NovelToon NovelToon

Mengejar Cinta Sang Idola

Halu

Terlihat seorang gadis sedang duduk di cafe dengan menatap layar ponselnya sambil tersenyum-senyum, sehingga menampilkan lesung pipi yang terpajang indah diwajah gadis itu. "Aww, ganteng banget sih. Kapan ya kita  bisa pacaran. Arghh pasti menyenangkan deh," ucap gadis itu di depan layar ponselnya.

Tak lama kemudian ada seorang gadis lainnya yang bergabung duduk di depan gadis itu. "Lo ngapain sih Frey, senyum-senyum gitu. Gak malu apa dilihatin orang-orang," kata gadis itu yang merupakan teman dari Freya, gadis yang dari tadi senyum-senyum.

Tak mendapat respon, gadis yang bernama Anya itu  melihat ponsel sahabatnya, kemudian dia menepuk wajahnya sendiri jengah melihat tingkah laku sahabatnya. "Yaelah, sampai kapan sih lo begini terus. Gue juga fans dengan Arvin, namun gak segila dan sehalu lo kali," ucapnya sambil merebut ponsel sahabatnya kemudian memasukkannya di tas miliknya. Hal itu membuat Freya cemberut dan tak terima. Pasalnya ia masih ingin menikmati wajah tampan calon masa depannya, menurutnya.

"Ish, Arvin gue... Aaaa Anya balikin gak ponsel gue, gue masih mau lihat calon pacar gue," rengek Freya, namun nggak diindahkan sama sekali oleh Anya. Gadis itu malah memutar bola matanya, "sampai kapan sih Frey, Lo halu gitu. Halu lo itu terlalu tinggi, ingat cuma kita yang kenal dan tau keberadaan Arvin. Sedangkan Arvin sendiri tidak kenal, bahkan tau kita bernafas aja nggak."

"Ish, jahat banget sih omongan lo, seharusnya sebagai sahabatnya yang baik mendukung sahabatnya. Lah, Lo malah ngejatuhin sahabat lo sendiri," ucapnya sambil melototkan mata, dan menggembungkan pipinya.

"Justru, gue sebagai sahabat yang baik dan tidak sombong ini, ingin menyembuhkan lo dari kehaluan Lo itu. Harusnya sadar donk, Frey. Itu hal yang mustahil," ucap Anya sambil menoyor kepala sahabatnya yang ngeyel ini.

"Tapi kan, tidak ada yang mustahil selagi kita berjuang. Dan tidak ada yang mustahil jika tuhan berkehendak," nyolot Freya.

"Serah lo aja deh,Frey. Capek gue ingetin Lo. Mending gue pesan aja. Berdebat sama Lo itu, menguras tenaga"  ucap Anya sambil memanggil pelayan di cafe itu.

Di sisi lain, seorang pemuda terlihat duduk di bangku kayu sambil membuka permen miliknya. Pemuda itu baru saja melakukan proses syuting untuk produksi sinetron. Ya pemuda itu memang berprofesi sebagai aktor juga model yang memiliki fans di atas rata-rata. Dia adalah Arvin, seorang aktor papan atas yang sedang naik daun. Menguyah permen merupakan kebiasaannya. Menurutnya permen dapat menghilangkan stress sesaat setelah menyelesaikan pekerjaannya.

"Wihh, kampret lo. Dari tadi gue cariin, disini ternyata,"  tegur Ryan, sambil merangkul bahu Arvin, yang membuat si pemilik bahu tersebut kaget. Ryan merupakan seorang aktor juga, namun tak setenar Arvin. Mereka bersahabat layaknya seperti saudara sejak mereka kecil. Entah kebetulan atau takdir sang kuasa sehingga mereka sama-sama menjadi aktor.

"Kenapa?" singkat, padat, dan jelas jawaban dari Arvin sambil menautkan kedua alisnya.

"Anjir, mode coolnya keluar," guman Ryan, yang langsung di hadiahi tatapan tajam dari Arvin.

Ryan yang melihat itu cuma menyengir. "Heheheh, ampun bro. Galak amat, eh btw pak Suryanto dan anak-anak yang lain ngerencanain refreshing dulu dua hari di Bogor. Hitung-hitung istirahatin otak dan badan habis syuting setengah tahun, tanpa libur. Sekalian ngereyain sinetron kita masuk rating pertama, padahal masih sinetron terbaru"

"Udah tau," ujar Arvin tanpa melihat lawan bicaranya.

"Anjir nih bocah, maksud gue lo ikut kan. Biasanya kalo sutradara ngajak healing begini, lu malas ikut" kata Ryan yang paham betul kebiasaan sahabatnya ini.

"Ogah, gak ada untungnya. Mending healing di rumah habisin waktu bersantai" jelas Arvin.

"Ish ayolah, gak ada lo gak asyik tau. Masa gue ikut lo nggak. Baru kali ini kita satu job, jarang-jarang tau kita job an bareng gini" bujuk Ryan sambil mengerjapkan matanya beberapa kali, layaknya cewek yang membujuk kekasihnya.

"Jauh-jauh sana Lo. Jijik gue liat tampang lo" ujar Arvin sambil menoyor kepala Ryan yang membuat sang empunya kepala meringis dan mengusap-usap kepalanya.

"Anjir lo vin, kekerasan dalam rumah tangga persahabatan. Gue tuntut mampus lo" ujar Ryan dramatis namun tidak di indahkan sama sekali oleh lawan bicaranya.

Tak lama kemudian ada salah satu kru menghampiri mereka. "Siap-siap kita take lagi. Kata pak sutradara kita harus lembur beberapa hari dulu agar kejar target episode penayangan. Agar tak ketinggalan akibat healing yang akan diadakan" ujar orang tersebut.

"Lembur lagi deh, tapi gak papa deh. Demi healing, pokoknya gue gak mau tau, lo tetap ikut, titik no debat. Byee Arvin sayang," cerocos Ryan sambil mengibaskan sebelah tangannya dan pergi meninggalkan sahabatnya yang masih betah di tempatnya. Helaan nafas dan raut pasrah pun terdengar dan terlihat dari cowok bertubuh jakung, kulit kuning langsat bersih, rahang kokoh, hidung mancung, alis terbal, bibir pink namun sedikit kecoklatan serta bola mata hitam pekat itu.

****

"Frey, ngantin yuk," ajak sahabatnya yang tak lain adalah Anya.

"No, kali ini gue bawa bekal," ucap Freya santai sambil mengeluarkan kotak bekal berwarna biru muda motif animasi kucing dari jepang miliknya. Lengkap dengan tumbler biru motif yg sama juga.

"Anjir, tumben banget bawa bekal," heran Anya .

"Mulai hari ini, gue mau berhemat. Mau ngumpulin uang saku buat ke jakarta ketemu dengan calon masa depan gue, ahhh pokoknya Freya semangat. Lo pasti bisa nabung demi ketemu babang Arvin," jelas gadis dengan rambut curly berwarna hitam pekat yang di ikat kuda serta kulit putih bersih, mata bulat hidung agak pesek (gak mancung, gak pesek juga), bibir pink alami, badan sedikit berisi serta tinggi sekitar 155 cm itu sambil senyum senyum dengan mata terpejam membayangkan dirinya dan sang idola saling berhadapan, dan saling melemparkan senyuman. Namun bayangan itu hilang sekejap akibat toyoran dikepalanya yang di dapat dari sang sahabat mengakibatkan gadis itu meringis sambil mengusap usap rambutnya.

"Anjir lo. Sakit tau," ujar Freya.

"Bodoh, siapa suruh halu terus. Lama-lama Lo jadi penghuni rumah sakit jiwa tau nggak," sewot Anya.

"Sialan lo, sahabat laknat. Minggir gue mau makan, nanti waktu istirahat habis lagi," ucap Freya sambil membuka kotak bekal miliknya yang menampakkan nasi goreng bertoping udang, sosis, bakso, cumi, serta telur mata sapi diatasnya. Aroma makanan itu pun tercium oleh indra penciuman Anya. Gadis itu pun lansung mengambil sendok yang terletak dikotak tersebut namun sebelum hal itu terjadi Freya mensettakkan tangan sahabatnya itu. "Enak aja Lo, habis ngatain gue main nyomot bekal gue aja. Ogah, kali ini gue nggak mau berbagi sama lo." ucap Freya berkacak muka. Sementara Anya, gadis itu masih menatap makanan yang menggugah selera sambil menelan ludahnya sendiri. "Anjir lo, orang pelit kuburannya sempit." ucap Anya sambil berlalu menuju kantin dengan raut wajah kesal. Ya, kedua gadis itu sedang berada disalah satu universitas ternama di bandung. Mereka juga salah satu mahasiswi di kampus ini.

Kabar bahagia

Seorang pria nampak sedang tidur dikasur miliknya. Sangat jelas wajah itu tampak pucat, dan sedikit hitam dibawah matanya, namun tak mengurangi kadar ketampanan yang dimilikinya. Tak lama kemudian terdengar suara kebisingan mengusik tidur nya. Namun coba ia abaikan dan berusaha melanjutkan tidur tenangnya. Namun alih alih tenang, suara itu kembali muncul berkali-kali membuat cowok yang tak lain adalah Arvin berdecak kesal dan tangan kekarnya berusaha menggapai meja nakas yang berada disamping tempat tidurnya dengan mata yang masih tertutup. Setelah menemukannya, ia melirik nama yang tertera di benda pipi berlogo apel tergigit miliknya. Namun bukan tombol hijau yang digesernya, melainkan tombol merah sembari kembali melanjutkan tidurnya. Namun tak lama kemudian suara itu kembali mengusiknya. Tak putus asa, sang idola kebanyakan remaja perempuan itu me mode pesawat kan ponsel miliknya.

 Kemudian mengambil selimut dan menutupi seluruh wajahnya dan kembali tidur. Yang ia ingin lakukan adalah istirahat full seharian tanpa gangguan.

Disisi lain, seorang pria tampak kesal dengan layar ponselnya. "Kampret banget nih bocah. Tadi di reject, sekarang matiin data. Emang dasar. Heran model gitu banyak fansnya," cerocos Ryan pada layar hpnya. Ya cowok itu adalah Ryan yang berusaha menghubungi sahabatnya, Arvin.

"Oh ya, apa gue ke apartemennya aja kali ya. Jadi tidak ada alasan dia nggak ikut," monolog cowok itu pada dirinya sendiri.

Tak memakan waktu lama cowok itu pun sampai ke tempat tujuan. Segera dia menuju lantai di mana sang sahabat berada. Tak perlu pusing, dirinya seringkali mengunjungi tempat ini, bahkan sering menginap membuatnya mengetahui pin apartemen itu. Tak menunggu lama, ia membuka pintu itu dan menuju ruangan yang dicarinya. Dan benar saja, netranya menangkap seseorang yang membuatnya kesal sedang tertidur nyenyak. "Emang kampret nih bocah, sengaja datanya dimatiin," kata Ryan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.

Tanpa takut, cowok itu segera membangunkan sahabatnya. "Bangun woy, bangun. Anjir Lo, sengaja banget matiin data. Nggak mau tau pokoknya lu harus bangun," teriak Ryan sambil menarik selimut serta bantal yang ditiduri Arvin sehingga membuat sang punya badan kaget sekaligus meringis karna bantal yang ditiduri ditarik paksa. Cowok itupun duduk di kasurnya dan menetralkan nafasnya. Kemudian menatap tajam cowok dihadapannya. Bukannya takut, cowok itu malah marah balik. "Apa?, mau marah?, harusnya gue yang marah sama lo, darah tinggi gue hampir kumat. Nggak mau tau sekarang lo mandi dan siap-siap," cerocos Ryan layaknya seorang ibu yang sedang mengomeli anaknya karena malas bangun.

Karena malas debat, akhirnya Arvin beranjak mengambil handuknya dan ke kamar mandi dengan langkah yang gontai sambil menyumpah serapa hi sang sahabat dalam hati.

"Mandi yang cepat ya, jangan kaya anak perawan, ok. Soalnya yang lain udah berangkat," teriak Ryan lagi yang membuat Arvin ingin sekali menendang manusia itu ke planet lain.

***

Kabar bahwa pemain serta kru sinetron yang dibintangi Arvin akan berlibur ke Bogor menyebar dengan cepat. Itu dikarenakan salah satu pemainnya yang update story di sosial media. Membuat warga bandung heboh atas beritanya. Tak terkecuali Freya dan Anya. "Anjir, anjir, anjir banget pokoknya. Aaaaaa.... Ini kabar yang sangat bahagia. Pokoknya gue senang banget tau nggak," Heboh seorang gadis yang tak lain adalah Freya dikamarnya yang nuansa biru.

"Anjir lo, lama-lama gue budeg, suara lo kek toa," kesal Anya sambil mengusap-usap kupingnya. Ya kedua gadis itu berada di kos-kosan milik Freya. Freya memang ngekos di Bogor. Gadis itu bukan warga Bogor asli. Dia berasal dari Makassar. Dia jauh-jauh ke Bogor untuk menempuh pendidikan. Sebenarnya gadis itu memiliki tante, adik dari mamanya yang tinggal di Bogor dikarenakan suaminya orang Bogor. Tantenya sudah menawarkannya tinggal bareng, namun Freya menolaknya dengan alasan ingin mandiri.

"Ya, maaf. Habisnya gue senang banget. Berarti ini namanya gue berjodoh dengan Arvin. Nggak sabar banget ketemu dia. Btw, mereka liburnya dibagian mana ya," bingung Freya.

"Mulai lagi halu nya deh. Lagian belum tentu juga Arvinnya ikut," kata Anya.

"Lu mah gitu, bukannya dukung atau semangatin sahabatnya, malah jatuhin gitu," cemberut Freya.

"Ya kalau ke hal-hal positif gue pasti dukung. Nah ini hal yang negatif. Taruhannya jiwa Lo," ujar Anya.

"Anjir lo, sumpahin gue gila. Amit-amit ya Allah. Sampai gue berjodoh beneran dengan dia, awas lo yang kena mental," sombong Freya.

"Nggak juga tuh. Gue emang fans dengan dia.

Tapi sekedar fans doang, gak pake hati sama sekali, gue masih waras untuk nge haluin seseorang yang gak mungkin," sindir Anya.

Mendengar sindiran sahabatnya gadis itu hanya memajukan bibirnya sambil meng scrool ponsel miliknya. Gadis itu sedang serius mencari informasi seputar liburan pemain 'KEKUATAN CINTA' sinetron yang sedang viral dan dibintangi oleh Arvin sebagai pemeran utamanya. Melihat Freya yang nampak serius dengan ponselnya pun penasaran. "Lo lagi ngapain sih, serius amat," kepo Anya.

"Dm Arvin," jawab Freya enteng. Mendengar itu Anya membulatkan matanya. "Lu ngapain dm Arvin," heran Anya. "Ya, gue penasaran dia itu liburannya dibagian mana. Jadi gue tanya lansung ma dia, sekalian juga tanya dia ikut apa kagak," jawab Freya dengan polosnya. Seketika Anya merebut ponsel sahabatnya. Matanya membulat dengan sempurna serta mulut yang menganga melihat layar ponsel sahabatnya ini. Pasalnya bukan cuma kalimat itu doang yang dikirim gadis itu, melainkan beberapa pesan lain dari hari hari sebelumnya, bahkan bulan bulan sebelumnya. Bisa dibilang setiap hari, gadis itu me dm sang idola dengan ketikan centilnya, namun tak satupun digubris oleh sang idola. Hanya melihatnya saja.

'Hai Arvin, aku Freya. Salam kenal ya,'

'Arvin, aku fans berat kamu loh,'

'Arvin, aku calon ibu dari anak-anakmu juga loh,'

'Ihh Arvin, kok gak dibalas sih, mungkin sibuk syuting kali ya. Nggak papa, aku ngerti kok,'

'Selamat pagi Arvin'

'Arvin, kok kamu ganteng sih'

'Arvin, masa sahabat aku ngatain aku stress karena aku bilng kamu masa depan aku,'

'Arvin, aku cemburu tau lihat adegan kamu dengan Laras, tapi itu profesional kan. Aku harap gosip-gosip tentang cinlok kamu sama dia itu bohong. Itu cuma rekayasa supaya sinetron kalian viral kan,'

'Arvin, tau nggak. Aku lagi nabung loh buat ketemu kamu,'

Ya kira-kira itulah isi dm Freya. Itupun masih banyak banget kelanjutannya. Benar-benar membuat Anya gak habis pikir dengan sahabatnya ini. "Kok gue yang malu ya," ucap Anya. "Malu kenapa" Tanya Freya sambil merampas ponselnya lagi.

"Ya, malu. Soalnya di dm sebanyak itu, tiap hari tapi gak digubris. Pasti si Arvin ngetawain lo, atau ilfil lihat kelakuan lo," kata Anya.

"Dia itu bukan ilfil tapi lagi sibuk aja, makanya gak balas dm gue," tutur Freya santai.

"Keknya, Lo harus ke psikiater deh, jiwa lu mulai terganggu," tarik Anya yang dihadiahi jitakan ringan dikepalanya. "Enak aja lu ngatain gue gila. Emang sahabat laknat Lo," ujar Freya gak terima. Gadis itu kemudian kembali fokus ke sosmednya, dan tak lama kemudian matanya berbinar seperti menemukan harta karun.

"Anya, gue dah tau mereka mau kemana. Nih storynya si Laras Laras jelek itu katanya otw ke puncak. Terus di postingan satunya lagi, mereka dah sampai. Dari video itu, gue kenal tempatnya. Itukan villanya Tante Rita. Tempat itu memang sering disewain sih oleh artis-artis bahkan bule-bule sekaligus yangau liburan. Tuhkan, gue emang berjodoh dengar Arvin," ucap Freya dengan percaya dirinya.

Cewek Stress

Saat ini Ryan dan Arvin berada di mobil milik Ryan. Ya mereka berdua menyusul rekan kerjanya ke Bogor. Sebenarnya produser dan sutradara mengusulkan naik bis agar seru-seruan. Akan tetapi karena drama yang dibuat Arvin sehingga mereka telat, dan Ryan yang memaksa tetap ikut. Jadilah mereka naik mobil pribadi yang di supiri oleh Ryan.

"Anjir Lo vin. Gue berasa seperti supir. Lo enak-enakan tiduran gini. Gantian gak, gue juga ngantuk kali. Kita sama-sama lembur," cerocos Ryan sambil menyetir.

"Resiko, siapa suruh maksa banget,"kata Arvin masih dengan mata tertutup.

"Yaelah vin, niat gue baik kali. Gue ajak Lo, supaya Lo ada refreshingnya juga. Lo kan pemeran utamanya, castingnya yang paling banyak. Pasti mumet kan, makanya gue sebagai sahabat yang baik dan tidak sombong ngajak lo pergi," jelas Ryan.

"Serah lo aja, nggak usah berisik. Gue mau tidur," ujar Arvin dingin. Di saat matanya tertutup, suara notifikasi berciri khas apel tergigit miliknya berbunyi. Namun tak ia hiraukan. Sampai dengan suara itu berbunyi berkali-kalipun ia tak hiraukan. Sudah hal yang biasa itu terjadi.

"Vin, anjir ponsel lo bunyi terus dari tadi. Gak niat buka apa," saut Ryan tiba-tiba.

"Paling isinya gak penting," ujar Arvin.

"Ya, lo buka aja, siapa tau endorse, kan rezeki itu," ujar Ryan lagi. Tak mau mendengar omelan Omelan Ryan lebih lama, cowok itu akhirnya meraih ponselnya. Ada banyak notif dari berbagai sosial medianya. Mulai dari WhatsApp, twitter, Instagram, Facebook, YouTube, dll. Namun hal pertama yang ia buka adalah Instagram. Kemudian ia membuka fitur pesawat kertas dan membuka DM seseorang yang belakang ini menerornya. Cowok itu menatap malas layar ponselnya. "Cewek Setress," guman cowok itu. Ia kemudian keluar dari chat tersebut dan menscrool dm yang lain. kemudian melihat sosmednya yang lain. Setelah puas melihat sosmednya, cowok itu beralih menuju aplikasi musik online, mulai mencari musik yang nyaman menurutnya, dan memasangkan earphone blouetooth di telinganya. Kemudian memulai memejamkan matanya. Ryan yang melihat itu mendengus, "Anjir berasa supir beneran gue,"

****

Saat ini Freya dan Anya berada di sebuah cafe tempat tongkrongan remaja-remaja. Karena suntuk kedua remaja itu memutuskan untuk ke cafe. "Gue telpon Tante Rita dulu deh, mau klarifikasi, beneran Arvin bakal liburan kesana. Pokoknya gue gak bisa tenang kalo semuanya belum jelas," Sentak Freya tiba-tiba yang membuat gadis didekatnya kaget. "Dosa apa gue punya sahabat laknat kek gini," guman Anya sambil mengelus-elus dadanya.

"Ishh, nyebelin banget sih. Kok gak di angkat-angkat," dumel Freya sambil memperlihatkan raut wajah kesalnya. Pasalnya dua kali ia coba menelpon adik dari mamanya itu, namun tak diangkat.

"Sabar, Frey. Mungkin tante Rita sibuk kali," ujar Anya.

"AU ahh, jadi gak mood kalau gini," ucap Freya sambil menggembungkan kedua pipinya.

"Gaya lu gak mood-mood an, mending makan," ucap Anya sambil menikmati hidangan di hadapannya.

"Obat mood gue cuma satu, yaitu ketemu Arvin," ujar Freya.

"Ya Allah, tolong jodohkan lah hamba dengan Arvin, Pokoknya harus ya Allah. Hamba gak mau yang lain, maunya Arvin amiin," ucap gadis itu lagi sambil menengadahkan tangannya ke atas selayaknya berdoa.

"Eh, Aminin dong Nya," ucap Freya lagi ke sahabatnya. Sedangkan Anya cuma melanjutkan makanannya. "Emang Stress," geleng Anya dan melanjutkan santapannya.

Di saat Freya ingin ikut menyantap hidangan didepannya, ponselnya berdering. Ia melirik layar ponselnya dan dengan sangat cepat gadis itu mengangkat panggilan tersebut.

"Halo Tante, ish tante dari mana sih. Dari tadi aku telponin gak diangkat. Jahat banget, dah lupa ya sama keponakannya yang cantik ini," cerocos Freya dengan nada ngambek.

"Nggak kok sayang, mana mungkin Tante lupain kamu. Tante tadi sibuk habis beresin villa, soalnya yang mau datang artis," Jawab wanita paruh bayah namun masih terlihat segar di seberang sana.

"Jadi, beneran Arvin mau kesana tante," ujar Freya yang tampak kegirangan.

"Bukan cuma Arvin, tapi sama temen-temennya yang lain," jawab tante Rita lagi.

"Oh gitu ya, hmmm... Freya boleh bantuin tante gak. Pastinya tante kewalahan kan. Aku sebagai ponakan yang baik hati siap sedia dengan senang hati membantu tante layani mereka," tawar Freya dengan ceria. Gadis itu kembali dengan moodnya yang lebih bagus.

"Tumben banget nih mau bantuin tante, bilang aja modus mau ketemu artis kan," ledek tante Rita.

"Hehehe..hehehehe... tante the best deh. Boleh ya tante, ya... yaa... boleh ya," bujuk Freya lagi dengan nada memelas.

"Yaudah boleh," ucap tante Rita dengan lembut.

"Yeayy, the best. I love you Tante Rita. Tambah sayang deh. Besok aku kesitu ya tante, sekalian nginap juga hehehe," ucap Freya lagi.

"Iya, yaudah Tante matiin dulu ya. Om kamu keknya udah datang, Assalamualaikum" ucap adik dari mamanya dan kemudian menutup panggilan itu.

"Eh, gue ikut donk," saut Anya setelah mendengar percakapan sahabatnya. "Lah katanya gak minat," ucap Freya dengan nada kesalnya. Pasalnya ia masih kesal dengan sahabatnya itu.

"Kata siapa?, gue juga minat kali ketemu artis. Kapan lagi coba ketemu lansung dengan artis," kata Anya cepat.

"Yeee, tadi aja ngatain gue stres, gue dengar tau," kesal Freya lagi.

"Ya, lu ang stress, tapi gue gak kaya lo ya. Lo pengen kesana karena target Lo cuma Arvin kan?, kalo gue targetnya semua pemain disana. Kalo bisa sih ajak foto juga, siapa tau followers gue nambah, kan lumayan. Jadi boleh ya..ya..boleh ya," bujuk Anya.

"Hmmm, boleh nggak ya," ucap Freya sambil menampilkan wajar berpikirnya. Gadis itu sengaja mengerjai sahabatnya itu. Habisnya ia masih kenal dengan gadis dihadapannya ini.

"Ishh, bolehin donk. Gue doain deh, semoga Lo beneran berjodoh dengan Arvin," bujuk Anya lagi. Gadis itu gak berhenti merengek-rengek ke Freya.

"Yeee, sekarang aja lu sok-sok ngedoain, tadi aja ngatain stress," sindir Freya. Yang disindir pun cuma cengengesan.

"Iya-iya, lo boleh ikut, kurang apa coba gue. Udah lo aniaya, hina. Ngebolehin lo ikut," ucap Freya dengan dramatis.

"Eh gue gak hina lo ya, gue juga gak aniaya lo, enteng banget tu bibir main nyerocos aja. Gue cuma bilang yang sebenarnya," cerocos Anya yang gak terima dengan perkataan sahabatnya.

"Yaudah, gak jadi deh kalau gitu," ujar Freya dengan entengnya membuat Anya membulatkan matanya.

"Ya Allah, tega banget sih lo sama gue, yang dzolim itu sebenarnya lo. Gue doain lu beneran gak berjodoh dengan Arvin, mampus lo. Pasalnya doa orang yang ter dzolimi itu di jabah." ucap Anya dramatis.

"Iya-iya, Lo boleh ikut. Jahat banget doanya, bukannya yang baik-baik kek," dengus Freya.

"Nah, gitu donk. Sayang deh sama lo," ucap Anya dengan lebaynya.

"Jijik gue, mending disayang sama Arvin daripada sama lo," ujar Freya lagi.

Kali ini Anya cuma mengalah. Demi bisa ikut bertemu lansung dengan artis artis yang sedang trend saat ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!