...*Ketajaman tatapanmu seolah bikin diri ini merasa kayak orang gila yang baru pertama kali bertemu dengan seorang cowo tapi tolong jangan sampek kebawa perasaan rasanya nggak cocok banget buat di masukin ke hati wkwkwk canda*...
Sekitar pukul 05.30 Adiva bangun untuk menyiapkan diri berangkat ke sekolah, selesai bersiap diri ia turun kebawah sambil menenteng tasnya dan menuju kedapur ruang makan "Kak udah siap²nya sini duduk sarapan dulu biar semangat sekolahnya"
"iya bunda"sambil tersenyum dan langsung duduk untuk menyantap sarapannya.
Namun di suapan ke duanya ia baru ingat kalo hari kamis ini ada PR yang harus dikumpulkan juga.
Ia tersedak dari makannya " Kak pelan² kalo makan, ini minum dulu " bunda menuangkan segelas air putih ke gelas, dan menyodorkan ke difa,
"makasih bund, tapi maaf bunda, difa harus berangkat sekarang difa lupa kalo hari ini ada pr yang harus di kumpulkan, dan difa lupa belum mengerjakan"
difa panik dan langsung bersalaman dengan bundanya
"iya kak, lagian semalem siapa suruh gak belajar, malah bengong di teras"
" iya bund gapapa, lagian males juga semalem, aku berangkat dulu ya bund Assalamualaikum bunda" bundanya menggelengkan kepala
" Wa'alaikumusalam iya hati², di jalan jangan ngebut naik motornya!! hemm lagian ada² aja pake acara males belajar".
Sesampainya di parkiran sekolah, difa bergegas menuju ke ruang kelasnya untuk mengerjakan tugasnya tapi, ketika mau jalan ke kelas, buku yang di bawa difa terjatuh,
dan tiba² secara ngak sengaja ada cowok yang menabraknya dari samping.
'brakkkk'
"auu....sakittt"
difa terjatuh lalu melihat siapa yang menabraknya, difa terlihat biasa saja,
namun dalam hati ia ngomel² ga jelas,
'heran banget sama nih cowok, jalan ngak pake mata apa, sekalian tuh mata taroh lutut biar keliatan jalannya'
"maaf ngak sengaja", ucap cowok tersebut dengan nada rendah.
Difa bangun dan mengambil bukunya yang terjatuh di lantai, lalu ia menghiraukan cowok itu dan meninggalkannya. sampai di kelas difa melihat jam dinding, ia melotot kaget karena jarum jam sudah menunjukkan pukul 06.45 sebentar lagi pembelajaran akan segera di mulai.
"Diva loo kenapa sih? baru masuk kelas udah kek orang jantungan gitu!" tanya chika selaku sahabat adiva yang paling baik dan centil itu
" gue lupa chika belom mengerjakan tugas sama sekali" difa gugup dan buru² mengambil buku tugasnyaa dan bolpoin untuk segera mengerjakannya.
Namun baru satu soal yang di kerjakan "selamat pagi anak² silahkan kumpulkan tugas yang kemaren satu persatu"
deg itu bu lea guru biologi yang ramah, tapi terkenal ketat saat pembelajaran berlangsung, keringat dingin mulai bercucuran di badan diva, seketika diva pasrah dan akan menerima konsekuensi yang akan di berikannya nanti.
" hahaha...mampus lu difa, kena marah bu lea gak tuh lalu habis itu, di suruh berjemur kek jemuran baju di lapangan hahaha!"
chika tertawa lepas karena adiva terkenal pandai, dan ngak pernah sama sekali melanggar aturan Yang ada di di sekolahnya.
" Adiva..... kenapa kamu belom ngumpul kan tugas dari ibu?.. sini maju! " dengan matanya yang seketika melotot ke arah diva.
" iya bu!! Diva lupa belom mengerjakanmya, tapi kasih waktu sebentar ya!.. diva akan segera mengerjakan dengan cepat dan semampu diva!"
difa memohon ke bu lea namun bu lea menghiraukannya
"difa taukan konsekuensinya kalo enggak mengerjakan tugas?.. sekarang kamu berdiri di bawah tiang bendera ya sampai pelajaran bu lea selesai, faham?"
Kemudian, Diva langsung bergegas ke lapangan untuk berdiri di bawah tiang bendera, tapi ia kaget kenapa ada cowok yang tadi pagi menabrak dia?.
Diva langsung berdiri di bawah tiang tersebut,
lalu pas ketika diva ngak sengaja melihat cowok itu, ternyata cowok tersebut juga meliriknya,
" apa lo irik²?.. mau gue colok mata loo? " dengan nada volume suara yang tinggi.
Diba ngegas karena ia ngak suka kalo ada yang ngelihat dengan tatapan yang menurut dirinya anehh, mereka akhirnya saling berdiaman hingga hukuman mereka selesai.
Bell sekolah akhirnya berbunyi, tandanya pelajaran pertama selesai waktunya murid² di SMAN 1 TIRTAPERSADA istirahat,
" huftt akhirnya selesai juga mana sedari tadi perut ini lapar sekali pula"
sambil mengelus perutnya yang dari tadi bunyi karena lapar,
diva ngak sadar kalo cowok itu melihatnya se-dari tadi,
" kenapa lo?.. hamil? " suara berhasil meleset di mulut cowok itu.
tanya cowok tersebut lalu meninggalkan diva yang masih berdiri tegak di bawah tiang bendera tersebut,
"enak saja hamil, lo kali yang hamil, perut lo tuh buncit setinggi gunung Himalaya" jawab diva ke cowok nyebelin itu, tapi ngak kalah ganteng sih.
"Yaampun adiva Hanum azzalia ngapain masih benggong,.. sini ayok istirahat, betah amat dah perasaan",
chika memergoki difa yang masih berdiri dan benggong di bawah tiang bendera tersebut,
" iya chika tunggu!"
diva dan chika berjalan menuju kantin untuk memesan makanan lalu duduk di bangku nomor 14 sambil melihat teman² yang lain ngantri pesanan,
tetapi diva kembali kaget, karena melihat cowok aneh itu lagi di kantin, dan parahnya meja makan mereka bersebelahan sama dia.
"perasaan tadi ketemu dia deh.. lah napa sekarang jadi ketemu dia lagi, tau ah jadi Badmood gara² tadi!"
cowok itu mendengar suara yang asing,
dan bener saja,
cewek rempong itu lagi!!.
"tapi cakep juga kan awas nanti jatuh cinta kapok, dia murid terkenal paling cuek kalo sama cewek, aku aja pernah naksir dia! masak iya lo ngak naksir sama cowok se damage dia, yakin loo?.. lihat tuh dia tatap lo tajem banget! yakin ngak gerogi? awas ya kalo nanti malam ngak bisa tidur hahaha"
chika ngeledek diva karena murung harus bertemu cowok itu lagi
" dahlah makan dulu! sudah sampai tuh makanannya, keburu habis jamnya, dan buat loo cowok aneh gausah pernah nongol lagi di depan mata gue! sial aja lo"
diva langsung melahap makanannya dengan terburu² karena emosi "pelan² kalo makan kek gorila ngak di kasih makan setahun"
lagi dan lagi cowok itu membuat geram diva, namun ia kali ini mengabaikan karena lagi males ngeladenin orang yang ngak jelas kayak mereka, dan diva memilih melanjutkan makannya.
Setelah istirahat selesai,
kini diva kembali mengikuti pelajaran selanjutnya di kelas, jam sudah menunjukkan pukul 14.00 waktunya para murid di sekolah SMAN 1 TIRTAPERSADA pelajaran segera selesai.
"baik anak² pelajaran selesai, semoga belajarnya kita hari ini bisa bermanfaat dan pulangnya hati² sampai ke rumahnya masing²"
"siap bu"
menjawab dengan serentak,
chika melihat difa yang melamun dan senyum² sendiri
"astaga naga.... lo kenapa sih div?.. aneh banget ngelamun sambil senyum² sendiri kesurupan kuntilanak dari mana lo"
"ihh... apasih chika mau pulang dulu aku. babay hati² dijalan ya cantik see you next time baby muach.. " chika menggelengkan kepalanya
"ngak seperti biasanya nih cewek perlu di rukiah apa dahlah bodoamat"
chika beranjak pergi karena satu persatu teman²nya meninggalkan kelas tersebut.
Sampai di rumah diva bergegas ke dapur mencari bundanya, beneran saja bunda lagi di dapur
"Assalamualaikum bunda, aku sudah pulang! " dan memeluk bundanya dari belakang
"Wa'alaikumsalam eh.. anak cantik bunda!.. udah pulang?.. sana siap² ganti baju dulu terus makan ya! "
"nggak dulu bund diva mau langsung istirahat, capek habis di jemur sama guru gara² tugas yang tadi belum selesai, lagian diva belom lapar bund, mau tidur dulu! " lalu difa menuju kamarnya yang terletak di lantai dua.
"yaudah iya kak".
Selesai membersihkan diri, diva merebahkan badannya di kasur.
hari ini hari yang paling capek dari hari² biasanya bagi diva.
Tiba² pas lagi ngelamun ia ngak sengaja keingat cowok yang menabraknya tadi, wajarlah keinget, orang cowoknya cakep.
" astaga ngapain sih... masih keinget cowok aneh itu lagi, mana tatapannya tajem banget... huaaa.....bisa tantrum gua gara² ketampanannya. Eh... bentar² gue ngak boleh sampek kebawa perasaan rasanya nggak cocok banget buat di masukin ke hati yang seindah dah selembut ini hahahha canda, bocah seunyu ini ngak boleh mikirin tentang cowok dulu okey... dahlah tidur capek ngayal mulu".
..."Itu cuman mimpi. lalu kenapa semua ceritanya hampir sama dengan kehidupan yang nyata. Ini terlalu menyakitkan bukan sih? "...
"Kenapa ayah tega ninggalin bunda, demi perempuan itu yah"
difa menangis dengan histeris "kenapa ayah lebih membela dia dari pada aku. dasar pelakor kasian bunda difa gara² kamu keluarga difa hancur"
Plakkk
Sebuah tamparan keras meluncur di pipi kanan difa "kamu jangan kurang ajar, silahkan pergi atau aku bunuh kamu" ucap seorang lelaki yang tinggi dan gagah itu.
Ya dia yudi prasetyo selalu ayah kandung difa,
"puas lo wanita pelakor, semua kebahagiaan yang harusnya aku dapat tapi kamu hancurin sehancur²nya" sambil menunjuk ke arah perempuan pelakor itu.
"kenapa jadi nyalahin saya itu semua kan udah jadi takdir kamu bukan? masih belom sadar kah bunda mu itu pantas untuk di tinggalkan ayahmu karena bundamu itu memang ngak ada menarik²nya di hadapan ayahmu" sambil tertawa kecil
"hahaha bener kan mas apa yang aku omongin"
"iya dong sayang, kamu aku ingatin sekali lagi pergi dari hadapan saya atau saya akan berbuat lebih kasar sama kamu? "
"oke saya akan pergi jangan menyesal di kemudian hari" diva berlari tapi tiba²
Tititt....
Brakkkkk
truk melintas sangat cepat dan diva.
"aaa..... " diva terbangun dari mimpinya lalu bunda datang dengan raut wajah yang panik
"sayang kamu ngapapa kan cup² jangan takut di sini ada bunda yang selalu jagain kakak" sambil memeluk diva dan mengelus rambutnya dengan lembut.
"kakak mimpi apa kalo bunda boleh tau"
"aku mimpi ayah bund sebenernya diva pengen ketemu sekali saja sama ayah" sambil menangis tersenguk²
"kak kamu sekarang udah semakin dewasa dan kamu harus berhak tau seberapa jahatnya ayah kamu" kemudian diva menghadap ke bundanya dan mendengarkan ceritanya.
"dulu waktu kamu masih di dalam kandungan bunda kamu sudah di tinggalkan oleh ayahmu karen dia selingkuh sama wanita lain, sampai dia rela ingin mengasihkan racun ke bunda dan bunda di suruh minum jamu yang bisa mengugurkan kandungan" sambil memegang tangan diva
"berarti ayah ninggalin kita pada saat difa sendiri belum lahir dari rahim bunda?' diva bertanya dengan nada begitu berat saat ia ingin menanyakan hal itu ke bundanya,
tapi ia harus bersikap tegar dulu agar bundannya tidak
ikut menangis.
" bunda terina jamu yang di bawakan ayahmu itu, tapi saat dia keluar entah kemana bunda langsung buang jamu itu, dan setelah itu dia ngak pernah kembali kerumah lagi entah kemana bunda juga nggak tau sampai pada akhirnya kamu lahir ayahmu juga tidak kunjung datang"
bunda mengingat kembali memori yang terpendam 17 tahun yang lalu.
"pada saat satu bulan kemudian badan kamu demam tinggi dia juga ngak kunjung datang mungkin dia udah ngak peduli lagi sama kita sampek tetangga bunda marah karena ngelihat bunda merasa kasihan dan dia mwncari tau dimana keberadaan ayahmu itu namanya mbah Suroso dia dia juga punya anak seumuran denganmu"
diva mengambil tisu yang di letakkan di samping bantal lalu mengelap air mata bundanya "udah ya bunda ngak usah di terusin lagi maaf udah membuat bunda mengingat kembali memori lama"
"setelah itu beberapa hari kemudian mbah Suroso mendapatkan kabar tentang ayahmu yang ternyata dia sudah menikah dengan selingkuhannya dengan diam² dan lebih parahnya ternyata sebelum menikah dengan bunda dia sudah menikah dengan perempuan itu dan punya anak laki² namun dia cerai lalu pada akhirnya bunda di jodohkan sama keluarga bunda sendiri dengan ayahmu itu"
"kenapa bunda mau kenapa ngak menolak dan kenapa bunda bisa ngak tau dan keluarga bunda sendiri juga ngak tau kalo dia sudah pernah menikah dan punya anak" emosi diva semakin membludak tapi bunda menatap diva dengan tatapan kosong.
"udah ya bunda ngak usah di ceritain lagi diva sudah tau kok"
melihat bundanya dengan tersenyum dan berusaha nenangin bundanya yang menangis tapi rasa kecewa besar dan amarah yang di dapat oleh bunda tak bisa mengeluarkan air mata lagi
padahal diva sendiri greget dan ingin memusnahkan perempuan jalang itu
dan ayahnya yang ber hati iblis.
"kak bunda mau berbicara penting sama kakak"
"iya bund silahkan! mau bicara apa emang? " tanya diva dengan nada serak
"bunda mau kerja ke luar negri lagi gapapa ya? kakak tinggal di rumah lagi sama nenek sama keluarga bunda lagian keluarga bunda kan semuanya sayang ke kak diva" mengambil tangan diva lalu mengelusnya.
Diva terdiam
"kak kok malah benggong gapapa ya ini juga demi masa depan kakak kedepannya jugakan kalo bunda ngak kerja terus siapa lagi yang ngasih uang buat biaya kehidupan kita sehari² buat bayar spp kakak uang dari mana nanti tinggal sama nenek lagi ya bunda janji setiap bunda kangen kakak bunda langsung pulang kok".
"janji ya, diva juga jaji kalo diva sudah lulus sekolah akan buat bunda bahagia membatu bunda mencari uang yang banyak agar supaya ngak ada satupun orang yang bisa menyepelekan kita ya bunda" lalu diva memeluk bundanya dengan erat.
"iya sayang yaudah turun ayok makan dari tadi kamu tidur mulu belom makan kan? "
"iya, bunda duluan aja nanti aku nyusul"
"oke sayang"
dalam hati diva ia berbicara 'ternyata mimpi itu hampir sama dengan kehidupan di keluarga ku pantas aja sampe nusuk banget ternyata ini bukan hanya mimpi tapi ini kisahku'.
*Don't make me feel awkward Tuan, Aku hanya perlu sedikit di dengarkan please jangan buat aku menambah beban fikiran tentangmu*
keesokan harinya diva sarapan pagi bersama ibunda tercintanya dan bersiap² berangkat sekolah
"bund diva berangkat yah bye... bunda hati² di rumah okey, Assalamualaikum" sambil bersalaman sama bundanya,
"iya hati² jangan ngebut kalo naik motornya"
"siap nyonya" dengan hormat menghadap bunda milla atau bisa di sebut dengan bunda diva.
Bunda milla adalah sosok yang paling penyabar di kehidupan diva karena ngak pernah sama sekali ia marahi diva dan lagian diva juga anaknya penurut, pintar, cantik dan terkesan bawel tapi membuat orang² di sekitarnya merasa bahagia kalo berteman dengannya.
Adiffa Hanum azzalia ini atau diva ia memiliki karakter yang tenang
Dia lebih suka memendam masalah apapun selagi ia mampu,
walaupun,
diva sendiri masih punya sahabat terbaiknya yang bernama Chika aulia yang waktunya selalu ada buat diva.
Pada saat perjalanan menuju sekolah diva melamunkan
masalah yang kemaren di bahas bundanya,
titit.....
"huft.. hampir saja astaga bikin ga mood aja gara² mikirin bokap bisa²nya dia kejam sama anak kandung sendiri, tapi gppa bunda tenang aja aku bakal bahagia tanpa sosok ayah dan akan buat bangga bunda"apapun caranya pasti akan ku usahakan."
Sesanpai di parkiran
diva bergegas menuju kelasnya,
"diva tungguin dong main nylonong aja jadi anak" teriak chika
"tumben baru berangkat" dengan pasang wajah yang murung.
"bentar² lo kenapa pagi² dah di tekuk aja tu muka belum di setrika kah" goda chika.
Namun diva mengabaikan dan nylonong menuju kelas tanpa menjawab sepatah kata pun pertanyaan dari chika.
"aneh tumben kenapa dah nih orang, ada yang ga bener keknya, diva tungguin napa malah di tinggal apa salah gue diva astaga naga"
sambil berlari mengejar diva,
jam 7.00 waktunya para murid SMA TIRTA masuk kedalam ruangan kelas masing² dan persiapan pembelajaran di mulai.
Saat di kelas chika mengawasi diva yang sedari tadi ga mood dan chika sendiri nga tau kenapa.
"huss diva lo kenapa nglamun ada masalah apa nanti cerita ke gue ya, jangan ngelamun terus ntar kesambet nga ada yang mau nolongin"
bisik chika pelan²
tapi diva cuman melirik dan mengabaikan chika.
"baik anak² pelajaran ibu selesai silahkan kalian istirahat dulu di jaga pola makannya" ucap guru ppkn
"siap bu" jawab serentak.
Diva keluar duluan meninggalkan chika yang masih ribut sama tasnya berjalan menuju ke taman sekolah
Ia capek dengan fikiran berisiknya ia mempercepat jalannya karena sudah ngak kuat lagi menahan tangis yang sudah terbendung sedari tadi pagi.
Brakkkkkkkk
hp diva jatuh karena ngak sengaja menabrak orang
dan ternyata yang di tabrak itu orang aneh yang di temui kemaren diva kaget mengambil hpnya lalu memukul dada bidang milik si tampan itu.
"napa sih ketemu lo bawaanya sial mulu gue ga kenal lo dan lo sendiri ga kenal gue minggir gue mau lewat"
tapi cowok itu justru masih berdiri diam dan menatap diva dengan tatapan tajam
"apa lo lihat² naksir? "
ucap diva dengan ketus.
"nangis? " tanya cowok itu dengan nada rendah
"apa sih minggir mau lewat atau gue injek kaki lo"
lagi dan lagi cowok itu masih diam dan menatap wajah diva yang memerah karena menahan tangis dan mata yang berkaca².
"lo punya kuping nggak minggir jangan buat aku marah"
sambil menatap cowo tersebut
kemudian cowok itu memberikan jalan untuk diva.
dalam hati cowok itu berbisik 'apa dia butuh teman curhat?. '
Sesampainya di taman sekolah diva langsung menangis tak henti, pikirannya kacau, campur aduk, namun ia berusaha menguatkan dirinya sendiri kalo bukan dia sendiri yang menguatkan lalu siapa lagi.
"Tuhan aku ngak kuat aku merasa sendirian dari kecil aku ngak pernah tau rasanya kasih sayang dari seorang ayah aku pengan tau rasanya di peluk sekali aja Tuhan"
tangis pecah di tambah ke ingat gimana perjuangan bunda milla ke diva.
"ga usah nangis ini minum" menyodorkan botol yang berisi air tersebut ke diva.
"lo ngak tau gimana rasanya jadi gue dan lo ngak akan tau gimana rasanya jadi di posisi gue" berdiri sambil menatap cowok tersebut
"ini minum" sambil menyodorkan minuman yang di bawanya
"makasih" lalu diva kembali duduk dan meneguk air tersebut
tiba² cowo itu ikut duduk di pinggirnya
"mau ngapain lo" tanya diva
"gue siap jadi pendengar lo"
"ngak salah lagi cowok yang kelihatan cuek dan ngak suka kumpul dengan cewek lain lalu ingin menjadi pendengar curhatan dari seorang cewek yang ngak di kenal" ucap diva dengan tatapan tajam
"kenalin nama gue deva dwi febrian kelas 12 ipa"
"hm.. iya nama gue diva Hanum azzalia 11 ipa"
"lo kenapa? "
"apanya yang kenapa kita baru kenal ya ga usah sok peduli"
diva sendiri bingung kenapa cowok aneh ini peduli sama diva
"gue cabut dulu" lalu cowok itu berdiri dan meninggalkan diva
'"apa sih ganggu aja" melihat kepergian cowok itu
"diva astaga naga gue cariin lo dan ternyata lo sembunyi di sini"
dengan nada ngos²an karena berlari
"yee.. apa sih lo sama aja kek cowok tapi nyebelin ups " diva menutup mulutnya dengan kedua tangan dalam hati diva 'diva napa bego banget bisa keceplosan aduh malu sendiri kan jadinya"
"we we we gue ngak salah lagi lo habis ketemu sama cowok siapa anjir wah udah ngak jomblo lagi dong hahaha" ejek chika
"tadi ketemu dia lagi dan malah ngasih gue minum"
"hah serius lo" chika kaget karena cowok itu anti banget sama cewek apalagi diva ngak kenal sama dia dan dia sendiri ngak kenal diva.
" Dahlan panjang ceritanya dan yang bikin gue heran dia mau jadi pendengar gue, tapi gue malu mau cerita ke dia" dengan senyum² sendiri
"dih apa sih ga jelas banget"
"chik gue itu butuh di dengar tapi kenapa malah dia bikin salting hati gue ya kan ga jelas banget dong"
"lo tu yang ga jelas napa ga cerita ke gue aja oh gitu sekarang"
ketus chila dengan kesal
"enggak chika kamu sendiri kan tau gimana nasib kita di tinggalkan ayah aku ngak mau cerita ke elo karena nasib kita sama" kemudian diva memeluk chika
"ehemm iya kita yang kuat ya dan kita harus saling menguatkan satu sama lain oke"
mereka berdua berpelukan lalu kembali ke kelas karena jam istirahat sudah berakhir.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!