NovelToon NovelToon

Transmigrasi Calon Ibu Muda

Misi Dunia Lain

Seorang wanita sedang berdiri dengan tatapan tajam dan sedikit mengerikan. Ia terlihat cantik namun karena auranya yang gelap membuat orang-orang takut untuk mendekatinya. Wanita itu kini sedang menatap tajam ke arah layar yang ada di depannya. Dimana terdapat gambar segerombolan anak-anak yang sedang bermain di taman.

Anak-anak itu terlihat lucu dan menggemaskan. Mereka bermain dan tertawa bersama. Dari sudut manapun orang-orang melihat, itu merupakan pemandangan yang indah dan sangat harmonis. Membuat orang-orang merasa tenang dan ikut bahagia bersamanya.

Akan tetapi hal berbeda dirasakan oleh Tamara. Ia menatap ke arah layar dengan tatapan tajam dan sedikit rasa jijik. Ia tidak suka melihat anak-anak, baginya anak-anak adalah sesuatu yang kotor dan menyusahkan. Apalagi ditambah tingkah mereka yang rewel dan susah diatur.

"Pemandangan yang menjijikkan." ucapnya mencela.

Hal tersebut membuat sistem lobak yang ada di sampingnya meringkuk ketakutan. Tuan rumahnya kali ini begitu galak hingga membuatnya tak berani untuk sekedar bersuara.

Tamara sendiri adalah seorang wanita independen abad ke 22. Dia adalah seorang CEO wanita yang menjadi orang paling kaya di negaranya. Ia tidak membutuhkan laki-laki untuk membuatnya menjadi kaya dan bahagia karena ia sudah sangat kaya dan bisa membahagiakan dirinya sendiri. Apalagi seorang anak, ia membenci anak-anak dan ia juga tidak membutuhkannya.

Akan tetapi nasib sialnya telah mendorong Tamara ke lubang hitam tak berujung. Hal tersebut dikarenakan ia mengalami kecelakaan mobil dan harus mati di tempat. Namun kecelakaan tersebut merupakan kecelakaan yang tidak biasa, melainkan sebuah skenario pembunuhan yang telah direncanakan. Hal tersebut membuat Tamara marah dan memiliki nilai kebencian yang teramat tinggi. Nilai kebencian itu telah memicu sebuah sistem menjadi aktif dan mengontraknya untuk sebuah misi.

"Jadi maksudmu, misi ku adalah bereinkarnasi menjadi seorang ibu dan membesarkan seorang anak?"

Sistem lobak yang mendengar pertanyaan tuan rumahnya langsung mengangguk dengan wajah kaget dan takut. Suara Tamara terdengar galak dan tegas, apalagi ditambah dengan wajahnya yang terlihat dingin tanpa senyuman. Hal tersebut membuat sistem lobak tak berani berbicara dan mengeluarkan suaranya.

"Jadi apa imbalan yang akan aku dapatkan jika misi itu berhasil?"

Sistem lobak pun mencoba memberanikan diri untuk berbicara. Ia melayang di sekitar tuan rumah dan memperlihatkan keuntungan yang didapatkan saat melaksanakan misi dan setelah misi diselesaikan.

"Jika Tuan Rumah melaksanakan misi ini, maka Tuan rumah akan mendapatkan uang tunjangan selama hidup. Selain itu setelah misi selesai maka Tuan Rumah dapat kembali beberapa jam sebelum kecelakaan Tuan Rumah terjadi."

Tamara tidak peduli dengan uang, karena ia merasa uang terlalu mudah di dapatkan. Tapi lain ceritanya jika imbalan dari misi adalah hidup kembali. Dengan begitu ia akan kembali ke kehidupan lamanya, dan membalas dendam pada siapapun yang berani menyabotase kecelakaan mobilnya. Ia juga tak akan segan-segan mencincang habis orang-orang yang bersekongkol untuk membunuh nya selama ini.

"Berikan kontraknya."

Sistem lobak pun langsung memberi sebuah kertas virtual yang berisi perjanjian. Disana tertera misi serta imbalan yang di dapatkan Tuan Rumah. Setelah Tamara menandatanganinya, ia pun langsung merasa bahwa kesadarannya mulai menipis dan menghilang.

[Selamat datang di departemen ruang dan waktu. Tuan Rumah secara resmi menandatangani misi di dunia reinkarnasi abad ke 21. Dimana Tuan Rumah akan bereinkarnasi menjadi seorang ibu dan membesarkan seorang anak. Selama misi berlangsung, sistem memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan Tuan Rumah dengan memberi misi kecil dengan imbalan uang. Selain itu, setelah Tuan Rumah menyelesaikan misi utama maka Tuan Rumah berhak untuk kembali ke dunia Tuan Rumah beberapa jam sebelum terjadinya kecelakaan. Sekali lagi, selamat atas bergabungnya Tuan Rumah dalam misi ini dan kami ucapkan selamat bertugas...]

Tamara tidak terlalu memperhatikan apa yang diucapkan sistem padanya. Ia hanya fokus pada apa yang ia rasakan sekarang. Tamara merasa bahwa perutnya sangat sakit hingga membuatnya ingin mengumpat dengan keras.

'sial! Aku belum pernah merasakan rasa sakit semacam ini'

Rasa sakit itu terasa seperti perutnya ditusuk ribuan jarum dan tulangnya terasa dipatahkan. Kepalanya juga pusing dan tak bisa memikirkan apa-apa selain rasa sakit. Hal tersebut membuat Tamara tanpa sadar meneteskan air mata dan menangis dalam tidurnya.

"...perutku sakit." ucapnya lemah.

Setelah itu seorang anak laki-laki tak jauh darinya terdengar berbicara dengan seseorang melalui telepon.

"Halo... Apakah ini rumah sakit? Ibuku sedang menangis dan dia mengeluarkan darah. Bisakah kalian datang menolongnya?"

Entah apalagi yang diucapkan anak itu setelahnya. Akan tetapi Tamara dapat merasakan bahwa suara anak itu terdengar bergetar dan ketakutan. Namun suara kekanakannya membuat orang-orang yang mendengarnya akan langsung merasa simpati dan kasihan.

Di tengah rasa sakit yang melanda tubuhnya, Tamara masih tetap berusaha untuk membuka matanya yang telah bercucuran air mata. Penglihatannya mulai kabur, akan tetapi ia dapat melihat dengan jelas ada seorang anak laki-laki yang berdiri di depannya.

Anak itu berumur sekitar 5 tahun, dia berdiri di depan Tamara sambil memegang handphone miliknya. Saat anak itu melihat Tamara yang membuka mata, anak itu pun langsung mendekat dan membelai wajah Tamara dengan pelan.

"Ibu, sebentar lagi paman dokter akan datang. Ibu bersabarlah."

Bahkan ditengah rasa takut, anak itu masih menghiburnya. Hal tersebut membuat Tamara sedikit malu dan heran. Ia baru pertama kali melihat seorang anak yang begitu masuk akal dan tidak menyusahkan.

Hanya saja sangat disayangkan, Tamara saat ini sangat kesakitan hingga ia tidak memiliki tenaga hanya untuk bertanya siapa anak itu sebenarnya.

Tamara hanya mencoba menahan rasa sakit dan menangis lebih banyak. Air matanya tak bisa berhenti dan ia mulai terisak dengan suara yang lebih keras. Ia sebenarnya malu karena menangis seperti ini, tapi rasa sakit yang ia rasakan saat ini begitu menyakitkan. Ia benar-benar tak bisa membendung rasa sakitnya.

"Ibu jangan menangis."

Anak laki-laki itu pun ikut menangis tapi ia masih sempat membelai pipi Tamara dan menghapus air matanya. Hal tersebut membuat Tamara semakin merasa emosional. Ia belum pernah dibujuk oleh seorang anak.

"Ibu bersabarlah, paman dokter mengatakan bahwa dia akan segera datang."

Anak itu menemani Tamara untuk waktu yang cukup lama. Ia tidak pernah beranjak untuk meninggalkan Tamara seorang diri. Anak itu bahkan membawa handphone miliknya dan sesekali berbicara melalui telepon dengan seseorang yang ia sebut paman dokter.

Tak lama suara ambulan terdengar mendekat dan beberapa orang langsung menerobos ke dalam rumah.  Mereka membawa tandu dan mencoba mengangkat Tamara yang hampir mati lemas.

Tamara pun dibawa entah kemana, ia hanya merasa bahwa ia terlalu lelah menahan rasa sakit, jadi ia pun tak bisa menahan rasa ngantuk dan tak sadarkan diri setelahnya.

Ibu Muda

Tamara perlahan membuka matanya, rasa sakit di perutnya mulai mereda dan pikirannya menjadi lebih jernih. Akan tetapi hal pertama yang ia lihat adalah sistem lobak yang melayang di atas kepalanya.

"Sistem sampah, kenapa kamu tidak memblokir rasa sakit untukku?!"

Sistem lobak yang mendengar umpatan Tuan Rumahnya hanya bisa melayang ke ujung tembok, ia menghadap belakang dan menangis dengan sedih. Tuan Rumah benar-benar galak dan ia tidak berani menghadapinya. Ini pertama kalinya sistem lobak beroperasi dan Tuan Rumah pertamanya adalah Tamara. Dia benar-benar sial karena mendapatkan Tuan Rumah yang galak dan pintar.

[Maafkan aku Tuan Rumah, tapi poin Tuan Rumah tidak cukup untuk memblokir rasa sakit]

"Persetan, aku benar-benar kesakitan. Lebih baik aku membatalkan misi ini!"

Mendengar omelan Tamara, sistem lobak langsung kaget dan takut. Ini adalah misi pertama untuknya, jadi bagaimana bisa ia pulang dengan kegagalan.

[Jangan Tuan Rumah, kamu telah menandatangani kontrak. Jika kontrak dilanggar maka jiwa Tuan rumah akan hancur dan tak bisa bereinkarnasi]

Sistem lobak pun langsung membujuk Tamara agar menjadi lebih semangat menjalankan misi. Ia juga mengatakan bahwa jika Tamara mendapatkan lebih banyak uang dengan menjalan misi. Akan tetapi hal tersebut membuat Tamara semakin marah.

"Uang? Apakah aku terlihat kekurangan uang?" ucap Tamara marah.

Sistem lobak pun menyusut, tapi itu membuatnya berhenti untuk menyatakan kebenaran pada Tamara.

[Tuan Rumah memang kaya di kehidupan sebelumnya. Tapi di kehidupan ini Tuan Rumah adalah orang miskin]

"Apa?!"

Tamara dengan emosi ingin bangun dan mengambil sistem lobak yang melayang di depannya. Ia ingin mencincang dan memasaknya ke dalam panci. Akan tetapi saat ia memaksa untuk bangun, selimut di tubuhnya pun jatuh dan ia sangat kaget saat melihat perutnya yang membuncit seperti seorang wanita hamil. Hal tersebut membuat tubuh Tamara sedikit bergetar.

"Sistem, katakan padaku bahwa aku tidak sedang hamil saat ini."

[Maafkan aku Tuan Rumah, tapi kamu memang sedang hamil saat ini]

Mendengar hal tersebut tenaga Tamara langsung terkuras seketika. Ia kembali tidur dan menjadi lemas. Dalam hidupnya selama 27 tahun, ia hidup sebagai seorang wanita independen yang tidak membutuhkan pasangan ataupun anak. Ia bahagia dengan hidupnya sendiri dan ia mampu memenuhi kebutuhan finansial nya tanpa bantuan orang lain. Hal tersebut dikarenakan ia telah menjadi begitu mandiri semenjak kedua orang tuanya meninggal saat ia berumur 17 tahun.

Sekarang kenyataan menamparnya, ia akan menjadi seorang ibu dan memiliki perut besar. Di tambah sekarang ia menjadi wanita miskin dengan banyak tanggungan. Hal tersebut membuat Tamara untuk pertama kalinya merasa bahwa masa depannya sangat suram.

Melihat semangat Tamara yang habis, sistem lobak menjadi semakin takut. Ia bahkan lebih takut saat melihat Tamara lemah dibandingkan saat dia marah. Sistem pun langsung mendekati Tamara dan menghiburnya.

[Tuan Rumah, kami benar-benar tidak menyangka bahwa anak di perut tuan Rumah akan hidup. Padahal sebelum jiwa Tuan Rumah bergabung dengan tubuh induk, jantung anak itu sudah berhenti berdetak selama tiga menit. Jadi tugas Tuan Rumah sebenarnya tidak terikat pada anak di dalam perut itu. Karena sistem telah mendeteksinya sebagai anak yang sudah mati. Tugas Tuan Rumah hanya akan bergantung pada anak sulung yang Tuan Rumah miliki]

Tamara mungkin membenci anak-anak tapi yang ada di dalam perutnya ini entah kenapa memiliki perasaan yang berbeda. Dulu ia mempunyai teman yang memiliki sifat yang sama seperti dirinya, mereka mandiri dan tidak ingin terikat pada apapun termasuk pernikahan dan anak. Akan tetapi tak berselang lama, temannya itu dinyatakan hamil dan pacarnya kabur entah kemana.

Tamara berfikir mungkin temannya akan mengugurkan anaknya itu dan kembali lajang bersamanya. Tapi siapa yang menyangka bahwa temanya itu memilih untuk melahirkan anak itu dan membesarkannya seorang diri. Meninggalkan karirnya yang sedang melejit dan memulai semuanya dari awal kembali.

Saat Tamara bertanya pada temannya, kenapa dia memilih untuk membesarkan anak itu, temannya menjawab bahwa ia tidak tau. Ia hanya merasa bahwa ia tidak bisa meninggalkan anak itu.

'mungkin jiwa keibuan dalam diriku tiba-tiba bangkit saat anak itu berada di dalam perutku'

Saat itu Tamara bingung dan mengejek temannya di dalam hati. Namun kali ini saat ia menyadari bahwa ada mahluk hidup lain di dalam perutnya, ia merasa telah ditampar oleh ucapan temannya itu. Bahkan ketika anak di dalam perut bukan objek misi dan dapat disingkirkan, ia masih merasa enggan untuk menyingkirkan nya.

"Mungkinkah jiwa keibuan yang dikatakan temanku itu benar-benar nyata?"

Tamara bertanya pada dirinya sendiri dan membelai perutnya tanpa sadar. Untuk waktu yang lama, Tamara terdiam dan merenung tentang apa yang akan ia lakukan selanjutnya.

Lanjutkan misinya dengan satu anak tambahan.

Atau.

Singkirkan anak itu dan fokus pada anak yang menjadi target misi.

Saat Tamara masih merenung tentang masa depannya, suara seorang anak berhasil membuat Tamara sadar kembali.

"Bu!"

Anak laki-laki itu tengah dibawa oleh seorang suster. Dia terlihat sangat tampan dan lucu, akan tetapi mata merah dan bengkaknya tak bisa ia sembunyikan. Anak itu pasti lelah menangis. Dia pasti sangat mengkhawatirkan keadaan ibunya. Beruntung anak itu sangat pintar dan bisa mencari bantuan darurat, walaupun itu masih belum mampu untuk menyelamatkan jiwa sang induk.

Tamara merasa kasihan pada anak itu, dia kehilangan sosok ibu di usia yang begitu muda. Hal tersebut mengingatkan pada dirinya sendiri ketika berumur 17 tahun. Bahkan ketika ia sudah beranjak dewasa, ia masih hilang arah untuk sementara karena orang tuanya sudah tidak ada. Tamara pun langsung berfikir, bagaimana dengan anak ini. Pasti dia akan lebih kesulitan dari diri di masa lalu.

"Bu, kenapa kamu Ibu diam saja. Apakah perut Ibu masih sakit?"

Suaranya sangat kekanakan tapi ada rasa khawatir di dalamnya. Hal tersebut membuat Tamara langsung menggelengkan kepalanya pelan.

Anak itu pun langsung naik ke atas kasur dan memeluk dada Tamara. Pelukannya pelan dan hati-hati seolah jika memeluk lebih erat mungkin akan melukai ibunya.

"Bu aku sangat takut saat melihatmu berdarah."

Setelah itu anak itupun menangis lagi, hal tersebut membuat Tamara bingung. Ia tidak tau bagaimana cara membujuk seorang anak, karena Tamara sendiri tak pernah dekat dengan anak-anak.  Ia bahkan cenderung membenci anak-anak yang rewel. Hanya saja anak laki-laki yang memeluknya kali ini menangis dengan cara yang menyedihkan hingga membuat Tamara merasa simpati padanya.

"Diam lah, kalau kamu menangis lagi mungkin aku akan membuang mu ke jalanan."

Tamara tak bisa membujuk, tapi dia pandai dalam hal mengancam. Hal itu terbukti dengan suara anak itu yang tak terdengar lagi. Tamara pun memberanikan diri membelai rambut anak itu sambil bergumam.

"Sepertinya membesarkan anak bukan sesuatu yang sulit."

Lahirkan anak itu

Tamara menutup mata dan memikirkan semuanya sekali lagi. Ini adalah keputusan yang berat, ia tidak bisa gegabah dalam mengambil keputusan.

Setelah yakin dengan pilihannya, Tamara kembali membuka mata.

"Baiklah, aku akan membesarkan keduanya."

Mendengar jawaban Tamara, sistem lobak langsung merasa senang.

[Kalau begitu selamat Tuan Rumah. Anak di dalam perut Tuan Rumah entah kenapa bisa bertahan saat Tuan Rumah datang, bahkan dokter mengatakan bahwa anak Tuan Rumah masih sangat kuat dan dapat bertahan hingga waktu melahirkan tiba]

Tamara hanya menganggukkan kepala.

"Baiklah sekarang katakan padaku detail misi kali ini."

[Misi reinkarnasi untuk Tuan Rumah akan saya kirim melalui ingatan Tuan Rumah. Saya harap Tuan Rumah bersiap]

Tamara pun menutup matanya dan memilah memori dari misi.

Tubuh yang ditempati oleh Tamara memiliki nama yang sama, umurnya masih 25 tahun, dua tahun lebih muda dari Tamara yang asli. Dia menikah dengan seorang laki-laki bernama Vin saat ia berumur 18 tahun.

Tamara dan Vin sebenarnya adalah seorang yatim piatu dan tinggal di sebuah panti asuhan. Akan tetapi ada sebuah aturan di panti asuhan yang menyatakan bahwa saat penghuni panti asuhan berumur 18 tahun, mereka diwajibkan untuk hidup mandiri dan meninggalkan panti asuhan.

Tamara yang masih muda dan tidak terbiasa hidup sendiri dan itu membuatnya bingung harus kemana ketika berumur 18 tahun. Ia pun memutar otak dan mencoba mencari jalan keluar dengan berkencan dengan Vin yang notabenenya adalah laki-laki yang lebih dulu hidup mandiri sebelum dirinya.

Vin keluar dari panti asuhan dan memilih untuk menjadi seorang tentara.

Tamara ikut tinggal bersama Vin di komplek militer. Mereka hidup bahagia disana walaupun terkadang Vin harus meninggalkan nya karena tugas penting. Apalagi kebahagiaan mereka dianggap lengkap dengan hadirnya putra pertama mereka yaitu Dave. Anak laki-laki yang lucu dan pintar.

Akan tetapi beberapa bulan yang lalu, Vin ditugaskan dalam tugas rahasia dan dikabarkan meninggal tanpa meninggalkan jasad. Hal tersebut membuat Tamara merasa sangat terpukul dan hilang arah. Apalagi Tamara sudah terbiasa bergantung pada Vin selama ini.

Tamara pun memutus untuk pergi dari komplek militer karena merasa bahwa setiap kali ia berada di rumah itu, ia selalu mengingat tentang Vin dan merasa bersedih. Akan tetapi tak lama setelahnya kabar buruk datang menimpanya lagi. Berita buruknya adalah ia tengah hamil anak Vin dan ia tidak menyadarinya selama ini.

Tamara tidak membenci kehamilannya, tapi ia membenci bahwa ia harus hamil dalam keadaan seperti ini. Menghidupi satu anak tanpa Vin adalah sesuatu yang sangat berat untuknya dan sekarang ia harus menghadapi satu anak lagi.

Tamara menjadi depresi berkepanjangan selama kehamilan. Ia tidak pernah pergi dari rumah untuk sekedar berinteraksi dengan orang-orang. Beruntung anaknya sangat pintar dan selalu memesan makanan untuk mereka hidup selama ini. Semua tabungan yang mereka kumpulkan perlahan habis untuk membeli makanan sehari-hari. Hal tersebut membuat Tamara semakin depresi. Ia tidak tau bagaimana akan menjalani hidup setelahnya.

Dalam setting aslinya, Tamara dan anaknya dinyatakan meninggal dalam kecelakaan sebelumnya. Hal tersebut membuat Dave menjadi sebatang kara dan terpaksa di bawa ke panti asuhan. Setelah itu Dave menjalani nasib sial dan perundungan yang berkepanjangan. Hingga membuat Dave besar menjadi tidak berperasaan dan kejam. Saat Dave dewasa nanti, ia akan menjadi seorang anggota mafia yang menjual narkoba dan senjata ilegal. Dia juga akan menjadi buronan yang paling dicari dan akhirnya akan mendapat hukuman mati dengan lima peluru bersarang di tubuhnya.

Tugas Tuan Rumah dalam reinkarnasi ini adalah membesarkan Dave menjadi anak yang lurus dan berbudi luhur. Tugas ini juga akan selesai ketika Dave mampu secara finansial dan menjadi orang yang dihargai di masyarakat.

Mendengar setiap detail kehidupan yang dijalani oleh Dave, Tamara pun merasa sedikit bergetar dan takut. Ia melihat ke arah Dave yang tidur di sampingnya dengan wajah yang kekanakan dan polos. Anak itu terlihat tak berdosa, namun siapa yang menyangka bahwa ketika ia menjadi dewasa akan bernasib seperti itu.

Akan tetapi Tamara masih heran dengan kehidupan tubuh asli yang menurutnya aneh. Kenapa mereka bernasib begitu tragis?

"Tunggu, ada yang aneh dari setiap detail yang kamu kirimkan padaku."

[Kalau begitu Tuan Rumah bisa menanyakan nya padaku. Selama itu berhubungan dengan misi maka aku mungkin bisa menjawabnya]

"Bukankah Vin adalah tentara, dan dia mati dalam tugas. Sudah seharusnya mereka akan mendapatkan tunjangan dari negara, tapi kenapa mereka langsung menjadi begitu miskin?"

Sistem lobak yang mendengar hal tersebut langsung merasa malu.

[Sebenarnya... Keluarga Vin mendapatkan tunjangan dari negara, tapi tubuh induk (Tamara) tidak tau akan hal itu. Dia memilih untuk pergi keluar kota dan mencoba untuk memulai hidup baru. Dan kejadian selanjutnya terjadi seperti informasi yang telah Tuan Rumah ketahui]

Tamara yang mendengar hal itu merasa bahwa ucapan Sistem sangat tidak masuk akal.

"Bagaimana bisa dia tidak mengetahui bahwa menjadi tentara akan mendapatkan tunjangan dari negara?"

[Tuan rumah mungkin akan berfikir seperti itu. Tapi pada kenyataannya dia memang tidak tau. Tubuh induk (Tamara) adalah orang yang polos dan tidak pernah melihat dunia luar. Saat dia di panti asuhan, dia dimanjakan oleh penghuni panti karena cantik dan penurut. Setelah keluar dari panti, dia langsung menikah dengan Vin dan Vin bahkan lebih memanjakannya disana. Tamara hidup tanpa kekhawatiran soal uang, dia hanya perlu bersantai di rumah dan mengurus putra mereka, hal tersebut terjadi karena Vin telah mengatur segalanya. Soal uang dan kebutuhan sehari-hari, Tamara tidak mengetahuinya karena ia tidak pernah mengurus hal itu, apalagi soal tunjangan dan asuransi. Jelas Tamara tidak akan mengetahuinya, kalaupun dia tau mungkin dia tidak akan mengerti apa yang disebut tunjangan negara]

Tamara yang mendengar hal itu langsung menekan kepalanya yang mulai pusing. Ia adalah lulusan terbaik fakultas ekonomi di universitas terbaik di negaranya. Ia menjadi CEO sebuah perusahaan karena kerja kerasnya, mengembangkan perusahaan yang awalnya tanpa nama menjadi perusahan yang diperhitungkan secara nasional. Namun kali ini ia harus bereinkarnasi ke tubuh seseorang yang bahkan tidak tau apa itu tunjangan dan asuransi. Jiwa sarjana ekonominya terasa terkoyak dan harga dirinya sebagai lulusan terbaik terasa seperti terinjak-injak.

"Jadi dengan kata lain, tubuh yang aku tempati saat ini adalah seorang idiot?" ucap Tamara mengumpat.

[Tuan Rumah! Tuan Rumah tidak boleh berbicara kasar seperti itu. Tubuh induk (Tamara) di kehidupan ini adalah orang yang sangat polos. Dia jarang berinteraksi dengan dunia luar. Dia juga bukan idiot, dia hanya kurang pintar]

"Sama saja!" ucap Tamara naik pitam. "Semua nasib buruk yang dialami oleh Dave berawal dari kebodohan ibunya. Kalau saja ibunya tidak gegabah meninggalkan komplek militer dan menghilang, mungkin mereka masih bisa hidup dengan tabungan serta tunjangan dari negara. Bahkan ketika ibunya meninggal mungkin Dave dapat melanjutkan hidup dengan lebih layak dengan tunjangan yang Ayahnya tinggalkan. Sial, anak ini benar-benar sial karena memiliki ibu yang bodoh."

Walaupun Tamara mengumpat pada tubuh induk. Tapi sebenarnya jauh di dalam lubuk hatinya ia merasa sangat kasihan. Tamara di kehidupan ini sangat bergantung pada orang lain untuk hidup, hingga ia kehilangan arah karena tak ada lagi yang menopang hidup nya. Ia bahkan harus mati dalam keadaan depresi bersama anak di dalam kandungannya dan harus meninggalkan Dave seorang diri.

"Lalu sekarang katakan padaku, seberapa miskin Tamara saat ini?"

[Emmm... Selama tubuh induk pergi dari komplek militer ia membeli sebuah rumah sederhana di luar kota. Dan setelah tubuh induk mengetahui bahwa dia hamil, dia menjadi depresi dan mengurung diri selama hampir enam bulan. Semua kebutuhan terpenuhi dari tabungan dan itu mulai menipis setiap harinya. Ditambah dengan perawatan Tuan rumah di rumah sakit ini, dapat dikatakan bahwa tabungan Tuan rumah sangat sangat kecil]

"Katakan saja betapa totalnya."

[Uang Tuan rumah yang tersisa adalah 50.000]

Mendengar jumlah uang yang tersisa, Tamara langsung merasa bahwa ia mengerti perasaan depresi yang dialami tubuh induk. Siapa yang bisa hidup dengan uang 50.000?

Bahkan jika uang itu untuk membeli makanan, mungkin ia hanya akan mendapatkan dua bungkus bebek bakar dan nasi.

Bahkan jika Tamara menjadi lulusan terbaik fakultas ekonomi dan ahli dalam investasi. Itu tidak akan membuat uang 50.000 berubah menjadi 5.000.000.

Tamara merasa sangat miskin untuk pertama kalinya. Hal tersebut membuatnya sangat emosional dan memeluk Dave lebih erat untuk menghibur dirinya sendiri. Tamara pun menangis dalam diamnya, akan tetapi ia tidak menyadari bahwa Dave sebenarnya bangun dan mendengar tangisan ibunya.

Dave merasa sedih saat mendengar ibunya menangis tapi ia tetap diam dan berpura-pura tidur untuk waktu yang lama. Walaupun dadanya sedikit sesak karena Tamara memeluknya sangat erat.

Dave pun langsung berjanji di dalam hatinya, bahwa ia akan menjadi lebih kuat untuk melindungi ibunya dan adik kecil yang masih ada di dalam rahim sang ibu.

Tekad Dave saat ini sebenarnya telah berhasil membuat nasib Dave di masa depan berubah total. Bahkan tanpa bantuan Tamara dan Sistem, mungkin Dave akan menjadi orang sukses di masa depan. Hanya saja sangat disayangkan bahwa tidak ada orang yang menyadari akan hal itu kecuali Dave itu sendiri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!