Peony surgawi yang kerap di panggil Peony sedang menatap langit penuh dengan mendung berarak . Artinya sebentar lagi akan turun hujan . Beruntung dia selalu membawa payung saat bepergian .
Baru saja dia mengembangkan payungnya dan akan beranjak pergi perhatian Peony terhenti . Ketika melihat seorang anak laki laki berdiri di tepian gedung samping menatap datar hujan lebat tersebut .
Peony menatap payung di tangannya , gadis muda itu tersenyum dan bergerak mendekat ke arah si anak laki laki
"Hai boy "Suara Peony begitu lembut menyapanya .
Perlahan anak laki laki itu menoleh dan menatap Peony dengan wajah datarnya . Tapi Peony tetap menyambutnya dengan senyuman .
"Ini untuk kamu . Pakai saja , atau kamu mau aku antar ke halte bus ? Atau kamu sedang menunggu jemputan ?." tanya Peony .
Anak kecil itu tidak menyahut tapi telunjuk jarinya menunjuk keujung jalan .
"Ah ! Kamu mau ke sana , pakailah payung ini . Hujan akan semakin lebat . Nanti bajumu basah dan kamu akan jatuh sakit ."
"Peony ".
Suara seseorang memanggil namanya dan menarik perhatian Peony dan anak laki laki itu . Peony segera berdiri .
"Iya iya , aku ke sana sekarang! ." teriak Peony .
Peony menunduk menatap anak laki laki yang berdiri di sampingnya . Gadis muda itu tersenyum , kemudian mengambil setangkai bunga Peony merah muda yang ada di keranjang bunganya .
"Ini buat kamu ."Peony memberikan setangkai bunga Peony berwarna pink itu pada anak laki laki itu .
Setelah anak laki laki itu menerima bunganya , Peony kembali tersenyum . Dia mengusap puncak kepala anak laki laki itu , sebelum akhirnya dia berlari menerjang derasnya hujan .
***
Mendung siang itu membawa hujan mengguyur bumi seluruh kita hingga ke pedesaan . Hujan benar benar lebat . Seorang pria bertubuh kekar sedang memperhatikan barisan hujan yang membasahi bumi dari balik jendela kaca mansion mewahnya .
"Ayah ."
Suara seseorang mengalihkan perhatian matthew , dia tersenyum pada Al anak laki laki semata wayangnya .
"Hai! Boy . Kamu sudah pulang ? Bagaimana sekolahmu hari ini .?"
"Aku ingin seseorang ?"
Kening Matthew berkerut "seseorang?"
Al menyodorkan setangkai bunga Peony berwarna pink itu pada Ayahnya . Matthew menatap bunga Peony itu dengan wajah tidak paham .
"Kamu memberi Ayah bunga Peony , berwarna pink ?."
"No , Aku ingin mencari orang yang memberikan aku bunga ini . Aku ingin dia menjadi teman main aku ."
Matthew memiringkan kepalanya menatap sang putra . Dia merasa sangat terkejut , mengingat karakter putranya yang sangat tertutup dan terbilang sangat introvert ."
"Seperti apa ciri -ciri orang ?" tanya Matthew .
"Dia cantik dan baik. Suaranya lemah lembut , aku menyukainya dan ingin bermain dengannya ."
"Oh no , Dia perempuan ." batin Matthew .
"Dia teman sekolahmu ."tanya matthew kembali .
" Bukan , dia sudah dewasa . Mungkin sudah kuliah ."
Kening Matthew berkerut ." kamu bertemu denganya di mana ?"
"Di depan sekolahan . Dia sering mengantar bunga ."
"Baiklah , Ayah akan carikan dia untukmu . Dan akan menjadikan dia teman bermainmu ." Matthew segera berdiri dan menghubungi anak buahnya untuk mencari tahu gadis pengantar bunga ke sekolah taman kanak kanak , yang di inginkan oleh AL putranya .
***
Sementara Peony yang berada di kios bunga sedang bersenandung lagu kesukaannya sembari membersihkan bunga bunga dan menata kembali dengan rapi di setiap pot sesuai dengan bunga nya .
Seperti itulah kehidupan Peony setiap harinya , dia memang gadis yang ceria . Walau kehidupannya tak seindah kenyataan . Banyak kesedihan , kesepian yang dia rasakan semenjak kedua orang tuanya meninggal satu persatu . Kini dia tinggal sebatang kara .
"Peony "
"Iya ,Bibi ." Peony berdiri dan berjalan mendekati Bibi Aura , pemilik toko bunga .
"Kamu antarkan pesanan ini ya . Jangan lupa pakai payung , jangan hujan-hujanan lagi . Nanti kamu bisa jatuh sakit ." bibi Aura memberikan sebuket bunga dan payung pada Peony .
Gadis itu terkekeh menerima bunga dan payung dari tangan Bibi Aura ." Iya , Bibi . Oh alamatnya tidak terlalu jauh , masih sekitar sini ."
"Iya , kamu bisa jalan kaki ."
Gadis itu pergi dengan hati ceria . Tidak pernah sekalipun dia mengeluhkan tentang kehidupan yang di jalaninya . Dia selalu menikmati setiap alur cerita hidupnya sejauh ini .
Karakter Peony yang seperti inilah yang sangat di sukai oleh Bibi Aura . Peony bekerja di toko bunga Bibi Aura sudah sejak berumur 8 tahun .
Ketika ibu kandung Peony pergi untuk selama lamanya sepuluh tahun yang lalu . Bi Aura meminta Peony untuk tinggal bersama di toko bunga nya . Sehingga Peony menganggap Bibi Aura sudah seperti ibu penganti untuk nya .
Peony menatap mendung yang masih menggantung di awan ." Ah ..semesti hujan tak selebat tadi , tapi ini masih sangat mendung .dan semesta kelihatan seperti masih pagi , padahal hari hampir menjelang tengah hari . Apa karena turun sedikit kabut sehingga terlihat seperti sudah hampir senja ." Peony menatap ke sekeliling dengan tatapan wajah yang ceria .
Peony masih menikmati jalannya dengan asyik . Hingga dia terkejut tiba tiba datang sebuah mobil berhenti tepat di sampingnya . Hanya dalam beberapa menit , beberapa orang bertubuh kekar keluar dari dalam mobil , dengan cepat mereka menarik tubuh Peony masuk ke dalam mobil itu .
"Eh..eh , ada apa ini . Toloooooong ?." teriak Peony .
"Diam , jangan berontak . Ikuti dengan kami , kalau kamu tidak ingin kami sakiti ?"
Peony di dorong masuk ke dalam mobil dengan paksa . Gadis kecil itu merasa ketakutan . Dalam mobil hanya dirinya dan beberapa pria bertubuh besar dan kekar .
"A-apa yang ingin kalian lakukan ?Apa salah saya ? Tolong . Kalian salah menculik orang ,saya bukan anak orang kaya . Kalian tidak akan mendapatkan apa apa dengan menculik saya seperti ini . Tuan tuan tolong , keluarkan saya ?" Pinta Peony dengan wajah pucat ketakutan .
"Diamlah ."
Peony segera bungkam . Dia tidak tahu harus bagaimana , rasa takutnya seakan akan sudah berada di ubun ubun , karena rasa takutnya .
Peony memandang ke luar jalanan dengan wajah takutnya . Padahal di luar sana sedang hujan lebat . Tetapi Peony mulai berkeringat dingin .
Semakin lama perjalanan mereka membuat Peony bingung . Apalagi ketika mobil itu mulai memasuki halaman sebuah mansion yang sangat mewah .
"Kenapa mereka membawaku ke sini? Apa ini istana dongeng ? Apa mereka sedang mencari seorang dayang dayang?." Peony bertanya tanya dalam hati .
"Turun!." Peony di tarik untuk turun dan di kawal masuk ke dalam Mansion mewah tersebut . Mulut Peony ternganga memperhatikan bangunan itu benar benar seperti istana dalam pandangan Peony .
"Ini benar benar istana ." Gumam Peony dengan polosnya .
"Masuk!." Peony terkejut ketika tiba tiba dirinya di dorong masuk kedalam sebuah ruangan . Peony terkejut , dia berniat bertanya . Tetapi pintu ruangan sudah lebih dulu tertutup .
"Tuan! Tuan!." Peony memanggil sambil memukul mukul pintu itu . " tolong buka pintunya ? Saya tidak tahu untuk apa saya di sini ? Tuan tolonggg lah ."
"Berusik!."
"Astaga ." Peony terkejut kaget tiba tiba mendengar suara berat seseorang mengalun dari dalam ruangan yang sama .
Perlahan Peony membalikkan badannya dan membelakangi pintu . Gadis itu meneguk ludahnya dengan kasar , ketika melihat ada seorang pria yang sedang duduk di meja kerjanya .
Melihat dari tatanan ruangan , sepertinya itu ruang kerja pribadi .
" Sini ,mendekat lah!."
"H-ah?" Peony tidak paham dengan kalimat pria di ujung sana .
"Kamu tuli , mendekat lah ke sini!."
"Ba-baik ,Tuan ."Peony segera bergerak mendekat ke arah pria yang memanggilnya . Pria itu tiada lain adalah Matthew .
Matthew menatap Peony dari ujung rambut hingga ujung kaki dengan mata tajam . Pria itu menilai penampilan gadis kecil itu .
"Hem , dia benar benar masih kecil . Harusnya umur dia sekitar dua puluh tahunan . Tidak ada yang menarik , tapi kenapa Al menyukainya untuk menjadi teman ?" Batin Matthew menilai dan menerka nerka .
Peony sendiri masih terdiam ,tubuhnya menjadi kaku . Kepalanya tertunduk tak berani menatap wajah pria dewasa yang ada di depannya .
"Siapa Namamu?"
"Nama saya Peony surgawi , Tuan ."
Matthew mengerutkan satu alisnya mendengar nama Peony yang unik di rasa ." Mulai sekarang kamu bekerja di sini . Sebagai babystter putra saya ."
Peony terkejut , sepontan dia langsung mengangkat kepalanya dan menatap lawan bicaranya . Peony terkejut saat melihat bola mata coklat milik Matthew .mata pria di hadapannya juga sangat tajam . Ada pesona tersendiri yang tak dapat di elakkan .
Peony kembali menunduk ." tapi saya tidak merasa melamar pekerjaan , Tuan . Dan saya juga sudah memiliki pekerjaan , saya..."
"kalimat saya tadi adalah perintah , bukan hanya sekedar pemberitahuan ." sela Matthew
Peony kembali mengangkat wajahnya ." Ke-kenapa begitu ,Tuan? Saya tidak bisa bekerja di sini . karena saya sudah memiliki pekerjaan lain . Saya minta maaf , tapi saya sekarang harus kembali ."
Matthew tersenyum miring ." Silahkan kembali , sebelum kamu sampai ke toko itu . Saya pastikan toko itu sudah rata menjadi tanah ."
Deg..
Peony terdiam di tempatnya mendengar kalimat itu . Mata bulatnya menatap Matthew dengan ekspresi takut ." A-apa maksud Anda , Tuan?"
"Semua hal yang saya inginkan , harus terkabulkan . Jika saya mengatakan kau jadi babysitter untuk putra saya . Maka kamu harus terjadi ,jika tidak . Silahkan tanggung resikonya sendiri ."
Peony menunduk dengan wajah takut . Ini kali pertama , dia berusan dengan seseorang yang penuh dengan kekuasaan .
Selama ini hidup Peony baik baik saja . Meski sebagai gadis yatim piatu dengan segala hal yang sederhana . Peony hanya tamatan sekolah menengah atas . Dan semenjak itu hidupnya benar benar fokus pada toko bunga milik Bibi Aura .
"Kenapa harus saya ,Tuan? Masih banyak orang di luar sana yang menginginkan pekerjaan .sedangkan saya ..."
"Saya tidak suka basa basi ,jawab dengan jelas . Kamu bersedia bekerja di sini menjadi babysitter putra saya atau , kamu akan menerima konsekuensinya? Masalah meratakan toko bunga tempat kamu tinggal itu , juga pekerjaan gampang bagi saya ." Matthew menyela ucapan Peony dengan wajah datarnya .
Peony mengepalkan tangannya .Dia menatap Matthew dengan mata berkaca kaca ." Kenapa Anda begini , Tuan? Apa karena Anda memiliki uang dan kekuasaan . Anda melakukan segala hal sesuka Anda seperti ini ?" Peony berucap bibir bergetar menatap Matthew .
Pria matang itu menyeringai , menatap mata polos gadis itu dengan tatapan tajam .
"Salahkan dirimu sendiri , kenapa menjadi orang miskin ? Cih , semua hal di dunia ini memang di ukur dengan uang . Dengan uang , kamu bisa melakukan apa saja , termasuk menghilangkan nyawa orang ." Bisik Matthew dengan arogannya .
Bulu kudu Peony berdiri ketika nafas pria itu menyapa kulit lehernya . Peony meneguk kasar ludahnya .
"Aura , jika saya ingin nama itu menghilang dari muka bumi ini , juga sangatlah mudah bagi saya ."
Bak di sambar petir ,seketika mata Peony membulat menatap Matthew yang berada tepat di depan wajahnya .
Jarak wajah mereka hanya beberapa senti meter . Matthew masih memberikan senyum arogan itu untuk si gadis polos .
"Jangan sentuh Bibi Aura ." Bisik Peony dengan bibir bergetar .
Matthew kembali menyeringai sebelah alisnya terangkat menatap wajah takut Peony .
"Dunia ini keras , gadis kecil . Semuanya bisa di beli dengan uang . Maka sebagai orang miskin harusnya kamu bersyukur bisa bekerja dengan saya . Apa lagi menjadi babysitter putra saya . Dan kamu akan tinggal di sini dan semua kebutuhanmu akan di tanggung , dan itu semua di luar gajimu . Gajimu bersih akan saya berikan tanpa potongan biaya kamar dan makanan . Kamu hanya perlu berada di sisi putra saya setiap harinya , ya seperti pekerjaan seorang babysitter layaknya bekerja ."
Matthew berbicara sambil melipat kedua tangannya di d**a . Dia menatap Peony yang diam . Gadis kecil itu nampak jelas begitu tertekan dan terpaksa .
"Gaji kamu kerja sebagai karyawan di toko bunga itu selama satu bulan . belum tentu ada dua puluh lima persen dari gaji kamu satu bulan kerja di sini . Harusnya kamu bersyukur , saya akan memberikan gaji yang sangat besar untukmu ." tambah Matthew .
Peony menunduk ." Tapi saya tidak menginginkan berada di sini . Saya tidak hanya butuh uang , tapi saya butuh keluarga . Bersama Bibi Aura saya senang dan bahagia . Dia adalah keluargaku satu satunya meski bukan keluarga kandung . Tapi sekarang saya di pisahkan ? Demi Bibi Aura , aku harus bertahan di sini . saya tidak ingin toko bunga itu rata dengan rata . Apa lagi sampai Bibi Aura terluka. Orang ini....... benar benar tidak punya hati ." Bisik Peony dalam hati .
"Ikut dengan mereka , mereka akan menunjukkan kamarmu . Nanti sore , nanti sore putra saya akan turun dan kau bisa berkenalan dengannya . Kamu akan di berikan berbagai hal tentang putra saya . Dan kamu harus memahami semuanya ."
Peony mengangkat kepala nya dan menatap Matthew ." T-tapi ,Tuan. Saya belum memberitahu Bibi Aura jika saya akan bekerja di sini . Bisa beri saya izin untuk menemuinya sebentar saja ?."
"Tidak ....kamu memiliki ponsel kan? Tinggal hubungi dia dengan benda itu . Jangan memancing saya , pergilah sekarang ?." Matthew berbalik badan dan bergerak ke kursi kebesarannya .
Beberapa pelayan mengajak Peony untuk pergi dari sana . Gadis kecil nan polos itu menatap Matthew yang benar benar tak memiliki hati dan belas kasih padanya .
"Bahkan dia tak memberiku waktu untuk sekedar berpamitan kepala Bibi Aura . Dia pasti sangat khawatir sekarang ." Peony bergumam di dalam hatinya , dia ingin menangis rasanya saat ini .
"Ini kamar Anda dan ini kartu kamarnya . Silahkan lihat lihat dulu . Lima belas menit lagi akan ada pelayan yang akan datang ke sini . Mereka akan mengenalkan tempat tempat dan suasana di mansion . Juga termasuk penjelasan tentang tuan muda Matthew ."
Kening Peony berkerut ." Matthew?"
"Ya , putra dari Tuan Matthew . Anak yang akan anda jaga ."
"A-apa ? Jadi ini kediaman keluarga Matthew ?."
"Benar , apa Anda tidak melihat gerbang utama ? Ada tulisan jelas kediaman Matthew di sana ."
Peony terdiam ." A-aku tidak memperhatikannya karena terlalu takut ." gumam Peony .
"Masuklah waktu anda hanya lima belas menit . Sebelum nanti harus berkeliling .Berkeliling di mansion ini butuh waktu dan tenaga . Jadi kami sarankan baringkan tubuh Anda sejenak . Kami permisi ."
"Tunggu. Maaf saya tidak bisa menggunakan ini . Bagaimana caranya ?." Peony mengangkat chip di tangannya .
Peony belum pernah mengunakan itu untuk membuka kunci pintu kamar . Sungguh kediaman Matthew sangat mewah bak istana . Bahkan kamar para pelayan saja mengunakan chip untuk membuka dan mengunci pintu.
Setelah di ajari cara mengunakan chip oleh salah satu pelayan , kini Peony sedang ternganga di tempatnya .
"Apa mereka tidak salah mengantar saya ke kamar ? Kamar yang sangat mewah ? yang hanya bekerja sebagai baby sitter .luasnya bahkan hampir sama dengan luas kios toko bunga milik Bibi Aura . Ya Ampun , pantas saja dia bisa melakukan apa saja , dengan semena mena kepada orang kecil . Ternyata Tuan Matthew sangat kaya raya . Aku juga tidak menyangka , ternyata laki laki arogan tadi adalah Tuan Matthew . Katanya dengar dengar dia seorang duda berusia empat puluhan tahun . Tapi kenapa dia masih kelihatan begitu tampan? Aku mengira dia berusia sekisaran tiga puluhan tahun .." Peony berceloteh di sela langkahnya mengelilingi kamar .
Gadis kecil polos itu tidak sadar jika setiap langkah dan pergerakan nya kini di perhatikan oleh sepasang mata tajam . Matthew pria adalah jenis manusia yang tidak mudah percaya kepada orang baru .
Memilih Peony untuk mengasuh putranya , itu adalah suatu keputusan paling besar menurut Matthew . Jadi dia harus benar benar memantau Peony , memastikan perempuan itu di percaya atau tidak . Bukan seorang pengkhianat atau mungkin penyusup atau mata mata lawan .
"Apa tidak akan masalah ,Tuan? Jika Nona Peony tahu ada kamera di dalam kamarnya . Dia pasti tidak akan marah dan berpikir Anda mesum ."
Matthew menoleh tajam ke arah asisten pribadinya ,Morgan , yang langsung menunduk ."Ini hanya dalam beberapa hari . Lagi pula saya tidak minat dan tidak nafsu kepadanya ."
"Awas kena karma ." batin Morgan dalam hati .
"Dia masih kecil , gadis kecil seperti itu bukan tipe saya . Umurnya masih dua puluh tahun , hal menarik apa yang dia punya dari tubuhnya . Dua gunung kembar itu juga paling baru tumbuh ., tidak akan menggoda sama sekali ."
"Karma , karma awas ingat ,Tuan." Morgan tetap teriak di dalam hati .
"Tapi gadis kecil ini ,saya lihat sekilas malah cukup berisi ,Tuan Matthew memang cukup keras kepala . Dan terlalu arogan ." tambah Morgan dalam hati .
***
Sungguh melelahkan , Peony berkeliling beberapa tempat penting di mansion Matthew . Tak cukup waktu satu hari untuk mengelilingi dan mengenal mansion mewah nan luas tersebut .
Jadi untuk sementara Peony hanya di perkenalkan tempat tempat yang penting . setelah lelah selesai berkeliling ,kini Peony harus menyambut Tuan Muda yang akan dia urus dan di jaga .
Peony sudah mengingat namanya . Gadis itu tinggal mengingat dan mempelajari semua hal lain tentang si Tuan Muda .
"Selamat sore, Tuan Muda." sapa kepala pelayan dan pelayan yang lain .
Peony ikut menunduk ketika seorang anak kecil keluar dari dalam kamar . Anak laki laki itu berjalan melewati mereka semua . Tetapi langkahnya terhenti tepat di depan Peony .
"Oh ,jadi Ayah sudah menemukannya."
Suara anak laki laki itu membuat Peony mengangkat wajahnya . Dia mengerutkan keningnya beberapa saat . Dan tersadar jika wajah anak kecil itu memang tidak asing .
"Kamu.. Ah ,kamu anak kecil yang tadi ,ya?". Celetuk Peony dengan senyum cerianya .
"Jaga sopan santun kamu !."
Peony terlonjak saat seorang kepala pelayan menegur Peony . Gadis itu langsung menunduk dan kembali bersikap kaku .
Al melirik dingin si kepala pelayan yang tadi menegur Peony ." Kamu yang harus jaga nada suaramu . Kenapa berani membentaknya?".
"M-maaf ,Tuan Muda . Dia..."
Kalimat kepala pelayan perempuan itu terhenti saat Al kembali menatapnya tajam . Dia menunduk , mata tajam Al rasanya tak jauh dari mata tajam Matthew .
Peony sendiri melirik Al dengan wajah ragu . Dia kini mulai paham dan sadar ,jika anak kecil yang tadi dia beri payung dan bunga Peony . Ternyata Anak tunggal dari anak sultan ,Al Ghozali Matthew .
"Jadi dia pangeran muda dari sultan di kota ini . Aku sudah salah membantu orang , ternyata dia anak sultan pasti tak butuh payung dariku ." Peony berbicara di dalam hatinya ketika sadar jika anak kecil di hadapannya kini bukanlah orang sembarangan .
"Ikut aku ."
Peony terkejut ketika tiba tiba tangan mungil Al menarik telapak tangannya . Gadis itu bergerak mengikuti pergerakan anak kecil nan imut itu .
Meski mata Al sama tajamnya dengan sang Ayah , namun wajahnya sangat imut dengan kedua pipi yang kemerahan seperti buah tomat cherry .
Imutnya Al itu pula yang membuat Peony begitu tertarik kepada Al sedari awal melihat . Peony memang makhluk manusia yang lemah lembut , pecinta anak anak kecil . Dia sedari dulu memang begitu mudah akrab dengan anak anak kecil .
"Ayo kita berkenalan ." Al menghentikan langkahnya tepat di dalam sebuah ruangan bermain .
Peony sempat salah fokus akan luasnya ruangan bermain dengan berbagai alat bermain di sana . Dia menunduk dan melihat Al yang sedang mengulurkan tangan kecilnya .
Peony terkekeh gemas . Dia menyambut tangan mungil itu dan menggenggamnya dengan gemas .
"Al Gibran Matthew , panggil aku Al . Siapa namamu?".
"Nama saya Peony Surgawi , Panggil saja Peony . Pipimu ini semakin lama di lihat ,malah makin merah , ya . Jadi gemas he he ." Peony menunduk dan mengusap gemas kedua pipi Al .
"Kamu akan main di sini sampai jam berapa ?" tanya Al dengan suara yang masih agak cadel .
Peony terdiam , dia kembali mengingat dan menyadari jika dirinya akan tinggal di sini dan menjaga Al .
" Mulai sekarang dia akan tinggal di sini ,Boy . Dia akan bermain bersamamu sepanjang kamu mau . Dia akan mengikutimu ke mana pun kamu pergi . Apa kamu suka?".
Suara berat seseorang mengejutkan Peony . Dia menoleh ke belakang dan melihat kedatangan Matthew .
Peony langsung menyingkir . Matthew pun sempat memberikan tatapan tajam kepada Peony , yang langsung di buat menunduk ngeri .
"Benarkah begitu ,Yah? Dia akan di sini bersama kita?". Mata Al nampak berbinar .
"Yah , bukan nya kamu ingin dia di sini setiap hari? Bermain bersama kamu di rumah dan di sekolah bersama? dia akan bantu kamu mandi , makan , tidur dan semua hal akan dia lakukan ." Matthew menggendong putra kecilnya dan mencium pipi kemerahan itu singkat .
Al mengangguk semangat , dia menatap Peony sambil tersenyum senang .
"Jadi ,Apa kah sekarang dia adalah Ibuku!."
Deg...
Semua orang di sana terkejut , apa lagi Matthew matanya langsung melotot . Dia menatap Peony yang kalah membulatkan matanya saat ini .
Matthew berdehem , dia kembali menatap sang putra ." Bukan ,dia itu babysitter kamu ."
Wajah Al yang tadinya sangat semangat . Kini kembali redup dan terlihat sedih . Hal itu membuat Matthew terdiam . Peony pun menjadi ragu , dia tak tega , tetapi juga tak berani bersuara di depan Matthew .
"Kata teman teman aku ,Ibu itu suka mengajak kita bermain , selalu bermain bersama , mandi di temani ibu , makan di suapi ibu . Tidur di temani ibu di bacakan dongeng sebelum tidur . Ke sekolah di temani ibu . Jadi aku pikir di Ibuku , karena dia tinggal di sini dan akan selalu bersamaku ." ucap Al membuat hati Matthew sangat teriris .
Rupanya peran Matthew yang merangkap peran sebagai Ayah dan Ibu sekaligus , memang tidak cukup untuk Al . Peran seorang Ibu tetaplah di butuhkan , apalagi pada usia anak yang masih begitu kecil .
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!