Keysa Bintang hidup berdua dengan neneknya yang sakit-sakitan. Sedari kecil dia bekerja banting tulang demi membiayai pengobatan sang nenek.
Tak sampai disitu, hidup Keysa semakin rumit ketika seorang pemilik hotel tempat ia bekerja memperkosanya hingga hamil. Hidup Keysa benar-benar hancur saat itu juga, bahkan pria yang menghamilinya dengan teganya tak ingin mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Saya sedang hamil anak anda, tuan Erlangga Dirgantara!" --- Keysa Bintang.
"Tidak mungkin, bagaimana bisa pria mandul dan impoten seperti diriku bisa menghamili mu. Aku berani bersumpah kalau anak yang kamu kandung bukan anakku!. Jadi untuk apa aku bertanggungjawab!" --- Erlangga Dirgantara
"AKU BERSUMPAH KAU MANDUL DAN IMPOTEN SELAMANYA!" ucap Keysa dengan suara meninggi lalu melenggang pergi.
*
*
*
Gulungan ombak terus menerjang kaki mulus, putih, berwarna pink soft gadis yang sedang mencari kerang-kerangan di pinggir pantai. Setiap pulang sekolah gadis berusia 17 tahun itu akan mencari kerang-kerangan di pinggir pantai bersama para ibu-ibu tetangga yang mayoritas istri dari seorang nelayan, mengingat mata pencaharian penduduk di desa pesisir pantai itu adalah nelayan.
Tak jauh dari tempatnya mencari kerang, terdengar suara keras seseorang memanggil nama gadis pencari kerang itu.
"Keysa, cepatlah pulang. Nenek mu jatuh pingsan. Saat ini para tetangga berbondong-bondong akan membawanya ke puskesmas." teriak pria paruh baya sambil membawa jaring ikan dan sepertinya pria paruh baya itu akan mencari ikan di laut.
"Ya Tuhan, nenek!" ucapnya terkejut sambil menjatuhkan ember plastik yang berisi kerang-kerangan di tangannya.
"Keysa cepat susul nenek mu, biar bibi saja yang membawa hasil tangkapan kerang mu hari ini." ucap wanita setengah baya yang menjadi temannya mencari kerang bernama Bu Dijah. Karena biasanya hasil tangkapan kerangnya di jual atau dijadikan lauk di rumah mereka.
"Iya Keysa, takutnya nenekmu kenapa-kenapa." sahut wanita paruh baya berbadan gemuk yang bernama Bu Rini.
"Baik bibi." ucap Keysa dengan wajah memelas lalu berlari menuju rumahnya yang tak jauh dari pesisir pantai tempatnya mencari kerang-kerangan.
Sementara keempat wanita paruh baya yang merupakan teman-temannya mencari kerang hanya mampu menatap iba kepergian Keysa, sosok gadis muda pekerja keras.
"Kasian sekali Keysa, harusnya dia menikmati masa-masa sekolahnya, tapi dia harus banting tulang bekerja menghidupi Mbah Sukarni." ucap Bu Dijah.
"Mau bagaimana lagi, Mbah Sukarni yang dulunya menemukan Keysa di pinggir pantai, jadi wajar kalau gadis itu gantian membalas budi kebaikan Mbah Sukarni, karena Mbah Sukarni sudah menghidupinya dari kecil." ucap Bu Rini panjang lebar yang tahu pasti seluk beluk gadis bernama Keysa.
"Iya, aku juga dengar begitu. Tapi, sayangnya sampai sekarang tak ada keluarganya yang datang ke desa ini untuk mencarinya." ucap Bu Jamila.
"Sudah ibu-ibu, kalau terus bergosip kapan ember nya penuh." tegur Bu Narti yang paling pendiam diantara mereka. Lalu merekapun kembali mencari kerang-kerang sebelum langit berganti malam.
Sementara Keysa baru saja tiba di puskesmas setelah sempat diantar oleh tukang ojek pangkalan di desanya.
"Keysa, akhirnya kamu datang juga." ucap Bu Wini yang merupakan tetangganya.
"Iya Bu, terus dimana nenek?" tanya Keysa dengan mata berkaca-kaca.
"Sudah di pindahkan ke kamar rawat inap puskesmas. Dokter sudah memeriksa kondisinya, stroke dan gagal ginjal yang diderita nenek mu perlu perawatan intensif di Rumah sakit besar, tapi taukan biayanya sangat mahal apalagi kita hanya mengandalkan BPJS kesehatan dari pemerintah. Semoga setelah meminum obat dari puskesmas, nenek mu kembali pulih seperti sedia kala." ucap Bu Wini memberitahu kondisi neneknya sambil mengelus lengan Keysa.
Keysa hanya mampu menundukkan wajahnya menyembunyikan kesedihannya, dia perlahan mengusap kasar air matanya yang tiba-tiba jatuh membasahi pipinya.
"Iya Bu, terima kasih sudah membawa nenek ke Puskesmas." ucap Keysa dengan mata berkaca-kaca.
"Ya sudah, masuklah, nenekmu sudah mencarimu." ucap Bu Wini lalu mengantar Keysa masuk ke dalam kamar rawat inap Mbah Sukarni.
Tampak Mbah Sukarni terbaring lemah diatas tempat tidur pasien dengan jaring infus tertancap di tangannya. Saat melihat kedatangan cucunya, dia pun tersenyum.
"Nenek...hiks...hiks.." Keysa langsung berhambur memeluk tubuh neneknya, sosok yang sangat disayanginya di dunia ini. Hanya neneknya keluarga yang dimilikinya.
*
*
*
Sementara di rumah sakit terbaik di pusat kota, tampak sosok pemuda tampan menempati ruang perawatan VVIP di rumah sakit tersebut. Tatapan pria itu sangat dingin menatap amplop ditangan sahabatnya lalu mengambilnya secara paksa.
"Tidak mungkin, semua ini tidak benar Lucas!. Aku tidak mungkin mandul dan.... argghh... gara-gara kecelakaan itu membuat hidupku hancur!!!" ucap pria tampan itu dengan frustasi yang sedang menempati tempat tidur pasien. Bahkan sebelah tangannya meremas lembaran kertas yang baru saja dibacanya hingga hancur lebur.
Sementara sosok pria yang berdiri di samping tempat tidur pasien dan sepertinya seumuran dengannya, hanya mampu menunduk dengan raut wajah sedih mengetahui sakit yang diderita oleh sahabatnya.
"Awalnya aku juga tidak percaya Erlan, tapi seperti itulah diagnosa dokter, benturan keras pada bagian vital mu itu...." Lucas tidak sanggup melanjutkan ucapannya, dia menjadi serba salah dan takut salah bicara.
"Akhhhhh...lebih baik aku mati saja!." ucap pria tampan itu yang dipanggil Erlan sambil melihat kearah bagian celananya lalu mengusap wajahnya dengan kasar, bahkan sikapnya menjadi tempramental, menghancurkan segala benda dalam ruang perawatannya.
Akibat kecelakaan yang dialaminya selama dua minggu yang lalu, bahkan sampai membuatnya koma selama beberapa hari memberikan mimpi buruk baginya untuk kelangsungan masa depannya kelak.
Bagaimana cara ampuh untuk mengobati sakit yang dideritanya itu, itulah menjadi tanda tanya besar bagi pria bernama lengkap Erlangga Dirgantara yang kini berusia 20 tahun dan sedang menjadi mahasiswa di salah satu kampus ternama di negaranya.
"Ya Tuhan, Erlan! apa yang sedang kamu lakukan nak!" teriak histeris sosok wanita paruh baya saat memasuki kamar perawatan putra sulungnya. Bahkan sang suami juga sama terkejutnya melihat ruang perawatan putranya sudah seperti kapal pecah.
"Astaga, kak Erlan lagi ngamuk." ucap gadis berpakaian putih abu-abu yang baru saja melangkah masuk ke dalam ruangan perawatan kakaknya.
"Mommy, Daddy, Erina!" ucap Erlan terlonjat kaget melihat kedatangan orang tua dan adik tersayangnya.
"Sayang, sepertinya Erlan sudah tahu kebenarannya." gumam wanita paruh baya itu cemas.
"Tetap berdiri di situ nak, mommy dan Daddy janji akan melakukan berbagai cara untuk mengobati sakit mu." ucap ibunya dengan tatapan hangatnya dan penuh kasih sayang, dimana wanita paruh baya itu adalah Hani Handoko dan pria disampingnya adalah suaminya Hans Prasetyo Dirgantara dan sosok gadis muda berwajah polos bersamanya adalah putri bungsunya yang bernama Erina Hans Dirgantara.
Sementara sosok pria tampan yang berdiri kaku menatapnya merupakan anak sulungnya, sekaligus sosok jagoan dan kebanggaannya yang akan menjadi penerus perusahaan keluarganya kelak.
Erlan diam membisu mendengar ucapan ibunya, sementara sang sahabat segera mendekatinya lalu menuntunnya duduk di kursi.
"Memangnya kak Erlan sakit apa mommy?" tanya Erina dengan polosnya.
"Sakit turun temurun keluarga." ucap Nyonya Hani dengan gamblang nya membuat sang suami langsung berdehem di sampingnya yang kembali mendapatkan sindiran halus dari istri tercintanya.
"Daddy akan carikan dokter terbaik untuk mengobati sakit mu. Jangan patah semangat Erlan, kamu sosok penerus perusahaan yang nantinya menggantikan posisi Daddy." ucap tuan Hans menasihati sekaligus memberikan semangat untuk putranya.
Siapa yang tidak mengenal keluarga Dirgantara, bahkan bisnisnya ada dimana-mana dan menjadi pengusaha ternama di negaranya dengan perusahaannya DW Group.
"Argghh"
Erlan hanya mampu mengusap rambutnya. Dia ingin berteriak keras meluapkan emosinya, dia sangat-sangat malu dengan sakit yang dideritanya, apalagi kedua orang tuanya sudah mengetahuinya.
*
*
Bersambung....
Selamat datang kembali di cerita terbaru author. Semoga kalian suka 🤗🙏
Jangan lupa di favoritkan dan beri like, komen, vote dan kasi ⭐⭐⭐⭐⭐ ya teman-teman, terima kasih 🙏🙏🙏
Tujuh tahun telah berlalu, perlahan desa pesisir pantai sudah berubah. Bahkan beberapa penduduknya sudah merantau ke kota metropolitan, meninggalkan desa pesisir yang kaya akan hasil lautnya. Termasuk Keysa dan Mbah Sukarni yang pergi merantau ke kota demi perbaikan nasib dan pengobatan sang nenek.
🍁🍁🍁🍁
Langit malam tampak mendung, hingga gerimis turun ke permukaan bumi dengan leluasanya, membuat sosok gadis yang sedang mengendarai motor matic nya terus menaikkan kecepatan laju kendaraan roda duanya berharap segera sampai di kontrakannya.
Namun sayangnya, dipertengahan jalan menuju gang kontrakannya, hujan malah turun dengan derasnya membuat tubuh gadis mungil itu basah kuyup yang tak memakai mantel ataupun jas hujan.
Tidak hanya itu saat membelokkan motornya memasuki gang sempit kontrakannya, tiba-tiba saja terdengar suara petir menggelegar disertai kilat membuat sosok gadis bertubuh mungil yang disapa Keysa terperanjat di atas motornya.
Namun buru-buru gadis itu melajukan motornya hingga sampai di sebuah kontrakan sederhana di gang sempit tersebut. Beberapa pemuda yang biasanya nongkrong bareng sambil bermain gitar di sekitar gang sempit tersebut tak terlihat malam ini dan dia sangat bersyukur akan hal itu.
Keysa segera memarkirkan motornya di teras kontrakannya dengan tubuh menggigil. Suara petir terdengar menggelegar kembali membuat Keysa terperanjat dan hampir loncat dari posisinya berdiri. Dikutuknya dirinya sendiri yang kembali melamun di depan pintu kontrakannya. Mengingat hari ini begitu sangat melelahkan.
Tangannya yang sudah memegang kunci langsung bergerak membuka pintu dan bergegas masuk sebelum menutup dan mengunci kembali pintu kontrakannya.
Keysa melempar tas kerjanya ke kursi reyot di ruang tamu kecil yang langsung terpampang pintu kamarnya saat memasuki rumah kontrakan yang sangat sederhana itu. Bagaimana tidak, rumah kontrakan yang ditempatinya sangat sederhana, hanya terdiri dari dua kamar, ditambah dapur yang sangat sempit bersebelahan dengan kamar mandi yang jauh sempit pula. Mengingat Keysa hidup berdua dengan neneknya yang sakit-sakitan di rumah kontrakan ini.
Keysa menggigil kedinginan, dia pun melirik kamar neneknya yang hanya tertutup gorden, sepertinya neneknya sudah tidur sejak tadi. Dia pun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri, mengingat tubuhnya terkena air hujan, takutnya dia masuk angin.
"Aku harus segera mandi terus beristirahat." gumam Keysa di dalam kamar mandi.
Sambil menghela nafas, dia membuka satu persatu pakaiannya lalu memasukkannya cepat di ember plastik di dalam kamar mandi. Dia sungguh lelah bekerja seharian sebagai cleaning service di hotel EQueen.
Hari ini pekerjaannya sangat luar biasa, kedatangan para pejabat dan tamu penting di hotel tempatnya bekerja membuat jam kerjanya berkali lipat tidak seperti biasanya.
Padahal sebelumnya jam kerjanya terdapat dua shift, pagi dan malam. Namun kedatangan tamu penting itu, membuat semua cleaning service dituntut untuk selalu stand by membersihkan setiap sudut hotel sesuai perintah dari manager hotel dan penanggung jawab bagian resepsionis.
Keysa keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di tubuh mungilnya. Dia bergegas membuka lemari plastik dekat ranjangnya lalu mengambil pakaiannya dan segera berpakaian.
Tubuhnya merasa lebih baik sekarang, dia meraih ponselnya di atas nakas, jam sudah menunjukkan pukul Sembilan malam di layar ponselnya. Dia pun memeriksa grup chatnya, yang mana dalam grup tersebut adalah rekan-rekan cleaning service.
Saat asyik membaca chat masuk di ponselnya, tiba-tiba saja panggilan masuk dari bu Marwah, penanggung jawab Cleaning Service di hotel tempatnya bekerja. Tanpa basa basi Keysa langsung menggeser ikon berwarna hijau untuk mengangkat panggilan masuk tersebut.
“Halo”
“Halo Keysa, apa kau sudah sampai di rumah?” tanya Bu Marwah dengan cemas di ujung telpon.
“Iya bu, saya baru saja sampai di rumah” jawab Keysa dengan kening berkerut.
“Keysa, bisa tidak kau kembali ke hotel, soalnya Linda juga baru pulang karena anaknya sedang sakit. Teman-teman lain tidak ada yang bisa menghandle pekerjaan Linda. Semua orang sibuk menyambut kedatangan tamu penting beserta anak pemilik hotel yang mendadak akan datang berkunjung ini malam.” Ucap Bu Marwah menjelaskan dengan nafas terengah-engah.
“Baik Bu” ucap Keysa tanpa pikir panjang. Dia langsung mengiyakan ucapan Bu Marwah, sosok wanita setengah baya yang cukup berjasa dalam hidupnya karena merekomendasikannya bekerja menjadi cleaning Service di hotel tersebut yang hanya bermodalkan ijazah SMA.
Sudah hampir setahun dia bekerja di hotel Equeen, dulunya dia bekerja di toko buah dengan bayaran kecil dan hampir setiap hari mendapatkan cacian dan hinaan dari bosnya karena buah yang busuk tidak laku terjual, namun dia tetap bertahan dan sabar menghadapi bos galaknya, mengingat pekerjaan begitu sulit dicari saat ini, bahkan dia sangat mensyukuri gaji yang diterimanya.
Hingga sebuah keajaiban datang menghampirinya lewat salah satu pembelinya. Karena dari situlah dia bertemu sosok Bu Marwah yang menjadi pembeli tetap nya, hingga akhirnya wanita setengah baya itu menawarkannya sebuah pekerjaan, tanpa pikir panjang Keysa menerima tawaran Bu Marwah.
Hanya tiga puluh menit, Keysa tiba di hotel EQueen, dia pun memarkirkan motor bututnya di parkiran khusus pegawai hotel. Dia berlari-lari menuju ruang khusus cleaning Service, untuk mengganti pakaiannya dengan seragam cleaning service berwarna biru tua.
Setelah sempat berbincang dengan Bu Marwah, Keysa segera melangkah ke lorong hotel sambil membawa peralatan pel beserta cairan pembersih. Dia sampai memutar di area air mancur buatan dalam hotel tersebut sebelum langkahnya berhenti pada lorong hotel menuju kolom renang. Karena disitulah sangat rawan kotor, mengingat saat ini sedang turun hujan sehingga air merembes masuk dan tergenang di sudut lantai.
Keysa begitu cekatan mengerjakan pekerjaannya, mengepal lantai lorong hotel sampai bersih, setelah itu, dia kembali membersihkan toilet di area kolam renang. Selepas itu, dia kembali diminta untuk membersihkan kamar hotel VVIP.
Selama bekerja Keysa belum pernah memasuki kamar itu yang katanya kamar khusus ditempati oleh pemilik hotel tersebut. Biasanya yang membersihkan kamar tersebut Mbak Linda.
Sampai detik ini, Keysa belum pernah melihat rupa dari pemilih hotel tersebut, yang dia tau hanya namanya saja. Lagian dia hanya perlu bekerja tanpa harus mengenal bos nya.
“Kerja Bagus, Keysa. Terima kasih sudah datang malam ini”ucap Bu Marwah memuji pekerjaannya, setelah memeriksa kamar hotel khusus itu.
“Sama-sama bu, saya akan selesaikan ini” ucap Keysa sambil melap keringat di keningnya dan masih akan mengepel bagian lorong kamar VVIP tersebut.
“Ya sudah, setelah ini kau boleh pulang. Sudah larut malam” ucap Bu Marwah mengingatkannya.
“Baik Bu” ucap Keysa dengan anggukan kepala.
Dalam hati Keysa merutuki kedatangan bosnya, seharusnya bosnya datang di waktu siang ataupun sore hari, bukan di larut malam begini. Sampai-sampai menghebohkan semua pegawai hotel.
Saat berbalik badan, tiba-tiba saja Keysa menabrak tubuh keras seseorang hingga cairan pembersih ditangannya jatuh ke lantai. Bersamaan pula tubuh orang itu limbung dan hampir saja terjatuh kalau Keysa tidak bergerak cepat menangkapnya.
"Astaga berat sekali." gumamnya menahan tubuh pria itu.
Perusahaan DW Group....
"Erlan, ayahmu baru saja menelpon menanyakan keberadaan mu." ucap Lucas yang merupakan sahabat sekaligus sekretarisnya.
Pria berkacamata itu melangkah masuk ke dalam ruangan atasannya. Dimana sosok atasannya tersenyum tipis melihatnya yang sedang duduk di kursi kebesarannya.
"Ya, aku sudah mengirimkan pesan kepadanya, bahwa aku setuju datang berkunjung ke hotel EQueen. Sekaligus aku ingin mengunjungi kekasihku disana. Kebetulan Shakira berada di luar kota karena tuntutan pekerjaannya." ucap Erlan bersemangat lalu bangkit dari duduknya.
"Kau akan berangkat sekarang?" tanya Lucas memastikannya dan melihat Erlan sedang bersiap-siap.
"Ya, kemungkinan aku tiba disana sekitar jam delapan malam." ucap Erlan sambil melirik jam tangan mewah yang melingkar di pergelangan tangan kekarnya. Dia pun mulai memakai jasnya.
"Terus bagaimana dengan aku?" tanya Lucas menunjuk dirinya sendiri.
"Kau tetap disini menghandle pekerjaanku. Kebetulan besok ada meeting dengan klien dari perusahaan Laquna Corp." ucap Erlan sambil mengedipkan sebelah matanya lalu melangkah lebar keluar dari ruangannya. Pria berusia 27 tahun ini semakin tampan dan berkharisma saja, bahkan digandrungi kaum wanita.
"Semoga perjalananmu ke luar kota berjalan lancar. Jangan lupa belikan aku Cumi kering." teriak Lucas mencoba menghentikan langkah atasannya.
"Oke" ucap Erlan sebelum benar-benar keluar dari ruangannya.
Erlan melangkahkan kakinya memasuki lift khusus, namun tiba-tiba ponselnya berdering. Dengan cepat dia merogoh ponselnya di saku celananya untuk melihat panggilan masuk di ponselnya.
"Mommy" Erlan langsung mengangkat panggilan masuk dari ibunya.
"Halo nak, apa kamu akan ke luar kota sore ini?" tanya Nyonya Hani di ujung telepon.
"Iya mom." jawab Erlan sambil mengusap rambutnya kebelakang.
"Oh, ternyata ucapan Daddy mu benar. Ya sudah, hati-hati di jalan. Setelah sampai di sana, jangan lupa kabari mommy." ucap Nyonya Hani dengan suara terdengar khawatir.
"Baik mommy." ucap Erlan tersenyum tipis hingga panggilan telponnya berakhir dan bersamaan pula pintu lift terbuka. Dia pun bergegas keluar.
Tampak supir pribadi yang ditugaskan oleh ayahnya untuk mengantarnya kemanapun, sudah berdiri di samping mobilnya dan begitu sigap membukakan pintu mobil untuknya saat melihatnya keluar dari perusahaan.
Karena semenjak mengalami kecelakaan beberapa tahun yang lalu, Erlan tak lagi di bebaskan berkendara, bahkan ayahnya menyiapkan supir pribadi khusus untuknya.
Erlan bergegas masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi belakang. Tak berselang lama, mobil mulai melaju meninggalkan perusahaannya.
"Pak Kasim, setelah sampai di kota A, aku mau mampir sebentar di apartemen temanku." ucap Erlan memberitahu supir pribadinya.
"Baik tuan muda." ucap Pak Kasim yang sedang fokus berkendara.
Perjalanan ke kota A membutuhkan waktu sekitar tiga jam lamanya, hingga akhirnya mobil yang ditumpanginya tiba di kota metropolitan itu.
"Pak berhenti di depan." ucap Erlan setelah melihat toko bunga di pinggir jalan. Dia pun bergegas turun dari mobil dan melangkah masuk ke dalam toko bunga tersebut.
Tak berselang lama kemudian, Erlan keluar dari toko bunga sambil membawa buket bunga mawar merah di tangannya. Dia pun bergegas masuk ke dalam mobil dan meminta supirnya untuk jalan.
"Sudah sampai tuan." ucap Pak Kasim.
"Hemm" ucapnya sambil melihat keluar kaca mobil dan tak lupa dia mengabari ibunya.
Erlan bergegas turun dari mobil dan melangkah lebar menuju lift yang akan membawanya ke lantai unit apartemen kekasihnya.
Erlan sengaja mendatangi apartemen sang kekasih secara diam-diam. Sudah dua tahun dia menjalin kasih dengan gadis cantik bernama Shakira, sosok gadis yang berprofesi sebagai model papan atas. Kedatanganya semata-mata untuk memberikan kejutan atas dua tahun hubungan mereka.
Dengan senyuman mengembang di wajahnya, Erlan membuka pintu apartemen kekasihnya, dia sangat hapal betul akses masuk di apartemen yang menggunakan pin tanggal jadian mereka. Bahkan apartemen tersebut sengaja dia beli khusus untuk sang kekasih.
Erlan membawa buket bunga mawar merah di tangannya, dia melangkah mengendap-endap memasuki apartemen kekasihnya, namun mendadak wajahnya berubah kala melihat sepasang sepatu pria tergeletak di lantai dekat sofa tempatnya berdiri saat ini.
Erlan langsung mengedarkan pandangannya dengan sorot mata tajam, hingga mendengar suara seseorang dari arah kamar utama. Tanpa basa-basi Erlan melangkahkan kakinya menuju kamar yang ditempati kekasihnya.
Dari arah pintu semakin terdengar jelas suara seseorang sedang mendesah persis orang yang sedang melakukan hubungan badan. Erlan semakin menajamkan pendengarannya, dia bukanlah pria polos yang tidak tahu jika urusan tersebut. Hanya saja saat ini kondisinya sangat memperihatinkan, sehingga dia persis pria tanpa memiliki senjata.
"Sayaang..lebih cepat..aaahh…"
" Okay babe"
“Aaaahh Carlos, ini sangat nikmat” suara desahan wanita mendayu indah dalam kamar tersebut.
Erlan hanya mampu mengepalkan tangannya dengan rahang mengeras, kilatan amarahnya terpancar jelas di wajahnya, bahkan Bunga ditangannya sudah di cengkram kuat.
“Shakira…aku sudah tidak tahan lagi, aku harus mengeluarkannya”
“Aaah....Carlooss!”
“Kau luar biasa, Shakira”
“Kau juga sangat perkasa…Carlos”
“Aaahh, Carlos!” Shakira terus menyebut nama pria yang terus bermain di atas tubuhnya.
Erlan langsung mendobrak pintu kamar yang tidak terkunci tersebut dan alangkah terkejutnya dia melihat kekasihnya bercinta dengan pria lain di depan matanya. Sementara dua insan itu juga sama terkejutnya melihat kedatangan Erlan.
“Erlan!”
Shakira terkejut sembari mendorong tubuh Carlos untuk menghentikan aksinya, membuat Carlos mengumpat kesal menggeser tubuhnya ke samping. Shakira langsung menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya dengan deru nafas ngos-ngosan.
Prok Prok Prok
“Sangat hebat, kau lebih pantas di sebut j*lang rendahan. Aku tekankan bahwa hubungan kita berakhir!” teriak Erlan dengan wajah memerah yang penuh emosi. Hatinya begitu sakit melihat wanita yang dicintainya bercinta dengan pria lain.
“Tidak bisa Erlan. Tidakkah kau sadar bahwa aku seperti ini karena dirimu. Pernahkah kau menciumku, mau menyentuh. Tidak kan!, kau itu lebih pantas di sebut gay.” ucap Shakira tidak terima.
“SHAKIRA!, jaga bicaramu!” bentak Erlan yang sedang tersulut emosi.
“Aku berkata sesuai fakta, berkali-kali aku menggoda mu dengan memakai pakaian seksi, tetap saja kau tidak pernah tergoda. Jadi, jangan salahkan aku mencari kepuasan dari pria lain.” ucap Shakira menohok memberikan pukulan telak bagi Erlan.
Tak memperdulikan ucapan Shakira, Erlan melangkah menuju pintu dan bergegas keluar dari apartemen mantan kekasihnya. Emosinya sedang meluap-luap, kalau dia tetap berada di apartemen, bisa saja dia membunuh keduanya.
Pak Kasim mengerutkan keningnya melihat tuan mudanya berjalan di basement apartemen, lalu membuka pintu mobil dengan kasarnya.
"Ke club malam." ucap Erlan dengan emosi.
"Bukannya tuan Erlan....."
"Apa kau tuli hah!" ucap Erlan dengan suara meninggi dan Pak Kasim langsung melajukan mobil menuju tempat hiburan malam.
Ketika memasuki mobil dan meninggalkan apartemen mantan kekasihnya, Erlan hanya diam dan menatap tajam ke depan dengan pikiran berkelana. Pak Kasim mengendarai mobil dengan sangat hati-hati, menembus jalanan yang masih ramai di jam yang semakin larut malam.
Hingga mobil yang ditumpanginya sampai di sebuah club malam. Disinilah tempat yang cocok untuknya mencari kesenangan.
“Tuan Erlan” ucap Pak Kasim sambil mengguncang lengan tuan mudanya yang sedang tertidur di meja bartender. Bahkan bau alcohol tercium dimana-mana.
Hingga pria setengah baya itu memutuskan untuk membawa tuan mudanya pergi dari tempat hiburan malam tersebut.
🍁🍁🍁🍁
Erlan tiba di hotel miliknya jam sebelas malam. Penampilannya sangat berantakan, rambut klimis nya sudah acak-acakan, tiga kancing bajunya terbuka hingga memperlihatkan dada bidangnya.
Petugas hotel yang menyambut kedatangannya hanya mampu terheran-heran melihat bosnya datang dalam kondisi mabuk. Namun mereka memilih diam saat Erlan membentaknya agar bubar.
Erlan berjalan sempoyongan memasuki lift. Dia memencet angka 20, lantai yang akan di tuju. Dalam kondisi mabuk, dia masih mengingat lantai menuju kamar khusus miliknya. Di dalam lift, Erlan terus memijit pelipisnya hingga pintu lift terbuka.
Sementara itu, Keysa baru saja menyelesaikan pekerjaannya, saat berbalik badan, tiba-tiba saja Keysa menabrak tubuh keras seseorang. Bahkan tubuh orang itu limbung dan hampir saja terjatuh kalau Keysa tidak bergerak cepat menangkapnya.
"Astaga berat sekali."
Erlan melotot mendengar gumaman seseorang. Dia pun menunduk untuk melihat wajah sosok yang menahan tubuhnya. Namun sialnya, dia hanya mampu melihat leher jenjang orang itu.
"Maaf" ucap Keysa dan segera menjauh setelah melihat pria tinggi itu berdiri tegak. Namun tiba-tiba pria itu menarik tangannya.
“Lepaskan, kau siapa?” ucap Keysa ketakutan sambil menarik tangannya, agar terlepas dari cengkraman tangan pria itu.
Erlan langsung menarik paksa tubuh Keysa dalam satu hentakan, seketika tubuh Keysa jatuh ke dalam pelukan Erlan.
"Tolong... tolong....eemm" Erlan langsung membekap mulut gadis mungil itu menggunakan tangannya.
“Aku akan membayarmu setelah ini” ucap Erlan menangkup tubuh Keysa dengan kedua tangannya lalu menggendong tubuh Keysa menuju kamar yang sudah dibersihkan Keysa.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!