An Yue Adik Kecilku,"
Deg..
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!