Sore itu sepulang dari kuliah cesty, Ayu dan Nita berjalan ke sebuah gedung bertingkat di mana mereka akan mencari lowongan pekerjaan.
Ketiganya baru menginjak usianya masih 21 tahunan, mereka bersahabat sejak baru masuk ke kampus itu.
Mereka yang paling cantik dan terkenal di kampus, tidak ada yang tidak kenal oleh ketiganya yang memiliki b0dy aduhai, jangan ditanya ketiganya memiliki ukuran d*d4 yang super.
Begitu banyak pria yang tergila-gila di kampus oleh Chesty, Ayu juga Nita. Mereka datang dari keluarga biasa, untuk itu ketiganya memutuskan mencari pekerjaan sambilan untuk memenuhi kebutuhannya.
Sejujurnya mereka sangat kekurangan jika akhir bulan ini, pasti kantong mereka selalu kembang kempis.
Saat mereka melihat lowongan pekerjaan di sebuah internet, mereka bertiga pun sangat tertarik dan antusias. Terlebih disana dicantumkan tidak perlu pengalaman kerja, hanya butuh yang pekerja keras saja.
Setidaknya ia tidak kesusahan untuk makan, dan sekedar membeli pakaian atau sepatu. Ketiganya masuk ke dalam gedung di mana telah ada seorang wanita berumur 30 tahunan sedang sibuk di layar laptopnya.
"Mbak, benar ini perusahaan m4ju mundur enak?" Tanya Chesty yang terkenal paling semlohay onderdilnya di antara ketiganya.
"Benar mbak? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang staf yang di sinyalir perempuan matang itu sekretaris.
"Kami mau ngelamar pekerjaan mbak?" Jawab Ayu.
"Sebentar ya mbak tunggu di sini, saya akan lapor bos dulu."
"Baik mbak."
Perempuan cukup cantik itu pun kemudian masuk ke suatu ruangan, di mana tertulis manager.
"Lo nervous ga?" Tanya Nita pada kedua temannya.
"Sedikit sih." Jawab chesty.
"Kalo gue juga sih, soalnya kita kan gak punya pengalaman apapun." Imbuh Ayu.
"Semoga aja kita diterima ya, sumpah gue stress kekurangan cuan." Keluh Nita.
Tak lama setelahnya wanita tadi keluar dari ruangan dan menghampiri ketiganya dengan harap-harap cemas.
"Mbak kalian langsung masuk aja ke dalam. Saya sudah bilang bahwa mbak-mbaknya mau melamar pekerjaan." Jawab staf karyawan itu.
"Lho gak satu-satu apa mbak di panggilnya?" Ucap Chesty.
"Gak mbak, katanya sekalian saja."
"Oke mbak, terima kasih." Ucap ketiganya tersenyum ramah pada karyawan itu.
Ketiganya pun melangkah menuju ruangan yang bertuliskan nama Ronald.
"Ronald ....? Kayak pernah tau nama itu?" Lirih Chesty.
"Lo ini, nama Ronald kan juga banyak, gak cuma satu." Cetus Ayu.
"Mungkin, udah kita masuk aja yukz!" Ajak Cesty kembali.
"Ayo....." Jawab Ayu dan Nita.
Tak banyak kata salah satu dari ketiga sahabat serangkai itu membuka pintu.
"Masuk!!" Titah seorang pria yang terlihat muda dan sedang berdiri melihat gedung pencakar langit.
Pria itu sedang membelakangi Nita, Ayu dan Chesty yang kini masih berdiri seolah menunggu pria itu berbalik.
"Hai girl..!!" Sapa pria itu dan langsung berbalik ke arahnya.
Ketiga wanita muda yang usianya baru 21 tahun itu terkejut dengan sapaan dari orang yang diyakini manager di perusahaan itu.
"Lho...Lo kan Ronald temen kita??" Seru Nita yang menebak pria yang berdiri di hadapannya.
"Bener gue kan, pasti Ronald temen kita." Cetus Chesty.
"Temen....?" Satu alis Ayu terangkat sempurna. "Ronald itu kan kakak tingkat kita dikampus, sembarangan bilang kalo dia itu temen kita. Lebih tua dia keles....."
"Bener kata Ayu, Lo dibawah gue umurnya, jadi Lo harus hormat sama gue. Apalagi sekarang gue atasan Lo." Jawab Ronald yang kini tengah duduk disofa dengan menyilangkan satu kakinya.
Ketiga langsung cengar-cengir, membuat Ronald kini memicing pada ketiganya.
"Kenapa cengar-cengir?" Tanya Ronald tak paham.
Chesty yang terbiasa berani pun duduk disamping Ronald dan mengelus bahu pria tampan yang usianya diatasnya 3 tahun.
"Kak Ronald, memangnya kita udah pasti diterima di perusahaan Lo ini? Gue dan teman lainnya kan belum punya pengalaman kerja." Lirih chesty mencoba merayu.
"Lo tenang aja, disini tidak perlu ada pengalaman kerja segala. Kalian semua bisa melakukanya, gampang koq kerja disini. Asal Lo pede dan berani aja."
Ketiganya pun langsung saling menatap satu sama lainnya bergantian, lalu terlihat antusias. Nita dan Ayu pun seketika mendekati Ronald.
Nita duduk disamping Ronald, dan ayu terpaksa duduk di pangkuan Ronald, ketiganya bagai selir yang siap m3l4y*ni tuan raja.
"Cantik-cantikku apakah kalian semua ingin pekerjaan ini? Sungguh ini pekerjaan yang menghasilkan banyak cuan." Ucap Ronald mengusap rambut panjang Ayu yang begitu legam.
"Mau.... Mau"
"Tentu donk"
"Iya mau banget....."
Ucap ketiganya berbarengan dengan antusiasnya, sedangkan Ronald yang mendengar antusias mereka juga ikut senang.
"Baik kalian mulai hari ini akan saya terima."
"Yang bener kak...??"
"Iya beneran ini kak?"
"Lo gak boong kan kak...??
Seru ketiganya heboh kayak dioasar saja.
"Tentu saja...."
"Ye asik, terus kerjaan kita apa?"
"Iya kak jelasin."
"Baik biar gue jelasin, Lo akan kerja disini jadi agen 45i plus-plus." Jawab Ronald mencubit dagu runcing Ayu yang masih di pangkuannya.
"Apa....?? Agen Asi plus-plus...??" Teriak ketiganya dan mereka langsung berdiri dari posisinya semula.
Kini ketiganya telah berada di hadapan Ronald kembali, sama seperti semula saat ketiganya baru saja masuk.
"Iya agen 4si plus-plus....."
"Kak ini saraf ya, kita masih kan belum nikah."
"Ya lantas...??' tanya Ronald.
"Ckk ya itu berarti kita gak bisa keluarin 4si, apalagi itu kan hanya bisa keluar kalo hamil dan punya anak bayi kan?" Cetus Ayu dengan polosnya.
"Iya kak Ronald nih aneh deh ...." Tawa Nita sembari menggelengkan kepalanya.
"Bodoh kalian, makanya otak itu dipake. Jangan bisanya buat g0da pria-pria dikampus." Seloroh Ronald dan langsung menepuk pelan puncak kepalanya ketiganya satu persatu.
Ketiganya langsung menatap tajam pada Ronald. " Sapa yang ngerayu mereka, lagian gue juga masih virg*n." Celetuk Ayu dengan polosnya.
"Gue juga masih ORI." Lanjut Nita.
Lalu pandangan Ronald tertuju pada chesty. Namun wanita itu menggarukan kepalanya. " Kalo gue dah lama loss dol kak hehe.....udah pernah dipake orang." Kikik Chesty yang memang orangnya rada geser.
"Nah itu bener, berarti yang suka ngerayu cowok ya cuma si Chesty aja tuh. Bukan kita." Tekan Nita.
"Iya bener." Sela Ayu ikut menimpali.
"Gue gak butuh cerita atau curhat pengalaman pribadi kalian, intinya kerjaan kalian cuma ngasih 4si kepada para pelanggan yang memberi jasa kalian."
"Hiyu.... tapi gue kan gak punya 4si kak?"
"Bisa, kalian bisa keluar asi dengan cara induksi laktasi."
"Induksi laktasi??" Seru ketiga berbarengan.
"Iya, jangan bilang kalian juga ga tau ya?"
"Enggak....." Seru ketiganya lagi.
"Pantes dodol." Sindir Ronald yang kemudian tertawa.
"Ih apaan sih kak Ronald ini, sukanya ngejek aja." Geram Nita dan Chesty.
"Jadi induksi laktasi itu gunanya untuk merangs*ng produksi as1 pada wanita yang ingin menyus*i anaknya atau bayi tanpa harus hamil." Terang Ronald.
"Oh begitu, tapi kak...."
"Satu bulan 30 juta, gimana?" Tawar Ronald yang langsung memotong Ayu yang akan berbicara dan terlihat keberatan.
"A_apa 30 juta? Itu uang kak?" Tanya Nita
"Tentu saja, belum lagi kalian bisa dapatkan lebih jika pelanggan kalian cowok dan loyal pada kalian, gimana?"
"Hem,,,, gimana ya kak? Aku mau deh." Jawab Chesty cepat karena baginya hanya menyod0rkan miliknya tak masalah baginya.
Belum lagi misal pria itu bisa ia ajak nani ni, pasti ia akan dapat dobel cuan, ya Chesty tertarik. Namun Nita dan Ayu masih bimbang.
"Gimana kalo kalian berdua?" Tanya Ronald.
"Ya udah gue mau, walau pun nanti gue risih sih, tapi demi ibu dikampung gak apalah gue di uyel-uyel sus*nya." Jawab Nita.
"Kalo Lo Ayu....??"
"Gak mau." Tolak Ayu dengan cepat.
"Bodoh Lo, udah ikut kita aja. Lagian kan cuma nyodorin atas aja kan gak sampe jual yang bawah." Rayu chesty pada Ayu supaya juga ikut setuju.
"Kalo orangnya ngobok-ngobok gue gimana?" Cicit ayu dengan kepolosannya.
"Ya itu tergantung Lo, mau apa kagak. Bereskan?" Jawab Chesty.
"No way, gue bakal nolak. Ini khusus buat next my future husband, dan gue harus jaga keperawanan gue." Bangga Ayu dan langsung menolak mentah mentah hal itu.
Bagi Ayu motto hidupnya adalah, no s*x before marriage, dan itu juga sudah ditanamkan dari kedua orang tuanya. Maklum orang tuanya petani dan orang kampung, jadi memang mengutamakan hal yang menurut orang tidak penting.
Namun hal tabu itulah bagi Ayu sangat penting, terlebih ia termasuk yang paling polos dari kedua temannya itu.
Ayu sejenak menghela nafasnya dalam-dalam lalu tak lama ia akhirnya mengangguk tanda setuju.
"Ya sudah gue setuju." Jawab Ayu pada akhirnya.
"Good kalian Lusa akan aku ajak kerumah sakit untuk proses induksi laktasi." Ucap Ronald dan langsung memberikan kertas perjanjian pada ketiganya.
"Sekarang tanda tangani surat perjanjian kerja kalian dulu, sign disini lalu kalian akan gue bayar 10 juta dulu. Oke ..??"
Ketiganya yang sedang butuh uang pun langsung mengangguk antusias. Dan ketiganya dengan cepat langsung membubuhkan tanda tangan pada kertas putih itu.
Setelah semuanya tanda tangan ketiganya langsung ditransfer uang sebesar sepuluh juta untuk dp biar lebih semangat. Itu kata Ronald.
Ketiganya keluar dari ruangan kerja Ronald dengan wajah berbinar dan hari senang.
"Gila gue gak percaya kak Ronald setelah lulus kuliah malah mendirikan perusahaan gila macam gini ya?" Celetuk Ayu.
"Suka-suka dia, toh kita juga yang nanti dapat cuannya." Seru Chesty.
"Udah gak usah mikirin kak Ronald lagi, mending kita langsung shoping...." Cetus Nita senang.
"Yee asik...." Seru ketiga dan setuju untuk langsung berbelanja dengan uang hasil tanda tangan kontrak.
Sepulang dari kantor yang di dirikan Ronald, kini ketiga sahabat itu terlihat senang dengan senyum mengiringi wajah cantiknya.
Mereka mendapat uang DP hasil kerjaan yang telah mereka setujui bahkan telah ditanda tangani oleh ketiga cewek cantik itu.
Senyum terbit di bibir mereka bertiga, mereka mengingat saat ketiganya datang ke kota dan kuliah dikota yang kini telah merubah ketiganya menjadi primadona kampus.
Kecantikan mereka tidak diragukan lagi, belum lagi ditunjang b0dy chesty, Ayu dan Nita. Dua tahun yang lalu mereka tiba di kota jakarta dari desa, mereka datang dari kampung yang berbeda.
Saat itu mereka menjadi dekat saat satu kampus dengan kelas yang sama. Namun mereka tinggal dikost yang berbeda.
Chesty gadis paling putih dan cantik tinggal dikost dekat kampus, sedangkan Ayu dan Nita tinggal dikost yng sama yang letaknya lumayan jauh dari kampus.
"Kita kemana nih?" Tanya Ayu senang menatap uangnya yang baru saja mereka tarik dari mesin ATM.
"Ke mall gimana?" Cetus Nita memberi idenya.
"Boleh, kebetulan skin care aku juga udah mau habis. Ayo Cuzz." Seru chesty.
Mereka pun segera memesan taxi onlene dan masuk kedalam mobil, ketiganya berdandan singkat sebelum mereka akan tiba ke mall.
Bahkan supir taxi pun terlihat terpesona akan kecantikan mahasiswu yang usianya masih 21 tahun itu.
"Berhenti disini saja pak." Titah Cesty.
"Baik non." Jawab supir itu.
"Pake uang gue aja dulu." Celetuk Nita yang memberikan uang berwarna merah pada supir itu.
"Kembaliannya non."
"Ambil aja pak." Lanjut Nita.
"Terima kasih ya non, selain cantik kalian juga baik hati." Puji supir taxi onlene itu.
"Tentu dong pak." Cicit Chesty tertawa riang.
Ayu hanya memutar bola matanya, lalu ia menarik kedua temannya untuk memasuki mall besar di kota itu.
"Ayo kita kesana, aku mau beli baju untuk ngampus." Cerocos Ayu yang antusias ingin segera membelanjakan separo uangnya itu.
Ayu memang g4d!s paling polos dari kedua temanya itu, bahkan ia hanya ikut-ikut daftar jadi agen a51 tanpa tahu kerjaan sebenarnya juga berat.
Dirinya harus berusaha memuaskan klien atas layanan a51 nya. Sedangkan Nita gadis cukup pandai, dan paling periang diantara kedua temannya itu.
Ayu tinggal di desa dengan orang tua yang bermata pencaharian sebagai petani, ia pernah memiliki pacar. Namun keduanya putus karena pacar ayu memutuskan pindah keluar kota mengikuti kedua orang tuanya.
Sedangkan kedua orang tua Nita telah tiada dan ia menggantikan hidupnya dari belas kasihan kakak perempuannya yang telah berkeluarga.
Kakak perempuan Nita yang menghidupi Nita sejak duduk dibangku SMA.
Nita memutuskan untuk kuliah diluar kota karena selain mendapatkan beasiswa, ia ingin menghindar dari kakak iparnya yang hampir memperkakas dirinya saat sekolah dulu.
Dan yang paling kacau hidupnya adalah Chesty, selain ia yang paling s3k51 dan cantik. Chesty juga sudah tidak bersegel lagi.
Itu terjadi saat ia kuliah disemester awal dan sempat berpacaran dengan kakak tingkatnya hingga ia rela menyerahkan kesuciannya pada pria itu.
Namun sayangnya pacarnya itu malah mengkhianati Chesty dan dan membuangnya layaknya sampah.
Hati chesty hancur berkeping-keping, lalu karena kebutuhan ekonominya yang paling buruk ia akhirnya kerap one night stand dengan teman sekampusnya bahkan dosen yang memakai jasanya.
Rasa kekecewaan membuat Chesty menjadi haus akan 5*x dan itu sudah menjadi candu baginya.
Mereka kini telah berada dipusat perbelanjaan, dimana ketiganya sibuk untuk memilih milih pakaian untuk masing-masing. Bahkan terlihat Chesty yang paling banyak borong pakaian.
Nita da Ayu saling berpandangan lalu ia kembali menoleh pada Chesty yang sibuk berbelanja kembali.
Kini chesty membeli kosmetik yang cukup banyak untuk beberapa bulan kedepan. Sedangkan kedua temannya itu hanya mengikuti dari belakang saja sembari saling mengedikkan bahunya.
"Chez.....Lo yakin mau beli ini semua?" Tanya Nita.
"Iya, memangnya kenapa?" Tanya chesty.
"Memangnya Lo gak mikir kedepannya gimana? Kita kan baru diberi uang separuhnya sama kak Ronald. Ntar uang Lo abis gimana sebelum kerja?" Cecar Nita.
"Iya bener tuh chez....mau makan apa Lo ntar." Imbuh Ayu.
"Ya maka nasi, emangnya makan batu. Gue bukan debus." Canda chesty.
"Ya gue tau, tapi setidaknya Lo simpen buat bayar kost. Setelah kita nanti udah bekerja kan uang sisanya baru kita belanjakan lagi." Ucap Nita yang memberikan pendapatnya.
"Benar apa kata Nita." Cerocos Ayu.
"Udah gampang kalo urusan kost, paling tinggal ngerayu pak kost aja." Kekeh chesty yang kemudian membuat kedua sobatnya bergidik ngeri.
Pasalnya pemilik kost tempat chesty terkenal jelalatan matanya, belum lagi pemilik kost itu jelek dan hitam pula.
Nita dan Ayu yang bayangkan kalo chesty kerap dipake tuh pak kost saat ia gak bisa bayar uang kost pun jadi meringis sekaligus pengen muntah.
"Gila Lo, kok Lo suka sih di 0bok-0bok tuh tua Bangka." Cicit Nita.
"Yang penting kan gue sering di gratisin makan sama bayar kost hehehe." Kekeh chesty kembali.
Ayu yang belum pernah dalam tahap begituan pun mendadak menggelengkan kepalanya. Apalagi dia yang paling polos dari kedua temannya itu.
"Wueeek pengen mutah tau gak sih gue chez.....jijaay kalo gue bayangin nya." Ciwis Ayu.
"Ya gak usah di bayangjnlah, gue aja di n1kmatin aja kok."
"Dasar geser otak Lo. Udah buruan kita langsung pulang." Ajak Nita.
"Bentar jangan pulang dulu." Sergah Ayu.
"Mau ngapain lagi? Kurang belanjanya?" Sela Nita.
"Enggak, tapi gue pengen makan. Hehee laper banget tau."
Mendadak keduanya terkekeh, pasalnya selama sibuk berbelanja mereka melupakan perutnya mulai keroncongan dan minta di isi.
Akhirnya mereka pun membayar barang belanjaannya, lalu Nita mengajak kedua temannya makan ditempat biasa mantan pacarnya mengajaknya.
"Disini makanannya mahal gak?" Bisik Ayu, yang takut kantongnya cepat bolong.
"Udah Lo gak usah cemas, kita kan ntar urunan." Jawab Chesty.
"Inget kalian berdua juga belom bayar uang taxi tadi." Peringat Nita.
"Ckk iya-iya bawel." Jawab keduanya berbarengan.
Maklum mereka anak kost, jadi semua pengeluaran uang kudu diperhitungkan. Dan setiap mereka pergi atau makan apapun selalu urunan.
Kalo tidak salah satu bayarin, kemudian akan diganti setelahnya. Dan kini ketiganya memesan makanan yang cukup mahal dan enak pastinya.
Sesekali mereka mengisi perutnya dengan gizi yang lengkap, tidak hanya makan mie rebus atau mie goreng saat uang mereka menipis belum dapat transferan.
"Enak banget ya kalo makan tiap hari begini." Ucap Ayu yang makan dengan sangat lahap bahkan terlihat rakus seakan ia tidak makan selama seharian.
"Ngarep, Lo bisa makan ini kalo jadi sugar baby om-om tau." Cetus chesty.
"Chesty....." Seru kedua temannya tak suka.
Mata Nita dan Ayu kemudian mendelik pada temannya, Chesty yang merasa salah ngomong pun segera merapatkan mulutnya.
"Sorry, becanda." Lirih chesty yang kemudian mengatupkan mulutnya.
Chesty paham walau ia paling nakal dan dan sudah tidak virg*n lagi, namun ia paling suka berteman dengan Nita dan juga Ayu.
Hanya mereka berdua yang tidak pernah menghina dan menyalahkan kelakuan Chesty, bahkan mereka saling support. Dan tak pernah menghakimi temannya yang otaknya rada geser itu.
"Udah kenyang nih, pulang yuk?" Ajak Nita.
Mereka pun mengangguk setuju, lalu mereka pulang ke kost masing-masing dengan perasaan senang.
Nita dan Ayu kini pulang bersama karena mereka satu kost, sedangkan Chesty pergi sendiri karena tempat kostnya dekat dengan kampus.
Sesampainya di kost chesty yang hendak masuk kedalam kamarnya dicegat oleh seseorang.
"Bulan ini kamu belum bayar uang kost bukan?"
Deg
Jantung chesty mendadak berhenti mendengar suara wanita yang biasanya suka menagih uang kost.
Wanita tua yang wajahnya kejam dan menakutkan, chesty segera membalikan badannya dan mendekati Bu kost yang berbadan gemoy itu.
"Ibu Ratna, maaf kebetulan saya gak bawa uang cash, besok pasti saya bayar."
"Jangan bohongi saya."
"Tidak Bu, sungguh....oiya besok saya bayar sore sehabis pulang kuliah."
"Janji....!!"
"Iya janji Bu Ratna, suerr"
"Ya sudah masuk, awas kalo bohong lagi. Masalahnya kamu ini yang sering telat bayarnya dari pada mahasiswi lainnya." Cerocos ibu kost.
"Iya maaf Bu, kemarin-kemarin saya lagi banyak kebutuhan, kebetulan ibu saya juga sakit jadi telah kirim uang."
"Ya sudah, saya cuma mau bilang itu aja." Ucap Bu kost yang berlalu pergi meninggalkan Chesty.
Chesty hanya bisa mendengus kesal dengan kelegaan nafasnya yang terdengar oleh dirinya sendiri, ia pun segera masuk ke kamar untuk mengistirahatkan badannya.
Malam hari Ayu dan Nita yang satu tempat kost sedang berusaha menikmati suasana malam dengan minum teh hangat dan ditemani camilan yang sempat mereka beli sepulang dari kampus.
Sembari mereka berbicara masalah keluarga mereka masing-masing, terutama Nita yang sudah lama sekali tidak mudik karena ia malas untuk pulang.
Namun malam hari ini beda dengan Chesty akan keluar mencari makan bapak kost sudah berada di luar menunggunya.
"Lho bapak ada apa kesini?" Tanya Chesty yang mulai beramah tamah dengan sikap kepalsuannya.
"Kamu mau kemana?" Tanya bapak kost yang bernama Tony.
"Mau cari makan dong pak, kenapa? Mau traktir chesty ya?" Rayu Chesty yang kalo sudah menargetkan sesuatu harus kena.
"Boleh sih, tapi nanti bisa kan bapak nginep dikamar kamu?" Jawabnya yang memang ketika ia butuh Chesty akan menginap dikamar cewek kampus yang di kost terkenal paling cantik.
Mana tahan Tony melihat b0dy aduhaaai dari Chesty, mahasiswi kampus yang cantik itu begitu sempurna dengan onderdil atas bawah yang top markotop.
"Hemmm gimana ya pak, boleh sih, tapi....."
"Tapi apa, cepat katakan." Cerocos Tono saat Chesty tadi menghentikan kalimatnya.
"Bapak boleh menginap disini, asalkan bayarin uang kost Chesty ya selama dua bulan? Gimana?"
"Beres, itu hal yang mudah." Jawab Tono.
"Baiklah tapi maen nya slow aja ya?" Cicitnya manja.
Saat pertama mereka kopi darat di hotel janjiannya bersama Chesty, pak kost tak bisa menahan sehingga diri bagai terburu waktu ia langsung menerjang goa nya.
"Maaf kemaren saya terlalu terburu-buru mainnya, soalnya bapak gak kuku sama kamu." Jawab Tony tertawa riuh.
"Tapi aku mau cari makan dulu tuh pak, masa mau tempur belum isi perut sih!" Rajuk Chesty.
"Ya sudah kita cari makan diluar saja, kamu mau makan apa?"
"Apa saja yang cepet pak."
Untungnya saat itu kost sepi karena sedang gerimis sehingga kebanyakan dari mereka berdiam diri dikamar kost.
Karena dirasa aman, Tono pun mengandeng tangan Chesty dan membawanya ke dalam mobilnya.
Mobil pun menuju ke sebuah tempat makan yang terlihat cukup sepi namun terlihat pemandangan malam yang begitu indah dengan kerlap kerlip lampu disko.
Walaupun kota itu tengah diguyur hujan tak membuat nuansa malam itu begitu indah dan syahdu.
Tono memesan makanan sea food, karena menurut orang tua makanan itu cukup membuat orang yang mengonsumsinya menjadi hebat saat berada di atas ranj*Ng.
"Ayo makan dulu, kebetulan bapak juga belum makan."
"Iya pak terima kasih." Jawab Chesty yang kemudian tanpa basa-basi mulai mengambil udang tepung saus asam manis kesukaannya.
"Iya Chesty, jangan lupa nanti kamu tunjukkan ya kehebatan kamu itu." Lirih Tono.
Chesty hanya mengacungkan jempolnya, sembari sibuk menyantap sea food yang telah dipesan banyak oleh pria tua itu.
Jarang-jarang ia bisa makan sea food yang harganya tidak murah itu. Hanya makan nasi rames atau mewahnya nasi Padang dengan daging sapi maupun ayam sudah cukup mewah buatnya.
Sebenarnya Chesty dulu anak orang berada, namun karena ayahnya sakit-sakitan dan meninggal membuat ibunya harus menjual aset-aset milik ayahnya.
Kebun, sawah maupun sapi ternak milik ayahnya pun dijual, hingga akhirnya Chesty hidup sederhana.
Saat itu ibunya yang tidak memiliki pekerjaan terpaksa menggaet juragan yang memiliki kebun teh banyak di desanya.
Padahal saat itu juragan itu sudah mempunyai isteri dan anak, dan akhirnya ibu nya Chesty di nikahi juragan teh itu.
Namun tinggal dirumah besar dengan status isteri kedua tidak membuat Chesty bahagia, ia malah din0d*! Oleh ayah tirinya hingga terus-menerus.
Kejadian itu satu tahun yang lalu saat chesty baru kuliah disemester kedua dan ia libur kuliah. Chesty pulang ke desa dan saat itu ayah tirinya memaksanya.
Saat rumah sepi ayah tirinya yang dikenal sebagai juragan tuan tanah itu berada dikamar Chesty untuk melu4pkan h45 ratnya.
Namun apesnya, ibunya melihat p3rgumvlan suami barunya dengan puterinya sendiri, ibu Chesty marah dan menimpuk puterinya.
Ibu kandung Chesty marah sekali saat itu, seketika ibunda Chesty bingung karena lebih percaya perkataan suaminya atau puterinya sendiri
Namun ia didesak suaminya itu untuk mempercayai ucapannya, dan menyudutkan Chesty.
Sehingga Chesty pun kembali di pukul! Oleh ibunya hingga babak belur, ia pun memutuskan melarikan diri dan tidak ingin kembali kerumahnya yag bagai neraka.
Cukup kehormatannya di ambil pak54 oleh 4yah t1rinya, namun ia tak sudi untuk kembali ke rumah itu, baikan ada rasa kekecewaan dalam diri Chesty karena ibu yang ia sayangi lebih percaya pada ayahnya tirinya.
Hingga satu tahun lebih Chesty tidak kembali ke rumah itu, dan untuk menyambung hidup dan bayar kuliahnya ia terpaksa menjajakan dirinya pada pria hidung zebra.
Untuk itu dari kedua temannya itu, dialah yang paling banyak pengalaman akan kaum lelaki. Bisa dibilang Chesty player namun begitu ia memiliki sisi baik dan solid kepada kedua temannya.
Malam itu setelah mereka dinner hanya berdua, Tony yang tak sabaran pun mengajak Chesty untuk pulang ke kost, dan masuk ke dalam kamar Chesty.
Saat mobil berhenti di kost, dan suasana sepi karena saat itu sudah pukul 10 malam, dan sebagian penghuni kost telah terlelap tidur.
Belum lagi cuaca yang sangat mendukung, membuat kesempatan emas bagi Tono untuk membajak sawah rimbun Chesty.
Sementara diluar kamar ibu kost kayak orang bingung ketika suaminya susah dihubungi, memang rumah ibu kost dengan tempat kost Chesty tidak terlalu jauh, namun wanita tua itu tidak tahu saja bahwa suaminya sedang menggarap ladang rimbun Chesty.
"Kowe neng endi to pak (kamu dimana sih pak?" Lirihnya pakai bahasa Jawa karena mereka berasal dari orang Jawa.
Ditelepon juga tak diangkat, sungguh ibu kost yang terkenal cerewet dan galak pada cewek yang susah bayar uang kost macam Chesty itu terlihat kesal.
"Ealah lha kok yo ditelpon malah matek (ealah ditelepon kok malah modyaar)." Gumamnya yang terlihat stress.
Bu Ratna tahu bahwa suaminya itu memang suka celap-celup atau main perempuan, namun ia tak mengira bahwa suaminya ada main dengan Chesty mahasiswi yang susah bayar uang kost.
Bahkan suaminya itu telah terklepek-klepek akan lay*nan mahasiswi cantiknya itu. Tidak memperdulikan istrinya menunggu cemas dirumah.
Dan pada pagi harinya Chesty kembali beraktivitas, ia cukup senang saat Tono sudah meninggalkannya, ia mendapatkan uang tunai 3 juta atas kerja kerasnya semalam.
Belum lagi uang kost nya telah dibayakan oleh pak kostnya, ia terlihat senang dan mengipas kipas kan lembaran uang berwarna merah itu yang baru diberikan Tony padanya.
"Lumayan buat makan selama tiga Minggu." Kekehnya riang.
Lalu Chesty meraih handuknya dan ia memasuki kamar mandinya, disana ia berlama-lama mandi dibawah kucuran air shower dan membersihkan sisa-sisa semalam.
Dan kini ia menatap dirinya sendiri dari cermin besar yang ada dikamar kostnya, tatapannya tertuju pada kis$m4rk yang semalam banyak ditinggalkan oleh bapak kost padanya.
"Dasar tua-tua hyp*r juga pak kost." Cebik Chesty.
Tak ingin terlambat kuliah, Chesty pun segera memakai pakaiannya untuk pergi ke kampus bersama kedua sohib nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!